Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR
LATAR BELAKANG
Indonesia
Indonesia merupakan negara maritim dengan wilayah
wilayah lautan yang lebih luas
dibandingkan wilayah daratannya. Hampir dua pertiga dari daerah kekuasaan
Indonesia merupakan wilayah lautan. Luasnya wilayah laut akan memberikan
 potensi ekonomi kelautan yang sangat besar. Bidang pariwisata, perikanan,
transportasi laut merupakan contoh dari potensi kelautan yang ada. Salah satu
wilayah yang memiliki potensi ekonomi kelautan yang besar dan menjadi daerah
 penyokong bagi perekonomian masyarakat adalah Pelabuhan Merak, Banten.
Pela
Pelabu
buha
han
n ini
ini meru
merupa
paka
kan
n sala
salah
h satu
satu wila
wilay
yah yang
ang pote
potens
nsia
iall dari
dari leta
letak 

geog
geogra
rai
isn
sny
ya, yakn
yaknii berl
berlok
okas
asii di ujun
ujung
g bara
baratt Pula
Pulau
u !awa
!awa yang
ang menj
menjad
adii
 penghubung dengan Pulau Sumatra melalui Selat Sunda. "awasan ini juga
sebag
sebagai
ai salah
salah satu
satu alur
alur laut
laut kepu
kepulau
lauan
an Indo
Indone
nesi
siaa yang
yang meng
menghu
hubu
bung
ngka
kan
n
 perekonomian antar negara. Mengingat pentingnya wilayah ini baik sebagai
 penyokong perekonomian masyarakat maupun kepentingan perekonomian antar 
negara, dibutuhkan ketersediaan data yang dapat memberikan inormasi kelautan.
Sur#
Sur#ei
ei bati
batim
metri
etri meru
merupa
paka
kan
n suat
suatu
u kegi
kegiat
atan
an untu
untuk
k memp
memper
erol
oleh
eh data
data
kedalam
kedalaman
an dan kondis
kondisii topogr
topograi
ai dasar
dasar laut,
laut, juga
juga lokasi
lokasi objek$
objek$ob
objek
jek yang
yang
 berpotensi menimbulkan bahaya. Pemetaan batimetri merupakan kebutuhan dasar 
dala
dalam
m peny
penyed
edia
iaan
an ino
inorm
rmas
asii spas
spasia
iall dala
dalam
m pere
perenc
ncan
anaa
aan,
n, kegi
kegiat
atan
an dan
dan
 pengambilan keputusan terkait inormasi di bidang kelautan %Soeprapto, &''().
Pada aplikasinya, khususnya di dalam kegiatan kelautan, peta batimetri memiliki
 peran yang sangat penting. Salah satu peran penting peta batimetri adalah
memberikan inormasi untuk kegiatan rekayasa kelautan, seperti penambangan
miny
minyak
ak lepa
lepass pant
pantai
ai,, pene
penent
ntua
uan
n jalu
jalurr pela
pelay
yaran
aran,, miti
mitiga
gasi
si benc
bencan
ana,
a, dan
dan
 pembangunan inrastruktur pinggir pantai. *ikarenakan kondisi dasar laut yang
dina
dinami
mis,
s, peta
peta batim
batimet
etri
ri haru
haruss selal
selalu
u dipe
diperb
rbah
aharu
aruii sesu
sesuai
ai peru
peruba
baha
han
n dan
dan
 perkembangan perairan tersebut.
Salah satu teknologi dalam sur#ei batimetri adalah echosounder, yaitu alat
 pengukuran kedalaman perairan berbasis gelombang akustik. +lat ini
memberikan data kedalaman perairan dengan konsep perhitungan waktu saat
gelombang ditembakan sampai gelombang dipantulkan kembali. +da banya tipe
dari teknologi echosounder, namun yang umum digunakan yakni  singlebeam
echosounder dan multibeam echosounder.
Pada pengukuran batimetri menggunakan  singlebeam echosounder,
didapatkan data kedalaman yang terbatas sesuai jalur perum yang ditentukan.
Sedangkan multibeam echosounder akan memberikan data kedalaman dengan
area lebih lebih luas. Sesuai dengan  International Hydrographic Organization
Spesial Publication 44 %&'') beberapa orde pekerjaan yang telah diatur 
memerlukan cakupan area sebesar (''-, sehingga dalam pekerjaan tersebut
digunakan multibeam echosounder sebagai alat pengukuran kedalaman.
Pada setiap pekerjaan yang dilakukan, selalu ditentukan terlebih dahulu
kerangka acuan kerja. Penentuan kerangka acuan kerja bertujuan untuk 
mendapatkan data yang memenuhi standar dan memiliki kualitas yang terjaga
sesuai kebutuhan penggunaan. Sesuai dengan penentuan orde pengukuran yang
diatur dalam IH SP /00, berdasarkan area yang diukur pada pekerjaan ini masuk 
dalam orde spesial. Pekerjaan kontrol kualitas dilakukan agar kualitas data yang
dihasilkan dapat dipertahankan, yang mangacu pada standar yang telah
ditetapkan dalam  International Hydrographic Organization %IH) pada
 International Spesial Publication 44 %IH SP /00) pada orde spesial, sehingga
data yang dihasilkan memenuhi standar IH SP /00.
Proses pengolahan data multibeam echosounder  beserta koreksinya pada
setiap perangkat memiliki prosedur, kemampuan dan keterbatasan masing$
masing. 1ntuk kegiatan aplikati ini, proses pengolahan data menggunakan
 perangkat lunak CARIS HIPS and SIPS . Penggunaan perangkat lunak ini
diharapkan mampu menyelesaikan pengolahan data hasil pengukuran dengan
nilai ketelitian yang baik dan mampu menyajikan inormasi dasar laut dengan
nilai kedalaman yang akurat dengan mengacu ketentuan dalam IH SP /00 rde
Spesial tahun &''.
1.2 LINGKUNGAN KEGIATAN
Pada kegiatan pengolahan data  ultibeam !chosounder dengan
menggunakan perangkat lunak CARIS HIPS and SIPS , lingkup kegiatan yang
dilakukan meliputi hal$hal berikut 2
(. +lat yang digunakan dalam pengukuran adalah  ultibeam
 !chosounder.
&. "egiatan pengolahan data  ultibeam !chosounder menggunakan
 perangkat lunak CARIS HIPS and SIPS ".#.
3. *ata  ultibeam !chosounder yang digunakan berasal dari hasil
 pengukuran bersama P1SHI*4S+L di wilayah Pelabuhan Merak,
Banten.
0. "etelitian pengukuran dan uji kualitas data mengacu pada standar 
 International Hydrography Organization %IH) SP$00 tahun &''.
5. Hasil dari kegiatan aplikati ini berupa #isualisasi 3* permukaan
 bawah laut dan peta batimetri.

1.3 TUJUAN KEGIATAN


"egiatan aplikati ini bertujuan untuk menghasilkan data kedalaman laut hasil
 pengukuran multibeam echosounder  pada wilayah Pelabuhan Merak, Banten
sesuai standat IH Spacial Publication 44 tahun &''.

1.4 MANFAAT KEGIATAN


Manaat dari kegiatan aplikati ini adalah untuk mengetahui cara pengolahan
dan pemrosesan data pengukuran multibeam echosounder dengan perangkat
lunak CARIS HIPS and SIPS , sehingga dihasilkan peta batimetri dengan
ketelitian yang terkoreksi sesuai IH dan #isualisasi 3*nya, sehingga dapat
dimanaatkan sebagai penyedia inormasi kedalaman untuk kegiatan rekayasa di
 bidang kelautan.

1.5 LANDASAN TEORI


1.5.1 Survei B!i"e!ri
Salah satu kegiatan yang kerap dilakukan dalam pekerjaan maupun
 penelitian di bidang kelautan adalah sur#ei batimetri. Sur#ei batimetri
adalah suatu akti#itas dan proses untuk menentukan posisi titik$titik pada
dasar permukaan air dalam suatu sistem koordinat tertentu, sehingga dari
kegiatan tersebut diperoleh model bentuk topograi dasar permukaan air 
yang disajikan atau di#isualisasikan dalam peta batimetri %Parikesit,
&'').
"egiatan sur#ei batimetri tidak hanya memberikan data inormasi
mengenai kedalaman dasar perairan, namun dapat memberikan inormasi
kondisi topograi dasar perairan dan lokasi dari objek$objek yang dapat
menimbulkan bahaya. *alam mendapatkan data inormasi kedalaman
suatu perairan, sur#ei batimetri menggunakan metode pemeruman.
Metode pemeruman memanaatkan gelombang akustik dalam pengukuran
kedalaman dasar permukaan air dengan menggunakan teknologi
echosounder.
Proses dalam kegiatan pembuatan peta batimetri terdiri dari tiga
tahapan, yang diawali dengan tahap pengumpulan data, pengolahan data
dan terakhir penyajian data %4ismanto, &''(). 1ntuk mendapatkan hasil
 peta batimetri sesuai syarat kualitas yang baik, kegiatan sur#ei batimetri
harus berpedoman pada standar minimum ketelitian dari  International 
 Hydrographic Organization %IH) yang tertuang dalam publikasi khusus
SP 00 tahun &''.

1.5.2 Multibeam Echosounder


Sur#ei batimetri, dalam perkembangnnya mulai banyak menggunakan
multibeam yang merupakan instrumen hidroakuatik. Instrumen ini
memiliki kemampuan dalam melakukan pemeruman dasar laut dengan
gelombang akustik yang sangat tinggi dan cakupan yang luas %+nderson
dkk., &'').
Instrumen multibeam memancarkan pulsa suara dalam jumlah yang
 banyak ke dasar perairan. Pola pancarannya melebar dan melintang
terhadap kapal. Setiap beam akan mendapatkan satu titik kedalaman, dan
 jika titik$titik kedalaman tersebut dihubungkan akan membentuk proil
dasar laut. +pabila kapal bergerak maju, hasil sapuan instrumen ini akan
menghasilkan suatu luasan yang menggambarkan permukaan dasar laut
%Moustier, (66). Hal ini memungkinkan untuk melakukan pemetan dasa r 
laut dengan cakupan yang luas.
1.5.3 P#$% Suru! Lu!
Pasut atau pasang surut air laut merupakan enomena bergeraknya
 permukaan air laut secara #ertikal yang dingaruhi oleh gaya tarik benda$
 benda langit %terutama bulan dan matahari), gaya gra#itasi bumi dan gaya
sentripetal rotasi bumi. Besar kecilnya gaya yang menghasilkan
 pergerakan naik turunnya permukaan laut tersebut dipengaruhi juga oleh
 posisi bumi, bulan dan matahari yang selalu berubah secara periodik.
Pengamatan pasut ini secara umum bertujuan untuk penentuan muka
air laut rata$rata %MSL) dan Chart $atum %7*) yang digunakan sebagai
 bidang reensi ketinggian titik$titik di darat dan kedalaman di bawah
 permukaan laut.

1.5.4 Sound Velocity Profile


Pada aplikasinya, multibeam echosounder memancarkan gelombang
akustik yang ditembakkan ke arah dasar perairan. 8ormalnya kecepatan
rambat gelombang akustik di air sekitar (5'' m9s, namun pada
 prakteknya kecepatan tersebut dapat berubah menjadi lebih lambat atau
menjadi lebih akibat dari kondisi$kondisi tertentu pada kolom$kolom
 perairan. Hal ini menjadikan alasan diperlukannya pendeinisian nilai
yang benar dari  sound %elocity pro&ile  pada saat pengukuran
menggunakan multibeam.

1.5.5 K&i'r#i Per%er($ K)&


Setiap pengukuran tidak terlepas dari kesalahan. Sehingga data hasil
yang didapatkan dari kegiatan pemeruman harus melalui proses kalibrasi
terhapad adanya kesalahan. *alam kegiatan sur#ei batimetri dengan
 pemeruman, kesalahan pengukuran yakni adanya pengarruh pergerakan
kapal yang diakibatkan oleh adanya pergerakan masa air laut dan
dinamika laut. :ahap kalibrasi ini dilakuan untuk meminimalisir besarnya
kesalahan yang dapat terjadi selama perekaman data, dan sebagai penentu
kualitas data yang akan dihasilkan.
Parameter yang diperlukan dalam tahap kalibrasi terdiri dari
 parameter  pitch, roll, dan  ya'n dari pergerakan kapal dan ha%e %gerak 
#ertikal kapal). "esemua parameter tersebut diperlukan secara real time
dari proses pengukuran.
Syarat ketelitian merupakan ungsi dari sistem pelaksanaan. *alam
sistem pelaksanaan yang tinggi, diperluakn parameter roll dan  pitch
dengan akurasi '.'5; dan parameter ha%e diperlukan dengan rentang
akurasi 5$(' cm. :iga hingga empat antena dari sistem <PS dapat
meneyediakan komponen dari parameter roll dan  pitch dengan tingkat
akurasi yang diperlukan %de !ong, &''&).

1.5.6  Pe$e$!u$ P*#i#i Pe"eru"$


:ahap penentuan posisi pemeruman bertujuan untuk mengetahui
 posisi koordinat hori=ontal pengukuran batimetri. Penentuan koordinat
hori=ontal kapal dapat dilakukan dengan peralatan penentuan posisi <PS
yang terpasang pada wahana. Sistem penentuan posisi yang digunakan
menggunakan *ierential <PS dengan metode  Rea( )ime $i&&erential 
<PS %4:*<PS). Metode 4:*<PS digunakan untuk objek bergerak 
seperti kapal dengan stastisun rerensi yang digunkan sebagai titik 
rerensi secara otomatis.
Perlunya penentuan posisi pemeruman dikarenakan wahana yang
terus bergerak. Baik gerakan #ertikal maupun horisontal dari wahana
kapal tersebut ataupun gerakan permukaan air laut. Sehingga
diperlukannya pengukuran <PS di atas wahana yang dilakukan
 bersamaan dengan kegiatan pengukuran kedalaman.
4:*<PS merupakan sistem penentuan posisi real time secara secara
di&&erensial menggunakan data  pseudorange. Monitor stasiun
mengirimkan koreksi di&&erensial ke kapal secara real time menggunakan
sistem komunikasi data untuk merealisasikan data yang real time.
%Poerbandono dan *junarsjah, &''5).
Sistem koordinat kapal digambarkan memlalui sistem yang tegak 
lurus %siku$siku) dibentuk oleh sumbu >, ? dan @ seperti digambarkan
 pada <ambar (.0
<ambar (.0 Sistem koordinat kartesi kapal %Parikesit, &'')

1.5.7  Or+e Ke!e&i!i$ Survei Hi+r*%r,i


Berdasarkan standarisasi penentuan posisi yang mengacu pada IH
SP 00 tahun &'', pelaksanaan sur#ei hidrograi dibagi mennjadi 0 orde
derajat ketelitian, yang disajikan dalam tabel (.(.
rde Spesial (a (b &
7ontoh area yang Pelabuhan, Pelabuhan, *aerah yang *aerah yang
dipetakan tempat berlabuh,  pelabuhan yang tidak tercakup tidak tercaku
dan saluran$ mendekati dalam rde dalam rde
saluran kritis terusan, jalur Spesial atau Spesial atau
dengan anjungan, dan rde ( atau rde ( dan &.
hambatan sarat daerah perairan daerah dengan
kapal minimum. dengan kedalaman
kedalaman hingga &''m.
hingga (''m.
"etelitian H= dan & m dan 5 m D 5- dan &' m D 5- dan (5' m D 5-
a  ',5 m a(m
A %tingkat a  ',&5 m dan
 b  ','(3m  b  ','&3 m
a(m
kepercayaan  b  ',''C5 m
 b  ','&3 m
65-)
Posisi alat bantu &m &m &m &m
na#igasi tetap dan
ilter penting bagi
na#igasi
:abel (.( "lasiikasi rde pengukuran
Mengacu pada standar penentuan posisi sesuai IH SP 00 tahun &'',
maka dalam kegiatan aplikati ini menggunakan derajat ketelitian rde
spesial. rde yang digukan dalam kegiatan sur#ei batimetri dengan
standar ketelitian mendekati sur#ei rekayasa dan digunakan secara
terbatas pada daera$daerah dengan kedalaman dasar laut sangat minimal
dan berpotensi membahayakan kapal .

1.5. U-i Ku&i!# D!


Pada setiap pengukuran pasti mengandung kesalahan. Pengukuran
kedalaman menggunakan multibeam akan didapatkan daerah yang
 bertampalan. 8ilai kedalaman daerah yang bertampalan antara lajur kanan
dan lajur kiri tersebut pada umumnya akan sama. leh karena setiap
 pengukuran mengandung kesalahan, nilai kedalaman pada daerah
 bertampalan tersebut bisa saja berbeda.
1ntuk menjaga kualitas data tetap baik maka diperlukannya uji
kualitas data. *alam penelitian kali ini digunakan standar kontrol kualitas
untuk ketelitian kedalaman yang ditetapkan pada IH SP$00 tahun &'',
seperti ditampilkan pada tabel berikut 2

rde Spesial ( (b &


"onstanta a  ',&5 a  ',5 a  ',5 a  (,'
 b  ',''C5 b  ','(3 b  ','(3 b  ','&3
:abel (.& "onstanta "etelitian "edalaman
Mengacu pada standar IH SP$00 tahun &'' rde Spesial, nilai
toleransi kesalahan pada pertampalan antara lajur kanan dan lajur kiri
dengan tingkat kepercayaan 65-, menggunakan persamaan (.(.
± √ a + ( b x d ) ..................................................................................%(.()
2 2

keterangan :
a 2 kesalahan independen %jumlah kesalahan yang bersiat tetap)
 b 2 aktor kesalahan kedalaman yang dependen % jumlah
kesalahan yang bersiat tidak tetap.
d 2 kedalaman rata$rata.
%bEd) 2 kesalahan kedalaman yang dependen %jumlah semua
kesalahan kedalaman yang dependen)
Sesuai dengan standar IH SP$00 tahun &'' mengenai kontrol kualitas
kedalaman yang disajikan pada tabel (.&, nilai konstanta a dan b pada
 pada persamaan (.( menggunakan rde Spesial dengan a  ',&5 dan b 
',''C5.

1.5.! Pe$-i$ I$,*r"#i


Pada kegiatan aplikasti ini, inormasi kedalaman akan disajikan
dalam peta batimetri dan #isualisasi 3*nya. Peta batimetri memberikan
inormasi kedalaman dari data spasial suatu lokasi pemeruman yang
menggambarkan kondisi struktur dan bentuk dari dasar perairan.
Inormasi yang disajikan berupa data kontur beserta persebaran titik$titik 
kedalaman yang telah terkoreksi terhadap chart datum %Setiawan dkk,
&'(0).
Aisualisasi 3* akan memnyajikan tampilan asli dari struktur dan
 bentuk dasar perairan yang dipetakan. Sehingga akan mudah dalam
mencerna dan melakukan perencanaan lanjutan pada lokasi yang
dipetakan.

BAB II
REN/ANA APLIKATIF

II.1 PERSIAPAN
II.1.1 BAHAN
Bahan yang digunakan dalam kegiatan aplikati adalah data mentah hasil
 pengukuran batimetri menggunakan teknologi mutibeam echosounder. *ata
mentah ini diperoleh dari Lembaga Hidrograi Militer dan Lembaga Hidrograi
 8asional Indonesia, atau lebih dikenal dengan Pusat Hidrograi dan seanograi
:8I +ngkatan Laut, yang berkedudukan di !l. Pantai "uta A 8o. ( +ncol :imur,
!akarta 1tara. *ata mentah batimetri ini merupakan hasil dari sur#ei batimetri
yang di laksanakan di kawasan Pelabuhan Merak, Banten yang dilaksanakan oleh
"omando 1tama Pembinaan :8I +ngkatan Laut P1SHI*4S+L pada tahun
&'(F.

II.1.2 PERALATAN
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan aplikati ini meliputi 2
(.  Hard'are
a. Laptop +S1S Series +05'L
 b. Printer 
c. 1SB lashdisk 
&. So&t'are
a. Sistem operasi *indo's +P, untuk menjalankan perangkat lunak
CARIS HIPS and SIPS.
 b. CARIS HIPS and SIPS F.( , perangkat lunak yang digukan untuk
memproses data dan penyajian hasil akhir pemrosesan data.
c.  icroso&t *ord  &''C, digunakan untuk pembuatan laporan.
d.  icroso&t !cel &''C, digunakan untuk perhitungan data.

II.2 PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan aplikati ini dapat digambarkan dalam diagram
alir yang disajikan di bawah ini 2

Mulai

Pengumpulan *ata

:idak 
"ontrol kualitas data

?a

*ata Masukan

Pengolahan data multibeam menggunakan


CARIS HIPS and SIPS ".#

Pendeinisian pro-ect baru dengan
konersi data

Pengolahan data SAP Pendeinisian parameter  Pengolahan data


 pergerakan kapal  pengamatan pasut
"oreksi SAP "oreksi pergerakan kapal "oreksi pasut

Penggabungan data patch test 

Mendeinisikan &ield sheets

Pengolahan data batimetri


hasil pengukuran multibeam

Hasil pemrosesan data kedalaman


terkoreksi

Gkspor data ke +S7II

ile hasil ekspor +S7II

Pembuatan peta Pembuatan #isualisasi


kedalaman model 3*

Hasil peta kedalaman Pembentukan *:M

Hasil *:M
Pembuatan layout peta Pembentukan sur&ace

Peta Batimetri
Aisualisasi 3*

Pelaporan

Selesai

II.3 JAD0AL PELAKSANAAN


 8o "egiatan 8o#ember *esember !anuari ebruari
Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke
.
( & 3 0 ( & 3 0 ( & 3 0 ( & 3 0
1 Per#i)$
Pengumpulan
 bahan materi
terkait
Mempelajari
literature
terkait
Pengumpulan
data primer
dan data
sekunder 
2 U#u&$
S(ri)#i
Penyusunan
B+B (
Penyusunan
B+B II
inalisasi
usulan skripsi
Seminar
Proposal
4e#isi usulan
skripsi
3 Pe"r*#e#$
+!
Pengukuran
lapangan
Pengambilan
data di
P1SHI*4
S+L
Pengolahan
data batimetri
hingga hasil

 8o "egiatan Maret +pril Mei !uni !uli


Minggu ke$ Minggu ke$ Minggu ke$ Minggu ke$
( & 3 0 ( & 3 0 ( & 3 0 ( & 3 0 (
4 Pe$u&i#$
#(ri)#i
Penulisan
skripsi Bab II
4e#isi
Penulisan
skripsi Bab II
4e#isi
Penulisan
skripsi Bab
III
4e#isi
Penulisan
skripsi Bab
IA
4e#isi
inalisasi
skripsi
5 0i#u+
Seminar
Pendadaran
4e#isi
?udisium

DAFTAR PUSTAKA
4ismanto, +ris., &''(,  Pengolahan $ata Sur%ei atimetri $engan engguna(an

 Perang(at /una( HydroPro. Skripsi. Program Studi :eknik <eodesi I:B,

Bandung.

Parikesit, B., &'',  Pengolahan $ata ultibeam !chosounder engguna(an

 Perang(at /una( HIPS, Skripsi, *epartemen :eknik <odesi akultas :eknik Sipil

dan Perencanaan Institut :eknologi Bandung, Bandung

Schmidt, A., dkk. &'(3, )he 0System Coo(boo(, 1SA, lamont 

Poerbandono  *junarsjah, G., &''5, Sur%ei Hidrogra&i, +ditama, Bandung.


+nderson !:, *A Holliday, 4 "loser, *.<. 4eid dan ?. Simrad, &''. +coustic

Seabed 7lassiication2 7urrent Practice and utur *irections,  IC!S 2.ar.Sci,

52(''0$('((

de Mousrier, 7., State o& the Arrt in Seaarcll Phase $ata. IGGG !ournal o ceanic

Gngineering, (66. (5%0)2 p. 35'$3F'

IH, &'',  International Hydrogra&ic Organization Special Publication044

Standards 3or Hydrographic Sur%ei, International Hydrogaic Bureau, Monaco.

Pe$%*&$ D! Multibeam Echosounder Me$%%u$($


Per$%(! Lu$( "#$%S &%PS and S%PS  .1
S!u+i (#u# Pe&'u$ Mer( B$!e$
USULAN SKRIPSI
*iajukan leh 2
 8ama Mahasiswa 2 +hmad itrian +kbar 
 8omer Mahasiswa 2 (3930C50&9:"90'C03
"elompok Bidang "eahlian 2 Hidrograi
Lokasi "egiatan 2 "awasan Pelabuhan
Merak, Banten

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK 
UNI6ERSITAS GADJAH MADA
271

Anda mungkin juga menyukai