Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/327971185

ANALISA KINERJA INVESTASI SYARIAH PADA PASAR MODAL DI INDONESIA

Article · September 2018

CITATIONS READS
0 353

1 author:

Fadhil Muhammad Irawan


Binus University
1 PUBLICATION 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Fadhil Muhammad Irawan on 30 September 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISA KINERJA INVESTASI SYARIAH PADA


PASAR MODAL DI INDONESIA (Studi Perbandingan
Kinerja Investasi Syariah dengan Investasi Konvensional
periode 2011-2014)

PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah Investasi Islam

Dosen Pengampu:
Dr. Irwan Ch

Oleh:
MUHAMMAD ABDUL AZIZ
1306501785

EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH


PROGRAM STUDI TIMUR TENGAH DAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
JAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pasar modal secara umum dapat diidentikkan dengan sebuah tempat
dimana modal diperdagangkan antara pihak yang memiliki kelebihan modal
(investor) dengan orang yang membutuhkan modal (issuer) untuk
mengembangkan investasi. Dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1995, pasar
modal didefinisikan sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek:”
Pasar modal merupakan salah satu lembaga keuangan yang menjalankan
fungsi intermediasi, yaitu menjadi perantara antara pihak-pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana.
Keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor penting
yang ikut membangun perekonomian nasional, terbukti dengan banyaknya
industry dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media
untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangan. Secara
factual, pasar modal telah menjadi financial nerve centre (sarat finansial dunia).
Salah satu faktor bagi terciptanya pasar modal Indonesia yang tangguh dan
berdaya saing global adalah dengan tersedianya fasilitas dan instrument pasar
modal Indonesia yang mampu bersaing dengan instrument pasar modal Negara-
negara lain. Sehubungan dengan kemerosotan tingkat pertumbuhan ekonomi
nasional yang juga berimbas ke sector pasar modal selaku subsistem dari
perekonomian nasional Indonesia, kini industri pasar modal Indonesia mulai
melirik pengembangan penerapan prinsip-prinsip syariah islam sebagai instrument
investasi dalam kegiatan pasar modal di Indonesia.
Bangkitnya ekonomi islam di Indonesia menjadi fenomena menarik dan
menggembirakan terutama bagi penduduk Indonesia yang mayoritas beragama
islam. Praktek kegiatan ekonomi konvensional, khususnya dalam kegiatan pasar
modal yang mengandung unsur spekulasi sebagai salah satu komponennya

1
nampaknya masih menjadi hambatan psikologis bagi umat islam untuk turut aktif
dalam kegiatan investasi terutama di bidang pasar modal.
Perbedaan secara umum antara pasar modal konvensional dengan pasar
modal syariah dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme transaksinya,
sedangkan perbedaan nilai indeks saham syariah dengan nilai indeks saham
konvensional terletak pada kriteria saham emiten yang harus memenuhi prinsip-
prinsip dasar syariah. Secara umum konsep pasar modal syariah dengan pasar
modal konvensional tidak jauh berbeda meskipun dalam konsep pasar modal
syariah disebutkan bahwa saham yang diperdagangkan harus berasal dari
perusahaan yang bergerak dalam sektor yang memenuhi kriteria syariah dan
terbebas dari unsur ribawi, serta transaksi saham dilakukan dengan
menghindarkan berbagai praktik spekulasi.
Langkah awal perkembangan pasar modal syariah di Indonesia dimulai
dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah pada 25 Juni 1997 diikuti dengan
diterbitkannya obligasi syariah pada akhir 2002, kemudian diikuti pula dengan
hadirnya Jakarta Islamic Index (JII) pada Juli 2000. Instrumen-instrumen investasi
syariah tersebut kemudian mengalami perkembangan sejalan dengan maraknya
pertumbuhan bank-bank nasional yang membuka “window” syariah.
JII adalah indeks yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek Jakarta yang
merupakan subset dari indeks harga saham gabungan (IHSG). JII diluncurkan
pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan tanggal 1 Januari 1995 sebagai base
data (dengan nilai 100). Tujuan dari JII adalah sebagai tolak ukur standard an
kinerja (bench mark) bagi investasi saham syariah di pasar modal dan sebagai
sarana untuk meningkatkan investasi di pasar modal secara syariah. Selain itu
jumlah emiten yang tercatata pada JII sebanyak 30 emiten dengan anggota emiten
beberapa kali mengalami perubahan.
Selain JII, pada bursa efek Jakarta juga terdapat indeks Liquiditas 45 (LQ-
45) yang terdiri dari 45 saham yang telah terpilih yang memiliki liquiditas dan
kapitalisasi pasar tinggi dan direview setiap 6 bulan. Indeks LQ-45 pertama kali
diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997. Hari dasar untuk perhitungan indeks
13 uli 1994 dengan nilai dasar 100.

2
Pada umumnya, seorang investor sebagai pihak yang mempunyai
kelebihan dana akan menginvestasikan dananya dengan pertimbangan-
pertimbangan finansial, yaitu investor mempertimbangakan return dan risiko
dalam memilih saham. Dalam analisa-analisa investasi diasumsikan bahwa
investor tidak menyukai risiko sehingga untuk investasi yang lebih berisiko,
investor mengharapkan return yang lebih tinggi.
Tetapi ada pula investor yang dalam kegiatan investasinya tidak semata-
mata mempertimbangkan aspek finansial saja melainkan juga mempertimbangkan
aspek nilai-nilai syariah. Investor seperti ini dikatakan telah menerapkan investasi
syariah atau bisa disebut Socially Responsible Investment (SRI). Investor SRI
berpendapat bahwa berinvestasi pada suatu perusahaan berarti menyetujui atau
mendukung aktivitas perusahaan tersebut. Dengan menolak berinvestasi pada
perusahaan yang aktivitas bisnisnya bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut
investor, maka investor telah menjalankan istilah “vote with your money”
Investasi syariah yang terus berkembang dengan pesat ini banyak menarik
perhatian, baik dari praktisi maupun akademisi. Penelitian-penelitian mengenai
investasi syariah yang ada ternyata belum dapat sepenuhnya memberikan
wawasan dan pencerahan kepada para investor muslim untuk menginvestasikan
dananya pada sektor/lembaga keuangan syariah.

1.2 Batasan Masalah


Secara umum ruang lingkup atau bahasan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Investasi syariah dalam penelitian ini adalah variable index syariah, index
konvensional, reksadana syariah dan reksadana konvensional
b. Indeks syariah yang diteliti diwakili oleh Jakarta Islamic Index sedangkan
index konvensional diwakili oleh LQ-45
c. Reksadana syariah yang diteliti diwakili oleh Danareksa Indeks Syariah
dan reksadana konvensional diwakili oleh Danareksa Mawar, dimana
keduanya dikelola oleh PT Danareksa Investment Management
d. Analisa kerja dilakukan pada tahun 2011-2014
e. Ukuran kinerja yang digunakan adalah rata-rata return bulanan

3
1.3 Rumusan Masalah
Perkembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia masih
tertinggal jauh jika dibandingkan dengan kemajuan hal sama yang telah dicapai
oleh sektor perbankan. Kenyataan lain adalah bahwa hingga saat ini, jumlah
pemodal yang melakukan investasi di pasar modal khususnya yang berbasis
syariah masih tergolong minim dibanding pemodal yang menginvestasikan
dananya di konvensional, walaupun kegiatan investasi syariah cukup lama
diperkenalkan di Indonesia yaitu dengan diterbitkannya instrumen reksa dana
syariah pada pertengahan tahun 1997.
Jika dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia, nampak Indonesia
terlihat sangat jauh tertinggal dalam mengembangkan kegiatan investasi syariah di
pasar modal. Malaysia pertama kali mengembangkan kegiatan pasar modal
syariahnya sejak awal tahun 1990 dan sejak saat itu terus mengalami kemajuan
yang cukup pesat.
Data menunjukkan bahwa, sejak diperkenalkannya instrumen reksa dana
syariah di Malaysia pada tahun 1993, terbukti hingga akhir tahun 2002 telah
tercatat 36 (tiga puluh enam) Reksa Dana Syariah dari 174 (seratus tujuh puluh
empat) total Reksa Dana yang ada di Malaysia. Kemudian Total Nilai Aktiva
Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah mencapai 5% (lima per seratus) dari total
NAB industri Reksa Dana yang ada di Malaysia. Sementara Indonesia yang
memulai hal yang sama pada pertengahan tahun 1997, hingga awal November
2004 baru memiliki 10 (sepuluh) reksa dana syariah dari total 223 (duaratus dua
puluh tiga) reksa dana yang ada, dengan NAB sebesar 0,32% (nol koma tiga puluh
dua per seratus) dari total NAB industri reksa dana yang ada di Indonesia.
Lambatnya perkembangan investasi syariah di pasar modal Indonesia
tersebut dikarenakan masih adanya beberapa permasalahan mendasar yang
menjadi kendala. Kendala-kendala sebagaimana yang telah teridentifikasi
diantaranya adalah selain masih belum meratanya pemahaman dan atau
pengetahuan masyarakat Indonesia tentang investasi di pasar modal yang berbasis
syariah, juga adanya anggapan bahwa untuk melakukan investasi di pasar modal
dibutuhkan biaya yang relatif lebih mahal.

4
Berdasarkan pemaparan masalah di atas, dalam penelitian ini akan
digunakan beberapa variable indeks investasi syariah yang diwakili dengan
Jakarta Islamic Index (JII), indeks investasi konvensional yang diwakili dengan
LQ-45, reksadana syariah yang diwakili dengan danareksa syariah, sedangkan
untuk danareksa konvensional diwakili dengan Danareksa Mawar, keduanya
dikelola oleh PT Danareksa Investment Management. Pertanyaan riset yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kinerja investasi syariah memiliki perbandingan yang signifikan
dengan kinerja investasi konvensional ?
2. Seberapa besar tingkat signifikansi perbandingan antara kinerja investasi
syariah dengan kinerja investasi konvensional ?
3. Bagaimana proyeksi sederhana antara kinerja investasi syariah dengan
kinerja investasi konvensional ?

1.4 Landasan Teori


Investasi merupakan salah satu ajaran dari konsep islam yang memenuhi
proses tadrij dan trichotomy pengetahuan. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa
konsep investasi selain sebagai pengetahuan juga bernuansa spiritual karena
menggunakan konsep syariah, sekaligus merupakan hakikat dari sebuah ilmu dan
amal, oleh karenanya investasi sangat dianjurkan bagi setiap muslim. Dalam QS.
Lukman ayat 34 Allah Swt menyatakan bahwa tiada seorang pun di alam semesta
ini yang dapat mengetahui apa yang akan diperbuat, diusahakan, serta kejadian
apa yang akan terjadi pada esok hari. Sehingga dengan ajaran tersebut seluruh
manusia diperintahkan untuk melakukan investasi sebagai bekal dunia dan
akhirat.
Investasi modal yang sebaik-baiknya menurut al-Qur’an adalah tujuan dari
semua aktivitas semua manusia hendaknya diniatkan ibtighai mardhatillah
(menuntut keridhaan Allah). Dapat dipahami bahwa investasi terbaik adalah jika
ia ditunjukkan untuk mencari ridha Allah.
Prinsip-prinsip islam dalam muamalah yang harus diperhatikan oleh
pelaku investasi syariah adalah:

5
a. Tidak mencari rizki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya
maupun cara mendapatkannya, serta tidak menggunakannya untuk hal-
hal yang haram
b. Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi
c. Keadilan pendistribusian kemakmuran
d. Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha
e. Tidak ada unsur riba, maysir (perjudian/spekulasi), dan gharar
(ketidakjelasan atau samar-samar)
Apabila kita meneliti lebih jauh dalam Al Qur’an dan Hadist sebagai
sumber utama ajaran Islam maka kita dapat melihat beberapa ketentuan mengenai
investasi secara syar’i:
“ …Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (QS 2;275)
“Hai orang yang beriman, jaunganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama suka diantara kamu…” (QS 4;29)
“Hai orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu…” (QS 5;1)
“ Rasulullah saw melarang jual beli (yang mengandung) gharar” (HR Al Baihaqi
dari Ibnu Umar).
“Tidak boleh menjual sesuatu hingga kamu memiliki” (HR Baihaqi dari Hukaim
bin Hizam)
Berdasarkan Al-Qur’an, Hadist dan pendapat para ahli fiqh (ajaran islam),
sesuatu yang dilarang atau diharamkan adalah:
1) Haram karena bendanya (zatnya)
Pelarangan kegiatan muamalah ini disebabkan karena benda atau zat yang
menjadi objek dari kegiatan tersebut berdasarkan ketentuan al Qur’an dan
Hadist telah dilarang/ diharamkan. Benda-benda tersebut, antara lain :
Babi, Khamr (minuman keras), Bangkai binatang, Darah.
2) Haram selain karena bendanya (zatnya)
Pengertian dari pelarangan atas kegiatan ini adalah suatu kegiatan yang
objek dari kegiatan tersebut bukan merupakan benda-benda yang
diharamkan karena zatnya artinya benda-benda tersebut adalah benda-

6
benda yang dibolehkan (dihalalkan). Akan tetapi benda tersebut menjadi
diharamkan disebabkan adanya unsur :
a. Tadlis
b. Taghrir/ Gharar
c. Riba
d. Terjadinya : Ikhtikar dan Bay Najash
3) Tidak sahnya akadnya
Seperti halnya dengan pengharaman disebabkan karena selain zatnya maka
pada kegiatan ini benda yang dijadikan objeknya adalah benda yang
berdasarkan zatnya dikategorikan halal (dibolehkan) tetapi benda tersebut
menjadi haram disebabkan akad atau penjanjian yang menjadikan dasar
atas transaksi tersebut dilarang/ diharamkan oleh ajaran Islam.
Perjanjian-perjanjian tersebut, antara lain:
1. Ta’aluq
2. Terjadi suatu perjanjian dimana pelaku, objek dan periodenya sama.

1.5 Hipotesa Penelitian


Adapun hipotesa yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah:
a. Adanya perbedaan yang signifikan antara kinerja indeks syariah dengan
kinerja indeks konvensional
b. Adanya perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana syariah
dengan kinerja reksadana konvensional

7
1.6 Kerangka Pemikiran

Investasi Syariah Investasi Konvensional

Index Syariah Index


(JII) Konvensional
Perbandingan (LQ 45)

Reksadana Kinerja Reksadana


Syariah Konvensional

Kinerja investasi syariah sama Kinerja investasi syariah berbeda


dengan investasi konvensional dengan investasi konvensional

1.7 Tujuan Penelitian


Berdasarkan pada permasalahan dan hipotesa di atas maka tujuan dari
penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbandingan kinerja investasi, antara investasi syariah
dengan investasi konvensional
2. Untuk mengetahui besaran tingkat signifikansi perbandingan antara kinerja
investasi syariah dengan kinerja investasi konvensional
3. Untuk mendapatkan proyeksi sederhana (berdasarkan hasil saat ini) antara
kinerja investasi syariah dengan kinerja investasi konvensional

1.8 Manfaat Penelitian


Dari penelitan ini diharapkan dapat memberi wawasan baru kepada para
investor bahwa kegiatan investasi dapat dilakukan tanpa meninggalkan nilai-nilai
syariah. Bagi para manager investasi diharapkan penelitian ini bisa memberi
alternative portofolio yang bisa ditawarkan kepada para investor. Bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi
penelitian terdahulu mengenai investasi syariah

8
1.9 Sistematika Penulisan
Rencana penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab, dengan rincian
sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan. Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang
pasar modal, investasi syariah, batasan masalah, beberapa penelitian yang telah
dilakukan sehingga sampai pada perumusan maslah dan landasan teori. Kemudian
menghasilkan hipotesa penelitian, lalu dijelaskan bentuk kerangka pemikiran serta
tujuan dan manfaat dari penelitian.
Bab II. Tinjauan Kepustakaan. Dasar-dasar teori yang digunakan dalam
penelitian disajikan pada bab ini, yang meliputi penjelasan mengenai investasi
syariah, perkembangan investasi syariah di Indonesia, teori yang berkaitan dengan
pengukuran kinerja investasi serta penelitian-penelitian yang pernah dilakukan
yang berkaitan dengan penelitian ini.
Bab III. Metodologi Penelitian. Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah
yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian, model yang digunakan, data-data
yang diperlukan serta instrument yang digunakan untuk mengolah data.
Bab IV. Analisa Hasil Penelitian. Hasil penelitian yang didapat
kemudian dianalisa dan dibahas pada bab ini.
Bab V. Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh
dari penelitian serta saran-saran mengenai penelitian lanjutan yang dapat
dilakukan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dari penlitian ini dan
mengembangkan lanjutan mengenai investasi syariah.

9
Daftar Pustaka

Buku Teks
Huda, Nurul, Mustafa Edwin Nasution, (2008), Investasi pada Pasar Modal
Syariah, Jakarta, Kencana Prenada Media Group.
Karim, Adiwarman, (2007), Bank Islam: analisis fiqh dan keuangan, Jakarta, PT
RajaGrafindo Persada.
Nafik HR, Muhammad, (2009), Bursa Efek dan Investasi Syariah, Jakarta, PT
Serambi Ilmu Semesta.
Widoatmodjo, Sawidji, (2008), Cara Sehat Investasi Pasar Modal; Pengantar
Menjadi Investor Profesional, Jakarta, PT Elex Media Komputindo.
Yuliana Indah, (2010), Investasi Produk Keuangan Syariah, Malang, UIN-Maliki
Press.
Irwan, Ch. (2017). The Effect Of Financial Ratios On Islamic Rural Bank Performance In
Indonesia. International Journal, 6(08), 384–390.

Tesis
Huda, Nurul, (2004), Pasar Modal Syariah dan Faktor yang Mempengaruhi Beta
Saham: Studi Kasus JII dan LQ-45 tahun 2002-2003, Tesis Pascasarjana
Universitas Indonesia Kekhususan Ekonomi dan Keuangan Syariah.
Sufianti, Yanti, (2003), Analisa Kinerja Investasi Etis di Indonesia periode 2001 -
2002: Studi Kasus Perbandingan Kinerja Investasi Konvensional dengan
Investasi Syariah di Indonesia, Tesis, Pascasarjana Fakultas Ekonomi
Program Studi Ilmu Manajemen.

Website
http://reksadana.danareksaonline.com/
http://www.bapepam.go.id/

10
http://www.idx.co.id/
http://www.bi.go.id/

Lain-Lain
MUI, Fatwa Dewan Syariah Nasional, Jakarta
Tim Studi Tentang Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia, (2004), Studi
Tentang Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia, download melalui
http://www.bapepam.go.id/syariah/publikasi/riset/pdf/investasi_syariah_di
_pasar_modal.pdf

11

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai