Anda di halaman 1dari 21

BUPATI MOROWALI

PROVINSI SULAWESI TENGAH

PERATURAN BUPATI MOROWALI


NOMOR 21 TAHUN 2017

TENTANG
TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA
DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MOROWALI,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan
Daerah Kabupaten Morowali Nomor 11 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Morowali, perlu menetapkan Peraturan Bupati
tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Transmigrasi
dan Tenaga Kerja Daerah.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali
dan Kabupaten Banggai Kepulauan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 179,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3900). Sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2000 tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999
tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten
Morowali, dan Kabupaten Banggai Kepulauan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3966);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).
Sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
4. Peraturan Daerah Kabupaten Morowali Nomor 11
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten (Lembaran Daerah
Kabupaten Morowali Tahun 2016 Nomor 011,
(Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Morowali
Nomor 0215);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN


TATA KERJA DINAS TRANSMIGRASI DAN
TENAGA KERJA DAERAH

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Morowali;
2. Pemerintah Daerah adalah kepala Daerah Kabupaten
Morowali sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah yang memimpin pelaksanaan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
otonom;
3. Bupati adalah Bupati Morowali;
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah Kabupaten.
5. Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Presiden yang
pelaksanaannya dilakukan oleh penyelenggara
Pemerintahan Daerah untuk melindungi, melayani,
memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat.
6. Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Daerah adalah
Dinas Transmigrasi dan Tenaga KerjaKabupaten
Morowali.
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disebut
UPT Dinas adalah unsur pelaksana teknis Dinas
Transmigrasi dan Tenaga KerjaDaerah yang
melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang tertentu.
8. Kelompok Jabatan Fungsional adalah himpunan
kedudukan yang mempunyai tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil
dalam Satuan Organisasi, yang dalam pelaksanaan
tugasnya didasarkan pada keahlian dan keterampilan.
BAB II
KEDUDUKAN DAN FUNGSI
Pasal 2
(1) Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Daerah
merupakan unsur Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan tugas pokok Urusan Pemerintahan
Bidang Transmigrasi dan Bidang Tenaga Kerjayang
menjadi kewenangan Daerah.
(2) Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh
Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.

Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Daerah
menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
transmigrasi dan ketenagakerjaan;
b. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang
transmigrasi dan ketenagakerjaan;
c. Perumusan kebijakan teknis di bidang transmigrasi dan
ketenagakerjaan;
d. Pelaksanaan kebijakan di bidang transmigrasi dan
ketenagakerjaan;
e. Pelaksanaan pemantauan, pengawasan, evaluasi dan
pelaporan penyelenggaraan di bidang transmigrasi dan
ketenagakerjaan;
f. Pelaksanaan administrasi Dinas Transmigrasi dan
Tenaga Kerja Daerah; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang terkait bidang
transmigrasi dan tenaga kerja yang diberikan oleh
Bupati.

BAB III
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
Susunan Organisasi Dinas Trasmigrasi danTenaga Kerja
Daerah, terdiri atas:
(1) Kepala Dinas.
(2) Sekretaris, membawahi:
a. Sub Bagian Perencanaan, Program dan Umum.
b. Sub Bagian Keuangan dan Asset.
(3) Bidang Transmigrasi, membawahi:
a. Seksi Perencanaan Kawasan Transmigrasi.
b. Seksi Pengembangan Kawasan Transmigrasi.
c. Seksi Pembangunan Kawasan Transmigrasi.
(4) Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja,
membawahi:
a. Seksi Pelatihan dan Produktifitas Tenaga Kerja.
b. Seksi Penempatan Tenaga Kerja.
(5) Bidang Hubungan Industrial, Syarat Kerja dan Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan, membawahi:
a. Seksi Syarat Kerja dan Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan.
b. Seksi Hubungan Industrial.

BAB IV
TUGAS DAN FUNGSI
Bagian Pertama
Kepala Dinas
Pasal 5
Kepala Dinas mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas pemerintahan dan pembangunan di Bidang
Transmigrasi dan BidangTenaga Kerja serta tugas
pembantuan sesuai dengan Perundang-Undangan yang
berlaku.
Pasal 6
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud
pada Pasal 5, Kepala Dinas mempunyai fungsi:
(1) Penyelenggaraan pembinaan dan pengelolaan data
penyusunan rencana dan program Bidang Transmigrasi
dan Bidang Tenaga Kerja;
(2) Penyimpanan perumusan kebijakan teknis di Bidang
Trasmigrasi dan Bidang Tenaga Kerja;
(3) Pengkoordinasian, pengendalian dan pengawasan serta
evaluasi pelaksanaan tugas di Bidang Transmigrasi
danBidang Tenaga Kerja;
(4) Pembinaan penyelenggaraan ketatausahaan dan
ketatalaksanaan di Dinas Transmigrasi dan Tenaga
Kerja Daerah; dan
(5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati
sesuai dengan perundang-undangan.

Bagian Kedua
Sekretaris
Pasal 7
Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan pemberian
pelayanan teknis dan administrasi kepada Satuan Unit
Kerja di Lingkungan Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja
Daerah.
Pasal 8
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud
pada Pasal 7, Sekretaris mempunyai fungsi:
a. Penyiapan penyusunan rencana, program, anggaran di
bidang tranmigrasi, bidang pelatihan dan penempatan
tenaga kerja, dan bidang hubungan industrial, syarat
kerja dan jaminan sosial ketenagakerjaan;
b. Penyiapanbahan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumah
tanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip,
dan dokumentasi;
c. Penataan organisasi dan tatalaksana;
d. Penyusunan bahan rancangan peraturan perundang-
undangan;
e. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya;

Bagian Ketiga
Sub Bagian Perencanaan, Program dan Umum
Pasal 9
Sub Bagian Perencanaan, Program dan Umum mempunyai
tugas melakukan urusan kepegawaian, tata usaha, rumah
tangga, kerja sama, kehumasan dan protokol serta
ketatalaksanaan di Lingkungan Dinas Transmigrasi dan
Tenaga Kerja Daerah.

Pasal 10
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 9, Sub Bagian Perencanaan, Program dan
Umum menyelenggarakan tugas:
a. Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan rutin Sub
Bagian Perencanaan, Program dan Umum;
b. Melaksanakan penyiapan bahan koordinasi dan
penyusunan rencana dan program dinas;
c. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan pedoman
teknis pelaksanaan kegiatan tahunan dinas;
d. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaanprogram dan kegiatan dinas;
e. Melaksanakan penyusunan laporan kinerja dinas;
f. Mengumpulkan dan mensistematisasikan data untuk
bahan penyusunan program dinas;
g. Merumuskan dan melaksanakan penyusunan program
dan rencana kerja dinas;
h. Melaksanakan analisis, evaluasi dan pengendalian
dalam melaksanakan program dinas;
i. Penyusunan rencana kegiatan urusan umum dan
pengelolaan administrasi kepegawaian;
j. Melaksanakan urusan umum dan pengelolaan
administrasi kepegawaian;
k. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi kegiatan
urusan umum dan pengelolaan administrasi
kepegawaian; dan
l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Sekretaris sesuai tugas dan fungsinya.
Bagian Keempat
Sub Bagian Keuangan dan Asset
Pasal 11

Sub Bagian Keuangan dan Aset mempunyai tugas


melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana,
anggaran, keuangan dan pengelolaan barang milik negara
serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan di Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja daerah.

Pasal 12
Dalam menyelenggarakan tugasnya, Sub Bagian Keuangan
dan Aset mempunyai tugas, sebagai berikut:
a. Mengumpulkan dan mensistematisasikan data untuk
bahan penyusunan anggaran rutin dan pembangunan;
b. Melaksanakan penyusunan rencana anggaran rutin dan
pembangunan;
c. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan dan
pembukuan realisasi anggaran serta membuat laporan
pertangungjawaban;
d. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi dalam
pengelolaan administrasi keuangan dinas.
e. Melaksanakan evaluasi pengeluaran anggaran rutin dan
pembangunan serta pelaporannya;
f. Malaksanakan inventarisasi aset barang milik daerah
yang dikelola dinas baik tidak bergerak maupun
bergerak;
g. Melaksanakan tugas–tugas lain yang diberikan oleh
Sekretaris sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kelima
Bidang Transmigrasi
Pasal 13
Bidang Transmigrasi mempunyai tugas melakukan
pencadangan tanah untuk kawasan transmigrasi di daerah,
melaksanakan pengembangan satuan permukiman pada
tahap kemandirian, dan melakukan penataan persebaran
penduduk yang berasal dari 1 (satu) daerah.
Pasal 14
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
pasal 13, Bidang Transmigrasi, menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan bahan pengkoordinasian layanan
penyusunan rencana kawasan transmigrasi didaerah;
b. Penyiapanbahan layanan pencadangan tanah untuk
kawasan transmigrasi di daerah;
c. Penyiapan bahan pengkoordinasian layanan
pengurusan hak pengelolaan;
d. Penyiapan bahan pengkoordinasian layanan
pembangunan satuan permukiman dikawasan
transmigrasi didaerah;
e. Penyiapan bahan pengkoordinasian pengembangan
masyarakat transmigrasi dibidang ekonomi, sosial
budaya, mental spritual, kelembagaan pemerintahan
dan masyarakat disatuan permukiman pada tahap
kemandirian;
f. Penyiapan bahan pengkoordinasian pengembangan
sarana dan prasarana dan pengelolaan sumber daya
alam satuan permukiman transmigrasi pada tahap
kemandirian;
g. Penyiapan bahan pengkoordinasian layanan
pengurusan penerbitan sertifikat hak atas tanah;
h. Penyiapan bahan pengkoordinasian layanan
perpindahan transmigran dari kabupaten ke provinsi
(daerah asal);
i. Penyiapan bahan pengkoordinasian layanan
perpindahan transmigran dari kabupaten ke satuan
permukiman;
j. Penyiapan bahan pengkoordinasian layanan
penempatan transmigran di satuan permukiman;
k. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam
rangka pengaturan mobilisasi dan persebaran
penduduk.

Bagian Keenam
Seksi Perencanaan Kawasan Transmigrasi
Pasal 15
Seksi Perencanaan Kawasan Transmigrasi mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan,
pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan serta
evaluasi dalam perencanaan kawasan transmigrasi.

Pasal 16
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana pada pasal
15, Seksi Perencanaan Kawasan Transmigrasi
menyelenggarakan tugas:
a. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan
Kebijakan, rencana dananggaran Seksi Perencanaan
Kawasan Transmigrasi;
b. Melaksanakan penyiapanPenyusunan bahan
pencadangan kawasan transmigrasi didaerah;
c. Melaksanakanpenyusunan bahan pengurusan hak
pengelolaan;
d. Melaksanakanpenyusunan bahan pembangunan
satuan permukiman di kawasan transmigrasi didaerah;
dan
e. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang sesuai dengan tugasnya.

Bagian Ketujuh
Seksi Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Pasal 17
Seksi Pengembangan Kawasan Transmigrasi mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, dan
pemantauanserta evaluasi dalam pengembangan kawasan
transmigrasi.

Pasal 18
Dalam melakukan tugas sebagaimana pada pasal 17, Seksi
Pengembangan Kawasan Transmigrasi menyelenggarakan
tugas:
a. Melaksanakan penyusunan rencana dananggaran Seksi
Pengembangan Kawasan Transmigrasi;
b. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan
dalam pengembangan kawasan transmigrasi;
c. Menyusun kebutuhan pengembangan masyarakat
transmigrasi di bidang ekonomi, sosial budaya, mental
spritual, kelembagaan pemerintahan dan masyarakat di
satuan permukiman pada tahap kemandirian;
d. Penyiapanpenyusunan bahan pengembangan sarana
dan prasarana dan pengelolaan sumber daya alam di
satuan permukiman pada tahap kemandirian;
e. Penyiapan penyusunan bahan pengurusan penerbitan
sertifikat hak atas nama transmigran; dan
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang sesuai dengan tugasnya;
Bagian Kedelapan
Seksi Pembangunan Kawasan Transmigrasi
Pasal 19
Seksi Pembangunan Kawasan Transmigrasi mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan dan pemberian
bimbingan teknis serta pemantauan dan evaluasi dalam
pembangunan kawasan transmigrasi.

Pasal 20
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
Pasal 19, Seksi Pembangunan Kawasan Transmigarsi
menyelenggarakan tugas:
a. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana
dan anggaran Seksi Pembangunan Kawasan
Transmigarsi;
b. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan
kebijakandan pemberian bimbingan teknis dalam
pembangunan kawasan transmigrasi;
c. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan
rancangan perpindahan transmigran dari daerah ke
provinsi (daerah asal);
d. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan
rancangan perpindahan transmigran dari daerah ke
satuan permukiman;
e. Menyiapkan bahan penempatan transmigran di satuan
permukiman.
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang sesuai dengan tugasnya.

Bagian Kesembilan
Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja
Pasal 21
Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja mempunyai
tugas melaksanakan pelatihan berdasarkan unit
kompetensi, konsultasi produktifitas pada perusahaan kecil,
pembinaan dan pelayanan antar kerja di daerah, penerbitan
izin LPTKS dalam suatu daerah, pengelolaan informasi pasar
kerja dalam daerah, dan penerbitan IMTA yang lokasi
kerjanya dalam suatu daerah.

Pasal 22
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana pada pasal 21,
Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja
menyelenggarakan fungsi:
a. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pelatihan berbasis
kompetensi, dan pelatihan tenaga kerja swasta;
b. Memverifikasi informasi regulasi bidang pelatihan kerja
yang akan disebarluaskan kepada lembaga pelatihan
kerja swasta;
c. Memimpin peningkatan kompetensi sumber daya
manusia lembaga pelatihan kerja swasta;
d. Memverfikasi informasi dan regulasi bidang pelatihan
kerja yang akan disebarluaskan kepada lembaga
pelatihan kerja swasta;
e. Melaksanakan pemberian izin pendirian lembaga
pendidikan pelatihan kerja swasta;
f. Memberi tanda daftar lembaga pelatihan kerja
pemerintah dan lembaga pelatihan kerja swasta;
g. Mengkoordinasikan pemberian konsultasi produktifitas
kepada perusahaan kecil;
h. Mengkoordinasikan pengukuran produktifitas tingkat
kabupaten/kota.

Bagian Kesepuluh
Seksi Pelatihan dan Produktifitas Tenaga Kerja
Pasal 23
Seksi Pelatihan dan Produktifitas Tenaga Kerja melakukan
penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi
dalam hal pelatihan dan produktifitas tenaga kerja.

Pasal 24
Dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal
23, Seksi Pelatihan dan Produktifitas Tenaga Kerja
menyelenggarakan tugas:
a. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana
kebijakan dan anggaran Seksi Pelatihan dan
Produktifitas Tenaga Kerja;
b. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap LLK-
UKM;
c. Membuat konsep pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan pelatihan kerja;
d. Mengumpulkan bahan informasi regulasi bidang
pelatihan kerja yang akan disebarluaskan;
e. Merencanakan pelaksanaan sosialisasi regulasi bidang
pelatihan kerjan kepada lembaga pelatihan kerja
swasta;
f. Menganalisa kebutuhan pelatihan kerja bagi sumber
daya manusia lembaga pelatihan kerja swasta;
g. Merancang kesiapan materi pelatihan kerja;
h. Memimpin kegiatan pemantauan, evaluasi lembaga
kerja swasta;
i. Mengumpulkan bahan verifikasi informasi regulasi
bidang pelatihan kerja yang akan disebarluaskan
kepada lembaga pelatihan kerja swasta;
j. Malaksanakan penyusunan kebutuhan sumber daya
manusia, sarana dan prasarana dalam pemberian izin
lembaga pelatihan kerja swasta;
k. Melaksanakan pemberian tanda daftar lembaga
pelatihan kerja danmemantau peningkatan
produktifitas;
l. Penyiapan data, metode dan SDM bidang pengukuran
produktifitas dan bidang konsultasi;
m. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang sesuai dengan tugasnya;

Bagian Kesebelas
Seksi Penempatan Tenaga Kerja
Pasal 25
Seksi Penempatan dan Perluasan Kerja mempunyai tugas
Melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan
serta evaluasi dalam hal penempatan tenaga kerja.

Pasal 26
Dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal
25, Seksi Penempatan dan Perluasan Kerja
menyelenggarakan tugas:
a. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan
kebijakan, rencana dan anggaran Seksi Penempatan
Tenaga Kerja;
b. Penyediaan sumber daya manusia untuk jabatan
pengantar kerja dan petugas pengantar kerja serta
perluasan kesempatan kerja kepada masyarakat;
c. Penyediaan sarana dan prasarana pemberian informasi
pasar kerja dan penyuluhan;
d. Melaksanakan rencana kerja tentang perantaraan kerja
dalam pelayanan kerja dan perluasan kesempatan
kerja;
e. Melaksanakan pengembangan sumber daya manusia,
pemberian izin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja
swasta;
f. Menyusun kesiapan sarana dan prasarana perizinan
pemberian izin lembaga penempatan Swasta (LPTKS);
g. Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi lembaga
penempatan tenaga kerja;
h. Penyiapan SDM, sarana dan prasarana untuk
pelaksanaan pemberian informasi pasar kerja kepada
pencari kerja dan pemberi kerja;
i. Penyiapan SDM terkait pelayanan kelengkapan
dokumen ketenakerjaan calon TKI ke luar negeri;
j. Penyiapan sarana dan prasarana serta memantau dan
mengevaluasi penyelesaian permasalahan TKI pra dan
purna penempatan;
k. Menyusun kesiapan SDM, sarana dan prasarana untuk
pelayanan penerbitan perpanjangan IMTA;
l. Memantau dan mengevaluasi hasil penerbitan
perpanjangan IMTA.
m. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang sesuai dengan tugasnya;

Bagian Kedua Belas


Bidang Hubungan Industrial, Syarat Kerja dan
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Pasal 27
Bidang Hubungan Industrial, Syarat Kerja dan Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan mempunyai tugas mengesahkan
peraturan perusahaan dan pendaftaran perjanjian kerja
bersama untuk perusahaan yang hanya beroperasi dalam 1
daerah, Pencegahan dan penyelesaian perselisihan
hubungan industrial, mogok kerja dan penutupan
perusahaan di daerah.

Pasal 28
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
Pasal 27, Bidang Hubungan Industrial, Syarat Kerja dan
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan menyelenggarakan fungsi:
a. Memverifikasi dokumen peraturan perusahaan dan
perjanjian kerja bersama dengan ruang lingkup operasi
daerah kabupaten/kota;
b. Memberikan pelayanan pendaftaran perjanjian kerja
bersama daerah kabupaten/kota;
c. Mengkoordinasikan proses pengesahan dokumen
peraturan perusahaan dengan ruang lingkup daerah
kabupaten/kota;
d. Melakukan deteksi dini terhadap potensi perselisihan di
perusahaan;
e. Melakukan mediasi terhadap potensi dan mediasi
perselisihan diperusahaan, mogok kerja dan penutupan
perusahaan.
Bagian Ketiga Belas
Seksi Hubungan Industrial
Pasal 29
Seksi Hubungan Industrial mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pelaksanaan, dan
pemberian bimbingan teknis serta pemantauan dan evaluasi
dalam hal hubungan industrial.

Pasal 30
Dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal
29, Seksi Hubungan Industrial menyelenggarakan tugas :
a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan
anggaran Seksi Hubungan Industrial;
b. Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang memahami
pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan
industrial;
c. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan
industrial, mogok kerja dan penutupan perusahaan.
d. Melakukan penyusunan pelaporan dan
pendokumentasian kegiatan Seksi Hubungan
Industrial; dan
e. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang sesuai dengan tugasnya.

Bagian Keempat Belas


Seksi Syarat Kerja dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Pasal 31
Seksi Syarat Kerja dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
kebijakan, pelaksanaan, dan pemberian bimbingan teknis
serta pemantauan dan evaluasi dalam hal syarat kerja dan
jaminan sosial ketenagakerjaan.

Pasal 32
Dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal
31, Seksi Syarat Kerja dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
menyelenggarakan fungsi:
a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan
anggaran Seksi Syarat Kerja dan Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan;
b. Menyusun penyiapan Sumber Daya Manusia yang
memahami aturan pembuatan peraturan perusahaan
dan perjanjian kerja bersama;
c. Menyiapkan bahan dalam rangka membentuk
kelembagaan diperusahaan melalui PK,PP, dan lembaga
kerjasama BIPARTIT;
d. Membuat konsep pendaftaran perjanjian kerja bersama
di kabupaten/kota;
e. Membuat konsep proses pengesahan dokumen.
f. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang sesuai dengan tugasnya.

Bagian Kelima Belas


Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 33
(1) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari tenaga
fungsional sesuai dengan bidang keahlian yang diatur
dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
(2) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana pada ayat (1)
dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang
ditunjuk oleh Kepala Dinas dan bertanggung jawab
kepada Kepala UPTD;
(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban
kerja.
(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan
perundang- undangan yang berlaku.
(5) Kelompok jabatan fungsioanal mempunyai tugas sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(6) Uraian tugas, fungsi dan tata kerja Kelompok Jabatan
Fungsional ditetapkan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan menurut jenis dan
Jenjang Jabatan Fungsional.

Bagian Keenam Belas


Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pasal 34
(1) Untuk melaksanakan mendukung tugas teknis
operasional dan/atau tugas teknis penunjang di
lingkungan Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja
Daerah dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD).
(2) Unit Pelaksana Teknis Dinas Dipimpin oleh Kepala UPT
Dinas.
(3) Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Daerah memiliki
UPT Dinas, yaitu:
a. UPT Pengelola Kawasan Kota Terpadu Mandiri
(KTM).
b. UPT Lembaga Latihan Kerja Usaha Kecil Menengah
(LLK-UKM).
Pasal 35
UPT Pengelola Kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM)
sebagaimana pada Pasal 34 ayat (3) huruf a, mempunyai
tugas melakukan perencanaan dan pengelolaan kawasan
KTM.

Pasal 36
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud
pada Pasal 35, UPT Pengelola Kawasan KTM mempunyai
fungsi:
a. Penyediaan ruang permukiman; ruang baru bagi
kebutuhan industri, perdagangan, dan jasa; ruang bagi
pelayanan jasa pemerintahan; dan/atau ruang bagi
pembangunan pusat kegiatan strategis nasional,
provinsi, dan kabupaten;
b. Pelayanan perpindahan dan penempatan dipermukiman
transmigrasi; sarana usaha atau lahan usaha dengan
status hak milik atau dengan status lain sesuai dengan
pola usahanya, sebagian kebutuhan sarana produksi,
dan bimbingan, pengembangan, dan perlindungan
hubungan kemitraan usaha;
c. Pembangunan dan pengembangan permukiman
transmigrasi yang layak huni, layak usaha, dan layak
berkembang, yang meliputi penyiapan area,
perencanaan permukiman, pembangunan perumahan,
serta penyiapan lahan dan/ atau ruang usaha;
d. Penyebaran informasi mengenai ketersediaan lapangan
kerja, kesempatan berusaha, tempat tinggal, kondisi
geografis, adat istiadat di kawasan KTM;
e. Penempatan transmigran pada transmigarsi swakarsa
mandiri yang dilaksanakan sendiri oleh transmigran
atau UPTD usaha yang menyediakan lapangan kerja
atau usaha;
f. Pengembangan masyarakat dan kawasan KTM yang
diarahkan untuk mencapai kesejahteraan,
kemandirian, integrasi transmigran dengan penduduk
sekitar, dan kelestarian fungsi lingkunagn secara
berkelanjutan, meliputi bidang:
1) Ekonomi untuk menuju terciptanya tingkat
swasembada dan pusat pertumbuhan ekonomi.
2) Sosial budaya untuk menuju pemenuhan kebutuhan
pelayanan umum masyarakat serta terjadinya proses
integrasi dan harmonisasi yang menyeluruh antara
transmigran denga masyarakat sekitar.
3) Mental spritual untuk menuju pembinaan manusia
yang ulet, mandiri, beriman, bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
4) Kelembagaan pemerintahan untuk menuju kesiapan
pembentukan dan / atau penguatan perangkat desa
atau kelurahan.
5) Pengelolaan sumber daya alam untuk menuju
terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Pasal 37
UPT Lembaga Latihan Kerja Usaha Kecil Menengah (LLK-
UKM) sebagaimana pada Pasal 34 ayat (3) huruf b,
mempunyai tugas melakukan perencanaan dan pengelolaan
LLK-UKM.

Pasal 38
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud
pada pasal 37, UPT LLK-UKM mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana, program pelaksanaan dan
pengembangan kegiatan operasional teknis dibidang
latihan kerja usaha kecil dan menengah;
b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan terkait dengan
instansi dan organisasi dibidang pelayanan latihan
kerja usaha kecil dan menengah;
c. Pemantauan, evaluasi terhadap perkembangan latihan
kerja usaha kecil dan menengah;
d. Menghimpun, mendokumentasikan dan menyajikan
data latihan kerja usaha kecil dan menengah;
e. Pembinaan administrasi umum, kepegawaian,
keuangan, organisasi dan ketatalaksanaan;
f. Pelaksana tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan bidang fungsinya.

BAB V
TATA KERJA
Pasal 39
(1) Untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Bidang Transmigrasi dan Bidang Tenaga Kerja yang
menjadi tugas dan fungsi Dinas, disusun standar
prosedur kerja atau manual dan standar pelayanan
minimal (SPM).
(2) Standar prosedur kerja atau manual dan standar
pelayanan minimal (SPM) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati
berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.
(3) Dalam melaksanakan tugas intern Dinas Trasmigrasi
dan Tenaga Kerja Daerah, Kepala Dinas, Kepala
Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, Kepala UPT
dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi
secara vertical, horizontal dan mematuhi asas
penyelenggaraan Pemerintahan Negara meliputi :
a. Asas Kepastian Hukum;
b. Asas Tertib Penyelenggara Negara;
c. Asas Kepentingan Umum;
d. Asas Keterbukaan;
e. Asas Proporsionalitas;
f. Asas Profesionalitas;
g. Asas Akuntabilitas;
h. Asas Efisiensi;
i. Asas Efektivitas; dan
j. Asas Keadilan.
(4) Setiap Kepala Satuan Organisasi di lingkungan Dinas
Transmigrasi dan Tenaga Kerja Daerah dalam
memimpin wajib memberikan bimbingan, petunjuk,
perintah dan mengawasi serta mengendalikan tugas
bawahan, sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(5) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Dinas
wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan
bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan
menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya
dengan tembusan kepada satuan organisasi lain yang
secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
(6) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan
organisasi dari bawahannya wajib diolah dan
dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan
laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk
kepada bawahan.
(7) Dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan
masing-masing setiap pimpinan satuan organisasi wajib
mengadakan rapat berkala.
(8) Dalam hal pimpinan satuan organisasi di lingkungan
Dinas berhalangan maka tugas pimpinan satuan
organisasi dilaksanakan oleh pimpinan satuan
organisasi setingkat di bawahnya.

Pasal 40
(1) Sekretariat dan Bidang masing-masing dipimpin oleh
seorang Sekretaris dan Kepala Bidang yang
berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Dinas.
(2) Sub Bagian dan Seksi masing-masing dipimpin oleh
seorang Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi yang
berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada
Sekretaris dan Kepala Bidang.
(3) Setiap bawahan di lingkungan Dinas Transmigrasi dan
Tenaga Kerja Daerah wajib mematuhi perintah serta
melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan.
(4) Dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan
tugas, bawahan dapat memberikan saran
pertimbangan kepada atasan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 41
Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Daerah dalam
melaksanakan tugas dapat mengadakan hubungan kerja
dengan instansi/lembaga lain yang secara fungsional
mempunyai hubungan kerja sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Pasal 42
(1) Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Daerah
wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugas
sesuai dengan tugas dan fungsinya kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
(2) Setiap kepala satuan di lingkungan Dinas Transmigrasi
dan Tenaga Kerja Daerah wajib menyampaikan laporan
(3) pelaksanaan tugas sesuai dengan bidang tugas
masing-masing kepada Kepala Dinas.

BAB VI
ESELONISASI
Pasal 43

(1) Kepala Dinas merupakan jabatan eselon II.b.


(2) Sekretaris Dinas merupakan eselon III.a.
(3) Kepala Bidang merupakan jabatan eselon III.b.
(4) Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi merupakan
jabatan eselon IV.a.
(5) Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Kabupaten
merupakan jabatan eselon IV.a.

BAB VI
KEPEGAWAIAN
Pasal 44

(1) Untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan yang


menjadi tugas dan fungsi dinas diangkat sejumlah PNS
sesuai dengan formasi dan syarat jabatan.
(2) Ketentuan mengenai formasi dan syarat jabatan
struktural dan fungsional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati berdasarkan
hasil analisis jabatan dan analisis beban kerja.
(3) Pengangkatan PNS dalam jabatan dilaksanakan
berdasarkan ketentuan perundang-undangan, dengan
memperhatikan senioritas dalam daftar urut
kepangkatan dan syarat jabatan.
(4) Ketentuan mengenai pola karier PNS di lingkungan
Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) diatur dengan Peraturan Bupati berdasarkan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan dan hasil
analisis jabatan.

BAB VII
KEUANGAN
Pasal 45

(1) Untuk membiayai penyelenggaraan urusan


pemerintahan yang menjadi tugas dan fungsi Dinas,
dialokasikan sejumlah anggaran yang bersumber dari
APBD dan sumber lain yang sah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pengelolaan anggaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan oleh PNS yang diserahi tugas,
wewenang, dan tanggung jawab secara khusus untuk
mengelola keuangan.
(3) Pengelola anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati, atas usul
Kepala Dinas dari PNS yang memenuhi persyaratan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Masa kerja jabatan pengelola keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) paling lama 5 (lima)
tahun sejak pengangkatannya.

BAB VIII
PERLENGKAPAN KANTOR DAN ASET
Pasal 46

(1) Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan urusan


yang menjadi tugas dan fungsi dinas, masing-masing
unit organisasi dan PNS, dilengkapi dengan
perlengkapan kantor yang meliputi alat, perkakas dan
perlengkapan kerja (APPK).
(2) Ketentuan mengenai penentuan kebutuhan dan
standarisasi perlengkapan kantor sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati
berdasarkan kemampuan keuangan daerah dan hasil
analisis jabatan.
(3) Pengadaan dan pengelolaan perlengkapan kantor
dilakukan sesuai dengan pedoman ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Mutasi jabatan PNS tidak mengakibatkan mutasi
perlengkapan kantor.
(5) Setiap PNS wajib menjaga dan memelihara
perlengkapan kantor yang berada dalam
penguasaannya.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 47

Pada saat Peratuan Bupati ini ber1aku, PeraturanBupati


MorowaliNomor19 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan
Fungsi masing-masing Jabatan pada Organisasi Dinas
Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Morowali
(Berita Daerah Kabupaten Morowali Tahun 2008 Nomor 019)
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 48

Pelaksanaan tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Transmigrasi


dan Tenaga KerjaDaerah sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Bupati ini dilaksanakan mulai Bulan Januari Tahun
2017.

Pasal 49

Pejabat di Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Daerah yang


dilantik berdasarkan Peraturan Bupati ini mulai melaksanakan
tugas terhitung sejak Bulan Januari Tahun 2017.
Pasal 50
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Morowali.

I Ditetapkan di Bungku
pada tanggal ?o MAr*. 2ot7
a (,
BUPATI MOROWALI,
2.Asi; -:'
3. K.ll-' I t

4.

'i. Kabag Hukum , a*'. ANWAR HAFID

Diundangkan di Bungku
pada tanggal MA@t ?ol7

S S DAERAH
MOROWALI

/*or., HAMID

Berita Daerah Kabupaten Morowali Tahun 2O17 Nomor Ozl

Anda mungkin juga menyukai