Latar belakang Judul Jurnal Shariah-Compliant Investments and Stock Returns : Evidence from the Indonesian Tinjaun Pustaka Prinsip-prinsip investasi Islam menekankan investasi etis (dikenal sebagai Syariah compliant investasi) yang sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah , yang merupakan hukum Islam yang mengatur setiap aspek kehidupan masingmasing Muslim. Beberapa peneliti berpendapat bahwa investasi pada saham syariah mengarah pada penghindaran spekulasi dan penghindaran pengambilan risiko yang tidak perlu (Obaidullah, 2001; Naughton dan Naughton, 2000). Dewi dan Ferdian (2010) berpendapat bahwa keuangan Islam bebas dari bunga, perjudian dan ambiguitas, dan oleh karena itu dapat membantu menyelesaikan masalah krisis keuangan. Penelitian terdahulu Hussein, K., dan Omran, M. (2005). Investasi Etis Ditinjau Kembali: Bukti dari Dow Jones Islamic Indexes. Jurnal Investasi , 14 (3), 105-126 Obaidullah, M. (2001). Etika dan Efisiensi di Pasar Saham Syariah. Jurnal Internasional Ahmed, H. (2009). Krisis Keuangan: Risiko dan Pelajaran untuk Keuangan Islam. ISRA Internasional Jurnal Keuangan Islam , 1 (1), 7-32. Forte, G. dan Miglietta, F. (2007). Reksa Dana Syariah sebagai Reksa Dana Berbasis Iman dalam Konteks yang Bertanggung Jawab Sosial. Tersedia di SSRN 1012813 . Orlitzky, M. et al. (2003). Kinerja Sosial dan Keuangan Perusahaan: Analisis Meta. Studi Organisasi. 24 (3), 403-441. Girard, E., Rahman, H., dan Stone, B. (2007). Investasi Bertanggung Jawab Sosial: Goody-two- Shoes or Bad to the Bone ?. Jurnal Investasi , 16 (1), 96-110 Albaity, M. dan Ahmad, R. (2008). Kinerja Syariah dan Indeks Komposit: Bukti dari Bursa Malaysia. Asian Academy of Management Journals of Accounting and Finance , 4 (1), 23-43. Warrick, A. dan R. Yaksick (2004). Mengembangkan Indeks Islam Global dengan Kesalahan Lacak Minimum ke Indeks Pasar Luas. Mystic, Connecticut: Pertemuan Tahunan Asosiasi Keuangan Timur. Sadeghi, M. (2011). Kinerja Keuangan Investasi Sesuai Syariah: Bukti dari Pasar Saham Malaysia. Jurnal Penelitian Internasional Keuangan dan Ekonomi. 20 (1), 15- 26. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk meneliti dampak dari Indonesia Syariah compliant Stock Index (ISSI) pada kinerja saham. Tentang apakah pembentukan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) memberikan abnormal return bagi perusahaan yang tidak termasuk dalam Jakarta Islamic Index (JII). Hipotesis Penelitian H1 : Imbal hasil investasi syariah setelah ISSI tidak jauh berbeda dengan imbal hasil saham yang tercatat di JII sebelum ISSI dimasukkan. H2 : Saham syariah yang tercatat di ISSI dan JII berkinerja lebih baik dari yang tercatat di indeks IHSG konvensional Metode Penelitian Objek Penelitian Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islami Index (JII) dan terdiri dari 33 perusahaan termasuk dalam ISSI tetapi tidak termasuk dalam JII periode 12 Mei 2010 s.d 12 Mei 2014. Jenis Penelitian Metode Studi Pristiwa Metode ini digunakan untuk memperkirakan nilai parameter yang diperlukan untuk menghitung pengembalian abnormal selama jendela peristiwa. Variabel yang digunakan Variabel dependen dan Variabel Independen Jenis data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekskriptif dan sekunder. Teknik Pengumpulan Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dimana data yang diadopsi dalam penelitian ini merupakan data harian mengenai return saham perusahaan Indonesia, dan mencakup periode 12 Mei 2010 sampai dengan 12 Mei 2014. Teknis Analisis - Sharpe Ratio Rasio ini didukung oleh William Sharpe (1966), dan mengukur pengembalian rata-rata portofolio yang melebihi tingkat pengembalian bebas risiko atau premi risiko dari portofolio tertentu dibandingkan dengan total risiko portofolio yang diukur dengan deviasi rata-rata. - The Treynor Black Appraisal Ratio Ini mengukur imbalan yang disesuaikan risiko sistematis per unit risiko spesifik yang diambil. AR, yang pertama kali diadvokasi oleh Treynor dan Black (1973), secara konsep sebanding dengan SR. Hasil Penelitian Statistik deskriptif dan kinerja rasio Sharpe terkait dengan tiga indeks. Terlihat, IHSG memiliki Sharpe ratio terendah sebesar -1,04%; terendah di antara dua indeks lainnya masing- masing -0,96% dan -0,99% . Pola hasil yang sama berlaku untuk Treynor Black Appraisal Ratio (AR). Hasil ini menyiratkan bahwa indeks syariah di Indonesia berkinerja lebih baik dan berisiko lebih rendah dibandingkan indeks konvensional.
Penelitian itu menunjukkan bahwa indeks
Syariah memiliki kinerja yang sedikit lebih baik daripada indeks konvensional, yang diukur dengan rasio Sharpe dan Rasio Penilaian Treynor Black di pasar saham Indonesia. Hasil ini sejalan dengan Hussein (2004) yang menemukan bahwa indeks syariah menghasilkan abnormal return yang signifikan secara statistik selama periode bull market, tetapi bertentangan dengan temuan yang diberikan oleh Dharani dan Natarajan (2011) yang menunjukkan indeks Syariah dan konvensional memiliki kinerja yang sama di India. Ini mendukung hipotesis H2 dan mendukung pertanyaan penelitian kami. Kesimpulan 1. Keuangan Islam memiliki tujuan yang sama dengan keuangan konvensional, hanya saja beroperasi sesuai dengan aturan Syariah . Prinsip dasar perbankan syariah adalah pembagian untung rugi, dan larangan riba (riba). Selama dekade terakhir, investasi Syariah secara umum, dan di Indonesia pada khususnya, telah menyaksikan evolusi yang cepat dan gelombang peningkatan yang mengesankan (Touriq, 2014). Oleh karena itu, penelitian ini menguji implikasi praktis dari investasi Syariah- Sesuai dan Pengembalian Saham. 2. Kami menjawab pertanyaan apakah SI yang diwakili oleh ISSI akan memberikan abnormal return kepada perusahaan yang tidak termasuk dalam JII. Dengan menggunakan metodologi studi peristiwa, kami memperkirakan pengembalian abnormal kumulatif menggunakan jendela peristiwa selektif dan menemukan dampak positif yang signifikan bagi Kepatuhan Syariah terhadap Pengembalian Saham selama 41 hari event window, menyiratkan bahwa penyertaan SI berdampak positif pada pasar saham. 3. Studi ini menemukan bahwa ISSI dan JII memiliki kinerja yang sedikit lebih baik daripada IHSG, berdasarkan kinerja Sharpe mereka. Ini dapat dilihat sebagai peluang untuk mendorong investor untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang disaring Syariah yang termasuk dalam indeks Syariah .
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya