B2-II-1
e. pemantauan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan
penyelenggaraan di bidang ketersediaan pangan, kerawanan
pangan, distribusi pangan, cadangan pangan, penganeka
ragaman konsumsi dan keamanan pangan;
f. pelaksanaan administrasi Dinas;
g. pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh Bupati di bidang
Ketahanan Pangan.
B2-II-2
Gambar 2.1. Bagan Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Tulang Bawang Barat
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
KASUBAG
UMUM
B2-II-3
1. Kepala Dinas
B2-II-4
2. Sekretariat
Sekretaris mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan
penunjang teknis dan administratif, koordinasi, pembinaan dan
pengendalian administrasi umum, kepegawaian, rumah tangga,
perlengkapan, keuangan, tata laksana, kehumasan, perencanaan,
monitoring, evaluasi dan pelaporan di lingkup dinas.
Untuk melaksanakan tugas tersebut diatas Sekretaris mempunyai
fungsi:
a. melaksanakan penyusunan program, pembinaan,
pengaturan, pengendalian dan evaluasi kegiatan penyusunan
program dan rencana anggaran kegiatan Dinas;
b. melaksanakan penyusunan program, pembinaan,
pengaturan, pengendalian dan evaluasi pengelola
penatausahaan keuangan, pengelolaan rumah tangga dan
perlengkapan serta barang milik Negara dan penyusunan
laporan pertanggungjawaban keuangan;
c. melaksanakan penyusunan program, pembinaan,
pengaturan, pengendalian dan evaluasi pengelolaan informasi
publik dan urusan hukum;
d. melaksanakan penyusunan program, pembinaan,
pengaturan, pengendalian, pengaturan, pengendalian dan
evaluasi organisasi, ketatalaksanaan dan pengelolaan
administrasi umum dan kepegawaian;
e. menyusun dan melaksanakan rencana aksi daerah di bidang
pangan dan gizi.
f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
B2-II-5
3. Sub Bagian Umum
B2-II-6
r. melaksanakan pembinaan administrasi keuangan kepada
Bendahara;
s. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.
B2-II-7
e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan
di bidang ketersediaan, penanganan kerawanan pangan dan
koordinasi penyediaan infrastruktur pangan, dan sumber
daya pendukung ketahanan pangan lainnya;
f. penyiapan bahan penyusunan program dan kegiatan,
koordinasi, pengaturan, pengendalian dan evaluasi di bidang
ketersediaan, penanganan kerawanan pangan dan
koordinasi penyadiaan insfrastruktur pangan, dan sumber
daya pendukung ketahahnan pangan lainnya;
g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
B2-II-8
penyediaan dan informasi pasokan dan harga pangan serta
pengembangan jaringan distribusi;
penyiapan pengelolaan cadangan pangan pemerintah
kabupaten/kota;
penyiapan bahan penyusunan program, koordinasi,
pengaturan, pengendalian dan evaluasi di bidang distribusi,
harga dan cadangan pangan;
pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
B2-II-9
g. penyiapan pelaksanaan komunikasi, informasi dan edukasi
penganekaragaman komsumsi pangan;
h. penyiapan bahan penyusunan program, koordinasi,
pengaturan, pengendalian dan evaluasi di bidang konsumsi
pangan ,penganekaragaman konsumsi pangan , dan
keamanan pangan;
i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.
B2-II-10
b. Jumlah Pegawai Yang Telah Mengikuti Pelatihan
Penjenjangan
Tabel 2.2
Jumlah pegawai yang telah mengikuti Diklat Struktural
No Diklat Struktural Jumlah
1 ADUM -
2 ADUMLA -
3 DIKLAT PIM IV -
4 SPAMA/ DIKLAT PIM III -
Total -
Tabel 2.4
Jumlah pegawai pegawai yang menduduki Eselon/Staf
No Eselon Jumlah
1 Eselon II 1
2 Eselon III 4
3 Esselon IV 1
4 Fungsional 6
5 Staf 1
Total 13
B2-II-11
2. Sarana dan Prasarana
Kondisi Umum Sarana prasarana penunjang kinerja saat ini
tersedia cukup memadai sekalipun belum optimal. Selengkapnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel Sarana Prasarana
Penunjang Kinerja:
B2-II-12
25 AC Unit 4
26 Kompor Gas 1
27 Piring 12
28 Mangkok (Alat Rumah Tangga) 6
29 Mangkok Besar 6
30 Gelas 12
31 Sendok 12
32 Televisi 2
33 Wireless 1
34 Microphone 2
35 Gambar Presiden/Wakil presiden 1
36 Komputer 1
37 Laptop 3
38 Printer 3
39 Meja Kerja Pejabat Eselon II 1
40 Meja Kerja Pejabat Eselon III 4
41 Kursi Kerja pejabat Eselon II 1
42 Sound System 1
43 Microphone/Wireless Mic 1
44 Camera Digital 2
45 Bangunan Lumbung 72
B2-II-13
1.Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian
kualitas konsumsi pangan adalah melalui skor Pola Pangan
Harapan (PPH). Skor PPH Konsumsi didefinisikan sebagai proporsi
kelompok pangan yang menggambarkan keragaman dan
keseimbangan pangan dalam kondisi konsumsi pangan. Skor PPH
Konsumsi dihitung dengan cara mengalikan persentase Angka
Kecukupan Energi (AKE) tingkat konsumsi dengan bobot setiap
kelompok pangan yang sudah ditetapkan. Pola konsumsi pangan
yang ideal digambarkan dengan skor PPH 100
B2-II-14
terpengaruh masa paceklik. Kelembagaan tersebut dibangun
berkelompok dengan membangun dan mengembangkan cadangan
pangan masyarakat berupa lumbung pangan.
B2-II-15
mengakibatkan semakin tertekan dan tergerusnya daya beli
masyarakat di tingkat konsumen.
B2-II-16
pangan dan kerentanan pangan (Food Security and Vulnerability
and Atlas –FSVA) pada tahun 2009.
Sebagai tindak lanjut penyusunan FSVA Nasional pada tahun
2010 mulai disusun FSVA Provinsi dengan unit analisa sampai
dengan tingkat kecamatan. Peta tersebut terakhir dimutakhirkan
pada tahun 2014. Untuk mempertajam tingkat analisis ketahanan
pangan dan kerentanan pangan pada tahun 2019 mulai disusun
FSVA Kabupaten dengan tingkat analisis sampai dengan level
desa. Peta ini mengklasifikan desa pada kabupaten berdasarkan
tingkat kerentanan terhadap kerawanan pangan. Seperti halnya
FSVA Nasional dan Provinsi, FSVA Kabupaten menyediakan
sarana bagi para pengambil keputusan untuk secara cepat dalam
mengidentifikasi daerah yang lebih rentan, dimana investasi dari
berbagai sektor seperti pelayanan jasa, pembangunan manusia
infrastruktur yang berkaitan dengan ketahanan pangan dapat
memberikan dampak yang lebih baik terhadap kehidupan,
ketahanan pangan dan gizi masyarakat pada tingkat desa.
B2-II-17
Sesuai dengan hasil analisa dan pengolahan data tahun 2021
untuk rasio Komposit, dari 103 desa/kelurahan di Kabupaten
Tulang Bawang Barat masih terdapat 43 desa/kelurahan yang
mempunyai kategori sangat rentan dengan warna cokelat sehingga
43 desa ini memerlukan priotitas penanganan tingkat 1.
B2-II-18
oleh pola konsumsi masyarakat dan sejalan dengan laju
pertumbuhan penduduk.
B2-II-19
2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN
PELAYANAN DINAS KETAHANAN PANGAN
B2-II-20
Tantangan dari lingkungan eksternal yang dihadapai dalam
rangka pengembangan ketahanan pangan di Kabupaten Tulang
Bawang Barat antara lain :
B2-II-21
Sedangkan Peluang dari lingkungan eksternal yang dihadapai
dalam rangka pengembangan ketahanan pangan di Kabupaten
Tulang Bawang Barat antara lain :
B2-II-22