Anda di halaman 1dari 35

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Orientasi Kancah

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Ahmad

Dahlan Yogyakarta. Universitas Ahmad Dahlan memiliki 6 gedung, gedung

pertama atau kampus 1 terletak di Jl. Kapas No.9, Semaki, Kec.

Umbulharjo, Kota Yogyakarta, gedung kedua atau kampus 2 terletak di Jl.

Pramuka No.42, Pandeyan, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta, gedung

ketiga atau kampus 3 terletak di Jl. Prof. Dr. Soepomo Sh, Warungboto, Kec.

Umbulharjo, Kota Yogyakarta, gedung keempat atau kampus 4 terletak di Jl.

Ringroad Selatan, Kragilan, Tamanan, Kec. Banguntapan, Kabupaten

Bantul, gedung kelima atau kampus 5 terletak di Jl. Ki Ageng Pemanahan

Gg. Cucut No.19, Sorosutan, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta, dan

gedung keenam atau kampus 6 terletak di Jl. Veteran Wates, Daerah

Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini sendiri dilakukan di Fakultas Psikologi

yang terletak di kampus 1.

Fakultas Psikologi sendiri memiliki visi “Menjadi pusat

pengembangan psikologi yang berbasis pada komunitas yang dijiwai nilai-

nilai islam dan diakui secara internasional”. Adapun misi dari Fakultas

Psikologi adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan lulusan yang berakhlaq mulia dan cakap dalam

menangani permasalahan masyarakat dengan perspektif psikologi

komunitas yang dijiwai nilai-nilai Islam.


2. Mengembangkan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat (tri dharma) yang berorientasi pada pemberdayaan

masyarakat pada tingkat lokal, nasional dan internasional.

3. Membangun suasana akademik yang dilandasi nilai-nilai :

Penghargaan terhadap keberagaman, kepedulian pada

lingkungan, kolaborasi dan pemberdayaan.

4. Memfasilitasi pengembangan SDM menjadi pribadi yang

profesional dan berakhlaq mulia.

5. Mengembangkan tata kelola Fakultas yang transparan dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti melalui Tata Usaha Fakultas

Psikologi pada tanggal 12 Mei 2022, jumlah keseluruhan mahasiswa

Fakultas Psikologi angkatan 2017 sebagai berikut:

Tabel 5
Data sebaran mahasiswa psikologi UAD angkatan 2017
Kelas Jumlah

A 29

B 29

C 29

D 29

E 29

Total 145

Mahasiswa pada angkatan inilah yang dijadikan populasi penelitian. Hal ini

sesuai dengan karakteristik judul penelitian yang akan dilakukan oleh


peneliti yaitu “Pengaruh Optimistic Explanatory Style dan Religiusitas

terhadap Kebermaknaan Hidup Mahasiswa Psikologi UAD Angkatan 2017”.

B. Uji Coba Alat Ukur

1. Persiapan Uji Coba

Peneliti sudah menyiapkan 3 buah skala yang akan diujicobakan,

3 skala tersebut meliputi: skala kebermaknaan hidup, skala Optimistic

Explanatory Style dan skala religiusitas. Peneliti membuat form dengan

menggunakan bantuan aplikasi google form dan disebarkan secara daring

melalui aplikasi WhatsApp kepada angkatan 2019. Sebaran aitem skala

uji coba adalah sebagai berikut

Tabel 6
Sebaran Aitem Skala Kebermaknaan hidup

Aspek-Aspek Butir Butir Unfavourable Jumlah

Favourable

Nomor skala Nomor Skala

Kebebasan 1, 7, 13, 19, 25, 4, 10, 16, 22, 28, 34, 14

Berkehendak 31, 37 40

Kehendak 2, 8, 14, 20, 26, 5, 11, 17, 23, 29, 35, 14

untuk Hidup 32, 38 41

Bermakna

Makna Hidup 3, 9, 15, 21, 27, 6, 12, 18, 24, 30, 36, 14

33, 39 42

Total 21 21 42
Tabel 7
Sebaran Aitem Skala Optimistic Explanatory Style
Aspek-aspek Butir Favourable Butir Unfavourable Jumlah

Nomor Skala Nomor Skala

Permanen vs 1, 10 4, 8, 14, 17, 20 7

sementara

Perfasif: 2, 7, 12, 16 5, 11, 18 7

Global vs

spesifik

Internal vs 3, 13 6, 9, 15, 19, 21 7

eksternal

Jumlah 8 12 21

Tabel 8
Sebaran Aitem Skala Religiusitas
Aspek-aspek Butir Favourable Butir Unfavourable Jumlah

Nomor skala Nomor skala

Keyakinan 2,11, 21, 32 1, 12, 22, 31 8

Praktik 3, 14, 24, 33 4, 13, 23, 34 8

Agama

Pengalaman 6, 15, 25, 36 5, 16, 26, 35 8


Pengetahuan 7, 18, 28, 37 8, 17, 27, 38 8

Agama

konsekuensi 16, 19, 29, 40 9, 20, 30, 39 8

Jumlah 20 20 40

2. Pelaksanaan Uji Coba

Pelaksanaan uji coba alat ukur ini berlangsung selama 6 hari, yaitu

pada tanggal 21 April – 27 April 2022. Skala ini disebar secara daring

dalam bentuk google form dengan link: https://bit.ly/3Jhn5YU dan

disebarkan melalui aplikasi chatting WhatsApp. Penyebaran skala ini

ditujukan pada mahasiswa psikologi angkatan 2019.

Subjek yang telah dipilih menjadi sampel penelitian dan menerima

hingga mengisi tiga skala yang telah disusun berdasarkan teori, yakni:

skala Kebermaknaan Hidup yang berjumlah 42 aitem, skala Optimistic

Explanatory Style yang berjumlah 36 aitem dan skala religiusitas yang

berjumlah 40 aitem. Skala disebarkan ke grup WhatsApp angkatan

2019 serta secara personal, hasilnya didapatkan sebanyak 56 subjek.

3. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Semua respon yang sudah diperoleh diberi skor dan dianalisis

dengan program SPSS 16.0 for windows, agar dapat diketahui

reliabilitas skala.
a. Skala Kebermaknaan Hidup

Skala kebermaknaan hidup terdiri dari tiga aspek dengan 21 aitem

favourable dan 21 aitem unfavourable. Seleksi aitem skala

kebermaknaan hidup menggunakan metode Cronbach’s Alpha if Item

Deleted, yang mana butir aitem yang koefisien alpha nya sama atau

lebih maka akan digugurkan.

Setelah dilakukan proses pengguguran aitem dengan perubahan

koefisien alpha, dilakukan penyesuaian jumlah aitem pada tiap aspek.

Jumlah aitem yang disesuaikan berdasarkan aspek dengan jumlah

aitem yang banyak tersisa. Aitem yang gugur sebanyak 7 aitem, yaitu

aitem nomor 2, 10, 13, 21, 28, 31 dan 40.

Tabel 9
Blue Print Skala Kebermaknaan Hidup Sebelum Uji Coba
Aspek-Aspek Butir Butir Unfavourable Jumlah

Favourable

Nomor skala Nomor Skala

Kebebasan 1, 7, 13, 19, 25, 4, 10, 16, 22, 28, 34, 14

Berkehendak 31, 37 40

Kehendak 2, 8, 14, 20, 26, 5, 11, 17, 23, 29, 35, 14

untuk Hidup 32, 38 41

Bermakna

Makna Hidup 3, 9, 15, 21, 27, 6, 12, 18, 24, 30, 36, 14
33, 39 42

Total 21 21 42

Setelah pelaksanaan uji coba, peneliti melakukan penyesuaian aitem

sehingga terdapat sebaran aitem kebermaknaan hidup setelah uji coba

Tabel 10
Blue Print Skala Kebernaknaan Hidup Setelah Uji Coba
Aspek- Butir Butir Jumlah Jumla Aitem

Aspek Favourable Unfavourable h yang

Gugur tersisa

Nomor Nomor Skala

skala

Kebebasan 1, 7, 19, 25, 4, 16, 22, 34 9 5 9

Berkehendak 37

Kehendak 8, 14, 20, 5, 11, 17, 23, 13 1 13

untuk Hidup 26, 32, 38 29, 35, 41

Bermakna

Makna Hidup 3, 9, 15, 27, 6, 12, 18, 24, 13 1 13

33, 39 30, 36, 42

Total 17 18 35 7 35
Tabel 11
Blue Print Skala Kebernaknaan Hidup setelah penyesuaian
Aspek-Aspek Butir Butir Unfavourable Jumlah

Favourable

Nomor skala Nomor Skala

Kebebasan 1, 7,13,19, 25, 4, 10, 16, 22, 28, 34, 13

Berkehendak 37 40

Kehendak 8, 14, 20, 26, 5, 11, 17, 23, 29, 35, 13

untuk Hidup 32, 38 41

Bermakna

Makna Hidup 3, 9, 15, 27, 33, 6, 12, 18, 24, 30, 36, 13

39 42

Total 18 21 39

Pada skala Kebermaknaan Hidup setelah uji coba, peneliti melakukan

penomoran ulang pada aitem-aitem yang valid.


Tabel 12
Blue Print Skala Kebermaknaan Hidup Setelah Penomoran Ulang
Aspek-Aspek Butir Butir Unfavourable Jumlah

Favourable

Nomor skala Nomor Skala

Kebebasan 1, 7, 13, 19, 25, 4, 10, 16, 22, 28, 34, 13


37
Berkehendak 31

Kehendak 2, 8, 14, 20, 26, 5, 11, 17, 23, 29, 35, 13

untuk Hidup 32 38

Bermakna

Makna Hidup 3, 9, 15, 21, 27, 6, 12, 18, 24, 30, 36, 13

33 39

Total 18 21 39

Dikarenakan bobot setiap aspek adalah sebesar 33,33%, agar setiap

aspek memiliki jumlah aitem yang sama maka dilakukan penyesuaian.

Tabel 13
Aitem yang dibuang dan aitem yang dimasukkan kembali beserta Rit
Aspek Item dibuang Rit Item Rit

dimasukkan

Makna Hidup 13 .363

10 .285

28 .388

40 .285

Kebermaknaan

Hidup

Kebebasan

Untuk

Berkehendak

b. Skala Optimistic Explanatory Style

Skala Optimistic Explanatory Style terdiri atas tiga aspek dengan 8

aitem favourable dan 12 aitem unfavourable. Seleksi aitem skala

Optimistic Explanatory Style didasarkan pada perubahan koefisien

alpha di kolom Cronbach’s alpha if item deleted. Berdasarkan output

SPSS 16.0 for Windows aitem Optimistic Explanatory Style yang

memiliki koefisien reliabilitas alpha tetap atau lebih tinggi akan dibuang

dan koefisien reliabilitas alpha yang terendah akan dipertahankan.

Setelah dilakukan analisis data sebanyak 3 kali putaran, terdapat 8

aitem gugur dikarenakan koefisien reliabilitas alpha tetap atau lebih


tinggi. Aitem yang gugur adalah aitem nomor 3, 6 , 9, 11, 13, 15, 17 dan

20.

Tabel 14
Blue Print Skala Optimistic Explanatory Style Sebelum Uji Coba
Aspek-aspek Butir Favourable Butir Unfavourable Jumlah

Nomor Skala Nomor Skala

Permanen vs 1, 10 4, 8, 14, 17, 20 7

sementara

Perfasif: Global 2, 7, 12, 16 5, 11, 18 7

vs spesifik

Internal vs 3, 13 6, 9, 15, 19, 21 7

eksternal

Jumlah 8 12 21

Setelah pelaksanaan uji coba, peneliti melakukan penyesuaian aitem

sehingga terdapat sebaran aitem Optimistic Explanatory Style setelah

uji coba

Tabel 15
Blue Print Skala Optimistic Explanatory Style Setelah Uji Coba
Aspek- Butir Butir Jumlah Jumla Aitem

Aspek Favourable Unfavourable h yang

Gugur tersisa
Nomor Nomor Skala

skala

Permanen vs 1, 10 4, 8, 14, 5 2 5

sementara

Perfasif: 2, 7, 12, 16 5,18 6 1 6

Global vs

spesifik

Internal vs - 19, 21 2 4 2

eksternal

Total 6 7 13 7 13

Tabel 16
Blue Print Skala Optimistic Explanatory Style Setelah penyesuaian
Aspek-aspek Butir Favourable Butir Unfavourable Jumlah

Nomor Skala Nomor Skala

Permanen vs 1, 10 4, 14, 4

sementara

Perfasif: Global 7, 12, 5,18 4

vs spesifik

Internal vs 3 15,19, 21 4

eksternal

Jumlah 5 7 12
Pada skala Optimistic Explanatory Style setelah uji coba, peneliti

melakukan penomoran ulang pada aitem-aitem yang valid.

Tabel 17
Blue Print Skala Optimistic Explanatory Style Setelah Penomoran
Ulang
Aspek-aspek Butir Favourable Butir Unfavourable Jumlah

Nomor Skala Nomor Skala

Permanen vs 1, 7 4, 9 4

sementara

Perfasif: Global 2, 8 5, 10 4

vs spesifik

Internal vs 3 6, 11, 12 4

eksternal

Jumlah 5 7 12

Dikarenakan bobot setiap aspek sebesar 33,33%, maka dilakukan

penyesuain agar aitem setiap aspek seimbang.

Tabel 18
Aitem yang dibuang dan aitem yang dimasukkan kembali beserta Rit
Aspek Item dibuang Rit Item Rit

dimasukkan
Permanen Vs 8 .487

Sementara

Perfasif: 2 .454

Global Vs 16 .497

Spesifik

Internal Vs 3 .270

Spesifik 15 .479

c. Skala Religiusitas

Skala religiusitas terdiri atas 5 aspek dengan 20 aitem favourable

dan 20 aitem unfavourable. Seleksi aitem skala religiusitas dilakukan

dengan berdasarkan koefisien alpha pada kolom Cronbach’s alpha if

item deleted. Berdasarkan output SPSS 16.0 for Windows aitem

religiusitas yang memiliki koefisien reliabilitas alpha tetap atau lebih

tinggi akan dibuang dan koefisien reliabilitas alpha yang terendah akan

dipertahankan. Setelah dilakukan analisis data sebanyak 5 kali putaran,

terdapat 22 aitem gugur dikarenakan koefisien reliabilitas alpha tetap

atau lebih tinggi. Aitem yang gugur adalah aitem nomor 1, 7, 9, 20, 21,

26, 28, 30, 37, 4, 8, 11, 17, 22, 27, 3, 12, 23, 31, 35, 34, dan 39.

Tabel 19
Blue Print Skala religiusitas Sebelum Uji Coba
Aspek-aspek Butir Favourable Butir Unfavourable Jumlah
Nomor skala Nomor skala

Keyakinan 2,11, 21, 32 1, 12, 22, 31 8

Praktik Agama 3, 14, 24, 33 4, 13, 23, 34 8

Pengalaman 6, 15, 25, 36 5, 16, 26, 35 8

Pengetahuan 7, 18, 28, 37 8, 17, 27, 38 8

Agama

konsekuensi 10, 19, 29, 40 9, 20, 30, 39 8

Jumlah 20 20 40

Setelah pelaksanaan uji coba, peneliti melakukan penyesuaian aitem

sehingga terdapat sebaran aitem religiusitas setelah uji coba.

Tabel 20
Blue Print Skala religiusitas Setelah Uji Coba
Aspek- Butir Butir Jumlah Jumla Aitem

Aspek Favourable Unfavourable h yang

Gugur tersisa

Nomor Nomor Skala

skala

Keyakinan 2, 32 - 2 6 2

Praktik 14, 24, 33 13 4 4 4

Agama

Pengalaman 6, 15, 25, 5, 16 6 2 6

36
Pengetahuan 18 38 2 6 2

Agama

konsekuensi 10, 19, 29, - 4 4 4

40

Total 14 4 18 22 18

Tabel 21
Blue Print Skala religiusitas Setelah penyesuaian
Aspek-aspek Butir Favourable Butir Unfavourable Jumlah

Nomor skala Nomor skala

Keyakinan 2, 32 1, 12, 22, 31 6

Praktik Agama 14, 24, 33 13, 23, 34 6

Pengalaman 6, 15, 25, 36 5, 16 6

Pengetahuan 18, 37 8, 17, 27, 38 6

Agama

konsekuensi 10, 19, 29, 40 30, 39 6

Jumlah 15 15 30
Pada skala Optimistic Explanatory Style setelah uji coba, peneliti

melakukan penomoran ulang pada aitem-aitem yang valid.

Tabel 22
Blue Print Skala Religiusitas Setelah Penomoran Ulang
Aspek-aspek Butir Favourable Butir Unfavourable Jumlah

Nomor skala Nomor skala

Keyakinan 1, 11 6, 16, 24, 29 6

Praktik Agama 2, 12, 21 7, 17, 25 6

Pengalaman 3, 13, 22, 27 8, 18 6

Pengetahuan 4, 14 9, 19, 26, 30 6

Agama

konsekuensi 5, 15, 23, 28 10, 20 6

Jumlah 15 15 30

Dikarenakan setiap aspek berbobot 20%,maka dilakukan penyesuaian

agar aitem setiap aspek seimbang.

Tabel 26
Aitem yang dibuang dan aitem yang dimasukkan kembali beserta Rit
Aspek Item dibuang Rit Item Rit

dimasukkan

Keyakinan 1 .282
12 .366

22 .310

31 .370

Praktik Agama 23 .389

34 .401

Pengalaman

Pengetahuan 37 .268

Agama 8 .303

17 .344

27 .276

Konsekuensi 30 .281

39 .411

C. Prosedur Pengumpulan Data

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Fakultas

Psikologi Universitas Ahmad Dahlan angkatan 2017 yang berusia 18 –

25 tahun. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan

teknik Cluster Random Sampling. Peneliti sudah menyiapkan skala

penelitian dalam bentuk google form dengan link https://bit.ly/37532ja,

disebarkan kepada grup angkatan 2017 melalui grup angkatan serta

melalui chat pribadi.


Pengumpulan data dilakukan selama hari, yaitu dari tanggal 30

April 2022 – 12 Mei 2022. Data yang terkumpul sebanyak 73 subjek

dari yang direncanakan sebanyak 108 subjek. Setelah data terkumpul,

peneliti melakukan skoring dan analisis data dengan aplikasi SPSS

16.0 for Windows.

D. Hasil Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis berganda,

dikarenakan penelitian ini menggunakan 2 variabel bebas dan 1

variabel tergantung. Sebelum dilakukan pengujian dengan teknik

analisis berganda, data terlebih dahulu akan melewati uji asumsi

normalitas, uji asumsi linieritas dan uji asumsi multikolinieritas. Aplikasi

yang akan dipakai untuk analisis data adalah SPSS 16.0 for Windows.

1. Data Deskriptif Penelitian

Data deskriptif memiliki fungsi antara lain untuk memberikan

gambaran deskriptif mengenai respon yang diberikan oleh subjek

penelitian terhadap variabel-variabel penelitian. Data deskriptif yang

tersaji adalah skor minimum, skor maksimum, mean dan standar

deviasi yang terbagi menjadi dua, yaitu skor hipotetik dan skor empirik.

Skor hipotetik didapatkan dari rancangan penelitian yang seharusnya,

skor empirik didapatkan dari hasil penelitian.

Respon yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas empat

alternatif pilihan jawaban yang bergerak dari angka 1 sampai 4. Skala

kebermaknaan hidup terdiri dari 42 aitem. Tabel skor hipotetik memiliki


skor minimum (xr) yang kemungkinan akan diperoleh adalah 1 x 42 =

42 dan skor maksimum (xr) yang kemungkinan akan diperoleh adalah 4

x 42 = 168. Skala kebermaknaan hidup memiliki rentang skor 42

sampai 168, dengan standar deviasi sebesar (168-42) : 6 = 21 dan

mean sebesar (168 + 42) : 2 = 105.

Skala Optimistic Explanatory Style terdiri dari 21 aitem dengan

alternatif pilihab jawaban aitem yang bergerak dari angka 1 hingga 4.

Tabel skor hipotetik memiliki skor minimum (xr) yang kemungkinan

diperoleh adalah 1 x 21 = 21 dan skor maksimum (xr) yang

kemungkinan akan diperoleh adalah 4 x 21 = 84. Skala Optimistic

Explanatory Style memiliki rentang skor 21 sampai 84, dengan standar

deviasi sebesar (84-21) : 6 = 10, 5 dan mean sebesar (84 + 21) : 2 =

52, 5.

Skala Religiusitas terdiri atas 40 aitem dengan alternatif pilihan

jawaban aitem yang bergerak dari angka 1 sampai 4. Tabel skor

hipotetik memiliki skor minimum (xr) yang kemungkinan akan diperoleh

adalah 1 x 40 = 40 dan skor maksimum (xr) yang kemungkinan akan

diperoleh adalah 4 x 40 = 160. Skala Religiusitas memiliki rentang skor

40 sampai dengan 160, dengan standar deviasi sebesar (160 – 40) : 6

= 20 dan mean sebesar (160 + 40) : 2 = 100.

Tabel 26.

Data Statistika Deskriptif Skala Kebermaknaan Hidup, Skala Optimistic


Explanatory Style, dan Skala Religiusitas
Variabel Skor Hipotetik Skor Empirik
Mi M Me SD Mi M Mean SD
n ak an n ak
Kebermaknaan 42 16 105 21 80 14 123, 86 12, 672
Hidup 8 9

Optimistic 21 84 52, 10, 19 48 38, 30 5, 155


Explanatory 5 5
Style

Religiusitas 40 16 100 20 62 12 97, 68 9, 737


0 0

Peneliti melakukan pengkategorisasian skor variabel


kebermaknaan hidup, Optimistic Explanatory Style, dan religiusitas
Pengkategorisasian dilihat berdasarkan kolom Mean dan Standar
Deviasi (SD) skor hipotetik dengan rumus sebagai berikut:
Tabel 27.

Rumus Perhitungan Jarak Interval


Interval Kategorisasi
M + 1.SD<X Tinggi
M – 1.SD < X < M + 1.SD Sedang
X < M – 1.SD Rendah

2. Kategorisasi Subjek

a. Kebermaknaan Hidup

Kategorisasi kebermaknaan hidup pada mahasiswa psikologi UAD

angkatan 2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 28.
Kategorisasi kebermaknaan hidup
Interval Kategorisasi Subjek
Frekuensi Persentase
126 < x Tinggi 36 50.7%
26 < x < 125,5 Sedang 37 49.3%
X < 25, 5 Rendah 0 0%
Total 73 100%

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sebanyak 37

(49.3%) mahasiswa psikologi UAD angkatan 2017 memiliki kategori

kebermaknaan hidup sedang dan sebanyak 36 (50.7%) mahasiswa

psikologi UAD angkatan 2017 memiliki kategori kebermaknaan hidup

tinggi.

b. Optimistic Explanatory Style

Kategorisasi Optimistic Explanatory Style pada mahasiswa

psikologi UAD angkatan 2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 29.
Kategorisasi Optimistic Explanatory Style
Interval Kategorisasi Subjek
Frekuensi Persentase
63 < x Tinggi 0 0%
53, 5 < x < 62, 5 Sedang 0 0%
X < 52 Rendah 73 100%
Total

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sebanyak 73

(100%) mahasiswa psikologi UAD angkatan 2017 memiliki kategori

Optimistic Explanatory Style rendah.

c. Religiusitas
Kategorisasi religiusitas pada mahasiswa psikologi UAD angkatan

2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 30.
Kategorisasi Religiusitas
Interval Kategorisasi Subjek
Frekuensi Persentase
120 < x Tinggi 1 1,4 %
80 < x < 119,5 Sedang 69 94,5 %
X < 79,5 Rendah 3 4,1 %
Total

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sebanyak 3

(4, 1%) mahasiswa psikologi UAD angkatan 2017 memiliki kategori

religiusitas rendah, 69 (94,5%) memiliki kategori religiusitas sedang

dan 1 (1,4%) memiliki kategori religiusitas tinggi.

3. Uji Asumsi

Terdapat tiga uji asumsi yang dipakai pada penelitian ini. Uji asumsi

tersebut ialah uji normalitas, uji linieritas dan uji multikolinieritas. Tiga

uji asumsi ini digunakan dikarenakan penelitian ini menggunakan

teknik analisis regresi berganda yang dimana termasuk statistik

parametrik.

a. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk variabel yang mempunyai data berupa skor,

diaplikasikan pada studi komparatif maupun korelasional. Bertujuan

untuk menguji hipotesis nihil (H 0) “tidak ditemukan perbedaan sebaran

data antara sampel dan populasinya.”. Uji normalitas menggunakan

bantuan software SPSS (Statistical Product and Service Solution) 16.0


for Windows dengan teknik One Sample Kolmogorov – Smirnov Test.

Kaidah uji signifikansi: p > 0,05. Tidak ada perbedaan sebaran data

antara sampel dan populasinya. Sebaran skor sampel membentuk

kurva normal, sama seperti estimasi sebaran skor pada populasi.

Kaidah uji signifikansi untuk p < 0,05 artinya ada perbedaan sebaran

data antara sampel dan populasinya. Sebaran skor sampel

membentuk kurva yang tidak normal.

Tabel 31.
Hasil Uji Normalitas
Variabel Skor KS-Z Sig (p) Keterangan
Kebermaknaan 0,613 0,847 Normal
hidup
Optimistic 0,607 0,855 Normal
Explanatory
Style
Religiusitas 0,652 0,789 Normal

Berdasarkan uji normalitas untuk variabel kebermaknaan hidup,

diperoleh indeks normalitas KS-Z sebesar 0,613 dengan taraf

signifikansi sebesar 0,847 (p > 0,05) yang berarti bahwa data

terdistribusi secara normal dan sampel dapat mewakili populasinya.

Hasil uji normalitas pada variabel Optimistic Explanatory Style diperoleh

indeks normalitas KS-Z sebesar 0,607 dengan taraf signifikansi sebesar

0,855 (p > 0,05) yang berarti bahwa data terdistribusi secara normal

dan sampel dapat mewakili populasinya. Hasil uji normalitas pada

variabel religiusitas diperoleh indeks normalitas KS-Z sebesar 0,652

dengan taraf signifikansi sebesar 0,789 (p > 0,05) yang berarti bahwa
data terdistribusi secara normal dan sampel dapat mewakili

populasinya.

b. Uji Linieritas

Diaplikasikan pada studi korelasional antara 2 variabel. Bertujuan

untuk memastikan bahwa data kedua variabel yang akan dikorelasikan

dapat dihubungkan dengan garis lurus (linier). Uji linieritas

menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solution)

16.0 for windows. Dengan kaidah uji signifikansi: p (F linearity ) < 0,05 dan

p (deviation from linearity) > 0,05 yang berarti bahwa kedua variabel

tersebut linear dan dapat dikorelasikan di satu garis lurus. Apabila salah

satu di antara linearity dan deviation from linearity tidak terpenuhi, maka

variabel variabel tersebut tetap linear dan tetap berhubungan meskipun

hanya sedikit.

Tabel 32.
Hasil uji linieritas
Variabel Linieari Signifika Deviatio Signifika Ket
ty (F) nsi n from nsi
Linearity Linearit Deviation
(p) y (F) from
Linearity
(p)
Kebermakna 82,420 .000 1, 256 0,252 Linier
an Hidup
dengan
Optimistic
Explanatory
Style

Kebermakna 119, .000 1,365 0,175 Linier


an hidup 304
dengan
Religiusitas
Berdasaran hasil uji linieritas, diperoleh hasil bahwa hubungan

kebermaknaan hidup dengan Optimistic Explanatory Style memiliki

Flinearity sebesar 82,420 dengan taraf signifikansi .000 (p < 0,05) dan

Fdeviation from linearity sebesar 1,256 dengan taraf signifikansi 0,252 (p >

0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan antara

kebermaknaan hidup dengan Optimistic Explanatory Style adalah

linier. Hubungan kebermaknaan hidup memiliki F linearity sebesar

119,304 dengan taraf signifikansi .000 (p < 0,05) dan F deviation from linearity

sebesar 1,365 dengan taraf signifikansi 0,175 (p > 0,05), sehingga

dapat disebut bahwa hubungan antara kebermaknaan hidup dengan

religiusitas adalah linier.

c. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk memastikan interkolerasi atau kolinieritas antar

variabel bebas (prediktor) dalam sebuah model regresi. Interkorelasi

adalah hubungan yang linier atau hubungan yang kuat antara satu

variabel bebas (prediktor) dengan variabel bebas (prediktor) yang lain

di dalam sebuah model regresi. Interkorelasi dapat dilihat berdasarkan

koefisien korelasi antar variabel bebas, nilai Tolerance dan VIF ,

Eigenvalue dan Condition Index, serta nilai standar eror koefisien beta

atau koefisien regresi parsial. Dengan kaidah uji multikolinieritas

tolerance > 0,10 yang berarti tidak terjadinya multikolinieritas di dalam


model regresi dan VIF < 10 yang berarti tidak terjadi multikolinieritas

dalam model regresi.

Tabel 33.
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Optimistic 0,508 1,970 Tidak terjadi
Explanatory mulikolinieritas
Style

Religiusitas 0,508 1,970 Tidak terjadi


mulikolinieritas

Berdasarkan tabel di atas, pada variabel Optimistic Explanatory Style

dan religiusitas didapatkan nilai tolerance sebesar 0,508 (Tol > 0,1)

dan nilai VIF sebesar 1,970 (VIF < 10). Artinya kedua variabel

Optimistic Explanatory Style dan religiusitas tidak terjadi

multikolinieritas.

4. Uji Hipotesis Analisis Regresi Berganda

a. Hipotesis Mayor

Dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16.0 for windows.

Taraf signifikansi yang digunakan adalah jika Sig F Change (P < 0,01)

artinya hipotesis diterima.

Tabel 34.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Mayor
Variabel R Signifikan Keterangan
si
Optimistic 0,811 0,000 Hipotesis diterima
Explanatory
Style dan
Religiusitas
terhadap
Kebermaknaa
n Hidup

Berdasarkan uji analisis regresi berganda, dapat diketahui bahwa


koefisien korelasi (R) antara Optimistic Explanatory Style dan
Religiusitas terhadap Kebermaknaan Hidup adalah sebesar 0,811
dengan taraf signifikansi 0,000 (p < 0,01) yang berarti sangat
signifikan. Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa hipotesis mayor yang
diajukan peneliti memiliki hubungan yang sangat signifikan antara
Optimistic Explanatory Style dan religiusitas terhadap kebermaknaan
hidup pada mahasiswa psikologi UAD angkatan 2017.
b. Hipotesis Minor
Uji hipotesis minor yang dilakukan menggunakan analisis korelasi
pearson dengan software SPSS 16.0 for windows. Taraf signifikansi
yang digunakan adalah jika signifikansi (p) < 0,01 maka hipotesis
diterima. Hasil analisis lanjutan hipotesis minor adalah sebagai
berikut:

Tabel 35.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Minor
N Variabel R Signifikansi Keterangan
o (p)
1 Optimistic 0,39 0,001 Hipotesis
Explanatory 9 Diterima
Style dengan
Kebermaknaan
hidup

2 Religiusitas 0,53 0,000 Hipotesis


dengan 4 Diterima
Kebermaknaan
hidup

Hipotesis minor pertama diketahui bahwa besarnya nilai korelasi


antara variabel Optimistic Explanatory Style dengan kebermaknaan
hidup didapatkan koefisien korelasi (R) = 0,399 dengan taraf signiikansi
p = 0,001 (p < 0,01) yang memiliki arti bahwa hipotesis diterima.
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat pengaruh yang
sangat signifikan antara Optimistic Explanatory Style dengan
kebermaknaan hidup.
Hipotesis minor kedua diketahui bahwa besarnya nilai korelasi antara
variabel religiusitas dengan kebermaknaan hidup didapatkan koefisien
korelasi (R) = 0,534 dengan taraf signifikansi p = 0,000 (p < 0,01) yang
berarti hipotesis diterima. Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan,
terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara religiusitas dengan
kebermaknaan hidup.
5. Sumbangan Efektif

Sumbangan efektif ialah sumbangan dari masing-masing variabel

bebas yaitu Optimistic Explanatory Style dan religiusitas terhadap

variabel tergantungnya, yaitu kebermaknaan hidup. .Sumbangan efektif

total (SE x 1 dan SE x 2) terhadap kebermaknaan hidup dapat diketahui

dari nilai koefisien determinan atau koefisien regresi yang dikuadratkan,

yaitu R2= 65,963%. Rumus perhitungan dalam mencari sumbangan

efektif yaitu SE = Beta x r (zero order) x 100%. Berdasarkan rumus

tersebut, maka sumbangan efektif variabel Optimistic Explanatory Style

adalah:

SE x 1 = 0, 357 x 0, 722 x 100%

SE x 1= 25,775%

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

Optimistic Explanatory Style memberikan sumbangan efektif terhadap

kebermaknaan hidup sebesar 25,775%.

Selanjutnya, sumbangan efektif variabel religiusitas adalah:


SE x 2 = 0, 519 x 0, 770 x 100%

SE x 2 = 39,963%

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat disimipulkan bahwa

religiusitas memberikan sumbangan efektif terhadap kebermaknaan

hidup sebesar 39, 963%.

E. Pembahasan

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menguji pengaruh

antara Optimistic Explanatory Style dan religiusitas terhadap

kebermaknaan hidup mahasiswa psikologi UAD angkatan 2017.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis statistik

parametrik dengan teknik analisis regresi berganda dengan software

SPSS 16.0 for windows.

Penelitian yang telah dilakukan didapatkan satu hipotesis mayor dan

dua hipotesis minor dengan hasil yang sudah didapatkan dari analisis

regresi berganda. Diperoleh hasil hipotesis mayor yaitu nilai koefisien F

sebesar 67,201 dengan taraf signifikansi (p) sebesar 0,000 (p < 0,01),

berarti bahwa hipotesis mayor diterima. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh positif yang sangat signifikan antara Optimistic

Explanatory Style dan religiusitas terhadap kebermaknaan hidup.

Optimistic Explanatory Style dan religiusitas bersama-sama

memberikan sumbangan efektif sebesar (R Square 0,658 x 100%) =

65,8%, itu berarti masih ada 34,2% sumbangan efektif oleh variabel lain
terhadap kebermaknaan hidup yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa Optimistic Explanatory Style dan

kebermaknaan hidup memiliki pengaruh positih terhadap

kebermaknaan hidup.

Kebermaknaan hidup menurut Frankl (2003) merupakan suatu hal

yang khusus, artinya bisa dipenuhi oleh orang-orang yang

bersangkutan. Hanya dengan cara seperti itulah makna bisa memiliki

signifikansi yang bisa memuaskan keinginan orang tersebut mencari

makna hidupnya. Hasil kategorisasi subjek pada variabel

kebermaknaan hidup menunjukkan bahwa sebanyak 37 (49.3%)

mahasiswa psikologi UAD angkatan 2017 memiliki kategori

kebermaknaan hidup sedang dan sebanyak 36 (50.7%) mahasiswa

psikologi UAD angkatan 2017 memiliki kategori kebermaknaan hidup

tinggi. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari mahasiswa

psikologi UAD angkatan 2017 memiliki kebermaknaan hidup yang baik.

Arif (2018) menjelaskan, Optimistic Explanatory Style adalah

cara untuk menjelaskan pengalaman menyenangkan maupun

menyedihkan dengan cara yang optimistis atau positif. Optimistic

Explanatory Style memiliki 3 aspek, yaitu permanence, pervasiveness,

dan personal (Arif, 2018). Ketika mengalami suatu peristiwa yang

menyedihkan, seseorang yang menggunakan gaya penjelasan

optimistis meyakini bahwa kesedihan yang mereka alami tidak

berlangsung lama, tidak mempengaruhi kegiatan sehari-hari dan tidak


menyalahkan diri sendiri atas kesedihan yang menimpanya,melainkan

ada faktor lain yang menyebabkan hal itu. Sebaliknya, ketika

mengalami persitiwa yang menyenangkan, seseorang yang menganut

gaya penjelasan optimistis meyakini bahwa peristiwa menyenangkan

yang dialaminya berlangsung lama, mempengaruhi kehidupan yang lain

dan menganggap bahwa diri sendiri berperan sangat penting dalam

terjadinya peristiwa menyenangkan yang dia alami.

Hasil dari hipotesis minor dari setiap variabel bebas terhadap

variabel tergantung menunjukkan hasil bahwa Optimistic Explanatory

Style memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap

kebermaknaan hidup yang ditunjukkan dengan taraf signifikansi (p)

0,001 < 0,01. Dapat ditarik kesimpulan dari hasil hipotesis minor

bahwa ada pengaruh yang sangat signifikan antara Optimistic

Explanatory Style terhadap kebermaknaan hidup.Berdasarkan hasil

kategorisasi variabel Optimistic Explanatory Style, mahasiswa fakultas

psikologi UAD angkatan 2017 yang memiliki tingkat Optimistic

Explanatory Style rendah sebanyak 100 % (73 orang) dengan

sumbangan efektif sebesar 25,775%. Penelitian yang dilakukan oleh

Krok dan Telka (2019) terhadap usia dewasa lanjut menunjukkan

bahwa optimisme memiliki dampak positif terhadap kepuasan

hidup,yang mana hal ini adalah salah satu dari tujuan kebermaknaan

hidup itu sendiri. Hasil dari studi longitudinal yang dilakukan oleh

Daukantaite dan zukauskiene pada tahun 2012 terhadap perempuan


Swedia selama 30 tahun menunjukkan bahwa optimisme pada masa

remaja adalah prediktor yang paling baik untuk memprediksi kepuasan

hidup di usia pertengahan (Arif, 2018)

Menurut Glock dan Stark, religiusitas adalah sistem simbol,

sistem keyakinan, sistem nilai dan sistem perilaku yang terlembagakan,

yang semuanya berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati

sebagai yang paling maknawi (Ancok dan Suroso, 2011). Religiusitas

memiliki 6 dimensi, yaitu dimensi keyakinan, dimensi praktik agama

atau ritualistik, dimensi pengalaman, dimensi pengetahuan agama dan

dimensi pengalaman atau konsekuensi. Seseorang bisa dikatakan

memiliki tingkat religiusitas tinggi ketika dia menjalankan ritual agama

secara sukarela, bukan akibat dari paksaan pihak manapun. Selain itu,

orang dengan tingkat religiusitas yang tinggi cenderung untuk bersikap

dan berperilaku baik sesuai dengan tuntunan agama yang dianutnya,

hal ini dikarenakan dia memahami konsekuensi yang ditimbulkan akibat

dari perbuatannya.

Hasil analisis hipotesis minor dari setiap variabel bebas terhadap

variabel tergantung menunjukkan hasil bahwa religiusitas memiliki

pengaruh yang sangat signifikan terhadap kebermaknaan hidup yang

ditunjukkan dengan taraf signifikansi (p) 0,000 < 0,01 .Dengan ini, dapat

ditarik kesimpulan bahwa religiusitas memiliki pengaruh yang sangat

signifikan terhadap kebermaknaan hidup. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Kusumastuti dan Rohmatun (2020),


bahwa ada hubungan yang signifikan antara religiusitas dan

kebermaknaan hidup. Berdasarkan kategorisasi subjek pada variabel

religiusitas dapat diketahui 1 mahasiswa fakultas psikologi UAD

angkatan 2017 memiliki tingkat religiusitas tinggi (1,4%), 69 (94,5%)

sedang dan 3 (4,1%) rendah, dengan sumbangan efektif sebesar

39,963%. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah

dilakukan oleh Mulyadi dan Almaini (2018) terhadap pasien gagal ginjal

yang menjalani hemodialisa, didapatkan nilai ρ 0,015 < 0,05. Dengan

ini didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara religiusitas terhadap

kebermaknaan hidup pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Kusumastuti dan Rohmatun (2018)

terhadap narapidana di lembaga pemasyarakatan kelas 1 semarang,

diperoloeh nilai Rxy = 0,684 dengan taraf signifikansi p=0,000 (p < 0,01).

Ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara

religiusitas dan kebermaknaan hidup terhadap narapidana di lembaga

pemasyarakatan kelas 1 Semarang.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini sangat jauh dari kata

sempurna dan terdapat banyak keterbatasan dan kelemahan pada

penelitian. Sedikitnya jumlah sampel pada tahap uji coba skala

disebabkan peneliti kurang dapat menjangkau seluruh subjek

mahasiswa psikologi UAD angkatan 2017 dikarenakan para mahasiswa

memiliki kesibukan masing-masing, hal ini menyebabkan para subjek

sering lupa untuk mengisi skala meskipun telah disebar berkali-kali


lewat grup WhatsApp dan personal chat. Kelemahan lain yang terdapat

pada penelitian ini adalah terdapatnya beberapa aspek yang maknanya

hampir mirip sehingga agak sulit untuk menyusun kata-kata untuk

membuat aitem skala.

Anda mungkin juga menyukai