Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH HUBUNGAN HUKUM PEROPERTI DENGAN

PT PELAKSANA

DI

OLEH:

ANGGIE THANIA ASMI

NIM:190101046

MATA KULIAH: HUKUM PROPERTI

DOSEN PEMBIMBING: A. MUTALIB,S.E.,S.H.,M.SI M,KN

UNIVERSITAS SAMUDRA

Fakultas Hukum

2020/2021

Kata Pengantar
Assalamualaikum ,wr,wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul HUBUNGAN HUKUM PEROPERTI DENGAN PT PELAKSANA ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Hukum Properti. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Hubungan Hukum Properti Dengan PT Pelaksana bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada BAPAK A. Mutalib,S.E.,S.H.,M.Si M,Kn


selaku dosen pembimbing Hukum Properti  yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Langsa, 26 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMDAHASAN

A. Pengertian Hukum Properti


B. Pengertian PT (perseroan terbatas)
C. Penertian Hubuangan Hukum
D. Hubungan Hukum Properti Dengan PT Pelaksana.

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Daftar pustaka

Keritik dan Saran


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sesuai dengan UUD 1945 Pasal 1 ayat 3 yang berbunyi : “Negara


Indonesia adalah negara hukum.” Maka dari itu segala hal yang ada di Indonesia
haruslah bersumber dari hukum.

Dari setiap hubungan hukum yang dilakukan tersebut diatur oleh hukum
yang berlaku dan bersifat mengikat dan memaksa. Properti adalah hak dan
kepemilikian atas suatu tanah dan bangunan di atasnya. Sangat jelas di sini baik
kata real estate mau pun properti memiliki pengertian sama, yaitu hak
kepemilikan atas tanah dan bangunan yang didirikan di atasnya,Hukum ada untuk
mengatur dan memaksa masyarakat untuk tunduk dan mengikuti segala hal yang
tertulis pada peraturan perundang-undangan.

Kepemilikan properti sebagaimana diatur dalam UUD 1945 dalam Bab


XA, yaitu termasuk dalam hak asasi manusia. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia telah mengatur hak
asasi manusia yang berkaitan dengan kepemilikan properti, yaitu pasal 27 ayat 1
yang berbunyi : “Setiap warga negara Indonesia berhak untuk secara bebas
bergerak, berpindah dan bertempat tinggal dalam wilayah negara Republik
Indonesia.”

Pasal 40 berbunyi : “Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta


berkehidupan yang layak.”1 Perkembangan pembangunan di Indonesia sangatlah
pesat dibeberapa tahun terakhir ini, diantaranya semakin banyaknya pertumbuhan
penduduk yang tinggal di Negara Indonesia. Properti merupakan kebutuhan yang
dirasa sangatlah berperan penting didalam kehidupan karena perkembangannya
yang cukup pesat serta permintaan yang setiap tahun pasti selalu meningkat
banyak, maka lahan di wilayah Indonesia haruslah luas dan mampu menampung
kebutuhan masyarakatnya.
B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas tentag hubungan hukum propert dengan PT


pelaksana properti permasalahan yaitu :

1. Pengertian Hukum Properti


2. Pengertian PT (perseroan terbatas)
3. Penertian Hubuangan Hukum
4. Hubungan Hukum Properti Dengan PT Pelaksana

C. Tujuan
Untuk mengetahuai apa yang dimaksud dengan hubungan hukum properti
dengan PT pelaksana properti serta untuk menambah wawasan dalam mempelajari
hukum properti dan juga untuk memenuhi tugas hukum properti ini
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Hukum Properti

A. Hukum Properti

Dalam literature secara umum, properti adalah penyebutan untuk


bangunan atau tanah yang dimiliki oleh seseorang. Bisa dikatakan bahwa properti
tidak hanya sebatas bangunan yang berdiri namun juga meliputi keterangan tanah
beserta gedung yang berdiri di atasnya.

Sedangkan, menurut KBBI, properti adalah harta berupa tanah, bangunan


serta sarana dan prasarana yang tidak terpisahkan dari tanah hak milik atau
bangunan yang dimaksud.

Properti adalah setiap fisik atau tidak yang berwujud fisik yang dimiliki
seseorang atau bersama dengan sekelompok atau milik badan hukum. Kata
properti berasal dari Bahasa Inggris yaitu “property” yang berarti sesuatu yang
dapat dimiliki seseorang. Di Indonesia, istilah “properti” identic dengan real
estate, rumah, tanah, ruko, gedung, atau gudang. Belakangan, istilah properti
bergeser dari pengertian semula menjadi lebih spesifik pada pengertian harta
benda tak bergerak (tanah/bangunan).

Properti selalu dibebani suatu hak, dalam hal ini properti merupakan hak
seseorang untuk melakukan suatu kepentingan tertentu (specific interest) atas
objek properti tersebut (misalnya hak milik, hak sewa, hak guna bangunan, dan
sebagainya).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian


properti adalah suatu hak, baik itu hak milik, hak guna, maupun hak sewa untuk
memanfaatkan sebuah bangunan serta sebidang tanah dan apapun yang ada di atas
lahan tersebut.

Properti adalah hal yang sangat erat kaitannya dengan kepemilikan. Oleh sebab
itu, Anda akan dihadapkan dengan banyak dokumen-dokumen penting yang harus
diurus. Mengapa hal ini perlu? Properti dengan kepemilikan yang tidak jelas
rawan mengalami sengketa dan perselisihan. Karena properti adalah aset yang
mahal, pastikan segala sesuatunya legal dan jelas.

Pemanfaatan produk properti adalah hal yang tidak terbatas pada lahan atau rumah
saja. Berdasarkan tujuannya, produk properti diklasifikasikan menjadi 4 macam di
antaranya:

B. Konsep Hukum Properti


Properti adalah merupakan konsep hukum yang mencakup kepentingan,
hak dan manfaat yang berkaitan dengan suatu kepemilikan. Properti  terdiri dari
atas hak kepemilikan, yang memberikan hak kepada pemilik atau suatu
kepentingan tertentu (specific interest) atau sejumlah kepentingan atas apa yang
dimilikinya. Oleh karena itu wajib diperhatikan konsep hukum dari properti,
apakah merupakan benda atau bukan (corporeal or non corporeal), berwujud atau
tidak berwujud, dapat dilihat atau tidak, yang memiliki nilai tukar atau yang dapat
membentuk kekayaan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka properti didefinisikan sebagai harta


berupa tanah dan bangunan. Sedangkan jika dipandang dari sudut penilaian,
properti sebenarnya bukan hanya harta berupa tanah dan bangunan saja, tetapi di
dalamnya terdapat aspek legal, hak dan manfaat yang muncul atas kepemilikan
terhadap tanah dan bangunan itu sendiri.

2. PENGERTIAN PT (perseroan terbatas)


PT adalah sebuah badan usaha yang didirikan berdasarkan aturan di
Indonesia, yakni UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (arti PT).
Di Indonesia, ada berbagai jenis bentuk badan usaha. Namun yang paling umum
adalah badan usaha berbentuk perseroan terbatas atau PT. Bentuk badan usaha
lainnya yang diakui yakni firma, CV, hingga koperasi.
Dasar pemikiran bahwa modal PT itu terdiri atas sero-sero atau saham-
saham dapat kita lihat di dalam ketentuan Pasal 1 angka 1 UU PT, yaitu:
“Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan, adalah badan hukum
yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan
pelaksanaannya.”
Penunjukkan terbatas tanggung jawab pemegang saham (shareholders)
tersebut dapat dilihat di dalam Pasal 3 ayat (1) UU PT yang menyatakan:
“Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas
perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas
kerugian Perseroan melebihi saham yang dimilki.”
Definisi PT dapat ditemukan di dalam Pasal 1 angka 1 UU PT. Pasal ini
menyebutkan bahwa: “Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan,
adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-
undang ini serta peraturan pelaksanaannya.” Dari definisi di atas, badan hukum
dapat disebut PT jika memenuhi unsur-unsur di bawah ini:
1. PT adalah badan hukum
2. PT adalah persekutuan modal
3. Didirikan berdasarkan perjanjian
4. Melakukan kegiatan usaha
5. Modalnya terdiri dari sahamsaham atau sero-sero.

3. PENGERTIAN HUBUNGAN HUKUM


hubungan hukum ialah hubungan antara dua atau lebih subjek hukum.
Dalam hubungan hukum ini hak dan kewajiban pihak yang satu berhadapan
dengan hak dan kewajiban pihak yang lain. Hukum sebagai himpunan peraturan-
peraturan yang mengatur hubungan sosial memberikan suatu hak kepada subjek
hukum untuk berbuat sesuatu atau menuntut sesuatu yang diwajibkan oleh hak itu,
dan terlaksananya kewenangan/hak dan kewajiban tersebut diijamin oleh hukum
Setiap hubungan hukum mempunyai dua segi:
Segi bevoegdheid (kekuasaan/kewenangan atau hak) dengan lawannya plicht atau
kewajiban. Kewenangan yang diberikan oleh hukum kepada subjek hukum (orang
atau badan hukum) dinamakan hak.

  Mengenai hubungan hukum ini, Logemann sebagaimana dikutip oleh


Soeroso (hal. 270) berpendapat bahwa dalam tiap hubungan hukum terdapat pihak
yang berwenang/berhak meminta prestasi yang disebut dengan prestatie
subject dan pihak yang wajib melakukan prestasi disebut plicht subject.

Hubungan hukum memiliki 3 unsur yaitu:

A. Adanya orang-orang yang hak/kewajiban saling berhadapan

Contoh:

A menjual rumahnya kepada B.

A wajib menyerahkan rumahnya kepada B.

A berhak meminta pembayaran kepada B.

B wajib membayar kepada A.

B berhak meminta rumah A setelah dibayar.

B. Adanya objek yang berlaku berdasarkan hak dan kewajiban tersebut di atas
(dalam contoh di atas objeknya adalah rumah).

C. Adanya hubungan antara pemilik hak dan pengemban kewajiban atau adanya
hubungan atas objek yang bersangkutan.

Contoh:
A dan B mengadakan hubungan sewa menyewa rumah.

A dan B sebagai pemegang hak dan pengemban kewajiban.

Rumah adalah objek yang bersangkutan.

 Syarat-syarat hubungan hukum adalah:


1. Adanya dasar hukum, ialah peraturan-peraturan hukum yang mengatur
hubungan hukum itu, dan
2. Timbulnya peristiwa hukum.

Contoh:
A dan B mengadakan perjanjian jual-beli rumah

a. Dasar hukumnya Pasal 1474 dan Pasal 1513 KUHPerdata yang masing-masing
menetapkan bahwa si penjual mempunyai kewajiban menyerahkan barang (Pasal
1474 KUHPerdata) dan sebaliknya si pembeli berkewajiban membayar harga
pembelian (Pasal 1513 KUHPerdata).

b. Karena adanya perjanjian jual-beli, maka timbul peristiwa hukum (jual-beli),


ialah suatu perbuatan hukum yang akibatnya diatur oleh hukum

4. HUBUNGAN HUKUM PROPERTI DENGAN PT PELAKSAN

Dapat kita tarik kesimpulan dari penjelasan yang diatas


bahwasnnya Hubungan Hukum Peroperti Dengan PT pelaksan properti .hukum
properti itu sendiri memiliki konsep bahwassnnya yang mencakup kepentingan,
hak dan manfaat yang berkaitan dengan suatu kepemilikan. Properti  terdiri dari
atas hak kepemilikan, yang memberikan hak kepada pemilik atau suatu
kepentingan tertentu (specific interest) atau sejumlah kepentingan atas apa yang
dimilikinya Dasar pemikiran bahwa modal PT itu terdiri atas sero-sero atau
saham-saham dapat kita lihat di dalam ketentuan Pasal 1 angka 1 UU PT, yaitu:
“Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan, adalah badan hukum
yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan
pelaksanaannya.”
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa perseroan adalah badan hukum
yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang serta peraturan
pelaksanaannya. UUPT diberlakukan dalam memenuhi tuntutan masyarakat untuk
memperoleh layanan yang cepat sebagai berikut:
1. Pengajuan permohonan dan pengesahan status badan hukum.
2. Pengajuan permohonan dan persetujuan perubahan anggaran dasar.
3. Penyampaian dan penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar atau
perubahan data lainnya.

Menurut Pasal 1313 KUH Perdata, definisi perjanjian adalah suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain
atau lebih. Ketentuan tersebut sejalan dengan Pasal 7 ayat (1) UUPT yang
mengatur tentang pendirian suatu Perseroan yang sah harus didirikan paling
sedikit oleh 2 (dua) “orang” atau lebih. Sesuai dengan penjelasan Pasal 7 ayat (1)
UUPT tersebut, yang dimaksud dengan “orang” adalah orang perseorangan, baik
warga negara Indonesia maupun asing atau badan hukum Indonesia atau asing.

Sesuai bunyi Pasal diatas, maka suatu Perseroan sebagai badan hukum didirikan
berdasarkan “perjanjian”, dimana pendirian Perseroan yang merupakan
persekutuan modal di antara pendiri dan/atau pemegang saham, harus memenuhi
hukum perjanjian yang diatur dalam Buku Ketiga Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (“KUH Perdata”), khususnya Bab Kedua, Bagian Kesatu tentang
Ketentuan Umum Perjanjian (Pasal 1313-1319 KUH Perdata) dan Bagian tentang
Syarat-Syarat Sahnya Perjanjian (Pasal 1320-1337 KUH Perdata), serta Bagian
Ketiga tentang Akibat Perjanjian (Pasal 1338-1341 KUH Perdata).
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Dalam literature secara umum, properti adalah penyebutan untuk
bangunan atau tanah yang dimiliki oleh seseorang. Bisa dikatakan bahwa properti
tidak hanya sebatas bangunan yang berdiri namun juga meliputi keterangan tanah
beserta gedung yang berdiri di atasnya.

PT adalah sebuah badan usaha yang didirikan berdasarkan aturan di Indonesia,


yakni UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (arti PT). Di
Indonesia, ada berbagai jenis bentuk badan usaha. Namun yang paling umum
adalah badan usaha berbentuk perseroan terbatas atau PT. Bentuk badan usaha
lainnya yang diakui yakni firma, CV, hingga koperasi.
Dasar pemikiran bahwa modal PT itu terdiri atas sero-sero atau saham-
saham dapat kita lihat di dalam ketentuan Pasal 1 angka 1 UU PT, yaitu:
“Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan, adalah badan hukum
yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan
pelaksanaannya.”
Jadi dari penjelasan diatas dapat saya simpulkan hubungan hukum
properti dan PT pelaksan mempunyai hubungan yang mengikat karna dalam
melaksanakan properti PT harus sah dan memiliki badan hukumnay sendiri agar
properti yang di buat mempunya kekuatan dimata hukum dan jelas menurut
hukum properti, dan hubungan hukum properti dengan PT pelaksan terikat satu
sama lain, terikat dalam artian perjannjian dalam bentuk properti baik real properti
maupun personal properti yang terdapat dalam PT tersebut.

B. Keritik Dan Saran


Saya selaku penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih
terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Saya selaku Penulis akan
memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta
sayamengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca ,saya
juga mengharapkan makalah ini bermafaat untuk saya dan pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5aebc758a2210/arti-
peristiwa-hukum-dan-hubungan-hukum/

https://www.ojk.go.id/sustainable-finance/id/peraturan/undang-undang/
Documents/5.%20UU-40-2007%20PERSEROAN%20TERBATAS.pdf

http://repository.uki.ac.id/1027/1/HUKUM%20PROPERTI.pdf

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5aebc758a2210/arti-
peristiwa-hukum-dan-hubungan-hukum/

Anda mungkin juga menyukai