Anda di halaman 1dari 90

MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK MENDUKUNG

SISTEM INFORMASI PADA UNIVERSITAS GUNUNG


LEUSER KUTACANE ACEH TENGGARA

TESIS

Oleh

FAKHRURRAZI SANTOSO
097038036/TINF

PROGRAM STUDI MEGISTER (S2) TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012

Universitas Sumatera Utara


MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK MENDUKUNG
SISTEM INFORMASI PADA UNIVERSITAS GUNUNG
LEUSER KUTACANE ACEH TENGGARA

TESIS

Oleh

FAKHRURRAZI SANTOSO
097038036/TINF

PROGRAM STUDI MEGISTER (S2) TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012

Universitas Sumatera Utara


MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK MENDUKUNG
SISTEM INFORMASI PADA UNIVERSITAS GUNUNG
LEUSER KUTACANE ACEH TENGGARA

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dalam
Program Studi Magister (S2) Teknik Informatika pada Program Pascasarjana
Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara

Oleh

FAKHRURRAZI SANTOSO
097038036/TINF

PROGRAM STUDI MEGISTER (S2) TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012

Universitas Sumatera Utara


PENGESAHAN TESIS

Judul Tesis : MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE


UNTUK MENDUKUNG SISTEM
INFORMASI PADA UNIVERSITAS GUNUNG
LEUSER KUTACANE ACEH TENGGARA

Nama Mahasiswa : Fakhrurrazi Santoso


Nomor Induk Mahasiswa : 09 70 38 036
Program Studi : Megister Teknik Informatika
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara

Menyetujui
Komisi Pembimbing

Syahril Efendi, S.Si,M.IT. Prof. Dr. Iryanto, M.Si


Anggota Ketua

Ketua Program Studi, D e k a n,

Prof. Dr. Muhammad Zarlis Dr. Sutarman, M.Sc


NIP.19570701198601 1003 NIP.19631026199103 1001

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN ORISINALITAS

MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK MENDUKUNG


SISTEM INFORMASI PADA UNIVERSITAS GUNUNG
LEUSER KUTACANE ACEH TENGGARA

TESIS

Dengan ini saya nyatakan bahwa saya mengakui semua karya tesis ini adalah hasil
kerja saya sendiri kecuali kutipan dan ringkasan telah dijelaskan sumbernya dengan
benar.

Medan, Januari
2012

Fakhrurrazi Santoso
NIM. 097038036

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang telah


bertandatangan dibawah ini :

Nama : Fakhrurrazi Santoso

NIM : 097038036

Program Studi : Magister Teknik Informatika

Jenis Karya Ilmiah : Tesis

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif (Non-Exclusive
Royalty Free Right) atas tesis saya yang berjudul :

Model Arsitektur Enterprise Untuk Mendukung Sistem Informasi Pada Universitas


Gunung Leuser Kutacane Aceh Tenggara

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Ekslusif ini, Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media,
memformat, mengelola dalam bentuk data-base, merawat dan mempublikasikan
Tesis saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis dan sebagai pemegang dan atau sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Medan, Januari 2012

Fakhrurrazi Santoso

Universitas Sumatera Utara


Telah diuji pada

Tanggal : Januari 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Iryanto, M.Si


Anggota : 1. Syahril Efendi, S.Si, MIT
2. Prof. Dr. Herman Mawengkang
3. Prof. Dr. Muhammad Zarlis
4. M. Andri Budiman,ST,M.Comp.Sc, MEM

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap Berikut Gelar : Fakhrurrazi Santoso, S.Kom

Tempat dan Tanggal Lahir : Kutacane, 24 Agustus 1984

Alamat Rumah : Jl. Kelapa Gading Desa Lawe Sumur No.


116
Kec. Lawe Sumur Kab. Aceh Tenggara
Telepon/Faks/HP : 082164576384

E-mail : gue_raz@yahoo.co.id

Instansi Tempat Bekerja : Universitas Gunung Leuser Kutacane


Aceh Tenggara

Alamat Kantor : Jl. Iskandar Muda No. 1 Kutacane

Telepon/Faks/HP : 0629-522574

DATA PENDIDIKAN

SD : Terutung Megara Kutacane, Aceh Tenggara Tamat : 1996

SMP : Pasantren Darul Arafah Laubakri, Medan Tamat : 1999

SMA : Patra Nusa Rantau Kuala Simpang, Aceh Tamiang Tamat : 2002

Diploma-1 : AMIKOM, Medan Tamat : 2003

Strata-1 : STMIK AKAKOM, Yogyakarta Tamat : 2008

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Bismillahirraihmanirrahim. Alhamdulillah, Puji dan syukur penyusun


panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Model Arsitektur
Enterprise Untuk Mendukung Sistem Informasi Pada Universitas Gunung Leuser
Kutacane Aceh Tenggara”.
Dengan selesainya tesis ini, perkernankanlah penyusun mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu,
DTM&H, M.Sc (CTM), Sp. A(K) atas kesempatan yang diberikan kepada
penyusun mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister.
Dekan Fakkultas MIPA Universitas Sumatera Utara, Bapak Dr. Sutarman,
M.Sc atas kesempatan menjadi mahasiswa Program Magister pada Program
Pascasarjana FMIPA Universitas Sumatera Utara.
Ketua Program Studi Magister Teknik Informatika, Bapak Prof. Dr.
Muhammad Zarlis. Sekretaris Program Studi Magister Teknik Informatika, Bapak
M. Andri Budiman, ST, M.Comp. Sc, beserta seluruh Staf Pengajar Program Studi
Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana Fakultas MIPA Universitas
Sumatera Utara.
Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan setinggi-tingginya atas
bimbingan, pengarahan dan dorongan yang telah diberikan selama penyusunan tesis
ini kepada Bapak Prof. Dr. Iryanto, M.Si selaku Promotor/Pembimbing Utama,
demikian juga kepada Bapak Syahril Efendi, S.Si, M.IT selaku Co.
Promotor/Pembimbing yang dengan penuh kesabaran menuntun dan membimbing
penyusun hingga selesainya penelitian ini.
Kepada kedua orang tua, Ayahanda H. Abdul Rahim Sekedang dan Ibunda
Hj. Kasume Selian serta seluruh keluarga, Terimakasih atas segala pengorbanan
kalian baik berupa moril maupun materil, budi baik ini tidak dapat dibalas hanya
diserahkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
Kepada teman-teman seangkatan, khususnya kepada pak Marlin Sinulingga
dan Pak Kaptem Mariadi. Terima kasih banyak atas dukungan dan petunjuknya,
serta teman-teman satu pekerjaan, terimakasih atas pengertian dan waktu yang
diberikan.
Dengan penuh kesadaran dan rendah hati, penyusun menyadari bahwa
penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan penyusun. Harapan penyusun semoga penelitian ini
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Amiin.

Fakhrurrazi Santoso
i

Universitas Sumatera Utara


MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK MENDUKUNG
SISTEM INFORMASI PADA UNIVERSITAS GUNUNG
LEUSER KUTACANE ACEH TENGGARA

ABSTRAK

Persaingan bisnis yang semakin ketat diantara perguruan tinggi di indonesia


mendorong stakeholder untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
termasuk penyediaan informasi. Arsitektur pada data, sistem dan teknologi sangat
diperlukan untuk membentuk sistem yang dapat diandalkan. Metode Enterprise
Architectur Planning (EAP) merupakan metode yang digunakan pada perancangan
sistem informasi di Universitas Gunung Leuser Kutacane Aceh Tenggara. Hasil
dari perancangan dengan metode EAP mendapatkan jumlah entitas sebanyak 32
entitas dan 28 usulan aplikasi.
Kata Kunci : arsitektur, enterprise, EAP, entitas, UGL

ii

Universitas Sumatera Utara


ENTERPRISE ARCHITECTURE MODEL FOR SUPPORTING
INFORMATION SYSTEM IN GUNUNG LEUSER UNIVERSITY
KUTACANE ACEH TENGGARA

ABSTRACT

Business competition is increasingly fierce among universities in Indonesia


encourages stakeholders to provide the best possible service including provision of
information. Architecture on the data, systems and technology is needed to
establish reliable systems. Method of Enterprise Architectur Planning (EAP) is a
method used in the design of information systems at the University of Gunung
Leuser Kutacane Aceh Tenggara. The results of the design with the EAP method to
get the number of entities as many as 32 entities and 28 proposed application.

Keywords: architecture, enterprise, EAP, entity, UGL

iii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

ABSTRAK ii

ABSTRACT iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Arsitektur Enterprise 4


2.2 Metodelogi Arsitektur Enterprise 7
2.3 Enterprise Architecture Planning (EAP) 8
2.3.1 Inisiasi Perencanaan 11
2.3.2 Pemodelan Bisnis 13
2.3.2.1 Dokumentasi Struktur Organisasi 13
2.3.2.2 Identifikasi dan Defenisi Fungsi Bisnis 13
2.3.2.3 Sistem dan Teknologi Saat Ini 16
iv

Universitas Sumatera Utara


2.3.2.4 Arsitektur Data 16
2.3.2.5 Arsitektur Aplikasi 17
2.3.2.6 Arsitektur Teknologi 18
2.3.2.7 Rencana Penerapan 19
2.4 Four Stagelife Cycle Business System Planning (BSP) 20
2.5 Perencanaan Strategis Informasi 21
2.6 Zachman Framework 22
2.7 Riset-riset Terkait 22
2.8 Persamaan dan Perbedaan Penelitian 23
2.9 Kontribusi Riset 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian 24


3.2 Data Penelitian 24
3.3 Proses Penelitian 25
3.3.1 Inisiasi Perencanaan 25
3.3.1.1 Pendifisian Ruang Lingkup dan
Sasaran Pengerjaan EAP 25
3.3.1.2 Pendefisian Visi 26
3.3.1.3 Pemilihan Pendekatan Metodologi
Perencanaan 26
3.3.1.4 Penggunaan Sumber Daya Komputer 27
3.3.2 Pemodelan Bisnis 28
3.3.2.1 Struktur Organisasi 28
3.3.2.2 Identifikasi Area Bisnis Utama 28
3.3.3 Bagan Hierarki Fungsi Bisnis UGL Kutacane
Aceh Tenggara 33
3.3.4 Hubungan Fungsi-fungsi Unit Organisasi 35
3.4 Analisis Kondisi Organisasi 36
3.5 Arah Strategi Pengembangan Teknologi Informasi 37
3.6 Jaringan Komputer dan Komunikasi Data 38

Universitas Sumatera Utara


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Arsitektur Data 40


4.1.1 Daftar Kandidat Entitas 40
4.1.2 Definisi Entitas, Atribut dan Relasi 41
4.2 Arsitektur Aplikasi 43
4.2.1 Menentukan Kandidat Aplikasi 43
4.2.2 Hubungan Aplikasi dengan Entitas Data 44
4.2.3 Hubungan Aplikasi dengan Fungsi 46
4.3 Arsitektur Teknologi 46
4.3.1 Identifikasi Prinsip dan Platform Teknologi 47
4.3.2 Konfigurasi Platform Teknologi 50
4.3.3 Hubungan Platform Teknologi dengan
Fungsi Bisnis 53
4.3.4 Hubungan Platform Teknologi dengan Aplikasi 53
4.4 Rencana Implementasi 54
4.4.1 Urutan Implementasi Aplikasi 54
4.4.2 Estimasi Pelaksanaan Penerapan 55
4.4.3 Faktor Sukses Penerapan 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 60
5.2 Saran 61

DAFTAR PUSTAKA

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Four Stage Life cycel Fungsi Bisnis Utama UGL 31

Tabel 4.1 Kandidat Entitas 41

Tabel 4.2 Daftar Kandidat Aplikasi 43

Tabel 4.3 Prinsip Teknologi 48

Tabel 4.4 Daftar Lokasi Bisnis Dilingkungan UGL 50

Tabel 4.5 Urutan Penerapan Aplikasi 56

Tabel 4.6 Tabel Penerapan Pengembangan Aplikasi 58

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Komponen Lapisan EAP (Spewak..at, 1992) 9

Gambar 2.2 Model Rantai Nilai (Value Chain) (Porter-1985) 14

Gambar 2.3 Four Stage Life Cycle (IBM, 1981) 20

Gambar 2.4 Metodelogi Information Engineering (Martin, 1990) 21

Gambar 3.1 Rantai Nilai Model Pendidikan 29

Gambar 4.1 Diagram E-R Pada Aktivitas Utama Bidang Akademik 42

Gambar 4.2 Arsitektur Data Untuk Fungsi Bisnis Operasional Akademik 42

Gambar 4.3 Skematika Arsitektur Aplikasi 44

Gambar 4.4 Hubungan Aplikasi Administrasi Rencana Studi dengan

Entitas Matakuliah dan Entitas Mahasiswa 45

Gambar 4.5 Konseptual Arsitektur Jaringan Enterprise 51

Gambar 4.6 Arsitektur Sistem Bisnis 53

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Struktur Organisasi Universitas Gunung Leuser Kutacane L.1

Hubungan Fungsi Dengan Organisasi L.2

Diagram ER Operasional Akademik L.3

Hubungan Aplikasi Pada Entitas L.4

Hubungan Aplikasi Pada Fungsi L.5

Denah Universitas Gunung Leuser L.6

ix

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK MENDUKUNG
SISTEM INFORMASI PADA UNIVERSITAS GUNUNG
LEUSER KUTACANE ACEH TENGGARA

ABSTRAK

Persaingan bisnis yang semakin ketat diantara perguruan tinggi di indonesia


mendorong stakeholder untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
termasuk penyediaan informasi. Arsitektur pada data, sistem dan teknologi sangat
diperlukan untuk membentuk sistem yang dapat diandalkan. Metode Enterprise
Architectur Planning (EAP) merupakan metode yang digunakan pada perancangan
sistem informasi di Universitas Gunung Leuser Kutacane Aceh Tenggara. Hasil
dari perancangan dengan metode EAP mendapatkan jumlah entitas sebanyak 32
entitas dan 28 usulan aplikasi.
Kata Kunci : arsitektur, enterprise, EAP, entitas, UGL

ii

Universitas Sumatera Utara


ENTERPRISE ARCHITECTURE MODEL FOR SUPPORTING
INFORMATION SYSTEM IN GUNUNG LEUSER UNIVERSITY
KUTACANE ACEH TENGGARA

ABSTRACT

Business competition is increasingly fierce among universities in Indonesia


encourages stakeholders to provide the best possible service including provision of
information. Architecture on the data, systems and technology is needed to
establish reliable systems. Method of Enterprise Architectur Planning (EAP) is a
method used in the design of information systems at the University of Gunung
Leuser Kutacane Aceh Tenggara. The results of the design with the EAP method to
get the number of entities as many as 32 entities and 28 proposed application.

Keywords: architecture, enterprise, EAP, entity, UGL

iii

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Persaingan bisnis yang semakin ketat diantara perguruan tinggi di Indonesia
mendorong perguruan tinggi untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
termasuk penyediaan informasi bagi Stakeholder. Globalisasi dunia pendidikan
menuntut perguruan tinggi untuk dapat mengelola informasi dengan baik, sehingga
kebutuhan informasi masing-masing pihak yang berkepentingan dapat terpenuhi
dengan cepat dan tepat. Teknologi informasi dapat mengotomasikan proses
pengelolaan informasi dari mulai memasukkan informasi, menyimpan dan
memperbaruinya setiap saat sehingga setiap orang bisa mendapatkan informasi
terbaru dan melakukan analisis dengan mudah. Oleh karena itu proses penyampaian
pesan, informasi maupun pengetahuan dapat lebih cepat, mudah dan dijamin up-to-
date.(Choldun,2006)
Informasi-informasi yang ada pada lingkungan dunia pendidikan dapat
menjadi pendukung kemajuaan bisnis pada Universitas Gunung Leuser Kutacane
Aceh Tenggara. Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat menjadikan sebuah
organisasi pendidikan bersaing untuk memajukan kelancaran sebuah bisnis
dilingkungan dunia pendidikan tersebut, dukungan informasi yang akurat dan tidak
tumpang tindih merupakan salah satu faktor yang dapat mewujudkan sebuh misi
tersebut.
Dalam organisasi yang telah berjalan lama, banyak ditemui adanya aplikasi
sistem informasi dengan berbagai platform teknologi dan perangkat
teknologi dan perangkat teknologi informasi pendukungnya. Sistem ini dikenal
dengan istilah “ sistem legacy ”. Biasanya sistem ini salaing terpisah satu dengan
yang lain, diiringi dengan banyak dan menyebarnya “ pulau data ” dalam

Universitas Sumatera Utara


2

organisasi. Keterpisahan ini memberikan dampak yaitu rendahnya tingkat


ketersediaan, konsistensi dan efektivitas penyediaan data (Cook, 1996).
Kondisi tersebut membuat sistem informasi tidak dapat dimanfaatkan sesuai
dengan misinya, yaitu menyediakan dan mengolah informasi secara efektif bagi
unit organisasi yang membutuhkannya (Spewak, 1992). Hal tersebut
memperlihatkan bahwa pengembangan sistem informasi tidak derencanakan secara
baik.
Berbagai macam paradikma dan metode bisa digunakan dalam
pengembangan model arsitektur enterprise diantarannya adalah : Zachman
Framework, The Open Group Architecture Frame Work (TOGAF), Architecture
Depelopment Method (ADM), Enterprise Architektur Planning (EAP) dan lain
sebagainya.
Universitas sebagai industri jasa pendidikan tinggi, dituntut untuk
melakukan peningkatan mutu atau perbaikan secara bersikenambungan (continous
improvenent) yang memerlukan sistem manajemen tertentu untuk melakukannya
seperti Total Quality Manajemen (TQM) (Sudirman, 1997) dan manajemen bisnis
total (Gaspers, 1997).
Oleh karena itu Enterprise Architektur Planning merupakan pilihan yang
tepat yang dapat digunakan dalam mewujudkan terciptanya arsitektur enterprise
untuk mendukung sistem informasi dalam mendukung dunia bisnis dilingkungan
Universitas Gunung Leuser Kutacane Aceh Tenggara. Metode Enterprise
Architektur Planning merupakan metode yang tepat untuk merancang penerapan
sistem informasi di Universitas Gunung Leuser, selain memiliki tahap memahami
kondisi saat ini, EAP juga memiliki tahap pendefinisian visi masa depan dan tahap
menyusun perancanaan dalam mencapai visi masa depan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
a. Bagaimana menciptakan sebuah arsitektur enterprise untuk mendukung sistem
informasi khususnya pada bidang akademik, manajemen sumber daya manusia
dan manajemen keuangan pada lingkungan UGL Kutacane Aceh Tenggara.

Universitas Sumatera Utara


3

b. Bagaimana model Enterprise Architektur Planning (EAP) dapat digunakan


untuk merancang terciptanya perencanaan yang strategis dalam membangun
sistem informasi pada lingkungan Universitas Gunung Leuser Kutacane Aceh
Tenggara untuk mewujudkan proses bisnis yang diinginkan.

1.3. Batasan Masalah


Batasan masalah pada penelitian ini dibatasi beberapa hal sebagai berikut :

a. Penerapan model ERP hanya berfokus pada pada tiga item yaitu bidang
akademik, manajemen sumber daya manusia dan pada manajemen keuangan.
Dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti.
b. Penelitian hanya berfokus pada ruang lingkup kampus UGL Kutacane Aceh
Tenggara.

1.4. Tujuan Penelitian


Tujuan utama Penelitian ini adalah membangun suatu model arsitektur Enterprise
untuk mendukung sistem informasi pada perguruan tinggi Gunung Leuser Kutacane
Aceh Tenggara khususnya dibidang Akademik, Manajemen Sumber Daya Manusia
dan Manajemen Keuangan agar dapat dijadikan pedoman dalam menentukan
perencanaan dan pengembangan organisasi bisnis di lingkungan UGL Kutacane
Aceh Tenggara dalam pencapaian visi, misi dan tujuan strategisnya dengan
menerapkan metode Enterprise Architektur Planning (EAP).

1.5. Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Dapat digunakan diberbagai bidang, khususnya pelaku bisnis dibidang


pendidikan tinggi, yang ingin membangun suatu arsitektur informasi
dilingkungan organisasinya.
2. Dapat berguna khususnya bagi UGL Kutacane Aceh Tenggara sebagai upaya
untuk mendukung pengembangan organisasinya khususnya pada bidang
akademik, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan.
3. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai penerapan model EAP

Universitas Sumatera Utara


4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ketika suatu organisasi akan diproyeksikan dan dikembangkan dengan harapan


agar organisasi tersebut mempunyai eksistensi dan conpetitive advantage yang
baik, maka perencanaan strategis terhadap seluruh aspek organisasi, produk dan
sistem dalam organisasi tersebut harus terdefinisi dan terdokumentasi dengan baik,
melibatkan seluruh elemem organisasi serta komitmen manajemen yang konsisten.
Enterprise Architecture Planning selanjutnya disebut EAP, merupakan
suatu metode yang digunakan untuk membangun sebuah arsitektur informasi.
Menurut Steven H. Spewak, Enterprise Architecture Planning atau EAP adalah
suatu metode pendekatan perencanaan kualitas data yang berorientasi pada
kebutuhan bisnis serta bagaimana cara implementasi dari arsitektur tersebut
dilakukan sedemikian rupa dalam usaha untuk mendukung perputaran roda bisnis
dan pencapaian isi sistem informasi dan organisasi.
Enterprise Architecture Planning (EAP) merupakan suatu metode yang
digunakan untuk merencanakan secara strategis suatu organisasi dari aspek sistem.
Berikut ini adalah definisi-definisi umum yang berkaitan dengan EAP dalam
pembahasan tesis ini.

2.1. Arsitektur Enterprise

Enterprise architecture atau lebih dikenal dengan arsitektur enterprise adalah


deskripsi dari misi stakeholder yang didalamnya termasuk informasi,
fungsionalitas/kegunaan, lokasi organisasi dan parameter kinerja. Arsitektur

Universitas Sumatera Utara


5

enterprise mengambarkan rencana untuk mengembangkan sebuah sistem atau


sekumpulan sistem (Osvalds, 2001).
Arsitektur enterprise merupakan wujud kegiatan yang memungkinkan
organisasi membangun fondasi yang diperlukan untuk kelangsungan hidup
organisasi serta untuk menghadapi tantangan bisnis pada saat ini dan masa yang
akan datang.
Seperti yang dikatakan John Zachman (Zachman, 2000) bahwa Enterprise
Architecture sudah bukan lagi menjadi suatu pilihan tetapi sudah menjadi suatu
kewajiban. Enterprise Architecture adalah suatu praktek manajemen pembangunan
sistem untuk mencapai tujuan kenerjanya (Grounlund, 2009).
Arsitektur enterprise mengidentifikasi komponen utama dari suatu
organisasi dan bagaimana komponen di dalam sistem berfungsi secara bersama-
sama untuk mencapai tujuan bisnis yang didefinisikan. Komponen-komponen ini
terdiri dari sumbar daya manusia, proses bisnis, teknologi, financial dan sumber
daya lainnya.
Arsitektur adalah seni atau praktek merancang dan membangun suatu
struktur atau peta. Sedangkan menurut IEEE 2000, arsitektur merupakan prinsip
organisasi dari suatu enterprise (atau sistem) yang meliputi komponen-komponen,
hubungan satu sama lain, hubungan dengan lingkungan serta panduan pokok pada
perancangan dan evolusinya. Enterprise adalah suatu organisasi yang menggunakan
teknologi informasi untuk melaksanakan misinya.
Defenisi dari Arsitektur Enterprise (Enterprise Architecture)antara lain
sebagai berikut :
1. Enterprise Architecture adalah sebuah pendefinisian sistem bisnis dengan
lingkungan bisnis yang seharusnya dan dapat juga berupa rancangan untuk
mengelola dan mengoperasikan setiap komponen bisnis (misalnya : kebijakan,
operasional, infrastruktur dan informasi).
2. Enterprise Architecture adalah suatu enterprise-wide, mengintegrasikan
kerangka kerja yang menyertakan : arsitektur bisnis (strategi, pengaturan,
organisasi, proses), arsitektur data/informasi, arsitektur alokasi (sistem) dan
arsitektur teknologi.

Universitas Sumatera Utara


6

3. Enterprise Architecture adalah sebuah mekanisme untuk memastikan sumber


daya teknologi informasi suatu organisasi dapat sejalan dengan strategi dari
organisasi tersebut.
4. Deskripsi dari misi para stakeholder yang terdiri dari informasi, fungsi, lokasi,
organisasi dan parameter pelaksanaan. Arsitektur enterprise menggambarkan
rencana untuk pembangunan sebuah sistem atau kumpulan sistem.
5. Arsitektur enterprise merupakan suatu pendekatan logis, yang komperehensif
dan holistic untuk merancang dan mengimplementasikan sistem dan komponen
sistem yang bersama-sama meliputi suatu infrastruktur manajemen
informasi/teknologi informasi. Arsitektur data (informasi), arsitektur teknologi
dan arsitektur aplikasi.
Berdasarkan definisi-definis tersebut maka lingkungan dari Enterprise
Architecture adalah sebagai berikut :
A. Ruang Lingkup
1. Level organisasi (Perusahaan, divisi dan sebagainya)
2. Level abstraksi (sistem)
B. Organisasi
1. Misi (kebijakan, operasional, infrastruktur dan informasi)
2. Sumber daya organisasi
3. Keterhubungan (relationship dengan stakeholder organisasi)
C. Kebutuhan (fungsional, sekuritas, performance, kemampuan
pemeliharaan/maintenability, kemampuan adaptasi/adaptable,
kegunaan/usability).
D. Kemampuan staf dan fungsionalnya
E. Lingkungan sistem
1. Komponen (hardware, software, brainware)
2. Penghubung/interface (media penghubung)
3. Prinsip-prinsip organisasi

Universitas Sumatera Utara


7

Enterprise Architecture juga merupakan salah satu disiplin ilmu dalam


teknologi informasi memiliki definisi sebagai berikut :
1. Sebuah mekanisme untuk menjamin sumber daya informasi teknologi dari
perusahaan/organisasi agar berada pada jalur strategi (Doherty, 1999).
2. Tool untuk membantu eksekutif berpikir tentang organisasi secara menyeluruh
dan untuk membantu dalam pengambilan keputusan (Paul,2004).
3. Deskripsi misi para stakeholder mencangkup parameter informasi,
fungsionalitas/kegunaan, lokasi, organisasi dan kinerja. Arsitektur enterprise
menjelaskan rencana untuk membangun sistem atau sekumpulan sistem
(Osvalds, 2001)

Selain itu istilah arsitektur enterprise meliputi fasilitas fisik, layanan dan
manajemen yang mendukung semua sumber daya informasi di suatu organisasi
yang diharapkan dapat meningkatkan pengembalian investasi, serta menciptakan
suatu framework untuk pengambilan keputusan masa kini dan mendatang.

2.2. Metodologi Arsitektur Enterprise

Metodologi adalah kumpulan metode untuk menguraikan bagaimana suatu


kumpulan aktivitas dilaksanakan. Umumnya metodologi terdiri dari prosedur, teknik
dan disiplin tertentu. Dalam beberapa dekade terakhir metodologi untuk menyusun
rencana arsitektur enterprise masih kurang, pendekatan yang dibuat hanyalah
mencakup aspek data (informasi) atau proses (bisnis), tidak mencakup aspek lain
dari arsitektur enterpsrise yaitu arsitektur teknologi dan aplikasi Untuk menentukan
ruang lingkup, batasan dan content suatu arsitektur enterprise dapat menggunakan
suatu framework. Framework adalah suatu struktur logis yang dapat diperluas untuk
menggolongkan dan mengorganisasikan satu set konsep, metode, teknologi dan
perubahan pada suatu perancangan atau proses pengolahan.

Beberapa framework yang popular diantaranya adalah model Zachman,


model Gartner Group dan model Index. Setiap model framework mendefinisikan
entitas-entitas arsitektur ke dalam baris-baris dan atribut untuk setiap entitas ke
dalam kolom-kolom.

Universitas Sumatera Utara


8

Salah satu pendekatan yang mencakup seluruh komponen arsitektur


enterprise adalah metodologi Enterprise Architecture Planning (EAP) yang
mempunyai beberapa tahapan kegiatan yang dikelompokkan ke dalam empat
lapisan. EAP menggunakan model framework Zachman dan mengadopsi
perencanaan sistem informasi tradisional seperti Business System Planning (BSP).

2.3. Enterprise Architecture Planning (EAP)

Enterprise Architecture Planning selanjutnya disebut EAP, merupakan suatu metode


yang digunakan untuk membangun sebuah arsitektur informasi. Menurut Steven H.
Spewak, Enterprise Architecture Planning atau EAP adalah suatu metode
pendekatan perencanaan kualitas data yang berorientasi pada kebutuhan bisnis serta
bagaimana cara implementasi dari arsitektur tersebut dilakukan sedemikian rupa
dalam usaha untuk mendukung perputaran roda bisnis dan pencapaian isi sistem
informasi dan organisasi.
Pada dasarnya EAP bukan merancang bisnis dan arsitekturnya, tetapi
mendefinisikan kebutuhan bisnis dan arsitekturnya. Dalam EAP, arsitektur
menjelaskan mengenai data, aplikasi dan teknologi yang dibutuhkan untuk
mendukung bisnis organisasi. Untuk hal tersebut tadi, Steven H Spewak menyatakan
bahwa pemakaian istilah arsitektur terdiri dari arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan
arsitektur teknologi. Arsitektur disini dimaksudkan layaknya cetak biru,
penggambaran, atau model.
Seluruh arsitektur tersebut, dibutuhkan untuk mendukung bisnis yang
diselenggarakan oleh enterprise. Kata "mendefinisikan" menurut pengertian Spewak
adalah mendefinisikan bisnis dan mendefinisikan arsitektur. Jadi EAP bukan suatu
perancangan tetapi pendefinisian. Sedangkan kata "rencana" secara umum adalah
membicarakan tentang definisi arsitektur apa yang dibutuhkan, dukungan diartikan
sebagai kapan arsitektur tersebut akan diimplementasikan.
Komponen dari metodologi EAP menurut Spewak menggunakan dasar dua
lapisan (layer) dari kerangka kerja John Zachman yaitu tahap tinjauan Ballpark
dan tinjauan Owner’s Hasil EAP adalah cetak biru tingkat tinggi untuk data,

Universitas Sumatera Utara


9

aplikasi dan teknologi untuk keseluruhan enterprise yang akan digunakan pada
proses perancangan dan penerapan selanjutnya.
Struktur EAP ditunjukkan dalam suatu gambaran komponen yang
dikelompokkan menjadi empat lapisan (layer) seperti pada Gambar 2.3 . Masing-
masing blok merepresentasikan suatu tahap proses yang berfokus pada bagaimana
cara mendefinisikan arsitektur terpadu dan rencana pengembangannya.

Inisiasi Lapisan 1
Perencanan

Pemodelan Sistem dan Lapisan 2


Proses Bisnis Teknologi Saat ini
Arsitektur Arsitektur Arsitektur Lapisan 3
data Apliksi Teknologi

Rencana Implementasi Lapisan 4

Gambar 2.1. Komponen Lapisan EAP (Spewak..at, 1992)

Setiap lapisan juga mencerminkan urutan dan cara kegiatan dilakukan. Penjelasan
komponen EAP pada Gambar 2.1. adalah sebagai berikut :
1. Lapisan 1 (Posisi mulainya)
Inisiasi perencanaan : mempersiapkan pelaksanaan proyek EAP (seperti :
membuat rencana kerja, memastikan komitmen manajemen dan lain-lain).
2. Lapisan 2 (Posisi sekarang)
a. Pemodelan bisnis : menghimpun pengetahuan mengenai bisnis dan
informasi yang digunakan dalam melangsungkan bisnis.
b. Sistem dan teknologi saat ini : menetukan sistem dan teknologi yang ada
saat ini sebagai dasar untuk rencana migrasi jangka panjang.
3. Lapisan 3 (Posisi yang diinginkan dimasa mendatang)
a. Arsitektur data : menentukan jenis data utama yang dibutuhkan untuk
melangsungkan bisnis.

Universitas Sumatera Utara


10

b. Arsitektur aplikasi : menentukan jenis aplikasi utama yang dibutuhkan


untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis.
c. Arsitektur teknologi : menentukan platform teknologi yang dibutuhkan
untuk menyediakan lingkungan aplikasi yang mengelola data dan
mendukung fungsi bisnis.
Tanda panah pada layer ini memiliki arti bahwa ketiga arsitektur ini ditentukan
secara berurutan dimulai dari arsitektur data, kemudian arsitektur aplikasi dan
terakhir arsitektur teknologi.
4. Lapisan 4 (Bagaimana cara mencapainya)
Rencana penerapan : menentukan tahapan penerapan aplikasi, jadwal
penerapan, dan mengajukan jalur yang jelas untuk bermigrasi dari posisi saat ini
ke posisi yang diingikan di masa mendatang.
Manfaat yang diperoleh dari penerapan EAP adalah :
1. Manfaat yang seharusnya diperoleh sebagai hasil langsung dari EAP. Beberapa
manfaat yang dimaksud ini misalnya :
a. Fokus ke penggunaan strategis dari teknologi untuk mengelola data sebagai
aset.
b. Proses dokumentasi meningkatkan pemahaman mengenai bisnis.
c. Integrasi sistem saat ini dengan sistem baru.
2. Manfaat yang diperoleh dengan memiliki sistem terintegrasi yang direncanakan
dengan baik. Beberapa manfaat yang dimaksud misalnya :
a. Mengurangi biaya pemasukan data
b. End User memiliki akses langsung ke shared data.
c. Mempermudah evaluasi dan pemilihan paket perangkat lunak dari vendor.
3. Dokumen yang dihasilkan lengkap.
Berikut ini akan dibahas seluruh lapisan EAP sesuai dengan tahapan yang
dikerjakan dalam pembahasan tesis ini.

Universitas Sumatera Utara


11

2.3.1. Inisiasi Perencanaan

Sesuai dengan matriks langkah pengerjaan EAP diatas, maka tahapan awal yang
harus dikerjakan adalah melakukan inisiasi perencanaan, dengan harapan agar
proses pembangunan model arsitektur ini dapat terarah dengan sangat baik. Hal ini
dilakukan karena pada tahap inilah ditentukannya apa yang akan dilakukan dan apa
yang akan digunakan pada tahapan pengerjaan berikut.
Menurut Steven H Spewak, tahapan awal ini menjadi penting, terutama
karena pada tahapan inilah ruang lingkup dan perencanaan kegiatan atau rencana
kerja didefinisikan. Faktor lain yang menjadi penting adalah, justru pada tahapan
inilah dukungan dan komitmen dari unsur manajemen dibutuhkan, yang tidak
hanya dalam bentuk verbal, tetapi juga berpengaruh pada personil, anggaran dan
waktu.
Ada tujuh langkah yang dimiliki oleh fase ini yaitu :
1. Penentuan ruang lingkup dan sasaran EAP
Tujuan adalah hal yang harus ditentukan dari awal karena tujuanlah yang akan
menjadi penuntun arah, dan agar manajemen serta semua unsur yang akan
terlibat mengerti persis apa peran dan kontribusi yang harus dilakukan dan yang
harus dihasilkan pada tahap ini, yaitu :
a. Ruang lingkup organisasi dan penentuan participant/komponen organisasi
yang akan terlibat.
b. Pernyataan tujuan yang akan diselesaikan.
Penentuan ruang lingkup dan sasaran yang ingin dicapai dengan EAP dapat
dilakukan dengan menggunakan analisis kondisi internal terhadap enterprise
atau organisasi.
Definisi analisis internal, merupakan suatu analisis untuk mengukur
kemampuan internal relatif dengan posisi industri dan pencapaian visi dan misi
organisasi. Analisis internal memberikan gambaran mengenai kondisi lingkungan
yang digunakan sebagai dasar acuan perencanaan. Analisis internal meliputi kondisi
bisnis organisasi (struktur bisnis, iklim organisasi) serta kondisi sistem informasi
dan teknologi yang digunakan organisasi.

Universitas Sumatera Utara


12

Maksud dilakukan analisis terhadap lingkungan internal adalah untuk


menilai posisi saat ini dari organisasi secara relatif dengan kondisi ideal dari visi,
misi organisasi sebagai bagian dari pemetaan perencanaan. Analisis internal
merupakan bentuk dari evaluasi manajerial pada level atas, menengah dan
operasional dari organisasi.
2. Pembuatan visi (pertemuan dengan manajemen)
Tahap ini adalah tahapan dimana lingkungan organisasi dianalisis, sehingga kita
dapat mengetahui visi organisasi dari pihak manajemen. Berdasarkan
pemahaman tersebut inilah yang akan digunakan untuk mendefinisikan tujuan
dan sistem informasi yang akan dibuatkan arsitekturnya sedemikian rupa untuk
mendukung kegiatan bisnis organisasi.
3. Penyesuaian metodologi
EAP adalah sebuah metodologi, dengan demikian maka pada tahap ini semua
yang akan direncanakan harus berpedoman kepada pengerjaan yang EAP
sarankan.
4. Penataan sumber daya komputer
Pada tahapan ini, EAP meminta agar organisasi mampu merekondisikan semua
sumber daya komputer dan data/informasi yang terlibat sedemikian rupa agar
siap pakai.
5. Pembentukan tim perencanaan
Menyusun kerangka tim yang baik bisa jadi merupakan hal yang paling penting
pada fase inisiasi perencanaan ini, karena akan sangat berpengaruh pada
kualitas hasil dari EAP nantinya.
6. Persiapan perencanaan kerja EAP
Perencanaan kerja sangat penting karena akan menjadi acuan bagi semua
aktifitas team.
7. Pengkonfirmasian komitmen manajemen dan pembiayaan
Langkah terakhir ini diperlukan agar semua unsur organisasi termasuk
manajemen, dapat mengerti sasaran dan tujuan yang akan dicapai.

Universitas Sumatera Utara


13

2.3.2. Pemodelan Bisnis

Pemodelan bisnis merupakan salah satu tahapan EAP pada lapisan 2, menurut
Steven H Spewak, Pemodelan bisnis adalah proses identifikasi fungsi-fungsi bisnis,
pendeskripsian fungsi dan identifikasi unit organisasi yang melaksanakan setiap
fungsi tersebut serta melakukan survey untuk mendapatkan informasi lengkap
mengenai bisnis sebagai acuan pemodelan bisnis. Tujuan dari pemodelan bisnis ini
adalah untuk menyediakan pengetahuan dasar yang lengkap dan menyeluruh yang
dapat digunakan untuk mendefinisikan arsitektur dan rencana implementasinya.
Ada tiga tahapan untuk memodelkan bisnis, yaitu sebagai berikut :
1. Dokumentasi struktur organisasi.
2. Identifikasi dan definisi fungsi bisnis.
3. Dokumentasi bisnis model utama, distribusi dan presentasi kepada semua
komunitas bisnis untuk mendegarkan komentarnya.

2.3.2.1. Dokumentasi Struktur Organisasi

Tahapan ini mempunyai tujuan yaitu mendokumentasikan struktur organisasi dan


mengidentifikasi setiap individu dan lokasi yang membentuk suatu fungsi bisnis
dalam organisasi. Hasil dari tahapan ini adalah bagan organisasi, daftar posisi dan
jabatan, jumlah pekerja dan lokasi pekerja ditempatkan, dokumentasi dari tujuan
bisnis, sasaran dan rencana strategi bisnis (boleh dibuat boleh tidak/pilihan).

2.3.2.2. Identifikasi dan Definisi Fungsi Bisnis

Tahapan ini bertujuan untuk mendefinisikan struktur dari model bisnis, sedangkan
yang harus disampaikan pada tahapan ini adalah laporan mengenai fungsi yang
diidentifikasi, dimana setiap fungsi harus memiliki nama, deskripsi singkat, turunan
fungsi dan dibentuk dari sedikitnya satu unit organisasi. Fungsi sendiri merupakan
sekumpulan aksi yang diadakan dalam menjalankan bisnis organisasi. Fungsi dapat
didefinisikan sejalan dengan sub fungsinya.

Universitas Sumatera Utara


14

Rincian dari tahapan ini adalah :


1. Pemodelan bisnis awal dapat dilakukan dengan mendefinisikan area bisnis
utama dengan menggunakan model rantai nilai (value chain) Porter untuk
menyoroti aktivitas di dalam bisnis. Rantai terdiri dari satu rangkaian aktivitas
yang menciptakan dan membangun suatu nilai yang dapat menghasilkan margin
nilai tambah bagi organisasi.

Gambar 2.2 Model Rantai Nilai (Value Chain) (Porter-1985)

Gambar 2.2 menunjukkan rantai nilai (value chain) Porter yang terdiri dari
aktivitas utama (primary activities) dan aktivitas pendukung (support acivities).
Primary activities (kegiatan utama) pada rantai nilai ini adalah sebagai berikut :
a. Inbound Logistic : Aktivitas yang berhubungan dengan penerimaan,
penyimpanan, dan menyebarkan masukan.
b. Operations : Aktivitas yang mentransformasikan masukkan menjadi keluaran
menjadi produk akhir.
c. Outbound Logistic : Aktivitas yang berhubungan dengan menyebarkan
produk/jasa ke pelanggan.
d. Marketing & Sales : Kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran dan
penjualan seperti penelitian pasar, promosi dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


15

e. Service : Kegiatan yang berhubungan dengan penyedia layanan untuk


meningkatkan pemeliharaan produk seperti instalasi, pelatihan, perbaikan,
suplai bahan dan perawatan.
Support activities (kegiatan pendukung) yang digambarkan Porter adalah
sebagai berikut :
a. Firm Infrastructure : merupakan aktivitas, biaya dan aset yang berhubungan
dengan manajemen umum, accounting dan keuangan, keamanan dan
keselamatan sistem informasi dan fungsi lainnya.
b. Human Resource Management : terdiri dari aktivitas yang terlibat seperti
penerimaan, dengar pendapat, pelatihan, pengembangan dan kompensasi untuk
semua tipe personil dan mengembangkan tingkat keahlian pekerja.
c. Technology Development : aktivitas yang terkait dengan biaya yang
berhubungan dengan produk, perbaikan proses, perancangan peralatan,
pengembangan perangkat lunak komputer, sistem telekomunikasi, kapabilitas
basis data baru dan pengembangan dukungan sistem berbasis komputer.
d. Procurement : kegiatan yang berhubungan dengan bagaimana sumber daya
diperoleh seperti fungsi pembelian input yang digunakan dalam value chain
organisasi.
Istilah margins menyiratkan bahwa organisasi mendapat suatu margin
keuntungan melalui kinerja yang efektif dan efisien yang bergantung pada
kemampuan untuk mengatur keterkaitan antar semua aktivitas didalam rantai nilai
tersebut. Keterkaitan itu dapat berupa arus informasi, barang-barang dan jasa, serta
sistem dan prosedur untuk menjalankan aktivitas.
2. Membagi area fungsional menjadi subfungisi-subfungsi dengan menjawab
pertanyaan “Apa fungsi ini?” atau “apa makna dari nama fungsi ini?”.
Kemudian lanjutkan mendekomposisi fungsi sampai subfungsi yang didapatkan
merupakan aksi tunggal, dilaksanakan secara berulang, menghasilkan keluaran
yang dikenal atau dapat dihubungkan dengan unit organisasi tertentu.

3. Menghubungkan fungsi detil dengan unit organisasi yang melaksanakannya.

Universitas Sumatera Utara


16

Hubungan fungsi dan unit organisasi dapat dinyatakan dengan membuat matriks
fungsi ke organisasi yang merupakan peta bagi team EAP dalam melakukan
survey enterprise.

2.3.2.3. Sistem dan Teknologi Saat Ini

Tahapan ini mempunyai tujuan yaitu untuk mendokumentasikan dan


mendefinisikan seluruh platform teknologi dan sistem yang digunakan oleh
enterprise saat ini. Sedangkan yang harus dihasilkan pada fase ini disebut dengan
Information Recource Catalog (IRC) yang juga disebut Ensiklopedia Sistem atau
inventory system.

Manfaat pembuatan IRC diantaranya adalah :


1. Menyediakan referensi semua sumber daya informasi.
2. Menunjukkan distribusi sumber daya informasi.
3. Sebagai petunjuk lokasi informasi yang dibutuhkan manajemen.
4. Dapat digunakan dalam EAP sebagai basis perencanaan.
IRC dibuat berdasarkan langkah-langkah berikut :
1. Menentukan ruang lingkup dan tujuan IRC
2. Persiapan untuk koleksi data
3. Melaksanakan pengumpulan data
4. Validasi informasi IRC dan buat draft IRC
5. Menggambarkan skema aplikasi.

2.3.2.4. Arsitektur Data

Arsitektur data mengidentifikasi dan mendefinisikan berbagai jenis data utama


yang mendukung fungsi bisnis yang terdefinisi pada model bisnis. Arsitektur data
adalah salah satu dari tiga arsitektur (arsitektur data, arsitektur aplikasi, arsitektur
teknologi) enterprise wide pada Zachman Framework untuk arsitektur sistem
informasi. Hal pertama dari ketiga arsitektur tersebut yang didefinisikan terlebih
dahulu karena kualitas data adalah produk dasar dan fungsi Sistem Informasi.

Suatu arsitektur data terdiri dari entitas-entitas data, yang masing-masing

Universitas Sumatera Utara


17

memiliki atribut dan relasi antar entitas. Dalam pendefinisian arsitektur data
dilakukan pendefinisian entitas, yang dapat didefinisikan sebagai orang, tempat,
konsep, sesuatu atau bahkan kejadian yang memiliki arti dalam konteks bisnis dan
juga mengenai kemungkinan data tersebut didefinisikan. Atribut didefinisikan
sebagai karakteristik dari entitas, sedangkan relasi adalah merupakan hubungan
antar entitas yang terkait dengan fungsi bisnis.
Arsitektur data dapat didefinisikan melalui tahapan berikut :
1. Buat daftar calon entitas data dengan mengkaji model bisnis dan deskripsi
sistem dan teknologi yang dipakai.
2. Tetapkan entitas yang digunakan.
3. Definisi setiap entitas tersebut dan didokumentasi dengan memanfaatkan
diagram entitas-relasi/E-R.
4. Hubungkan entitas data dengan fungsi bisnis detil dalam bentuk matriks.
Untuk menghubungkan dengan fungsi bisnis detil dapat disajikan dalam
bentuk matriks entitas ke fungsi. Matriks ini sering disebug matriks CRU. C untuk
create, U untuk update dan R sebagai reference/read. Selain itu terdapat
metodologi lain untuk matriks sejenis dengan menambah inisial D untuk delete,
matriks ini dikenal sebagai matriks CRUD.
Manfaat matriks data ke fungsi adalah :
1. Menyajikan pemakaian bersama data oleh fungsi bisnis.
2. Mendefinisikan lingkup sistem aplikasi yang akan datang.
3. Bersama matriks hubungan aplikasi ke fungsi, dipakai untuk membuat urutan
atau prioritas penerapan aplikasi.

2.3.2.5. Arsitektur Aplikasi

Setelah arsitektur data terdefinisi, selanjutnya disusun suatu arsitektur aplikasi.


Arsitektur aplikasi mendefinisikan jenis aplikasi utama yang dibutuhkan untuk
mengelola data dan mendukung fungsi bisnis enterprise. Aplikasi yang dimaksud
adalah proses pendefinisian aplikasi apa saja yang akan mengelola data dan
menyediakan informasi untuk pihak manajemen terhadap fungsi bisnisnya.

Universitas Sumatera Utara


18

Untuk mendefinisikan arsitektur aplikasi dilakukan langkah-langkah


berikut:
1. Buat daftar kandidat aplikasi
2. Definisikan setiap aplikasi tersebut dan buat skematikanya
3. Hubungkan aplikasi dengan fungsi bisnis
4. Distribusikan arsitektur aplikasi

2.3.2.6. Arsitektur Teknologi

Berdasarkan arsitektur data dan arsitektur aplikasi, selanjutnya disusun suatu


arsitektur teknologi yang mendefinisikan jenis teknologi utama (platform) yang
dibutuhkan untuk menyediakan lingkungan bagi aplikasi yang mengelola data.
Arsitektur teknologi bukan merupakan analisis kebutuhan detil atau rancangan
perangkat komputasi enterprise. Penyusunan arsitektur teknologi dapat diselesaikan
melalui tahapan berikut :

1. Mengidentifikasi prinsip dan platform teknologi.


Prinsip teknologi merupakan aturan atau pedoman yang memberikan arahan
untuk penyediaan platform teknologi. Prinsip teknologi diantaranya dapat
berupa :
a. Basis antara muka yang digunakan adalah berbasis grafis yang umum
(GUI/Graphical User Interface).
b. Penyimpanan data yang menggunakan basis data relasional.
c. Tersedianya kemampuan recovery data dan aplikasi.
2. Mendefinisikan distribusi data dan aplikasi serta platform teknologi.
Distribusi data dan aplikasi didefinisikan dengan memperhatikan lokasi bisnis,
dilanjutkan dengan definisi konfigurasi untuk platform teknologi dalam tiga
tingkatan sebagai berikut :
a. Workstation konseptual : fasilitas yang digunakan pemakai untuk
mengakses data secara langsung atau meyediakan data kepada aplikasi atau
pemakai lain.

Universitas Sumatera Utara


19

b. Jaringan enterprise konseptual : terdiri dari fasilitas komputasi, masukkan,


keluaran, penyimpanan dan telekomunikasi.
c. Arsitektur sistem bisnis : teknologi untuk menerapkan dan merawat aplikasi
dan basis data dalam enterprise.
3. Hubungkan platform teknologi ke aplikasi dan fungsi bisnis.

2.3.2.7. Rencana Penerapan

Rencana penerapan merupakan rencana yang dipersiapkan untuk


mengimplementasikan arsitektur enterprise. Dasar pembuatan rencana ini adalah
model bisnis, katalog sumber daya informasi dan arsitektur-arsitektur yang telah
didefinisikan sebelumnya.

Tahapan yang dikerjakan untuk menyusun rencana penerapan adalah :


1. Menyusun urutan/prioritas penerapan sistem.
Urutan atau prioritas penerapan aplikasi dapat dinyatakan berdasarkan rantai
nilai enterprise. Dengan membuat matriks aplikasi ke entitas data yang telah
dioptimalisasi dapat diperoleh suatu urutan aplikasi.
2. Membuat estimasi waktu dan sumber daya berdasarkan kegiatan.
3. Faktor sukses implementasi.

Faktor sukses pada penerapan EAP misalnya melakukan :


1. Penerapan fungsi atau unit organisasi sistem informasi baru.
2. Inisiasi segera untuk fase transisi.
3. Persetujuan rencana.
4. Adopsi metodologi pengembangan sistem yang baru.
5. Evaluasi pemilihan teknologi baru.

Universitas Sumatera Utara


20

2.4. Four StageLife Cycle Business System Planning (BSP)

REQUIREMENTS
(Kebutuhan)
Data
Data Perencanaan Rangkuman Statistik

ACQUISITION Data DISPOSITION


Rangkuman Statistik (Disposisi)
(Akuisisi)

Data Transaksi Data Transaksi

STEWARDSHIP
(Pengelolaan)

Data Inventaris
Gambar 2.3 Four Stage Life Cycle (IBM,1981)

Four Stage Life Cycle adalah tool yang digunakan untuk menemukan turunan dari
fungsi bisnis yang terkait dengan produk/layanan yang diberikan oleh fungsi bisnis
tersebut. Four Stage Life Cycle pada BSP digunakan pada tahap pendefinisian
proses bisnis. Ada empat siklus yang digunakan yaitu :
1. Tahap I, Requirements, planning, measurement and control.
Yaitu aktifitas yang menentukan berapa banyak produk/layanan yang
dibutuhkan, rencana untuk mendapatkannya dan pengukuran serta kontrol yang
terkait dengan rencana.
2. Tahap II, Acquisition
Aktifitas yang dibentuk untuk mengembangkan produk/layanan atau untuk
mendapatkan sumber daya yang akan dipergunakan untuk kegiatan
pengembangan.
3. Tahap III, Stewardships
Aktivitas atau membentuk, mempertajam, memodifikasi atau merawat
dukungan sumber daya dan untuk menyimpan atau menelusuri produk atau
layanan.

Universitas Sumatera Utara


21

4. Tahap IV, Retirement/Disposition


Aktifitas atau keputusan akhir dari tanggungjawab organisasi untuk suatu
produk atau layanan atau sinyal yang menyatakan akhir dari penggunaan
sumber daya.

2.5. Perencanaan Strategis Informasi

Tujuan utama perencanaan strategis informasi adalah mempersiapkan rencana bagi


pengelolaan analisis, perancangan dan pengembangan sistem berbasis komputer
(Parizeau,2002). Dalam metodologi kerekayasaan informasi, tiap langkah dapat
dilihat dari dua sisi, yaitu data dan aktivitas. Untuk perencanaan strategi informasi
di sisi data, arah tinjauan strategisnya adalah terhadap kebutuhan informasi yang
dibutuhkan oleh enterprise. Sedangkan di sisi aktivitas, arah tinjauan strategisnya
adalah dalam hal pemanfaatan teknologi untuk peningkatan kinerja enterprise.

Gambar 2.4 Metodelogi Information Engineering (Martin,1990)

Universitas Sumatera Utara


22

2.6. Zachman Framework

Zachman Framework atau ZF merupakan skema untuk melakukan klasifikasi


pengorganisasian artifak enterprise (Zachman,1987). ZF terdiri dari 6 kolom dan 6
baris. Tiap kolom merepresentasikan fokus, abstraksi, atau topik arsitektur
enterprise, yaitu: data, fungsi, jaringan, manusia, waktu, dan motivasi. Tiap baris
merepresentasikan perspektif berikut:
1. Perspektif Perencana: menetapkan konteks, latar belakang, & tujuan.
2. Perspektif Pemilik: menetapkan model konseptual dari enterprise.
3. Perspektif Perancang: menetapkan model sistem informasi sekaligus
menjembatani hal yang diinginkan pemilik & hal yang dapat direalisasikan
secara teknis dan fisik.
4. Perspektif Pembangun: menetapkan rancangan teknis & fisik yang digunakan
dalam mengawasi implementasi teknis dan fisik.
5. Perspektif Subkontraktor: menetapkan peran dan rujukan bagi pihak yang
bertanggung jawab untuk melakukan pembangunan sistem informasi.
6. Perspektif Fungsional: merepresentasikan perspektif pengguna dan wujud nyata
hasil implementasi.

2.7. Riset-riset Terkait

Terdapat beberapa riset yang telah dilakukan oleh banyak peneliti berkaitan dengan
seperti yang akan dijelaskan di bawah ini :
“Succes and Failure Factor of Adopting SAP in ERP System
Implementation” oleh Vidyaranya B. Gargeya dan Cydnee Brady (2005). Penelitian
ini menghasilkan teori bahwa ada banyak faktor yang terlibat dalam menentukan
kesuksesan implementasi ERP, yakni apakah perusahaan pekerja dengan fungsi
SAP (maintained scope), bagaimana dukungan team, manajemen dan konsultasi,
bagaimana kesiapan internal, apakah sistem tersebut sesuai dengan organizational
deversity, bagaimana perencanaan, pengembangan dan anggarannya serta apakah
telah dilakukan pengujian yang cukup.

Universitas Sumatera Utara


23

“Desain Sistem Manufaktur Menggunakan ERP Sistem : Suatu Pendekatan


Praktis” Vincent Gaspersz (2001), yaitu mengintegrasikan banyak informasi yang
saling berhubungan, terutama informasi yang berasal dari lantai pabrik (shop floor)
dengan informasi akutansi dan keuangan sehingga akan memberikan informasi
komprehensif dan terintegrasi yang beragam untuk komunikasi komprehensif dan
terintegrasi yang berguna untuk komunikasi diantara orang-orang dalam sistem
manufaktur itu, serta memudahkan manajemen industri manufaktur untuk
mengambil tindakan atau membuat keputusan tepat waktu dalam mencapai tujuan-
tujuan perusahaan.

2.8. Persamaan dan Perbedaan Penelitian

Dalam riset-riset yang telah ada banyak persamaan dalam penerapan EAP yaitu
sama-sama memiliki sistem yang saling terintegrasi antara satu dengan yang
lainnya. Namun yang menjadi perbedaan mendasar dalam penelitian ini yaitu masih
kurangnya penerapan EAP pada Perguruan tinggi atau universitas serta penelitian
ini dilakukan pada Universitas Gunung Leuser (UGL).

2.9. Kontribusi Riset

Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman kita tentang penerapan


model arsitektur enterprise pada sebuah universitas dengan mengunakan metode
Enterprise Architecture Planning (EAP) sehingga akan lebih mempermudah
mengapai segala informasi yang terintegrasi dan terdistribusi dalam menjalankan
bisnis dibidang pendidikan.

Universitas Sumatera Utara


24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian


Penelitian dilakukan pada Universitas Gunung Leuser (UGL) di Jl. Iskandar Muda
No.1 Kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh Tenggara. Lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini 3 bulan yaitu selama bulan yang
dimulai pada awal November 2011 sampai dengan akhir bulan Januari 2012.

3.2. Data Penelitian


Data-data penelitian didapat melalui :
1. Pengamatan (observasi) dan wawancara langsung pada pihak pengelola
Universitas Gunung Leuser Kutacane Aceh Tenggara, yaitu untuk mempelajari
seluk beluk kebutuhan sistem yang diperlukan untuk kemajuan bisnis
pendidikan pada universitas Gunung Leuser kutacane Aceh Tenggara. Hasil
pengamatan kemudian dibuat skenario-skenario yang mendukung untuk
membangun sebuah arsitektur enterprise.
2. Literatur/perpustakaan, yaitu untuk melihat model apa saja yang dapat
digunakan dalam merancang sebuah sistem informasi yang mampu mendukung
bisnis dalam sebuah organisasi.
3. Media Maya/Internet, yaitu sebagai tambahan wawasan dalam penyusunan tesis
ini.
Selanjutnya, setelah data-data terkumpul maka akan dilakukan perencanaan dalam
menyusun level arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Hasil
dari perencanaan ini nantinya agar bisa dijadikan referensi untuk membangun
arsitektur enterprise sistem informasi pada Universitas Gunung Leuser Kutacane
Aceh Tenggara.

Universitas Sumatera Utara


25

3.3. Proses Penelitian


Proses penelitian yang dilakukan yaitu dengan cara menerapkan Struktur EAP yaitu
mulai dari inisiasi perencanaan yang ada pada level 1, pemodelan bisnis dan sistem
dan teknologi saat ini yang ada pada level 2. Dari level satu dan dua ini akan
menghasilkan output pada level 3 yaitu arsitektur data, arsitektur aplikasi dan
arsitektur teknologi yang dapat dilihat pada bab selanjutnya.

3.3.1. Inisiasi Perencanaan


Ada tujuh langkah yang dimiliki pada fase ini yaitu : pendefinisian ruang lingkup
dan sasaran pengerjaan EAP, pendefinisian visi, pendekatan metodologi
perencanaan, pengunaan sumber daya komputer, pembentukan tim perencanaan,
persiapan perencanaan kerja EAP dan pengkonfirmasian komitmen manajemen dan
pembiayaan. Namun sebagai awal hanya akan dikerjakan empat langkah dalam
tesis ini. Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dilakukan pada fase inisiasi
perencanaan, yaitu :
1. Pendefinisian ruang lingkup dan sasaran pengerjaan EAP.
2. Pendefinisian visi.
3. Pemilihan pendekatan metodologi perencanaan.
4. Penggunaan sumber daya komputer.

3.3.1.1. Pendefinisian Ruang Lingkup Dan Sasaran Pengerjaan EAP


Pada peraturan ketua umum yayasan pendidikan Gunung Leuser Kutacane Nomor:
Kep.197/YPGL/VII/2011 pada bab IV unsur pelaksana akademik, pasal 9 tentang
Fungsi dan Tugas Dekan poin 1 dan 2 yaitu “Melaksanakan visi dan misi
Universitas serta penyelengaraan Tridarma perguruan tinggi”, maka bisa ditarik
kesimpulan bahwasanya inti bisnis di Universitas Gunung Leuser Kutacane Aceh
Tenggara adalah menyelengarakan layanan jasa pendidikan secara luas untuk
masyarakat sesuai dengan tingkatan pendidikannya, sampai dengan meluluskan
para peserta didiknya, sehingga dapat memanfaatkan ilmunya dilingkungan
pekerja.

Universitas Sumatera Utara


26

Penyelengaraan Tri Darma perguruan tinggi pada pelaksanaannya nanti


pasti akan berkaitan dengan kebutuhan terhadap layanan data/informasi, yang akan
digunakan untuk menjalankan kegiatannya dengan lebih baik dan terencana serta
terkendali.
Dengan demikian maka ruang lingkup dan sasaran dalam pengerjaan EAP
adalah sistem informasi dan teknologi informasi yang berkaitan dan dibutuhkan
untuk mendukung penyelenggaraan proses pendidikan mulai dari awal pendaftaran
sampai dengan lulus dari pendidikan serta kegiatan pendukungnya yaitu
manajemen sumber daya dan manajemen keuangan.

3.3.1.2. Pendefinisian Visi


Visi dari UGL Kutacane adalah “Mewujudkan lulusan yang mampu bertaqwa
kepada Allah SWT, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan pola pikir yang
berwawasan lingkungan”. Dari visi tersebut, maka visi pengembangan sistem
informasinya diformulasikan sebagai berikut : “Membangun Perguruan Tinggi
Dengan Sistem Informasi yang terintegrasi, bertujuan untuk mengevaluasi rencana
dan prioritas penggunaan dan layanan teknologi informasi di UGL Kutacane Aceh
Tenggara”.

3.3.1.3. Pemilihan Pendekatan Metodologi Perencanaan


Metode pendekatan yang digunakan dalam perencanaan arsitektur sistem informasi
dan teknologi informasi pada lingkungan organisasi Universitas Gunung Leuser
Kutacane ini yaitu Enterprise Architekture Planning Methodology, yang terdiri dari
empat tahap pengerjaan :
1. Planning Initiation
2. Business Modelling and Current Technology
3. Data Arcgutecture, Application Architecture and Technology Architecture.
4. Implementation
Untuk pengerjaan dari tahap keempat, yang dilakukan adalah sampai pada tahap
pembuatan rencana implementasi yang didasarkan pada parameter kebutuhannya.

Universitas Sumatera Utara


27

3.3.1.4. Penggunaan Sumber Daya Komputer


Penggunaan sumber daya komputer masih sanggat minim sekali dilingkungan
Universitas Gunung Leuser, sehingga penggunaan dana dan waktu dalam
pengelolaan proses pendidikan dan peningkatan mutu sumber daya manusia
menjadi semakin besar, dengan demikian perlu adanya sebuah sistem yang dapat
mengatasi permasalahan-permasalahan yang dapat merugikan organisasi-organisasi
pada lingkungan universitas Gunung Leuser Kutacane Aceh Tenggara.
Beberapa kondisi yang dapat diuraikan berdasarkan hasil pengamatan di
UGL Kutacane Aceh Tenggara adalah sebagai berikut :
a. UGL Kutacane Aceh Tenggara diberi kepercayaan untuk mengelola dana yang
cukup besar untuk membangun kampus baik “raga” maupun “jiwa” –nya.
b. Jumlah mahasiswa yang cukup besar dan belum ada suatu program terintegrasi
agar mahasiswa melek dan lancar menggunakan Teknologi Informasi.
c. Jumlah mahasiswa yang memiliki komputer pribadi makin meningkat.
d. Beberapa fakultas telah memulai kegiatan memperkenalkan teknologi
informasi.
e. Perpustakaan telah menggunakan teknologi informasi untuk mendukung
kegiatan operasionalnya.
f. Dilingkungan area UGL telah terpasang 3 titik jaringan tampa kabel (WiFi)
g. Penggunaan platform teknologi yang ada belum dimanfaatkan/digunakan secara
optimal, terlihat dari adanya perangkat komputer yang tidak digunakan dan
hanya menggunakan beberapa komputer untuk melakukan pekerjaan. Demikian
juga untuk penggunaan perangkat lunaknya.
h. Letak geografis yang agak berjauhan dari ruangan kantor administratif, tiap
fakultas dan ruang kelas yang tersebar.
i. Infrastruktur pendukung untuk sistem informasi terintegrasi seperti peralatan
jaringan dan komunikasi data masih terbatas dan belum mendukung sistem
terintegrasi.

Universitas Sumatera Utara


28

3.3.2. Pemodelan Bisnis

Model bisnis merupakan gambaran fungsi-fungsi bisnis organisasi yang dapat


diuraikan menjadikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan organisasi. Fungsi-fungsi
bisnis dapat dibagi ke dalam subfungsi-subfungsi sehingga membentuk struktur
pohon yang secara sederhana dapat ditampilkan dengan menggunakan daftar secara
indentasi yang menunjukkan setiap tingkatan sampai ke tingkat detilnya.

Pada tahapan pengembangan model bisnis ini, tahapan yang akan dilakukan
adalah :
1. Dokumentasi Struktur Organisasi, dan
2. Indentifikasi dan definisi area dan fungsi bisnis utama.

3.3.2.1. Struktur Organisasi

Dalam pencapaian visi organisasi, maka harus ada dukungan dari segenap fungsi-
fungsi bisnis yang ada seperti fungsi akademik, fungsi sumber daya manusia, fungsi
keuangan serta pusat komputer dan sistem informasi. Struktur Organisasi
Universitas Gunung Leuser dapat dilihat pada lampiran halaman L1.

3.3.2.2. Identifikasi Area Bisnis Utama

Berdasarkan konsep rantai nilai Michael Porter dan siklus hidup ( Stage Life
Cycle), area fungsional utama untuk model pendidikan di UGL Kutacane Aceh
Tenggara dapat dikelompokkan ke dalam kegiatan utama (Primary Activities) dan
kegiatan pendukung (Support Activities). Gambar 3.1 memperlihatkan rantai nilai
dengan siklus hidup (Stage Life Cycle) untuk model pendidikan di UGL Kutacane
Aceh Tenggara.

Universitas Sumatera Utara


29

A P A P A P

K D
K D K D

A : Akuisisi
K : Kebutuhan : Alur Informasi
P: Pengelolaan : Informasi, Layanan, Mahasiswa
D: Disposisi

Gambar 3.1 Rantai Nilai Model Pendidikan

Masing-masing kegiatan utama dapat diuraikan sebagai berikut :


a. Penerimaan Mahasiswa dapat dideskripsikan sebagai kegiatan yang meliputi
proses penerimaan mahasiswa baru sampai dengan pendataan mahasiswa baru.
b. Operasional Akademik merupakan aktivitas yang berkaitan dengan usaha untuk
menjalankan operasional akademik atau kegiatan proses belajar mengajar
selama mahasiswa berada dalam masa akademik.
c. Penglepasan Akademik adalah aktivitas yang berkaitan dengan manajemen
akhir akademik atau penglepasan akademik sebagai akhir dari studi mahasiswa.
Kegiatan pendukung dapat dijelaskan seperti dibawah ini :
a. Manajemen Sumber Daya Manusia : adalah kegiatan pendukung untuk
penentuan kebutuhan, pemantauan dan alokasi sumber daya manusia khususnya
pada aktifitas operasional akademik.
b. Manajemen Keuangan : adalah aktifitas pendukung yang berkaitan dengan
usaha untuk memberikan dukungan manajemen keuangan yang berkisar pada
perencanaan budget dan investasi pengembangan.
c. Manajemen Sarana dan Prasarana : adalah kegiatan pendukung yang dimulai
dari perencanaan kebutuhan saran dan perlengkapan serta pengelolaannya untuk
kegiatan akademik.

Universitas Sumatera Utara


30

d. Pusat Komputer dan Sistem Informasi (PKSI) : adalah kegiatan yang berkaitan
dengan usaha untuk memberikan dukungan terhadap pengembangan,
pemanfaatan dan pengelolaan teknologi informasi, riset dan laboratorium.
Pembahasan kegiatan pendukung disini hanya untuk manajemen sumber
daya manusia dan manajemen keuangan dikarenakan keterbatasan waktu
pengerjaan tesis. Untuk selanjutnya kegiatan di dalam bisnis organisasi dapat
dinyatakan dengan fungsi.
Margin dalam kaitan dengan pengembangan sistem informasi adalah
memproleh kriteria informasi dengan kualitas seperti efektivitas, efisiensi,
kerahasiaan integritas, ketersediaan ketaatan keandalan informasi.
Untuk mengetahui siklus dan dekomposisi dari setiap fungsi, maka berikut
ini adalah dekomposisi dari setiap fungsi tersebut dengan menggunakan Tools Four
Stage Life Cycle dari IBM dan bagan hirarki fungsi rinci. Adapun hasil dari
dekomposisi setiap fungsi menggunakan Four Stage Life Cycle adalah sebagai
berikut :

Universitas Sumatera Utara


31

Tabel 3.1 Four Stage Life cycel Fungsi Bisnis Utama UGL

Stage
Kebutuhan Akuisisi Pengelolaan Disposisi
Fungsi
a. Pembentukan Panitia PMB
b. Penetapan Kebijakan Anggaran
a. Penerimaan Pendaftaran
PMB
Mahasiswa Baru
Perencanaan Stratesis Penerimaan c. Penentuan Standarisasi
Penerimaan b. Pelaksanaan Seleksi Calon
Mahasiswa Baru Tahun Akademik Penerimaan Registrasi Mahasiswa Baru
Mahasiswa Baru Mahasiswa Baru
baru d. Penentuan Kapasitas Mahasiswa
c. Pengolahan Hasil Ujian
e. Penjadwalan Kegiatan PMB
Seleksi
f. Penyusunan Materi Ujian
Seleksi
a. Pelaksanaan Perwalian
b. Heregistrasi Mahasiswa
a. Cuti Akademik
Operasional Perencanaan Strategis Penetapan a. Penetapan Kurikulum c. Perubahan Rencana Studi
b. Ujian Komprehensif
Akademik Kurikulum dan Kebijakan Akademik b. Penetapan Kalender Akademik d. Pelaksanaan PMB
c. Pelaporan Akademik
Akademik
e. Administrasi Nilai
a. Penetapan Drop Out
Penglepasan Perencanaan Strategis dan Kebijakan a. Pembuatan Ijazah b. Penetapan Pengunduran
a. Penetapan Syarat kelulusan
Akademik Penglepasan Akademik b. Pembuatan Transkrip Nilai Diri
c. Pelaksanaan Wisuda
a. Penetapan Kebijakan
a. Pengembangan Karir
Pengelolaan Rekruitmen
b. Administrasi Kehadiran a. Pelaporan Manajemen
Perencanaan Strategis Terhadap b. SDM
Manajemen Sumber Personil SDM
Pemanfaatan dan Pengembangan c. Penetapan Kebijakan
Daya Manusia c. Evaluasi Presentasi Personil d. Pelaporan Rekapitulasi
Sumber Daya Manusia a. Administrasi Pengelolaan SDM
d. Perhitungan Honor Honor dan Gaji
d. Penetapan Pembelanjaan
c. Perhitungan Gaji
Pegawai

Universitas Sumatera Utara


32

Tabel 3.1 Four Stage Life cycel UGL Fungsi Bisnis Utama (Lanjutan)

Stage
Kebutuhan Akuisisi Pengelolaan Disposisi
Fungsi
a. Pengesahan Anggaran
b. Revisi Anggaran
a. Penetapan Angaran dan
c. Pengalokasian Anggaran
Manajemen Perencanaan Strategis Terhadap Investasi
d. Monitoring dan Evaluasi Pelaporan Keuangan
Keuangan Kebijakan Anggaran dan Investasi b. Penyusunan Rencana Angaran
Anggaran
Rutin
e. Pelaksanaan Sistem
Akutansi
a. Pengembangan Prosedur
Pemanfaatan Saran dan
a. Pelaksanaan Pengadaan
Prasarana
Sarana dan Prasarana
b. Penetapan Prosedur
Perencanaan Strategis Terhadap b. Pelaksanaan Manajemen a. Pelaporan Inventaris
Manajemen Saran Pemangaatan Sarana dan
Pemanfaatan dan Pengembangan Inventaris b. Pelaporan Manajemen
dan Prasarana Prasarana
Sarana dan Prasarana c. Pengawasan dan Evaluasi Pengadaan
c. Penetapan Rencana Pengadaan
Pemanfaatan Sarana dan
Saran dan Prasarana
Prasaran
d. Penetapan Kebijakan Majemen
Inventaris
Perencanan Strategis Pengembangan a. Riset dan Penelitian Teknologi a. Pelaporan Hasil Riset
a. Pelaksanaan Adminitrasi
Pusat Komputer dan dan Pemanfaatan Teknologi e. Pengembangan Kebijakan dan Penelitian Teknologi
Laboratium
Sistem Informasi Informasi serta Pengembangan Teknologi Informasi dan c. Pelaporan Administrasi
d. Pengawasan dan Evaluasi
Utilitas Laboratorium Laboratorium Laboratorium

Universitas Sumatera Utara


33

3.3.3. Bagan Hierarki Fungsi Bisnis UGL Kutacane Aceh Tenggara


Setelah melakukan inisiasi terhadap area fungsi bisnis organisasi dengan
pemanfaatan value chains dan penelaahan siklus dari setiap fungsi seperti yang
terpaparkan dalam table four stage life cycles, maka hal berikut yang akan
dilakukan adalah menyusun struktur dekomposisi fungsi bisnis dengan
menggunakan bagan hierarki fungsi.
Sesuai dengan ruang lingkup pada batasan masalah penelaahan tesis ini
berkisar pada aspek akademik, manajemen sumber daya manusia dan manajemen
keuangan, maka fungsi yang akan didekomposisikan adalah yang berkaitan
dengan kegiatan akademik sebagai fungsi atau aktifitas utama serta manajemen
sumber daya manusia dan manajemen keuangan sebagai salah satu aktifitas
pendukung, yaitu sebagai berikut :
1. Penerimaan mahasiswa
1.1. Perencanaan PMB
1.1.1. Pembentukan Panitia PMB
1.1.2. Penetapan Kebijakan Anggaran PMB
1.1.3. Penentuan Standarisasi Penerimaan
1.1.4. Penentuan Kapasitas Mahasiswa
1.1.5. Penjadwalan Kegiatan PMB
1.2. Pelaksanaan Seleksi
1.2.1. Penentuan Jenis Seleksi Sarjana
1.2.2. Penyelenggaraan Seleksi
1.2.2.1. Penyusunan Materi Ujian Seleksi
1.2.2.2. Penerimaan Pendaftaran
1.2.2.3. Pelaksanaan Seleksi
1.2.2.4. Pengolahan Hasil Ujian Seleksi
1.3. Registrasi Mahasiswa Baru
2. Operasional Akademik
2.1. Perencanaan Operasional Akademik
2.1.1. Penetapan Kurikulum

Universitas Sumatera Utara


34

2.1.2. Penetapan Kalender Akademik


2.2. Pendaftaran Ulang
2.2.1. Heregistrasi Akademik
2.2.1.1. Penawaran Mata Kuliah
2.2.1.2. Perwalian
2.2.1.3. Pemrosesan Rencana Studi
2.2.1.4. Pembuatan KRS dan KTM
2.2.2. Perubahan Rencana Studi
2.3. Perkuliahan
2.3.1. Penyusunan Jadwal Kuliah
2.3.2. Pelaporan Pelaksanaan Perkuliahan
2.4. Evaluasi
2.4.1. Pelaksanaan Ujian
2.4.2. Penilaian
2.5. Cuti Akademik
2.6. Ujian Komprehensif
2.7. Pelaporan Akademik
3. Pelepasan Akademik
3.1. Penetapan Syarat kelulusan
3.2. Penetapan Drop Out
3.3. Penetapan Pengunduran Diri
3.4. Pembuatan Ijazah
3.5. Pembuatan Transkrip Nilai
3.6. Pelaksanaan Wisuda
4. Manajemen Sumber Daya Manusia
4.1. Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia
4.1.1. Penetapan Kebijakan Manajemen Rekruitmen
4.1.2. Penetapan Kebijakan Administrasi SDM
4.1.3. Penetapan Pembelanjaan Pegawai
4.2. Manajemen Personil
4.2.1. Perencanaan Kebutuhan Personal
4.2.2. Pengelolaan Perekrutan Kerja

Universitas Sumatera Utara


35

4.2.3. Pengelolaan Data Personal


4.3. Pengelolaan Pembayaran Personil
4.3.1. Perhitungan Gaji
4.3.2. Perhitungan Cuti
4.3.3. Perhitungan Honor
4.4. Pengembangan Karir
4.5. Evaluasi Prestasi Personil
5. Manajemen Keuangan
5.1. Penepatan Anggaran
5.1.1. Penyusunan Anggaran Rutin
5.1.2. Penyusunan Anggaran Pembangunan
5.1.3. Pengesahan Anggaran
5.2. Pengalokasian Anggaran
5.3. Pemantauan dan Evaluasi Anggaran
5.4. Revisi Anggaran
5.5. Sistem Akutansi Keuangan
5.5.1. Penerimaan Pembayaran
5.5.2. Pengeluaran
5.5.3. Pembukuan
5.5.4. Pelaporan Keuangan

3.3.4. Hubungan Fungsi-Fungsi Unit Organisasi


Meskipun definisi masing-masing fungsi tidak bergantung pada unit organisasi
yang melaksanakan fungsi tersebut, setiap fungsi pada tingkatan paling rinci akan
dihubungkan dengan pelaksana masing-masing. Hubungan antara fungsi dan unit
organisasi yang melaksanakan kegiatan tersebut di UGL Kutacane Aceh Tenggara
dapat disajikan dengan matriks fungsi ke organisasi pada halaman lampiran L2.

Universitas Sumatera Utara


36

3.4. Analisis Kondisi Organisasi


Beberapa hal yang berkaitan dengan pengembangan teknologi informasi di UGL
Kutacane Aceh Tenggara berdasarkan pengamatan dan pengumpulan data
dilingkungan kampus UGL Kutacane Aceh Tenggara dipaparkan sebagai berikut :
1. UGL Kutacane Aceh Tenggara saat ini sedang membangun perencanaan
strategis teknologi informasi yang bertujuan untuk mengevaluasi rencana dan
prioritas penggunaan dan layanan teknologi informasi
2. Perencanaan strategis teknologi informasi di UGL Kutacane Aceh Tenggara
mencakup berbagai sasaran strategis (strategic objective) yang dikelompokkan
ke dalam tema strategis sebagai berikut :
a. Keberhasilan Mahasiswa. UGL Kutacane Aceh Tenggara memfokuskan
pemanfaatan TI untuk menunjang keberhasilan mahasiswa sehingga
menghasilkan alumni terpelajar, memiliki daya saing dipasar tenaga kerja,
di kompensasi dengan baik oleh pengguna serta merasa puas dengan
layanan yang diberikan oleh pihak UGL Kutacane Aceh Tenggara
b. Ciri Khusus (Differentiation). Membantu menegaskan ciri khusus yang
dimiliki oleh kampus dengan menyediakan sarana untuk TI baik untuk
mempublikasi informasi maupun saran penunjang untuk menghasilkan
berbagai produk inovatif.
c. Penelitian. Usaha untuk mendorong terciptanya temuan atau inovasi baru
didukung TI, harus terus diusahakan dengan merajut kerjasama antar
beberapa bidang ilmu.
d. Teknologi Informasi. TI harus sebesar-besarnya digunakan untuk
mendorong teknologi bagi pendidikan serta pelayanan untuk civitas
akademika.
e. Komunitas. Kampus memiliki sarana berteknologi informasi untuk
membangun komunikasi yang efektif mengenai apa yang telah dikerjakan
“telling the story” dan membangun kebersamaan melalui komunikasi yang
terbuka, tepat waktu dan akurat kepada seluruh stakeholder baik internal
maupun eksternal.

Universitas Sumatera Utara


37

f. Standar kampus akan dikenal oleh masyarakat karena telah menetapkan


standar tinggi dan bertanggungjawab pada mahasiswa, dosen dan staff.
3. Kecenderungan di UGL Kutacane Aceh Tenggara
Untuk dapat tetap bersaing, maka dalam proses perencanaan, kemampuan
untuk melihat kecenderungan masa depan (trendwatching) sangat diperlukan,
terutama dalam bidang teknologi informasi yang meliputi :
a. Akses Internet. Dalam beberapa tahun mendatang akses internet akan
dapat dinikmati secara luas di masyarakat
b. Koneksi Kecepatan Tinggi. Berbagai embrio infrastruktur akses internet
berkecepatan tinggi telah mulai tersedia.
c. Akses dengan peralatan mobile. Dengan teknologi wireless dan
tersedianya peralatan yang bersifat mobile (laptop yang dilengkapi WiFi
atau Personal Digital Assistance) maka seseorang dapat terhubung dari
mana saja dan kapan saja.
d. Kebutuhan Layanan 24/7. Infrastruktur internet sudah digunakan sebagai
tulang punggung pengoprasian institusi. Karena itu kebutuhan akan
layanan prima 24 jam sehari dan 7 hari seminggu menjadi suatu kebutuhan
utama dimasa datang.

3.5. Arah Strategi Pengembangan Teknologi Informasi


Strategi pengembangan teknologi informasi (TI) di lingkungan UGL Kutacane
Aceh Tenggara diarahkan pada beberapa bidang pengembangan, bidang-bidang
pengembangan tersebut erat dengan fungsi akademik dan pengembangan
teknologi informasi mengarah kepada konsep kampus terpadu dan terintegrasi
dengan dukungan TI menuju konsep cyber campus. Pengembangan kampus
menuju konsep cyber campus diharapkan dapat memacu pemanfaatan TI dan
peningkatan keahlian TI.

Universitas Sumatera Utara


38

3.6. Jaringan Komputer dan Komunikasi Data


Untuk mendukung kedua sasaran strategis Teknologi untuk pendidikan dan
Layanan berbasis internet, maka harus tersedia infrastruktur jaringan komputer
dan komunikasi data, serta berbagai proses internal yang menjadi landasan untuk
mendukung program-program kerja yang lainnya. Inisiatif pengembangan adalah :
a. Infrastruktur
i. Jaringan LAN (Local Area Network) dengan cara :
1. Meningkatkan bandwith
2. Meningkatkan kehandalan dan ketersediaan jaringan
3. Mengembangkan remote access dari sumber-sumber daya yang
terhubung dengan jaringan.
ii. Mengembangkan dan mengkoordinasi Wireless Local Area Network
(WLAN) untuk mengakses sumber daya internet melalui peralatan mobile.
iii. Mempersiapkan kampus untuk layanan Voice Over Internet Protocol
(VOIP).
b. Layanan Terpusat
i. Menyediakan layanan e-mail untuk seluruh dosen, staf dan mahasiswa.
ii. Tersedianya information Risk Management (IRM) agar terbangun
lingkungan teknologi informasi yang aman (secure), menerapkan berbagai
prosedur agar dapat diyakini komunikasi elekronik aman dan dapat
dipercaya, memelihara jaringan agar aman, menjaga integritas dan
keandalan database, mendorong manajemen keamanan teknologi informasi
yang proaktif.
iii. Memperbaiki proses yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengadakan
dan mengelola lisensi software.
iv. Menyediakan infrastruktur server internet yang memiliki kenerja prima
untuk mengelola layanan internet.
v. Menyediakan sistem basis data, metode akses, manajemen, backup dan
sistem pencarian kembali yang berlaku seragam untuk seluruh UGL
Kutacane Aceh Tenggara.

Universitas Sumatera Utara


39

vi. Layanan jaringan komputer baik yang Local Area Network, Wireless,
terpusat dan lapisan pertahanan jarigan tersebut harus membentuk layanan
terintegrasi.
c. Kepemimpinan, Koordinasi dan Tata Kelola teknologi Informasi
i. Memperjelas peran unit pusat pengelolaan TI dengan fakultas, dalam
kegiatan layanan dan dukungan.
ii. Aspek tertentu dari teknologi informasi di UGL Kutacane Aceh Tenggara
harus dikoordinasi secara terpusat agar tercapai efisiensi dan mengurangi
duplikasi.
Ketersediaan infrastruktur jaringan dan komunikasi data untuk kampus
UGL Kutacane Aceh Tenggara adalah syarat mutlak bagi keberhasilan program-
program untuk menunjang tema strategis keberhasilan mahasiswa. Program-
program tersebut memerlukan ketersediaan, keterhubungan dan keandalan sistem
jarigan dan komunikasi data. Letak geografis yang berjauhan dari ruangan kantor
administratif, laboratorium praktikum terjadwal untuk tiap fakultas, laboratorium
praktikum tak terjadwal (laboratorium internet), ruang kelas berteknologi yang
tersebar, web server untuk gardu online data, web server untuk jarigan antar unit
kerja serta web server untuk portal/website, semuanya memerlukan interkoneksi
antar komputer, sehingga terbentuk jaringan komputer dan komunikasi data di
antara mereka.

Universitas Sumatera Utara


40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini secara khusus akan didefinisikan perencanaan arsitektur organisasi
pada data, aplikasi dan teknologi untuk memberikan hasil Arsitektur yang baik.
Diharapkan pada tahap ini, EAP yang diharapkan dapat terdefinisi dengan
lengkap.

4.1. Arsitektur Data


Arsitektur data yang akan didefinisikan kali ini adalah definisi dari pemakaian
data yang akan digunakan pada arsitektur aplikasi nantinya, yang akan
disampaikan pada tahap ini sesuai dengan tahapan EAP dalam arsitektur data
antara lain:
1. Daftar kandidat entitas
2. Definisi entitas, atribut dan relasinya
4.1.1. Daftar Kandidat Entitas
Kandidat entitas merupakan entitas yang akan menjadi bagian dari perencanaan
arsitektur enterprise, sehingga penentuannya dapat didasarkan pada kondisi fungsi
value chain yang telah terdefinisi sebelumnya. Sesuai dengan kondisi value chain
tersebut, maka daftar entitas bisnis yang dapat diidentifikasi adalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan utama memiliki 3 entitas yang telah terdefinisi yaitu: Entitas
Penerimaan Mahasiswa, Entitas Operasional Akademik, Entitas Penglepasan
Akademik.
2. Kegiatan Pendukung memiliki 2 entitas yang telah terdefinisi yaitu : Entitas
Personil dan Entitas Keuangan.
Untuk lebih jelasnya Tabel 4.1 akan memperlihatkan kanditad entitas data
dari entitas bisnis.

Universitas Sumatera Utara


41

Tabel 4.1 Kandidat Entitas

Entitas Bisnis Entitas Data


1. Entitas Panitia PMB
2. Entitas Soal Ujian PMB
Entitas Penerimaan Mahasiswa 3. Entitas Peserta PMB
4. Entitas Jenis Seleksi
5. Entitas Calon Mahasiswa
1. Entitas Mahasiswa
2. Entitas Dosen
3. Entitas Mata Kuliah
4. Entitas Registrasi
5. Entitas Kelas
6. Entitas Jurusan
7. Entitas Ruang Kuliah
8. Entitas Biaya
Entitas Operasional Akademik
9. Entitas Bukti Pembayaran
10. Entitas Kurikulum
11. Entitas Daftar Hadir Kuliah
12. Entitas Daftar Hadir Dosen
Mengajar
13. Entitas Nilai
14. Entitas Kalender Akademik
15. Entitas Perwalian
1. Entitas Alumni
Entitas Penglepasan Akademik 2. Entitas Stake Holder
1. Entitas Personil
2. Entitas Kehadiran
Entitas Personil
3. Entitas Pendidikan
4. Entitas Honor/Gaji

1. Entitas Anggaran
2. Entitas Realisasi
3. Entitas Perkiraan
Entitas Keuangan
4. Entitas Pendapatan
5. Entitas Pengeluaran
6. Entitas Mitra

4.1.2. Definisi Entitas, Atribut dan Relasi


Penggambaran konseptual relasinya akan digunakan diagram E-R. Diagram E-R
Bidang Akademik merupakan model konseptual data logis yang menunjukkan
hubungan antar entitas-entitas dibidang akademik UGL Kutacane Aceh Tenggara.

Universitas Sumatera Utara


42

Gambar 4.1 adalah Diagram E-R secara keseluruhan untuk aktivitas utama dan
aktivitas pendukung pada bidang akademik. Sedangkan untuk mengetahui struktur
hubungan data dengan fungsi bisnis dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.1 Diagram E-R pada Aktivitas Utama Bidang Akademik

Diagram E-R lengkap untuk masing-masing aktifitas utama dan


pendukung dilampirkan pada halaman lampiran L.3 .

Gambar 4.2 Arsitektur Data Untuk Fungsi Bisnis Operasional Akademik

Universitas Sumatera Utara


43

4.2. Arsitektur Aplikasi


Pada tahapan arsitektur aplikasi, yang akan dilakukan untuk mendefinisikan
aplikasi antara lain :
1. Menentukan kandidat aplikasi
2. Menghubungkan aplikasi tersebut dengan fungsi bisnis yang telah didefinisikan.
3. Menghubungkan aplikasi dengan unit organisasi UGL Kutacane Aceh Tenggara

4.2.1. Menentukan Kandidat Aplikasi

Tabel 4.2 Daftar Kandidat Aplikasi


Grup Aplikasi Kandidat Sistem Aplikasi
1. Sistem Ujian Seleksi 1.1. Aplikasi Pendaftaran Calon Mahasiswa Baru Masuk
(USM)
1.2. Aplikasi Pengelolaan Hasil Test
1.3. Aplikasi Registrasi Mahasiswa Baru
2. Sistem Administrasi 2.1. Aplikasi Administrasi Kemahasiswaan
Akademik 2.2. Aplikasi Pendaftaran Ulang
2.3. Aplikasi Administrasi Rencana Studi
2.4. Sistem Manajemen Kurikulum
2.5. Sistem Pembayaran Mahasiswa
2.6. Sistem Perwalian
2.7. Sistem Penjadwalan Kuliah
2.8. Aplikasi Pembuatan KRS dan KTM
2.9. Aplikasi Perubahan Rencana Studi
2.10. Sistem Administrasi Perkuliahan
2.11. Sistem Penjadwalan dan Administasi Ujian
2.12. Sistem Penilaian
2.13. Aplikasi Administrasi Seminar dan Ujian
Komprehensif
2.14. Sistem Pelaporan Akademik
3. Sistem Administrasi 3.1. Sistem Pendaftaran Wisuda
Penglepasan 3.2. Sistem Pengelolaan Alumni
Akademik 3.3. Sistem Pembuatan Transkrip Nilai dan Ijazah
4. Sistem Manajemen 4.1. Sistem Rekrutmen
SDM 4.2. Sistem Pembelanjaan Pegawai
4.3. Sistem Administrasi Pegawai
4.4. Sistem Manajemen Pendidikan dan Pelatihan
4.5. Sistem Manajemen Cuti
4.6. Sistem Administrasi Perhitungan Honor dan Gaji
5. Sistem Manajemen 5.1. Sistem Anggaran
Keuangan 5.2. Sistem Akuntansi

Universitas Sumatera Utara


44

Four Stage Life Cycle merupakan alat perkiraan kebutuhan terhadap aplikasi ini.
Dari dekomposisi stewardship/Pengelolaan terlihat aplikasi apa yang harus dibuat
untuk membantu proses bisnis utama guna memenuhi kebutuhan organisasi di
UGL Kutacane Aceh Tenggara, Tabel 4.2 merupakan kandidat aplikasi yang akan
diterapkan pada Universitas Gunung Lauser Kutacane Aceh Tenggara.

Hubungan antar aplikasi dalam bentuk skematik arsitektur aplikasi


ditunjukkan seperti dalam Gambar 4.3. Sistem USM merupakan sumber data untuk
operasional akademik, sedangkan Sistem Manajemen SDM dan Sistem
Manajemen Keuangan adalah aplikasi yang mendukung terhadap aktivitas
akademik.

Gambar 4.3 Skematika Arsitektur Aplikasi

4.2.2. Hubungan Aplikasi dengan Entitas Data


Dari kandidat sistem aplikasi pada Tabel 4.2 terdapat 28 aplikasi yang
teridentifikasi, untuk melakukan validitas terhadap definisi arsitektur aplikasi,
maka dilakukan melalui tabel hubungan aplikasi dengan entitas data. Contoh
hubungan Aplikasi Administrasi Rencana Studi dengan entitas mahasiswa dapat
dilihat pada Gambar 4.4.

Universitas Sumatera Utara


45

Gambar 4.4 Hubungan Aplikasi Administrasi Rencana Studi dengan Entitas

Matakuliah dan Entitas Mahasiswa

Untuk melihat lebih jauh hubungan antara aplikasi dengan entitas data yang
telah teridentifikasi maka disajikan dalam matriks hubungan aplikasi pada entitas
data seperti dapat dilihat pada lampiran L.4.

Berikut merupakan grup aplikasi yang telah dipilah berdasarkan deskripsi


penggunaannya :

1. Grup Aplikasi : Sistem Ujian Saringan Masuk


Nama Sistem USM

Deskripsi Aplikasi ini mengelola data peserta seleksi dan data hasil ujian
seleksi, serta menentukan mahasiswa yang akan diterima sebagai data calon
mahasiswa

Universitas Sumatera Utara


46

2. Grup Aplikasi : Sistem Administrasi Akademik


Nama Sistem Administrasi Akademik
Deskripsi Aplikasi ini diutamakan untuk mengolah data registrasi calon
mahasiswa, pembayaran kuliah, pendaftaran ulang mahasiswa lama,
administrasi perkuliahan, sistem penilaian hingga pelaporan akademik.
3. Grup Aplikasi : Sistem Administrasi Penglepasan Akademik
Nama Sistem Administrasi Penglepasan Akademik
Deskripsi Aplikasi ini mengelola data mahasiswa calon wisudawan,
pembuatan transkrip nilai dan ijazah serta pengelolaan alumni.
4. Grup Aplikasi : Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia
Nama Sistem Manajemen SDM
Deskripsi Aplikasi yang mengelola data pegawai mulai dari rekrutmen,
pembelanjaan pegawai, administrasi pegawai dan manajemen pendidikan dan
pelatihan.
5. Grup Aplikasi : Sistem Manajemen Keuangan
Nama Sistem Manajemen Keuangan
Deskripsi Aplikasi yang digunakan untuk mengelola data keuangan yang
berhubungan dengan anggaran dan transaksi akuntansi.

4.2.3. Hubungan Aplikasi dengan Fungsi


Validitas terhadap definisi arsitektur aplikasi, dilakukan melalui tabel hubungan
aplikasi dengan fungsi.Untuk melihat hubungan antara aplikasi dengan fungsi
bisnis yang telah teridentifikasi maka matriks hubungan aplikasi pada fungsi dapat
dilihat pada lampiran L.5.

4.3. Arsitektur Teknologi

Arsitektur teknologi dalam konsep EAP mendefinisikan kebutuhan teknologi yang


perlu disediakan di lingkungan bisnis untuk menjalankan arsitektur data yang dapat
mengelola data berdasarkan arsitektur aplikasi, dengan kata lain arsitektur
teknologi merupakan kebutuhan infrastruktur yang harus disediakan untuk
mendukung jalannya data dan aplikasi yang digunakan oleh organisasi.

Universitas Sumatera Utara


47

Untuk mendefinisikan kebutuhan teknologi dalam mendukung jalannya


data dan aplikasi yang telah teridentifikasi sebelumnya, maka terlebih dahulu
dilakukan identifikasi terhadap prinsip dan platform teknologi yang akan
digunakan.

4.3.1. Identifikasi Prinsip dan Platform Teknologi

Prinsip dan platform teknologi dibuat untuk mengidentifikasi jenis platform


teknologi utama yang dibutuhkan untuk mendukung lingkungan berbagi pakai
(shared) data dan aplikasi di UGL Kutacane Aceh Tenggara. Prinsip ini ditentukan
dengan mempertimbangkan tren dan perkembangan teknologi informasi, model
bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi, sistem dan teknologi yang ada serta
permintaan dan temuan dari pelaku bisnis di dalam organisasi.

Prinsip platform teknologi untuk mendukung data dan aplikasi di UGL


Kutacane Aceh Tenggara dijelaskan dalam Tabel 4.3. Dari hasil identifikasi prinsip
dan platform teknologi pada Tabel 4.3, maka dapat ditentukan platform teknologi
yang harus disediakan untuk mendukung lingkungan data dan aplikasi yang akan
digunakan dalam menjalankan fungsi bisnis akademik dan pendukungnya.

Universitas Sumatera Utara


48

Tabel 4.3 Prinsip Teknologi

No. Area Prinsip Deskripsi


1 Sistem operasi yang digunakan mendukung jaringan organisasi.
2 Sistem operasi yang dipilih bersifat portabel (dapat dijalankan pada beberapa platform), skalabel (dapat dijalankan pada komputer
1. Sistem Operasi berskala kecil hingga besar, interoperable (dapat dijalankan pada lingkungan yang heterogen), kompatibel (mempertahankan
investasi perangkat lunak yang telah ada dan memungkinkan kemajuan teknologi diterapkan pada komponen yang telah ada)
3 Sistem operasi mendukung sejumlah perangkat lunak dan aplikasi serta tool pengembangan sistem
1 Perangkat keras harus andal dan memiliki tingkat ketersediaan yang tinggi serta mendukung teknologi yang akan datang.
Perangkat
2.
Keras
2 Pemilihan teknologi perangkat keras tidak berbasis fitur teknologi tertentu dan tidak berfokus pada suatu merk.
3 Perangkat keras enterprise harus memiliki tingkat layanan dan pemanfaatan yang tinggi
1 Kapasitas jaringan menyediakan bandwidth untuk pengembangan masa depan dan beragam format data.
2 Lingkungan jaringan disediakan dengan bandwidth yang memadai dan sekumpulan protokol standar untuk mendukung layanan
jaringan dan akses real- time terhadap informasi.
3 Semua lokasi fisik dalam enterprise akan dihubungkan ke backbone jaringan. Laju dan kapasitas interkoneksi ditentukan
Komunikasi berdasarkan lokasi
3.
dan Jaringan 4 Semua komponen yang dimanfaatkan dalam infrastruktur jaringan enterprise harus memadai dan dapat di- upgrade serta
diotorisasi dan pengelolaan dilakukan secara terpusat.
5 Semua peralatan infrastruktur jaringan harus memiliki kemampuan untuk mendapatkan dan merekam statistik kinerja jaringan.
6 Sistem jaringan komputer dan komunikasi data, dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk melakukan komunikasi suara (voice) dengan
transmisi gelombang suara melalui sarana digital.
1 Dokumentasi semua aplikasi dibuat dan dikelola
2 Pengadaaan aplikasi diutamakan melalui pengembangan sendiri sebelum mempertimbangkan untuk membeli.
4. Aplikasi 3 Seluruh rancangan aplikasi sebaiknya bersifat modular dan harus dapat diuji.
4 Melakukan manajemen konfigurasi terhadap aplikasi untuk menangani segala upaya perubahan dan peningkatan melalui kendali
versi

Universitas Sumatera Utara


49

Tabel 4.3 Prinsip Teknologi (lanjutan)


No. Area Prinsip Deskripsi
1 Data dipisahkan dari aplikasi
2 Data adalah sumber daya enterprise dan tidak dimiliki oleh suatu unit tertentu.
3 Data ditangkap sekali dari sumbernya dan digunakan sesuai kebutuhan
Manajemen
4 Akses data bebas dari hal lokasi dan struktur fisik dalam pandangan pemakai
5. Basis Data
5 Data di administrasikan secara terpusat dan dikelola untuk kemudahan akses serta menganut konsep data warehouse.
6 Model basis data yang digunakan adalah basis data relasional yang relatif lebih mudah dipahami dan lebih populer.
7 Informasi yang disimpan secara online tersedia secara terus menerus dan diperbaharui secara berkala sesuai kebutuhan.
8 Pemilihan DBMS disesuaikan dengan kebutuhan enterprise
1 Kebijakan dan standar keamanan meliputi akses fisik dan elektronis.
2 Akses ke sumber daya informasi akan diawasi secara terpusat oleh unit yang berhubungan dengan teknologi informasi.
3 Otorisasi aplikasi dan data dapat diberikan oleh unit terkait.
6. Keamanan 4 Kebutuhan keamanan meliputi secrecy (kebutuhan dalam sistem informasi yang hanya boleh dibaca), availibility (kebutuhan
bahwa sumber daya informasi hanya dapat diperoleh dan dipakai oleh pemakai yang berhak) dan integrity (kebutuhan bahwa
sumber daya informasi hanya dapat dimodifikasi dan dipelihara oleh unit terkait yang berhak).
5 Infrastruktur server sudah didukung oleh kemampuan untuk menyandikan/meng- encrpty data penting dan harus dapat perluas
untuk server yang lain.

Universitas Sumatera Utara


4.3.2. Konfigurasi Platform Teknologi
Konfigurasi platform teknologi didasarkan pada kebutuhan strategis distribusi
data dan aplikasi dengan meninjau lokasi bisnis. Lokasi bisnis merupakan
logakistipa unit organisasi dalam melaksanakan aktivitas bisnisnya yang
Page | 50
memperlihatkan tempat dimana diperlukan data dan aplikasi tertentu. Suatu lokasi
bisnis dengan demikian terkait dengan unit organisasi tertentu dan fungsi bisnis
apa saja yang dilakukan disana.
Daftar lokasi bisnis diadopsi berdasarkan peta kampus UGL Kutacane
Aceh Tenggara dan Gedung Rektorat UGL Kutacane Aceh Tenggara.Setiap zona
terdiri beberapa gedung yang didalamnya tertdiri dari beberapa unit atau fakultas.
Tabel 4.4 menunjukkan daftar lokasi bisnis dilingkungan UGL Kutacane
Aceh Tenggara. Sedangkan peta kampus UGL Kutacane Aceh Tenggara dapat
dilihat pada lampiran L.6.

Tabel 4.4 Daftar Lokasi Bisnis Dilingkungan UGL

No. Lokasi Nama Lokasi Konseptual


1 Zona A
2 Zona B
3 Zona C
4 Zona D
5 Zona E
6 Zona F
7 Zona G
8 Gedung Rektorat

Strategi penepatan data dan aplikasi yang dimanfaatkan sesuai prinsip


platform teknologi adalah menganut konsep client/server. Aplikasi dan data akan
ditempatkan pada satu lokasi dan dapat diakses oleh seluruh pemakai. Lokasi ini
diharapkan akan berada dibawah tanggung jawab pusat komputer dan Sistem
Informasi.

Selanjutnya akan ditentukan konfigurasi platform teknologi secara


konseptual yang meliputi pembangunan konseptual arsitektur jaringan enterprise
dan konseptual arsitektur sistem bisnis.

Universitas Sumatera Utara


Konseptual arsitektur jaringan enterprise meliputi operasi komputasi,
masukkan, keluaran, perangkat penyimpan dan fasilitas komunikasi. Konseptual
arsitektur jaringan enterprise usulan disajikan pada Gambar 4.5. Page | 51

Konseptual arsitektur sistem bisnis merupakan arsitektur teknologi untuk


menetapkan dan menata aplikasi serta basis data di dalam suatu enterprise.

Gambar 4.5. Konseptual Arsitektur Jaringan Enterprise

Pada Gambar 4.5, digambarkan arsitektur usulan untuk jaringan di UGL


Kutacane Aceh Tenggara berdasarkan kebutuhan bisnis yang berhubungan dengan
fungsi akademik. Usulan untuk tiap zona dan gedung atau unit didalamnya adalah
memiliki pengelolaan jaringan lokal masing-masing sehingga apabila terjadi
kerusakan atau gangguan dilokal jaringan, tidak akan mempengaruhi jaringan
lokal zona atau unit lain pada gedung lainnya, selain itu akses untuk pemakaian
data dapat terkendali.

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan koneksi jaringan antar zona diupayakan menggunakan koneksi
Page | 52
fast ethernet dengan media kabel fiber optic, selain didasari karena lalu lintas data
antar gedung sangat tinggi, penggunaan fast ethernet akan mempercepat
perpindahan data dan informasi antar gedung karena kinerjanya yang lebih cepat.
Untuk koneksi antar gedung yang letaknya agak berjauhan dapat diupayakan
menggunakan media wireless LAN (point to point), karena penggunaan fast
ethernet dirasakan tidak efisien lagi dan komunikasi data tidak dapat dilakukan
dengan cepat. Untuk koneksi dalam gedung pada setiap zona menggunakan kabel
unshielded twister pair (UTP) karena jangkauan yang memungkinkan antar lokasi
dalam gedung tersebut.

Dari penggambaran arsitektur jaringan yang diusulkan, maka perlu juga


mengusulkan arsitektur sistem bisnis pada organisasi UGL Kutacane Aceh
Tenggara ini. Sistem bisnis ini diperoleh dari bisnis utama yang diselengarakan
oleh lembaga, dimana dari setiap fungsi bisnis tersebut diturunkan hingga menjadi
aplikasi. Usulan arsitektur sistem bisnis tersebut dapat dilihat pada gambar 4.6

Pemakai dapat mengakses sistem bisnis/aplikasi dengan tujuan :

1. Operational Information Update : membuat, mengubah dan menghapus data


operasional secara interaktif.
2. Operational Information Inquiry : memungkinkan aplikasi untuk mengakses
data secara interaktif dan menampilkan data dalam berbagai format dan media.
3. Operation Report Review : membantu pemakai untuk mendapatkan berbagai
tampilan laporan.
4. Ad Hoc Information Review : menyediakan fasilitas untuk mengakses data
enterprise
5. Business Rules Inquiry/Update : memungkinkan pemakai yang telah
diotorisasi untuk mengubah aturan yang ditetapkan untuk operasi sistem
bisnis.

Universitas Sumatera Utara


Page | 53

Gambar 4.6 Arsitektur Sistem Bisnis

4.3.3. Hubungan Platform Teknologi dengan Fungsi Bisnis


Penentuan Teknologi yang dipilih, secara langsung dimanfaatkan untuk
menjalankan bisnis dan aplikasi dilingkungan enterprise. Hubungan platform
teknologi yang diusulkan ke fungsi bisnis dibuat untuk menetapkan justifikasi
keberadaan dan pemanfaatan platform teknologi terhadap model bisnis dan
arsitektur aplikasi.

4.3.4. Hubungan Platform Teknologi dengan Aplikasi


Justifikasi keberadaan serta pemanfaatan platform teknologi terhadap model bisnis
dan arsitektur aplikasi disajikan juga dalam hubungan platform teknologi ke
aplikasi usulan.

Universitas Sumatera Utara


4.4. Rencana Implementasi

Rencana penerapan merupakan rencana yang dipersiapkan untuk


mengimplementasikan arsitektur enterprise. Rencana arsitektur enterprise yang Page | 54
akan diimplementasikan didasarkan pada model bisnis, katalog sumber daya
informasi dan arsitektur-arsitektur yang telah didefinisikan sebelumnya. Langkah
awal yang dilakukan adalah menyusun urutan/prioritas penerapan sistem
berdasarkan arsitektur aplikasi yang telah disusun sebelumnya, sehingga dari sini
dapat dilihat bahwa arsitektur enterprise yang akan diimplementasikan adalah
penerapan berdasarkan urutan arsitektur aplikasi yang telah dihasilkan, dengan
terlebih dahulu mengimplementasikan inisiasi perencanaan, model bisnis, katalog
sumber daya informasi yang ada dan arsitektur data. Untuk arsitektur teknologi,
karena yang dilakukan adalah mendefinisikan kebutuhan teknologi utama untuk
mendukung aplikasi dan data, dan bukan merupakan analisis kebutuhan detil, maka
penerapannya masih harus dilihat berdasarkan kondisi real yang ada nantinya.
Namun sedaknya, arsitektur teknologi yang telah didefinisikan dapat memberikan
gambaran umum kebutuhan teknologi yang harus disediakan untuk mendukung
aplikasi dan data.

4.4.1. Urutan Implentasi Aplikasi

Hubungan antara aplikasi dengan entitas data yang disajikan pada matriks aplikasi
terhadap entitas data pada lampiran, merupakan suatu hasil dari arsitektur aplikasi
yang mempunyai manfaat antara lain :

1. Memperlihatkan kondisi data sharing dalam arsitektur aplikasi


2. Dapat digunakan untuk membuat urutan aplikasi yang akan dibangun dengan
prinsip “Aplikasi yang menciptakan atau membentuk (create) data sebaiknya
diterapkan sebelum aplikasi yang menggunakan atau memakai (use) data
tersebut”

Universitas Sumatera Utara


Prinsip ini penting untuk menentukan kriteria urutan prioritas aplikasi yang
Page | 55
akan dikembangkan sesuai dengan arsitektur yang telah dibuat. Dengan prinsip
tersebut, maka pengurutan implementasi aplikasi sebagaimana disarankan dalam
EAP dapat dilakukan. Tahapan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan
perubahan urutan kolom dan baris pada matriks aplikasi ke entitas data seperti
pada Lampiran, sedemikian rupa sehingga membentuk pengelompokan entri data
yang bersifat create (C) dapat berkelompok.

Aplikasi yang telah diurutkan dikelompokkan menjadi rencana


implementasi, data depency memang bukanlah satu-satunya penentu urutan
aplikasi, faktor lain seperti tingkat kebutuhan, manfaat, resiko dan dampak
organisasi, biaya dan lain-lain dapat dijadikan landasan urutan implementasi
aplikasi.

Sistem aplikasi yang telah diurutkan merupakan aplikasi pengembangan


baru karena kebijakan organisasi bahwa aplikasi yang sudah ada tidak akan
digunakan lagi atau diganti keseluruhan. Sehingga usulan aplikasi yang telah
diurutkan, secara keseluruhan merupakan aplikasi pengembangan baru.

4.4.2. Estimasi Pelaksanaan Penerapan

Estimasi dibuat dengan tujuan untuk memperkirakan kebutuhan saat penerapan


dilaksanakan. Untuk menerapkan arsitektur yang telah didefinisikan, maka
estimasi meliputi:

1. Estimasi waktu
2. Estimasi biaya
3. Estimasi sumber daya

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.5 Urutan Penerapan Aplikasi
No. No.
Sistem Aplikasi Keterangan
Urut Aplikasi
1 1.1 Aplikasi Pendaftaran Calon Mahasiswa Baru Pengembangan Baru
2 1.2 Aplikasi Pengelolaan Hasil Test Page | 56
Pengembangan Baru
3 5.1 Sistem Anggaran Pengembangan Baru
4 1.3 Aplikasi Registrasi Mahasiswa Baru Pengembangan Baru
5 2.2 Aplikasi Pendaftaran Ulang Pengembangan Baru
6 2.4 Sistem Manajemen Kurikulum Pengembangan Baru
7 2.5 Sistem Pembayaran Mahasiswa Pengembangan Baru
8 2.3 Aplikasi Administrasi Rencana Studi Pengembangan Baru
9 2.6 Sistem Perwalian Pengembangan Baru
10 2.7 Sistem Penjadwalan Kuliah Pengembangan Baru
11 2.10 Sistem Administrasi Perkuliahan Pengembangan Baru
12 2.9 Aplikasi Perubahan Rencana Studi Pengembangan Baru
13 2.11 Sisem Penjadwalan dan Administrasi Ujian Pengembangan Baru
14 2.12 Sistem Penilaian Pengembangan Baru
15 3.1 Sistem Pendaftaran Wisuda Pengembangan Baru
16 3.2 Sistem Pengelolaan Alumni Pengembangan Baru
17 3.3 Sistem Pembuatan Transkrip Nilai dan Ijazah Pengembangan Baru
18 4.1 Sistem Rekrutmen Pengembangan Baru
19 4.2 Sistem Pembelajaan Pegawai Pengembangan Baru
20 4.3 Sistem Administrasi Pegawai Pengembangan Baru
21 4.5 Sistem Manajemen Cuti Pengembangan Baru
22 4.6 Sistem Administrasi Perhitungan Honor dan Gaji Pengembangan Baru
23 5.2 Sistem Akutansi Pengembangan Baru
24 2.1 Aplikasi Admnistrasi Kemahasiswaan Pengembangan Baru
25 2.8 Aplikasi Pembuatan KRS dan KTM Pengembangan Baru
26 2.13 Aplikasi Adm. Seminar dan Ujian Komprehensif Pengembangan Baru
27 2.14 Sistem Pelaporan Akademik Pengembangan Baru
28 4.4 Sistem Manajemen Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Baru

Universitas Sumatera Utara


Dalam tesis ini, semua estimasi diperkirakan berdasarkan asumsi berikut :

1. Pihak manajemen memberikan komitmen yang jelas terhadap pelaksanaan


proyek.
2. Selama pengembangan sistem tidak terjadi perubahan kebijakan Page | 57

3. Jangka waktu pelaksanaan selama 1 tahun.


4. Sumber daya yang tersedia memadai untuk pelaksanaan penerapan.
5. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan dan
tidak terjadi perputaran staf dalam tim selama penerapan.
6. Biaya untuk keperluan penerapan memadai.
7. Spesifikasi pekerjaan didasarkan pada pengembangan aplikasi yang sudah
diprioritaskan.
8. Mitra kerja dari lingkungan organisasi bersedia terlibat dan bekerja sama dalam
hal memberikan informasi atau membantu kelancaran penyelenggaraan proyek
pengembangan ini.
Hubungan antar aplikasi yang terkait menghasilkan antarmuka-antarmuka
(interface) aplikasi dari aplikasi yang telah diurutkan. Antarmuka yang dihasilkan
dituangkan dalam bentuk modul, sehingga diperoleh jumlah modul yang harus
dibuat untuk keseluruhan aplikasi. Berdasarkan jumlah modul yang dihasilkan oleh
setiap aplikasi dibuat perkiraan waktu penyelesaian modul yang dituangkan ke
dalam jadwal detil penerapan. Dari jadwal detil penerapan ini dapat diperoleh
estimasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penerapan aplikasi. Estimasi
jadwal penyelesaian proyek dapat digambarkan pada Tabel 4.6

Estimasi jadwal penyelesaian dapat berubah dengan rentang waktu yang


lebih panjang apabila beberapa atau seluruh asumsi yang disebutkan diatas tidak
terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.6 Tabel Penerapan Pengembangan Aplikasi

Tahun
Nama Aplikasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Aplikasi Pendaftaran Calon Mahasiswa Baru (USM)


Aplikasi Pengelolaan Hasil Test Page | 58
Sistem Anggaran
Aplikasi Registrasi Mahasiswa Baru
Aplikasi Pendaftaran Ulang
Sistem Manajemen Kurikulum
Sistem Pembayaran Mahasiswa
Aplikasi Administrasi Rencana Studi
Sistem Perwalian
Sistem Penjadwalan Kuliah
Sistem Administrasi Perkuliahan
Aplikasi Perubahan Rencana Studi
Sistem Penjadwalan dan Administasi Ujian
Sistem Penilaian
Sistem Pendaftaran Wisuda
Sistem Pengelolaan Alumni
Sistem Pembuatan Transkrip Nilai dan Ijazah
Sistem Rekrutmen
Sistem Pembelanjaan Pegawai
Sistem Administrasi Pegawai
Sistem Manajemen Cuti
Sistem Administrasi Perhitungan Honor dan Gaji
Sistem Akuntansi
Aplikasi Administrasi Kemahasiswaan
Aplikasi Pembuatan KRS dan KTM
Aplikasi Administrasi Seminar dan Ujian Komprehensif
Sistem Pelaporan Akademik
Sistem Manajemen Pendidikan dan Pelatihan

4.4.3. Faktor Sukses Penerapan


Strategi yang harus dipertimbangkan untuk menjamin keberhasilan penerapan
arsitektur enterprise agar sesuai dengan tujuan-tujuan organisasi dapat dilihat
melalui penentuan faktor sukses implementasi.

Faktor sukses ini dapat berupa variabel yang mempengaruhi pihak


manajemen dalam mencapai sasaran terhadap aktivitas saat ini dan masa
mendatang.

Universitas Sumatera Utara


Faktor sukses penerapan diantaranya terdiri dari :

1. Keterlibatan, dukungan dan komitmen manajemen.


2. Penerapan unit fungsi khusus sebagai penaggung jawab implementasi.
3. Kualitas sumber daya manusia yang tersedia yang berkompetensi dengan Page | 59
teknologi informasi.
4. Adanya penyelenggaraan pelatihan khusus mengenai EAP baik secara teknis
maupun konsep.
5. Kemampuan untuk mengevaluasi kebutuhan akan teknologi baru.
6. Kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang baik.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN Page | 60

5.1. Kesimpulan

Sebagai penutup dalam penyusunan tesis ini, diperoleh beberapa kesimpulan


sebagai berikut :

1. Pemodelan bisnis utama yang digambarkan dalam bentuk value chain,


memiliki aktifitas utamanya yaitu : Penerimaan Mahasiswa, Operasional
Akademik dan Penglepasan Akademik.
2. Untuk menentukan urutan aplikasi, prinsip aplikasi yang menciptakan data
akan dikembangkan sebelum aplikasi yang menggunakan data tersebut, harus
dapat diterapkan sepenuhnya. Urutan aplikasi juga dapat dipengaruhi oleh
kebutuhan organisasi, sistem saat ini, manfaat, resiko, biaya atau faktor
sukses.
3. Hasil pendefinisian terhadap arsitektur enterprise pada organisasi UGL
Kutacane Aceh Tenggara dan disesuaikan dengan batasan masalah pada tesis
ini, ditemukan 32 entitas dan 28 usulan aplikasi.
4. Arsitektur informasi enterprise akan menjadi acuan dalam investasi teknologi
jangka pendek maupun jangka panjang dengan mempertimbangkan
kepentingan organisasi, perguruan tinggi atau perusahaan secara keseluruhan.
5. Arsitektur enterprise suatu perguruan tinggi dapat dijadikan sabagai pedoman
untuk menentukan kebijakan suatu organisasi terutama bagi pimpinan
organisasi.

Universitas Sumatera Utara


5.2. Saran

Berdasarkan hasil kajian tesis ini, beberapa saran yang dapat diajukan adalah
sebagai berikut :
Page | 61
1. Model arsitektur enterprise yang telah dihasilkan dapat dijadikan sebagai
langkah awal untuk mencapai sasaran strategis organisasi, selain itu dapat
dijadikan pedoman agar arah kebijakan pengembangan menjadi terukur dan
jelas.
2. Agar arsitektur enterprise dapat mendukung strategi kebijakan dalam
perencanaan pengembangan sistem, sebaiknya presentasi dan penyajian
dokumentasi hasil EAP yang dibuat dapat dipahami dan diterima oleh pihak
manajemen UGL Kutacane Aceh Tenggara.
3. Agar katalog sumber daya informasi menjadi akurat dan lengkap, maka
diperlukan survei melalui wawancara dan pengamatan pada semua level
manajemen dan pemakai. Untuk itu sebaiknya diupayakan rencana untuk
melakukan survei tersebut sehubungan dengan keterlibatan staf unit-unit
organisasi dalam memberikan informasi yang berhubungan dengan sumber
daya informasi di organisasi.
4. Untuk kebutuhan pengembangan sistem terintegrasi dibidang akademik,
sebaiknya unit Pusat Komputer (PUSKOM) mengupayakan untuk
mendokumentasikan seluruh sistem informasi terkait yang sedang beroperasi.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Page | 50
Cook, Melissa., A, (1996) Buildin Enterprise Information Architecture, Printice-
Hall.

Doherty., N., F., Marples., C.,G and Suharmi., A, (1999), The Relative Success of
Alternative Approaches to Strategis Information System Planning An
Empirical Analysis, Journal of Strategic Information System, Vol. 8, 262-
283.

Gaspers., V, (1997a), Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa, Jakarta,


Gramedia.

Gronlund. A, (2009), “Its The Economy Stupid E Government Action Plan Will
Not Deliver Better Government and How It Could”, International Journal
of Public Information Systems.

IBM, (1981) Business System Planning-Information System Planning Guide,


IBM.

Ibnu Choldun R, M. (2006), Perancangan Sistem Informasi Akademik Dengan


Mengimplementasikan ERP, Prosiding Konferensi Nasional Teknologi
Informasi & Komunikasi Untuk Indonesia, Aula Barat & Timur Institut
Teknologi Bandung.

Martin, James, (1990), Information Engineering (Bootk II, Planning and


Analysis), Prantice-Hall.

Osvolds, Gundars, (2001), Definition of Enterprise Architecture-Centic Model


For The System Engineer, TASC, Inc.

Paul., H, (2004), Devoloping an Enterprise Architecture, Business Process Tends,


Vol 2, No.1.

Porter, Michael., (1985), Competitive Advantage : Creating and Sustaining


Superior Performance for Analyzing Industries and Competitor, The Free
Press.

Spewak, Stepan. H, (1992), Enterprise Architecture Planning (Developing a


Blueprint For Data, Aplication an Technology), John Wiley and Sons,
Inc.

Universitas Sumatera Utara


Sudirman., I, (1997), “Total Quality Management dan Usaha Penerapannya di
PTS Dalam Menghadapi Kebutuhan Tahun 2020”, Makalah Pada
Seminar dan Lokakarya Pengelolaan PTS di Kopertis Wilayah IV,
Bandung.

Zachman, John., A, (2000), Enterprise Architecture : Issues, Inhibitors and Page | 51


Incentives, Data to Knowledge Newsletter.

Zachman, John., A, (1987), A Framework For Information System Journal, Vol.


26 No. 3.

Universitas Sumatera Utara


L A M P I R A N |1

STRUKTUR ORGANISASI UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER KUTACANE

Page | 1
DEWAN PEMBINA

DEWAN PENYANTUN DEWAN PENGURUS DEWAN PENGAWAS

REKTOR SENAT UNIVERSITAS

PEMBANTU REKTOR I PEMBANTU REKTOR II PEMBANTU REKTOR III

KA. BIRO ADM. AKADEMIK KA. BIRO ADUM & KEU KA. BIRO KEMAHASISWAAN

KABAG. AKADEMIK KABAG.PERENC. DAN SI KABAG. KEMHS. & ALUMNI KABAG. HUMAS & KERJASAMA

KABAG. UMUM & PERALATAN KABAG. KEUANGAN KABAG. KEPEGAWAIAN

DEKAN FP DEKAN FE DEKAN FKIP DEKAN FT


UPT LPPM

PERPUS PUSKOM PPMU PPP

Universitas Sumatera Utara


MAHASISWA
L A M P I R A N |2

HUBUNGAN FUNGSI DENGAN ORGANISASI

Page | 2

Universitas Sumatera Utara


L A M P I R A N |3

Diagram ER Operasional Akademik

Page | 3

Universitas Sumatera Utara


L A M P I R A N |4

Page | 4

Universitas Sumatera Utara


L A M P I R A N |5

Page | 5

Universitas Sumatera Utara


L A M P I R A N |6

Page | 6

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai