Askep Alda Khumaeroh - d3 Keperawatan - R.tulip
Askep Alda Khumaeroh - d3 Keperawatan - R.tulip
b. Nyeri kronis
Perubahan berat badan
Melaporkan secara verbal dan non verbal
Menunjukan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada
diri sendiri
Kelelahan
Perubahan pola tidur
Takut cedera
Interaksi dengan orang lain menurun
6. Patofisiologi
1. Nyeri diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimana
jaringan tubuh yg cedera melepaskan zat kimia inflamatori
(excitatory neurotransmitters), (histamine dan bradykinin) sebagai
vasodilator yg kuat edema, kemerahan dan nyeri dan
menstimulasi pelepasan prostaglandins.
2. Transduksi (transduction) : perubahan energi stimulus menjadi
energi elektrik, proses transmisi (transmission) yakni ketika
energi listik mengenai nociceptor dihantarkan melalui serabutsaraf A
dan C dihantarkan dengan cepat ke substantia gelatinosa di dorsal
horn dari spinal cord ke otak melalui spinothalamic tracts
thalamus dan pusat-pusat yg lebih tinggi termasuk reticular
formation, limbic system, dan somatosensory cortex.
3. Persepsi (perseption) : otak menginterpretasi signal, memproses
informasi dr pengalaman, pengetahuan, budaya, serta
mempersepsikan nyeri individu mulai menyadari nyeri.
4. Modulasi (modulation) : saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh
melepaskan neuromodulator, seperti opioids (endorphins and
enkephalins), serotonin, norepinephrine & gamma aminobutyric acid
menghalangi /menghambat transmisi nyeri & membantu
menimbulkan keadaan analgesik, & berefek menghilangkan nyeri.
7. Pathway
8. Komplikasi
a. Edema pulmonal
b. Kejang
c. Masalah mobilisasi
d. Hipertensi
e. Hipertermi
f. Gangguan pola istirahat dan tidur
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
Monitor tanda-tanda vital
Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
Distraksi dan ajarkan teknik relaksasi
Kompres hangat
b. Penatalaksanaan Medis
Pemberian obat Analgetik
Obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total.
Seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada dalam
keadaan sadar.
Pemberian obat ANS (Anti inflamasi non steroid)
Aspirin dan Ibuprofen mengurangi nyeri dengan cara bekerja di
ujung saraf perifer pada daerah luka dan menurunkan tingkat
mediator inflamasi yang dihasilkan luka.
10. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan dengan skala nyeri
Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan di
abdomen
Rontgen untuk mengetahui tukang dalam yang abnormal
Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan
fisik lainnya
CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang peah diotak
EKG
MRI
A. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Fokus
a. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.
Lingkungan pasien mencakup semua faktor fisik dan psikososial
yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan atau
kelangsungan hidup pasien. Keamanan yang ada dalam
lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya penyakit dan
cedera yang akan mempenngaruhi rasa aman dan nyaman pasien.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas
operasi/bedah menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan
iritasi secar langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa
nyaman pasien.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat ini bisa dapat menyebabkan gangguan rasa aman dan
nyaman, karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien
akan beresiko terkena penyakit sehingga menimbulka rasa tidak
nyaman seperti nyeri.
b. Perilaku non verbal : Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita
amati antara lain ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir
bawah, dll.
c. Kualitas : Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas
dan nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui.
d. Faktor presipitasi : Beberapa faktor presipitasi yang meningkatkan
nyeri antara lain lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba.
e. Intensitas : Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak
tertahankan, atau dapat menggunakan skala dari 0-10.
f. Waktu dan lama : Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri
mulai, berapa lama, bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri,
kapan nyeri terakhir timbul.
g. Karakteristik nyeri (PQRST)
P (provokatif) : faktor yang mempengaruhi gawat dan ringannya
nyeri
Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau
tersayat)
R (region) : daerah perjalanan nyeri
S (Skala nyeri): keparahan/intensitas nyeri
T (time) : lama/waktu serangan/frekuensi nyeri
Pengkajian Skala Nyeri
Skala nyeri 1-3 nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktivitas tak
terganggu)
Skala nyeri 4-6 nyeri sedang (mengganggu aktivitas fisik)
Skala nyeri 7-10 nyeri berat (tidak dapat melakuka aktivitas
secara mandiri).
h. Pemeriksaan Fisik
Ekspresi wajah
a. Menutup mata rapat-rapat
b. Membuka mata lebar-lebar
c. Menggigit bibir dibawah
Verbal
a. Menangis
b. Beteriak
Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah
b. Nadi
c. Pernafasan
Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mengalokasi tempat atau rasa yang
tidak nyaman
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera biologis , fisik, kimia.
b. Nyeri berhubungan dengan inflamasi
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri
d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
3. Intervensi dan Rasional Keperawatan
a. Nyeri akut
Tujuan yang diharapkan :
1) Adanya penurunan intensitas nyeri
Rencana Tindakan :
Intervensi Rasional
Kaji Nyeri Mengetahui daerah nyeri, kualitas,
kapan nyeri dirasakan, faktor
pencetus, dan berat ringannya
nyeri yang dirasakan.
Ajarkan teknik relaksasi kepada Untuk mengajarkan pasien apabila
pasien nyeri timbul
Berikan analgetik sesuai Untuk mengurangi rasa nyeri
program
Observasi tanda-tanda vital Untuk mengetahui keadaan umum
pasien
b. Nyeri Kronis
Tujuan yang diharapkan :
1) Tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau pada wajah
2) Tidak ada posisi tubuh yang melindungi
3) Tidak ada kegelisahan atau ketegangan otot
4) Tidak kehilangan nafsu makan
5) rekuensi nyeri dan lamanya episode nyeri dilaporkan menengah
atau ringan
Rencana Tindakan :
Intervensi Rasional
Kaji keadaan umum, Untuk mengetahui keadaan umum
karakteristik nyeri, tanda-tanda pasien, mengetahui daerah nyeri,
vital serta efek penggunaan obat kualitas, kapan nyeri dirasakan,
jangka panjang faktor pencetus,berat ringannya
nyeri yang dirasakan serta
mengetahui efek penggunaan obat
secara jangka panjang.
Bantu pasien mengidentifikasi Untuk mengetahui tingkat nyeri
tingkat nyeri pasien
Ajarkan pola istirahat/tidur yang Untuk mengurangi rasa nyeri
adekuat secara adekuat
Kolaborasi pemberian obat Untuk mengurangi rasa nyeri
analgesik
DAFTAR PUSTAKA
PPNI 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Ke
perawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Di
agnostik. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
NANDA Internasional Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi
2015-2017, Edisi 10. Jakarta: EGC.
Kemenkes. (2016) Asuhan Keperawatan Rasa Aman dan Nyaman
Nurarif A.H dan Kusuma, H. (2016) Asuhan Keperawatan Praktis, Jakarta:
Medication
Tetty, S. 2015. Knsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC
Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta :
Ar-Ruzz Media
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN AMAN DAN NYAMAN (NYERI)
Semester :3
A. PENGKAJIAN
I. BIODATA PASIEN
Nama : Tn. E
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wirasuasta
Setatus : Menikah
Alamat : Kampung Blok Sentul
No. Medrec :-
Tanggal Masuk RS: 03 Desember 2022
Tanggal Pengkajian : 05 Desember 2022
BIODATA KELUARGA
Nama : Ny. P
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan : Istri
Alamat : Kampung Blok Sentul
VI. Genogram
a.Riwayat Diet
Masalah keperawatannya :
nyeri dan kenyamanan
1x Sehari 1x Sehari
2. Warna Warna
Kekuningan Kekuningan
3. Obat-obatan yang digunaka dalam Obat-obatan yang digunaka dalam
mengatasi BAK mengatasi BAK
Tidak ada Tidak ada
4. Ostomi apakah ada Ostomi apakah ada
Tidak ada Tidak ada
Keluhan yang dirasa: Klien mengatakan tidak ada masalah dengan buang air kecil
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah dalam BAK pasien
X. Kebutuhan Cairan
No Di Rumah Di Rumah Sakit
1. Jumlah minum dalam sehari Jumlah minum dalam sehari
6gelas/hari 8gelas/hari
2. Jenis air minum yang digunakan setap Jenis air minum yang digunakan setap
hari hari
Air putih dan kopi Air putih
3. Minuman instan yang seting dikonsumsi Minuman instan yang seting dikonsumsi
Tidak ada Tidak ada
4. Apakah terpasang infus
Terpasang
5. Cairan infus yang digunakan
RL
6. Tetesan infus dalam 24jam
12tetes/24jam
-Out put :
jumlah urin : 1.500 ml
Cairan NGT: Tidak ada
Muntah :
Feses :
IWL :
Turgor kulit: Elastis
Keluhan Cairan dan Elektrolit:
Masalah Keperawatan :
XI. Kebutuhan Istirahat Tidur
-Pola tidur : Teratur
-Jumlah jam tidur dalam sehari : 8jam
- Kebiasaan yang dilakukan menjelang tidur: Membaca doa
- Masalah keperawatan : Pola tidur tidak ada masalag
Index Eritrosit
MCV 87,5 fL 82 - 92
MCH 30,2 Pg 27 - 32
MCHC 34,6 g/dL 32 - 37
Trombosit 322 Ribu/uL 150 - 400
KIMIA KLINIK
Diabetes
Glukosa Darah Sewaktu 167 Mg/dL 60 - 110
Elektrosit
Natrium (Na) 139 Mmol/L 135 - 145
Kalium(K) 3,7 Mmol/L 3,5 - 5,0
Clorida(Cl) 102 Mmol/L 94 - 111
C. Terapi/Pengobatan
Terapi Oral
Clopidogrel 1x 75mg
Atorvastatin 1x 20mg
Injeksi
Lansoprazole 2x 30mg
Ondansentron 8mg
D. Diagnosis Keperawatan
I. ANALISA DATA
2. DS : Inflamasi Gangguan
Pasien mengatakan pemenuhan
sudah 2 hari tidak nafsu Nyeri Epigastrium kebutuhan nutrisi
makan dan makan tidak
teratur Menurunkan sensori
untuk makan
DO :
Membran mukosa pucat Anoreksia
Konjungtiva pucat
Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi
3. DS: Anoreksia (tidak Intoleransi
Klien Mengeluh mafsu makan) aktivitas
lelah
DO Lemas
Frekuensi jantung
meningkat >20% Cepat lelah
dari kondisi
istirahat Intolerasi Aktivitas
TTV
TD:91/58
N: 58
RR: 20
S: 36,2
E. Perencanaan Tindakan
G. EVALUASI