Di susun oleh :
KELOMPOK 3 A
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3 A
Bagian Laporan :
- Penggambaran Diagram Obstruksi
- Bagian Awal Laporan
Laporan
- Kata Pengantar Adji Dwi Nugroho
16/401670/SV/12174
Bagian Laporan :
- BAB IV Hasil dan Pembahasan
Pembahasan
Ari Widiyanti
16 / 396858 / SV / 11042
Bagian Laporan :
- BAB II Dasar Teori
Lia Maulani
16/396632/SV/10845
Bagian Laporan :
- BAB I Pendahuluan
Pendahuluan
Rifqi Miftakhul M
16/396643/SV/10856
Bagian Laporan :
- BAB III Pelaksanaan Kegiatan
Vitasari Hidayanti
16 / 396860 / SV / 10860
Alhamdulillahirobil’alamin. Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT
karena atas berkah rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
dengan baik tanpa ada kendala yang berarti.
Laporan Berjudul “ Penentuan Posisi Absolute (Absolute Positioning) ” dibuat setelah
melaksanakan praktikum penentuan posisi absolute, pengamatan terhadap halangan yang dapat
menhalangi penjalaran sinyal GPS, dan penggambaran diagram obstruksi yang telah
dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2018 yang dilakukan secara mandiri oleh setiap mahasiswa
dan melatih kemampuan mahasiswa dalam menyusun suatu laporan, serta merupakan bentuk
tanggungjawab dari mahasiswa setelah melakukan praktikum.
Atas tersusunnya laporan ini, tidak lepas dari bantuan dan dari pihak – pihak yang
bersangkutan, maka dari itu kami ucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan hidayah-Nya sehingga pada saat kami
mengerjakan laporan tidak ada kendala yang berarti.
2. Orang tua kami yang telah mendukung dan memberikan doa restu sehingga kami dapat
selamat dalam praktikum ini dan telah memberikan fasilitas/sarana prasarana yang
mendukung dalam pembuatan laporan ini.
3. Bapak Ir. Waljiyanto, M.Sc. selaku Ketua Program Studi D3 Teknik Geomatika
4. Bapak Anindya Sricandra P., ST., M.Eng selaku dosen pengampu mata kuliah Praktik
Survei GNSS
5. Ma Rifael selaku asisten dosen yang telah membimbing ketika praktikum
Laporan ini disusun berdasarkan data dan keadaan sesungguhnya yang penulis dapatkan
selama melakukan praktikum. Oleh karena itu penulis berusaha memberikan yang terbaik dalam
pembuatan laporan ini.
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna maka
penulis sangat berharap adanya kritik, saran serta komentar dari para pembaca agar dalam
laporan selanjutnya penulis dapat menyusun dengan lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
LAMPIRAN ............................................................................................................ 24
A. LATAR BELAKANG
Di era globalisasi seperti sekarang ini, penggunaan teknologi bagi kehidupan sehari-
hari memang sudah tidak asing lagi. Teknologi tersebut di buat untuk menunjang dan
mepermudah aktivitas manusia, sebagai contoh adalah GPS. GPS atau Global Positioning
System adalah salah satu sistem yang akan membantu kita untuk mengetahui posisi kita
berada saat ini. GPS bekerja dengan menstransmisikan sinyal dari satelit ke perangkat
GPS (handphone atau Blackberry yang dilengkapi teknologi GPS misalnya). Untuk
memperoleh detil posisi yang seakurat mungkin, GPS sebaiknya digunakan di ruang
terbuka. Penggunaan GPS di dalam ruangan, hutan ataupun di tempat yang banyak
gedung-gedung tinggi, akan membuat GPS bekerja kurang akurat. Dalam pemilihan lokasi
titik-titik dalam suatu jaringan GPS salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah seberapa
luas titik tersebut dalam mengamat/memandang ke satelit di luar angkasa. Semakin luas
pandangan titik ke angkasa, makin banyak sinyal satelit yang bisa direkam. Ada dua hal
yang perlu diperhatikan yaitu lokasi dan ketinggian dari objek-objek yang dapat
menghalangi penerimaan sinyal. Lokasi dan ketinggian objek tersebut biasanya
digambarkan dalam bentuk diagram yang sering disebut diagram obstruksi.
Maka dari itu pada tanggal 7 Maret 2018, mahasiswa D3 Teknik Geomatika
melakukan praktikum penentuan posisi absolut, pengamatan terhadap lokasi objek dan
ketinggian objek disekitar titik BM lalu digambarkan langsung di diagram obstruksi.
Dengan dilaksanakan praktikum ini diharapkan terjadi kesinambungan antara teori dan
praktik. Sebagai bentuk pertanggungjawaban setelah melakukan praktikum tersebut, kami
susun laporan ini sebagai hasil akhir praktikum dengan sebaik – baiknya.
D.2 Monumentasi
a. Setiap monumen pada setiap titik harus dilengkapi dengan tablet logam dan
marmer yang dipasang pada tugu beton;
b. Monumen harus dibuat dari campuran semen, pasir, dan kerikil (1:2:3), sesuai
dengan desain dan ukuran yang dispesifikasikan, yang ditunjukkan pada lampiran
B
c. Untuk membedakan jenis monumen dari setiap Orde jaring titik kontrol dan
untuk
d. sistemisasi pengarsipan, titik-titik kontrol harus diberi nomor berdasarkan suatu
sistem yang baku. Nomor titik harus merefleksikan Orde jaringan serta lokasi
(propinsi dan kabupaten) dari titik tersebut;
e. Untuk setiap monumen yang dibangun harus dibuatkan sketsa lapangan dan
deskripsinya. Foto dari empat arah (utara, timur, selatan, dan barat) juga harus
dibuat, sehingga bisa didapatkan gambaran latar belakang lokasi dari setiap arah.
Spesifikasi untuk formulir-formulir deskripsi titik, sketsa lokasi serta foto
monumen diberikan pada lampiran C.
Survei penentuan posisi dengan pengamatan satelit GPS (survei GPS) secara umum
dapat didefinisikan sebagai proses penentuan koordinat dari sejumlah titik terhadap
beberapa buah titik yang telah diketahui koordinatnya, dengan menggunakan metode
penentuan posisi diferensial (differential positioning ) serta data pengamatan fase (carrier
phase) dari sinyal GPS. Pada survei GPS, pengamatan GPS dengan selang waktu tertentu
dilakukan baseline per baseline dalam suatu jaringan dari titik-titik yang akan ditentukan
posisinya.
Berkaitan dengan ketinggian objek yang juga digambarkan pada diagram obstruksi,
maka ada satu parameter yang penting diketahui, yaitu yang biasa dinamakan mask
angle. Mask angle ini, yang merupakan salah satu parameter yang harus ditentukan oleh
pengguna dalam pengoperasian receiver GPS, adalah sudut elevasi minimum dari satelit
yang akan diamati oleh receiver GPS.
Satelit dengan elevasi lebih kecil dari mask angle, tidak akan diamati oleh receiver
GPS.Dalam pencarian lokasi untuk titik GPS yang tepat, besarnya mask angle yang akan
digunakan tersebut harus dipertimbangkan terutama dalam kaitannya dengan ketinggian
dari objek-objek yang dapat menyebabkan obstruksi si nyal pada lokasi yang bersangkutan.
Berkaitan dengan multipath, maka lokasi dari titik GPS sebaiknya dijauhkan dari
objek-objek yang dapat memantulkan sinyal sehingga menyebabkan multipath, seperti
jalan raya, gedung, danau, tambak, dan kendaraan. Multipath adalah fenomena dimana
sinyal dari satelit tiba di antena GPS melalui dua atau lebih lintasan yang berbeda. Dalam
hal ini satu sinyal merupakan sinyal langsung dari satelit ke antena, sedangkan yang
lainnya merupakan sinyal-sinyal tidak langsung yang dipantulkan oleh benda-benda di
sekitar antena sebelum tiba di antena. Perbedaan panjang lintasan menyebabkan sinyal-
sinyal tersebut berinteferensi ketika tiba di antena yang pada akhirnya menyebabkan
kesalahan pada hasil pengamatan. Lokasi yang akan dipilih untuk titik-titik GPS juga
sebaiknya juga relatif dijauhkan dari objek objek yang dapat menimbulkan interferensi
elektris terhadap penerimaan sinyal GPS, seperti stasion pemancar gelombang mikro,radio
repeater , dan kabel listrik tegangan tinggi.
Adapun kritik dan saran selama berlangsungnya kegiatan praktikum adalah sebagai
berikut:
1. Sebelum melakukan praktikum, alangkah baiknya dilakukan pembagian titik BM
sehiungga titik yang digunakan berbeda-beda dan tidak terjadi double data
2. Waktu pelaksanaan praktikum yang terlalu singkat sehingga sebaiknya ada
penambahan waktu praktikum
3. Perlu dilakukan terlebih dahulu terhadap alat GPS yang digunakan misal daya
baterai, dll
C. KENDALA PRAKTIKUM
Adapun kendala yang kami alami selama kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Pada saat praktikum sempat tertunda lama karena hujan sehingga waktu praktikum
menjadi tidak efisien dan efektif
2. Alat GPS yang kurang. Hal ini menyebabkan ada beberapa kelompok yang tidak
kebagian GPS sehingga harus memakai aplikasi yang ada di smartphone.
http://purnomodwijoko.blogspot.co.id/2017/05/penentuan-titik-kontrol-geodetik.html diakses
pada 13 Maret 2018 pukul 19.53 WIB