Eko Santoso
Wakil Bendahara PAC IPNU Taman
Periode 2014-2016
KATA PENGANTAR
Penyusun:
Rekan Rohmat Burhanuddin
(Seketaris III PAC. IPNU. Taman)
Editor :
Eko Santoso
(Wakil Bendahara PAC IPNU Taman)
Assalamuallaikum Wr.Wb.
Bissmillahir Rohmaanir Rohim .
M
aulid ad-Diba‟i adalah sebuah kitab yang
bercerita tentang hal-ihwal Nabi Muhammad
Saw. secara sastrawi. Istilah ini diambil dari
nama pengarangnya yaitu al-Imam Wajihuddin
Abdurrahman bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin Ahmad
bin Umar ad-Diba‟i asy-Syaibani al-Yamani az-Zabidi asy-Syafi‟i.
T
ahun 1373 H atau bertepat dengan 1954 M.
merupakan titik awal perjalanan generasi
muda NU yang tergabung dalam IPNU.
Sebelum mengunakan nama IPNU, kegiatan
mereka di berbagai tempat bermacam macam. Sebagaian
melakukan rutinitas keagamaan seperti tahlilan, yasinan,
diba‟an /barjanji, dst. Kelompok pelajar seperti itu lebih
banyak di temui di persantren – pesantren dan di kampung-
kampung. Sebagaian lagi, kelopok muda NU mengadakan
Sekolah Pesantren, Sekolah Umum dan Peguruan Tinggi.
Sekalipun masih kecil jumlahnya. Pendirian IPNU pada tahun
Tersebut, bukan tanpa proses. Beberapa kegiatan yang di
sebut di atas. Sisi lainya adalah dengan melalui musyawarah
yang intensif, antara kyai Pesantren, pengurus NU, dan
lembaga Pendidikan Ma‟arif. Termasuk yang tak kalah
pentingnya adalah kontribusi pemikiran aktivitas kaum pelajar
NU, lebih khusus di Pesantren atau Sekolah.
Pilihan nama organisasi juga melalui proses. Bukti proses
tersebut sebagai berikut: beberapa tahun sebelumnya terdapat
keragaman nama bagi perkumpulan pelajar NU, seperti
Tsamrotul Mustafidin di Surabaya tahun 1936, PERSANO
(Persatuan santri Nahdlatul Oelama) tahun 1945, Persatuan
Murid NU tahun 1945 di Malang, Ijtima-ulth Tholabiyah
tahun 1954 di Madura, ITNO (Ijtimatul Tholabah NO) tahun
1946 di Sumbawa, PERPENO (Persatuan Pelajar NO) di
Kediri tahun 1954, IPNO (Ikatan Pelajar NO)dan IPENO
tahun 1954 di Medan, dll.
Menginggat perkumpulan tersebut satu sama lainya
kurang mengenal, karena kelahiran mereka atas insiatif dan
kreatifitas mereka sendiri. Maka di butuhkan wadah yang
sama dan satu induk. Satu hal yang sewarna dan sejalan
39 Majelis Sholawat Ad Diba’i IPNU-IPPNU Taman
adalah pijakan pada dasar keyakinan Islam Ahlussunah Wal
Jamaah. Juga atas dasar kebersamaan dan persatuan
(ukhuwah) sesama umat Islam memegang tradisi. Karena itu,
IPNU merupakan induk dan satu-satunya organisasi NU yang
menanggani kaum muda NU tingkat pelajar NU, termasuk di
Perguruan Tinggi. Ini juga yang membedakan dengan PMII,
yang lahir pada tahun 1960 dari Departemen Perguruan
Tinggi PP IPNU.
Tepat pada tanggal 24 pebruari 1954 M. bertepatan
dengan 20 Jumadil akhir 1373 H. Di Semarang, pada
konfrensi besar Ma‟arif NU se-Indonesia menyepakati nama
IPNU, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama sebagai satu- satunya
wadah berhimpun dan berkreasi Pelajar, Mahasiswa, Santri
dan remaja baik di pesantren, Madrasah/ Sekolah maupun
Pergruan Tinggi. Gagasan ini di pelopori oleh Rekan Tholcha
Mansur (Fak. Hukum UGM), Fadlan AGN (Fisipol UGM)
dari Jatim, Mustahal Achmad Masyhud (Solo),Syufian Kholil
dan Abdul Ghoni Farida (Semarang) yang pada akhirnya
dalam konfrensi tersebut Mohammad Tholca Mansur di
tetapkan sebagai ketua umumnya. Gagasan tersebut muncul
karena memandang perlunya penyatu elemen organisasi
pelajar NU dalam satu wadah agar lebih solid. Sejak saat itu,
upaya pengembanggan cabang yang di kenal dengan PANCA
DAERAH (Jombang, Solo, Kediri, Semarang dan
Yokyakarta) Menindak lanjuti ketetapan Konbes Ma‟arif itu,
para penggurus mengadahkan konfrensi lima daerah;
Yogyakarta, Semarang, Surakarta, Jombang dan Kediri. Di
Surakarta tanggal 29 April – Mei 1954. Putusan-putusan
penting pun di hasilkan; selain merumuskan tujuan, PD PRT,
juga menetapkan Tholca Mansur sebagai ketua umum
Pimpinan Pusat IPNU dan menetapkan kota Yogyakarta
sebagai kantor pusat organisasi. Mendapat pengakuan resmi
sebagai bagaian NU pada Muktamar ke 20 di Surabaya, 9 -14
September 1954, setelah ketua umum menyapaikan gagasan
IPNU di hadapan perserta Muktamar NU.
Untuk memperkokoh organisasi, IPNU melaksanakan
Muktamarnya (baca: Kongres) yang pertama pada tanggal 28
Pebruari 1955 di Malang Jawa Timur. Ikut hadir dalam
perhelatan Nasional itu adalah Presiden RI Soekarno. Hal itu
40 Majelis Sholawat Ad Diba’i IPNU-IPPNU Taman
juga sekaligus pengukuhan IPNU sebagai bagaian organisasi
pemuda di Indonesia. Lebih-lebih, suratkabar dan radio
memberitakan pidato Bung Karno pada Muktamar IPNU
tersebut.
Sebagai organisasi pelajar dan terpelajar, beberapa tokoh
pendiri IPNU adalah orang- orang yang masih berpendidikan,
seperti Mohammad Tholca Mansur (adalah mahasiswa UGM
Yogyakarta), dan ismail (mahasiswa IAIN Sunanan Kali Jogo
Yogyakarta. Di daerah-daerah juga, para pengurus IPNU saat
itu banyak di pegang oleh para mahasiswa, seperti Mahbub
Djunaedin dan Sahal Makmun di Jakarta (Mahasiswa UI).
Dan beberapa kader IPNU lainya di pesantren adalah
Abdurahman Wahid dari Jawa Timur (Ketua Tanfidziyah
PBNU1984-1999) dan Ilyas Ru‟yat dari Jawa Tengah (Rais
Am 1994-1999).
B
ermula dari perbincangan ringan yang di
lakukan oleh beberapa remaja putri yang
sedang menuntut ilmu di Sekolah Guru Agama
(SGA) Surakarta, Tentang keputusan
muktamar NU ke 20 di Surakarta. Maka perlu adanya
organisasi pelajar di kalangan nahdliyin. Dalam keputiusan ini
di kalangan NU, Fatayat NU, GP. Ansor, IPNU dan banom
NU lainnya untuk membentuk tim resolusi IPNU putri pada
kongres I IPNU di Malang Jawa Timur, selanjutnya di
sepakati dalam pertemuan tersebut bahwa perserta putri yang
akan hadir di kongres malang di namakan IPNU putri. Dalam
suasana kongres teryata keberadaan IPNU putri masih di
perdebatkan dengan secara alot. Semua di rencanakan secara
administrstif hanya menjadi departemen di dalam tubuh
organisasi IPNU. Sementara hasil negosiasi dengan pengurus
teratas PP IPNU telah membentuk semacam eksklusivitas
IPNU hanya untuk pelajar putra. Melihat hasil tersebut maka
hari kedua kongres, perserta putri yang di wakili lima daerah
(Yogyakarta, Surakarta, Malang, Lumajang dan Kediri) terus
melakukan konsultasi dua jajaran pengurus teratas Badan
Otonom NU yang menangani pembinaan organisasi pelajar
yaitu PB Ma‟arif (saat itu di pimpin Bapak KH Syukri
Ghozali) dan ketua PP Muslimat NU (Mahmuda Mawardi).
Maka dari pembicaraan selama beberapa hari telah membuat
keputusan sebagai berikut:
1. Tanggal 28 Februari – 5 Maret.
2. Pembentukan Organisasi IPNU Putri secara organisatoris
dan secara administrastif terpisah dengan IPNU.
3. Tanggal 2 Maret 1955 M / 8 Rajab 1374 H di deklarasikan
sebagai hari kelahiran IPNU Putri.
4. Untuk menjalankan roda organisasi dan upaya
Tempo Demarcia
Indonesia Biladi
Anta „Unwanul Fakhoma
Kullu May Ya‟tika Yauma
Thomihay Yalqo Himama
Indonesia Negriku
Engkau Panji Martabatku
Siapa Datang Mengancammu
Kan Binasa di bawah durimu
Bersemilah, bersemilah
Tunas-tunas NU
Bersemilah, bersemilah
Tunas-tunas NU
Tumbuhsubur, tumbuh subur
Di persada NU
Bersemilah, bersemilah
Tunas-tunas NU