Bab Ii
Bab Ii
KAJIAN PUSTAKA
11
metode Variance-covariance. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
saham perusahaanAsian Paint memiliki rata-rata nilai eturn sebesar 33,17 %
dengan nilai risiko sebesar 34,10%, untuk saham perusahaan Bharati Airtel
memiliki rata-ratareturn sebesar 3,778% dengan nilai risiko sebesar 9,003%, lalu
untuk sahamperusahaan Dabur India memiliki rata-rata nilai return sebesar
23,384% dengan nilai risiko sebesar 13,353%, dan untuk saham perusahaan
Panyam Cement memiliki rata-rata nilai return sebesar -9,416% dengan nilai
risiko sebesar 42,707%.
Penelitian Internasional terdahulu selanjutnya dari Ghorashi dan Darabi
(2017), yaitu menghitung Value at Risk dan return asset portofolio saham, emas
dan Real Estate indikasi pada pasar U.S dan Iran. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk membandingkan nilai risiko dan imbalan investasi asset di berbagai negara,
dengan menggunakan metode Value at Risk dan GHARCH model. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan pada portofolio 1 yang terdiri dari asset Real
Eastate dan emas pada negara U.S memiliki nilai return 0,278 dengan nilai VaR
pada tingkat keyakinan 99% adalah sebesar 11,37% sedangkan pada negara Iran
memiliki nilai return 0,108 dengan nilai VaR sebesar 19,05%. Untuk portofolio 2
yang terdiri dariasset emas dan saham pada negara U.S memiliki nilai return
0,247 dengan nilai VaR sebesar 8,98% sedangkan pada negara Iran memiliki nilai
return 0,101 dengan nilai VaR sebesar 26,30%. Lalu untuk portofolio 3 yang
terdiri dari asset Real Estate dan saham pada negara U.S memiliki nilai return
0,193 dengan nilai VaR sebesar 13,35% sedangkan pada negara Iran memiliki
nilai return 0,097 dengan nilai VaR sebesar 23,58%. Dan portofolio 4 yang terdiri
dari asset emas, saham dan real estate pada negara U.S memiliki nilai return 0,238
dengan nilai VaR sebesar 9,80% sedangkan pada negara Iran memiliki nilai return
0,103 dengan nilai VaR sebesar 14,90%.
Penelitian terdahulu selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Yuliani
dan Achsani (2017) yaitu menghitung Risiko dan Return dalam pembentukan
portofolio pada saham perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk, PT Lippo
Karawaci Tbk, PT Alam Sutera Realty Tbk, PT PP London Sumatera Indonesia
Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis nilai risiko dan imbalan dari
perusahaan yang terdaftar dalam indeks JII. Penelitian ini menggunakan metode
Indeks Tunggal dan metode Markowitz. Hasil dari penelitian ini bahwa pada
portofolio satu yang menggunakan metode Indeks tunggal menghasilkan nilai
risiko sebesar 1,690% dan nilai return sebesar 0,723%, sedangkan pada portofolio
yang menggunakan model Markowitz menghasilkan nilai risiko sebesar 4,413%
dan nilai return sebesar 1,163%.
Selanjutnya penelitian terdahulu dari Heryanti (2017), yaitu menghitung nilai
risiko pada portofolio optimal dengan membandingkan saham syariah yang
termasuk dalam Indeks JII dengan saham konvensional yang termasuk dalam
indeks LQ45. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bukti empiris mengenai
perbedaan tingkat risiko antara saham syariah dan saham konvensional. Metoda
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda Value at Risk. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa untuk portofolio saham syariah yang terdiri
dari AKRA, BSDE, ICBP, KLBF, dan UNVR memperoleh nilai return 0,04%
dengan nilai VaR sebesar 2,50%, sedangkan untuk portofolio saham konvensional
yang terdiri dari BBCA,BBNI, BMRI, BBRI, GGRM, dan JSMR memperoleh
nilai return sebesar 0,02% VaR sebesar 2,74%. Yang berarti bahwa saham syariah
memiliki portofolio yang optimal karena memiliki nilai return yang lebih tinggi
tetapi nilai risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai risiko saham
konvensional.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani dan Wijayanto (2015), yaitu
mengaplikasikan single index model dalam pembentukan portofolio optimal
saham LQ45 dan Jakarta Islamic Index. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui saham-saham pembentuk portofolio optimal dari saham yang
termasuk dalam LQ45 dan Jakarta Islamic Indeks periode tahun 2013-2015 serta
return, risiko, dan kinerja portofolio yang dibentuk.Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.Metode
pembentukan portofolio yang digunakan yaitu model indeks tunggal, untuk
mengukur kinerja menggunakan indeks Jensen. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa Hasil perhitungan menunjukkan saham yang membentuk
portofolio dari indeks LQ45 beserta proporsi dana yaitu UNVR sebesar 52,15%,
AKRA sebesar 28,77% dan ICBP sebesar 19,06% dengan return sebesar 1,77%,
risiko sebesar 2,73% dan kinerja portofolio 0,0147709. Portofolio dibentuk dari
JII beserta proporsi dana adalah UNVR sebesar 50,80%, AKRA sebesar 27,63%,
ICBP sebesar 18,31% dan WIKA sebesar 3,97% dengan return sebesar 1,77%,
risiko sebesar 2,93% dan kinerja portofolio 0,0150893.
Penelitian terdahulu lainnya dari Ridha dan Khoiruddin (2018), yaitu mengukur
Value at Risk pada saham syariah dengan metode historis. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui konsistensi pengukuran risiko menggunakan value at
risk dengan menggunakan metode historis pada saham syariah meliputi periode
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Jenis penelitian yang
digunakan dalam peletian ini adalah penelitian kuantitatif. Objek penelitian ini
adalah return saham-saham syariah yang masuk ke dalam Jakarta IslamicIndex
selama periode 2011-2015. Hasil penelitian ini menjelaskanbahwa perhitungan
value at risk saham syariah selama periode jangka pendek,jangka menengah dan
jangka panjang hampir seluruhnya tidak konsisten. Hanyaada satu perhitungan
yang menyatakan perhitungan value at risk konsisten, yaituperhitungan antara
periode 1 tahun dengan periode 3 tahun. Dapat disimpulkanbahwa nilai value at
risk tidak hanya dipengaruhi oleh periode waktu dan tingkatkepercayaan, namun
ada faktor lain yang mempengaruhi seperti risiko pasar karenadalam metode
historis mencakup nilai-nilai return pada saat kondisi pasar yangsedang
mengalami gangguan atau tidak normal.
Penelitian terdahulu selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Mubarok,
Darmawan, dan tul Luailiyah (2017) yaitu mengenai optimalisasi portofolio
saham dengan membandingkan kinerja saham syariah dan non syariah selama
periode 3013-2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa
perbandingan kinerja portofolio saham syariah dengan saham non syariah
berdasarkan nilai risiko dan return saham. Metoda yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metoda indeks sharpe, indeks treynor dan indeks Jensen
alpha. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk portofolio saham non
syariah salam 5 tahun menghasilkan nilai return sebesar 140,36% dengan nilai
risiko berdasarkan standar deviasi portofolio sebesar 4,26% dan dengan nilai beta
sebesar 104,55%. Sedangkan untuk portofolio saham syariah menghasilkan nilai
return sebesar 112,62% dengan nilai risiko berdasarkan standar deviasi portofolio
sebesar 4,04% dan nilai beta 69,8%.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pasar Modal
2.2.1.1 Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan tempat dari berbagai pihak khususnya perusahaan untuk
menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan untuk memperoleh
tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan yang berasal dari hasil
penjualan tersebut (Fahmi, 2012:55). Pasar modal disebut juga sebagai pasar
dimana tempat pertemuan antara pihak yang memiliki dana dengan pihak yang
membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas yang pada
umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun dan tempat terjadinya jual beli
sekuritas tersebut disebut Bursa Efek (Tandelilin, 2017:25).
Investasi merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk mendapatkan sejumlah
keuntungan di masa yang akan datang (Tandelin, 2017 :2).Selanjutnya menurut
Joyiganto (2015:5) Investasi adalah suatu penundaan konsumsi saat ini untuk
dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu dimasa
mendatang.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa investasi
merupakan penanaman aset atau dana untuk jangka waktu tertentu dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang demi memperoleh
imbal balik yang lebih besar.
Investasi merupakan suatu hal yang yang diperlukan bagi pihak-pihak yang
memiliki kelebihan dana yang dapat dialokasikan pada berbagai jenis investasi.
Menurut Jogiyanto (2015:7) bahwa pembagian alternatif investasi menjadi dua
golongan, yaitu:
1. Untuk mendapatkan taraf hidup yang lebih layak dimasa yang akan datang.
Seseorang perlu bijaksana dalam memikirkan hidupnya dimasa depan,
dengan berpikir bagaimana meningktkan taraf hidupnya dari watu ke waktu
atau setidaknya berusaha mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada
pada saat ini agar tidak berkurang dimasa yang akan datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi.Dengan berinvestasi diberbagai instrument
investasi, maka seseorang akan dapat menghindari atau mengurangi risiko
penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh
tekanan inflasi.
3. Adanya Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara yang ada di
dunia banyak yang telah melakukan kebijakan yang bertujuan mendorong
tumbuhnya investasi di masyarakat dengan melalui pemberian fasilitas
perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi diberbagai bidang
usaha tertentu.
2.2.3. Saham
Saham adalah suatu surat berharga yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan
yang berbentuk perseroan terbatas terbuka atau biasa disebut dengan emiten, saham
tersebut sebagi arti bahwa apabila seseorang merupakan pemilik saham berarti
seseorang tersebut memiliki sebagian perusahaan tersebut (Sjahrial, 2009:22).
Sedangkan menurut Tampubolon (2013:152) saham merupakan salah satu sumber
keuangan yang berasal dari individu maupun instansi di luar korporasi dan
merupakan bukti kepemilikan atas korporasi oleh pemegangnya, dan merupakan
surat berharga yang dapat diperdagangkan di pasar bursa.
Maka berdasarkan definisi diatas dapat diartikan bahwa saham merupakan surat
berharga yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan perseroan terbuka atau emiten
yang diperdagangkan di pasar bursa sebagai tanda bukti bahwa seseorang atau
investor tersebut memiliki sebagian perusahaan.
2.2.4.Return
Return saham merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi
dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas
berinvestasi yang dilakukannya (Tandelin, 2017:9). Sedangkan menurut Halim
(2015:25) Return merupakan hasil yang akan diperoleh dari investasi. Return ini
dibedakan menjadi dua, yaitu return yang telah terjadi (actual return) yang
dihitung dengan menggunaakan data historis, dan return yang diharapkan
(expected return) investor di masa yang akan dating.
Lalu menurut Zubir (2011:4) Return saham terdiri dari capital gain dan dividend
yield.Capital gain adalah selisih dari harga jual dan harga beli saham perlembar
dan dibagi dengan harga beli saham tersebut, sedangkan dividend yield adalah
dividen perlembar dibagi dengan harga beli saham perlembar yang berasal dari
keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegaang saham.
Menurut jogiyanto (2014:19) bahwa return berupa capital gain dapat dihitung
dengan menggunkan rumus sebagai berikut:
𝑃𝑡 −𝑃𝑡−1
Capital gain atau loss = ..........................................................................(2.1)
𝑃𝑡−1
Keterangan:
Ri = Return Saham
Maka dari definisi berdasarkan beberapa ahli dapat diartikan bahwa return
merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas berinvestasi
yang dilakukannya. Returndibedakan menjadi dua yaitu return yang telah terjadi
dan retun yang diharapkan, return tersebut merupakan salah satu motivasi bagi
investor untuk berinvestsi. Return dari saham yang diterima investor terdiri dari
dua jenis yaitu capital gain dan juga dividen yield.
2.2.5. Risiko
Menurut Sjahrial (2009:16) Risiko yang harus dihadapi dalam investasi adalah:
1. Capital Loss, yaitu kerugian yang diperoleh dari hasil jual/beli saham,
berupa selisih antara nilai jual yang lebih rendah daripada dengan nilai beli
saham tersebut.
2. Opportunity Loss, kerugian ketika memilih berinvestasi saham berupa
selisih suku bunga deposito dikurangi total hasil yang diperoleh dari
investasi, seandainya terjadi penurunan harga dan tidak dibaginya dividen.
3. Lukuidasi, yaitu kerugian yang diderita ketika perusahaan dilikuidasi, yaitu
nilai likuidasi tersebut lebih rendah dari harga beli saham.
Menurut Jogiyanto (2014:30) risiko dari suatu investasi dapat dihitung dengan
menghitung deviasi standar dan juga varian dengan rumus sebagai berikut:
𝑛
∑ [𝑅 −𝐸(𝑅𝑖 )]
𝑡−1 𝑖𝑡
Deviasi Standar (σ) = .............................................................(2.2)
𝑛
𝑛 2
∑ [𝑅 −𝐸(𝑅𝑖 )]
𝑡−1 𝑖𝑡
Varian (σ2) = ..............................................................(2.3)
𝑛
Keterangan :
σ = Standar Deviasi
σ2 = Varian
2.2.6. Portofolio
Portofolio adalah suatu kumpulan aktivakeuangan dalam suatu unit yang
dipegang atau dibuat oleh investor, perusahaan atau institusi keuangan (Joyiganto,
2014:54). Sedangkan menurut Wira (2015:10)Portofolio adalah perkumpulan
asset investasi seperti properti, deposito, saham, emas, obligasi, dll yang dimiliki
oleh institusi ataupun perorangan yang nantinya akan dikelola untuk mencapai
tujuan investasi.
Menurut Marcus (2014:8) Portofolio merupakan asset investasi setelah dibentuk
portofolio tersebut dapat diperbarui atau diseimbangan kembali dengan menjual
sekuritas yang ada dan menggunakan hasil penjualan tersebut untuk membeli
sekuritas baru. Lalu Tandelilin (2017:164)mengatakan ada tiga konsepdasar yang
perlu diketahui sebagai dasar untuk pembentukan portofolio optimal, yaitu :
1. Portofolio efisien dan portofolio optimal
Untuk membentuk portofolio yang efisien harus berpegang pada asumsi
bagaimana perilaku investor dalam pembuatan keputusan investasi yang
akan diambilnya, yang paling penting semua investor tidak menyukai risiko
(risk averse). Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio yang
dipilih sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap
pengembalian investasi berupa return dan capital gain maupun risiko yang
bersedia ditanggungnya.
2. Fungsi utilitas dan kurva indeferen
Merupakan suatu fungsi matematis yang menunjukkan nilai dari semua
alternatif yang ada, dimana menunjukkan preferensi seorang investor
terhadap berbagai pilihan investasi dengan masing-masing resiko dan
tingkat return harapan.
3. Aset berisiko dan asset bebas risiko
Seorang investor harus bisa memilih menginvestasikan dananya pada
berbagai aset, baik aset yang berisiko maupun aset yang bebebas resiko
ataupun kombinasi dari kedua aset tersebut.
Return portofolio adalah selisih antara nilai pasar portofolio pada akhir periode
dan awal periode ditambah dividen dari saham-saham dalam portofolio yang
diterima selama periode observasi, kemudian dibagi dengan nilai investasi awal
(Zubir, 2011:10). Sedangkan menurut Samsul (2015:334) Return portofolio
adalah return yang berasal dari suatu investasi dalam berbagai instrumen
keuangan pada suatu waktu tertentu yang dibentuk dalam suatu protofolio.
Menurut Jogiyanto (2014:94) Return protofolio terdiri dari dua jenis yaitu :
Risiko portofolio adalah risiko yang berasal dari suatu investasi dalam berbagai
instrumen keuangan pada suatu periode waktu tertentu yang dibentuk dalam suatu
portofolio (Samsul, 2015:335).
Menurut Tandelilin (2017:130) Risiko portofolio tidak dapat hanya dilihat atau
dihitung dengan menjumlah risiko dari masing-masing asset yang ada didalam
portofolio, tetapi harus melihat dari besarnya kontribusi risiko asset tersebut
terhadap risiko portofolio. Lalu menurut Jogiyanto (2014:95) Risiko portofolio
bukan rata-rata tertimbang dari seluruh risiko aktiva tunggal tetapi risiko
portofolio dapat lebih kecil dari risiko rata-rata tertimbang masing-masing aktiva
tunggal karena risiko dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa asset
kedalam suatu portofolio yang dapat dihitung dengan rumus :
𝜎𝑝2 = [𝑤12 . 𝜎12 + 𝑤22 . 𝜎22 + 𝑤32 . 𝜎32 + . . . . +𝑤𝑛2 . 𝜎𝑛2 ] + [2 . 𝑤1 . 𝑤2 . 𝜎1 2 +
2 . 𝑤1 . 𝑤3 . 𝜎1 3 +. . . . + 2 . 𝑤1 . 𝑤𝑛 . 𝜎1 𝑛 +
2 . 𝑤2 . 𝑤3 . 𝜎2 3 + . . . . + 2 . 𝑤2 . 𝑤𝑛 . 𝜎2 𝑛 + . . . . + 2 . 𝑤𝑛−1 . 𝑤𝑛 . 𝜎𝑛−1,𝑛 ] ...........(2.6)
Atau
𝑛 𝑛 𝑛
Keterangan :
σ2 p = variansreturnportofolio
σ2 i = variansreturnsekuritas i
σij = kovarianantarareturnseuritas i dan j
wi = bobotatauporsidana yang diinvestasikanpadasekuritas i
Ʃni=1Ʃnj=1= tandapenjumlahan ganda, berarti angka n
akanditambahkanSecarabersamaan (semuanilaipasangan I dan j
yang mungkindipasangkan)
2.2.7. Value at Risk
Menurut Demus (2013:10) Value at Risk adalah suatu alat untuk mengukur
potensi suatu kerugian dari nilai asset berisiko atau portofolio selama periode
waktu tertentu dengan interval keyakinan tertentu yang diberikan. Lalu
menurut Ikatan Bankir Indonesia (2016:87) dengan menghitung VaR maka
akan menunjukkan berapa besar potensi kerugian dari suatu posisi dalam suatu
periode dan confident level tertentu.
Selanjutnya menurut Rustam (2019:38) Model VaR digunakan untuk
mengukur risiko dengan membuat distribusi kerugian yang mugkin terjadi
selama periode waktu tertentu untuk setiap posisi yang dimiliki perusahaan.
Terdapat tiga variabel untuk memperoleh Value at Risk, yaitu :
1. Jumlah data historis yang digunakan dalam perhitungan volatilitas sesuai
dengan basel minimal satu tahun meski bank boleh menggunakan periode
yang lebih panjang asalkan konsisten.
2. Horizon waktu sesuai dengan Basel, yaitu 10 hari, meski banyak bank
yang menghitung Daily VaR (DVaR) dan kemudian mengonversi nilainya
menjadi 10 hari.
3. Tingkat keyakinan yang ditentukan Basel adalah 99%
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Value at Risk adalah
suatu metode untuk mengukur potensi kerugian dari suatu portofolio asset pada
jangka waktu dan tingkat keyakinan tertentu. Dalam perhitungan VaR terdapat
variabel yang digunakan yaitu jumlah data, horizon waktu dan tingkat
keyakinan.
Penentuan Perusahaan
Pembentukan Portofolio
Imbalan Risiko
Value At Risk
Keputusan Investasi