Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Teknik Pengolahan Audio dan
Video yang di bimbing oleh Bapak Ahmad Nurul Fachrudin S. Kom.
Disusun oleh:
Ahdan Nawavy
Kelas: XII – MM
Dalam makalah ini kami menjelaskan secara lebih mendalam mengenai pengertian
Pra produksi, produksi, pasca produksi. Kami juga memaparkan contoh dari masing-masing
tahapan.
Seperti pepatah mengatakan “tak ada gading yang tak retak”, makalah ini pun
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak sangat kami harapkan agar dapat menghasilkan makalah yang lebih baik
di kemudian hari. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan
memberi inspirasi bagi siapapun yang membacanya.
Penulis
A. PRA PRODUKSI ( pre production )
Tahap praproduksi adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan persiapan
sebelum melakukan produksi. Tahap praproduksi merupakan tahap awal dalam membuat
produk multimedia. Tahap ini biasanya berjalan sangat lama bahkan terkadang sampai
menyita sumber daya waktu sebanyak 75% dari keseluruhan produksi. Tahap praproduksi
bertujuan untuk mempersiapkan segala sesuatu agar proses produksi dapat berjalan sesuai
konsep dan menghasilkan suatu produk multimedia sesuai harapan.
Berikut beberapa langkah yang termasuk dalam tahap praproduksi:
a. Penentuan konsep/ide (consept definition)
penentuan konsep atau ide merupakan realisasi dari pemikiran dan gagasan awal yang
bertujuan untuk menuangkanya ke dalam audio visual, berupa ide awal atau tema yang
akan dibuat. Pada tahap ini menentukan sasaran judul (title goals), target pemirsa
(audience), gaya yang ingin ditampilkan (title genre), kebutuhan pasar (market
requirement), parameter anggaran biaya (budget parameter), dan rencana kerja (schedule
requirement).
b. Sinopsis
Sinopsis adalah alur cerita secara singkat. Sinopsis dijelaskan dalam tulisan singkat
sehingga penonton mampu memahami isi cerita yang disampaikan dalam video atau film.
Sebuah sinopsis dikatakan baik apabila mampu menjelaskan cerita secara utuh.
Keindahan gaya bahasa, penjelasan rinci kejadian dalam alur cerita disusun menggunakan
bahasa yang lugas dibutuhkan dalam pembuatan sinopsis. Itu semua dilakukan agar makna
yang disampaikan tidak lari dari cerita. Agar sinopsis menarik maka dibutuhkan
dramaturgi yaitu alur emosi dalam sebuah cerita.
c. Skenario
Skenario adalah sebuah naskah cerita yang menguraikan urut-urutan adegan, tempat,
keadaan, dan dialog. Urutan tersebut disusun dalam konteks struktur dramatik untuk
menjadi acuan dalam proses produksi.
d. Desain (design)
Desain merupakan proses pengumpulan data dan fakta yang relevan, baik berupa gambar,
audio, video, dan lainnya yang berkaitan dengan konsep/ ide perancangan produksi yang
akan dilakukan. Pada langkah ini ditentukan bentuk isi cerita yang ingin ditampilkan
(story/content/services), informasi properti yang akan digunakan, gambar yang akan
ditampilkan baik berupa video, animasi, maupun gambar, kebutuhan suara/audio, masalah-
masalah teknis yang dihadapi, interaksi antara konten yang akan dimunculkan, serta
navigasi atau link yang akan digunakan pada produk multimedia yang akan dibuat.
e. Perencanaan produksi (production plan)
Perencanaan produksi merupakan tahap membuat konsep kerja terhadap apa yang akan
dilakukan. Dalam melaksanakan perencanaan produksi, langkah-langkah yang dilakukan
adalah pembuatan storyboard/content outline, perincian anggaran produksi (budgeting),
jadwal kerja (scheduling), menentukan peralatan yang dibutuhkan (asset management),
pembentukan anggota tim yang akan bekerja (staffing), dan melakukan evaluasi terhadap
langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya.
Storyboard merupakan penjabaran dari teknik visual yang akan ditampilkan. Pada
storyboard dibuat daftar gambar dari setiap adegan yang divisualisasikan dalam bentuk
sketsa gambar jika dianggap perlu. Biasanya audio visual storyboard hanya digunakan
pada pembuatan iklan atau animasi berdurasi pendek, sedangkan dalam pembuatan film
yang berdurasi panjang, hal ini tidak perlu dilakukan.
Menentukan anggaran berarti membuat perhitungan biaya yang jelas dan rasional terhadap
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan kebutuhan yang diperlukan, seperti biaya personel,
Menentukan anggaran berarti membuat perhitungan biaya yang jelas dan rasional terhadap
kebutuhan- konsultan, produksi video, produksi audio, penyewaan alat, dan lain-lain.
Biaya dari kebutuhan-kebutuhan tersebut kemudian dijumlahkan secara keseluruhan,
sehingga dapat diketahui total anggaran yang diperlukan.
3) Penjadwalan (scheduling)
Jadwal kerja merupakan sebuah panduan waktu pelaksanaan kerja. Pada jadwal kerja,
terlampir kegiatan yang dilakukan, awal dan akhir waktu dari masing-masing kegiatan
harus dilakukan, serta orang yang bertanggung jawab untuk melakukan setiap kegiatan
tersebut. Pembuatan jadwal kerja semacam ini berfungsi untuk mengawasi setiap kegiatan
yang dilakukan, sehingga setiap kegiatan dapat terpantau dengan baik. Pembuatan jadwal
kerja ini juga dapat digunakan untuk membandingkan kemajuan, memastikan
penyimpangan yang terjadi dari rencana awal, dan mengambil tindakan korektif yang tepat
waktu.
Pembentukan anggota tim dilakukan melalui tahapan seleksi yang sesuai dengan
kebutuhan produksi dan diharapkan setiap anggota tim dapat bekerja secara profesional
sesuai dengan tugasnya masing-masing. Adapun kebutuhan tim produksi antara lain
desainer, produser, desainer teknik, art director, produser audio, penulis dan penyunting
(editor), graphics artist, kamerawan, programmer, komposer/penata suara, content
specialist, pembantu teknis, asisten produksi, rights and researcher, dan pengacara.
Penyempumaan adalah sebuah proses evaluasi dari beberapa tahap sebelumnya. Ketika
masuk pada bagian ini, semua tahap yang dilakukan sebelumnya harus sudah benar-benar
jelas melalui kontrol dan koreksi pada tiap-tiap bagian. Setelah tahap ini diharapkan tidak
ada lagi kesalahan/kekurangan yang terjadi.
Pada tahap terakhir ini dilakukan penandatanganan kontrak kerja dan pembayaran biaya
sesuai dengan kesepakatan antara perusahaan dan pelanggan. Selanjutnya, proyek ini siap
untuk diproduksi.
B. PRODUKSI (production)
Proses produksi merupakan tahap eksekusi lapangan, berupa pengerjaan proyek yang
mengacu pada persiapan yang dihasilkan dari proses praproduksi. Hal-hal penting yang
dilakukan pada proses produksi meliputi pembuatan konten multimedia, pemrosesan konten,
pembuatan perangkat lunak yang dibutuhkan, mengintegrasikan konten dan perangkat lunak,
merevisi desain, serta membangun versi alfa. Pada tahap membangun versi alfa, hampir
semua fungsi produk multimedia sudah dibangun, diimplementasikan, dan diintegrasikan.
Selanjutnya, dilakukan pengujian awal pada produk, mengevaluasi produk, merevisi
perangkat lunak dan konten berdasarkan hasil evaluasi, serta membangun versi beta. Pada
tahap ini, semua fungsi produk multimedia sudah dibangun, diimplementasikan, dan
diintegrasikan, tetapi belum diuji secara lengkap.
Langkah ini berupa tahap menyiapkan dan membuat bahan-bahan (konten multimedia)
yang akan digunakan dalam pembuatan proyek, seperti teks, gambar, video, animasi, efek
visual, efek suara, maupun musik/lagu. Jika produk yang dibuat berupa film, maka dalam
tahap ini dilakukan pengambilan gambar dengan kamera video (shooting).
Hal-hal yang dilakukan dalam pemrosesan konten antara lain uji coba terhadap konten dan
kesesuaiannya dengan tema yang akan digunakan, melakukan pengolahan dan pengeditan
konten, mengumpulkan dan menempatkan konten pada desain yang telah ditentukan,
membuat format ukuran dan membentuk konten sesuai rancangan, serta memperkecil
ukuran format file konten agar tidak terlalu berat pada saat digunakan dalam aplikasi. Pada
proyek pembuatan film, dalam tahap ini dilakukan proses pemindahan video hasil shooting
dari kaset Mini DV ke dalam harddisk komputer atau biasa disebut dengan proses capture.
Tahap ini perlu diperhitungkan lebih lanjut. Jika memang harus dan memungkinkan,
maka perlu dilakukan pembuatan perangkat lunak (software) untuk melakukan pengolahan
konten. Biasanya pengolahan konten dapat dilakukan dengan perangkat lunak yang sudah
beredar di pasaran, seperti Adobe Photoshop, CorelDRAW, 3DS Max, Adobe Premiere,
Ulead, After Effect, Flash, dan lain-lain. Dalam proyek pembuatan film, pada tahap ini
dilakukan proses penyuntingan, berupa pemotongan dan penggabungan video sesuai
dengan konsep yang telah ditentukan.\
d. Mengintegrasikan konten dan perangkat lunak (integration of content and software)
Setelah semua tahap sebelumnya dilakukan dan perangkat lunak siap, selanjutnya
dilakukan penggabungan berbagai konten tersebut menjadi sebuah desain yang sesuai
dengan tema proyek, sehingga menjadi satu kesatuan berupa produk multimedia. Pada
proyek film, langkah ini berupa penggabungan semua unsur video, narasi, suara, animasi,
dan konten pendukung lainnya menjadi satu kesatuan atau lebih dikenal dengan istilah
rendering.
Pada tahap ini dilakukan preview dengan memperlihatkan hasil desain kepada pimpinan
produksi dan anggota tim lainnya. Tujuannya untuk mencari masukan kemudian
melakukan koreksi/revisi jika masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki atau
dikembangkan lebih lanjut.
g. Merevisi konten dan perangkat lunak sesuai dengan desain akhir (revise content and
software according to final design)
Pada tahap ini akan kembali dilakukan revisi berdasarkan hasil pengujian awal terhadap
konten dan desain dengan memerhatikan saran dan masukan-masukan yang diperoleh pada
pengujian awal. Dalam tahap ini, dapat dipastikan bahwa konten dan desain benar-benar
sempurna dan tidak ada kesalahan lagi.
Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap produk yang dibuat sebelum dikeluarkan
secara komersial. Produk akan diedarkan secara gratis kepada calon pengguna untuk
mendapatkan informasi mengenai produk, terutama dalam hal kelemahan dan
kekurangannya.
Berdasarkan hasil yang didapat dari mengedarkan versi alfa produk, selanjutnya ditarik
kesimpulan dan tindakan atas masukan dari calon pengguna mengenai kelemahan dan
kekurangan produk. Setelah dilakukan perbaikan produk, kemudian dilakukan tes awal,
yaitu mencoba produk untuk dinilai apakah sudah benar-benar siap dan benar-benar layak
untuk diedarkan ke pasaran dan digunakan oleh sasaran pengguna dari produk tersebut.
j. Evaluasi (evaluation)
Pada tahap evaluasi, dilakukan peninjauan kembali terkait kelemahan dan kekurangan dari
produk multimedia yang telah dibuat.
k. Merevisi perangkat lunak dan konten berdasarkan evaluasi (revise software and content
based on evaluation)
Tahap ini merupakan tes hasil produk tahap kedua sebelum dikeluarkan secara komersial.
Pada tahap ini, produk diedarkan secara percuma (seperti versi alfa) kepada pengguna
untuk mendapatkan komentar dan informasi mengenai kelemahan perangkat lunak, serta
masukan lain yang diperlukan untuk produk tersebut.
Pengujian versi beta (beta testing) merupakan tahapan pengujian akhir dari
penyempurnaan perangkat lunak (software) atau produk multimedia yang melewati proses
produksi. Pengujian yang dilakukan adalah terhadap konten, interaksi yang tidak terduga,
serta memeriksa agar jangan sampai terjadi hambatan (crash) pada produk yang sudah
dibuat.
b. Evaluasi
Proses evaluasi merupakan tahap untuk mengevaluasi atau menilai kembali produk
multimedia yang telah melewati pengujian versi beta (beta testing), guna memastikan
bahwa produk tersebut sudah benar-benar layak untuk diedarkan ke pasaran.
Langkah ini bertujuan untuk melakukan perbaikan apabila masih ditemukan kekurangan
pada produk multimedia.
Pada tahap ini dikeluarkan produk multimedia pertama kali dalam bentuk mini
DV/kepingan CD/DVD atau dalam bentuk lain yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Golden master siap diedarkan ke pasaran.
Langkah terakhir yang dilakukan adalah menyimpan semua bahan produksi yang telah
digunakan sebagai arsip jika sewaktu-waktu diperlukan kembali, seperti peralatan, file
digital utama (master digital files). perangkat lunak yang digunakan, konten-konten yang
telah digunakan, dan semua dokumentasi yang digunakan pada saat produksi.
c. Skenario
Fade in
Ken berjalan pada setapak menuju bangku kayu panjang. Ia kelelahan sambil memijit
pelipis. Lalu duduk.
Beat
Mas In :
Masih suka merasa pusing?
Ken :
Masih, Mas. Nih lagi sakit kepala
Mas In :
Ya udah rehat
Ken :
Oke ... Sayang
Beat
Ken tersenyum geli. Ia mengenang ulahnya yang sering usilin Mas In.
Cut to :
Ken sedang mengetik konsep artikel di noted hp sambil memijit kepala karena merasa
pusing. Tiba-tiba ada pesan masuk WA dari Mas In yang mengirim ebook cerpen.
Ken :
(emot love)
Mas In :
Lagi ngapain?
Ken :
Lagi kangen kamu. (emot kiss dan emot nyengir)
Mas In :
Oke-oke. Istirahat. Tidur yah!
Ken :
Ya, Mas.
Cut back to :
Ken beranjak dari bangku hendak pulang. Baru beberapa langkah tiba-tiba smartphone
Ken berdering. Ia merogoh saku, mengambil handphone dan memperhatikan nomor asing
lalu menerima panggilan.
Ken :
Halo
Asing (O.S) :
Selamat sore
Ken :
Sore. Ini siapa?
Intercut to :
Asing :
Maaf mengganggu. Kami dari PT. Jaya ingin me ...
Intercut to :
Ken :
Maaf. Om salah sambung.
Ken (Cont'D) :
Dasar tukang tipu.
Ken (V.O) :
Dipikir gue bodoh ... apa
Sound effect (F.X) : Nada dering panggilan handphone
Cut to :
Sc. 4 - INT. - RUANG TIDUR KEN - MALAM (PUKUL 19.00 WAKTU SETEMPAT)
Cast : Ken
Ken lagi tengkurap sibuk bermain gadget. Keluar masuk Aplikasi WA-Facebook-
Telegram untuk balas japrian teman, komenan di febe atau sekadar intip chat-an grup Tele
dan WA.
Lalu gugling cari contoh script film dan keluar masuk situs yang mengulas istilah-istilah
script film. Ia garuk-garuk kepala karena bingung sambil ngedumel.
Ken :
Otakku mumet mikir nih format script film yang bener yang mana sih? Kok beda-beda.
Mana istilahnya mirip-mirip lagi. Gimana cara hapalnya ....
Ken (Cont'D) :
Adouhh! Waktu DL-nya mepet lagi. Pusing pala Berbi.
Cut to :
Cast : Ken
Ken melanjutkan membaca dan berusaha memahami istilah-istilah yang aneh baginya.
Sesekali keningnya mengerut sambil garuk kepala.
Ken :
Long shot ... Close Up ... banyak amat yah macamnya. Gimana cara bedainnya. Aissh!
Ken (Cont'D) :
Daripada gue depresi ntar... mending ke warung. Beli chocolatos sekalian makanan ringan.
Enak deh.
Ken tersenyum bahagia, lalu beranjak dari tempat tidur. Kemudian mengambil uang dan
keluar rumah menuju warung tetangga dekat rumah.
Cut to :
Ken men-cut minuman Chocholatos sachet yang tergantung dan memilih makanan ringan.
Ia menyerahkan di meja kasir lalu membayar.
Din :
Berapa
Ken :
Lima ribu.
Sambil menyerahkan satu bungkus minuman Chocolatos, dua keripik pisang, satu keripik
singkong pedas, satu bungkus "Good time" untuk dibungkus.
Beat
Si cowok melotot sebab rokok yang hendak diisap terpental dan percikan api rokok
mengenai kemeja dan tangannya.
Cut to :
Ken :
Sorry
Cowok :
Liat-liat dong!
Ken :
Kan udah minta sorry juga. Bawel amat sih.
Cowok :
Lu tuh yang bawel. Lagian gak liat apa. Nih api ... tahu!. Panas. Tahu gak! Paaanas.
Melepuh nih.
Ken (V.O) :
Gak apa-apa juga tuh tangan. Dasar reseh. Bilang aja minta ditraktir juga.
Si cowok mendongak tiba-tiba. Ken terperanjat dan pura-pura menoleh ke tempat lain.
Cut to :
Cowok :
Gantiin rokok gue
Beat
Ken (V.O) :
Nah! Apa gue bilang. Dasar cowok matre. Ugh!
Ken (Cont'D) :
Idihh! Sebatang doang!
Cowok :
Tetap aja gue rugi
Ken :
Bodo!
Cowok :
Gantiin rokok gue sebungkus. Duit! Duit mana?
Ken :
Whatt! Yang bener aja. Ini namanya pemerasan
Cowok :
Woii! Jangan pergi
Din :
Jangan berantem di sini. Lama-lama kalian berjodoh.
Ken menoleh ke arah Din saat mendengar ucapan Din. Lalu memandang si cowok. Ken
dan si cowok saling pandang.
Cowok (V.O) :
Kayaknya boleh juga nih cewek
Cut to :
Cut to :
Ken :
Apaan lagi sih! Nyebelin banget!
Cowok :
Nih. Jutekmu ketinggalan
Ken :
Ih! Dasar orang aneh
Si cowok senyam-senyum
Ken (Cont'D) :
Auh ah! Mau pulang
Cowok :
Eh tunggu dulu
Ken berhenti.
Cut to :
Alvin :
Alvin
Beat
Ken (V.O) :
Dasar modus. Bilang aja pengin kenalan. Pake sok-sok'an lagi.
Ken (Cont'D) :
Ken
Lalu berlalu.
Alvin (V.O) :
Ebusyet. Jutek amat nih cewek satu.
Cut to :
Ken :
Dasar cowok aneh! Modus! Gue udah pusing, makin muter kepala gue ketemu dia
Cut to :
Cast : Ken
Cut to :
Ken masuk dapur menuju rak piring lalu mengambil gelas untuk menyeduh coklat.
Melihat hal itu, ibu Ken menyapa Ken sedangkan ayah Ken duduk di meja makan
sementara mengunyah makanan.
Ibu Ken :
Gak makan?
Ken :
Masih kenyang, Ma
Ibu Ken :
Ntar Maag-mu kambuh, Nak
Ken berhenti sejenak lalu menuju meja makan dan mengambil sesendok makan nasi lalu
menyuap ke mulutnya. Setelah itu ia berlalu keluar dapur. Ibu Ken hanya geleng-geleng
kepala.
Cut to :
Cast : Ken
Ken pusing memikirkan ide, tema dan judul script film dan format script.
Ken (V.O) :
Judulnya apa yah yang bagus?
Ken menerawang.
Ken (V.O) :
Ambil dari cerpen gue yang judulnya "Dendam berdarah" aja kali yah?
Cut to :
Cast : Ken
Ken :
Aduh baru satu scene udah pusing gue. Mana mesti mikir gimana nempatin long shot,
C.U. dan apalagi nih Extrrrreeem ... shot
Ken :
Nih apalagi. Gue jadi bingung bedain medium shot dan medium long shot
Cut to :
Cast : Ken
Ken sibuk gugling tentang script. Lalu mengetik konsep di noted berpindah ke buku dan
sebaliknya.
Ken merasa kurang pas atas hasil tulisannya dan kurang nyaman dengan layar gadget yang
sempit hingga ia bolak balik mengubah rotasi hp bergantian portrait atau landscape.
Ken :
Baru kali ini gue rasa bener-bener butuh yang namanya Laptop. Nulis di buku juga, tulisan
sendiri kagak bisa baca! Cakar ayam sih.
Cut to :
Cast : Ken
Ken :
Gila udah mo subuh aja. Ngerjain ini aja udah berapa jam gue ngobok otak. Lom lagi
ngubek-ngubek situs. Mana kuota gue mo habis lagi. Lom lagi duit dari dompet Kaskus
lom gue cairin.
Cut to :
Cast : Ken
Beat
Ken lalu melanjutkan tulisan. Tapi tiba-tiba berhenti menulis saat sibuk memikirkan
teknik camera apa yang digunakan untuk gerakan berjalan.
Beat
Ken (V.O) :
Kalo dipikir-pikir .... Masalah camera dan shot-shot-an kan bagian sutradara dan
cameramen
Ken (V.O) :
Jadi penasaran gue apa aja batasan-batasan script writer
Cut to:
Sc. 20 - INT. - RUANG TIDUR KEN - SUBUH
Cast : Ken
Ken gugling tentang script film dan menemukan script film Raditya Dika yang berjudul
"Malam minggu Miko - Hari penembakan Sasha"
Ken membuka Youtube Raditya Dika tentang tutorial script film dan mendengarkan
penjelasannya.
Ken :
Nah! Ini yang gue cari.
Cut to :
Cast : Ken
Ken memikirkan tema, judul dan alur cerita yang akan jadi script barunya.
Ken :
Ahhaaa! Gue tahu judulnya
Ken lalu mengetik di draft noted handpohone sebuah judul script " Tak semudah Raditya
Dika.
Cut to :
Sc. 22 - INT. - RUANG TIDUR KEN - FAJAR
Ken menyelesaikan konsep script, mengedit dan men-submit thread script film pendeknya
yang berjudul "TAK SEMUDAH RADITYA DIKA".
Ken :
Akhirnya ....selesai juga. Tinggal selesaiin tugas lainnya.
Ken (Cont'D) :
Maaaa ... gue lapaaaaar ...!!
Ibu (O.S) :
Jangan teriak, Ken. Tetangga ntar sangka mama gak kasih makan kamu. Sana sholat subuh
biar jadi orang lurus.
Ken cemberut.
Ken (V.O)
Cut to :
Cast : Ken
Ken melongo melihat kucing yang memecahkan piring karena mencari tulang ikan. Lalu
teriak.
Ken :
Blekiiiii...!
Meowww
Sound effect : Suara piring pecah
Cut to black :
Contoh storyboard:
- Kamera (2)
- Lensa (2)
- Lighting
- Microphone
- Tripod
- Gimbal
2 Konsumsi 7 hari 350.000 350.000
f. Penjadwalan (scheduling)
1 Kamera 2
2 Lensa 2
3 Lighting 1
4 Microphone 1
5 Tripod 1
6 Gimbal 1