Teknik Pengawetan Hasil Pertanian 1
Teknik Pengawetan Hasil Pertanian 1
PERTANIAN
OLEH :
RETNO NINGRUM
(180302056)
FAKULTAS PERTANIAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas ini
dibuat untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Teknologi Pasca Panen dengan
judul makalah “Teknik Pengawetan Hasil Pertanian”
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
a. Defenisi.............................................................................17
b. Batasan Operasional.........................................................17
KUISIONER PENELITIAN.......................................................................... 15
ii
4.2 Karakteristik Responden...............................................................22
5.1 Kesimpulan................................................................................... 31
5.2 Saran.............................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
iii
Daerah Penelitian
DAFTAR GAMBAR
iv
Bata di Desa Paya Lombang
DAFTAR LAMPIRAN
v
5 Penerimaan Industri Batu Bata 37
6 Pendapatan Industri Batu Bata 38
7 BEP Produksi Industri Batu Bata 39
8 BEP Harga Industri Batu Bata 40
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Sektor Industri saat ini masih menjadi kontribusi terbesar bagi prekonomian
nasional di Indonesia. Pada kuartal tiga tahun 2018, industri sebagai penyumbang
tertinggi dibandingkan dengan sektor lainnya yaitu sebesar 17,76 % , serta kinerja
penyerapan tenaga kerja disektor industry pun menunjukkan peningkatan dari
15,54 juta orang pada tahun 2017 menjadi 17,01 juta orang pada
2018(Kementrian Perindustrian Indonesia, 2018). Sektor industri memberikan
kontribusi yang sangat penting terhadap penyerapan tenaga kerja. Meningkatnya
jumlah penduduk sekaligus akan menambah jumlah tenaga kerja di daerah
industri sehingga mendorong terciptanya berbagai aktifitas ekonomi dalam usaha
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan
itu, maka lahirlah bermacam-macam usaha industri yang menghasilkan
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat dengan satu tujuan yaitu
dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mendukung program
pembangunan daerah.
Industri adalah usaha untuk memproduksi barang jadi dengan bahan baku
atau bahan mentah melalui proses produksi penggarapan dalam jumlah besar
sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah mungkin tetapi
dengan mutu setinggi-tingginya. Perindustrian industri adalah kegiatan ekonomi
yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang
jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industry. Salah satu industry
yang diusahakan masyarakat adalah industri rumah tangga (Sandi (2010:148).
Industry rumah tangga adalah suatu unit usaha atau perusahaan dalam skala
kecil yang bergerak dalam bidang industry tertentu . Industry rumah tangga
merupakan suatu bentuk perekonomian rakyat di Indonesia, apabila
dikembangkan akan mampu memecahkan masalah-masalah dasar pembangunan
1
di Indonesia. Industri ini juga mampu untuk membantu tercapainya pertumbuhan
ekonomi nasional. Industri rumah tangga berperan dalam menciptakan suatu
proses industrialisasi di Indonesia yang berkesinambungan.(Banyu Media, 2008)
Industrialisasi yang berkesinambungan adalah suatu proses industrialisasi yang
tidak menciptakan ketergantungan industri-industri yang tercipta oleh proses itu
terhadap pasar luar negeri.Industri rumah tangga di perdesaan yang memberikan
andil dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan rumah
tangga.
Salah satu industry rumah tangga yang banyak diusahakan adalah industry
batu bata yang ada di Kecamatan Tebing Tinggi Desa Paya Lombang. Industri
rumah tangga batu bata merupakan industri rumah tangga yang memanfaatkan
bahan baku berupa tanah dan diolah dengan proses pengolahan yang sederhana.
Batu bata diperlukan dalam bidang property terutama adalah rumah atau tempat
tinggal. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan dibidang properti akan juga
meningkatkan permintaan terhadap batu bata sebagai bahan yang digunakan
dalam pembangunan bangunan yang dilakukan di bidang usaha properti
(Mulyawan,2008)
2
Akan tetapi, ada beberapa hal penting yang menjadi masalah dalam
menjalankan usaha industry batu bata. Berdasarkan survey yang telah dilakukan
penulis, masalah yang seringkali terjadi dan tidak dapat dihindari adalah tingginya
harga tanah liat yang merupakan bahan baku utama dalam pembuatan batu bata.
Keberhasilan suatu industry dapat dilihat dari berapa besar keuntungan yang
diterima oleh industry tersebut, efesiensi biaya yang menguntungkan atau
merugikan secara ekonomi. Selain itu, tingginya harga bahan bakar yaitu sekam
dan kayu bakar yang merupakan bahan yang digunakan untuk proses pembakaran
batu bata. Permasalahan selanjutnya adalah perkiraan unsure cuaca yaitu hujan
yang tidak bisa di prediksikan. Karena jika curah hujan tinggi, maka pengrajin
batu bata tidak bisa melakukan kegiatan menjemur batu bata secara efektif.
Untuk menganalisis usaha industry batu bata layak atau tidak layak
diusahakan di daerah penelitian.
3
1.4 Kegunaan Penelitian
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi Industri
b. Klasifikasi Industri
5
3. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar
20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang
cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan
pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu.
4. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100
orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun
secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus
memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih
melalui uji kemapuan dan kelayakan.
Industri batu bata secara tradisional adalah suatu jenis kegiatan industri
kecil dan industri rumah tangga yang seluruh proses pembuatannya masih
6
dilakukan secara manual. Dalam pembuatan batu bata terdapat tahapan-tahapan
sebagai berikut:
3) Membuat adonan
Adonan batu bata dibuat dengan cara mencampurkan tanah liat dengan
air dan campuran lain seperti abu sisa pembakaran, adonan ini kemudian diinjak-
injak menggunakan kaki untuk mendapatkan hasil adonan yang baik.
4) Mencetak
Pada proses ini batu bata yang sudah kering dan tersusun rapi sudah siap
untuk dibakar, akan tetapi pembakaran batu bata tergantung dari keinginan perajin
dan kondisi keuangan perajin. Biasanya dalam satu bulan proses pembakaran yang
7
dilakukan satu kali. Dalam proses pembakaran batu bata ini disediakan tempat
khusus atau dibuatkan rumah-rumahan yang disebut brak. Proses pembakaran
menggunakan sekam.
Tumpukan batu bata yang sudah dibakar dibiarkan selama kurang lebih
satu minggu agar panasnya berangsur-angsur turun. Setelah dingin tumpukan batu
bata tersebut dibongkar dan diseleksi untuk kemudian di jual.
1) Bahan Baku
2) Bahan Bakar
3) Tenaga Kerja
8
dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Tenaga kerja merupakan suatu faktor produksi sehingga dalam kegiatan industri
diperlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai keterampilan dan kemampuan
tertentu sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pada Industri kecil dan Industri
rumah tangga seperti pada industri batu bata, biasanya tenaga kerjanya terdiri dari
dua kategori, yaitu tenaga kerja dari dalam keluarga dan tenaga kerja dari luar
keluarga.
4) Modal
a) Modal tetap dalam industri batu bata berupa peralatan yang dipakai
untuk proses pembuatan batu bata, seperti cangkul, alat pencetak dan
tempat untuk proses pembakaran (brak).
b) Modal operasional dalam proses produksi batu bata adalah modal
yang digunakan untuk membeli kebutuhan yang berkaitan dengan
usaha industri batu bata, seperti membeli bahan baku, membeli
bahan bakar dan mengupah tenaga kerja.
5) Pemasaran
6) Transportasi
9
Peranan transportasi erat kaitaannya dengan sarana untuk pengangkutan
bahan mentah ketempat produksi sekaligus sebagai alat pengangkutan dalam
usaha pemasaran hasil produksi. Dearah-daerah dengan sarana trasportasi yang
baik sangat menguntungkan bagi berdirinya suatu industri. Fasilitas transportasi
merupakan hal penting bagi setiap industri karena transportasi yang baik dan cepat
akan mendukung kelancaran proses produksi (Daljoeni, 1992: 61).
10
usahatani. Pendapatan keluarga diharapkan mencerminkan tingkat kekayaan dan
besarnya modal yang dimiliki petani. Pendapatan yang besar mencerminkan
tersedianya dana yang cukup dalam usahatani. Rendahnya pendapatan
menyebabkan menurunnya investasi dan upaya pemupukan modal (Soekartawi
dkk, 1993).
Produksi adalah suatu proses dimana barang dan jasa yang disebut input
diubah menjadi barang-barang dan jasa-jasa yang disebut output. Proses
perubahan bentuk factor-faktor produksi disebut dengan proses produksi.
Produksi pada dasarnya merupakan proses penciptaan atau penambahan faedah
bentuk, waktu dan tempat atas factor-faktor produksi sehingga dapat
lebihbermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Proses perubahan bentuk
factor-faktor produksi tersebut disebut proses produksi (Boediono,2006)
Dimana usaha dikatakan layak apabila R/C ratio lebih besar dari satu
(Soekartawi, 1995).
Usaha industry batu bata dan pengolahan batu bata ini dilakukan oleh pria
dan wanita. Hampir semua penduduk Desa Paya Lombang mengusahakan
industry batu bata untuk memenuhi kebutuhan hidup dan juga untuk keluarga.
11
Pengolahan batu bata dilakukan dengan manual untuk pencetakan. Dalam
melakukan proses pengolahan dibutuhkan input produksi (bahan baku, bahan
penunjang, tenaga kerja, penyusutan alat, dan sewa lahan). Bahan baku yang
digunakan adalah tanah liat dan tanah merah. Kemudian bahan penunjang adalah
kayu bakar, sekam dan bahan bakar minyak (solar).
12
Industri Batu Bata
Input Produksi :
Bahan Baku
Bahan Penunjang
Proses Pengolahan Output
Tenaga Kerja Batu Bata
Penyusutan Alat (Batu Bata)
Sewa Lahan
1. Pengolahan dan
Pencetakan
2. Pengeringan
3. Pengangkutan ke
tempat Harga
pembakaran Jual
4. Pembakaran
5. Pengangkutan ke
Biaya Produksi
dalam truk Penerimaan
Analisis Kelayakan
13
BAB III
METODE PENELITIAN
14
1. Analisis Biaya
TC = FC + VC
Dimana:
2. Analisis Penerimaan
TR = Y x Py
Dimana:
Py = Harga
3. Analisis Pendapatan
15
Y = TR – TC
Diamana:
Y = Pendapatan
4. R/C Ratio
TR
R/C =
TC
Dimana:
R/C < 1, maka usaha tersbut rugi dan tidak layak untuk diteruskan
R/C = 1, maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi (impas) sehingga tidak
layak diteruskan
R/C > 1, maka usaha tersebut untung dan layak untuk diteruskan
16
2. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan perhitungan beban
pokok produksi atau beban pokok penjualan (Rp).
3. Harga adalah suatu nilai finansial pada suatu produk barang atau jasa
(Rp/buah)
17
Kuisioner Analisis Usaha Pengelolaan Batu Bata di Desa Paya Lombang,
I. Karakteristik Responden
1. Nama : ......................................................
2. Alamat: .......................................................
3. Jenis Kelamin : a) Perempuan b) Laki-laki
4. Umur : ……. tahun
5. Pendidikan terakhir :
a) Tidak sekolah d) tamat SMP
b) tidak tamat SD e) tamat SMA
c) tamat SD f) Sarjana S1/D3
6. Pendidikan non formal :
a) kursus/pelatihan :....................................
b) Tidak ada
7. Pekejaan :
a) Pokok :.........................................
b) Sampingan :..................................
18
11. Bagaimanakah status lahan tersebut ?
Jawab : a. Sewa b. Milik Sendiri
12. Jika menyewa, berapa harga sewanya per tahun?
Jawab :
a) pekarangan : Rp................
b) sawah : Rp ................
13. Berapakah modal yang diperlukan untuk memproduksi batu bata
dalam satu kali produksi/pembakaran?
Jawab : Rp.................................
14. Darimanakah bapak/ibu mendapatkan tanah sebagai bahan baku batu
bata? Mengapa?
Jawab : a) menggali dari tanah milik sendiri
b) menggali dari tanah yang disewa
c) membeli dari pihak luar
Karena : .....................................................................
15. Jika membeli berapakah harga tanah tersebut? (/truk/karung/kilogram dll)
Jawab : Rp ....................../.............
16. Apakah bapak/ibu menggunakan bahan baku tambahan selain tanah liat?
Jika ada sebutkan jenis dan harganya!
Jawab : a) Jenis : ............................
b). Harga : Rp……………..(/truk/karung/kilogram dll)
17. Bahan bakar apa yang bapak/ibu gunakan dalam proses pembakaran batu
bata?
Jawab :
a) sekam/ berambut
b) kayu/tatal
c) campuran kayu dan sekam
d) lain-lain (………………….)
18. Berapakah harga bahan bakar tersebut?
Jawab : …………………………………………………………........
19
19. Dalam satu kali proses pembakaran berapakah bahan bakar yang
dibutuhkan?
Jawab : a) sekam...............................................(/truk/karung/kilogram dll)
b) kayu/tatal : ......................
c) lain-lain : ........................
20. Berapa kali bapak/ibu melakukan pembakaran/produksi batu bata dalam
waktu sebulan?
Jawab : ............. kali per bulan
21. Adakah perbedaan produksi/pembakaran saat musim kemarau dan
musim penghujan? Mengapa?
Jawab : a) musim kemarau....................................× produksi/pembakaran
b) musim penghujan...............................× produksi/pembakaran
Karena : ...................................................................................
22. Berapa lama proses penjemuran batu bata saat musim kemarau dan
musim penghujan?
Jawab : a) musim kemarau : .................hari
b) musim penghujan : ..............hari
23. Berapa banyak produktivitas batu bata dalam satu kali proses
produksi/pembakaran saat musim kemarau dan musim penghujan?
Jawab : a) musim kemarau : .....................biji/1 × produksi (pembakaran)
b) musim penghujan : ....................biji/1×produksi
(pembakaran)
24. Bagaimana cara bapak/ibu menjual hasil produksi batu bata?
Jawab : a) Pembeli datang sendiri
b) Dijual sendiri di daerah pemasaran
c) Dijual melalui perantara/pengepul
d) Lain-lain (………………………)
25. Berapa kali biasanya dalam satu bulan bapak/ibu memasarkan batu bata?
Jawab: ........ kali pemasaran
26. Berapa jumlah batu bata yang dipasarkan dalam satu satu bulan?
Jawab : .....................................buah
27. Ada berapa orang tenaga kerja yang bekerja pada industri batu bata yang
20
bapak/ibu kelola?
Jawab: a) Dari anggota keluarga : …….. orang
b) Dari luar keluarga : ………….. orang
28. Bagaimanakah sistem upah dan berapakah upah untuk tiap tenaga kerja
dari luar anggota keluarga?
Jawab : a) Rp. ….. / hari
b) Rp......../minggu
c) Rp................................../biji batu bata (upah borongan)
31. Pengeluaran
No Jenis/macam Satuan Harga Jumlah
satuan
1 Bahan baku
2 Bahan bakar
3 Tenaga kerja
4 Transportasi
5 ..........................
32. Pendapatan bersih usaha industri batu bata (31-33) (dihitung peneliti)
21
BAB IV
22
37% 37%
24 thn - 35 thn
36 thn - 45 thn
46 thn - 55 thn
27%
13% 13%
0 - 2 (jiwa)
3 - 4 (jiwa)
27% 5 - 6 (jiwa)
47% > 7 (jiwa)
23
30%
6 tahun
53% 9 tahun
12 tahun
17%
13%
10% 1 - 2 (tahun)
2.5 - 3.5 (tahun)
53% 4 - 5 (tahun)
5.5 - 6 (tahun)
23%
4.3 Hasil
24
1. Biaya Produksi Industri Batu Bata
a. Biaya Bahan Baku
Bahan baku untuk industry pengolahan batu bata adalah tanah
liat.Biasanya, tanah liat yang digunakan untuk mencetak batu bata tidak dicampur
dengan bahan baku yang lain. Pembuatan batu bata hanya menggunakan tanah liat
dan diberi sedikit air. Harga tanah liat. Harga tanah liat yaitu antara Rp.220.000 –
Rp.230.000/truk colt diesel. Volume dan biaya bahan baku yang dibutuhkan
dalam industri batu bata dapat dilihat pada tabel 2 berikut :
Tabel 1. Volume dan Biaya Rata-Rata Bahan Baku Industri Batu Bata dalam
Satu Bulan di Desa Paya Lombang 2020
Dari tabel 1 dapat dikemukan bahwa volume tanah liat adalah sebesar 3,8
truk tanah dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.222.500 / bulan. Proses
pembuatan batu bata pada Desa Paya Lombang adalah sebanyak satu kali
pembakaran disetiap bulannya dengan jumlah batu bata yang dihasilkan berkisar
antara 12.500 buah batu bata sampai dengan 37.500 batu bata setiap bulan.
b. Bahan Penunjang
Bahan penunjang industri batu bata terdiri dari sekam dan bahan
bakarminyak (solar). Harga sekam tersebut adalah Rp.4.200/karung. Sedangkan
harga bahan bakar minyak (solar) adalah Rp5.150/liter. Besarnya biaya penunjang
tersebut dapat dilihat pada table 3 berikut :
Tabel 2. Biaya Rata-Rata Penunjang Industri Batu Bata dalam Satu Bulan di
Desa Paya Lombang tahun 2020
No. Uraian Rata- Rata / bulan
1 Sekam 1.495.200
2 Bahan Bakar Solar 23.175
25
Total Biaya 1.518.375
Sumber: Data diolah dari lampiran 3
Tenaga kerja yang digunakan dalam industri batu bata berasal dari
tenagakerja luar keluarga dan ada yang menggunakan tenaga kerja yang berasal
dari dalam keluarga. Setiap industri memiliki tenaga kerja berkisar antara 2 - 6
orang. Pada proses pengolahan dan pencetakan, sampai pembakaran dilakukan
dengan sistem borongan yaitu biaya tenaga kerjasetiap pekerjaan pembuatan batu
bata dibayar sesuai jumlah batu bata yangdihasilkan dikalikan dengan upah tenaga
kerja per batu bata. Tenaga kerja industry batu bata di Desa Paya Lombang,
memiliki jam kerja 7-8 jam dengan waktuistirahat sebanyak 2 kali. Tetapi, banyak
pekerja hanya istirahat sekali agar dapatmemenuhi target jumlah batu bata yang di
sesuaikan dengan harga per batu bata.Besar upah tenaga kerja seperti tertera
dalam tabel 4 berikut:
Tabel 3. Upah Tenaga Kerja Menurut Kegiatan (Rp/Batu Bata) di Daerah
Penelitian
Dari tabel 3 di atas dapat diketahui upah tenaga kerja pada pengolahan dan
pencetakan berkisar Rp.20 per batu bata dalam satu kali pembakaran. Upah
tenaga kerja untuk pengangkutan ke tempatpembakaran adalah sebsar Rp.15/batu
bata. Kemudian untukpembakaran adalah sebesar Rp.20 /batu bata dalam setiap
26
pembakaran, tetapipekerja di bagian pembakaran ini dihitung setiap hari sampai
proses pembakaranselesai. Biasanya pekerja pada proses pembakaran 1-2 orang
dan setiap saat proses pembakaran harus diperhatikan agar kematangan merata.
Adapun biaya dan curahan tenaga kerja dalam industri batu bata dapat dilihat pada
tabel 5 berikut :
Biaya rata-rata tenaga kerja industri batu bata dalam satu bulan pada
tahappengolahan batu bata adalah sebesar Rp.950.000. Pada tahappengangkutan
ke tempat pembakaran biaya tenaga kerja dalam satu bulan adalah Rp.665.625.
Biaya tenaga kerja pada tahap pembakaran dalam satu bulan adalah sebesar
Rp.950.000. Dengan demikian, total biaya tenaga kerjakeseluruhan adalah sebesar
Rp.2.565.625 dalam satu bulan.
d. Biaya Penyusutan Alat
Peralatan yang digunakan dalam industri batu bata di Desa Paya Lombang
yaitu cangkul, beko, dan alat pencetak batu bata berupa kayu (alat manual). Setiap
peralatan yang digunakandalam industri batu bata memiliki umur ekonomis.
Umur ekonomis dari peralatanyang digunakan oleh pemilik industri batu bata ini
terhitung berapa lamapemakaian alat-alat tersebut hingga saat ini. Hal ini yang
menyebabkanbervariasinya umur ekonomis setiap peralatan yang digunakan.
Rumus untuk biaya penyusutan adalah :
27
Tabel 5. Total Biaya Penyusutan Alat Industri Batu Bata di Daerah
Penelitian
No. Nama Barang Harga beli Biaya Biaya
dan UE Penyusutan/bulan Penyusutan/UE
1 Beko 350.000 1.750 63.000
(5thn)
2 Cetakan batu bata 50.000 416,6 15.000
manual (3thn)
3 Cangkul 80.000 666,6 24.000
(3thn)
Total 480.000 2.833,2 102.000
Rata-Rata - 1750 34.000
Dari tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa biaya penyusutan beko dalam satu
bulan adalah sebesar Rp.1.750 dan biaya penyusutan beko sesuai dengan hitungan
umur ekonomisnya adalah sebesar Rp.63.000 .Kemudian biaya penyusutan
cangkul adalah sebesar Rp. 666,6 per bulan dan biaya per umur ekonomisnya
adalah sebesar Rp.24.000/ 3 tahun. Selanjutnya, biaya penyusutan alat pencetakan
batu bata dalam satu bulan adalah Rp.416,6 dan biaya penyusutan sesuai dengan
umur ekonomisnya adalah Rp.15.000 .
e. Total Biaya Produksi
Total biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya penunjang, biaya
tenaga kerja, biaya penyusutan alat, dan biaya sewa. Secara terperinci, total biaya
produksi industri batu bata dapat dilihat pada tabel 7 berikut :
Tabel 6. Total Biaya Produksi Industri Batu Bata Per Bulan di Daerah
Penelitian
No. Uraian Biaya Produksi
1 Bahan Baku dan Bahan Penunjang Rp.1.740.875
2 Tenaga Kerja Rp.2.565.625
3 Penyusutan Alat Rp. 2833,2
28
Total Rp.4.309.333,2
Dari tabel 6 diatas dapat dikemukakan bahwa biaya bahan baku dan bahan
penunjang adalah sebesar Rp.1.740.875 perbulan. Biaya tenaga kerja adalah
sebesar Rp.2.565.625 per bulan dan biaya penyusutan alat adalah Rp.2.833,2 per
bulan.
Tabel 7. Total Rata-Rata Pendapatan Industri Batu Bata dalam Satu Bulan
di Desa Paya Lombang 2020
No Uraian Pendapatan Perbulan
1 Produksi (buah) 23.750
2 Harga Jual (Rp/buah) 320
3 Penerimaan (Rp) 7.600.000
4 Biaya Produksi (Rp) 4.256.973,8
5 Pendapatan Bersih (Rp) 3.343.026,16
29
Dibawah ini dapat dilihat pada tabel.8 besarnya BEP Produksi dan BEP
Harga usaha industri batu bata dalam satu bulan adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Rata-Rata BEP Produksi dan BEP Harga Industri Batu Bata di
Daerah Penelitian
No. Uraian Rata-Rata
1 Biaya Produksi (Rp) 4.256.973,83
2 Harga Jual (Rp) 320
3 Jumlah Produksi (buah) 23750
5 BEP Produksi 13.303,34
6 BEP Harga 179,20
30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Teknik pengolahan batu bata di daerah penelitian melalui tahapan yaitu
Penyediaan bahan baku, pengolahan dan pencetakan batu bata,
pengeringan, pengangkutan ke tempat pembakaran, pembakaran. Dengan
demikian teknik pengolahan batu bata di daerah penelitian sudah intensif.
2. Pendapatan bersih yang diterima pengrajin industri batu bata di daerah
penelitian tinggi yaitu Rp3.343.026,16.
3. Industri batu bata layak untuk diusahakan di daerah penelitian. Hal ini
dapat dilihat melalui BEP. Jumlah produksi batu bata berada diatas BEP
produksi dan harga jual batu bata juga berada diatas BEP harga.
Saran
1. Kepada Pemerintah
Memberikan bantuan kepada pengrajin industri batu bata, melalui koperasi
di daerah mereka, agar pengrajin tidak mengalami kesulitan dalam
penyaluran bata
2. Kepada Pengrajin Batu Bata
Pengrajin batu bata sebaiknya memperluas cara pengolahan agar semakin
efektif dan efisien,, sehingga pendapatan yang diterima pengrajin akan
semakin bertambah.
3. Kepada Peneliti Lain
Sebaiknya peneliti lain meneliti tentang pemasaran batu bata di daerah
lain.
31
32
DAFTAR PUSTAKA
Rodjak,A.2006.ManajemenUsahatani.Bandung:Giratuna
33
Lampiran.1. Karakteristik Sampel Pengrajin Industri Batu Bata
Jumlah
Umur Lama Pendidikan Pengalaman
No Tanggungan
(tahun) (tahun) (tahun)
(jiwa)
1 24 1 12 1
2 34 6 9 2
3 33 2 6 2
4 32 6 6 2
5 39 6 12 2.5
6 36 5 12 2
7 49 4 6 4
8 48 3 9 3.5
9 46 5 9 3.5
10 45 2 6 2.5
11 50 2 6 5
12 55 7 6 6
13 57 6 12 6
14 30 4 6 1.5
15 24 3 9 1
16 34 4 6 1.5
17 45 7 12 2
18 27 4 6 1
19 28 5 6 1
20 38 3 12 1.5
21 49 4 6 3.5
22 44 7 12 1.5
23 47 5 6 3
34
24 41 3 6 2
25 33 5 9 1.5
26 48 7 6 3
27 34 4 12 1.5
28 52 3 6 5
29 31 4 6 1.5
30 42 3 12 2.5
35
20 4 225000 900000
21 3 220000 660000
22 4 230000 920000
23 4 220000 880000
24 4 220000 880000
25 5 220000 1100000
26 5 220000 1100000
27 6 225000 1350000
28 4 220000 880000
29 4 220000 880000
30 3 230000 690000
Jumlah 114 6675114 25370000
Rata-
Rata 3.8 222500 845666.6667
36
20 1575000 25750 1600750
21 1180200 15450 1195650
22 1575000 25750 1600750
23 1575000 25750 1600750
24 1575000 25750 1600750
25 1965600 30900 1996500
26 1965600 30900 1996500
27 2360400 36050 2396450
28 1575000 25750 1600750
29 1575000 25750 1600750
30 1180200 15450 1195650
Jumlah 44856000 695250 45551250
Rata-
Rata 1495200 23175 1518375
Keterangan:
Harga Sekam : Rp.4200
Harga Bahan bakar minyak : Rp.5.150
37
12 2 1000000 2 750000 2 1000000
Produksi/Bakaran Penerimaan/
No. Harga Jual(Rp)
(buah) Bakaran(Rp)
38
1 12500 320 4000000
2 25000 320 8000000
3 25000 320 8000000
4 31250 320 10000000
5 25000 320 8000000
6 12500 320 4000000
7 31250 320 10000000
8 25000 320 8000000
9 25000 320 8000000
10 12500 320 4000000
11 25000 320 8000000
12 25000 320 8000000
13 18750 320 6000000
14 18750 320 6000000
15 12500 320 4000000
16 25000 320 8000000
17 25000 320 8000000
18 31250 320 10000000
19 18750 320 6000000
20 25000 320 8000000
21 18750 320 6000000
22 25000 320 8000000
23 25000 320 8000000
24 25000 320 8000000
25 31250 320 10000000
26 31250 320 10000000
27 37500 320 12000000
28 25000 320 8000000
29 25000 320 8000000
30 18750 320 6000000
Jumla
h 712500 9600 228000000
Rata-
Rata 23750 320 7600000
39
Lampiran.6. Pendapatan Industri Batu bata
No. Penerimaan/Bakaran(Rp) Total Biaya Pendapatan
1 4000000 2275001 1724999
2 8000000 4510002 3489998
3 8000000 4550003 3449997
4 10000000 5637504 4362496
5 8000000 4590005 3409995
6 4000000 2255006 1744994
7 10000000 5737507 4262493
8 8000000 4510008 3489992
9 8000000 4510009 3489991
10 4000000 2275010 1724990
11 8000000 4510011 3489989
12 8000000 4550012 3449988
13 6000000 3101263 2898737
14 6000000 3101264 2898736
15 4000000 2255015 1744985
16 8000000 4550016 3449984
17 8000000 4510017 3489983
18 10000000 5637518 4362482
19 6000000 3101269 2898731
20 8000000 4550020 3449980
21 6000000 3101271 2898729
22 8000000 4590022 3409978
23 8000000 4510023 3489977
24 8000000 4510024 3489976
25 10000000 5637525 4362475
26 10000000 5637526 4362474
27 12000000 6825027 5174973
28 8000000 4510028 3489972
29 8000000 4510029 3489971
30 6000000 3161280 2838720
Jumla
h 228000000 127709215 100290785
Rata-
Rata 7600000 4256973.833 3343026.167
40
Lampiran.7 BEP Produksi Industi Batu Bata
harg
No. Total Biaya BEP Produksi
a jual
1 2275001 320 7109.378125
2 4510002 320 14093.75625
3 4550003 320 14218.75938
4 5637504 320 17617.2
5 4590005 320 14343.76563
6 2255006 320 7046.89375
7 5737507 320 17929.70938
8 4510008 320 14093.775
9 4510009 320 14093.77813
10 2275010 320 7109.40625
11 4510011 320 14093.78438
12 4550012 320 14218.7875
13 3101263 320 9691.446875
14 3101264 320 9691.45
15 2255015 320 7046.921875
16 4550016 320 14218.8
17 4510017 320 14093.80313
18 5637518 320 17617.24375
19 3101269 320 9691.465625
20 4550020 320 14218.8125
21 3101271 320 9691.471875
22 4590022 320 14343.81875
23 4510023 320 14093.82188
24 4510024 320 14093.825
25 5637525 320 17617.26563
26 5637526 320 17617.26875
27 6825027 320 21328.20938
28 4510028 320 14093.8375
29 4510029 320 14093.84063
30 3161280 320 9879
Jumlah 127709215 9600 399091.2969
Rata-
4256973.833 320 13303.04323
Rata
41
Lampiran 8. BEP Harga Industri Batu Bata
Total
No. Total Biaya Produks BEP harga
i
1 2275001 12500 182.00008
2 4510002 25000 180.40008
3 4550003 25000 182.00012
4 5637504 31250 180.400128
5 4590005 25000 183.6002
6 2255006 12500 180.40048
7 5737507 31250 183.600224
8 4510008 25000 180.40032
9 4510009 25000 180.40036
10 2275010 12500 182.0008
11 4510011 25000 180.40044
12 4550012 25000 182.00048
13 3101263 18750 165.4006933
14 3101264 18750 180.4012
15 2255015 12500 180.4012
16 4550016 25000 182.00064
17 4510017 25000 180.40068
18 5637518 31250 180.400576
19 3101269 18750 165.4010133
20 4550020 25000 182.0008
21 3101271 18750 165.40112
22 4590022 25000 183.60088
23 4510023 25000 180.40092
24 4510024 25000 180.40096
25 5637525 31250 180.4008
26 5637526 31250 180.400832
27 6825027 37500 182.00072
28 4510028 25000 180.40112
29 4510029 25000 180.40116
30 3161280 18750 168.6016
Jumla
127709215 712500 5376.020627
h
Rata-
4256973.833 23750 179.2006876
Rata
42
Gambar.5 Wawancara dengan Responden
43