Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SISTEM PENGINDRAAN

Disusun oleh:
Amelia Sagita (0432950121021)
Irna Fatmawati (0432950121007)
Muhammad Rico Maulana (0432950121029)
Mutiara Ramdania (0432950121021)
Risma Damayanti (0432950121015)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN 2021/2024


STIKES BANI SALEH
BEKASI
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami. Sehingga makalah ini
dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini penyusun
membahas “Sistem Pengindraan”.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dalam segi penyusunan atau lainnya, oleh karena itu dengan lapang
dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat diambil


hikmah dan manfaatnya, penyusun ucapkan terimakasih.

Bekasi, 22 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar belakang .................................................................................................... 1

B.Rumusan masalah ................................................................................................ 2

C.Tujuan .................................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 4

A. Pengertian sistem pengindraan ........................................................................... 4

B. Macam-macam sistem pengindraan ................................................................... 4

C. Fungsi sistem pengindraan ................................................................................. 13

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 16

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 16

B. Kritik dan saran .................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 17

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penginderaan jauh atau (remote sensing) adalah ilmu dan seni untuk memperoleh
informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang
diperoleh dengan sutu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau
fenomena yang dikaji Lillesand dan Kiefer (dalam Syah, 2010). Sedangkan Sutanto
(dalam Arifin dkk, 2014) mengatakan penafsiran citra penginderaan jauh berupa
pegenalan obyek dan elemen yang tergambar pada citra penginderaan jauh serta
penyajiaanya ke dalam bentuk peta tematik. Sistem satelit dalam penginderaan jauh
tersusun atas pemindai (scanner) dengan dilengkapi sensor pada wahana (platform)
satelit, dan sensor tersebut dilengkapi oleh detektor. Integrasi teknologi penginderaan
jauh merupakan salah satu bentuk yang potensial dalam penyusunan arahan fungsi
penggunaan lahan. Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk berbagai
kepentingan penelitian, perencanaan, dan pengembangan wilayah, adapun tingkat
ketelitian citra merupakan ukuran atau nilai kemampuan suatu cita dalam menyajikan
atau menampilkan objek yang ada di permukaan bumi. Seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, citra satelit mulai marak digunakan sebagai
komponen data penginderaan jauh.

Citra Quickbird merupakan citra beresolusi tinggi yang memiliki resolusi spasial
0,6 m (pankromatik) dan 2,4 m (multispektral). Hal tersebut dapat dilihat dari resolusi
spasial (RS) yang melekat pada suatu citra satelit. Resolusi spasial adalah ukuran
objek terkecil yang masih dapat disajikan/dibedakan dan dikenali pada citra. Resolusi
spasial mencerminkan seberapa rinci suatu sensor yang dipasang pada satelit dapat
merekam suatu objek di permukaan bumi secara terpisah. Semakin besar nilai
resolusi spasial yang dimiliki oleh suatu citra satelit, maka informasi objek yang
ditampilkan akan terlihat semakin rinci. Kerincian informasi atas suatu objek yang
divisualisasikan pada citra akan memudahkan operator dalam melakukan proses

1
identifikasi suatu objek secara detail. 2 Uji ketelitian sangat mempengaruhi besarnya
kepercayaan pengguna terhadap setiap jenis data maupun metode analisis. Citra
satelit Quickbird milik Amerika Serikat dengan ukuran pixel 0,61 m dapat
dimanfaatkan untuk keperluan perancangan wilayah, citra tersebut berujud gambaran
secara visual mengenai obyek diatas muka bumi, seperti bangunan gedung, jalan,
sungai, saluran, maupun vegetasi berupa hutan, ladang, sawah dan sebaginya. Dengan
kemampuan yang ada pada citra satelit Quickbird dalam merekam kenampakan
permukaan bumi, maka citra ini dapat dimanfaatkan untuk interpretasi penggunaan
lahan yang ada di Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara.
Peneliti melakukan penelitian ini karena dapat digunakan untuk penentuan,
perencanaan dan pengembangan khususnya di pualu Dudepo, peneliti juga melihat
belum ada penelitian sebelumnya mengenai tingkat ketelitian citra Quickbird untuk
pemetaan penggunaan lahan yang ada di pulau Dudepo.

Citra satelit Quickbird dalam bentuk dijital, secara hipotetis cukup memadai
untuk keperluan interpretasi penggunaan lahan lebih baik, dibanding citra satelit lain
yang resolusinya lebih rendah. Pada pekerjaan pemetaan, ketelitian sangat
diutamakan untuk mengurangi kesalahan saat merekonstruksi kembali hasil
rancangan tersebut di lapangan, diperlukan akurasi peta yang baik, sehingga
ketepatan setting di lapangan sangat diharapkan. Begitu juga bila menggunakan citra
satelit sebagai media untuk meletakkan rancangan untuk interpretasi penggunaan
lahan, perlu diadakan evaluasi mengenai tingkat ketelitiannya. Dengan demikian
dapat diketahui seberapa jauh tingkat ketelitian yang dihasilkan citra tersebut sebagai
media untuk perancangan penggunaan lahan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas. rumusan masalah tulisan ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah pengertian dari sistem pengindraan ?
2. Apa saja macama-macam sistem pengindraan ?
3. Apa saja fungsi sistem pengindraan ?

2
C. Tujuan
Adapun tujuan tulisan ini adalah seperti di bawah ini.
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem pengindraan
2. Untuk mengetahui macam-macam sistem pengindraan
3. Untuk mengetahui fungsi sistem pengindraan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Sistem indra adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses
informasi indra. Di dalam sistem indra, terdapat reseptor indra, jalur saraf, dan bagian
dari otak ikut serta dalam tanggapan indra. Umumnya, sistem indra yang dikenal
adalah penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan peraba.

B. Macam – Macam Sistem Pengindraan


1. Penglihatan ( mata )
Penglihatan adalah kemampuan untuk mengenali cahaya dan
menafsirkannya, salah satu dari indra. Alat tubuh yang digunakan untuk
melihat adalah mata. Banyak binatang yang indra penglihatannya tidak
terlalu tajam dan menggunakan indra lain untuk mengenali lingkungannya,
misalnya pendengaran untuk kelelawar. Manusia yang daya penglihatannya
menurun dapat menggunakan alat bantu atau menjalani operasi lasik untuk
memperbaiki penglihatannya.
a) Bagian-bagian pada mata
 Konjungtiva. Membran tipis yang berfungsi melindungi bagian depan
mata dan di dalam kelopak mata
 Iris. Memberikan warna pada bola mata dan dilengkapi dengan otot
kecil yang melebarkan atau mengecilkan pupil, untuk mengatur cahaya
masuk
 Pulpis. Bukaan kecil berwarna hitam di bagian tengah iris, yang
merupakan jalan masuknya cahaya ke dalam mata
 Retina. Lapisan jaringan dengan sel reseptor yang mengirimkan pesan
ke otak melalui saraf optik
 Lensa. Jaringan fleksibel yang terletak di belakang iris dan pupil yang
memfokuskan cahaya ke retina

4
 Makula. Area di bagian tengah retina, terbuat dari sejumlah sel-sel
berukuran kecil untuk membantu lensa mata memfokuskan cahaya dan
membantu fungsi yang memerlukan ketepatan
b) Gangguan pada mata
 Rabun Dekat (Hipermetropi)
Rabun dekat atau Hipermetropi disebabkan karena lensa mata yang
terlalu pipih, jadi mata tidak dapat melihat benda dari jarak dekat
dengan jelas. Penglihatan orang yang mengalami rabun dekat bisa
diperbaiki dengan menggunakan kacamata berlensa cembung atau (+).
 Rabun Jauh (Miopi)
Kebalikan dengan rabun dekat, rabun jauh atau miopi adalah keadaan
dimana mata tidak dapat melihat benda dari jarak jauh dengan jelas.
Penyebabnya adalah kelainan pada lensa mata dimana bayangan benda
terbentuk di depan retina. Penglihatan orang yang menderita rabun
jauh dapat dibantu dengan menggunakan kacamata berlensa cekung
atau (-).
 Buta Warna
Buta warna bukan bentuk kebutaan yang tidak bisa melihat apapun
Squad, tetapi buta warna adalah suatu kelainan pada mata.
Penyebabnya adalah ketidakmampuan sel-sel kerucut mata menangkap
suatu spektrum warna sehingga mata sulit untuk membedakan warna
tertentu .
 Rabun Jauh-Dekat/ Rabun Tua (Presbiopi)
Rabun tua atau presbiopi biasa dialami oleh orangtua. Pada presbiopi,
gangguan pada lensa mata terjadi karena faktor “U” alias usia.
Akibatnya, penderita tidak mampu melihat benda dengan jelas dari
jarak jauh maupun dekat. Penderita presbiopi bisa dibantu dengan
kacamata berlensa rangkap. Jadi, kacamatanya ada lensa cembung dan
lensa cekungnya Squad.
 Astigmatisma (Silinder)

5
Astigmatisma atau mata silinder adalah kondisi penglihatan mata
menjadi kabur. Astigmatisma terjadi karena ada penyimpangan dalam
pembentukan bayangan pada lensa. Penglihatan penderita
astigmatisma dapat ditolong dengan kacamata berlensa silinder.
2. Pendengaran ( telinga )
Indra pendengar atau telinga merupakan pusat kesimbangan tubuh.
Telinga merupakan indra pendengar bagi manusia yang memiliki fungsi
untuk mendengar suara dan fungsinya.
a) Bagian-bagian telinga beserta fungsinya
 Telinga bagian luar. Anatomi telinga bagian luar terdiri dari daun
telinga (pinna) dan saluran telinga. Daun telinga berfungsi untuk
menerima dan mengumpulkan suara yang masuk ke dalam telinga.
Saluran telinga luar berfungsi menghasilkan minyak serumen.
 Telinga bagian tengah. Anatomi telinga bagian tengah terdiri dari dua
bagian, yaitu osikel dan saluran eustachius. Osikel adalah sekumpulan
tulang yang berfungsi sebagai penyusun telinga bagian
tengah. Sedangkan saluran eustachius berfungsi untuk menyalurkan
lendir dari telinga tengah, serta menjaga keseimbangan tekanan udara
di telinga tengah.
 Telinga bagian dalam. Anatomi telinga bagian dalam terdiri dari dua
bagian, yaitu koklea dan kanal semisirkular Di dalam
saluran koklea ini terdapat cairan yang menghantarkan getaran suara
dan organ Corti yang berfungsi sebagai penerima sinyal getaran suara
tersebut.
b) Gangguan pendengaran
Ada 3 tipe gangguan pendengaran yang dapat terjadi:
 Gangguan pendengaran konduktif
Terjadi ketika proses penghantaran bunyi atau suara terganggu akibat
adanya gangguan pada telinga. Beberapa kondisi atau penyakit yang
bisa menyebabkan gangguan pendengaran konduktif adalah:

6
 Adanya penumpukan cairan di telinga bagian tengah
akibat pilek atau rhinitis
 Infeksi telinga tengah atau otitis media
 Infeksi telinga luar atau otitis eksterna
 Gangguan atau kerusakan pada tuba eustachius, yaitu saluran yang
menghubungkan telinga dengan hidung dan tenggorokan
 Gendang telinga robek atau perforasi membran timpani
 Gangguan pendengaran sensorional
Gangguan pendengaran sensorineural terjadi ketika ada kerusakan
telinga bagian dalam dan gangguan pada jalur saraf antar telinga
bagian dalam dan otak. Ada beberapa kondisi dan penyakit yang bisa
menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural, yaitu:
 Penyakit tertentu, seperti penyakit autoimun yang menyerang
telinga atau penyakit Meniere
 Penggunaan obat yang bisa menimbulkan efek samping pada
telinga, seperti antibiotik aminoglikosida, obat
kemoterapi, aspirin dosis tinggi, dan loop diuretic
 Kondisi genetik tertentu yang diturunkan di dalam keluarga
 Gangguan pembentukan telinga bagian dalam
 Proses penuaan yang disebut juga presbikusis
 Pukulan atau cedera di kepala
 Paparan suara keras yang berlangsung dalam waktu lama, seperti
bekerja di proyek dengan kebisingan tinggi.
 Gangguan pendengaran campuran
Gangguan pendengaran campuran terjadi ketika timbul gangguan
pendengaran konduktif bersamaan dengan gangguan pendengaran
sensorineural. Kondisi ini dapat menunjukan adanya kerusakan pada
telinga bagian luar, tengah, dan bagian dalam, atau jalur saraf ke otak.

7
 Macam pendengaran
Terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan liang pendengaran.
Terdiri dari gendang telinga, tiga tulang pendengar, yaitu martil,
landasan, sanggurdi dan saluran eustachius.
3. Penciuman (Hidung)
Hidung merupakan indera pembau pada manusia. Hidung merupakan
indera khusus yang terletak di dalam rongga hidung. Daerah sensitif pada
indera pembau terletak di bagian atas rongga hidung.
a) Struktur indera pembau terdiri dari :
 Sel-sel penyokong yang berupa sel-sel epitel.
 Sel-sel pembau(sel olfaktori) yang berupa sel saraf sebagai reseptor
 Sel-sel olfaktori sangat peka terhadap rangsangan gas kimia
(kemoreseptor). Sel-sel olfaktori memiliki tonjolan ujung dendrit
berupa rambut yang terletak pada selaput lendir hidung, sedangkan
ujung yang lain berupa tonjolan akson membentuk berkas yang
disebut saraf otak I (nervus olfaktori). Saraf ini akan menembus tulang
tapis dan masuk ke dalam otak manusia
b) Struktur anatomi hidung manusia :
 Lubang hidung Udara masuk ke dalam rongga hidung melalui lubang
hidung yang di dalamnya terdapat rambut-rambut halus. Rambut
tersebut biasa disebut dengan bulu hidung yang berfungsi sebagai
penyaring udara. Kotoran yang terdapat di udara tertahan oleh bulu
hidung sehingga hanya udara yang bersih yang masuk ke dalam sistem
pernapasan.
 Rongga hidung Menurut Encyclopedia Britannica, hidung memiliki
dua rongga yang dipisahkan oleh septum. Septum adalah dinding dari
tulang rawan. Septum memisahkan rongga hidung hingga bagian awal
tenggorokan. Struktur hidung ini terbentuk dari empat dinding yaitu:
Dinding superior atau bagian atas Dinding inferior atau bagian bawah

8
Dinding medial atau bagian tengah Dinding lateral atau bagian
samping
 Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir dan rambut halus atau
silia. Selaput lendir yang ada di rongga hidung berfungsi sebagai
pelindung terhadap kotoran dan bakteri. Selaput lendir akan
menghasilkan ingus atau mukus untuk mencegah bakteri dan kotoran
yang masih ada di udara. Udara yang masuk dalam rongga hidung
nantinya akan diteruskan menuju tenggorokan. Udara yang ada di
rongga hidung dijaga kelembapan, suhu, serta tekanannya.
 Sinus hidung Sinus hidung, mengutip dari Stanford Children's Health,
merupakan rongga atau kantung udara yang terletak di dekat saluran
hidung. Terdapat empat jenis sinus hidung, yaitu: Sinus etmoid:
Terletak di sekitar pangkal hidung yang sudah ada sejak lahir dan terus
berkembang. Sinus maksilaris: Terletak di area pipi. Sama dengan
etmoid, sinus maksilaris ada sejak lahir dan terus berkembang. Sinus
frontal: Terletak di dahi dan berkembang setelah umur tujuh tahun.
Sinus sphenoid: terletak di belakang hidung dan biasanya berkembang
saat usia remaja.
 Saraf hidung atau saraf olfaktori Saraf olfaktori merupakan salah satu
dari 12 saraf kranial yang terhubung langsung dengan saraf pusat atau
otak. Saraf hidung berfungsi sebagai reseptor utama di dalam indra
penciuman yang berupa aroma yang terbawa di dalam udara. Aroma
yang tercium nantinya akan diberikan pada otak berupa impuls. Saraf
olfaktori berhubungan dengan rasa pada makanan dan minuman yang
dikonsumsi
 Tulang rawan Rongga hidung terlindungi oleh tulang rawan yang
membentuk luaran hidung. Tulang rawan tersebut kuat namun tetap
elastis yang bernama hialin. Tulang rawan tersebut berbentuk
transparan, kuat, dan elastis. Meskipun kuat, jika terjadi benturan
keras hidung juga bisarusak.

9
4. Peraba (Kulit)
Salah satu indra dari panca indra kita adalah kulit. Kulit adalah organ
pembungkus permukaan luar tubuh. Kulit juga disebut indra peraba karena dengan
kulitlah kita dapat merasakan berbagai tekstur, tekanan, gerakan, juga rasa sakit
dengan kulit kita.
a) Struktur bagian dari indra peraba terdiri dari beberapa bagian yakni epidermis,
dermis dan juga hipodermis.
 Epidermis
Epidermis merupakan beberapa macam lapisan kulit manusia terluar
yang dinamakan kulit ari yakni lapisan kulit yang tahan terhadap air
dengan ketebalan berbeda beda disesuaikan dengan fungsinya. Untuk
bagian kulit yang tebal ada di bagian telapak tangan dan juga telapak
kaki. Sementara untuk kulit yang tipis ada di bagian tubuh lain selain
kulit telapak tangan dan juga kaki. Ada beberapa fungsi dari lapisan
epidermis, yakni:
 Sebagai penghalang untuk melindungi tubuh terhadap patogen
atau mikroba yang berbahaya untuk tubuh.
 Untuk memberikan ketahanan mekanis tubuh.
 Untuk memberikan warna kulit.
 Untuk melindungi tubuh dari risiko paparan berlebih sinar
ultraviolet atau UV.

Lapisan epidermis sendiri terdiri dari 4 lapisan, yakni lapisan tanduk,


lapisan malphigi, lapisan spinosum dan juga lapisan basal.

 Lapisan tanduk [stratum korneum]: Lapisan kulit terluar yang


mengalami deskuamasi yakni pengelupasan lapisan paling luar
yang terjadi terus menerus. Lapisan ini tidak dilapisi pembuluh
darah sehingga pengelupasan tidak menimbulkan rasa sakit dan
tidak mengeluarkan darah yang berguna untuk mencegah
masuknya bakteri dan mengurangi penguapan cairan.

10
 Lapisan malphigi [stratum granulosum]: Lapisan kulit yang
tersusun dari sel hidup dan memperoleh nutrisi dari pembuluh
kapiler di lapisan dermis. Lapisan malphigi ini berguna untuk
memberikan warna pada kulit manusia.
 Lapisan Spinosum [stratum germinativum]: Lapisan kulit yang
tersusun dari sel dengan bentuk tak beraturan yang bisa membelah
diri berguna untuk menjaga kekuatan serta kelenturan kulit.
 Lapisan basal [stratum germinativum]: Lapisan kulit yang terus
membelah diri untuk memperbarui epidermis yang sudah rusak.
Ini adalah lapisan terbawah epidermis yang akan membentuk kulit
baru.
 Dermis
Dermis merupakan lapisan kulit yang ada pada bagian bawah lapisan
epidermis. Lapisan ini lebih tebal dibandingkan lapisan epidermis
yakni sekitar 2.5 mm yang terdiri dari 3 bagian, yakni:
 Fibrolas: Sel di dermis dengan fungsi untuk mensintesis matriks
ekstraseluler dan juga kolagen.
 Makrofag: Sel yang berfungsi di jaringan yang berasal dari sel
darah putih atau leukosit.
 Adiposit: Sel di dermis yang berfungsi sebagai tempat untuk
menyimpan lemak. Sel tersebut merupakan penyusun dari jaringan
adipose dan juga jaringan penghantar areolar.
 Hipodermis
Hipodermis merupakan bagian kulit yang ada di bawah lapisan dermis
yakni lapisan yang paling banyak mengandung lemak yang berguna
sebagai cadangan makanan, membantu memberikan perlindungan
tubuh dari benturan dan fungsi lain yakni untuk menahan di bagian
tubuh. Hipodermis ini merupakan lapisan paling dalam dari kulit yang
memiliki pembuluh darah, limfa dan juga sistem saraf yang letaknya

11
sejajar dengan permukaan kulit. Beberapa fungsi dari hipodermis
tersebut diantaranya adalah:
 Membantu menyangga tubuh bagian dalam terhadap benturan.
 Memberikan bentuk tubuh.
 Menyediakan makanan karena merupakan tempat lemak
berkumpul.
 Membantu untuk mempertahankan suhu tubuh.
b) Fungsi Indra Peraba
Sebagai lapisan terluar dari tubuh, tentunya ada cukup banyak fungsi dari
indra peraba yang akan kami jelaskan beberapa diantaranya berikut ini:
 Pelindung Tubuh
Dengan adanya indra peraba yakni kulit sebagai bagian paling luar
dari tubuh, maka tubuh akan terlindung dari segala ancaman seperti
sinar matahari, mikroorganisme berbahaya, mengurangi kerusakan
karena benturan dan juga melindungi tubuh dari kontak langsung
bahan bahan kimia.
 Indra Peraba
Kulit memiliki begitu banyak ujung persarafan sehingga pada saat
menerima rangsangan akan langsung dirasakan tubuh. Contohnya
adalah panas, dingin, sentuhan, nyeri dan masih banyak lagi.
 Alat Pembuangan
 Indra peraba yakni kulit adalah tempat keluarnya keringat yakni sisa
dari metabolisme yang terdiri dari banyak unsur yang sudah tidak
diperlukan tubuh. Kulit manusia akan mengeluarkan keringat setiap
hari lewat pori pori yakni rongga kecil yang ada di permukaan kulit.
 Mengatur Suhu Tubuh
Indra peraba yakni kulit juga akan menjaga supaya suhu tubuh tidak
terpengaruh dengan suhu disekitarnya. Ini mengartikan jika kulit akan
mengusahakan supaya suhu tubuh tidak berubah meski sedang terjadi
perubahan suhu di lingkukngan sekitar. Proses tersebut terjadi dengan

12
cara menyeimbangkan pengeluaran serta pemasukan panas tubuh dari
kulit. Dalam kondisi normal, suhu tubuh manusia adalah antara 36.6
hingga 37.2 derajat celcius, sedangkan suhu kulit sedikit lebih rendah
dari suhu tubuh.
 Untuk Tempat Menyimpan Lemak
Pada bagian bawah lapisan dermis kulit berguna untuk menyimpan
lemak berbentuk tetesan lemak yang akan dipakai jika sedang
dibutuhkan seperti ketika membutuhkan energi lebih banyak karena
memang berfungsi sebagai cadangan energi.
 Tempat Membuat Vitamin D
Kulit juga memiliki pro vitamin D yang diperoleh dari makanan
dengan bantuan sinar ultraviolet sinar matahari. Pro vitamin D ini
nantinya akan diubah menjadi vitamin D yang kemudian digunakan
untuk kebutuhan tubuh.
c) Cara Kerja Indra Peraba
Indra peraba yakni kulit akan menerima begitu banyak rangsangan dari
luar. Rangsangan yang dapat diterima oleh kulit adalah sentuhan dingin,
panas, tekanan serta rasa nyeri. Ketika kulit merasakan panas, maka
rangsangan akan diterima sel sel reseptor. Di sel reseptor, rangsangan akan
dibawa ke otak lewat urat saraf yang akhirnya akan diolah otak dan akhirnya
kita bisa merasakan sebuah rangsangan. Setelah tubuh menerima rangsangan,
maka otak akan memerintahkan tubuh untuk memberi tanggapan terhadap
rangsangan yang sudah diterima tubuh.
C. Fungsi Sistem Pengindraan
Alat indera kita berfungsi sebagai reseptor atau penerima rangsangan, dan
setiap reseptor berfungsi untuk merespon rangsangan tertentu saja, misalnya
mata untuk merespon rangsangan cahaya, dan hidung sebagai indra pencium
berfungsi untuk merespon rangsangan bau.
Kelima alat indera ini akan berfungsi dengan baik jika:saraf-saraf yang
berfungsi membawa rangsangan bekerja dengan baik,otak sebagai pengolah

13
informasi bekerja dengan baik,alat-alat indera tidak mempunyai kelainan bentuk
dan fungsinya.
D. Gangguan pada kulit

1. Penyakit kulit karena peradangan

Peradangan pada kulit disebut dermatitis. Kondisi ini terjadi ketika kulit bersentuhan
dengan bahan yang bersifat iritatif atau dengan alergen (zat atau benda yang
menyebabkan reaksi alergi).
Gejala dermatitis umumnya berupa gatal, kemerahan, dan bengkak. Berdasarkan
penyebabnya, ada beberapa jenis dermatitis, yaitu:

 Dermatitis kontak alergi


Gejala dermatitis kontak alergi, seperti kemerahan dan bengkak, muncul
ketika kulit bersentuhan dengan alergen. Alergen dapat berupa bahan kimia,
kosmetik, cat kuku, sarung tangan lateks, protein, atau perhiasan.
Pada orang normal, bersentuhan dengan alergen tersebut tidak akan
menimbulkan reaksi alergi. Namun pada penderita alergi, bersentuhan dengan
alergen akan menimbulkan gejala dermatitis. Terkadang kondisi ini disebut
sebagai eksim basah.
 Dermatitis atopik (eksim)
Eksim ditandai dengan kulit merah, gatal, kering, atau bersisik. Banyak orang
menyebut kondisi ini dengan istilah eksim kering. Keluhan ini sering muncul
pada kulit di bagian leher, lipatan siku, atau bagian belakang lutut. Jika
digaruk, kulit bersisik bisa mengelupas mengeluarkan cairan.
Penyakit kulit jangka panjang (kronis) yang biasanya dimulai saat bayi ini,
sering kambuh secara tiba-tiba dan kemudian mereda.
 Dermatitis seboroik
Penyakit kulit ini biasanya mengenai area tubuh yang berminyak, seperti
wajah, punggung, dan dada. Gejalanya berupa kulit kemerahan dan bersisik.
Jika mengenai kulit kepala, dermatitis seboroik menyebabkan ketombe yang
membandel. Pada bayi, penyakit kulit ini dikenal sebagai cradle cap.

2. Penyakit kulit karena kelainan autoimun

Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang dan


menghancurkan jaringan tubuh yang sehat. Beberapa penyakit kulit yang disebabkan
oleh gangguan autoimun adalah:

 Psoriasis
Psoriasis merupakan kondisi di mana sel-sel kulit tumbuh terlalu cepat,

14
sehingga munumpuk dan membentuk bercak kemerahan disertai sisik
berwarna perak.
 Vitiligo
Vitiligo terjadi ketika sel kulit yang memproduksi melanin (pigmen berwarna
gelap) tidak berfungsi. Akibatnya, kulit kehilangan warnanya dan muncul
bercak-bercak putih. Vitiligo bisa diderita oleh semua jenis kulit, namun akan
terlihat lebih jelas pada orang yang berkulit gelap.
 Skleroderma
Pada skleroderma, kulit menjadi keras dan menebal. Skleroderma bisa hanya
menyerang kulit, tapi bisa juga menyerang pembuluh darah dan organ dalam.
 Pemfigus
Terdapat dua macam pemfigus, yaitu pemfigus vulgaris dan pemfigus
foliaceus. Pemfigus vulgaris ditandai dengan lepuhan yang mudah pecah
namun tidak gatal. Sedangkan pemfigus foliaceus ditandai dengan kulit
bersisik atau berkerak, dan lepuhan kecil yang terasa gatal jika pecah.
 Discoid lupus erythematosus
Ini merupakan penyakit lupus yang menyerang kulit. Gejala discoid lupus
erythematosus meliputi ruam parah yang cenderung memburuk saat terkena
sinar matahari. Ruam dapat muncul di bagian tubuh mana pun, tetapi lebih
sering muncul di kulit kepala, wajah, leher, tangan, dan kaki.

3. Penyakit kulit karena infeksi


Penyakit kulit akibat infeksi ini umumnya menular. dan bisa disebabkan oleh:

 Infeksi bakteri
Beberapa penyakit kulit yang diakibatkan oleh infeksi bakteri di antaranya
adalah bisul, impetigo, kusta, folikulitis (infeksi pada kelenjar rambut),
dan selulitis.
 Infeksi virus
Cacar, herpes zoster atau cacar ular, kutil, molluscum contagiosum, dan
campak merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh virus.
 Infeksi jamur
Jamur biasanya menyerang bagian kulit yang sering lembap. Macam-macam
penyakit kulit karena infeksi jamur adalah kurap, tinea cruris (infeksi jamur di
selangkangan), panu, dan kutu air (infeksi jamur pada kaki).
 Infeksi parasit
Parasit, seperti kutu dan tungau, merupakan jenis parasit yang sering
menimbulkan penyakit kulit, yaitu kudis. Selain kedua jenis parasit tersebut,
infeksi cacing juga bisa menimbulkan penyakit kulit.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis Sistem penginderaan pada manusia merupakan


suatu sistem yang sangat penting bagi kehidupan,. Indra adalah orkan akhir yang
dikhususkan fungsinya untuk meneriam reseptor baik dari luar tubuh mupun dalam
tubuh. Manusia memiliki beberapa macam alat indra pada tubuhnya yang membantu
menopang aktivitas sehari-harinya. Adapun indra yang dimiliki oleh manusia beserta
fungsinya, yaitu : Indra penglihatan (untuk melihat) Indra pendengaran (untuk proses
pendengaran pada manusia) Indra penciuman (untuk proses pembauan) Indra perasa
(untuk proses perasa/sensasi rasa pada makanan yang masuk) Indra peraba (untuk
sensasi rabaan yang terjadi pada kulit manusia). Semua indra mempunyai peran dan
fungsi masing-masing dalam tubuh manusia. Dan apabila terjadi gangguan pada salah
satu sistem indra di atas, maka akan terjadi ketidakseimbangan dan ketidakmampuan
pada aktivitas yang dilakukan manusia sehubungan dengan fungsi sistem indra di atas

B. Kritik dan Saran

Di harapkan untuk lebih mejaga kesehatan indra yang kita miliki agar bisa
kita gunakan dengan baik Agar lebig mengetahu apa yang bisa menyebabkan
disfungsi pada sisitem indra kita agar kita bisa menghindari kerusakan pada sistem
indar yang kita miliki.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://staffnew.uny.ac.id/upload/197912032015042001/pendidikan/PERTEMUAN%
206.%20ERGONOMI%20SISTEM%20PENGINDERAAN.pdf

http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2014-2-1-87202-451410117-bab1-
13012015040809.pdf

https://jagad.id/pengertian-indra-peraba/

17

Anda mungkin juga menyukai