Anda di halaman 1dari 27

MANAJEMEN INOVASI DALAM AGRIBISNIS

OLEH :

SRI ROHANA K E SIAHAAN (71229225006)

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS IS LAM SUMATERA UTARA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,
“Manajemen Inovasi dalam Agribisnis” dapat penulis selesaikan dengan baik.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT
karuniai kepada penulis sehingga makalah ini dapat penulis susun melalui
beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan penulis semangat dan motivasi dalam pembuatan
tugas makalah ini. Kepada kedua orang tua penulis yang telah memberikan
banyak kontribusi bagi penulis, dosen pembimbingi, Bapak Prof. Dr. Ir.
Muhammad Buhari Sibuea, M.Si. dan juga kepada teman-teman seperjuangan
yang membantu penulis dalam berbagai hal. Harapan penulis, informasi dan
materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada
yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna,
karena itu penulis memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan
makalah penulis selanjutnya.
Demikian makalah ini penulis buat, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang penulis angkat pada
makalah ini, penulis mohon maaf. Penulis menerima kritik dan saran seluas-
luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.

Medan, 20 Desember 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan salah satu sektor prioritas dalam pembangunan


nasional yang berkelanjutan di negara agraris. Sektor pertanian menjadi kunci
pembuka bagi keberhasilan ketahanan pangan, pertumbuhan ekonomi,
perkembangan sosial budaya, kelestarian lingkungan, stabilitas dan keamanan.
Ketergantungan masyarakat tinggi terhadap keberadaan pertanian. Pertanian
melekat dalam kehidupan masyarakat petani di pedesaan. Ragam kegiatan
pertanian ditekuni oleh petani sehingga menjadi bagian penting yang tidak
terpisahkan dari kehidupan masyarakat di pedesaan agraris.
Pertanian memiliki cakupan yang luas, dinamis dan kompleks. Hakikat
pertanian mencakup atas semua kegiatan pengelolaan sumber daya alam biotik
dan abiotik oleh sumber daya manusia dengan memanfaatkan fasilitas teknologi
dan rana prasarana pendukung dalam menghasilkan bahan pangan, bahan baku
industri, sumber energi dan tata lingkungan alam. Kontribusi pertanian sangat
besar bagi keberlangsungan hidup manusia sehingga dari waktu ke waktu selalu
memerlukan proses pembangunan yang terencana dan terprogram secara
sistematis.
Kemampuan pertanian berfungsi sebagai katup pengaman sumber
pendapatan pokok bagi petani dan keluarga sudah tidak diragukan lagi.
Keterbukaan sektor pertanian menyerap tenaga kerja tanpa melalui seleksi
menjadi nilai esensial tersendiri. Dengan demikian, sektor pertanian patut terpilih
sebagai salah satu prioritas untuk pengembangan kesempatan pekerjaan produktif,
kreatif dan inovatif. Manajemen inovasi memegang peranan penting dalam
pertumbuhan perusahaan dan menguasai persaingan.
Seorang wirausaha memerlukan manajemen Inovasi untuk mengatur ide-
ide hasil kreatifitas dan inovasi yang mungkin dapat menjadi sangat banyak.
Keberadaan ide-ide tersebut harus diatur dan disusun secara sistematis agar sesuai
dengan pengembangan usaha, melalui sistem yang terstruktur, sistematis, efisien,
dan berkelanjutan. Perlu disadari oleh wirausaha, bahwa dari 1000 ide yang
brilian, mungkin hanya satu yang menjadi inovatif. Untuk menghasilkan 100 jenis
produk dalam satu tahunnya, maka dibutuhkan 100.000 ribu ide brilian.
Banyaknya ide tersebut, akan menuntut manajemen inovasi yang baik untuk
menghindarkan ide-ide yang menumpuk dan terlambat untuk diperkenalkan di
pasar. Kesalahan dalam meluncurkan produk dan jasa atau terlambat
diperkenalkan kepada pasar maka akan menimbulkan potensi kehilangan
pendapatan dan kehilangan kemampuan bersaing dengan yang lain.
Wirausaha juga harus menyadari bahwa, banyak perubahan fundamental
bagaimana perusahaan menghasilkan ide dan nilai-nilai baru. Hal ini sangat
penting mengingat wirausaha baru khususnya mahasiswa mengetahui apa yang
sudah terjadi dalam manajemen inovasi yang dikembangkan oleh perusahaan yang
unggul bahkan pesaing yang sudah ada terlebih dulu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana manajemen inovasi dalam bidang agribisnis?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Inovasi

Inovasi adalah suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada
atau yang sudah dikenal sebelumnya. orang atau wirausahawan yang
slalu berinovasi, maka ia sapat dikatakan sebagai seorang wirausahwan yang
inovatif.

Seseorang yang inovatif akan selalu berupaya melakukan perbaikan,


menyajikan sesuatu yang baru/unik yang berbeda dengan yang sudah ada. inovatif
juga merupakan sikap penting bagi yang hendaknya dimiliki oleh seorang
wirausahawan. wirausahawan yang slalu melakukan inovasi dalam ushanya. maka
keuntungan dan kesuksesan akan ia dapat. Inovatif merupakan implikasi dari
karakteristik wirausahawan yang mampu membawa perubahan pada lingkungan
sekitarnya. Inovatif secara tidak langsung menjadi sifat pembeda antara
wirausahawan dengan orang biasa, maupun pengusaha. seorang wirausahawan
akan selalu memikirkan untuk melakukan sesuatu yang berbeda, tidak seperti
yang dipikirkan dan dilakukan oleh kebanyakan orang. Kreatif dan inovatif adalah
suatu kemampuan untuk memindahkan sumber daya yang kurang produktif
menjadi sumber daya yang produktif sehingga memberikan nilai ekonomis. Baik
langsung maupun tidak langsung seorang wirausahawan adalah orang
yangmampu membawa perubahan pada lingkunganya. disisi lain ia juga orang
yang sanggup menerima perubahan yang terjadi dan menyikapi perubahan
tersebut dengan positif. Ia juga berani mengambil resiko berhasil ataupun gagal di
setiap jalan yang ia ambil. Wirausahawan mampu bertahan pada kondisi
perekonomian yang sulit dan serba kalut. karena disaat semua resah, ia memiliki
kreasi dan inovasi untuk memindahkan sumber daya yang kurang produktif
menjadi sumber daya yang produktif sehingga memberikan nilai ekonomis.
Berdasarkan pengertian tersebut, Robbins lebih memfokuskan pada tiga
hal utama yaitu :
1. Gagasan baru yaitu suatu olah pikir dalam mengamati suatu
fenomena yang sedang terjadi, termasuk dalam bidang pendidikan,
gagasan baru ini dapat berupa penemuan dari suatu gagasan
pemikiran, Ide, sistem sampai pada kemungkinan gagasan yang
mengkristal.

2. Produk dan jasa yaitu hasil langkah lanjutan dari adanya gagasan
baru yang ditindak lanjuti dengan berbagai aktivitas, kajian,
penelitian dan percobaan sehingga melahirkan konsep yang lebih
konkret dalam bentuk produk dan jasa yang siap dikembangkan dan
dimplementasikan termasuk hasil inovasi dibidang pendidikan.

3. Upaya perbaikan yaitu usaha sistematis untuk melakukan


penyempurnaan dan melakukan perbaikan (improvement) yang terus
menerus sehingga buah inovasi itu dapat dirasakan manfaatnya.

Inovasi mempunyai 4 (empat) ciri yaitu :

1. Memiliki kekhasan / khusus artinya suatu inovasi memiliki ciri yang


khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk
kemungkinan hasil yang diharapkan.

2. Memiliki ciri atau unsur kebaruan, dalam arti suatu inovasi harus
memiliki karakteristik sebagai sebuah karya dan buah pemikiran
yang memiliki kadar Orsinalitas dan kebaruan.

3. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana,


dalam arti bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yang
yang tidak tergesa-gesa, namun keg-inovasi dipersiapkan secara
matang dengan program yang jelas dan direncanakan terlebih
dahulu.

4. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, program inovasi yang


dilakukan harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah
dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Sifat Perubahan Dalam Inovasi Ada 6 Kelompok Yaitu :

1. Penggantian (substitution) , misalnya : Inovasi dalam penggantian jenis


sekolah, penggantian bentuk perabotan, alat-alat atau sistem ujian yang lama
diganti dengan yang baru.

2. Perubahan (alternation) : misalnya : Mengubah tugas guru yang tadinya hanya


bertugas mengajar, ditambah dengan tugas menjadi guru pembimbing dan
penyuluhan / mengubah kurikulum sekolah yang semula bercorak teoretis
akademis menjadi kurikulum dan mata pelajaran yang berorientasi bernuansa
keterampilan hidup praktis.

3. Penambahan (addition) : misalnya : Adanya pengenalan cara penyusunan dan


analisis item tes objektif di kalangan guru sekolah dasar dengan tidak
mengganti atau mengubah cara-cara penilaian yang sudah ada.

4. Penyusunan kembali (restructturing), misalnya : Upaya menyusun kembali


susunan peralatan, menyusun kembali komposisi serta ukuran dan daya
tampung kelas, menyusun kembali urutan mata- mata pelajaran / keseluruhan
sistem pengajaran, sistem kepangkatan, sistem pembinaan karier baik untuk
tenaga edukatif maupun tenaga administratif, teknisi, dalam upaya
perkembangan keseluruhan sumber daya manusia dalam sistem pendidikan.

5. Penghapusan (elimination), Contohnya : Upaya menghapus mata-mata


pelajaran tertentu seperti mata pelajaran menulis halus, atau menghapus
kebiasaan untuk senantiasa berpakaian seragam.

6. Penguatan (reinforcement), Misalnya : Upaya peningkatan atau pemantapan


kemampuan tenaga dan fasilitas sehingga berfungsi secara optimal dalam
permudahan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

2.2 Manajemen Inovasi

Manajemen inovasi merupakan proses mengelola inovasi di suatu


perusahaan agar dapat bermanfaat untuk menciptakan keunggulan bersaing yang
berkelanjutan bagi perusahaan. Dengan inovasi, ide-ide segar terus mengalir
setiap saat sebagai antisipasi perkembangan dunia yang semakin cepat, beragam
dan dinamis. Keberadaan ide-ide tersebut harus diatur dan disusun secara
sistematis. Inovasi harus dijalankan secara sistematis, efesien dan berkelanjutan
sehingga memerlukan suatu sistem untuk mengatur ide-ide ini agar terstruktur.
Manajemen Inovasi merupakan Proses mengelola inovasi di suatu perusahaan
agar dapat berdaya guna bagi penciptaan keunggulan bersaing yang berkelanjutan
bagi perusahaan. Manajemen Inovasi diperlukan karena untuk mengakui bahwa
ide-ide segar harus terus mengalir secepat mungkin dan setiap saat sebagai
antisipasi perkembangan dunia yang semakin cepat, beragam, dan dinamis
tersebut. Di sini lah manajemen Inovasi itu harus berperan penting.
Dalam perusahaan, Manajemen Inovasi diperlukan karena ide-ide segar
akan terus lahir di sebuah perusahaan dan menjadi sangat banyak. Keberadaan
ide-ide tersebut harus diatur dan disusun secara sistematis agar tidak terjadi
kesemrawutan. Inovasi yang harus dijalankan secara sistematis, efisien, dan
berkelanjutan ini memerlukan suatu sistem untuk mengatur ide-ide ini agar lebih
terstruktur. Dari 100 ide yang brilian, hanya satu yang menjadi inovatif. Jika
dalam suatu perusahaan dihasilkan 100 jenis produk dalam satu tahunnya, maka
dibutuhkan 10 ribu ide brilian tersebut. Tanpa adanya manajemen yang baik, ide-
ide itu malah akan menumpuk dan kemungkinan akan terlambat untuk
diperkenalkan di pasar. Terlambat diperkenalkan di pasar maka akan kehilangan
pendapatan sehingga makin lama akan kehilangan kemampuan bersaing dengan
yang lain.
Lihat saja perusahaan perusahaan yang menerapkan inovasi dengan baik.
Seperti halnya perusahaan Apple yang terus mengembangkan inovasinya terus
sehingga menghasilkan produk produk gagdet Ipad, Iphone, Ipod yang diterima
di pasar . Google dengan berbagai layanan yang unik di Internet. Perusahaan
perusahaan kecil yang sudah berinovasi dengan memperkecil waktu proses
pembuatan produknya.

2.3 Perbedaan Inovasi


Johne (1999) dalam Ojasalo (2008) membedakan tiga jenis inovasi:
inovasi produk, proses inovasi, dan inovasi pasar.
 Inovasi produk memiliki makna paling jelas yaitu menghasilkan
pendapatan.
 Inovasi proses menyediakan sarana untuk menjaga dan meningkatkan
kualitas dan untuk menghemat biaya.
 Inovasi pasar memperhatikan peningkatan target pasar campuran
(mixed og target market) dan bagaimana pasar yang dipilih
adalah yang terbaik dilayani.

Generasi Inovasi
Banyak perubahan fundamental bagaimana perusahaan menghasilkan ide
dan nilai-nilai baru dan membawanya ke pasar selama abad 20. Pada abad ini,
dimana model „inovasi tertutup‟ cukup berhasil meningkatkan kinerja perusahaan.
Namun seiring dengan banyaknya penemuan teknologi informasi menjadikan
banyak kritikan terhadap model inovasi tertutup dan bergerak ke arah model
inovasi terbuka. Perubahan-perubahan ini memberikan dampak perubahan pada
dunia akademik di dalam melihat fenomena dan keterkaitan dengan disiplin ilmu
yang berbeda semakin terbuka dari pada abad sebelumnya. Pergerakan perubahan
konsep/teori inovasi melahirkan perjalanan melalui regenerasi konsep dan
pendekatan. Berikut ini akan dijelasakan perubahan generasi inovasi. Hal ini
penting untuk melihat posisi penelitian ini dan pendekatan yang dipakai dalam
perjalanan teori inovasi dan metodologinya. Terdapat dua pandangan dalam
mengurai generasi model inovasi yaitu diambil dari Davenport (2003) dan
Marinova (2003).

Tabel 1 Lima Generasi Model Proses Inovasi

Generasi Periode Profil Kunci

Pertama/kedua 1960 an + Model linier sederhana–tarikan kebutuhan dan dorongan


Teknologi

Ketiga 1970 an + Model coupling, mengenali interaksi antara unsur-unsur


yang berbeda dan umpan balik di antara mereka
Keempat 1990 an + Model pararel, integrasi antar perusahaan,
ke hulu dengan pemasok kunci dan ke hilir dengan
permintaan dan pelanggan aktif, menekankan pada
hubungan dan aliansi

Kelima 2000 + Integrasi sistem dan jaringan yang


luas, respon untuk penyesuaian dan
fleksibel, pengujian dan
eksperimentasi terus-menerus

Sumber: Rothwell dalam Davenport (2003)

Rothwell (1994) menjelaskan bahwa evolusi inovasi terbagi dalam lima


generasi perilaku inovasi, yaitu:

1. Generasi pertama inovasi (1G) – technology push. Area inovasi lebih


menekankan sebagai pondasi dari revolusi industri. Inovasi hadir
bersama teknologi baru untuk mengembangkan produk dan produksi.

2. Generasi kedua inovasi (2G) – need pull. Area inovasi berbasis pada
fokus pasar dan konsumen, dimana konsumen menekan kebutuhan dan
respon teknologi produksi. Pemasaran menentukan peran dari
pemunculan ide-ide baru.

3. Generasi ketiga inovasi. (3G) – coupling model. Area inovasi


berkembangan menjadi model pengelompokkan. Pemasaran mungkin
membutuhkan ide-ide baru, namun teknologi produksi memberikan
solusi. Alternatifnya, R&D mengembangkan ide-ide baru bagi
pemasaran dengan feedback dari pasar, R&D dan pemasaran menyatu
dalam hubungan yang kuat.

4. Generasi keempat inovasi (4G) – integrated model. Model inovasi yang


terintegrasi menunjukkan R&D dan pemasaran memiliki aktivitas yang
terintegrasi, bersama dengan supplier dan menghilangkan peran yang
dikelompokkan untuk memimpin konsumen.

5. Generasi kelima inovasi (5G) – system integration and networking


model. Model inovasi yang dikembangkan mengintegrasikan strategi
mitra dengan supplier dan konsumen melalui sistem yang tangguh dan
memiliki kolaborasi antara pemasaran dan penelitian yang kuat.
Penekanan pada fleksibilitas dan kecepatan pengembangan dengan
fokus pada kualitas dan faktor lainnya.

MODEL LINEAR SEDERHANA INOVASI


PENELITIAN

DASAR DORONGAN PENEMUAN/

TEKNOLOGI
PENELITIA N PENGEMBANGAN INOVASI
TERAPAN PERCOBAAN

PERMINTAAN TARIKAN KEBUTUHAN


MODEL REVISI INOVASI

PERKEMBANGAN PERSPEKTIF TENTANG INOVASI

TECHNOLOGY PUSH
DORONGAN KEMAMPUAN1960-1970 an

Riset Riset Litbang Manufaktur/ Penjualan/


dasar terapan
produksi distribusi
DEMAND PULL
TARIKAN KEBUTUHAN1970-1980 an

Riset
dasar

Permintaan Litbang Manufaktur/ Penjualan/

Riset
produksi distribusi terapan

ILUSTRASI PERKEMBANGAN PERSPEKTIF:


MODEL INTERAKTIF

MODEL LINIER

TECHNOLOGY PUSH

Sains Pengembangan Manufaktur Pemasaran Penjualan


dasar teknologi

DEMAND PULL

Kebutuhan Pengembangan Manufaktur Penjualan


konsumen
Hampir sama dengan model Rothwell yaitu 5 generasi model
inovasi maka dalam model Marinova dan Phillimore mengutarakan 6
tipologi inovasi yaitu:

(1) Generasi Pertama – Model Black Box.

Tanpa memandang akan pentingnya pengakuan secara luas alokasi


sumber daya dalam semua bidang kegiatan manusia, ilmu
pengetahuan ekonomi, penelitian dan pengembangan dan inovasi,
telah terbelakang selama puluhan tahun di bidang penelitian. Model
Black Box dipinjam oleh cybernetics dan menyatakan bahwa proses
inovasi itu sendiri tidak penting dan bahwa satu – satunya hal yang
diperhitungkan adalah input dan output. Model ini menempatka
inovasi sebagai aktivitas ekonomi perusahaan yang penting. Model
inovasi Black Box ini muncul bersama dengan dan berdampingan
dengan teori – teori sosiologis ilmu yang menekankan pentingnya
otonomi ilmiah dan pentingnya kemerdekaan untuk pengembangan
ilmu pengetahuan. Model Black Box dan keengganan para ekonom
dan peneliti lainnya untuk mengatasi hubungan antara ilmu
pengetahuan, teknologi dan pembangunan industri adalah karena
adanya faktor utama pada kurangnya pada kebijakan publik yang
mendorong inovasi.

(2) Generasi Kedua - Model Linier (termasuk tarikan kebutuhan dan


dorongan teknologi).

Pada tahun 1960 – an dan 1970 – an menjadi saksi atas terbuktinya


bahwa Black Box dalam inovasi membuat para peneliti menjadi
tertarik pada proses tertentu yang menghasilkan teknologi baru dan
pembelajaran yang terlibat dalam perubahan teknologi. Gambaran
inovasi linier pertama memfokuskan pada kebaruan teknologi sebagai
sebuah kekuatan pendorong untuk inovasi. Model linier “tarikan
kebutuhan” (need pull) atau model “dikendalikan pasar”
dikembangkan tidak lama setelah diakuinya pentingnya pasar dan
tuntutan konsumen potensial atas teknologi. Dikotomi technology
- push/ need-pull digunakan untuk tidak hanya
menjelaskan berhasil apa tidaknya berbagai macam teknologi baru
tetapi juga memperkenalkan sejumlah kasus kegagalan. Sebuah
konsep yang terkait dengan model linier adalah yang
disebut”hambatan untuk inovasi” atau faktor yang telah menghambat
adopti teknologi baru.. Meskipun sangat jelas dan mudah dimengerti,
tetapi model linier juga terlalu banyak memiliki penyimpangan dari
realitas. Dengan adanya penyimpangan atau kelemahan ini maka
model linier ini segera diganti dengan model yang lebih canggih.

(3) Generasi Ketiga – Model Interaktif (termasuk model coupling dan


integrasi). Model linier dianggap sebagai gambaran yang sangat
sederhana dari interaksi umumnya kompleks antara ilmu
pengetahuan, teknologi dan pasar. Terdapat sebuah kebutuhan untuk
memahami lebih dalam dan lebih deskripsi atas semua aspek dan
para aktor dari proses sebuah inovasi. Rothwell dan Zegveld
menyatakan bahwa “pola keseluruhan proses inovasi dapat
dianggap sebagai sebuah jaringan yang kompleks atas
jalur komunikasi baik intra organisasi dan ekstra organisasi yang
menghubungkan berbagai fungsi dan menghubungkan berbagai
perusahaan dengan komunitas nasyarakat ilmiah dan teknologi lebih
luas ke pasar”. Beiji menekankan pada model interaktif, inovasi tidak
lagi menjadi produk akhir dari tahap akhir kegiatan tetapi dapat
terjadi di berbagai tempat seluruh proses tersebut. Hal
ini dapat berulang (circular) disbanding berurutan.

Kekuatan utama dari model interaktif adalah penjelasan dari


beberapa interaksi yang diperlukan untuk keberhasilandari sebuah
inovasi. Model interaktif menarik perhatian para peneliti terhadap
jarak antara ide – ide teknologi baru dan hasil ekonomi. Model
interaktif adalah upaya untuk membawa bersama – sama dorongan
teknologi dan tarikan pendekatan pasar menjadi model inovasi
komprehensif dan sebagai hasilnya meberikan pendekatan yang lebih
lengkap dan bernuansa ke isu faktor dan pemain yang terlibat dalam
inovasi.

(4) Generasi Keempat – Model Sistem (termasuk jaringan kerja dan


sisteminovasi nasional).
Kompleksitas inovasi membutuhkan interaksi yang tidak hanya
dari spectrum yang luas dari dalam perusahaan tetapi juga dari
kerjasama antar perusahaan tersebut. Mekanisme hierarki yang mapan
tampaknya berhenti dan di dalamnya banyak kasus yang digantikan
oleh entitas baru yang saling bersilangan antara batas organisasi
dengan entitas pasar. Fokus utama dari pendekatan model sistem ini
adalah bahwa inovasi sebagai sebuah sistem yang mencakup
penekanan pada interaksi, antar keterhubungan (inter connectedness)
dan sinergi. Model sistem ini memberikan pendapat bahwa
perusahaan – perusahaan yang tidak memiliki sumber daya besar
untuk mengembangkan inovasi dalam perusahaan bias mendapatkan
keuntungan dari membangun hubungan dengan jaringan perusahaan
dan organisasi lain. Hobday merangkum mengenai keuntungan dari
metode sistem yaitu:

a. Kelompok perusahaan kecil dapat mempertahankan teknologi


terdepandengan menggunakan dukungan dari organisasi lain.
b. Akumulasi keterampilan dan pembelajaran kolektif terjadi di
dalamjaringan dan bermanfaat bagi semua peserta.
c. Jaringan mempromosikan arus individu “kunci” antara perusahaan.

d. Keterampilan dapat dikombinasikan dan dikembangkan kembali


untukmengatasi kemacetan.
e. Inovasi waktu dan biaya dapat dapat dikurangi.

f. Jaringan menyediakan pintu masuk ke industri bagi perusahaan


kecilyang inovatif.
g. Perusahaan individu dalam jaringan beroperasi dengan
fleksibilitas tinggi dan dengan cara biaya rendah termasuk
overhead yang kecil.
Model system yang paling terkenal adalah system nasional inovasi
misalnya Freeman, Lundvall dan Nelson. Kekuatan utama dari model
ini adalah dalam menjelaskan tempat dan peran perusahaan kecil
dalam inovasi dan bagaimana mereka dapat bertahan dalam
berkompetisi dan tekanan dari perusahaan besar. Efek sinergis dari
jaringan inovasi menjelaskan kapasitas mereka untuk menghasilkan
efek positif.

(5) Generasi Kelima – Model Evolusi.

Menurut Saviotti kebutuhan untuk pendekatan evolusi dalam


ekonomi diusulkan atas dasar sejumlah kegagalan dalam neoklasik
ekonomi termasuk ketidakmampuan untuk menangani dinamis
perubahan kualitatif dan fitur internal inovasi teknologi. Hodgson
berpendapat bahwa metafora mekanik yang diadopsi dalam pemikiran
ekonomi ortodoks memiliki kekuatan penjelasan yang lemah.

Saviotti menjelaskan konsep – konsep kunci dalam pendekatan


evolusioner untuk inovasi adalah sebagai berikut:

a. Generasi keragaman inovasi dianggap sebagai yang setara dengan


mutasi.
b. Seleksi proses seleksi dilakukan bersama – sama dengan
mekanisme yang menghasilkan berbagai keragaman.
c. Reproduksi dan pewarisan perusahaan yang dianggap sebagai
organisasi yang memproduksi dan pewarisan dinyatakan dalam
kesinambungan dimana organisasi membuat keputusan,
mengembangkan produk dan umumnya dalam melakukan bisnis
mereka.
d. Daya tahan dan adaptasi. Prinsip Darwin “survival of the fittest”
dicerminkan oleh kecenderungan unit ekonomi untuk menjadi
sukses dalam suatu lingkungan tertentu.
e. Perspektif populasi keragaman merupakan komponen penting
untuk proses evolusi.
f. Interaksi dasar ini terutama mencakup terutama kompetisi (antara
produk atau perusahaan) dan merupakan interaksi paling banyak
dipelajari dalam ilmu ekonomi.
g. Lingkungan yang eksternal elemen kunci dalam pendekatan
evolusi.

Model evolusi ini tertantang oleh konsep utama dari teori ekonomi
yang secara tradisional berfokus pada keseimbangan pasar dan
informasi lengkap. Pendekatan baru ini menjelaskan bahwa inovasi
dengan definisi melibatkan perubahan dan keputusan yang dibuat
tidak hanya pada harga.

(6) Generasi Keenam – Innovation Milieux.

Pentingnya lokasi geografis untukmelahirkan pengetahuan baru


memunculkan model innovation milieux. Konsep ini adalah
kontribusi utama bagi geografis, ekonomi regional dan perencanaan
perkotaan dengan bidang yang secara tradisional telah dipelajari oleh
ekonom dan sosiolog. Penjelasan dari Camagni mengenai innovation
milieux terdapat komponen – komponen yaitu:

a. Suatu system yang produktif, misalnya perusahaan yang inovatif.

b. Hubungan teritorial yang aktif, misalnya antar perusahaan dan


interaksi antar organisasi mendorong inovasi.

c. Pelaku dari berbagai wilayah sosio-ekonomi,


misalnya swasta lokal atau institusi publik
mendukung inovasi.
d. Kebudayaan tertentu dan proses representasi.

e. Proses pembelajaran kolektif tingkat lokal yang dinamis.

Camagni dan Capello menekankan bahwa interaksi menciptakan


lingkungan inovasi tidak harus didasarkan pada mekanisme pasar
tetapi juga mencakup gerakan dan pertukaran barang, jasa, informasi,
orang dan ide. Selain komponen yang produktif lingkungan kerja baru
– baru ini faktor lainnya yang telah mulai berdampak pada kapasitas
lokasi agar perusahaan menghasilkan inovasi baru. Konsep innovation
milieux membantu menjelaskan keberhasilan usaha kecil dan
menengah yang pada umumnya kekurangan sumber daya untuk
mempertahankan strategi. Model ini juga menjelaskan mengapa lokasi
tertentu memberikan dan melahirkan sejumlah perusahaan kecil yang
inovatif yang letaknya berdekatan dan berbagi budaya dan etos bisnis
serupa.

Open Innovation

Open innovation merupakan sebuah fenomena yang telah memiliki


peran semakin penting baik teori maupun praktek (Enkel, 2009). Pada pusat
model open innovation dan konsep innovasi lainnya yang senada adalah
bagaimana menggunakan ide dan pengetahuan dari aktor luar dalam proses
innovasi (Lauren and Salter, 2006). Dengan kata lain maksud dari open
innovation, bahwa perusahaan perlu membuka batas perusahaan untuk
menghadirkan arus pengetahuan bernilai dari luar dalam rangka
menciptakan peluang untuk kerjsama proses innovasi dengan rekanan,
konsumen dan/atau pemasok (Enkel, 2009).

Sebaliknya organisasi yang terlalu focus pada internal akan


membahayakan karena akan kehilangan sejumlah peluang karena banyak
peluang- peluang datang dari aktivitas luar organisasi atau banyak potensi
yang perlu dikombinasikan denga teknologi ekstanl dalamg rangka
mengoptimalkan pntesi perushaan (Chesbrough, 2003). Dalam model lama
closed innovation (innovasi tertutup), perusahaan bertumpu pada asumsi
bahwa proses innovasi diperlukan kontrol dari perusahaan. Chesbrough
berpendapat bahwa penelitian dan pengem- bangan internal tidak lagi
sebagai asset strategic yang bernilai. Chesbrough, Open innovation sebagai
“paradigma yang berasumsi bahwa perusahan dapat dan seharusnya
menggunakan ide-ide dari luar sebagaimana ide-ide dari dalam perusahaan,
dan internal dan eksternal merupakan jalan menuju pasar, sebagaimana
perusahaan memandanag keunggulan atas teknologi mereka”.
Paradigma closed innovation (inovasi tertutup) terkait dengan
pola pikir industry ke arah pengorganisasian R & D telah
menyebabkan prestasi penting dan banyak keberhasilan yang bersifat
komersial. Keberhasilan masa lalu dari paradigma closed innovation
adaqlah pada kemampuannya untu memberikan kontrubusi dan
ketekunannya dalam menghadapi perubahan lanskap pengetahuan. closed
innovation adalah pendekatan yang mendasarkan pada focus kedalam, yang
cocok dengan lingkungan pengetahuan awal abad kedua puluh. Namun,
paradigm ini semakin bertentangan dengan lanskap pengetahuan pada awal
abad kedua puluh satu. Konsep-konsep ini secara implisit berasumsi
bahwa semua kegiatan ini dilakukandalam perusahaan. Tidak ada jalan
lain untuk gagasan yang akan datang ke perusahaan, juga tidak ada jalan
lain untuk produk dan layanan untuk meninggalkan perusahaan. Bila
diilustrasikan maka landscape ilmu pengetahuan dalam closed innovation
dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Landscape Ilmu Pengetahuan Dalam Closed


Innovation

Sumber: Henry W. Chesbrough, Open Innovation, 2003

Open Innovation (Inovasi Terbuka) adalah bahwa ide-ide berharga


dapat datang dari dalam atau luar perusahaan dan bisa pergi ke pasar
dari dalam atau luar perusahaan juga. Pendekatan ini menempatkan ide
dari eksternal dan jalan ekstrenal menuju pasar sama pentingnya
sebagai-mana ide- ide internal dan jalan menuju pasar selama era Inovasi
Tertutup. Adapun landscape ilmu pengetahuan dalam open innovation
dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Landscape Ilmu Pengetahuan Dalam


Open Innovation

Sumber: Henry W. Chesbrough, Open Innovation, 2003

Dalam open innovation, manager dapat mengorganisasi transaksi


pengetahuan melalui tiga besar keputusan: (1) knowledge acquisition
(membuat atau membeli), (2) knowledge integration (intergasi atau
keterkaitan), dan (3) knowledge exploitation (mempertahankan atau jual).
Konsep Open innovation berkaitan erat dengan (1) inovasi berdasarkan
konsumen atau pemakai, (2) akumulasi inovasi, (3) perdagangan know-
how, (4) manajemen pengetahuan, (5) demokrasi inovasi, (6) inovasi masal,
dan (7) distribusi inovasi. Penelitian ini diasumsikan bahwa system inovasi
regional dan sektoral bersifat terbuka, dimana ide pengembangan
pembaharuan dapat datang dari pihak luar dan dalam, bahkan batas-batas
perusahaan dalam konteks system inovasi sudah mulai lentur karena
tuntutan interaktsi antar pelaku dalam system inovasi.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Inovasi dan Karakteristiknya


Inovasi (innovation = pembaharuan= perubahan). Inovasi disampaikan
oleh seseorang yang disebut pembaharu (agent of change), yaitu pihak-pihak yang
menghendaki perubahan. Dengan demikian inovasi memiliki karakter atau sifat
selalu menyebabkan perubahan. Menurut Rogers dan Burdge (1972), inovasi atau
hal baru bercirikan atau harus memiliki karakter sebagai berikut :
1. Harus memiliki keuntungan relatif (relative advanted).
2. Harus sesuai dengan nilai atau pola-pola tingkah laku masyarakat
setempat (compatibility).
3. Harus mudah dilakukan, sederhana dan memiliki keanekaragaman
yang tinggi (complexity).
4. Harus dapat dicoba dalam skala kecil (divisibility = triability).
5. Harus dapat diamati (communicability = observability).
Di samping ciri tersebut, suatu inovasi harus memenuhi syarat sebagai
berikut : 1 Secara teknis dapat dilakukan 2 Secara ekonomi menguntungkan 3
Dapat diterima secara sosial dan budaya, adat istiadat dan agama.

3.2 Peranan Komunikasi dalam Inovasi


Komunikasi pada hakekatnya merupakan suatu proses pertukaran pesan-
pesan verbal (terulis) atau non verbal (misalnya dengan bahasa gerak dan bahasa
tubuh), diantara si pengirim dan si penerima untuk mengubah tingkah laku.
Perubahan tingkah laku ini meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pesan-
pesan verbal maupun non verbal tersebut merupakan hal baru (inovasi) yang
tentunya harus diadopsi (diterima) oleh sasaran (komunikan). Dengan demikian
jelas bahwa peranan komunikasi dalam adopsi inovasi sangatlah penting. Tanpa
adanya proses komunikasi yang baik dan efektif maka inovasi tidak mungkin
terjadi.
Hal-hal yang harus dikalukan agar kegiatan komunikasi dapat efektif
adalah sebagai berikut :
1. Penarikan minat
2. Mudah dan dapat dipercaya
3. Peragaan disertai sarananya
4. Saat dan tempatnya harus tepat
Dalam sektor pertanian, peranan komunikasi sangat dominan jika ditinjau
dari segi penyuluhan pertanian. Inovasi yang dibawa oleh petugas penyuluh
pertanian seringkali mengalami hambatan yang disebabkan oleh petani
(komunikan), hal ini terutama dikarenakan oleh :
1. Tingkat pengatahuan
2. Motivasi yang rendah
3. Sumberdaya yang serba terbatas
4. Wawasan yang kurang
5. Kekuasaan yang sangat minim
Srategi komunikasi yang dipilih sangat tergantung dengan jenis pesan
(kebijakan) yang akan disampaikan. Seharusnya strategi komunikasi dikaitkan
dengan :
1. Pengetahuan sasaran
2. Penggunaan bahasa
3. Sikap kelompok sasaaran
4. Keinginan anggota kelompok sasaran untuk memperoleh informasi.

3.3 Inovasi Dalam Usaha Agribisnis


Harus dipahami bahwa saat ini telah terjadi perubahan mendasar dalam
memandang pertanian. Jika dahulu pertanian diartikan secara sangat sempit,
semata-mata hanya melihat subsistem produksi atau usaha taninya saja, maka saat
ini pertanian diartikan secara lebih luas, dari hulu, on-farm hingga hilir, yang
dikenal dengan sistem dan usaha agribisnis.
Jika cara pandang lama telah berimplikasi yang tidak menguntungkan bagi
pembangunan pertanian (dan pedesaan) yakni pertanian dan pedesaan hanya
sebagai sumber produksi primer yang berasal dari tumbuhan dan hewan tanpa
menyadari potensi bisnis yang sangat besar yang berbasis produk-produk primer
tersebut, maka cara pandang baru membuka cakrawala potensi sumberdaya alam
sebagai jalur pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan proses industrialisasi di
sektor pertanian (agroindustrialisasi).
Potensi subsektor peternakan masih cukup besar untuk dikembangkan.
Peranan ternak dalam peningkatan pendapatan masyarakat telah tebukti mampu
menjadi basis usaha masyarakat, terutama masyarakat pedesaan. Kelemahan yang
benar-benar nyata adalah kemampuan teknis dan kemampuan sumber daya
manusia. Istilah tidak kenal teknologi untuk masyarakat pedesaan adalah hal
wajar. Namun demikian, potensi usaha dari sudut pandang pribadi
(kewirausahaan) adalah nilai lebih tersendiri yang perlu pengembangan lebih
lanjut.
Dalam aktivitas usahanya, komoditas peternakan dapat dipadukan dengan
pengembangan usaha komoditas pertanian lainnya. Hal ini tentu saja akan
memberikan added value yang berlipat ganda bagi masyarakat jika mampu
mengelolanya. Added value yang dimaksud dapat tercapai melalui pengelolaan
Usaha Tani Ternak Terpadu, yaitu pola usaha yang memadukan pemeliharaan
ternak, ikan dan budidaya pertanian secara umum. Dalam usaha tani tersebut,
antar komoditas harus saling memberikan keuntungan secara langsung.
Pelaksanaan usaha tani ternak terpadu, dimulai dengan merencanakan
lokasi dengan mempertimbangkan segi kemananan dan ketersediaan sumber daya
lainnya. Selanjutnya adalah menentukan komoditas yang sesuai untuk dipadukan
dalam usaha tersebut. Aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan, terutama
sekali untuk komoditas ternak adalah aspek sapta usaha peternakan, yang meliputi
; pemilihan bibit, perkandangan, pemberian pakan, tatalaksana pemeliharaan,
penangan penyakiit, panen dan pasca panen serta pemasaran. Pengelolaan yang
terpadu antar komoditas akan menghasilkan beragam kombinasi out put yang
dihasilkan.
Beberapa contoh inovasi usaha agribisnis berbasis komoditas secara
terpadu, antara lain sebagai berikut:
Integrasi usaha Padi-Itik-Ikan-Duckweed (Dihansih, 1999)
Integrasi budidaya Padi-Itik-Ikan-Duckweed memanfaatkan sumberdaya
dengan limbah padi (dedak) sebagai pakan ikan dan itik, lumpur kolam dan
kotoran ternak sebagai pupuk sawah, tanaman air (duckweed) untuk pakan itik
serta pemupukan sawah.

Menurut Rahman (1995), beberapa keuntungan integrasi budidaya itik dan


ikan adalah sebagai berikut:
1. Limbah itik kaya akan kandungan N (1 %), P (1,4 %), dan K (0,6 %), yang
merupakan suplemen pakan yang baik untuk ikan. Sehingga mengurangi
biaya pemberian pakan suplemen.
2. Kotoran itik dan pakan yang tercecer secara langsung dikonsumsi oleh
beberapa spesies ikan, hal ini mempermudah dan mempercepat
pertumbuhan dan produksi ikan tersebut.
3. Kontruksi dari kandang itik tidak memerlukan lahan tambahan (lebih
efisien). Selain itu kondisi ini memberikan fasilitas daya hidup dan
produksi yang lebih baik untuk itik sebagai unggas air.
4. Itik memberikan jasa sebagai konsumen dari beberapa parasit ikan dengan
cara mengkonsumsi sema ng primer (keong, tiram, dll). Itik tersebut juga
mengkonsumsi larva lalat, nyamuk, gulma air, kecebong, yang umumnya
tidak dimakan ikan. Serangga air dalam kolam ikan juga dikontrol oleh
itik. Dengan demikian total produksi protein ternak dari lahan yang sama
dapat ditingkatkan.
5. Itik berperan dalam memberikan oksigen (aerasi) dan melepaskan zat
makanan dari dasar kolam dengan cara berenang dan menyelam.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penemuan produk baru selalu dimulai oleh adanya inovasi. Inovasi
memiliki arti yang berbeda dengan penemuan, tetapi memiliki pengertia yang
lebih luas dari penemuan. Inovasi merupakan keseluruhan proses pada saat
penemuan ditransformasikan menjadi sebuah produk komersial yang dapat dijual
sehingga menghasilkan keuntungan. Inovasi bukan hanya sekedar memproduksi
produk baru, namun lebih dari itu memiliki pengertian pengelolaan semua
kegiatan yang terkait dengan proses penciptaan ide, pengembangan, teknologi,
produksi, pemasaran dan lain sebagainya.
2. Inovasi lebih memfokuskan pada tiga hal utama yaitu: 1) Gagasan baru yaitu
suatu olah pikir dalam mengamati suatu fenomena yang sedang terjadi. 2) Produk
dan jasa yaitu hasil langkah lanjutan dari adanya gagasan baru yang ditindak
lanjuti dengan berbagai aktivitas dan 3) upaya perbaikan yaitu usaha sistematis
untuk melakukan penyempurnaan dan melakukan perbaikan (improvement) yang
terus menerus.
3. Manajemen Inovasi merupakan proses mengelola inovasi di suatu perusahaan
agar dapat bermanfaat untuk menciptakan keunggulan bersaing yang
berkelanjutan bagi perusahaan. Dengan inovasi, ide-ide segar terus mengalir
setiap saat sebagai antisipasi perkembangan dunia yang semakin cepat, beragam,
dan dinamis. Keberadaan ide-ide tersebut harus diatur dan disusun secara
sistematis agar tidak terjadi kesemrawutan. Inovasi harus dijalankan secara
sistematis, efisien, dan berkelanjutan sehingga memerlukan suatu sistem untuk
mengatur ide-ide ini agar lebih terstruktur.
DAFTAR PUSTAKA

Leonardus Saiman, Kewirausahaan, Jakarta: Salemba Pers, 2013, h.27

Suryana, Kewirausahaan, Jakarta: PT Salemba Empat. 2006, h. 168 Sumber:


Madura, Jeff. 2007. Pengantar Bisnis 1 (Edisi Keempat). Jakarta: Salemba
Empat.

Sule Erni Tisnawati & Saefullah Kurniawan. 2008. “Pengantar Manajemen”.


Jakarta. Prenada Media Group

Drucker Petter, 1985. Innovation And Entrepreneurship. Harper Dan Row, New
York.

Cobb, Roger. W. & Charles. D. Elder, 1972. Participation in American Politics:


The Dynamics of Agenda-Building, John Hopkins University Press

Anda mungkin juga menyukai