Wewenang:
Meminta MSDS/LDKB pada bahan kimia yang akan digunakan oleh perusahaan
Pasal 5
Unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terdiri dari:
a. Petugas peran kebakaran;
b. Regu penanggulangan kebakaran;
c. Koordinator unit penanggulangan kebakaran;
d. Ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagai penanggung jawab teknis;
Pasal 6
1) Petugas peran kebakaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, sekurang-
kurangnya 2 (dua) orang untuk setiap jumlah tenaga kerja 25 (dua puluh lima) orang
.
2) Regu penanggulangan kebakaran dan ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf, b dan huruf d, ditetapkan untuk tempat
kerja tingkat resiko bahaya kebakaran ringan dan sedang I yang mempekerjakan
tenaga kerja 300 (tiga ratus) orang atau lebih, atau setiap tempat kerja tingkat resiko
bahaya kebakaran sedang II, sedang II dan berat.
3) Koordinator unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud Pasal 5 huruf
c, ditetapkan sebagai berikut:
a. Untuk tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran ringan dan sedang I
sekurang-kurangnya 1 (satu) orang untuk setiap jumlah tenaga kerja 100
(seratus) orang.
b. Untuk tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran sedang II dan sedang III
dan berat, sekurang-kurangnya 1 (satu) orang untuk setiap unit kerja.
3. Syarat pembentukan P2K3 (Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987 tentang
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja)
Pasal 2
1) Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3.
2) Tempat kerja dimaksud ayat (1) ialah: a. tempat kerja dimana pengusaha atau
pengurus mempekerjakan 100 orang atau lebih; b. tempat kerja dimana
pengusaha atau pengurus mempekerjakan kurang dari 100 orang, akan tetapi
menggunakan bahan, proses dan instalasi yang mempunyai risiko yang besar
akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran radioaktif.
7. Pencabutan SKP P2K3 (Permenaker no. 02 tahun 1992 tentang tata cara
penunjukan, kewajiban dan wewenang ahli keselamatan dan kesehatan kerja_
Pasal 8 ayat 2 : tidak memenuhi peraturan perundang-undangan K3, melakukan
kesalah dan kecerobohan sehingga menimbulkan keadaan berbahaya, dengan
sengaja dan/karena khilafannya menyebabkan terbukanya rahasia suatu
perusahaan/instansi yang karena jabatannya wajib untuk dirahasiakan
(2) Jenis tempat kerja menurut klasifikasi tingkat risiko bahaya kebakaran sebagaimana
dimaksud ayat (1) seperti tercantum dalam Lampiran I Keputusan Menteri ini.
(3) Jenis tempat kerja yang belum termasuk dalam klasifikasi tingkat risiko bahaya
kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan tersendiri oleh menteri atau
pejabat yang ditunjuk.
(3) Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat
Q) huruf b sesuai dengan ketentuan perafuran perundang-undangan.
(4) Pengusaha dalam menerapkan SMK3 wajib berpedoman pada Peraturan Pemerintah
ini dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta dapat memperhatikan konvensi
atau standar internasional.
- Elektroda bumi, terutama pada jenis tanah yang dapat menimbulkan karat.
- Kerusakan-kerusakan dan karat dari penerima, penghantar
- Sambungan-sambungan
- Tahanan pembumian dari masing-masing elektroda maupun elektroda
kelompok.
- Setiap hasil pemeriksaan dicatat dan diperbaiki.
- Tahanan pembumian dari seluruh sistem pembumian tidak boleh lebih dari 5
ohm.
- Dilakukan pengukuran elektroda pembumian.
Arus listrik yang mengalir dalam tubuh manusia akan menghasilkan panas yang dapat
membakar jaringan dan juga menyebabkan terganggunya fungsi organ tubuh, terutama
jantung, otot, dan otak. Efek yang ditimbulkan oleh kesetrum antara lain kejang otot, nafas
berhenti, denyut jantung tidak teratur, luka bakar tingkat tiga, sampai yang terburuk
adalah kematian. Teknisi K3 Listrik perlu memiliki keterampilan P3K dalam menghadapi
kecelakaan kerja akibat dari dampak aliran listrik
- Bahaya Sentuhan Langsung : adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang
secara normal bertegangan, baik disentuh dengan sengaja maupun tidak disengaja
- Bahaya Sentuhan Tidak Langsung : adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif
yang secara normal tidak bertegangan, menjadi bertegangan karena terjadi
kegagalan isolasi. Kebocoran menyebar ke seluruh alat
- Rintangan
Dapat memasang palang peringatan dan pagar pembatas agar akses terhadap bahaya
listrik tidak mudah untuk dijangkau
Tegangan Jarak
(KV) (cm)
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
- Grounding
Grounding memperkecil resistansi alat dan bumiSaat ada arus kejut atau tegangan
petir, arus mengalir ke tanah, grounding melindungi arus kejut melalui tubuh
- Menggunakan perlengkapan degan Isolasi Ganda
Proteksi dg penggunaan perlengkapan klas II atau dengan isolasi ekivalen
o Perlengkapan yg proteksinya dari kejut listrik tidak hanya mengandalkan
isolasi dasarnya, tetapi juga diberikan tindakan pencegahan dengan isolasi
ganda atau isolasi diperkuat
- Menggunakan alat GFCI (ground-fault circuit interrupter)
o Melindungi arus kejut
o Mendeteksi perbedaan arus pada kawat positif dan negatif (putih – hitam)
o Jika grounding gagal, GFCI akan memutuskan arus dalam 1/40 detik
o Terapkan program menjamin penggunaan grounding pada peralatan listrik
- Penggunaan Alat Pelindung Diri
o Safety shoes yang sesuai standar
o Sarung tangan
o Topi / Hard hat (insulated - nonconductive)
Subtitusi
- Mengganti genset yang berisik dengan genset yang lebih sound proof
- Mengganti alat alat bantu ruang genset dengan bahan isolator
- Mengganti kabel biasa dengan kabel berwarna agar mudah untuk dilakukannya
pengecekan pada kabel
Rekayasa Teknik
- Merapihkan jalur kabel antara genset dan rumah listrik
- Membuat Gedung genset terpisah dari bangunan utama
- Membuat akses pembatas di sekitar ruang/Gedung genset
- Membuat system pembuangan gas
- Menyediakan system ventilasi dalam ruang/Gedung genset
Adiministrasi
- Membuat SOP dan WI untuk operator genset
- Membuat dan memasang label peringatan bahaya
- Membuat jadwal shift operator genset
- Pembatasan jam kerja untuk operator genset
APD
- Sarung tangan isulator
- Earplug/pelindung telinga
- Coverall
- Helm
- Masker
- Kacamata safety
- Sepatu safety
b) Benturan
Tertabrak oleh benda bergerak
Tertabrak oleh benda terbangbebas
Menabrak benda diam
Menabrak benda bergerak
Dll
b. Bahaya Mesin
a) Titik oprasional pekerjaan
Dimana proses pekerjaan dilaksakan; ptong, tekuk, tekan, tusuk, dll
Semua bagian yang bergerak
Flywheels, pulleys, belt, couplings, chain, crank, gear, etc. termaksud
mekanisme mesin dan bagian – bagian nya (Parts of The Machine)
b) Bahaya Listrik
Potensi bahaya listrik
Shock
Percikan dari material mudah terbakar dan ledakan
Overheating
Kegagalan dalam aktivasi peralatan elektronik
c) Bahaya Api
d) Bahaya Termal
Kontak degan panas
Terpajan panas
Kontak dengan dingin
Terbajan dingin
f) Bahaya Radiasi
1) Radiasi Peng-ion
Pajanan laser
Pajanan x-ray
Pajanan radiasi (α-ray, β-ray, Y-ray)
h) Bahaya Biologi
Terpajan bahaya/penyakit infeksius/mudah menular
Terpapar pathogen
i) Bahaya Kimia
Debu kimia
Serat
Gas
Uap
Fumes
Kabut
Cair
Logam
j) Bahaya Ergonomi
Factor ergonomic
Gerakan berulang
Tekanan
Postur janggal
Postir statis
Suhu yang ekstrim
Vibrasi
k) Bahaya Psikososial
Ketidakjelasan struktur/posisi
Ketidakjelasan penugasan pekerjaan
Stress (Konflik, Beban kerja, Kurang supervise)
Kekerasan dalam bekerja
Long shift
Fatigue