Anda di halaman 1dari 109

SURAT YAASIN

dan
TAHLIL

HURUF ARAB, LATIN


DAN
TERJEMAHANNYA

- 1 -
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah


menciptakan manusia dengan sebaik-baik
bentuk dan akal budi.
Semoga rahmat dan kesejahteraan tetap
dilimpahkan atas junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, para keluarga dan
sahabatnya.
Dengan segala kerendahan hati penyusun
mempersembahkan Surat Yaasin, Tahlil dan
do’a-do’a.
Penyusun menyadari bahwa masih
banyak kekurangan-kekurangan untuk itu
mohon masukan dan kritikan yang membangun.
Sesungguhnya kesempurnaan hanyalah
milik Allah SWT.
Ambil manfaat dan tinggal segala
mudharat….
Semoga berguna adanya
Amiin
Samarinda, 26 Juli 2010

ِ‫ڬوسْـِم وَانـْد‬
ُ‫َالـْ ـ‬
Algusmi Wandi

- 2 -
SURAT YAASIIN
Diturunkan di Mekah 83 Ayat

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang”.

 
1. Yaa Siin
“Yaa siin”

  


2. Wal Qur’aanil hakiim
“Demi Al Quran yang penuh hikmah,”

   


3. Innaka laminal mursaliin(a)

- 3 -
“Sesungguhnya kamu salah seorang dari
rasul-rasul,”

   


4. ‘Alaa shiraatim mustaqiim
“(yang berada) diatas jalan yang lurus,”

   


5. Tanziilal ‘aziizir rahiim(i)
“(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh yang
Maha Perkasa lagi Maha Penyayang”

     

 
6. Li tundzira qaumam maa undzira aabaa-
uhum fa hum ghaafiluun
“Agar kamu memberi peringatan kepada
kaum yang bapak-bapak mereka belum
pernah diberi peringatan, karena itu mereka
lalai”

- 4 -
    

   


7. Laqad haqqal qaulu ‘alaa aktsarihim fa
hum laa yu’minuun.
“Sesungguhnya Kami telah memasang
belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka
(diangkat) ke dagu, Maka karena itu mereka
tertengada”.

   

    

 
8. Innaa Ja’alnaa fii a’naaqihim aghlaalan fa
hiya ilal adzqaani fa hum muqmahuun
“Sesungguhnya Kami telah memasang
belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka

- 5 -
(diangkat) ke dagu, Maka karena itu mereka
tertengadah”

     

    

 
9. Wa ja ‘alnaa mim baini aidiihim saddaw
wa min khalfihim saddan fa aghsyainaa
hum fa hum laa yubshiruun
“Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding
dan di belakang mereka dinding (pula), dan
Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka
tidak dapat melihat”

   

   

- 6 -
10. Wa sawaa’un ‘alaihim a andzartahum am
lam tundzirhum laa yu’minuun
“Sama saja bagi mereka Apakah kamu
memberi peringatan kepada mereka ataukah
kamu tidak memberi peringatan kepada
mereka, mereka tidak akan berima”

    

   

     

  


11. Innamaa tundziru manittaba ‘adz dzikra
wa khasyiyar-rahmaana bil-ghaiib, fa
basysyirhu bi maghfiratiw wa ajrin
kariim
“Sesungguhnya kamu hanya memberi
peringatan kepada orang-orang yang mau
mengikuti peringatan dan yang takut kepada

- 7 -
Tuhan yang Maha Pemurah walaupun Dia
tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar
gembira dengan ampunan dan pahala yang
mulia”

   

   

     

  


12. Innaa nahnu nuhyil-mautaa wa naktubu
maa qaddamuu wa aatsaraahum, wa kulla
syai’in ahshainaahu fii imaamim mubiin
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-
orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah
mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka
tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan
dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)”.

- 8 -
   

   



13. Wadrib lahum matsalan ashhaabal-


qaryah, idz jaa’ahal-mursaluun
“Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan,
Yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan
datang kepada mereaka”

   

   

   

- 9 -
14. Idz arsalnaa ilaihimutsnaini fa kadzdza-
buu humaa fa ‘azzaznaa bi tsaalitsin fa
qaaluu innaa ilaikum mursaluun
“(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka
dua orang utusan, lalu mereka mendustakan
keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan
(utusan) yang ketiga, Maka ketiga utusan itu
berkata: "Sesungguhnya Kami adalah orang-
orang di utus kepadamu".

      

     

  


15. Qauu maa antum illaa basyarum
mitslunaa wa maa anzalar-rahmaanu min
syai’in in antum illaa takdzibuun
“Mereka menjawab: "Kamu tidak lain hanyalah
manusia seperti Kami dan Allah yang Maha
Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu
tidak lain hanyalah pendusta belaka".

- 10 -
    

 
16. Qaaluu rabbunaa ya’lamu innaa ilaikum la
mursaluun
“Mereka berkata: "Tuhan Kami mengetahui
bahwa Sesungguhnya Kami adalah orang yang
diutus kepada kamu".

   

 
17. Wa maa ‘alainaa illal-balaaghul-mubiin
“Dan kewajiban Kami tidak lain hanyalah
menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas".

      

- 11 -
  

   


18. Qaaluu innaa tathayyarnaa bikum, la’il
lam tantahuu lanarjumannakum wa
layamassan nakum minnaa ‘adzaabun
aliim
“Mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami
bernasib malang karena kamu, Sesungguhnya
jika kamu tidak berhenti (menyeru kami),
niscaya Kami akan merajam kamu dan kamu
pasti akan mendapat siksa yang pedih dari
kami".

    

    

 

- 12 -
19. Qaaluu thaa’irukum ma’akum, a in
dzukkirtum, bal antum qaumum
musrifuun
“Utusan-utusan itu berkata: "Kemalangan kamu
adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu
diberi peringatan (kamu bernasib malang)?
sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui
batas".

    

   

 
20. Wa jaa’a min aqshal-madiinati rajuluy yas
‘aa qaala yaa qaumittabi’ul mursaliin(a)
“Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-
laki dengan bergegas-gegas ia berkata: "Hai
kaumku, ikutilah utusan-utusan itu".

    

- 13 -
  
21. Ittabi’uu ma laa yas’alukum ajraw wa hum
muhtaduun
“Ikutilah orang yang tiada minta Balasan
kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk.”

     

  


22. Wa maa liya laa a’ budul-ladzii fatharanii
wa ilaihi turja’uun
“Mengapa aku tidak menyembah (tuhan) yang
telah menciptakanku dan yang hanya kepada-
Nya-lah kamu (semua) akan dikembalikan?”

    

- 14 -
    

   

 
23. A attakhidzu min duunihii alihatan iy
yurudnir-rahmaanu bi dhurril laa tughni
‘annii syafaa’atuhum syai’aw wa laa
yunqizhuun
Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan
selain nya jika (Allah) yang Maha Pemurah
menghendaki kemudharatan terhadapku,
niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat
sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula)
dapat menyelamatkanku?

     


24. Innii idzal lafii dhalaalim mubiin
“Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada
dalam kesesatan yang nyata.”

- 15 -
   

 
25. Innii aamantu bi rabbikum fasma’uun
“Sesungguhnya aku telah beriman kepada
Tuhanmu; Maka dengarkanlah (pengakuan
keimanan) ku”

     

 
26. Qiiladkhulil-jannah, qaala yaa laita qaumii
ya’lamun(a)
“Dikatakan (kepadanya): "Masuklah ke syurga,
ia berkata: "Alangkah baiknya Sekiranya
kamumku mengetahui.”

- 16 -
     

 
27. Bimaa ghafaralii rabbii wa ja’alnii minal
mukramiin
Apa yang menyebabkan Tuhanku memberi
ampun kepadaku dan menjadikan aku Termasuk
orang-orang yang dimuliakan".

    

    

   


28. Wa maa anzalnaa ‘alaa qaumihii mim
ba’dihii min jundim minas-samaa’i wa
maa kunnaa munzilin

- 17 -
“Dan Kami tidak menurunkan kepada kaumnya
sesudah Dia (meninggal) suatu pasukanpun dari
langit dan tidak layak Kami menurunkannya”.

    

   


29. In kaanat illaa shaihataw waahidatan fa
idzaa hum khaamiduun
“Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu
teriakan suara saja; Maka tiba-tiba mereka
semuanya mati.”

     

     


30. Ya hasratan alal-ibad ma yatihim mir
rasulin illa kanu bihi yastahzi’un

- 18 -
“Alangkah besarnya penyesalan terhadap
hamba-hamba itu, tiada datang seorang
Rasulpun kepada mereka melainkan mereka
selalu memperolok-olokkannya.”

    

    

 
31. A lam yarau kam ahlaknaa qablahum
minal-quruuni annahum ilaihim laa
yarji’uun
“Tidakkah mereka mengetahui berapa banyaknya
umat-umat sebelum mereka yang telah Kami
binasakan, bahwasanya orang-orang (yang telah
Kami binasakan) itu tiada kembali kepada
mereka”

- 19 -
    

 
32. Wa in kullul lammaa jamii’ul ladainaa
muhdharuun
“Dan Setiap mereka semuanya akan
dikumpulkan lagi kepada kami”

   

   

  


33. Wa aayatul lahumul-ardhul-maitatu,
ahyai-naahaa wa akhrajna habban fa minhu
ya’kulluun
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar)
bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami
hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari

- 20 -
padanya biji-bijian, Maka daripadanya mereka
makan”

    

   

 
34. Wa ja’alnaa fiihaa jannaatim min
nakhiiliw wa a’naabiw wa fajjarnaa fihaa
minal’uyuun(i)
“Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma
dan anggur dan Kami pancarkan padanya
beberapa mata air,”

   

   

- 21 -
 
35. Li ya’kuluu min tsamarihii wa maa
‘amilat-hu aidiihim, a falaa yasykuruun
“Supaya mereka dapat Makan dari buahnya,
dan dari apa yang diusahakan oleh tangan
mereka. Maka Mengapakah mereka tidak
bersyukur?”

   

    

    


36. Subhaanal-ladzii khalaqal-azwaaja kul-
lahaa mimmaa tumbitul-ardhu wa min
anfusihim wa mimmaa la ya’lamuun(a)
“Maha suci Tuhan yang telah menciptakan
pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa
yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka
maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.”

- 22 -
    

    


37. Wa aayatul lahumul-lailu naslakhu
minhun-nahaara fa idzaa hum
muzhlimuun(a)
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar)
bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan
siang dari malam itu, Maka dengan serta merta
mereka berada dalam kegelapan.”

    

    


38. Wasy-syamsu tajrii li mustaqarril lahaa,
dzaalika taqdiirul –‘aziizil-‘aliim
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya.
Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi
Maha mengetahui.

- 23 -
   

   


39. Wal-qamara qaddarnaahu manaazila
hattaa ‘aada kal-‘urjuunil-qadiim.
“Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-
manzilah, sehingga (setelah Dia sampai ke
manzilah yang terakhir) Kembalilah Dia sebagai
bentuk tandan yang tua”

    

    

- 24 -
    


40. Lasy-syamsu yambaghii lahaa an tudrikal
qamara wa lal-lailu saabiqun-nahaar, wa
kullun fi falakiy yasbahuun
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan
bulan dan malampun tidak dapat mendahului
siang. dan masing-masing beredar pada garis
edarnya”.

     

  


41. Wa aayatul lahum annaa hamalnaa dzur-
riyyatahum fil-fulkil-masyhuun(i)
“Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar)
bagi mereka adalah bahwa Kami angkut
keturunan mereka dalam bahtera yang penuh
muatan.”

- 25 -
    

 
42. Wa khalaqnaa lahum mim mislihii ma
yarkabuun
“Dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan
mereka kendarai seperti bahtera itu”

     

   


43. Wa in nasya’ nughriqhum fa laa
shariikhalahum wa laa hum yunqadzuun
(a)
“Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami
tenggelamkan mereka, Maka Tiadalah bagi
mereka penolong dan tidak pula mereka
diselamatkan.”

- 26 -
    

 
44. Illaa rahmatam minnaa wa mataa’an ilaa-
hiin
“Tetapi (kami selamatkan mereka) karena
rahmat yang besar dari Kami dan untuk
memberikan kesenangan hidup sampai
kepada suatu ketika.”

     

   

 
45. Wa izaa qiilla lahumuttaquu maa baina
aidiikum wa maa khalfakum la’allakum
turhamuun

- 27 -
“Dan apabila dikatakan kepada mereka:
"Takutlah kamu akan siksa yang dihadapanmu
dan siksa yang akan datang supaya kamu
mendapat rahmat", (niscaya mereka berpaling)”

     

    


46. Wa maa ta’tiihim min aayatim min aayaati
rabbihim illaa kaanuu ‘‘anhaa mu’ridhiin
“Dan sekali-kali tiada datang kepada mereka
suatu tanda dari tanda tanda kekuasaan Tuhan
mereka, melainkan mereka selalu berpaling
daripadanya.”

    

    

- 28 -
    

     

   


47. Wa idzaa qiila lahum anfiquu mimmaa ra-
zaqakumullaahu qaalal-ladziina kafaruu
lil-ladziina aamanuu anuth’imu mal lau
ya-syaa’ullaahu ath’amahuu, in antum
illaa fii dha-laalim mubiin.
“Dan apabila dikatakakan kepada mereka:
"Nafkahkanlah sebahagian dari reski yang
diberikan Allah kepadamu", Maka orang-orang
yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang
beriman: "Apakah Kami akan memberi Makan
kepada orang-orang yang jika Allah
menghendaki tentulah Dia akan memberinya
makan, Tiadalah kamu melainkan dalam
kesesatan yang nyata".

- 29 -
    

  


48. Waya quuluuna mataa haadzal-wa’du in
kuntum shadiqiin
“Dan mereka berkata: "Bilakah (terjadinya) janji
ini (hari berbangkit) jika kamu adalah orang-
orang yang benar?".

    

   


49. Maa yanzhuruuna illaa shaihataw waa
hidatan ta’khudzuhum wa hum
yakhishshimuun
“Mereka tidak menunggu melainkan satu
teriakan saja yang akan membinasakan mereka
ketika mereka sedang bertengkar.”

- 30 -
   

   


50. Fa laa yastathii’uuna taushiyataw wa laa
ilaa ahlihim yarji’uun
“Lalu mereka tidak Kuasa membuat suatu
wasiatpun dan tidak (pula) dapat kembali kepada
keluarganya”

     

  

 
51. Wa nufikha fish’shuuri fa idzaa hum
minal-ajdaatsi ilaa rabbihim yansiluun
“Dan ditiuplah sangkalala, Maka tiba-tiba
mereka keluar dengan segera dari kuburnya
(menuju) kepada Tuhan mereka”

- 31 -
    

    

 

 
52. Qaaluu yaa wailanaa mam ba’atsanaa mim
marqadinaa, haadzaa maa wa’adar-
rahmaanu wa shadaqal-mursaluun
“Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami!
siapakah yang membangkitkan Kami dari
tempat-tidur Kami (kubur)?". Inilah yang
dijanjikan (tuhan) yang Maha Pemurah dan
benarlah Rasul- rasul(Nya).”

   

- 32 -
    

 
53. In kaanat illaa shaihataw waahidatan fa
idzaa hum jamii’ul ladainaa muhdharuun
“Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan
saja, Maka tiba- tiba mereka semua dikumpulkan
kepada kami.”

    

    

 
54. Fal-yauma laa tuzhlamu nafsun syai’aw
wa laa tujzauna illaa maa kuntum
ta’maluun

- 33 -
“Maka pada hari itu seseorang tidak akan
dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi,
kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan.”

    

  


55. Inna ash-habaal-jannatil-yauma fii syu-
ghulin faakihuun
“Sesungguhnya penghuni syurga pada hari itu
bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).”

    

  


56. Hum wa azwaajuhum fii zhilaalin ‘alal-
araa’iki muttaki’uun
“Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam
tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-
dipan.”

- 34 -
     


57. Lahum fiihaa faakihatuw wa lahum maa
yadda’uun
“Di syurga itu mereka memperoleh buah-buahan
dan memperoleh apa yang mereka minta”.

     


58. Salaamun Qaulam mir rabbir rahiim
“(kepada mereka dikatakan): "Salam", sebagai
Ucapan selamat dari Tuhan yang Maha
Penyayang”.

  

 
59. Wamtaazul-yauma ayyuhal-mujrimuun

- 35 -
“Dan (Dikatakan kepada orang-orang kafir):
"Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin)
pada hari ini, Hai orang-orang yang berbuat
jahat.”

    

     

    


60. Alam a’had ilaikum yaa banii Aadama al
laa ta’budusy-syaithaan, innahuu lakum
‘aduw-wun mubiin
“Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu
Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah
syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagi kamu",

- 36 -
    

 
61. Wa ani’buduunii. Haadzaa shiraathum
mustaqiim
“Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah
jalan yang lurus.”

    

    


62. Wa laqad adhalla minkum jibillan ka-
tsiiraa, a fa lam takuunuu ta’qiluun.
“Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan
sebahagian besar diantaramu, Maka Apakah
kamu tidak memikirkan ?.”

- 37 -
   

 
63. Haadzihii jahannamul-latii kuntum
tuu’aduun
“Inilah Jahannam yang dahulu kamu diancam
(dengannya).”

   

 
64. Islauhal-yauma bimaa kuntum takfuruun
“Masuklah ke dalamnya pada hari ini disebabkan
kamu dahulu mengingkarinya.”

   

- 38 -
  

    


65. Al-yauma nakhtimu ‘alaa afwaahihim wa
tukallimunaa aidiihim wa tasyhadu
arjuluhum bimaa kaanuu-yaksibuun
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan
berkatalah kepada Kami tangan mereka dan
memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap
apa yang dahulu mereka usahakan.”

    

  

 
66. Wa lau nasyaa’u lathamasnaa ‘alaa
a’yunihim fastabaqush-shiratha fa annaa
yubshiruun.

- 39 -
“Dan Jikalau Kami menghendaki pastilah Kami
hapuskan penglihatan mata mereka; lalu
mereka berlomba-lomba (mencari) jalan, Maka
betapakah mereka dapat melihat(nya).”

   

  

   


67. Wa lau nasyaa’u lamasakhnaahum ‘alaa
makaanatihim famastathaa’uu mudhiy -
yaw wa laa yarji’uun
“Dan Jikalau Kami menghendaki pastilah Kami
ubah mereka di tempat mereka berada; Maka
mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak
(pula) sanggup kembali.”

- 40 -
     

  


68. Wa man nu’ammirhu nunakkis-hu fil-
khalq. A falaa ya’qiluun
“Dan Barangsiapa yang Kami panjangkan
umurnya niscaya Kami kembalikan Dia kepada
kejadian(nya]. Maka Apakah mereka tidak
memikirkan?”

    

      

 
69. Wa maa ‘allamnaahusy-syi’ra wa maa
yambaghii lah, in huwa illaa dzikruw wa
Qur’aanum mubiin(ul).

- 41 -
“Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya
(Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak
baginya. Al Quran itu tidak lain hanyalah
pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.”

    

   


70. Li yundzira man kaana hayyaw wa ya-
hiqqal-qaulu ‘alal-kaafiriin.
“Supaya Dia (Muhammad) memberi peringatan
kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan
supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap
orang-orang kafir”

     

   

 

- 42 -
71. A wa lam yarau annaa khalaqnaa lahum
mimmaa ‘amilat aidiinaa an’aaman fa hum
la-haa maalikuun
“Dan Apakah mereka tidak melihat bahwa
Sesungguhnya Kami telah menciptakan
binatang ternak untuk mereka Yaitu
sebahagian dari apa yang telah Kami ciptakan
dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka
menguasainya?”

    

 
72. Wa dzallalnaahaa lahum fa minhaa ra-
kuubuuhum wa minhaa ya’kuluun
“Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu
untuk mereka; Maka sebahagiannya menjadi
tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka
makan.”

- 43 -
     

 
73. Wa lahum fiihaa manaafi’u wa masyaarib,
a fa laa yasykuruun
“Dan mereka memperoleh padanya manfaat-
manfaat dan minuman. Maka Mengapakah
mereka tidak bersyukur?”

    

  


74. Wattakhadzuu min duunillaahi aalihatal
la’alahum yunsharuun
“Mereka mengambil sembahan-sembahan selain
Allah, agar mereka mendapat pertolongan.”

- 44 -
   

   


75. Laa yastathii’uuna nashrahum wa hum
lahum jundum muhdharuun
“Berhala-berhala itu tiada dapat menolong
mereka; Padahal berhala- berhala itu menjadi
tentara yang disiapkan untuk menjaga
mereka.”

     

    


76. Fa laa yahzunka qauluhum innaa na’lamu
maa yusirruuna wa maa yu’linuun
“Maka janganlah Ucapan mereka menyedihkan
kamu. Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang
mereka rahasiakan dan apa yang mereka
nyatakan.”

- 45 -
     

    


77. A wa lam yaral-insaanu annaa khalaq-
naahu min nuthfatin fa idzaa huwa
khashi-mum mubiin
“Dan Apakah manusia tidak memperhatikan
bahwa Kami menciptakannya dari setitik air
(mani), Maka tiba-tiba ia menjadi penantang
yang nyata!”

     

    

- 46 -
 
78. Wa dharaba lanaa matsalaw wa nasiya
khalqah qaala may yuhyil-‘izhaama wa hiya
ramiim
“Dan ia membuat perumpamaan bagi kami;
dan Dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata:
"Siapakah yang dapat menghidupkan tulang
belulang, yang telah hancur luluh?"

   

     

 
79. Qul yuhyiihal-ladzii ansya’ahaa awwala
marrah, wa huwa bi kulli khalqin ‘aliim
“Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan
yang menciptakannya kali yang pertama. dan
Dia Maha mengetahui tentang segala makhluk.”

- 47 -
    

    

 
80. Alladzii ja’ala lakum minasy-syajaril-
akhdhari naaran fa idzaa antum minhu
tuuqiduun
“Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari
kayu yang hijau, Maka tiba-tiba kamu nyalakan
(api) dari kayu itu".

   

    

- 48 -
     


81. A wa laisal-ladzii khalaqas-samaawaati
wal-ardha bi qaadirin ‘alaa ay yakhluqa
mits-lahum, balaa wa huwal-khallaaqul-
‘aliim.
“Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan
bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa
dengan itu? benar, Dia berkuasa. dan Dialah
Maha Pencipta lagi Maha mengetahui.”

     

    


82. Innamaa amruhuu idzaa araada syai’an ay
yaquula lahuu kun fa yakuun
“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia
menghendaki sesuatu hanyalah berkata
kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia.”

- 49 -
  

    


83. Fa subhaanal-ladzii bi yadihii malakuutu
kulli syai’iw wa ilaihi turja’uun.
“Maka Maha suci (Allah) yang di tangan-Nya
kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-
Nyalah kamu dikembalikan.”

---o0o---

DOA YAASIN

- 50 -
Subhaanal- munaffisi ‘an kulli madyuun.
Subhaanal- muffarri ‘an kulli mahzuun.
Subhaana ma ja‘ala khaza’inahuu bainal-kaafi
wan- nuun.
Subhana man-idzaa araada syai’an ay yaquula
lahuu kun fa yakuun. Yaa mufarriju farrij (4x)

- 51 -
Farrij ‘annii hammii wa ghammi fa-rajan
‘aajilam bi rahmatika yaa arhamar-raahimiin.
“ Maha Suci Dzat yang menghilangkan kesusahan
orang yang berhutang. Maha Suci Dzat yang
menghilangkan kesusahan orang yang menderita
kesusahan. Maha Suci Dzat yang menjadikan
perbendaharaan-perbendaharaan –Nya antara
kaaf dan nuun (kun = jadilah) Maha Suci Dzat
yang jika menghendaki segala sesuatu hanyalah
berkata kepadanya : ‘Jadilah’, maka terjadilah ia.
Wahai Dzat yang menghilangkan, hilangkanlah
4x, hilangkanlah dari saya akan kesusahan dan
kegundahan, dengan segera, berkat rahmat –
Mu, wahai Dzat Yang Paling Penyayang”

TAHLIL

Bismillaahir-rahmaanir-rahiiim.
Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.

- 52 -
    

   

    

- 53 -
    

   

   

   

  

 
I. Illa hadhratin-nabiyyil-mushthafaa shal –
lallaahu ‘alaihi wa sallama wa aalihii wa
azwaa-jihii wa aulaadihii wa dzurriyyaatihii,
Al-Fata-tihah :
1. Bismillaahir-rahmaanir-rahiiim.
2. Al-hamdulillaahi rabbil-‘alamin.

- 54 -
3. Ar-rahmaanir-rahiim.
4. Maaliki yaumid-diin.
5. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin.
6. Ihdinash-shiraathal mustaqiim.
7. Shiraathal-ladziina an’amta’alaihim,
ghairil-maghdhuubi’laihim waladh-
dhaliin. Aamin.

“ Kepada Nabi yang terpilih (Muhammad) Saw.,


keluarganya, para istrinya, anak-anaknya dan
keturunannya, Alfatihah :
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan
hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan.
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau
beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula
jalan) mereka yang sesat.
Semoga Allah mengabulkan.

- 55 -
- 56 -
    

   

    

    

   

   

  

- 57 -
   

 
II. Tsumma ilaa hadharaati ikhwaanihii minal-
ambiyaa’I wal-mursaliina wal-auliyaa’I
wasy-syuhadaa’I wash-shaalihiina wash-
shahaabati wat-taabi’iina wal-‘ulamaa’il-
‘aamiliina wal-mushannifiinal-
mukhlishiina wa jamii’il-malaa’ikatil-
muqarrabiin, khushuushan sayyi-danasy-
syaikha ‘Abdal-Qaaddiril-Jailanii,
Alfaatihah :
1. Bismillaahir-rahmaanir-rahiiim.
2. Al-hamdulillaahi rabbil-‘alamin.
3. Ar-rahmaanir-rahiim.
4. Maaliki yaumid-diin.
5. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin.
6. Ihdinash-shiraathal mustaqiim.
7. Shiraathal-ladziina an’amta’alaihim,
ghairil-maghdhuubi’laihim waladh-
dhaliin. Aamin.

“Kemudian kepada para handai taulan nya dan


para nabi dan para rasul, para wali, para
syuhada (orang-orang yang mati syahid), orang-

- 58 -
orang yang saleh, para sahabat dan tabi’in, para
ulama yang mengamalkan ilmunya, para
pengarang yang ikhlas, dan para malaikat yang
selalu (didekatkan pada Allah) dan terutama
penghulu kita Syekh Abdul Qadir Jailani.
Alfatihah :
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan
hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan.
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau
beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula
jalan) mereka yang sesat.
Semoga Allah mengabulkan.

- 59 -
- 60 -
    

   

    

    

   

   

   

- 61 -
  

 
III. Tsumma ilaa jamii’i ahlil-qubuuri
muslimiina wal-muslimaati wal-
mu’miniina wal-mu’minaati mim
masyaariqil-ardhi ilaa shuushan
aabaa’anaa wa ummahaatinaa wa aj-
daadanaa wa jaddaatinaa wa
masyaayikhanaa wa masyaayikha
masyaayikhina wa asaatidza-tina wa
asaatidzati asaatidzatinaa wa li manij-
tama’naa haahunaa bi sababihi, Alfaatihah
:
1. Bismillaahir-rahmaanir-rahiiim.
2. Al-hamdulillaahi rabbil-‘alamin.
3. Ar-rahmaanir-rahiim.
4. Maaliki yaumid-diin.
5. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin.
6. Ihdinash-shiraathal mustaqiim.
7. Shiraathal-ladziina an’amta’alaihim,
ghairil-maghdhuubi’laihim waladh-
dhaliin. Aamin.

- 62 -
“Kemudian kepada semua ahli kubur dari para
muslim laki-laki dan perempuan, para mukmin
laki-laki dan perempuan dari dunia timur sampai
barat, baik yang didarat maupun yang di laut,
khususnya para bapak kami, para ibu kami, para
nenek kami yang laki-laki dan perempuan, para
guru kami dan para guru dari guru kami dan
kepada orang yang menyebabkan kami
berkumpul disini,. Alfatihah :
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan
hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan.
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau
beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat.
Semoga Allah mengabulkan.

- 63 -
     

     

     



IV. Surat Al-Ikhlaash


Bismillaahir-rahmaanir-rahiiim.
1. Qul hu-wallaahu ahad
2. Allaahush-shamad.
3. Lam yalid wa lam yuulad
4. Wa lam yakul lahuu kufuwan ahad.

- 64 -
( 3 kali )
Laa ilaaha illallaah, Allaahu akbar wa
lillaahil-hamd.

Dengan menyebut nama Allah yang Maha


Pemurah lagi Maha Penyayang.
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-
Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan,
4. Dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia."
(3 kali)
Tidak ada Tuhan melainkan Allah. Allah Maha
Besar, segala puji bagi Allah.

- 65 -
     

      

    

    

    

- 66 -
V. Surat Al-Falaq
Bismillaahir-rahmaanir-rahiiim.
1. Qul a’uudzu bi rabbil-falaq
2. Min syarri maa khalaq
3. Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab
4. Wa min syarrin-naffaatsaati fill-‘uqad
5. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.
(Sekurang-kurangnya 3x)
Laa ilaaha illallaah, Allaahu akbar wa lillaahil-
hamd.

Dengan menyebut nama Allah yang Maha


Pemurah lagi Maha Penyayang.
1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan
yang menguasai subuh,
2. Dari kejahatan makhluk-Nya,
3. Dan dari kejahatan malam apabila telah
gelap gulita,
4. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang
sihir yang menghembus pada buhul-buhul,
5. Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."
(Sekurang-kurangnya 3x)

- 67 -
Tidak ada Tuhan melainkan Allah. Allah Maha
Besar, segala puji bagi Allah.

     

     

  

   

  

- 68 -
   

VI. Surat An-Naas


Bismillaahir-rahmaanir-rahiiim.
1. Qul a’uudzubi rabbin-naas
2. Malikin-naas.
3. Ilaahin-naas.
4. Min syarril-waswaasil-khannaas.
5. Aaldzi yuwaswisu fii shuduurin-naas.
6. Minal-jinnati wan-naas.
(Sekurang-kurangnya 3x)
Laa ilaaha illallaah, Allaahu akbar wa
lillaahil-hamd.

Dengan menyebut nama Allah yang Maha


Pemurah lagi Maha Penyayang.
1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan
(yang memelihara dan menguasai) manusia.
2. Raja manusia.

- 69 -
3. Sembahan manusia.
4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa
bersembunyi,
5. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada
manusia,
6. Dari (golongan) jin dan manusia.
(Sekurang-kurangnya 3x)
Tidak ada Tuhan melainkan Allah. Allah Maha
Besar, segala puji bagi Allah.

   

  

    

   

- 70 -
   

   

  

  

 

VII. Surat Al-faatihah


1. Bismillaahir-rahmaanir-rahiiim.
2. Al-hamdulillaahi rabbil-‘alamin.
3. Ar-rahmaanir-rahiim.
4. Maaliki yaumid-diin.
5. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin.
6. Ihdinash-shiraathal mustaqiim.

- 71 -
7. Shiraathal-ladziina an’amta’alaihim,
ghairil-maghdhuubi’laihim waladh-
dhaliin. Aamin.

“Kemudian kepada semua ahli kubur dari para


muslim laki-laki dan perempuan, para mukmin
laki-laki dan perempuan dari dunia timur sampai
barat, baik yang didarat maupun yang di laut,
khususnya para bapak kami, para ibu kami, para
nenek kami yang laki-laki dan perempuan, para
guru kami dan para guru dari guru kami dan
kepada orang yang menyebabkan kami
berkumpul disini,. Alfatihah :
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan
hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan.
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau
beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat.
Semoga Allah mengabulkan.

- 72 -
    
 

      

  

   

   

     

- 73 -
    

     

  


)
VIII. Surat Al-Baqarah : 1-5
Bismillaahir-rahmaanir-rahiiim.
1. Alif laam miim.
2. Dzaalikal –kitaabu laa raiba fiih,hudal
lil-muttaqiin.
3. Alladziina yu’minuuna bil-ghaibi wa
yuqiimuunash-shalaata wa mimmaa
razaqnaa-hum yunfiquuun.
4. Wal-ladziina yu’minuuna bi-maa
unzila ilaika wa maa unzila min
qablik, wa bil-aakhirati hum
yuuqinuuun.

- 74 -
5. Ulaa’ika ‘alaa hudam mir rabbihim
wa ulaa’ika humul-muf-lihuun.

1. Alif laam miin.


2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa,
3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang
ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami
anugerahkan kepada mereka.
4. Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al
Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan
Kitab-Kitab yang telah diturunkan
sebelummu, serta mereka yakin akan adanya
(kehidupan) akhirat.
5. Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk
dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-
orang yang beruntung.
(Al-Baqarah : 1-5)

     

   

- 75 -
IX. Surat Al-Baqarah : 163
Wa ilaahukum ilaahuw waahid, laa ilaaha
ilaa huwar-rahmaanur-rahiiim.

Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak


ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang. (Al-Baqarah : 163)

     

      

      

     

     

- 76 -
     

    

    

    

    



X. Surat Al-Baqarah 255


Allahu laa ilaaha illaa huwal-hayyul-qay-
yuum, laa ta’khudzuhuu sinatuw wa laa
nauum, lahuu maa fis-samaawaati wa maa
fil-ardh, mandzal-ladzii yasyfa’u ‘indahuu

- 77 -
ilaa bi idznih, ya’lamu maa baina aidiihim
wa maa khalfahum wa laa yuhiithuuuna bi
syai’im min ‘ilmihii illaa bima syaa’ wasi’a
kursiyyuhus-samaawaati wal-ardh, wa laa
ya’uuduhuu hifzhuhumaa wa huwal-
‘aliyyul-‘azhiim.

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)


melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak
mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa
yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat
memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya?
Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan
mereka dan di belakang mereka, dan mereka
tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah
meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa
berat memelihara keduanya, dan Allah Maha
Tinggi lagi Maha besar. (Al-Baqarah 255)

     

     

- 78 -
   

      

      

    

     

   

    

- 79 -
     

    

     

      

      

     

    

- 80 -
      

      

     

    

 
-

XI. Surat Al-Baqarah 284 - 286


284. Lillaahi maa fis-samaawaati wa maa
fil-ardh, Wa in tubduu maa fii
anfusikum aw tukh-fuuhu

- 81 -
yuhaasibkum bihilaah, Fa yaghfiru li
may yasyaa’u wa yu’adzidzibu may
yasyaa’, wallahu ‘alaa kulli syai’in
qadiir.
285. Aamanar-rasuulu bimaa unzila ilaihi
mir rabbihii wal-mu’minuun. Kullun
aamana billahi wa ma-laa’ikatihii wa
kutubihii wa rusulih, laa nufar-riqu
baina ahadim mir rusulih. Wa qaaluu
sami’naa wa atha’naa ghufraanaka
rabbanaa wa ilaikal-mashiir.
286. Laa yukallifullaahu nafsan illaa
wus’ahaa, lahaa maa kusabat
wa’alaihaa maktasabat, Rabbanaa laa
tu’aakhidznaa in na-salinaa aw
akhtha’naa, rabbanaa wa laa
tahmil’alainaa ishran kamaa
hamaltahuu ‘alal-ladziinaa min
qablinaa, rabbanaa wa laa tu-‘anaa
waghfirlaanaa fanshurnaa ‘alal-
qaumil-kaafiriin.

284. Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di


langit dan apa yang ada di bumi. dan jika
kamu melahirkan apa yang ada di dalam
hatimu atau kamu menyembunyikan,
niscaya Allah akan membuat perhitungan
dengan kamu tentang perbuatanmu itu.
Maka Allah mengampuni siapa yang
dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang

- 82 -
dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu.
285. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang
diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman.
semuanya beriman kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-
rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami
tidak membeda-bedakan antara
seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-
rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami
dengar dan Kami taat." (mereka berdoa):
"Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan
kepada Engkaulah tempat kembali."
286. Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya. ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka
berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau
hukum Kami jika Kami lupa atau Kami
tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau
bebankan kepada Kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami,
janganlah Engkau pikulkan kepada Kami
apa yang tak sanggup Kami memikulnya.
beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami,

- 83 -
Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang
kafir."
(Al-Baqarah 284 - 286)

    

     


٧٣
XII. Irhamnaa yaa arhamar-raahimiin 7x
Rahmatullaahi wa barakaatuhuu ‘alaikum ah-
lal baiit. Innahuu hamiidum majiid. (Surat
Hud : 73)
Berilah kami Rahmat wahai Dzat Yang Paling
Penyayang dari segala Penyayang 7x
Rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan
atas kamu, Hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah
Maha Terpuji lagi Maha Pemurah."

- 84 -
   

   

  


٣٣

XIII. Surat Al-Ahzab : 33


Innamaa yuriidullaahu liyudzhiba ‘anku-
mur-rijsa ahlal-baiti wa yuthahhirakum
tath-hiiraa.
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait
dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
Surat Al-Ahzab : 33

- 85 -
  

    

   

  


٥٦
XIV. Surat Al-Ahzab : 56
Innallaaha wa malaa’ikatahuu
yushalluuna ‘alan-nabiyy, yaa ayyuhal-
ladziina aamanuu shalluu ‘alaihi wa
sallimuu tasliimaa.
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-
Nya bershalawat untuk Nabi[Bershalawat
artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat: dari
Malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari
orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi
rahmat seperti dengan perkataan:Allahuma shalli ala
Muhammad]. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan

- 86 -
ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya[Dengan mengucapkan Perkataan
seperti:Assalamu'alaika ayyuhan Nabi artinya:
semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi].
Surat Al-Ahzab : 56

- 87 -
XV. ِAllaahumma shalli afdhalash-shalaati’alaa
as’adi mahkluuqaatika nuuril-hudaa
sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadiw
wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammadin
‘adada ma’luumaatika wa midaada
kalimaatika kul-lamaa dzakarakadz-
dzaakiruun, wa ghafala’an dzikrikal-
ghaafiluun.
Wahai Allah, berikanlah rahmat dengan rahmat
yang paling utama kepada makhluk – Mu yang
paling berbahagia, yang menjadi cahaya
petunjuk , penghulu dan pimpinan kami, yaitu
Muhammad, dan kepada keluarga penghulu
kami Muhammad sebanyak apa yang Engkau
ketahui dan sebanyak tinta kalimat-kalimat-Mu
setiap kali otang-orang yang ingat untuk
berdzikir kepada Mu, dan setiap kali orang-
orang yang lalai itu lalai dari mengingat-Mu.

- 88 -
XVI. ِAllaahumma shalli afdhalash-shalaati’alaa
as’adi mahkluuqaatika syamsidh-dhuhaa
sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadiw

- 89 -
wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammadin
‘adada ma’luumaatika wa midaada
kalimaatika kullamaa dzakarakadz-
dzaakiruun, wa ghafala’an dzikrikal-
ghaafiluun.
Wahai Allah, berikanlah rahmat dengan rahmat
yang paling utama kepada makhluk – Mu yang
paling berbahagia, (yang menjadi penerang)
laksana matahari diwaktu dhuha, penghulu dan
pimpinan kami, yaitu Muhammad, dan kepada
keluarga penghulu kami Muhammad sebanyak
apa yang Engkau ketahui dan sebanyak tinta
kalimat-kalimat-Mu setiap kali otang-orang
yang ingat untuk berdzikir kepada Mu, dan
setiap kali orang-orang yang lalai itu lalai dari
mengingat-Mu.

- 90 -
XVII. ِAllaahumma shalli afdhalash-
shalaati’alaa as’adi mahkluuqaatika
badrid-dujaa sayyidinaa wa
maulaanaa Muhammadiw wa ‘alaa aali
sayyidinaa Muhammadin ‘adada
ma’luumaatika wa midaada

- 91 -
kalimaatika kullamaa dzakarakadz-
dzaakiruun, wa ghafala’an dzikrikal-
ghaafiluun. Wa sallim wa radhi
yallaahu ta’aala ‘an saadaatinaa ash
haabi rasuulillaahi ajma’iin.
Wahai Allah, berikanlah rahmat dengan rahmat
yang paling utama kepada makhluk – Mu yang
paling berbahagia, yang (menjadi penerang)
laksana bulan purnama diwaktu gelapnya
malam, penghulu dan pimpinan kami, yaitu
Muhammad, dan kepada keluarga penghulu
kami Muhammad sebanyak apa yang Engkau
ketahui dan sebanyak tinta kalimat-kalimat-Mu
setiap kali otang-orang yang ingat untuk
berdzikir kepada Mu, dan setiap kali orang-
orang yang lalai itu lalai dari mengingat-Mu.
Dan selamatkanlah (beliau). Mudah-mudahan
Allah memberikan keridhahan kepada para
penghulu kami, yaitu seluruh para sahabat
Rasulullah.

( )

- 92 -
( )
XVIII. ِSurat Ali 'Imran : 173 dan Al-Anfaal : 40.
Hasbunallaahu wa ni’mal-wakiil.
Ni’mal-maulanaa wa ni’man-nashiir.
Allah itu cukup bagi kami, menjadi Tuhan kami
dan Dialah sebaik-baik Dzat yang diserahi.(Surat
Ali-‘Imran : 173)
Dialah sebaik-baik tuan dan sebaik-baik
penolong. (Surat Al-Anfaal : 40)

XIX. ِWa laa haula wa laa quwwata illaa bil-


laahil-‘aliyyil-‘azhiim.
Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha
Agung.

XX. ِAstaghfirullaahal-‘azhiiim. 3x

- 93 -
Saya mohon ampun pada Allah Yang Maha
Agung.

XXI. ِAfdhaludz-dzikri fa'lam annahuu :


Laa ilaaha illallaahu – Hayyum maujuud.
Laa ilaaha illallaahu – Hayyum ma’buud.
Laa ilaaha illallaahu – Hayyum baaq.
Laa ilaaha illallaah. 100x
Laa ilaaha illallaahu Muhammadur
Rasuulullaah.
Ketahuilah bahwa dzikir yang paling utama
adalah :
Tiada Tuhan melainkan Allah – Dia Maha Hidup
lagi Maha Hidup.

- 94 -
Tiada Tuhan melainkan Allah – Dia Maha Hidup
lagi disembah.
Tiada Tuhan melainkan Allah – Dia Maha Hidup
lagi kekal.
Tiada Tuhan melainkan Allah. 100x
Tiada Tuhan melainkan Allah, Muhammad adalah
utusan Allah.

XXII. ِAllaahumma shalli'ala Muhammad.


ِAllaahumma shalli'alaihi wa sallim 3x
Wahai Allah berilah Rahmat kepada
Muhammad
Wahai Allah berilah Rahmat dan
kesejahteraan kepada nya. 3x

XXIII. Subhaanallaahi wa bi hamdihii.


Subhaanallaahil-‘azhiim. 33x

- 95 -
Maha suci Allah dan dengan memuji-Nya
Maha suci Allah yang Maha Agung. 33x

XXIV. ِAllaahumma shalli ‘alaa habiibika sayyi-


dinaa Muhammadiw wa ’alaa aalihi wa
shabihii wa salliim.. 3x Ajma’iin
Wahai Allah, berilah rahmat dan keselamatan
kepada kekasih-Mu, yaitu penghulu kami
Muhammad, kepada keluarganya dan para
sahabat semuanya. 3x

- 96 -
  

  

   

   

   

  

   

- 97 -
  

  

 
( - )

XXV. Surat Alfaatihah 1-7 :


1. Bismillaahir-rahmaanir-rahiiim.
2. Al-hamdulillaahi rabbil-‘alamin.
3. Ar-rahmaanir-rahiim.
4. Maaliki yaumid-diin.
5. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin.
6. Ihdinash-shiraathal mustaqiim.
7. Shiraathal-ladziina an’amta’alaihim,
ghairil-maghdhuubi’laihim waladh-
dhaliin. Aamin.
Artinya :
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.

- 98 -
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta
alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan
hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan.
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Semoga Allah mengabulkan.

---o0o---

DOA TAHLIL

   

- 99 -
- 100 -
- 101 -
- 102 -
- 103 -
- 104 -
A’uudzu billaahi minasy-syaithaanir-ra-jiim,
Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Al-hamdulillaahi
rabbil-‘aalamiin, hamdasy-syaakiriin, hamdan-
naa’imiin, hamday yuwaafii ni’ama-huu wa
yukaafii maziidah, yaa rabbanaa lakal-hamdu
kamaa yambaghii li jalaali wajhika wa ‘azhiimi
silthaanik. Allaahumma shalli wa sallim ‘alaa
sayyidinaa Muhammadiw wa’alaa aali sayyidinaa
Muhammad. Allaahumma ta-qabbal wa aushii-
tsawaaba maa qara’naahu maa sabbahnaa wa
mastghfarnaa wa maa shallainaa ‘alaihi wa
sallama hadiyyataw waa shilataw wa rahmatan
naazilataw wa barakatan syaamilatan ilaa
hadharaati habiibina wa sya-fii’inaa wa qurrati
a’yuninaa sayyidinaa wa maulanaa Muhammadin
shallallahu ‘alaihi wa sallam, wa – ilaa jamii’I

- 105 -
ikhwaanihii minal-ambiyaa’i wal mursaliin, wal-
auliyaa’i wasy-syuhadaa’i wash-shaalihiin,
wash-shahaabati wat-taabi’iin, wal-‘ulamaa’il-
‘aamiliina wal-mushannifiinal-mukhlishiiina wa
jamii’il- mujaahidiina fii sabiilillaahi rabbil-
‘aalamiiin, wal malaa’ikatil-muqarrabin,
khushuushan ilaa sayyidinasy-syaikh Abdil
Qaadiril-Jai-laaniy, tsumma ilaa jamii’i ahlil
qubuur minal muslimiinawal-muslimaati wal
mu’miniina wal-mu’minaati masyaariqil-ardhi
wa mghaaribihaa barrihaa wa barrihaa,
khushuushan ilaa aabaa’inaa wa ummahaatinaa
wa ajdaadina wa jaddaatinaa wa nakhushshu
khushuushan ilaa manijtama’naa haahunaa bi
sababihii wa li ajlih. Allaahummaghfir lahum
warhamhum wa ‘aafihim wa’fu ‘anhum.
Allaahumma anzilir-rahmata wal-maghfirata
‘alaa ahlil-qubuuri min ahli laa ilaaha illallaahu
Muhammdur Rasuulullaah. Rabbanaa arinal-
haqqa haqqaw warzuqnat-tibaa’ah wa-arinal
baathila baathilaw warzuqnajtinaabah. Rabbanaa
aatinaa fid-dun-yaa hasantaw wa fil-aakhirati
hasanataw wa qinaa adzaaban-naar. Subbhaana
rabbika rabbil –‘izzati ‘ammaa ya-shifuun, wa
salamun ‘alal-mursaliina wal-hamdu lillahi
rabbil-‘aalamiin. Alfaatihah :
Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan
yang terkutuk,. Dengan nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi
Allah, Tuhan seru sekalian alam, dengan pujian

- 106 -
orang-orang yang bersyukur dan pujian orang-
orang yang memperoleh nikmat, dengan pujian
yang sesuai dengan nikmat-nikmat-Nya dan
memadai dengan penambahan nikmatNya. Wahai
Tuhan kami, hanya bagi Mu segala puji,
sebagaiman pujian itu patut terhadap kemuliaan
Mu dan keagungan kekuasaan Mu. Wahai Allah
berilah rahmat dan kesejahteraan Mu kepada
kepada penghulu kami Muhammad dan kepada
keluarga penghulu kami Muhammad. Wahai Allah
terimalah dan sampaikanlah pahala ayat-ayat Al-
Qur’anul ‘Azhiim yang telah kami baca, tahlil kami,
tasbih dan istighfar kami, bacaan shalawat kami ke
penghulu kami Nabi Muhammad SAW. sebagai
hadiah yang bisa sampai, rahmat yang turun dan
berkah yang merata kepada kekasih kami,
penolong dan penyejuk mata kami, penghulu dan
pemimpin kami yaitu Muhammad, semoga Allah
memberikan rahmat dan kesejahteraan kepadanya,
kepada semua temannya dari para nabi dan para
utusan, para wali dan para syuhada’,orang-orang
yang saleh, para sahabat dan tabi’in, kepada para
ulama yang mengamalkan ilmunya, para
pengarang yang ikhlas, dan kepada semua pejuang
dijalan Allah, Tuhan semesta alam dan kepada para
malaikat yang didekatkan (kepada Allah),
khususnya kepada penghulu syekh Abdul Qadir
Jailani kemudian kepada semua penghuni kubur,
para muslim yan laki-laki dan perempuan dari

- 107 -
dunia timur dan barat baik darat maupun laut,
terutama lagi kepada bapak-bapak kami, ibu-ibu
kami, nenek kami yang laki-laki dan perempuan ,
para guru kami dan para guru dari guru kami dan
kepada orang yang menyebabkan kami berkumpul
disini, Wahai Allah ampunilah mereka , kasihanilah
mereka dan maafkanlah mereka. Wahai Allah
turunkan lah rahmat dan ampunan kepada
penghuni kubur yang ahli mengucap “Laa ilaaha
illallaahu Muhammdur Rasuulullaah” (Tiada Tuhan
selain Allah , Nabi Muhammad utusan Allah).
Wahai Tuhan kami tunjukkilah kami kebenaran
sebagai suatu kebenaran, jadikanlah kami dapat
mengikuti nya, tunjukanlah kepada kami kebatilan
itu suatu kebatilan, dan jadikanlah kami
menjauhinya. Wahai Tuhan kami berikanlah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan diakhirat dan
jagalah kami dari siksa neraka, Maha suci Tuhanmu
(Allah) ,Tuhan segala keperkasaan , Tuhan yang
bersih dari sifat yang diberikan oleh orang-orang
kafir. Semoga keselamatan tetap dilimpahkan
kepada para utusanNya dan segala puji bagi Allah,
Tuhan semesta alam. Bacalah Al-Fatihah.

--o0o--

- 108 -
Catatan :
- Penulisan Surat Yaasin dan Ayat-ayat pendek
menggunakan Qur’an in Word created by
Mohamad Taufiq
- Penulisan Do’a dan Tahlil menggunakan Font
Traditional Arabic MS Word
- Referensi Yaasin dan Tahlil susunan Drs. Abu
Hanifah dan,.
- Dari berbagai data lainnya..

- 109 -

Anda mungkin juga menyukai