Anda di halaman 1dari 12

PERATURAN ORGANISASI

PERSATUAN OLAHRAGA DOMINO INDONESIA

TENTANG
PERATURAN PERTANDINGAN

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Organisasi ini yang dimaksud dengan :
1. Persatuan Olahraga Domino Indonesia yang selanjutnya disingkat PORDI adalah
Induk Organisasi Olahraga Domino;
2. Pengurus Besar Persatuan Olahraga Domino Indonesia, yang selanjutnya
disingkat PB PORDI yang berkedudukan di Ibukota Negara;
3. Pengurus Provinsi Persatuan Olahraga Domino Indonesi yang selanjutnya
disingkat PENGPROV PORDI yang berkedudukan di Ibukota Provinsi;
4. Pengurus Daerah Persatuan Olahraga Domino Indonesia yang selanjutnya
disingkat PENGDA PORDI yang berkedudukan di Kabupaten/Kota;
5. Pengurus Kecamatan Persatuan Olahraga Domino Indonesia yang selanjutnya
disingkat PK PORDI yang berkedudukan di Kecamatan;
6. Pengurus Keluarga Domino Unggul Persatuan Olahraga Domino Indonesia, yang
selanjutnya disingkat GARDU PORDI yang berkedudukan di Desa/Kelurahan;
7. Komite Olahraga Nasional Indonesia yang Selanjutnya disingkat KONI merupakan
lembaga otoritas keolahragaan di Indonesia;
8. Kejuaraan tingkat Nasional yang selanjutnya disebut Liga Nasional;
9. Kejuaraan tingkat Provinsi yang selanjutnya disebut Liga Provinsi;
10. Kejuaraan tingkat Daerah yang selanjutnya disebut Liga Daerah;
11. Kejuaraan tingkat Kecamatan yang selanjutnya disebut Liga Kecamatan;

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2
Peraturan Pertandingan dimaksudkan sebagai ketentuan bagi Penyelenggara,
Peserta dan anggota dalam melaksanakan Pertandingan Domino, proses
pendaftaran, pencatatan, dan mengatur mekanisme pertandingan;

1|PER ATUR AN OR GAN ISASI TEN TA N G PER ATUR AN PER TAN DIN GAN
Pasal 3
Peraturan Pertandingan bertujuan untuk menyusun mekanisme pertandingan guna:
1. Meningkatkan prestasi olahraga;
2. Menjaring bibit atlet professional;
3. Sebagai tolok ukur pembangunan dan pembinaan olahraga domino;
4. Membangun karakter bangsa;
5. Memelihara kesatuan dan persatuan bangsa.

BAB III
TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARAAN
Pasal 4
1. PK PORDI bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan Kejuaraan Domino
tingkat Kecamatan yang disebut Liga Kecamatan;
2. Pengda PORDI bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan Kejuaraan Domino
tingkat Kabupaten/Kotayang disebut Liga Daerah;
3. Pengprov PORDI bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan Kejuaraan
Domino tingkat Provinsi yang disebut Liga Provinsi;
4. Pengurus Besar PORDI bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan Kejuaraan
Domino tingkat Nasional yang disebut Liga Nasional.

Pasal 5
Tanggung Jawab penyelenggaraan sebagaimana dimaksud dalam hal :
1. Perencanaan;
2. Pengorganisasian;
3. Pelaksanaan;
4. Pengawasan;
5. Evaluasi.
Pasal 6
Pengurus Besar dan PENGPROV PORDI sebagai penyelenggara liga dapat
mendelegasikan tanggung jawab pelaksanaan kepada PENGDA PORDI
Kabupaten/Kota sebagai tuan rumah Liga Nasional, Liga Provinsi atau Liga Daerah
yang diputuskan pada Musyawarah Nasional dan/atau Musyawarah Provinsi pada
masing-masing tingkatan kepengurusan;

BAB IV
WAKTU PENYELENGGARAAN
Pasal 7
1. Liga Nasional diselenggarakan setahun sekali dan/atau menyesuaikan kebijakan
Pemerintah Pusat dalam hal pelaksanaan PON yang diselenggarakan oleh Komite
Olahraga Nasional Indonesia;

2|PER ATUR AN OR GAN ISASI TEN TA N G PER ATUR AN PER TAN DIN GAN
2. Liga Provinsi diselenggarakan setahun sekali dan/atau menyesuaikan kebijakan
Pemerintah Provinsi dalam hal pelaksanaan PORPROV yang diselenggarakan
oleh Komite Olahraga Nasional Provinsi;
3. Liga Daerah diselenggarakan setahun sekali dan/atau menyesuaikan kebijakan
Pemerintah Daerah dalam hal pelaksanaan PORDA yang diselenggarakan oleh
Komite Olahraga Nasional Daerah;
4. Liga Kecamatan diselenggarakan setahun sekali dan/atau menyesuaikan
kebijakan Pemerintah Daerah dalam hal pelaksanaan PORDA yang
diselenggarakan oleh Komite Olahraga Nasional Daerah;

BABV
PESERTA
Pasal 8
Peserta pertandingan kejuaraan adalah :
1. Pada tingkat LigaKecamatan diikuti oleh peserta yang mewakili masing-masing
GARDU di wilayah PORDI Kecamatan;
2. Pada tingkat Liga Daerah diikuti oleh peserta yang mewakili Kecamatan di wilayah
PORDI Kabupaten/Kota;
3. Liga Provinsi diikuti oleh atlet-atlet utusan dari PORDI Kabupaten/Kota;
4. Liga Nasional diikuti oleh atlet-atlet utusan dari PORDI Provinsi;

BAB VI
SYARAT CALON TUAN RUMAH DAN MEKANISME PENDAFTARAN
Pasal 9
Permohonan untuk menjadi tuan rumah Liga Nasional, Liga Provinsi, Liga Daerah an
Liga Kecamatan harus melampirkan syarat sebagai berikut :
1. Dukungan Pemerintah Daerah dan Masyarakat setempat dengan memperlihatkan
persetujuan secara tertulis Gubernur atau Bupati/Walikota atau Camat dan Ketua
DPRD setempat;
2. Gambaran kemampuan sumber daya manusia dan sumber daya alam serta
pendukung lainnya;
3. Ketersediaan sarana dan prasarana sesuai standar nasional;
4. Bersedia melaksanakan pertandingan yang telah ditetapkan dalam peraturan ini;
5. Pertimbangan pemilihan kabupaten/kota tersebut;
6. Gambaran tentang kualitas dan lokasi akomodasi untuk seluruh peserta, panitia,
tamu undangan, media dan penonton;
7. Menyampaikan rencana dan sumber anggaran;
8. Informasi lain yang dipandang perlu.

3|PER ATUR AN OR GAN ISASI TEN TA N G PER ATUR AN PER TAN DIN GAN
MEKANISME PENDAFTARAN
Pasal 10

1. Liga Nasional
a. PB PORDI membentuk tim penjaringan dan penyaringan calon tuan rumah Liga
Nasional;
b. PB PORDI mengundang seluruh Pengda PORDI Provinsi untuk mengajukan
permohonan menjadi calon tuan rumah Liga Nasional selambat-lambatnya 4
bulan sebelum waktu penyelenggaraan;
c. Pengprov PORDI berhak mengajukan permohonan kepada Pengurus Besar
PORDI secara tertulis untuk menjadi calon tuan rumah pelaksana Liga
Nasional dengan melampirkan persyaratan sebagaimana pasal 9, paling
lambat 4 bulan sebelum waktu penyelenggaraan;
d. Calon tuan rumah Liga Nasional yang telah mengajukan permohonan dilakukan
penelitian dan uji kelayakan oleh Tim Penjaringan dan Penyaringan;
e. Calon tuan rumah Liga Nasional yang telah dinyatakan memenuhi syarat oleh
Tim Penjaringan dan Penyaringan ditetapkan melalui Surat Keputusan PB
PORDI ;

2. Liga Provinsi
a. PENGPROV PORDI membentuk tim penjaringan dan penyaringan calon tuan
rumah Liga Provinsi;
b. PENGPROV PORDI mengundang seluruh PENGDA PORDI Kabupaten/Kota
untuk mengajukan permohonan menjadi calon tuan rumah Liga Provinsi
selambat-lambatnya 4 bulan sebelum waktu penyelenggaraan;
c. PENGDA PORDI Kabupaten/Kota berhak mengajukan permohonan kepada
Pengurus Besar PORDI melalui PENGPROV PORDI secara tertulis untuk
menjadi calon tuan rumah pelaksanaLiga Provinsi dengan melampirkan
persyaratan sebagaimana pasal 9, paling lambat 4 bulan sebelum waktu
penyelenggaraan;
d. Calon tuan rumah Liga Provinsi yang telah mengajukan permohonan dilakukan
penelitian dan uji kelayakan oleh Tim Penjaringan dan Penyaringan;
e. Calon tuan rumah Liga Provinsi yang telah dinyatakan memenuhi syarat oleh
Tim Penjaringan dan Penyaringan ditetapkan melalui Surat Keputusan
PENGPROV PORDI ;

3. Liga Daerah
a. PENGDA PORDI membentuk tim penjaringan dan penyaringan calon tuan
rumah Liga Daerah;

4|PER ATUR AN OR GAN ISASI TEN TA N G PER ATUR AN PER TAN DIN GAN
b. PENGDA PORDI mengundang seluruh PK PORDI untuk mengajukan
permohonan menjadi calon tuan rumah Liga Daerah selambat-lambatnya 4
bulan sebelum waktu penyelenggaraan;
c. PK PORDI berhak mengajukan permohonan kepada PENGDA PORDI
secara tertulis untuk menjadi calon tuan rumah pelaksana Liga Daerah dengan
melampirkan persyaratan sebagaimana pasal 9, paling lambat 4 bulan sebelum
waktu penyelenggaraan;
d. Calon tuan rumah Liga Daerah yang telah mengajukan permohonan dilakukan
penelitian dan uji kelayakan oleh Tim Penjaringan dan Penyaringan;
e. Calon tuan rumah Liga Daerah yang telah dinyatakan memenuhi syarat oleh
Tim Penjaringan dan Penyaringan ditetapkan melalui Surat Keputusan
PENGPROV PORDI.

4. Liga Kecamatan
a. PK membentuk tim penjaringan dan penyaringan calon tuan rumah Liga
Kecamatan;
b. PK PORDI mengundang seluruh Gardu PORDI untuk mengajukan permohonan
menjadi calon tuan rumah Liga Kecamatan selambat-lambatnya 3 bulan
sebelum waktu penyelenggaraan;
c. GARDU atau gabungan beberapa GARDU berhak mengajukan permohonan
kepada PK PORDI secara tertulis untuk menjadi calon tuan rumah pelaksana
Liga Kecamatan dengan melampirkan persyaratan sebagaimana pasal 9,
paling lambat 4 bulan sebelum waktu penyelenggaraan;
d. Calon tuan rumah Liga Kecamatan yang telah mengajukan permohonan
dilakukan penelitian dan uji kelayakan oleh Tim Penjaringan dan Penyaringan;
e. Calon tuan rumah Liga Kecamatan yang telah dinyatakan memenuhi syarat
oleh Tim Penjaringan dan Penyaringan ditetapkan melalui Surat Keputusan
PENGDA PORDI.

BAB VII
MEKANISME PEMBENTUKAN PANITIA

Pasal 11
1. PB PORDI mengangkat dan menetapkan Panitia Besar Liga Nasional dengan
Surat Keputusan paling lambat 5 bulan sebelum waktu pelaksanaan Liga;
2. PENGPROV PORDI mengangkat dan menetapkan Panitia Liga Provinsi dengan
Surat Keputusan paling lambat 4 bulan sebelum waktu pelaksanaan Liga;
3. PENGDA PORDI mengangkat dan menetapkan Panitia Liga Daerah dengan Surat
Keputusan paling lambat 3 bulan sebelum waktu pelaksanaan Liga;
4. PK PORDI mengangkat dan menetapkan Panitia Liga Kecamatan dengan Surat
Keputusan paling lambat 3 bulan sebelum waktu pelaksanaan Liga.

5|PER ATUR AN OR GAN ISASI TEN TA N G PER ATUR AN PER TAN DIN GAN
KEWAJIBAN PELAKSANAAN PERTANDINGAN
Pasal 12
1. Panitia yang telah di terbitkan Surat Keputusan wajib melaksanakan Liga sesuai
dengan ketentuan yang berlaku serta mengikuti arahan dari Panitia Pengawas
Pertandingan PB PORDI ;
2. Panitia wajib menyusun dan menerbitkan serta mendistribusikan Pedoman terkait:
a. Pedoman umum Penyelenggaran Liga;
b. Panduan Pendaftaran peserta;
c. Panduan Teknis Pertandingan (Technical Handbook);
d. Panduan Kedatangan dan Penerimaan Kontingen;
e. Panduan Transportasi, akomodasi dan konsumsi;
f. Panduan pelayanan kesehatan, doping, dan asuransi;
g. Panduan lainnya yang dianggap perlu;
3. Panitia disetiap tingkatan Liga wajib :
a. Membuat perencanaan, persiapan, dan melaksanakan Liga;
b. Menetapkan tema penyelenggaraan Liga;
c. Melakukan sosialisasi dan promosi secara rutin;
d. Menyelenggarakan proses pendaftaran peserta;
e. Menjalin kerjasama dengan semua pihak yang terkait dalam rangka suksesnya
Liga;
f. Menyampaikan laporan perkembangan persiapan kejuaraan secara berkala;`
g. Membuat dan menyerahkan laporan akhir kegiatan paling lambat 3 bulan
setelah penyelenggaraan Liga kepada PB PORDI.

BAB VIII
JENIS PERTANDINGAN DAN KELOMPOK USIA
Pasal 13
Jenis pertandingan yang dilaksanakan dalam setiap Liga PORDI adalah sebagai
berikut :
1. Perorangan
a. Tunggal Putra
b. Tunggal Putri
2. Pasangan
a. Pasangan Putra
b. Pasangan Putri
c. Pasangan Campuran
3. Beregu
a. Tunggal Putra
b. Tunggal Putri
c. Pasangan Putra
d. Pasangan Putri
e. Pasangan Campuran

6|PER ATUR AN OR GAN ISASI TEN TA N G PER ATUR AN PER TAN DIN GAN
Pasal 14
Kelompok usia yang dipertandingkan adalah sebagai berikut :
1. Usia 15 sampai dengan 25 tahun
2. Usia 26 sampai dengan 50 tahun
3. Usia 51 tahun keatas

BAB IX
PERATURAN PERTANDINGAN
ETIKA DAN SIKAP

Pasal 15

1. Pada saat memasuki waktu sholat, pertandingan wajib ditunda atau diskors dan
seluruh pemain yang beragama islam bergegas melaksanakan sholat berjamaah.
2. Pemain wajib menjunjung tinggi semangat fair play, tidak melakukan kekerasan
dan tunduk pada peraturan pertandingan.
3. Pemain tidak diperkenankan untuk sengaja mengalah atau memberikan skor
kepada lawan dengan tujuan apapun.
4. Pemain tidak diperkenankan berdiskusi dengan pasangan atau beradu argumen
dengan lawan.
5. Pemain wajib berpakaian yang pantas, sopan dan rapi.
6. Pemain dan penonton tidak diperkenankan membawa benda-benda terlarang
ke arena kejuaraan, seperti:
a. Narkoba dan minuman alkohol
b. Senjata tajam dan senjata api
c. Barang-barang berbahaya lainnya
7. Sanksi terhadap perlanggaran etika dan sikap adalah teguran, pengurangan
poin, denda atau diskualifkasi sebagai peserta.

TEKNIS DAN SISTEM PERTANDINGAN


Pasal 16
1. Gocokan kartu dilakukan bergilir searah jarum jam dan didahului oleh pemenang
gocokan pertama;
2. Kartu pertama yang diturunkan adalah Double 6 (enam);
3. Jumlah poin dalam setiap pertandingan adalah 10 poin, pemain yang lebih dahulu
memperoleh poin 10 dinyatakan sebagai pemenang;
4. Batas waktu untuk menyelesaikan pertandingan adalah 1 x 60 Menit (1 Jam) Jika
permainan masih berlangsung dan waktu yang ditentukan telah berakhir maka
permainan dinyatakan berakhir dan pemenang ditentukan dari poin tertinggi.

7|PER ATUR AN OR GAN ISASI TEN TA N G PER ATUR AN PER TAN DIN GAN
SISTEM POIN
Pasal 17
1. Domi Biasa (Domi biasa/habis dengan kartu biasa) mendapatkan Poin 1;
2. Domi Double (habis dengan kartu double) mendapatkan Poin 1;
3. Ceki Biasa (belum habis dengan ujung yang berbeda) mendapatkan Poin 2;
4. Ceki Habis (habis dengan ujung yang berbeda) mendapatkan Poin 3;
5. Ceki Palang (habis dengan ujung yang sama/Double) mendapatkan Poin 4;
6. Kandang Menang (pasangan yang menang) mendapatkan Poin 2;
7. Kandang Kalah mendapatkan Poin 3 untuk lawan;
8. Kandang Seri mendapatkan Poin 1 untuk lawan;

SISTEM DENDA
Pasal 18
1. Salah turun denda 1 Poin;
2. Ada tapi mengatakan pas, permainan dihentikan dan denda 4 Poin;
3. Bertanya kepada teman saat permainan denda 1 Poin;
4. Kartu jatuh di atas meja atau menyimpan kartu di atas meja denda 1 Poin;
5. Kartu jatuh di bawah meja dan menghadap ke atas (terlihat jumlah batunya) denda
1 Poin;

BAB X
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 19

1. Salah Satu Pemain mendapat 5 atau lebih kartu double dilakukan Kocok ulang;
2. Tidak ada pergantian pemain saat pertandingan dan selama Liga berlangsung;
3. Bertanya pada lawan hanya boleh saat giliran turun;
4. Peserta tidak diperkenankan menelepon atau menerima telepon saat
pertandingan kecuali yang sifatnya sangat penting dengan catatan meminta izin
pada lawan pihak dengan batas maksimal 5 menit;
5. Sanksi terhadap perlanggaran Teknis dan Sistem Pertandingan adalah teguran,
pengurangan poin, denda atau diskualifkasi sebagai peserta;

8|PER ATUR AN OR GAN ISASI TEN TA N G PER ATUR AN PER TAN DIN GAN
BAB XI
KEPESERTAAN
KONTRIBUSI PESERTA
Pasal 20

1. Kontribusi peserta berlaku untuk atlet dan official yang terdaftar dalam kontingen;
2. Biaya akomodasi, konsumsi dan lainnya yang dipandang perlu untuk setiap
peserta Liga disusun dan diusulkan Panitia kepada pengurus ditingkatannya
masing-masing untuk disetujui dan ditetapkan;

KEABSAHAN PESERTA KEJUARAAN


Pasal 21

Peserta direkomendasikan oleh Pengurus PORDI disemua tingkatan dengan


melampirkan Kartu Tanda Anggota PORDI, atau setidaknya telah terdaftar pada salah
satu GARDU, dengan menunjukkan formulir pendaftaran Anggota GARDU yang telah
diisi dan disahkan oleh Pengurus PORDI .

Setiap peserta wajib mewakili GARDU masing-masing, perpindahan GARDU asal


peserta dapat diterima minimal 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan Liga, dibuktikan
dengan surat keterangan dari pengurus Kecamatan yang membawahi GARDU
tersebut;

PEMBATASAN USIA PESERTA


Pasal 22

Sesuai dengan Pasal 14 tentang kelompok usia, Batas Usia Peserta Liga minimal
berusia 15 (lima belas) tahun dibuktikan dengan melampirkan Kartu Tanda Anggota
dan Kartu Tanda Penduduk dan/atau Surat Keterangan;

BAB XII
KEAMANAN
Pasal 23

1. Panitia wajib menyediakan pengamanan kepada seluruh peserta, official dan tamu
yang terlibat pada pelaksanaan Liga;
2. Panitia dalam melakukan pengamanan sebagaimana diatur pada ayat (1) diatas
harus melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pihak kepolisian dan TNI yang
berada di Kabupaten/Kota Tuan Rumah.

9|PER ATUR AN OR GAN ISASI TEN TA N G PER ATUR AN PER TAN DIN GAN
BAB XIII
WALK OUT (WO) & DISKUALIFIKASI
Pasal 24

1. Jika pemain atau pasangan terlambat memasuki arena pertandingan, tidak dapat
bermain atau menyelesaikan pertandingan maka panita pertandingan menyatakan
pemain atau pasangan tesebut dinyatakan Walk Out (WO);
2. Pemain atau pasangan yang melakukan WO dua kali akan didiskualifikasi oleh
Panitia Penyelengara. Apabila pemain atau pasangan tersebut belum
menyelesaikan separuh dari total sesi pada pertandingan setengah kompetisi,
maka semua hasil/skor dari pemain atau pasangan tersebut dibatalkan;
3. Diskualifikasi juga dapat diterapkan pada pemain atau pasangan yang melakukan
pelanggaran peraturan pertandingan yang telah menerima teguran sebelumnya.

BAB XIV
REKAMAN PERTANDINGAN
Pasal 25

Alat recorder berfungsi untuk merekam semua aktivitas di meja selama


berlangsungnya Liga dan jika diperlukan dapat disiarkan secara Live (streaming). Jika
diperlukan hasil rekaman dapat diputar ulang dan direview untuk dipergunakan oleh
panitia dalam mengambil keputusan. Dewan Pengawas dan PORDI berhak secara
mutlak tanpa perlu memberikan penjelasan untuk menentukan di meja mana saja
alat recorder akan dipasang. Pemain tidak diperkenankan untuk menolak
pemasangan alat recorder di meja tempatnya bermain. Jika pemain menolak untuk
bermain, maka ketentuan hukuman diskualifikasi akan diterapkan

BAB XV
PUBLIKASI PERTANDINGAN

Pasal 26
Peserta secara langsung memberikan hak penuh kepada PORDI untuk menyiarkan,
mendaftar, memotret dan memfilmkan para peserta selama berlangsungnya Liga.
Peserta selanjutnya memberikan persetujuan kepada PORDI untuk menggunakan
dan mengirimkan atas kebijakannya bahan dan informasi tersebut melalui media,
internet, jejaring sosial dan elektronik lainnya atau dengan cara lain yang berbeda
untuk perkembangan domino. Materi dan informasi tersebut adalah milik eksklusif
PORDI dan tidak boleh disalin, direproduksi, atau digunakan tanpa persetujuan
tertulis. Persetujuan tersebut akan diberikan kepada organisasi yang ingin
menggunakan materi tersebut untuk tujuan promosi nonkomersial.

10 | P E R A T U R A N O R G A N I S A S I T E N T A N G P E R A T U R A N
PERTANDINGAN
BAB XVI
MANAGER PEMAIN

Pasal 27
Seorang Manajer diperbolehkan untuk mendampingi pemainnya selama permainan
berlangsung. Manajer diharuskan masuk kedalam ruang pertandingan sebelum
permainan dimulai pada sesi tersebut. Jika kedua manajer di dalam ruangan, maka
mereka harus duduk di sisi tirai yang sama. untuk Open Roomdan Closed Room.
tetapi dalam hal apa pun tunduk pada kebijaksanaan pengawas pertandingan sesuai
dengan kondisi keamanan ruangan.

HAK MANAGER
Pasal 28
Manager dapat bertindak untuk:
1. Melindungi hak-hak regunya jika dia percaya bahwa mereka telah terancam
dengan cara apapun;
2. Membatasi diskusi yang tidak perlu;
3. Melarang seorang anggota regunya melakukan protes;
4. Menahan tingkah laku salah seorang anggota regunya;
5. Menyatakan niatnya sendiri untuk meminta review putusan atas nama regunya
sehubungan dengan masalah apa pun yang belum dilakukan pemainnya.

ATURAN BAGI MANAGER


Pasal 29
Prosedur Bagi Manajer selama Liga berlangsung:
1. Manajer yang meninggalkan ruangan, tidak diperkenankan kembali selama sesi
tersebut belum berakhir. Pengecualian, jika manajer meminta ijin untuk
meninggalkan ruangan pertandingan (untuk maksud konsultasi atau alasan
lainnya) kepada panitia pertandingan, Ketua Komite Arbitrase /Reviewer, ia
mungkin (tetapi tidak harus) diijinkan kembali ke ruangan pertandingan atas
kebijaksanaan Pemimpin Ligas.
2. Manajer juga terikat dengan ketentuan yang berlaku untuk penonton, kecuali
mereka diijinkan campur tangan dalam mengendalikan tingkah laku yang salah
atau membatasi diskusi yang tidak perlu anggota pemainnya, dan diijinkan dengan
persetujuan panitia Liga bertanya tentang fakta dan aturan, setelah panitia
pertandingan dipanggil.
3. Selama waktu yang berjalan dalam suatu sesi, manajer hanya diijinkan
berbicara dengan pemainnya dengan menggunakan Bahasa Indonesia atau
Bahasa yang dimengerti oleh lawannya. Jika diinginkan untuk menggunakan

11 | P E R A T U R A N O R G A N I S A S I T E N T A N G P E R A T U R A N
PERTANDINGAN
bahasa selain bahasa Indonesia, izin dari lawan harus diminta dan, jika
memungkinkan, harus diberikan. Jika kesulitan muncul, manajer yang ingin
berbicara dengan regu mereka dalam bahasa yang tidak diketahui lawan harus
melakukannya melalui penerjemah atau anggota regu yang dapat menerjemahkan
untuk kepentingan lawan.
4. Di saat perhitungan skor, manajer diijinkan memberi perhatian kepada
pemainnya dari pengamatannya atas pelanggaran yang terjadi tetapi ia tetap
terikat dengan ketentuan yang berlaku untuk penonton sampai pada saat itu.

PENDELEGASIAN TANGGUNG JAWAB MANAGER


Pasal 30
Manager bertanggung jawab untuk segala pelaksanaan dari berbagai tugas yang
detailnya ada di dalam peraturan umum dan peraturan tambahan. Sementara PB
PORDI memahami juga pentingnya offisial regu yang lainnya (seperti wakil manajer,
pelatih, dll), hanya jika mereka ditunjuk oleh manajer, mereka diijinkan untuk
melakukan tugas yang diberikan oleh manajer. Anggota regu tersebut tidak diijinkan
masuk ke dalam ruang pertandingan kecuali jika mereka mendapat ijin dari Komite
Pertandingan dan Komite Pertandingan dapat menentukan syarat-syarat sesuai
dengan kewenangannya.

BAB XVI
ATURAN PENUTUP
Pasal 31

Apabila ada kekurangan atas beberapa pasal dan ayat pada peraturan ini dapat
dilakukan penyempurnaan dalam RAKORNAS PB PORDI . Peraturan Organisasi
tentang pertandingan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 22 Februari 2022

PENGURUS BESAR
PERSATUAN OLAHRAGA DOMINO INDONESIA
(PB – PORDI)

DR. H. ANDI JAMARO DULUNG, M.Si H. SULKARNAIN WAHID, S.PEL. MM


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

12 | P E R A T U R A N O R G A N I S A S I T E N T A N G P E R A T U R A N
PERTANDINGAN

Anda mungkin juga menyukai