Disusun Oleh :
Wulan Maharani
Sholawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW, semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta
menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara sederhana inovasi dimaknai sebagai pembaruan atau perubahan
dengan ditandai oleh adanya hal yang baru. Upaya untuk mencari hal yang baru
itu mungkin disebabkan oleh beberapa hal antara lain dalam upaya memecahkan
masalah yang dihadapi seseorang atau kelompok. Dengan demikian, sesuatu ide
atau temuan yang baru atau perubahan baru tetapi kurang membawa dampak
kepada upaya pemecahan masalah tidak dapat diklasifikasikan sebagai inovasi.
Inovasi sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang disadari dan
diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seorang atau kelompok untuk diadopsi.
Oleh sebab itu, inovasi pada dasarnya merupakan pemikiran cemerlang yang
bercirikan hal baru atau pun berupa praktik-praktik tertentu atau pun berupa
produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi yang diterapkan melalui
tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan
yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan tertentu ataupun proses tertentu yang
terjadi di masyarakat.
iii
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat inovasi?
2. Apa saja ciri-ciri hakikat inovasi?
3. Apa yang dimaksud dengan karakteristik inovasi?
4. Apa saja karakteristik inovasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hakikat inovasi
2. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri hakikat inovasi
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hakikat inovasi
4. Untuk mengetahui apa saja karakteristik inovasi
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologi, inovasi berasal dari kata latin innovaation yang berarti
pembaharuan dan perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui
dan mengubah. Inovasi ialah suatu perubahan baru yang menuju ke arah
perbaikan dan berencana (tidak secara kebetulan saja) (Idris, Lisma Jamal 1992 :
70).
Selanjutnya dijelaskan bahwa sesuatu yang baru itu, mungkin sudah lama
dikenal pada konteks sosial atau sesuatu itu sudah lama dikenal tetapi belum
dilakukan perubahan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah
perubahan, tetapi tidak semua perubahan merupakan inovasi (Idris, Lisma Jamal,
1992 : 71).
v
Istilah inovasi selalu di artikan berbeda-beda oleh beberapa para ahli.
Menurut Trott (2008) inovasi adalah jantung atau pusat aktivitas dari setiap
perusahaan karena inovasi berperan penting pada kelangsungan perusahaan, serta
manajemen dari semua aktivitas antara lain proses pembentukan ide,
pengembangan teknologi, proses pabrikan, dan pemasaran atas produk baru atau
produk yang dikembangkan.
vi
2. Perubahan : inovasi yang melibatkan perubahan dari keadaan yang ada
saat ini. Ini bisa berarti pengembangan produk baru, peningkatan
proses, atau pengenalan model bisnis yang baru.
3. Penerapan : ide atau konsep inovatif harus diimplementasikan dalam
praktik atau produk yang nyata.
4. Nilai tambah : inovasi seharusnya memberikan nilai tambah kepada
pelanggan, perusahaan, atau masyarakat secara umum.
5. Risiko : inovasi sering melibatkan risiko, baik dalam hal investasi
waktu dan sumber daya. Namun, dengan risiko juga datang peluang
untuk menciptakan sesuatu yang berharga.
6. Berkelanjutan : inovasi bukanlah kejadian sekali jalan. Perusahaan dan
individu perlu terus-menerus mencari cara untuk berinovasi agar tetap
bisa menyesuaikan keadaan lingkungan yang terus berubah.
7. Keterlibatan pemangku kepentingan : inovasi yang sukses sering kali
melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk karyawan,
pelanggan, dan mitra bisnis. Keterlibatan mereka dapat memperkaya
ide dan memastikan dukungan yang lebih besar.
1. Baru
Segala sesuatu yang diciptakan karena inovasi adalah sesuatu yang
belum ada sebelumnya atau bersifat menyempurnakan yang telah ada.
Konsep baru ini tercipta dari sebuah pemikiran keras terhadap
pemanfaatan SDA yang telah ada secara maksimal tanpa mengurangi
fungsi dan juga perannya. Inovasi yang baru juga berarti bahwa
gagasan tersebut murni belum pernah dipakai oleh siapapun. Meski
sudah ada, artinya diadopsi karena cocok menjadi solusi.
2. Terencana
Sebuah inovasi akan terencana sesuai dengan kondisi yang diinginkan.
Hal ini menjadi penting sebab akan berpengaruh ke depannya. Karena
dilakukan dengan sengaja, maka inovasi dilakukan dengan proses dan
vii
persiapan yang matang, jelas, dan telah direncanakan dengan sungguh-
sungguh, sehingga prosesnya tidaklah tergesa-gesa. Tanpa
perencanaan, tentu segala sesuatu dapat menimbulkan kekecewaan.
3. Khas
Sebagai sesuatu yang baru, inovasi akan mempunyai kekhasan
tersendiri. Meskipun itu merupakan hasil adopsi, harus ada kekhasan
yang dimunculkan. Dengan penerapan di tempat yang baru, inovasi
akan menimbulkan kekhasan tersendiri, meski diawali dengan
pengadopsian.
4. Mempunyai tujuan yang jelas
Berdasarkan ilmu pengetahuan yang jelas, maka akan ada objek
tertentu yang dikaji dan ingin dikembangkan. Dengan begitu, arah dan
tujuan dilakukannya inovasi telah jelas sebelumnya. Tanpa adanya
objek yang jelas, maka inovasi bisa jadi salah sasaran dan tidak
terlaksana dengan baik. Bahkan bisa jadi gagal untuk diterapkan.
B. Karakteristik Inovasi
viii
atau karakter yang dimiliki oleh setiap individu, corak tingkah laku, dan tanda
khusus. Inovasi ialah suatu ide, barang, metode yang di rasakan atau di amati
sebagai hal yang baru bagi seorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik
berupa hasil invensi atau discovery yang digunakan untuk mencapai tujuan dan
memecahkan masalah.
ix
nilai, ada contoh yang menarik, yaitu keseganan seseorang untuk
menelepon atau mengirim sms kepada atasan di kantor pada saat jam
kerja, karena dianggap kurang atau tidak menghormati atasan.
3. Kerumitan (complexity); inovasi yang dinilai sulit dipahami atau
digunakan. Persepsi tentang kerumitan suatu inovasi sifatnya relatif.
Suatu inovasi yang dianggap sulit oleh seseorang bisa jadi sangat
sederhana dan mudah bagi yang lain. Contohnya, dalam hal
menggunakan gadget komunikasi. Orang tua mungkin menganggap
smartphone sulit dipahami fitur-fiturnya, sehingga smartphone canggih
hanya digunakan untuk telepon dan sms. Sebaliknya bagi anak-anak
atau remaja dengan mudah mengerti cara menggunakan setiap fitur
smartphone tersebut secara optimal. Memang bagi anak-anak yang
tumbuh kembang sejak dini terbiasa dengan alat-alat komunikasi dan
digital akan dengan mudah tumbuh menjadi kelompok digital native
yang cara pikir, cara paham dan cara kerjanya berbeda dengan
kelompok digital immigrant, yaitu orang yang tidak terbiasa sejak kecil
tapi mau belajar untuk menggunakan berbagai gadget yang merupakan
inovasi dalam bidang komunikasi dan informasi.
4. Akses untuk mencoba (triability) suatu inovasi akan menentukan
apakah suatu inovasi akan digunakan oleh pengguna. Suatu inovasi
yang dipersepsi berguna, sesuai dengan kebutuhan dan tidak rumit
akan lebih memungkinkan diadopsi atau digunakan apabila inovasi
tersebut dapat dicoba oleh calon pengguna. Contohnya dalam konteks
pendidikan, suatu sekolah yang dianjurkan untuk mengadopsi inovasi
tersebut apabila sistem ujian online dapat dipasang di sekolah dan
dicobakan untuk kelas tertentu. Dengan mencoba, calon pengguna
akan lebih memahami cara kerja inovasi tersebut dan merasa percaya
diri untuk menggunakannya.
5. Penampakan penggunaan inovasi (observability) oleh pengguna akan
mempengaruhi calon pengguna. Apabila calon pengguna dapat melihat
manfaat dan kemudahan orang lain ketika menggunakan suatu inovasi,
x
pengguna akan merasa yakin memperoleh manfaat serupa ketika
menggunakannya. Dengan pertimbangan tersebut maka calon
pengguna akan memutuskan untuk menggunakan inovasi. Sebagai
contoh, mahasiswa A sebelumnya mengandalkan buku catatan untuk
mencatat dalam kuliah, tetapi ketika dia melihat mahasiswa B
menggunakan laptop untuk langsung mengetik catatan, menyimpan
dan mengeditnya kemudian, maka mahasiswa A menjadi tertarik. Dari
observasi hari ke hari, keuntungan mahasiswa B menggunakan laptop
dalam perkuliahan membuat mahasiswa A memutuskan untuk
menggunakan laptop.
xi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
xii
DAFTAR PUSTAKA
xiii