Anda di halaman 1dari 21

I BADAN

STANDARDISASi
NASIONAL

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL

NOMOR 591/KEP/BSN/I2/2021
, TENTANG
PENETAPAN SNI 7186:2021 PENGUKURAN DAN EVALUASI PAPARAN

GETARAN PADA SELURUH TUBUH PEKERJA SEBAGAI REVISI DARI SNI

7186:2009 METODE PENGUKURAN PERCEPATAN GETARAN SELURUH

TUBUH PADA SIKAP KERJA DUDUK

KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,

Menimbang a. bahwa untuk menjaga kesesuaian Standar


Nasional Indonesia terhadap kebutuhan pasar,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolo^,
pemeliharaan dan penilaian kelayakan dan
kekinian, perlu dilakukan kaji ulang;
b. bahwa berdasarkan hasil kaji ulang, perlu
dilakukan revisi Standar Nasional Indonesia;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala Badan
Standardisasi Nasional tentang Penetapan SNI
7186:2021 Pengukuran dan evaluasi paparan
getaran pada seluruh tubuh pekerja sebagai
revisi dari SNI 7186:2009 Metode pengukuran
percepatan getaran seluruh tubuh pada sikap
kerja duduk;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang


Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun


2014 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara
I BADAN
STANDARDISASI
NASIONAL

Republik Indonesia Nomor 5584);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2018

tentang Sistem Standardisasi dan Penilaian


Kesesuaian Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 110 Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor


6225);

3. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2018 tentang


Badan Standardisasi Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 10);

4. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor

6 Tahun 2018 tentang Pedoman Kaji Ulang


Standar Nasional Indonesia (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 601);

5. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor

12 Tahun 2018 tentang Perubahan atas


Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor

1 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Cara


Penomoran Standar Nasional Indonesia (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
1762);

Memperhatikan : Surat Direktur Bina Pengujian Keselamatan dan


Kesehatan Kerja, Direktorat Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan
Republik Indonesia, Nomor: B-
5/284/AS.04.01/Vin/2021 tanggal 30 Agustus
2021, perihal Usulan Penetapan SNI;
BADAN
STANDARD/SASI
NASIONAL

-3-

MEMUTUSKAN:

Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI

NASIONAL TENTANG PENETAPAN SNI 7186:2021

PENGUKURAN DAN EVALUASI PAPARAN GETARAN

PADA SELURUH TUBUH PEKERJA SEBAGAI REVISI

DARl SNI 7186:2009 METODE PENGUKURAN

PERCEPATAN GETARAN SELURUH TUBUH PADA

SIKAP KERJA DUDUK.

KESATU Menetapkan SNI 7186:2021 Pengukuran dan


evaluasi paparan getaran pada seluruh tubuh
pekeija sebagai revisi dari SNI 7186:2009 Metode
pengukuran percepatan getaran seluruh tubuh pada
sikap kerja duduk.

KEDUA SNI yang direvisi masLh tetap berlaku sepanjang


belum dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

KETIGA Keputusan Kepala Badan ini mulai berlaku pada


tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 21 Desember 2021
KEPALA^B^rorSTANDARDISASI NASIONAL,

HMAD
SNI 7186:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
(Ditetapkan oleh BSN tahun 2021)

Standar Nasional Indonesia

Pengukuran dan evaluasi paparan getaran pada


seluruh tubuh pekerja

ICS 13.160
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
© BSN 2021

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN

BSN
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id

Diterbitkan di Jakarta
SNI 7186:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Daftar isi

Daftar isi ................................................................................................................................. i


Prakata ...................................................................................................................................ii
Pendahuluan.......................................................................................................................... iii
1 Ruang lingkup .................................................................................................................. 1
2 Acuan normatif ................................................................................................................. 1
3 Istilah dan definisi ............................................................................................................ 1
4 Simbol, singkatan dan satuan .......................................................................................... 2
5 Persyaratan ..................................................................................................................... 2
6 Metode pengukuran ......................................................................................................... 3
Lampiran A (informatif) Pembobotan frekuensi berdasarkan tujuan pengukuran ................... 8
Lampiran B (informatif) Contoh formulir ............................................................................... 10
Bibliografi ............................................................................................................................. 12

© BSN 2021 i
SNI 7186:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Prakata

Standar Nasional Indonesia (SNI) 7186:2021, dengan judul Pengukuran dan evaluasi paparan
getaran pada seluruh tubuh pekerja, merupakan SNI Pengembangan sendiri, revisi dari SNI
7186:2009 Metode pengukuran percepatan getaran seluruh tubuh pada sikap kerja duduk,
Standar ini dibuat dalam rangka melindungi tenaga kerja dari paparan getaran seluruh tubuh
baik dari aspek kesehatan, kenyamanan, persepsi dan motion sickness yang ditetapkan oleh
BSN pada tahun 2021.

Beberapa perubahan dalam Standar ini, yaitu:


1. perubahan Judul SNI menyesuaikan perkembangan teknologi;
2. perubahan Ruang lingkup;
3. perubahan beberapa Istilah dan definisi;
4. penambahan Simbol, satuan dan singkatan;
5. penambahan klausul Persyaratan;
6. perubahan Metode pengukuran menyesuaikan perkembangan teknologi;
7. perubahan Lampiran A (informatif) Pembobotan frekuensi disesuaikan dengan efek
gangguan; dan
8. perubahan Lampiran B (informatif) Contoh formulir dengan beberapa penambahan pada
tabel hasil pengukuran.

Standar ini disusun oleh Komite Teknis 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan
Kementerian Ketenagakerjaan sebagai secretariat Komite Teknis. Standar ini telah dibahas
dalam rapat-rapat teknis, dan terakhir disepakati dalam rapat konsensus di Jakarta pada
tanggal 26 Agustus 2021 yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait,
yaitu perwakilan dari produsen, konsumen, pakar dan pemerintah, serta perwakilan dari
lembaga penguji, asosiasi, perguruan tinggi, pakar serta instansi terkait.

Standar ini telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 13 September 2021 sampai
dengan 12 November 2021 dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI.

Dalam standar ini digunakan kosa kata yang mempunyai maksud tertentu, yaitu:
− “harus” yang artinya disyaratkan.
− “sebaiknya” yang artinya direkomendasikan.

Untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan dokumen dimaksud, disarankan bagi


pengguna standar untuk menggunakan dokumen SNI yang dicetak dengan tinta berwarna.

Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggungjawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.

© BSN 2021 ii
SNI 7186:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Pendahuluan

Getaran seluruh tubuh merupakan salah satu faktor bahaya di tempat kerja. Getaran seluruh
tubuh terjadi ketika tubuh pekerja kontak dengan permukaan yang bergetar (misalnya ketika
duduk di kursi yang bergetar, berdiri di lantai yang bergetar atau berbaring di permukaan yang
bergetar). Getaran seluruh tubuh juga dapat terjadi saat mengoperasikan segala bentuk alat
produksi, sarana transportasi, peralatan angkat angkut, ketika bekerja di dekat beberapa
mesin industri dan sumber getaran lainnya.

Paparan getaran seluruh tubuh dengan intensitas tinggi dan dalam jangka waktu yang lama
dapat meningkatkan risiko kesehatan pada bagian lumbar tulang belakang terkait adanya
gangguan sistem saraf pada bagian lumbar yang terdampak. Paparan getaran seluruh tubuh
juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan lainnya, seperti gangguan sistem pencernaan,
reproduksi, saluran kemih, peredaran darah dan organ reproduksi pada wanita, namun
dengan kemungkinan yang rendah.

Pada umumnya butuh beberapa tahun untuk terjadinya gangguan kesehatan akibat paparan
getaran seluruh tubuh. Oleh sebab itu penting untuk melakukan pengukuran paparan getaran
pada semua periode paparan. Pengukuran paparan getaran seluruh tubuh pada pekerja
dilakukan dengan mengukur percepatan getaran sebagai ukuran tingkat paparan.

Standar Nasional Indonesia ini memuat penjelasan mengenai pengukuran dan evaluasi
paparan getaran pada seluruh tubuh pekerja yang terdiri dari ruang lingkup, istilah dan definisi,
simbol, satuan dan singkatan, persyaratan, metode pengukuran, peralatan yang digunakan,
prosedur pengukuran, perhitungan hasil pengukuran serta interpretasi hasil pengukuran. SNI
ini juga dilengkapi dengan lampiran informatif berupa pembobotan frekuensi berdasarkan efek
gangguan dan formulir untuk melakukan pencatatan hasil pengukuran percepatan getaran
seluruh tubuh.

© BSN 2021 iii


SNI 7186:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Pengukuran dan evaluasi paparan getaran pada seluruh tubuh pekerja

1 Ruang lingkup

Standar ini memuat metode pengukuran dan evaluasi paparan getaran pada seluruh tubuh
(whole body vibration) akibat pekerjaan yang berdampak pada kesehatan, kenyamanan,
persepsi dan motion sickness, dengan rentang frekuensi pada 0,1 Hz sampai 80 Hz. Rentang
frekuensi tersebut merupakan faktor utama untuk menentukan tingkat paparan getaran yang
dapat diterima manusia. Getaran seluruh tubuh meliputi getaran periodik, acak dan sementara.
Metode ini digunakan untuk mengukur paparan getaran seluruh tubuh pada pekerja baik posisi
duduk, berdiri maupun berbaring. Metode ini tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi
getaran tunggal dengan besaran yang ekstrem seperti pada kejadian kecelakaan kendaraan.

2 Acuan normatif

Tidak ada acuan normatif dalam Standar ini.

3 Istilah dan definisi

Untuk keperluan dokumen ini, digunakan istilah dan definisi berikut.

3.1
getaran
gerakan teratur atau tidak teratur suatu benda dengan arah bolak-balik dari kedudukan
keseimbangannya

3.2
getaran periodik
getaran di mana nilai percepatan getaran berulang dalam rentang waktu tertentu dengan
durasi yang sama

3.3
getaran acak
getaran yang terjadi secara tidak teratur sehingga nilai percepatan getarannya tidak dapat
diprediksi

3.4
getaran sementara
getaran yang terjadi pada durasi singkat serta menurun intensitasnya seiring waktu

3.5
percepatan
laju perubahan kecepatan per satuan waktu

3.6
percepatan terbobot atau percepatan ekuivalen
percepatan terbobot waktu berdasarkan waktu pengukuran tertentu, untuk percepatan karena
getaran translasi (bolak balik) linear dengan arah sumbu x, y atau z dinyatakan dalam satuan
meter per detik kuadrat dan getaran rotasi (berputar) dengan pusat rotasi pada sumbu x, y
atau z dinyatakan dalam satuan radian per detik kuadrat

© BSN 2021 1 dari 12


SNI 7186:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
3.7
frekuensi
jumlah getaran per detik

3.8
pembobotan frekuensi
pemberian bobot frekuensi untuk getaran yang terukur berdasarkan efek gangguan

3.9
akselerometer atau transduser percepatan
sensor untuk mengukur percepatan getaran

3.10
crest factor
rasio nilai maksimum percepatan getaran dengan akar kuadrat percepatan rata-rata dengan
nilai pembobotan frekuensi yang sama

3.11
getaran konstan
getaran dengan crest factor kurang dari atau sama dengan 9

3.12
getaran kejut
getaran dengan crest factor lebih besar dari 9

3.13
VDV (vibration dose value)
nilai dosis paparan getaran

4 Simbol, singkatan dan satuan

𝑎𝑤𝑖 : percepatan getaran dengan pembobotan frekuensi


aeq : percepatan getaran setara berdasarkan waktu
Wd, Wk, Wc, Wf, We, Wj : pembobotan frekuensi yang direkomendasikan untuk evaluasi
gangguan kesehatan, kenyamanan, persepsi dan motion sickness (pusing,
mual, atau rasa ingin muntah)
a1, a2, an : percepatan getaran pada pengukuran pertama, kedua dan ke-n
2
m/dt : meter per detik kuadrat
x,y,z : menunjukan arah sumbu getaran
t : durasi total pengukuran
t1, t2, tn : durasi pengukuran pertama, kedua dan ke-n
Hz : Hertz (satuan frekuensi)

5 Persyaratan

Persyaratan pengukuran pemaparan getaran pada seluruh tubuh adalah:

a) Vibrasimeter dalam kondisi baik dan harus terkalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang
terakreditasi.
b) Pengukuran disesuaikan dengan posisi kerja pekerja yang terpapar getaran seluruh tubuh
yang terdiri dari posisi kerja duduk, berdiri atau berbaring.
c) Pengukuran dilakukan pada semua posisi kerja dan jenis pekerjaan yang memiliki
paparan getaran.

© BSN 2021 2 dari 12


SNI 7186:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
d) Penentuan arah sumbu x, y dan z untuk poin b terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1 - Arah pengukuran getaran seluruh tubuh pada posisi kerja duduk, berdiri
dan berbaring
(1a, arah sumbu pada posisi duduk, 1b arah sumbu pada posisi berdiri, 1c arah sumbu
pada posisi kerja berbaring)

6 Metode pengukuran

6.1 Prinsip pengukuran

a) Akselerometer terpasang pada pusat adaptor (mounting) pengukuran berbentuk piringan


karet dengan diameter piringan 250 mm ± 50 mm (ISO 10326-1-2016).

© BSN 2021 3 dari 12


SNI 7186:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Keterangan :
1. Akselerometer
2. Body adaptor

Gambar 2 - Akselerometer yang terpasang pada pusat adaptor


b) Atur pembobotan frekuensi sesuai posisi pengukuran (duduk, berdiri atau berbaring)
c) Atur pembobotan frekuensi sesuai tujuan pengukuran (kategori dan nilai bobot frekuensi
lihat lampiran A)
d) Lakukan pengukuran sesuai posisi kerja pekerja yang terpapar.

6.2 Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk mengukur pemaparan getaran seluruh tubuh adalah
vibrasimeter yang terdiri dari:
a) Unit utama vibrasimeter (a)
b) Kabel penghubung akselerometer dengan unit utama. (b)
c) Akselerometer tergabung dengan adaptor berbentuk piringan (c)

Gambar 3 - Ilustrasi Unit utama vibrasimeter

6.3 Prosedur

6.3.1 Persiapan pengukuran

1) hubungkan akselerometer dengan unit utama yang terhubung dengan adaptor berbentuk
piringan,
2) tentukan posisi pengukuran yang akan dilakukan apakah pada posisi duduk atau berdiri
atau berbaring
3) lakukan pengaturan alat meliputi :

© BSN 2021 4 dari 12


SNI 7186:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
a) pengukuran getaran seluruh tubuh
b) alat mengukur pada rentang pengukuran 0,5 - 80 Hz
c) pengaturan waktu, tanggal pengukuran, dan durasi pengukuran bila dibutuhkan.
d) arah sumbu sesuai dengan posisi pengukuran
e) bobot frekuensi disesuaikan dengan aspek kesehatan, kenyamanan, persepsi atau
motion sickness serta posisi pengukuran
4) Siapkan formulir pengukuran (lihat lampiran B)

6.3.2 Pelaksanaan pengukuran

Letakan akselerometer pada titik pengukuran sesuai dengan posisi pengukuran dan pastikan
arah sumbu (x, y dan z) seperti pada ilustrasi Gambar 4.

Gambar 4 - Ilustrasi penempatan akselerometer sesuai dengan posisi pengukuran

a) Posisi subjek saat pengukuran


• Menduduki bantalan rangkaian akselerometer bila posisi kerja duduk,
• Menginjak bantalan rangkaian akselerometer bila posisi kerja berdiri
• Menindih rangkaian akselerometer dengan punggung bila posisi kerja berbaring.
b) Letakan vibrasimeter sedemikian rupa pada posisi yang aman dan tidak mengganggu
aktivitas pekerja. Apabila memungkinkan operator dapat mengoperasikan langsung alat
vibrasimeter tersebut selama pengukuran.
c) Aktifkan vibrasimeter dan lakukan pengukuran sesuai dengan durasi pengukuran.
• Lama pengukuran untuk getaran dengan sinyal acak stasioner adalah minimal 108
detik - Pengukuran dilakukan minimal 2 kali untuk getaran yang konstan.
• Untuk getaran kejut, periode pengukuran paling sedikit 4 kali sesuai dengan siklus
fluktuasi getaran.
d) Pastikan vibrasimeter sudah berhenti mengukur, lalu ambil akselerometer dari posisi
pengukuran, setelah pengukuran selesai,
e) Baca hasil pengukuran pada monitor unit utama atau unggah data ke komputer.
f) Catat hasil pengukuran dalam formulir (lampiran B). Untuk alat yang dapat menyimpan
dan mencetak data hasil pengukuran, maka hasil cetakan data dapat digunakan sebagai
pelengkap formulir.

6.3.3 Pembacaan dan perhitungan hasil

Hasil pengukuran paparan getaran seluruh tubuh dapat dibaca langsung pada unit utama
vibrasimeter atau unggah data ke komputer.

© BSN 2021 5 dari 12


SNI 7186:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Untuk rumus perhitungan pajanan dengan 1 sumber, hasil perhitungan percepatan rata-rata
getaran seluruh tubuh dapat terbaca langsung di unit vibrasimeter atau menggunakan
perhitungan dengan pembobotan frekuensi dihitung dengan rumus :

𝑎𝑤𝑖 = √∑(𝑊𝑖𝑎𝑖)2 ………………….rumus (1)

Keterangan :
𝑎𝑤𝑖 : percepatan getaran dengan pembobotan frekuensi
𝑊𝑖 : faktor pembobotan frekuensi ke-i sesuai lampiran
𝑎𝑖 : percepatan akar kuadrat rata-rata ke-i

Total nilai percepatan rata-rata getaran seluruh tubuh dengan pembobotan frekuensi
ditentukan oleh arah sumbu orthogonal getaran yang dihitung dengan rumus:

2
𝑎𝑤𝑖 = √(k 𝑥 )2 𝑎2 𝑤𝑥 + (k 𝑦 ) 𝑎2 𝑤𝑦 + (k 𝑧 )2 𝑎2 𝑤𝑧 …………………rumus (2)

Keterangan :
𝑎𝑤𝑖 : percepatan getaran dengan pembobotan frekuensi
𝑎𝑤𝑥 , 𝑎𝑤𝑦 , 𝑎𝑤𝑧 : percepatan rata-rata getaran seluruh tubuh dengan pembobotan
frekuensi sesuai arah sumbu orthogonal x, y, z
k𝑥 , k𝑦 , k𝑧 : konstanta pembobotan frekuensi dengan nilai terlampir pada lampiran A
(pembobotan dilampirkan untuk evaluasi kesehatan, kenyamanan, persepsi
dan motion sickness)

Untuk rumus perhitungan pajanan dengan lebih dari 1 sumber

Apabila dalam pengukuran diperoleh beberapa data dengan sumber lebih dari 1 dengan waktu
tertentu maka paparan getaran dihitung dengan rumus :

𝑡1 𝑡2 𝑡
a𝑒𝑞 = √(a1 )2 𝑡
+ (a2 )2 𝑡
+. . . … … … … . . . +(a𝑛 )2 𝑡𝑛 …………….rumus (3)

Keterangan :
a𝑒𝑞 : percepatan getaran setara berdasarkan fungsi waktu
a1, a2, an : percepatan getaran pada pengukuran ke-1, ke-2 dan ke-n
m/dt2 : meter per detik kuadrat
t : durasi total pengukuran
t1, t2, tn : durasi pengukuran ke-1, ke-2 dan ke-n

Untuk rumus perhitungan pajanan berdasarkan crest factor


• Crest Factor kurang dari atau sama dengan 9 menggunakan rumus (3)
• Crest Factor lebih dari 9 menggunakan rumus VDV yaitu rumus (4)
1
𝑇 4
𝑉𝐷𝑉 = 𝑘𝑖 (∫0 [𝑎𝑤𝑖 (𝑡)4 ]𝑑𝑡) …………….rumus (4)

Keterangan :
𝑉𝐷𝑉 : nilai dosis getaran
𝑘𝑖 : konstanta pembobotan frekuensi
𝑎𝑤𝑖 : percepatan getaran dengan pembobotan frekuensi
𝑡 : durasi pengukuran
T : durasi total pengukuran

© BSN 2021 6 dari 12


SNI 7186:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
6.3.4 Interpretasi hasil pengukuran

Paparan dalam waktu 8 jam


Interpretasi hasil pengukuran dimaksudkan untuk membandingkan nilai paparan getaran seluruh
tubuh dibandingkan dengan nilai ambang batas sesuai peraturan yang berlaku. Interpretasi hasil
pengukuran dilakukan dengan memperhatikan hasil pengukuran paparan getaran seluruh tubuh
serta jumlah waktu paparan per hari kerja tersebut dalam 8 jam kerja. Hasil pengukuran diperoleh
dari pengukuran yang telah dilakukan, lama waktu pekerja terpapar dapat diperoleh berdasarkan
informasi dari pekerja, pengawas atau manajemen yang terkait.

Paparan dengan nilai VDV


Hasil pengukuran dibandingkan dengan mengacu pada nilai TLV ACGIH yaitu 17,0 m/dt1.75

Nilai reaksi kenyamanan, persepsi dan motion sickness berdasarkan ISO 2631-1-1997 sebagai
berikut:

Reaksi Kenyamanan
Reaksi kenyamanan pada lingkungan yang memiliki paparan getaran adalah sebagai berikut :

Tabel 1 - Reaksi kenyamanan


Reaksi Nilai Getaran
Nyaman Kurang dari 0,315 m/dt2
Sedikit tidak nyaman 0,315 m/dt2 - 0,63 m/dt2
Hampir tidak nyaman 0,5 m/dt2 - 1 m/dt2
Tidak nyaman 0,8 m/dt2 – 1,6 m/dt2
Sangat tidak nyaman 1,25 m/dt2 – 2,5 m/dt2
Amat sangat tidak nyaman Lebih besar dari 2 m/dt2

Nilai nilai tersebut diatas berdasarkan pada persepsi pekerja, sehingga terjadi rentang standar
(kisaran nilai) kenyamanan yang bervariasi.

Persepsi
Untuk persepsi nilai getaran rata rata pada nilai getaran 0,015 m/dt2, tetapi pada umumnya
berada pada rentang 0,01-0,02 m/dt2.

Motion Sickness
Motion sickness dosis vibration dengan nilai getaran 1,5 m/dt1.5

© BSN 2021 7 dari 12


SNI 7186:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran A
(informatif)
Pembobotan frekuensi berdasarkan tujuan pengukuran

Tabel A.1 – Pembobotan frekuensi berdasarkan efek gangguan

Pembobotan Untuk efek gangguan Kesehatan


frekuensi (nilai K)
Wk Sumbu Z, permukaan tempat
duduk (1)
Wd Sumbu X, permukaan tempat
duduk (1,4)
Sumbu Y, permukaan tempat
duduk (1,4)
Wf -
Wc Sumbu X, belakang tempat duduk
(0,8)
We -
Wj -
Wk, Wd, Wf, Wc, We, dan Wj adalah rentang frekuensi
pembobotan

Pembobotan Untuk efek gangguan kenyamanan (nilai K)


frekuensi
Wk Sumbu Z, permukaan tempat duduk (1);
Sumbu z, pada posisi duduk dan berbaring vertikal
(standing vertical recumbent) (1); Sumbu X, Y dan Z
pada kaki posisi duduk, Sumbu X (0,25), sumbu Y
(0,25), Sumbu Z (0,25)

Wd Sumbu X, permukaan tempat duduk (1);


Sumbu Y, permukaan tempat duduk (1);
Sumbu X dan Y pada posisi kerja Berdiri berbaring
horizontal (standing horizontal recumbent) Sumbu
horizontal dan vertikal (k=1);
Sumbu Y dan Z, belakang tempat duduk, sumbu Y
(0,5), sumbu Z (0,4);
Sumbu X, Y dan Z posisi kerja berdiri, (untuk semua
sumbu k = 1)
Wf -
Wc Sumbu X belakang tempat duduk(0,8)
We Sumbu rx,rv,rz , permukaan tempat duduk
rx (0,63m/rad) ,rv (0,4 m/rad), rz (0,2 m/rad)
Wj Berbaring vertical (Vertical Recumbent) (k=1)
Wk, Wd, Wf, Wc, We, dan Wj adalah rentang frekuensi pembobotan

© BSN 2021 8 dari 12


SNI 7186:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Pembobotan Persepsi
frekuensi (nilai K)
Wk Sumbu z, permukaan tempat duduk
Sumbu z, standing vertical recumbent (kecuali
kepala) (k=1)
Wd Sumbu x, permukaan tempat duduk (k=1)
Sumbu y, permukaan tempat duduk (k=1)
Sumbu x,y, standing horizontal recumbent (k=1)
Wf
Wc Sumbu x, belakang tempat duduk (k=0,8)
We Sumbu rx,rv,rz , permukaan tempat duduk
rx (0,63m/rad) ,rv (0,4 m/rad), rz (0,2 m/rad)
Wj Berbaring vertical (Vertical Recumbent) (k=1)
Wk, Wd, Wf, Wc, We, dan Wj adalah rentang frekuensi pembobotan

Pembobotan Motion sickness


frekuensi (nilai K)
Wk -
Wd -
Wf vertikal
Wc -
We -
Wj -
Wk, Wd, Wf, Wc, We, dan Wj adalah rentang frekuensi
pembobotan

Pembobotan frekuensi tunggal wf direkomendasikan untuk mengevaluasi dampak dari getaran


pada motion sickness.

© BSN 2021 9 dari 12


SNI 7186:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran B
(informatif)
Contoh formulir

Hasil Pengukuran Paparan Getaran Seluruh Tubuh Pekerja

Nama Perusahaan :
Alamat :
Jenis Usaha :
Tanggal Pengukuran :
Nama Alat ukur / SN :
Petugas Pengukuran :

Percepatan Nilai
identitas Waktu Jenis Sumber Durasi Durasi Posisi Getaran resultan
No pengukuran getaran Paparan Pengukuran (m/det2) percepatan Ket
sampel Pekerjaan Pengukuran
x y z getaran

Petugas Pengukuran,

(…………………..)

© BSN 2021 10 dari 12


SNI 7186:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran Petunjuk Pengisian Formulir Hasil Pengukuran Paparan Percepatan
Getaran Seluruh Tubuh Pekerja

Nama perusahaan : diisi nama perusahaan yang diukur


Alamat : diisi dengan alamat perusahaan yang diukur
Jenis usaha : diisi dengan jenis usaha perusahaan yang diukur
Tanggal Pengukuran : diisi dengan tanggal dilakukan sampling
Nama alat ukur / SN : diisi nama dan merk alat ukur serta serial number alat yang digunakan
Petugas Pengukuran : diisi nama pengambil sampel
Identitas sampel : diisi nama, nomer atau identitas lain pekerja yang diukur
Waktu pengukuran : diisi jam ketika dilakukan pengukuran
Jenis pekerjaan : diisi pekerjaan operator dan peralatan yang dioperasikan atau sumber getaranya
Sumber Getaran : diisi dengan sumber paparan getaran
Durasi Paparan : diisi lamanya paparan
Durasi pengukuran : diisi lamanya pengukuran
Posisi pengukuran : diisi posisi pengukuran apakah berdiri, duduk ,atau berbaring
Percepatan getaran : diisi nilai getaran yang terukur
Nilai Resultan Percepatan getaran : diisi nilai getaran hasil perhitungan resultan percepatan getaran
Keterangan : diisi dengan hal-hal lain yang berkaitan dengan pengukuran contohnya
karakteristik lantai kerja yang halus atau bergelombang atau jalanan yang
bergelombang yang dilalui oleh forklift yang diukur.

© BSN 2021 11 dari 12


SNI 7186:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Bibliografi

[1] ISO 2631, Mechanical Vibration and Shock Evaluation of Human Exposure to Whole
Body Vibration Part 1 : General Requirement. Second edition 1997-05-01

[2] ISO 2631, tentang Mechanical Vibration and Shock Evaluation of Human Exposure
to Whole Body Vibration Part 2 : Vibration in building (1 Hz to 80 Hz). Second edition
2003-04-01

[3] ISO 2631, Mechanical Vibration and Shock Evaluation of Human Exposure to Whole
Body Vibration Part 5 : Methode for evaluation of containing multiple shocks. first
edition 2004-02-15

[4] ISO 10326, Mechanical Vibration --- Laboratory method for evaluating vehicle seat
vibration -- Part 1 : Basic Requirement. Second edition 2016-10-15

[5] ISO 2041, Mechanical Vibration, shock and condition monitoring -- Vocabulary.
Fourth edition 2018-10

[6] ISO 8041-1, Human response to vibration – measuring instrumentation – Part 1 :


General purpose vibration meters. First edition 2017-05

[7] Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.

[8] Standar Nasional Indonesia 7186-2009 tentang Metoda pengukuran percepatan


getaran seluruh tubuh pada sikap kerja duduk, Pusat Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan, 2009.

[9] Threshold Limit Values (TLV’s) for hand-held tools dari American Conference
Governmental Industrial Hygiene (ACGIH) 2019.

[10] ILO, Encyclopedia Occupational Safety and Health, Chapter 50 – Vibration.

© BSN 2021 12 dari 12


SNI 7186:2021

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Informasi pendukung terkait perumus standar

[1] KomiteTeknis Perumus SNI


Komite Teknis 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

[2] Susunan keanggotaan KomiteTeknis Perumus SNI

Ketua : - Direktorat Jenderal Pembinaan


Pengawasan Ketenagakerjaan dan
Muhamad Idham
Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Kementerian Ketenagakerjaan.
Sekretaris : - Direktorat Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan dan
Nelly Jumaliah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Kementerian Ketenagakerjaan.
Anggota : - Direktorat Pengawasan Norma
1. Muhammad Fertiaz
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Anggota : 2. Djamal Thaib - Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan
Anggota : - Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
3. Hendra
Indonesia
Anggota : - Direktorat Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan dan
4. Gesang Lilihaning Tyas
Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Kementerian Ketenagakerjaan.
Anggota : 5. Soehatman Ramli - Prosafe Institute
Anggota : 6. Masjuli - Akamigas Balongan
Anggota : 7. Audist Indira Subekti - Lab PT. 3M Indonesia
Anggota : 8. Renaldi - Pertamina
Anggota : 9. Widarto - LSP Higiene Industri
Anggota : 10. Supandi - Masyarakat Standardisasi
Anggota : 11. Retman Hartoni - RS Annisa Cikarang

[3] Konseptor rancangan SNI


1. Eka Setya Nova – Kementerian Ketenagakerjaan
2. Sylvia Halsa Aryani - Kementerian Ketenagakerjaan
3. Umi Muroah Dwi - Kementerian Ketenagakerjaan

[4] Sekretariat pengelola KomiteTeknis perumus SNI


Subdirektorat Pengkajian & Standardisasi K3 – Direktorat Bina Pengujian Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan.

Anda mungkin juga menyukai