Anda di halaman 1dari 9

PERKEMBANGAN EKONOMI ISLAM PASAR MODAL SYARIAH

12
Fakultas Ekonomi, Universitas Asahan
Dewi Astika1, Meiwani Hasanah2
Email: dewiastika281@gmail.com1, meiwanihasanah21@gmail.com2,
Abstrak
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia juga tidak terlepas dari beberapa faktor
pendorong. Faktor-faktor ini dikelompokkan menjadi faktor eksternal dan internal. Islam
adalah Islam sebagai sistem kehidupan yang universal, integral, dan komprehenshif telah
menetapkan tatanan yang utuh untk kehidupan manusia. Islam merupakan agama yang
sempurna, yang mengatur hal yang berkaitan dengan ekonomi. Industri keuangan syariah di
Indonesia memiliki potensi untuk terus bertumbuh dan memiliki kemanfaatan yang besar
bagi perekonomian. Mengapa industri jasa keuangan syariah belum bisa secara signifikan
berkontribusi dan menggarap sektor-sektor tersebut? Salah satu kunci permasalahan yang
selama ini diidentifikasi adalah kurangnya inovasi produk, yang bila dirunut akan bermuara
pada perlunya dukungan riset dan kualitas SDM industri keuangan syariah.
Kata Kunci: Perkembangan, Ekonomi Islam, Pasar Modal, Syari’ah
Abstract
The development of sharia economics in Indonesia is also inseparable from several driving
factors. These factors are external and internal. Islam is Islam as a universal, integral, and
comprehensive system of life that has established a complete order in human life. Islam is a
perfect religion, which regulates matters related to the economy. The Islamic finance industry
in Indonesia has the potential to continue to grow and has great benefits for the economy.
Why hasn’t the Islamic financial services industry been able to contribute and develop these
sectors significantly? One of the key problems that has been identified so far is the lack of
product innovation, which if traced back will lead to the need for research support and the
quality of human resources in the Sharia financial industry.
Keywords: Development, Islamic Economics, Capital Market, Sharia
PENDAHULUAN
Pasar modal syariah menerapkan prinsip-prinsip syariah berdasarkan Al-Qur’an dan
Hadits Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya, dari dua sumber hukum tersebut, disusun suatu
ilmu yang disebut dengan ilmu fiqh oleh para ulama. ilmu tentang muamalah. Keberadan pasar
modal syariah sangat bermanfaat dalam perekonomian untuk mendorong praktisi usaha umat Islam
dalam pasar modal yang sesuai dengan syariah. Perkembangan ekonomi suatu negara juga tidak
mungkin lepas dari perkembangan pasar modal. Selain itu, umat Islam memerlukan pasar modal yang
aktivitasnya sejalan dengan prinsip syariah. (Ghofur, 2020)
Pengertian pasar dalam arti sempit adalah tempat para penjual dan pembeli bertemu
untuk melakukan transaksi. Pembeli dan penjual langsung bertemu untuk melakukan
transaksi dalam suatu tempat yang disebut dengan pasar. Dalam pengertian yang luas, pasar
merupakan tempat melakukan transaksi dan pembeli. Dalam pengertian ini, antara penjual
dan pembeli tidak harus bertemu dalam suatu tempat secara langsung (Kasmir, 2004: 193).
Hubungan antara keduanya dapat dilakukan dengan menggunanakan sarana informasi yang
ada seperti internet, telepon seluler ataupun sarana-sarana yang lain. (Faozan, 2013)
Keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor terpenting
dalam ikut membangung perekonomian nasional, terbukti telah banyak industri dan
perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal ini sebagai media untuk
menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Secara
faktual, pasar modal telah menjadi financial nerve centre (saraf finansial dunia) pada
dunia ekonomi modern dewasa ini, bahkan perekonomian modern tidak akan
mungkin bisa eksis tanpa adanya pasar modal yang tangguh dan berdaya saing
global serta terorganisir dengan baik. (Irawan, 2023)
Perbedaan secara umum antara pasar modal konvensional dengan pasar
modal syariah dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme transaksinya, sedangkan
perbedaan nilai indeks saham syariah dengan nilai indeks saham konvensional
terletak pada kriteria saham emiten yang harus memenuhi prinsip-prinsip dasar
syariah. Secara umum konsep pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional
tidak jauh berbeda meskipun dalam konsep pasar modal syariah disebutkan
bahwa saham yang diperdagangkan harus berasal dari perusahaan yang bergerak dalam
sektor yang memenuhi kriteria syariah dan terbebas dari unsur ribawi, serta
transaksi saham dilakukan dengan menghindarkan berbagai praktik spekulasi. (Yaqin,
2010)
Tidak dijumpai baik dalam Al-Qur'an maupun Hadist nash yang membicarakan
tentang masalah pasar modal dan juga hukumnya. Namun demikian, perdagangan saham
tidak bertentangan dengan hukum Islam. Akan tetapi, kebolehan jual beli saham ini terbatas
pada saham-saham yang bidang usahanya tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan
syariat Islam. Seperti, perusahaan-perusahaan yang memproduksi makanan, minuman atau
jasa yang tidak dilarang Agama. Oleh karena itu, orang Islam yang ingin membeli saham
suatu perusahaan, terlebih dahulu harus mengadakan penyelidikan yang saksama tentang
bidang usaha dari perusahaan yang menawarkan saham tersebut. (Ramadhani, 2020)
Hukum pasar modal syariah tidak dijumpai baik dalam Al-Qur'an maupun Hadist
nash yang membicarakan tentang masalah pasar modal dan juga hukumnya. Namun
demikian, perdagangan saham tidak bertentangan dengan hukum Islam. Akan tetapi,
kebolehan jual beli saham ini terbatas pada saham-saham yang bidang usahanya tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan syariat Islam. Seperti, perusahaan-perusahaan yang
memproduksi makanan, minuman atau jasa yang tidak dilarang Agama . (Toha, 2020)
Oleh karena itu, orang Islam yang ingin membeli saham suatu perusahaan, terlebih
dahulu harus mengadakan penyelidikan yang saksama tentang bidang usaha dari perusahaan
yang menawarkan saham tersebut. Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia
(MUI) pada tahun 2003 5 mengeluarkan fatwa tentang kebolehan bertransaksi di pasar modal
selama mekanisme dan objeknya tidak bertentangan dengan prinisp syariah. Fatwa yang
dikeluarkan oleh DSN berkaitan dengan ketentuan umum pasar modal syariah, prinsip-
prinsipnya, emiten yang menerbitkan efek syariah, kriteria dan jenis efek syariah, transaksi
yang dilarang dan penentuan harga saham. . (Adiningtyas, 2022)
Sektor perbankan syariah dan pasar modal syariah merupakan dua sektor yang
dianggap memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari
kedalaman nilai financial deepening. Di Indonesia sektor pasar modal memang bukan
merupakan bagian terbesar dari sektorkeuangan. Sektor perbankanlah yang merupakan
bagian dominan dalam sector keuangan Indonesia. Namun baik pasar modal maupun
perbankan keduanya mengalami pertumbuhan yang berjalan beriringan. Pemilihan variabel
sebagai proksi financial deepening pada sektor perbankan didasarkan pada aktivitas atau
kegiatan utama perbankan yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk dana pihak
ketiga yang dihimpun perbankan kemudian menyalurkan dana tersebut sebagai pembiayaan.
Sedangkan instrument sukuk pada sektor pasar modal syariah merupakan alternative
pembiayaan jangka panjang yang dapat digunakan tidak hanya oleh perusahaan, tetapi juga
oleh pemerintah. (Latifah, 2016)
Prinsip instrumen pasar modal syariah berbeda dengan pasar modal konvensional.
Saham yang diperdagangkan pada pasar modal syariah harus datang dari emiten yang
memenuhi kriteria-kriteria syariah. Obligasi yang diterbitkanpun harus menggunakan prinsip
syariah, seperti mudharabah, musyarakah, ijarah, istishna’, salam, dan murabahah. Selain
saham dan obligasi syariah, yang diperjual belikan pada pasar modal syariah adalah reksa
dana syariah yang merupakan sarana investasi campuran yang menggabungkan saham dan
obligasi syariah dalam satu produk yang dikelola oleh manajer investasi. (Abduh, 2015)
Prinsip instrumen pasar modal syariah berbeda dengan pasar modal konvensional.
Saham yang diperdagangkan pada pasar modal syariah harus datang dari emiten yang
memenuhi kriteria-kriteria syariah. (Fitria, 2016)
Tujuan penelitian:
1. Untuk mendeskripsikan pasar modal syariah dalam Ekonomi Islam.
2. Untuk mendeskripsikan dan membandingkan pasar modal syariah dalam Ekonomi
Islam dan pasar modal konvensional.
3. Untuk mendeskripsikan alur pasar modal syariah Ekonomi Islam.

TINJAUAN TEORITIS
Pengertian pasar dalam arti sempit adalah tempat para penjual dan pembeli bertemu
untuk melakukan transaksi. Pembeli dan penjual langsung bertemu untuk melakukan
transaksi dalam suatu tempat yang disebut dengan pasar. Dalam pengertian yang luas, pasar
merupakan tempat melakukan transaksi dan pembeli. Dalam pengertian ini, antara penjual
dan pembeli tidak harus bertemu dalam suatu tempat secara langsung. Hubungan antara
keduanya dapat dilakukan dengan menggunanakan sarana informasi yang ada seperti internet,
telepon seluler ataupun sarana-sarana yang lain.
Pengertian modal dalam konsep ekonomi Islam berarti semua harta yang bernilai
dalam pandangan syar'i, dimana aktivitas manusia ikut berperan serta dalam usaha
produksinya dengan tujuan pengembangan. Modal yang diperdagangkan dalam pasar modal
merupakan modal yang bila diukur dari segi waktu merupakan modal jangka panjang. Maka
dari itu, bagi suatu emiten sangat menguntungkannya karena masa pengembaliannya sangat
panjang, baik modal yang bersifat kepemilikan ataupun hutang. Modal yang bersifat
kepemilikan masa pengembaliannya relatif lebih panjang dari pada modal yang bersifat
hutang. Modal jenis pertama jangka waktu pengembaliannya sampai perusahaan yang
bersangkutan tutup.
Pasar modal syariah berbeda dengan pasar modal konvensional. Saham yang
diperdagangkan pada pasar modal syariah berasal dari emiten yang memenuhi kriteria-
kriteria syariah. Obligasi yang diterbitkan pun harus menggunakan prinsip syariah, seperti
mudharabah, musyarakah, ijarah, istishna’, salam, dan murabahah. Selain saham dan obligasi
syariah, yang diperjual belikan pada pasar modal syariah adalah reksa dana syariah yang
merupakan sarana investasi campuran yang menggabungkan saham dan obligasi syariah
dalam satu produk yang dikelola oleh manajer investasi.
Sebagai institusi keuangan, pasar modal tidak terlepas dari berbagai kelemahan dan
kekurangan yang salah satunya adalah tindakan spekulasi. Para investor selalu
memperhatikan perubahan pasar, membuat berbagai analisis dan perhitungan, serta
mengambil tindakan spekulasi di dalam pembelian maupun penjualan saham. Aktivitas inilah
yang membuat pasar tetap aktif. Tetapi, aktivitas ini tidak selamanya menguntungkan,
terutama ketika hal ini menyebabkan depresi besar. Dalam pasar modal, dibedakan antara
spekulan dengan pelaku bisnis (investor) dari derajat ketidakpastian yang dihadapinya. Untuk
itu perlu dilihat dahulu karakter dari masing-masing investasi dan spekulasi:
1. a). Investor di pasar modal adalah pihak yang memanfaatkan pasar modal sebagai
sarana untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang diyakininya baik dan
menguntungkan, bukan untuk tujuan mencari capital gain melalui short selling.
Mereka mendasari keputusan investasinya pada informasi yang terpercaya tentang
faktor-faktor fundamental ekonomi dan perusahaan itu sendiri melalui kajian yang
seksama. Sementara spekulan bertujuan untuk mendapatkan capital gain yang
biasanya dilakukan dengan upaya goreng menggoreng saham.
2. b) Spekulasi sesungguhnya bukan merupakan investasi, meskipun di antara keduanya
ada kemiripan. Perbedaan yang sangat mendasar di antara keduanya terletak pada
spirit yang menjiwainya, bukan pada bentuknya. Para spekulan membeli sekuritas
untuk mendapatkan keuntungan dengan menjualnya kembali secara short term.
Sedangkan para investor membeli sekuritas dengan tujuan untuk berpartisipasi secara
langsung dalam bisnis yang lazimnya bersifat long term.
3. c) Spekulasi adalah kegiatan game of chance sedangkan bisnis adalah game of skill.
Seorang dianggap melakukan kegiatan spekulatif apabila ia ditenggarai memiliki
motif memanfaatkan ketidakpastian untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek.
Dengan karakteristik di atas, maka investor yang terjun di pasar perdana dengan
motivasi mendapatkan capital gain semata-mata ketika saham dilepas di pasar
sekunder, bisa masuk ke dalam golongan spekulan. 17
4. d) Spekulasi telah meningkatkan unearned income bagi sekelompok orang dalam
masyarakat, tanpa mereka memberikan kontribusi apapun, baik yang bersifat positif
maupun produktif. Bahkan, mereka telah mengambil keuntungan di atas biaya
masyarakat yang bagaimanapun juga sangat sulit untuk bisa dibenarkan secara
ekonomi, sosial, maupun moral.
5. e) Spekulasi merupakan sumber penyebab terjadinya krisis keuangan. Fakta
menunjukkan bahwa aktivitas para spekulan inilah yang menimbulkan krisis di Wall
Street tahun 1929 yang mengakibatkan depresi yang luar biasa bagi perekonomian
dunia di tahun 1930-an. Begitu pula dengan devaluasi poundsterling tahun 1967,
maupun krisis mata uang franc di tahun 1969. Ini hanyalah sebagian contoh saja.
Bahkan hingga saat ini, otoritas moneter maupun para ahli keuangan selalu
disibukkan untuk mengambil langkah-langkah guna mengantisipasi tindakan dan
dampak yang mungkin ditimbulkan oleh para spekulan.
6. f) Spekulasi adalah outcome dari sikap mental ingin cepat kaya. Jika seseorang telah
terjebak pada sikap mental ini, maka ia akan berusaha dengan menghalalkan segala
macam cara tanpa mempedulikan rambu-rambu agama dan etika.

METODE PENELITIAN
Peneltian ini menggunakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
dengan teknik analisis deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dengan memanfaatkan
bukti-bukti berupa data dan fenomena pada proses penelitian yang disajikan untuk kemudian di
deskripsikan maknanya, sehingga dalam proses penyusunan narasi makna tersebut tergantung pada
kapabilitas dan kedalaman peneliti dalam menganalisis. Tujuan dalam analisis kualitatif adalah untuk
penggunaan suatu sistematisasi tertentu dan mentransformasikan data-data narasi atau teks tertentu
ke dalam bentuk singkat atas hasil utama yang bersifat terorganisir dan ringkas. Kemudian,
teknik analisis deskriptif merupakan upaya guna pengumpulan dan penyusunan data untuk kemudian
dilakukan analisis terhadap data tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Menurut M. Metwally sebagaimana dikemukakan oleh Heri Sudarsono,
menyebutkan ada lima fungsi dari pasar modal syariah. Kelima fungsi pasar modal syariah
tersebut adalah sebagai berikut Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam
kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian
1. dari keuntungan dan resikonya.
2. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan
likuiditas.6
3. Memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan modal dari luar untuk membangun
dan
4. mengembangkan lini produksinya.
5. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga saham
yang
6. merupakan ciri umum pasar modal konvensional.
7. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis
sebagaiman
8. tercermin pada harga saham.
9. Dari beberapa fungsi pasar modal syariah di atas diketahui bahwa keberadaan pasar
modal syariah
10. sangat bermanfaat dalam rangka meningkatkan aktifitas perekonomian umat Islam
dan selanjutnya
11. dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Dalam Ketentuan Umum, pasal 1, dijelaskan yang dimaksud dengan ;
1. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum
danperdagangan efek. Perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannyaserta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
2. Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum;
3. Efek Syari’ah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal adalah surat berharga yang akad,
pengelolaanperusahaannya maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip
syariah.
4. Syari’ah Compliance Officer (SCO) adalah pihak atau pejabat dari suatu
perusahaanatau lembaga yang telah mendapat sertifikat dari DSN-MUI dalam
pemahamanmengenai prinsip-prinsip syariah di pasar Modal.
5. Pernyataan Kesesuaian Syariah adalah pernyataan tertulis yang dikeluarkan
olehDSN-MUI terhadap suatu Efek Syariah bahwa efek tersebut sudah sesuai
denganprinsip-prinsip Syariah.
6. Prinsip-prinsip syariah adalah prinsip-prinisp yang didasarkan atas ajaran Islam
yangpendapatnya dilakukan oleh DSN-MUI, baik ditetapkan dalam fatwa ini
maupundalam fatwa terkait lainnya.
Dalam Prinsip-Pirnisp Syariah di Bidang Pasar Modal, pasal 2, Pasar Modal ;
1. Pasar Modal berserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten,jenis
efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya dipandang telahsesuai
dengan syariah apabila telah memenuhi prinsip-prinsip syariah.
2. Suatumemperoleh pernyataan kesesuaian syariah.
Dalam Emiten yang Menerbitkan Efek Syariah, pasal 3, memuat Kriteriamiten atau
Perusahaan Publik :
1. Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara
pengelolaanperusahaan emiten atau perusahaan publik yang menrbitkan efek syariah
tidak bolehbertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
2. Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah
sebagaiamandimaksud dengan pasal 3 angga 1 di atas, antara lain ;
a. Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang;
b. Lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan
asuransikonvensional;
c. Produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang haram; dan
d. Produsen, distributor, dan/atau penyedia barang-barang ataupun jasa yangmerusak
moral dan bersifat mudarat;
e. Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi
tingkat(nisbah) utang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan
darimodalnya.
3. Emiten atau perusahaan publik yang bermaksud menerbitkan efek syariah wajibuntuk
menandatangani dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai dengan syariah atasefek
syariah yang dikeluarkan.
4. Emiten atau perusahaan pbulik yang menerbitkan efek syariah wajib menjamin bahwa
kegiatan usahanya memenuhi prinsip-prinsip syariah dan memiliki
SyariahComplience Officer.
5. Dalam hal emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan efek syariah sewaktu-
waktu tidk memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka efek yang diterbtikan
dengansendirinya sudah bukan sebagai efek syariah.
Dalam Kriteria dan Jenis Efek Syariah, pasal 4, memuat Jenis Efek Syariah
1. Efek syariah mencakup saham syariah, obligasi syariah, reksadana syariah,
KontrakInvestasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) Syariah dan surat berharga
lainnyayang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
2. Saham syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang
memenuhikriteria sebagaimana tercantum dalam pasal 3, dan tidak termasuk saham
yangmemiliki hak-hak istimewa.
3. Obligasi syariah adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip
syariahyang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan
emitenuntuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi
hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
4. Reksa dana syariah adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan
prinsipsyariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta
(shahibulmaal/rabbul maal) dengan manajer investasi, begitu pula pengelolaan dana
investasisebagai wakil shahibul maal, maupun antara menajer investasi sebagai wakil
shahibu maal dengan pengguna investasi.
5. Efek Beragun Aset Syariah adalah efek yang diterbitkan oleh kontrak
investasikolektif EBA Syariah yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa
tagihanyang timbul dari surat berharga komersial, tagihan yang timbul di kemudian
hari, juallbeli pemilikan aset fisik oleh lembaga keuangan, efek bersifat investasi
yang dijaminoleh pemerintah, sarana peningkatan investasi/ atau kas serta aset
keuangan setara,yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
6. Surat berharga komersial syariah adalah surat pengakuan atau suatu
pembiayaandalam jangka waktu tertentu yang sesua dengan prinsip-prinsip syariah.
Dalam Transaksi Efek, pasal 5 memuat transaksi yang dilarang:
1. Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta tidak
diperbolehkan melakukan spekulasi dan manipulasi yang di dalamnya
mengandungunsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan kezhaliman.
2. Tindakan spekulasi transaksi yang mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir,
risywah, maksiat dan kezhaliman sebagamana dimaksud ayat 1 di atas meliputi:
a. Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu;\
b. Ba’i al-ma’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (efek syariah) yangbelum
dimiliki (short selling);
c. Insider trading, yaitu memekai informasi orang dalam untuk
memperolehkeuntungan atas transaksi yang dilarang;
d. Menimbulkan informasi yang menyesatkan;
Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi
tingkat(nisbah) utang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan
darimodalnya; dipindahkan ke pasal 2
Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas efek syariah dengan fasilitaspinjaman
berbasis bungan atas kewjiban penyelesaian pembelian efek syariahtersebtu; dan
Ikhtikar (penimbunan), yaitu melakukan pembelian atau dan pengumpulan suatuefek
syariah untuk menyebabkan perubahan harga efek syariah dengan
tujuanmempengaruhi pihak lain;
Dan transaksi-transaksi lain yang mengandung unsur-unsur di atas.Pasal 6, harga
pasar wajar, harga pasar dari efek syariah harus mencerminkan nilaivaluasi kondisi
yang sebenarnya dari aset yang menjadi dasar penerbitan efek tersebutdan / atau
sesuai dengan mekanisme pasar yang teratur wajar dan efisien serta tidakdirekayasa.

SIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi dalam Ekonomi Islam dan
Ekonomi Konvensional. Berdasarkan data yang dikumpulkan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Teori pasar modal yang Islami dibangun atas dasar syariah Islam. Dalam Ekonomi
Islam konsumsi hukum dan modal syariah
2. Perbedaan pasar modal syariah, secara umum kegiatan Pasar Modal Syariah tidak
memiliki perbedaan dengan pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa
karakteristik khusus Pasar Modal Syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme
transaksi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
Dalam kesimpulan tersebut, penelitian ini menunjukkan bahwa Ekonomi Islam
memiliki pengaruh terhadap konsumsi bagi umat manusia. Teori Konsumsi Islam membatasi
konsumsi berdasarkan konsep harta dan berbagai jenis konsumsi sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah Islam demi keberlangsungan dan kesejahteraan manusia itu sendiri. Dalam
Islam aktifitas konsumsi telah diatur dalam bingkai syariah, sehingga dapat menuntun
seorang muslim agar tidak terjerumus dalam keharaman dan apa yang dikonsumsinya
menjadi berkah.

DAFTAR PUSTAKA

References
Abduh, M. (2015). Penerapan Prinsip Ekonomi Islam Dalam Pasar Modal Syariah. Jurnal'Adliya, 99-
114.
Adiningtyas, S. &. (2022). Pengaruh pengetahuan investasi, motivasi, dan uang saku terhadap minat
mahasiswa berinvestasi di pasar modal syariah dengan risiko investasi sebagai variabel
intervening. urnal Ilmiah Ekonomi Islam,, 474-482.

Faozan, A. (2013). Konsep pasar modal syariah. Muqtasid. Muqtasid: Jurnal Ekonomi dan Perbankan
Syariah,, 287-310.

Fitria, T. N. (2016). ontribusi Ekonomi Islam Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional. urnal Ilmiah
Ekonomi Islam,.

Ghofur, A. (2020). Pengantar Ekonomi Syariah: konsep dasar, paradigma, pengembangan ekonomi
syariah. Pengantar Ekonomi Syariah: konsep dasar, paradigma, pengembangan ekonomi
syariah.

Irawan, H. S. (2023). Potensi Pasar Modal Syariah di Indonesia. urnal Asy-Syarikah: Jurnal Lembaga
Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Islam, 59-70.

Latifah, A. &. (2016). Pengaruh sektor perbankan syariah dan pasar modal syariah terhadap financial
deepening di Indonesia. Pengaruh sektor perbankan syariah dan pasar modal syariah
terhadap financial deepening di Indonesia.: 1-24.

Ramadhani, D. F. (2020). Pengaruh Literasi Keuangan Syariah Terhadap Rencana Investasi di Pasar
Modal Syariah Pada Mahasiswa Ekonomi Islam . urnal Ekonomika Dan Bisnis Islam,, 56-71.

Toha, M. &. (2020). Perkembangan Dan Problematika Pasar Modal Syariah Di Indonesia. Al-Tsaman:
Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Islam, 135-144.

Yaqin, M. A. (2010). Kontribusi Pasar Modal Syariah Terhadap Pembangunan Hukum Pasar Modal
Nasional. LAW REFORM, 97-105.

Anda mungkin juga menyukai