STANDARDISASi
NASIONAL
NOMOR 591/KEP/BSN/I2/2021
, TENTANG
PENETAPAN SNI 7186:2021 PENGUKURAN DAN EVALUASI PAPARAN
-3-
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 21 Desember 2021
KEPALA^B^rorSTANDARDISASI NASIONAL,
HMAD
SNI 7186:2021
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
(Ditetapkan oleh BSN tahun 2021)
ICS 13.160
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
© BSN 2021
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN
BSN
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id
Diterbitkan di Jakarta
SNI 7186:2021
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Daftar isi
© BSN 2021 i
SNI 7186:2021
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Prakata
Standar Nasional Indonesia (SNI) 7186:2021, dengan judul Pengukuran dan evaluasi paparan
getaran pada seluruh tubuh pekerja, merupakan SNI Pengembangan sendiri, revisi dari SNI
7186:2009 Metode pengukuran percepatan getaran seluruh tubuh pada sikap kerja duduk,
Standar ini dibuat dalam rangka melindungi tenaga kerja dari paparan getaran seluruh tubuh
baik dari aspek kesehatan, kenyamanan, persepsi dan motion sickness yang ditetapkan oleh
BSN pada tahun 2021.
Standar ini disusun oleh Komite Teknis 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan
Kementerian Ketenagakerjaan sebagai secretariat Komite Teknis. Standar ini telah dibahas
dalam rapat-rapat teknis, dan terakhir disepakati dalam rapat konsensus di Jakarta pada
tanggal 26 Agustus 2021 yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait,
yaitu perwakilan dari produsen, konsumen, pakar dan pemerintah, serta perwakilan dari
lembaga penguji, asosiasi, perguruan tinggi, pakar serta instansi terkait.
Standar ini telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 13 September 2021 sampai
dengan 12 November 2021 dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI.
Dalam standar ini digunakan kosa kata yang mempunyai maksud tertentu, yaitu:
− “harus” yang artinya disyaratkan.
− “sebaiknya” yang artinya direkomendasikan.
Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggungjawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.
© BSN 2021 ii
SNI 7186:2021
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Pendahuluan
Getaran seluruh tubuh merupakan salah satu faktor bahaya di tempat kerja. Getaran seluruh
tubuh terjadi ketika tubuh pekerja kontak dengan permukaan yang bergetar (misalnya ketika
duduk di kursi yang bergetar, berdiri di lantai yang bergetar atau berbaring di permukaan yang
bergetar). Getaran seluruh tubuh juga dapat terjadi saat mengoperasikan segala bentuk alat
produksi, sarana transportasi, peralatan angkat angkut, ketika bekerja di dekat beberapa
mesin industri dan sumber getaran lainnya.
Paparan getaran seluruh tubuh dengan intensitas tinggi dan dalam jangka waktu yang lama
dapat meningkatkan risiko kesehatan pada bagian lumbar tulang belakang terkait adanya
gangguan sistem saraf pada bagian lumbar yang terdampak. Paparan getaran seluruh tubuh
juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan lainnya, seperti gangguan sistem pencernaan,
reproduksi, saluran kemih, peredaran darah dan organ reproduksi pada wanita, namun
dengan kemungkinan yang rendah.
Pada umumnya butuh beberapa tahun untuk terjadinya gangguan kesehatan akibat paparan
getaran seluruh tubuh. Oleh sebab itu penting untuk melakukan pengukuran paparan getaran
pada semua periode paparan. Pengukuran paparan getaran seluruh tubuh pada pekerja
dilakukan dengan mengukur percepatan getaran sebagai ukuran tingkat paparan.
Standar Nasional Indonesia ini memuat penjelasan mengenai pengukuran dan evaluasi
paparan getaran pada seluruh tubuh pekerja yang terdiri dari ruang lingkup, istilah dan definisi,
simbol, satuan dan singkatan, persyaratan, metode pengukuran, peralatan yang digunakan,
prosedur pengukuran, perhitungan hasil pengukuran serta interpretasi hasil pengukuran. SNI
ini juga dilengkapi dengan lampiran informatif berupa pembobotan frekuensi berdasarkan efek
gangguan dan formulir untuk melakukan pencatatan hasil pengukuran percepatan getaran
seluruh tubuh.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Pengukuran dan evaluasi paparan getaran pada seluruh tubuh pekerja
1 Ruang lingkup
Standar ini memuat metode pengukuran dan evaluasi paparan getaran pada seluruh tubuh
(whole body vibration) akibat pekerjaan yang berdampak pada kesehatan, kenyamanan,
persepsi dan motion sickness, dengan rentang frekuensi pada 0,1 Hz sampai 80 Hz. Rentang
frekuensi tersebut merupakan faktor utama untuk menentukan tingkat paparan getaran yang
dapat diterima manusia. Getaran seluruh tubuh meliputi getaran periodik, acak dan sementara.
Metode ini digunakan untuk mengukur paparan getaran seluruh tubuh pada pekerja baik posisi
duduk, berdiri maupun berbaring. Metode ini tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi
getaran tunggal dengan besaran yang ekstrem seperti pada kejadian kecelakaan kendaraan.
2 Acuan normatif
3.1
getaran
gerakan teratur atau tidak teratur suatu benda dengan arah bolak-balik dari kedudukan
keseimbangannya
3.2
getaran periodik
getaran di mana nilai percepatan getaran berulang dalam rentang waktu tertentu dengan
durasi yang sama
3.3
getaran acak
getaran yang terjadi secara tidak teratur sehingga nilai percepatan getarannya tidak dapat
diprediksi
3.4
getaran sementara
getaran yang terjadi pada durasi singkat serta menurun intensitasnya seiring waktu
3.5
percepatan
laju perubahan kecepatan per satuan waktu
3.6
percepatan terbobot atau percepatan ekuivalen
percepatan terbobot waktu berdasarkan waktu pengukuran tertentu, untuk percepatan karena
getaran translasi (bolak balik) linear dengan arah sumbu x, y atau z dinyatakan dalam satuan
meter per detik kuadrat dan getaran rotasi (berputar) dengan pusat rotasi pada sumbu x, y
atau z dinyatakan dalam satuan radian per detik kuadrat
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
3.7
frekuensi
jumlah getaran per detik
3.8
pembobotan frekuensi
pemberian bobot frekuensi untuk getaran yang terukur berdasarkan efek gangguan
3.9
akselerometer atau transduser percepatan
sensor untuk mengukur percepatan getaran
3.10
crest factor
rasio nilai maksimum percepatan getaran dengan akar kuadrat percepatan rata-rata dengan
nilai pembobotan frekuensi yang sama
3.11
getaran konstan
getaran dengan crest factor kurang dari atau sama dengan 9
3.12
getaran kejut
getaran dengan crest factor lebih besar dari 9
3.13
VDV (vibration dose value)
nilai dosis paparan getaran
5 Persyaratan
a) Vibrasimeter dalam kondisi baik dan harus terkalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang
terakreditasi.
b) Pengukuran disesuaikan dengan posisi kerja pekerja yang terpapar getaran seluruh tubuh
yang terdiri dari posisi kerja duduk, berdiri atau berbaring.
c) Pengukuran dilakukan pada semua posisi kerja dan jenis pekerjaan yang memiliki
paparan getaran.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
d) Penentuan arah sumbu x, y dan z untuk poin b terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1 - Arah pengukuran getaran seluruh tubuh pada posisi kerja duduk, berdiri
dan berbaring
(1a, arah sumbu pada posisi duduk, 1b arah sumbu pada posisi berdiri, 1c arah sumbu
pada posisi kerja berbaring)
6 Metode pengukuran
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Keterangan :
1. Akselerometer
2. Body adaptor
6.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk mengukur pemaparan getaran seluruh tubuh adalah
vibrasimeter yang terdiri dari:
a) Unit utama vibrasimeter (a)
b) Kabel penghubung akselerometer dengan unit utama. (b)
c) Akselerometer tergabung dengan adaptor berbentuk piringan (c)
6.3 Prosedur
1) hubungkan akselerometer dengan unit utama yang terhubung dengan adaptor berbentuk
piringan,
2) tentukan posisi pengukuran yang akan dilakukan apakah pada posisi duduk atau berdiri
atau berbaring
3) lakukan pengaturan alat meliputi :
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
a) pengukuran getaran seluruh tubuh
b) alat mengukur pada rentang pengukuran 0,5 - 80 Hz
c) pengaturan waktu, tanggal pengukuran, dan durasi pengukuran bila dibutuhkan.
d) arah sumbu sesuai dengan posisi pengukuran
e) bobot frekuensi disesuaikan dengan aspek kesehatan, kenyamanan, persepsi atau
motion sickness serta posisi pengukuran
4) Siapkan formulir pengukuran (lihat lampiran B)
Letakan akselerometer pada titik pengukuran sesuai dengan posisi pengukuran dan pastikan
arah sumbu (x, y dan z) seperti pada ilustrasi Gambar 4.
Hasil pengukuran paparan getaran seluruh tubuh dapat dibaca langsung pada unit utama
vibrasimeter atau unggah data ke komputer.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Untuk rumus perhitungan pajanan dengan 1 sumber, hasil perhitungan percepatan rata-rata
getaran seluruh tubuh dapat terbaca langsung di unit vibrasimeter atau menggunakan
perhitungan dengan pembobotan frekuensi dihitung dengan rumus :
Keterangan :
𝑎𝑤𝑖 : percepatan getaran dengan pembobotan frekuensi
𝑊𝑖 : faktor pembobotan frekuensi ke-i sesuai lampiran
𝑎𝑖 : percepatan akar kuadrat rata-rata ke-i
Total nilai percepatan rata-rata getaran seluruh tubuh dengan pembobotan frekuensi
ditentukan oleh arah sumbu orthogonal getaran yang dihitung dengan rumus:
2
𝑎𝑤𝑖 = √(k 𝑥 )2 𝑎2 𝑤𝑥 + (k 𝑦 ) 𝑎2 𝑤𝑦 + (k 𝑧 )2 𝑎2 𝑤𝑧 …………………rumus (2)
Keterangan :
𝑎𝑤𝑖 : percepatan getaran dengan pembobotan frekuensi
𝑎𝑤𝑥 , 𝑎𝑤𝑦 , 𝑎𝑤𝑧 : percepatan rata-rata getaran seluruh tubuh dengan pembobotan
frekuensi sesuai arah sumbu orthogonal x, y, z
k𝑥 , k𝑦 , k𝑧 : konstanta pembobotan frekuensi dengan nilai terlampir pada lampiran A
(pembobotan dilampirkan untuk evaluasi kesehatan, kenyamanan, persepsi
dan motion sickness)
Apabila dalam pengukuran diperoleh beberapa data dengan sumber lebih dari 1 dengan waktu
tertentu maka paparan getaran dihitung dengan rumus :
𝑡1 𝑡2 𝑡
a𝑒𝑞 = √(a1 )2 𝑡
+ (a2 )2 𝑡
+. . . … … … … . . . +(a𝑛 )2 𝑡𝑛 …………….rumus (3)
Keterangan :
a𝑒𝑞 : percepatan getaran setara berdasarkan fungsi waktu
a1, a2, an : percepatan getaran pada pengukuran ke-1, ke-2 dan ke-n
m/dt2 : meter per detik kuadrat
t : durasi total pengukuran
t1, t2, tn : durasi pengukuran ke-1, ke-2 dan ke-n
Keterangan :
𝑉𝐷𝑉 : nilai dosis getaran
𝑘𝑖 : konstanta pembobotan frekuensi
𝑎𝑤𝑖 : percepatan getaran dengan pembobotan frekuensi
𝑡 : durasi pengukuran
T : durasi total pengukuran
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
6.3.4 Interpretasi hasil pengukuran
Nilai reaksi kenyamanan, persepsi dan motion sickness berdasarkan ISO 2631-1-1997 sebagai
berikut:
Reaksi Kenyamanan
Reaksi kenyamanan pada lingkungan yang memiliki paparan getaran adalah sebagai berikut :
Nilai nilai tersebut diatas berdasarkan pada persepsi pekerja, sehingga terjadi rentang standar
(kisaran nilai) kenyamanan yang bervariasi.
Persepsi
Untuk persepsi nilai getaran rata rata pada nilai getaran 0,015 m/dt2, tetapi pada umumnya
berada pada rentang 0,01-0,02 m/dt2.
Motion Sickness
Motion sickness dosis vibration dengan nilai getaran 1,5 m/dt1.5
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran A
(informatif)
Pembobotan frekuensi berdasarkan tujuan pengukuran
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Pembobotan Persepsi
frekuensi (nilai K)
Wk Sumbu z, permukaan tempat duduk
Sumbu z, standing vertical recumbent (kecuali
kepala) (k=1)
Wd Sumbu x, permukaan tempat duduk (k=1)
Sumbu y, permukaan tempat duduk (k=1)
Sumbu x,y, standing horizontal recumbent (k=1)
Wf
Wc Sumbu x, belakang tempat duduk (k=0,8)
We Sumbu rx,rv,rz , permukaan tempat duduk
rx (0,63m/rad) ,rv (0,4 m/rad), rz (0,2 m/rad)
Wj Berbaring vertical (Vertical Recumbent) (k=1)
Wk, Wd, Wf, Wc, We, dan Wj adalah rentang frekuensi pembobotan
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran B
(informatif)
Contoh formulir
Nama Perusahaan :
Alamat :
Jenis Usaha :
Tanggal Pengukuran :
Nama Alat ukur / SN :
Petugas Pengukuran :
Percepatan Nilai
identitas Waktu Jenis Sumber Durasi Durasi Posisi Getaran resultan
No pengukuran getaran Paparan Pengukuran (m/det2) percepatan Ket
sampel Pekerjaan Pengukuran
x y z getaran
Petugas Pengukuran,
(…………………..)
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran Petunjuk Pengisian Formulir Hasil Pengukuran Paparan Percepatan
Getaran Seluruh Tubuh Pekerja
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Bibliografi
[1] ISO 2631, Mechanical Vibration and Shock Evaluation of Human Exposure to Whole
Body Vibration Part 1 : General Requirement. Second edition 1997-05-01
[2] ISO 2631, tentang Mechanical Vibration and Shock Evaluation of Human Exposure
to Whole Body Vibration Part 2 : Vibration in building (1 Hz to 80 Hz). Second edition
2003-04-01
[3] ISO 2631, Mechanical Vibration and Shock Evaluation of Human Exposure to Whole
Body Vibration Part 5 : Methode for evaluation of containing multiple shocks. first
edition 2004-02-15
[4] ISO 10326, Mechanical Vibration --- Laboratory method for evaluating vehicle seat
vibration -- Part 1 : Basic Requirement. Second edition 2016-10-15
[5] ISO 2041, Mechanical Vibration, shock and condition monitoring -- Vocabulary.
Fourth edition 2018-10
[7] Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
[9] Threshold Limit Values (TLV’s) for hand-held tools dari American Conference
Governmental Industrial Hygiene (ACGIH) 2019.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan tidak untuk dikomersialkan”
Informasi pendukung terkait perumus standar