Anda di halaman 1dari 19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Review Penelitian Terdahulu

Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggali informasi dari penelitian-


penelitian sebelumnya sabagai bahan perbandingan untuk dijadikan sebagai
referensi dan mengambil nilai positif dari penelitian terdahului tersebut.Selain itu
penelitian ini nantinya akan melengkapi keterbatasan pada penelitian terdahulu
tersebut.
PenelitianInternasional terdahulu yang dilakukan oleh Wolski (2017),
menyelidiki hubungan antara risiko dan imbalan dalam berinvestasi di sektor
realestate pada pasar modal Polandia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengurangi kesenjangan pengetahuan di Polandia tentang cara berinvestasi dan
memberikan informasi tentang cara investasi dalam hal rasio pengembalian risiko
bagi investor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
ANOVA atau Analysis of variance. Hasil dari penelitian ini adalah saham yang
termasuk dalam indeks WIG memiliki tingkat pengembalian positif, tetapi untuk
rasio pengembalian risiko kurang menguntungkan. Investasi dalam properti
perumahan, indeks WIG20 dan indeks WIG Nieruchomości sulit untuk dinilai
karena tingkat pengembalian negatif. Investasi properti perumahan dalam hal ini,
risiko investasi diperkirakan sebesar 2,24%(deviasi standar) dan 1,36% (deviasi
semi-standar), tetapi tingkat pengembalian rata-rata adalah 0,18%.Dari semua
investasi yang dipertimbangkan dalam penelitian ini, saham WIG adalah yang
paling berisiko. Pada waktu bersamaan, menghasilkan pengembalian positif rata-
rata 1,21%.
Selanjutnya Penelitian Internasional terdahulu yang dilakukan oleh Gautami
dan Kalyan (2018), yaitu menghitung nilai Risk dan return saham pada Pasar
modal India pada tahun 2010-2015. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
nilai rsisiko dan imbalan pada saham yang terdaftar di pasar modal India, dengan

11
metode Variance-covariance. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
saham perusahaanAsian Paint memiliki rata-rata nilai eturn sebesar 33,17 %
dengan nilai risiko sebesar 34,10%, untuk saham perusahaan Bharati Airtel
memiliki rata-ratareturn sebesar 3,778% dengan nilai risiko sebesar 9,003%, lalu
untuk sahamperusahaan Dabur India memiliki rata-rata nilai return sebesar
23,384% dengan nilai risiko sebesar 13,353%, dan untuk saham perusahaan
Panyam Cement memiliki rata-rata nilai return sebesar -9,416% dengan nilai
risiko sebesar 42,707%.
Penelitian Internasional terdahulu selanjutnya dari Ghorashi dan Darabi
(2017), yaitu menghitung Value at Risk dan return asset portofolio saham, emas
dan Real Estate indikasi pada pasar U.S dan Iran. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk membandingkan nilai risiko dan imbalan investasi asset di berbagai negara,
dengan menggunakan metode Value at Risk dan GHARCH model. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan pada portofolio 1 yang terdiri dari asset Real
Eastate dan emas pada negara U.S memiliki nilai return 0,278 dengan nilai VaR
pada tingkat keyakinan 99% adalah sebesar 11,37% sedangkan pada negara Iran
memiliki nilai return 0,108 dengan nilai VaR sebesar 19,05%. Untuk portofolio 2
yang terdiri dariasset emas dan saham pada negara U.S memiliki nilai return
0,247 dengan nilai VaR sebesar 8,98% sedangkan pada negara Iran memiliki nilai
return 0,101 dengan nilai VaR sebesar 26,30%. Lalu untuk portofolio 3 yang
terdiri dari asset Real Estate dan saham pada negara U.S memiliki nilai return
0,193 dengan nilai VaR sebesar 13,35% sedangkan pada negara Iran memiliki
nilai return 0,097 dengan nilai VaR sebesar 23,58%. Dan portofolio 4 yang terdiri
dari asset emas, saham dan real estate pada negara U.S memiliki nilai return 0,238
dengan nilai VaR sebesar 9,80% sedangkan pada negara Iran memiliki nilai return
0,103 dengan nilai VaR sebesar 14,90%.
Penelitian terdahulu selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Yuliani
dan Achsani (2017) yaitu menghitung Risiko dan Return dalam pembentukan
portofolio pada saham perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk, PT Lippo
Karawaci Tbk, PT Alam Sutera Realty Tbk, PT PP London Sumatera Indonesia
Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis nilai risiko dan imbalan dari
perusahaan yang terdaftar dalam indeks JII. Penelitian ini menggunakan metode
Indeks Tunggal dan metode Markowitz. Hasil dari penelitian ini bahwa pada
portofolio satu yang menggunakan metode Indeks tunggal menghasilkan nilai
risiko sebesar 1,690% dan nilai return sebesar 0,723%, sedangkan pada portofolio
yang menggunakan model Markowitz menghasilkan nilai risiko sebesar 4,413%
dan nilai return sebesar 1,163%.
Selanjutnya penelitian terdahulu dari Heryanti (2017), yaitu menghitung nilai
risiko pada portofolio optimal dengan membandingkan saham syariah yang
termasuk dalam Indeks JII dengan saham konvensional yang termasuk dalam
indeks LQ45. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bukti empiris mengenai
perbedaan tingkat risiko antara saham syariah dan saham konvensional. Metoda
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda Value at Risk. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa untuk portofolio saham syariah yang terdiri
dari AKRA, BSDE, ICBP, KLBF, dan UNVR memperoleh nilai return 0,04%
dengan nilai VaR sebesar 2,50%, sedangkan untuk portofolio saham konvensional
yang terdiri dari BBCA,BBNI, BMRI, BBRI, GGRM, dan JSMR memperoleh
nilai return sebesar 0,02% VaR sebesar 2,74%. Yang berarti bahwa saham syariah
memiliki portofolio yang optimal karena memiliki nilai return yang lebih tinggi
tetapi nilai risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai risiko saham
konvensional.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani dan Wijayanto (2015), yaitu
mengaplikasikan single index model dalam pembentukan portofolio optimal
saham LQ45 dan Jakarta Islamic Index. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui saham-saham pembentuk portofolio optimal dari saham yang
termasuk dalam LQ45 dan Jakarta Islamic Indeks periode tahun 2013-2015 serta
return, risiko, dan kinerja portofolio yang dibentuk.Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.Metode
pembentukan portofolio yang digunakan yaitu model indeks tunggal, untuk
mengukur kinerja menggunakan indeks Jensen. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa Hasil perhitungan menunjukkan saham yang membentuk
portofolio dari indeks LQ45 beserta proporsi dana yaitu UNVR sebesar 52,15%,
AKRA sebesar 28,77% dan ICBP sebesar 19,06% dengan return sebesar 1,77%,
risiko sebesar 2,73% dan kinerja portofolio 0,0147709. Portofolio dibentuk dari
JII beserta proporsi dana adalah UNVR sebesar 50,80%, AKRA sebesar 27,63%,
ICBP sebesar 18,31% dan WIKA sebesar 3,97% dengan return sebesar 1,77%,
risiko sebesar 2,93% dan kinerja portofolio 0,0150893.
Penelitian terdahulu lainnya dari Ridha dan Khoiruddin (2018), yaitu mengukur
Value at Risk pada saham syariah dengan metode historis. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui konsistensi pengukuran risiko menggunakan value at
risk dengan menggunakan metode historis pada saham syariah meliputi periode
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Jenis penelitian yang
digunakan dalam peletian ini adalah penelitian kuantitatif. Objek penelitian ini
adalah return saham-saham syariah yang masuk ke dalam Jakarta IslamicIndex
selama periode 2011-2015. Hasil penelitian ini menjelaskanbahwa perhitungan
value at risk saham syariah selama periode jangka pendek,jangka menengah dan
jangka panjang hampir seluruhnya tidak konsisten. Hanyaada satu perhitungan
yang menyatakan perhitungan value at risk konsisten, yaituperhitungan antara
periode 1 tahun dengan periode 3 tahun. Dapat disimpulkanbahwa nilai value at
risk tidak hanya dipengaruhi oleh periode waktu dan tingkatkepercayaan, namun
ada faktor lain yang mempengaruhi seperti risiko pasar karenadalam metode
historis mencakup nilai-nilai return pada saat kondisi pasar yangsedang
mengalami gangguan atau tidak normal.
Penelitian terdahulu selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Mubarok,
Darmawan, dan tul Luailiyah (2017) yaitu mengenai optimalisasi portofolio
saham dengan membandingkan kinerja saham syariah dan non syariah selama
periode 3013-2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa
perbandingan kinerja portofolio saham syariah dengan saham non syariah
berdasarkan nilai risiko dan return saham. Metoda yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metoda indeks sharpe, indeks treynor dan indeks Jensen
alpha. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk portofolio saham non
syariah salam 5 tahun menghasilkan nilai return sebesar 140,36% dengan nilai
risiko berdasarkan standar deviasi portofolio sebesar 4,26% dan dengan nilai beta
sebesar 104,55%. Sedangkan untuk portofolio saham syariah menghasilkan nilai
return sebesar 112,62% dengan nilai risiko berdasarkan standar deviasi portofolio
sebesar 4,04% dan nilai beta 69,8%.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pasar Modal
2.2.1.1 Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan tempat dari berbagai pihak khususnya perusahaan untuk
menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan untuk memperoleh
tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan yang berasal dari hasil
penjualan tersebut (Fahmi, 2012:55). Pasar modal disebut juga sebagai pasar
dimana tempat pertemuan antara pihak yang memiliki dana dengan pihak yang
membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas yang pada
umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun dan tempat terjadinya jual beli
sekuritas tersebut disebut Bursa Efek (Tandelilin, 2017:25).

PasarModal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor, seperti


berinvestasi, menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan,
dan sebagainya.Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor
dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen
pemerintah melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya.

2.2.1.2. Jenis Pasar Modal


Pasar modal Indonesia memiliki serangkaian tahapan dalam mekanisme
perdagangannya dan hal tersebut sudah termuat dalam persaturan perundang-
undangan yang berlaku. Menurut Samsul (2015:61) pasar modal dikategorikan
kedalam empat pasar yaitu :
1. Pasar Pertama (Pasar Perdana)
Pasar Perdana adalah suatu sarana bagi instansi perusahaan yang
menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat. Pasar perdana ini biasa
disebut dengan penawaran umum perdana (Initial Public Offering - IPO).
Dengan penawaran perdana ini mengubah bentuk perusahaan yang
sebelumnya perseroan tertutup menjadi perusahaan terbuka (Tbk) , yang
berarti perusahaan tersebut dapat dimiliki oleh masyarakat umum dan
perusahaan memiliki suatu kewajiban untuk memberikan informasi secara
terbuka kepada pemegang saham dan masyarakat.
2. Pasar Kedua (Pasar Sekunder)
Pasar sekunder adalah suatu sarana bagi investor untuk melakukan jual-
beli efek yanag harganya dibentuk oleh para investor melalui tawaran jual
dan tawaran beli (order driven market). Mekanisme perdagangan pada
pasar sekunder terintegrasi dengan sistem yang ada di central clearing
yaitu Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan central custodian
yaitu Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang merupakan sistem
perdagangan di Bursa Efek Indonesia.
3. Pasar Ketiga (Third Market)
Pasar ketiga ini disebut juga degan OTC Market (over the counter market)
adalah suatu sarana bagi investor dan juga pedagang efek dalam
melakukan transaksi jual-beli efek yang harganya dibentuk oleh anggota
bursa (marketmaker). Pada pasar ketiga akan terjadi persaingan antar
market maker dalammenawarkan harga karena para investor dapat
memilih market maker mana yang memiliki harga seuai dengan keinginan
investor.
4. Pasar Keempat (Fourth Market)
Pasar keempat adalah sarana untuk transaksi jual-beli antar investor tanpa
melalui perantara efek. Transaksi ini dilakukan secara langsung melalui
electronic communication network (ECN), dimana para investor ini
telahmemenuhi syarat yaitu memiliki efek dan dana di central custodian
dan central clearing house. Pasar keempat ini biasanya hanya dilakukan
oleh parainvestor besar dengan tujuan dapat menghemat biaya transaksi
dibandingkan bila melakukan transaksi dipasar kedua (pasar sekunder).

2.2.1.3. Manfaat Pasar Modal

Pasar modal memiliki manfaat untuk mendukung perekonomian suatu negara.


Manfaat pasar modal menurut Samsul (2015:57) adalah :
1. Sudut Pandang Negara
Pasar modal dibuat dengan tujuan sebagai pendukung serta penggerak bagi
perekonomian suatu negara melalui kekuatan swasta. Dengan adanya pasar
modal maka secara tidak langsung kegiatan perekonomian dilakukan oleh
swasta sehingga negara tidak perlu ikut melaksanakan sehingga dapat
mengurangi biaya, tetapi negara memiliki kewajiban untuk membuat
peraturan perundang-undangan untuk mengatur kegiatan bisnis pihak
swasta agar dapat bersaing secara jujur dan tidak terjadi monopoli. Pasar
modal dapat menjadi sarana dalam pembangunan perekonomian suatu
negara, dengan begitu negara tidak perlu meminjam dana dari pihak asing
sepanjang pasar modal dapat difungsikan dan dikelola denga baik.
2. Sudut Pandang Emiten
Pasar modal dapat menjadi sarana perusahaan untuk memperoleh modal
tambahan dari luar perusahaan selain dengan melakukan utang ataupun
penerbitan obligasi. Selain itu pasar modal dapat memperbaiki struktur
modal perusahaan karena perusahaan yang awalnya memiliki utang lebih
tinggi karena memperoleh dana dari utang menjadi berbalik memiliki
modal sendiri lebih tinggi. Dengan pasar modal perusahaan yang
sebelumnya tertutup akan menjadi terbuka, dan membuat kinerja
manajemen berubah menjadi lebih terbuka, lebih transaparan, dan lebih
professional.
3. Sudut Pandang Masyarakat
Pasar modal akan menjadi sarana investasi alternatif lain untuk masyarakat
pasar modal juga memberikna kemudahaan bagi masyarakat untuk
berinvestasi seperti dapat berinvestasi dengan dana yang tidak terlalu
besar, berbeda dengan alternatif investasi lain seperti tanah,bangunan
deposito dll yang memerlukan dana yang cukup besar. Hal ini pun dapat
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat.
2.2.2. Investasi

2.2.2.1. Pengertian Investasi

Investasi merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk mendapatkan sejumlah
keuntungan di masa yang akan datang (Tandelin, 2017 :2).Selanjutnya menurut
Joyiganto (2015:5) Investasi adalah suatu penundaan konsumsi saat ini untuk
dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu dimasa
mendatang.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa investasi
merupakan penanaman aset atau dana untuk jangka waktu tertentu dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang demi memperoleh
imbal balik yang lebih besar.

2.2.2.2 Jenis Investasi

Investasi merupakan suatu hal yang yang diperlukan bagi pihak-pihak yang
memiliki kelebihan dana yang dapat dialokasikan pada berbagai jenis investasi.
Menurut Jogiyanto (2015:7) bahwa pembagian alternatif investasi menjadi dua
golongan, yaitu:

1. Investasi Langsung (Direct Investment).


Investasi langsung adalah suatu investasi dengan memilik surat-surat
berharga secara langsung dalam suatu emiten yang secara resmi telah Go
Public dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan berupa penghasilan
dividen dan capital gains. Investasi langsung dibagi menjadi investasi
yang tidak dapat diperjual belikan seperti tabungan dan deposito. Dan
investasi yang dapat diperjual belikan seperti investasi langsung di pasar
uang seperti halnya t-bill, serta deposito yang dapat dinegosiasi dan
investasi langsung di pasar modal seperti surat-surat berharga dan saham.
2. Investasi Tidak Langsung (Indirect Investment)
Investasi tidak langsung terjadi apabila perusahaan investasi
(investmentcompany) yang berfungsi sebagai perantara memperdagangkan
kembali surat-surat berharga yang dimiliki. Kepemilikan aktiva tidak
langsung tersebut dilakukan melalui lembaga-lembaga keuangan tedaftar,
yang bertindak sebagai perantara (intermediary). Dalam peranannya sebagai
investor tidak langsung, pedagang perantara akan mendapatkan dividen dan
capital gain seperti halnya dalam investasi langsung.

2.2.2.3. Tujuan Investasi


Tujuan seseorang melakukan investasi adalah untuk memperoleh keuntungan
dimasa yang akan datang. Menurut Tandelilin (2017:8) bahwa secara khusus, ada
beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi antara lain :

1. Untuk mendapatkan taraf hidup yang lebih layak dimasa yang akan datang.
Seseorang perlu bijaksana dalam memikirkan hidupnya dimasa depan,
dengan berpikir bagaimana meningktkan taraf hidupnya dari watu ke waktu
atau setidaknya berusaha mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada
pada saat ini agar tidak berkurang dimasa yang akan datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi.Dengan berinvestasi diberbagai instrument
investasi, maka seseorang akan dapat menghindari atau mengurangi risiko
penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh
tekanan inflasi.
3. Adanya Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara yang ada di
dunia banyak yang telah melakukan kebijakan yang bertujuan mendorong
tumbuhnya investasi di masyarakat dengan melalui pemberian fasilitas
perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi diberbagai bidang
usaha tertentu.

2.2.3. Saham

2.2.3.1. Pemgertian Saham

Saham adalah suatu surat berharga yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan
yang berbentuk perseroan terbatas terbuka atau biasa disebut dengan emiten, saham
tersebut sebagi arti bahwa apabila seseorang merupakan pemilik saham berarti
seseorang tersebut memiliki sebagian perusahaan tersebut (Sjahrial, 2009:22).
Sedangkan menurut Tampubolon (2013:152) saham merupakan salah satu sumber
keuangan yang berasal dari individu maupun instansi di luar korporasi dan
merupakan bukti kepemilikan atas korporasi oleh pemegangnya, dan merupakan
surat berharga yang dapat diperdagangkan di pasar bursa.
Maka berdasarkan definisi diatas dapat diartikan bahwa saham merupakan surat
berharga yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan perseroan terbuka atau emiten
yang diperdagangkan di pasar bursa sebagai tanda bukti bahwa seseorang atau
investor tersebut memiliki sebagian perusahaan.

2.2.3.2. Jenis – Jenis Saham


Jenis-jenis saham menurut Samsul (2015:59) antara lain :
1. Saham biasa (Common Stock)
Saham biasa (Common Stock) adalah jenis saham yang akan menerima laba
setelah bagian laba saham preferen dibayarkanapabila perusahaan tersebut
bangkrut, pemegang saham biasa tersebut yang akan menerima kerugian
terlebih dahulu. Dan perhitungan indeks harga saham didasarkan pada harga
saham biasa.
2. Saham Preferen (Preffered Stock)
Saham preferen (preferred stock) adalah jenis saham yang memiliki hak
terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak
kumulatif dimaksudkan bahwa hak laba yang tidak didapat pada suatu tahun
yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun yang mengalami
keuntungan, sehingga saham preferen akan menerima laba dua kali. Hak
istimewa ini diberikan kepada pemegang saham preferen karena merekalah
yang memasok dana sewaktu perusahaan mengalami kesulitan keuangan.

2.2.4.Return

Return saham merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi
dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas
berinvestasi yang dilakukannya (Tandelin, 2017:9). Sedangkan menurut Halim
(2015:25) Return merupakan hasil yang akan diperoleh dari investasi. Return ini
dibedakan menjadi dua, yaitu return yang telah terjadi (actual return) yang
dihitung dengan menggunaakan data historis, dan return yang diharapkan
(expected return) investor di masa yang akan dating.
Lalu menurut Zubir (2011:4) Return saham terdiri dari capital gain dan dividend
yield.Capital gain adalah selisih dari harga jual dan harga beli saham perlembar
dan dibagi dengan harga beli saham tersebut, sedangkan dividend yield adalah
dividen perlembar dibagi dengan harga beli saham perlembar yang berasal dari
keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegaang saham.

Menurut jogiyanto (2014:19) bahwa return berupa capital gain dapat dihitung
dengan menggunkan rumus sebagai berikut:

𝑃𝑡 −𝑃𝑡−1
Capital gain atau loss = ..........................................................................(2.1)
𝑃𝑡−1

Keterangan:

Ri = Return Saham

Pt = Harga Saham tahun t

Pt-1 = Harga saham tahun sebelummnya

Maka dari definisi berdasarkan beberapa ahli dapat diartikan bahwa return
merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas berinvestasi
yang dilakukannya. Returndibedakan menjadi dua yaitu return yang telah terjadi
dan retun yang diharapkan, return tersebut merupakan salah satu motivasi bagi
investor untuk berinvestsi. Return dari saham yang diterima investor terdiri dari
dua jenis yaitu capital gain dan juga dividen yield.

2.2.5. Risiko

Risiko adalah sebagai suatu keadaan ketidakpastian tentang keadaan atau


peristiwa yang akan terjadi dimasa depan (future) dengan keputusan yang diambil
berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini (Fahmi, 2012:189). Sedangkan
menurut Tandelin (2017:114) risiko merupakan potensi terjadinya perbedaan
antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan, semakin besar
kemngkinan perbedaannya berarti semakin besar risiko investasi tersebut.

Menurut Sjahrial (2009:16) Risiko yang harus dihadapi dalam investasi adalah:
1. Capital Loss, yaitu kerugian yang diperoleh dari hasil jual/beli saham,
berupa selisih antara nilai jual yang lebih rendah daripada dengan nilai beli
saham tersebut.
2. Opportunity Loss, kerugian ketika memilih berinvestasi saham berupa
selisih suku bunga deposito dikurangi total hasil yang diperoleh dari
investasi, seandainya terjadi penurunan harga dan tidak dibaginya dividen.
3. Lukuidasi, yaitu kerugian yang diderita ketika perusahaan dilikuidasi, yaitu
nilai likuidasi tersebut lebih rendah dari harga beli saham.

Menurut Jogiyanto (2014:30) risiko dari suatu investasi dapat dihitung dengan
menghitung deviasi standar dan juga varian dengan rumus sebagai berikut:

𝑛
∑ [𝑅 −𝐸(𝑅𝑖 )]
𝑡−1 𝑖𝑡
Deviasi Standar (σ) = .............................................................(2.2)
𝑛

𝑛 2
∑ [𝑅 −𝐸(𝑅𝑖 )]
𝑡−1 𝑖𝑡
Varian (σ2) = ..............................................................(2.3)
𝑛

Keterangan :

σ = Standar Deviasi

σ2 = Varian

Rit = Nilai Return saham ke-i

E(Ri) = Nilai Return Ekspetasi

n = Jumlah dari observasi data hitoris

2.2.6. Portofolio
Portofolio adalah suatu kumpulan aktivakeuangan dalam suatu unit yang
dipegang atau dibuat oleh investor, perusahaan atau institusi keuangan (Joyiganto,
2014:54). Sedangkan menurut Wira (2015:10)Portofolio adalah perkumpulan
asset investasi seperti properti, deposito, saham, emas, obligasi, dll yang dimiliki
oleh institusi ataupun perorangan yang nantinya akan dikelola untuk mencapai
tujuan investasi.
Menurut Marcus (2014:8) Portofolio merupakan asset investasi setelah dibentuk
portofolio tersebut dapat diperbarui atau diseimbangan kembali dengan menjual
sekuritas yang ada dan menggunakan hasil penjualan tersebut untuk membeli
sekuritas baru. Lalu Tandelilin (2017:164)mengatakan ada tiga konsepdasar yang
perlu diketahui sebagai dasar untuk pembentukan portofolio optimal, yaitu :
1. Portofolio efisien dan portofolio optimal
Untuk membentuk portofolio yang efisien harus berpegang pada asumsi
bagaimana perilaku investor dalam pembuatan keputusan investasi yang
akan diambilnya, yang paling penting semua investor tidak menyukai risiko
(risk averse). Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio yang
dipilih sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap
pengembalian investasi berupa return dan capital gain maupun risiko yang
bersedia ditanggungnya.
2. Fungsi utilitas dan kurva indeferen
Merupakan suatu fungsi matematis yang menunjukkan nilai dari semua
alternatif yang ada, dimana menunjukkan preferensi seorang investor
terhadap berbagai pilihan investasi dengan masing-masing resiko dan
tingkat return harapan.
3. Aset berisiko dan asset bebas risiko
Seorang investor harus bisa memilih menginvestasikan dananya pada
berbagai aset, baik aset yang berisiko maupun aset yang bebebas resiko
ataupun kombinasi dari kedua aset tersebut.

Berdasarkan pengertian diatas dapat diartikan bahwa portofolio merupakan


sekumpulan aktivakeuangan dalam suatu unit yang dipegang atau dibuat oleh
investor dan portofolio adalah perkumpulan asset investasiyang dimiliki oleh
institusi ataupun perorangan yang nantinya akan dikelola untuk mencapai tujuan
investasi yang diharapkan akan menghasilkan hasil return yang baik.
Portofoliodibentuk untuk mengurangi besarnya risiko individual dari asset yang
diinvestasikan.
2.2.6.1. Return Portofolio

Return portofolio adalah selisih antara nilai pasar portofolio pada akhir periode
dan awal periode ditambah dividen dari saham-saham dalam portofolio yang
diterima selama periode observasi, kemudian dibagi dengan nilai investasi awal
(Zubir, 2011:10). Sedangkan menurut Samsul (2015:334) Return portofolio
adalah return yang berasal dari suatu investasi dalam berbagai instrumen
keuangan pada suatu waktu tertentu yang dibentuk dalam suatu protofolio.

Menurut Jogiyanto (2014:94) Return protofolio terdiri dari dua jenis yaitu :

1. Return Realisasian Portofolio


Return realisasian portofolio merupakan rata-rata tertimbang (weighted
average) dari return-return realisasi masing-masing asset tunggal yang
adadidalam portofolio dan sudah terjadi dimasa lampau. Dengan rumus :
Rp = ∑𝑛𝑖=1( 𝑤𝑖 − 𝑅𝑖 )...............................................................................(2.4)
Keterangan :
Rp = Return realisasianportofolio
Wi = Proporsidariaktivake-I terhadapseluruhaktiva di portofolio
Ri = Returnrealisasiandariaktivake-i

2. Return Ekspetasian Portofolio


Returnekspetasian portfolio merupakan rata-rata tertimbang (weighted
average) dari return-return ekspetasimasing-masing asset secara tunggal yang
adadidalamportofoliodandiharapkanterjadi di masamendatang. Denganrumus :
E(Rp) = ∑𝑛𝑖=1(𝑤𝑖 × 𝐸(𝑅𝑖 )).....................................................................(2.5)
Keterangan :
E(RP) = Returnekspetasianportofolio
wi = Proporsidariaktivake-I terhadapseluruhaktiva di portofolio
E(Ri) = Returnekpetasianaktivake-I
n = Jumlahdariaktivatunggal
2.2.6.2. Risiko Portofolio

Risiko portofolio adalah risiko yang berasal dari suatu investasi dalam berbagai
instrumen keuangan pada suatu periode waktu tertentu yang dibentuk dalam suatu
portofolio (Samsul, 2015:335).
Menurut Tandelilin (2017:130) Risiko portofolio tidak dapat hanya dilihat atau
dihitung dengan menjumlah risiko dari masing-masing asset yang ada didalam
portofolio, tetapi harus melihat dari besarnya kontribusi risiko asset tersebut
terhadap risiko portofolio. Lalu menurut Jogiyanto (2014:95) Risiko portofolio
bukan rata-rata tertimbang dari seluruh risiko aktiva tunggal tetapi risiko
portofolio dapat lebih kecil dari risiko rata-rata tertimbang masing-masing aktiva
tunggal karena risiko dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa asset
kedalam suatu portofolio yang dapat dihitung dengan rumus :
𝜎𝑝2 = [𝑤12 . 𝜎12 + 𝑤22 . 𝜎22 + 𝑤32 . 𝜎32 + . . . . +𝑤𝑛2 . 𝜎𝑛2 ] + [2 . 𝑤1 . 𝑤2 . 𝜎1 2 +
2 . 𝑤1 . 𝑤3 . 𝜎1 3 +. . . . + 2 . 𝑤1 . 𝑤𝑛 . 𝜎1 𝑛 +
2 . 𝑤2 . 𝑤3 . 𝜎2 3 + . . . . + 2 . 𝑤2 . 𝑤𝑛 . 𝜎2 𝑛 + . . . . + 2 . 𝑤𝑛−1 . 𝑤𝑛 . 𝜎𝑛−1,𝑛 ] ...........(2.6)

Atau
𝑛 𝑛 𝑛

𝜎𝑝2 = ∑ 𝑤12 . 𝜎𝑝2 + ∑ ∑ 𝑤𝑖 . 𝑤𝑗 . 𝜎𝑖𝑗


𝑖=1 𝑖=1 𝑗=1

[Proporsi varian] + [proporsi kovarian] .......................(2.7)

Keterangan :

σ2 p = variansreturnportofolio
σ2 i = variansreturnsekuritas i
σij = kovarianantarareturnseuritas i dan j
wi = bobotatauporsidana yang diinvestasikanpadasekuritas i
Ʃni=1Ʃnj=1= tandapenjumlahan ganda, berarti angka n
akanditambahkanSecarabersamaan (semuanilaipasangan I dan j
yang mungkindipasangkan)
2.2.7. Value at Risk

2.2.7.1. Pengertian Value at Risk

Menurut Demus (2013:10) Value at Risk adalah suatu alat untuk mengukur
potensi suatu kerugian dari nilai asset berisiko atau portofolio selama periode
waktu tertentu dengan interval keyakinan tertentu yang diberikan. Lalu
menurut Ikatan Bankir Indonesia (2016:87) dengan menghitung VaR maka
akan menunjukkan berapa besar potensi kerugian dari suatu posisi dalam suatu
periode dan confident level tertentu.
Selanjutnya menurut Rustam (2019:38) Model VaR digunakan untuk
mengukur risiko dengan membuat distribusi kerugian yang mugkin terjadi
selama periode waktu tertentu untuk setiap posisi yang dimiliki perusahaan.
Terdapat tiga variabel untuk memperoleh Value at Risk, yaitu :
1. Jumlah data historis yang digunakan dalam perhitungan volatilitas sesuai
dengan basel minimal satu tahun meski bank boleh menggunakan periode
yang lebih panjang asalkan konsisten.
2. Horizon waktu sesuai dengan Basel, yaitu 10 hari, meski banyak bank
yang menghitung Daily VaR (DVaR) dan kemudian mengonversi nilainya
menjadi 10 hari.
3. Tingkat keyakinan yang ditentukan Basel adalah 99%
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Value at Risk adalah
suatu metode untuk mengukur potensi kerugian dari suatu portofolio asset pada
jangka waktu dan tingkat keyakinan tertentu. Dalam perhitungan VaR terdapat
variabel yang digunakan yaitu jumlah data, horizon waktu dan tingkat
keyakinan.

2.2.7.2 Metode Pendekatan


Menurut Hull (2010) Terdapat tiga metode pendekatan dalam perhitungan VaR
yaitu :
1. Metode Historical Simulation
Metode pendekatan ini menggunakan data masa lalu untuk memperkirakan
potensi perubahan nilai dari suatu portofolio di masa yang akan datang.
Dengan menggunakan berbagai variabel yang ada di pasar seperti mata
uang, suku bunga, harga asset dan lain sebagainya. Tahapan dalam
menghitung nilai VaR dengan metode ini yaitu :
a. Identifikasi faktor pasar
b. Memperoleh nilai historis dari faktor pasar selama N periode
c. Nilai ulang portofolio saat ini dengan perubahan suku bunga dan
harga pasar
d. Menghitung return harian
e. Urutkan return harian dari yang tertinggi sampai terendah
f. Pilih persentil untuk Value-at-Risk.
2. Metode Variance–Covariance
Metode ini biasanya mengasumsikan distribusi tertentu dengan
menggunakan data historis untuk mendasari pergerakan harga tersebut
biasanya menggunakan distribusi normal. Metode ini sangat cocok untuk
portofolio untuk jangka panjang maupun pendek seperti saham, obligasi,
dan produk lainnya.
𝑷 −𝑷𝒕−𝟏
𝒕
a. Menghitung return harian dengan rumus : Ri =
𝑷𝒕
b. Menghitung rata-rata return dengan rumus :
𝐑𝐞𝐭𝐮𝐫𝐧𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦𝟐𝟎𝟏𝟓−𝟐𝟎𝟏𝟕
AverageR =
𝐧

c. Menghitung standar deviasi aktiva individu dengan rumus :


∑𝒏
𝒕−𝟏[𝑹𝒊𝒕−𝑬(𝑹𝒊)]
σ =
𝒏

d. Menghitung Varian aktiva dengan rumus :


𝒏
[𝑹𝒊𝒕−𝑬(𝑹𝒊)] 𝟐

σ =
2 𝒕−𝟏
𝒏

e. Menghitung excess return aktiva dengan rumus :


Excess return = Return aktiva – average return aktiva
f. Menghitung average return portofolio aktiva dengan rumus :
E(RP) = ∑𝒏𝒊=𝟏(𝒘𝒊 . 𝑬(𝑹𝒊))

g. Menghitung sigma portofolio (varian kovarian matriks) denga


rumus:𝝈𝟐𝒑 = ∑𝒏𝒊=𝟏 𝒘𝟐𝟏 . 𝝈𝟐𝒑 + ∑𝒏𝒊=𝟏 ∑𝒏𝒋=𝟏 𝒘𝒊 . 𝒘𝒋 . 𝝈𝒊𝒋
h. Menghitung sigma investasi dengan rumus : Sigma Investasi =
Investasi x Sigma Portofolio
i. Menghitung nilai VaR harian dengan rumus : VaR = P . α . σ . √t
3. Metode Simulasi Monte Carlo
Pada metode ini akan terbentuk distribusi tertentu, kemudian melalui
distribusi tersebut VaR dapat dihitung. Perhitungan VaR memerlukan
waktu yang cukup lambat karena mengevaluasi portofolio perusahaan
secara penuh.
a. Identifikasi seluruh faktor risiko relevan.
b. Bentuk jalur-jalur harga, menggunakan angka acak yang dihasilkan
oleh generator pembangkit angka acak
c. Nilai portofolio untuk setiap jalur atau skenario. Setiap jalur
menciptakan seperangkat nilai untuk faktor risiko untuk setiap
sekuritas dalam portfolio yang akan digunakan sebagai input
pemodelan harga. Proses ini diulang-ulang sampai diperoleh
distribusi yang stabil.

2.2.8. Keputusan Investasi


Keputusan investasi adalahkeputusan dalam mengalokasikan atau
menempatkan sejumlah dana tertentu ke dalam jenis investasi tertentu untuk
menghasilkan laba di masa depan dengan periode waktu tertentu. Keputusan
investasi melibatkan waktu jangka panjang, sehingga keputusan yang diambil
harus dipertimbangkan dengan baik, karena memiliki konsekuensi. Keputusan
investasi adalah keputusan sebagai komposisi antara aset yang dimiliki dan
pilihan investasi di masa depan.
2.3. KerangkaKonseptualPenelitian

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual dalam pengambilan keputusan investasi

Penentuan Perusahaan

Pembentukan Portofolio

Imbalan Risiko

Value At Risk

Keputusan Investasi

Anda mungkin juga menyukai