47712-Article Text-88660-1-10-20220705
47712-Article Text-88660-1-10-20220705
Abstrak
Menggambar bentuk merupakan salah satu materi yang dipelajari di kelas X DKV SMK Negeri 13
surabaya. Namun pada materi tersebut siswa sering kali terlihat mengalami kesulitan dalam
membuatnya, hal tersebut ditandai dengan pengumpulan tugas yang melebihi batas waktu yang
ditentukan serta banyaknya siswa yang nilainya dibawah Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) yaitu
75. Maka permasalahan penelitian dirumuskan sebagai berikut (1) Bagaimanakah kesulitan
menggambar bentuk siswa kelas X jurusan DKV SMK Negeri 13 Surabaya?. (2) Apakah penyebab
kesulitan menggambar bentuk siswa (3) Bagaimanakah solusi untuk mengatasi kesulitan menggambar
bentuk?. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan dalam
mengumpulkan data yaitu menggunakan observasi, kuisioner, wawancara dan dokumentasi. Dari data
yang dikumpulkan, hasil penelitian ditemukan bahwa siswa lebih banyak mengalami kesulitan pada
aspek ketepatan bentuk (proporsi dan perspektif) dan warna (gelap terang). Berdasarkan hasil
kuisioner, kesulitan tersebut paling besar disebabkan faktor internal yaitu kebiasaan siswa yang jarang
berlatih menggambar diluar jam pelajaran sekolah sebesar 66,7%. Minat dan bakat juga cukup
berpengaruh dalam penyebab kesulitan menggambar bentuk. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru,
kesulitan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan metode drill (latihan berulang), metode tersebut
dipilih berdasarkan penyebab kesulitan menggambar yang ditemukan.
Abstract
Drawing shapes is one of the materials studied in class X DKV SMK Negeri 13 Surabaya. However, in
this material, students often seem to have difficulty in making it, this is indicated by the collection of
assignments that exceed the specified time limit and the number of students whose scores are below
the Minimum Completeness Criteria (KKM) which is 75. So the research problem is formulated as
follows (1) How have difficulty drawing the shape of class X students majoring in DKV at SMK Negeri
13 Surabaya?. (2) What are the causes of students' difficulties in drawing shapes? (3) What is the
solution to overcome the difficulties in drawing shapes?. This research is a type of qualitative
descriptive research. The technique used in collecting data is using observation, questionnaires,
interviews and documentation. From the data collected, the results of the study showed that students
had more difficulties with aspects of shape accuracy (proportion and perspective) and color (dark
light). the biggest cause of students experiencing difficulties from the results of the questionnaire is the
internal factor, namely the habit of students who rarely practice drawing outside school hours by
66.7%. Interests and talents are also quite influential in causing difficulties in drawing shapes. the
solution found from the results of discussions with the teacher was to use the drill method (repeated
exercise), the method was chosen based on the causes of the difficulty in drawing found.
119
Nurma Fitriyah, Jurnal Seni Rupa, 2022, Vol. 10,No. 3, 119-129
120
“Analisis Kesulitan Menggambar Bentuk Siswa Kelas X Jurusan DKV SMKN 13 Surabaya”
dari penelitian tersebut ditemukan beberapa jenis menggunakan tiga tahapan yaitu 1) Reduksi data,
kesulitan yang dialami oleh siswa yaitu kesulitan yaitu proses pemilihan, penyederhanaan, dan
dalam konsep, kesulitan pada keterampilan, dan transformasi data, yang berarti menelaah kembali
kesulitan dalam memecahan masalah. Sementara data yang dikumpulkan, 2) penyajian data yang
faktor penyebab kesulitan tersebut yaitu, (1) dilakukan dengan cara memberikan penjelasan
Minat siswa terhadap pelajaran matematika yang sistematis berdasarkan hasil data yang
rendah, (2) Rutinitas siswa dalam belajar terkumpul, 3) penarikan kesimpulan atau
berkurang, (3) Kurangnya kemampuan siswa, (4) verifikasi diambil dari data selama proses
Siswa tidak dapat menghitung dengan benar. penelitian yang dapat menjawab pertanyaan
peneliti pada rumusan masalah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian KERANGKA TEORITIK
deskriptif kualitatif. Sebagaimana dipaparkan A. Kesulitan Belajar
oleh Bogdan dan Taylor bahwa penelitian Menurut beberapa pakar pendidikan, seperti
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang Dalyono menjelaskan bahwa kesulitan belajar
menghasilkan data deskriptif dari orang dan merupakan suatu keadaan yang menyebabkan
prilaku yang diamati (Moleong, 2006: 4). Ciri- siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.
ciri penelitian kualitatif adalah berfokus pada Sedangkan menurut burton, siswa diduga
objek secara utuh, melibatkan manusia sebagai mengalami kesulitan belajar apabila tidak dapat
pengumpul data secara induktif, menyusun teori, mencapai ukuran tingkat keberhasilan belajar
deskriptif dan ada kriteria khusus untuk dalam waktu tertentu. Siswa tidak dapat
keabsahan data. mewujudkan tugas-tugas perkembangan dan
Sumber data pada penelitian ini diperoleh tidak dapat mencapai tingkat penguasaan materi.
dari hasil observasi dan hasil wawancara kepada Jadi kesulitan diartikan sebagai kesusahan,
siswa dan guru. Subjek yang terlibat dalam kesukaran, atau sesuatu yang menjadi hambatan
penelitian adalah siswa kelas X jurusan DKV. dalam mencapai tujuan tertentu. Subini
Sedangkan untuk lokasi penelitian dilakukan di (2011:15).
SMK Negeri 13 Surabaya yang terletak di Jl. Kesulitan belajar terjadi karena berbagai
Bumi Indah No. 65, Kecamatan Sambikerep. faktor. Menurut Saputra (2015:2) faktor-faktor
Surabaya. Lokasi tersebut dipilih karena terdapat yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan
memang terdapat fenomena yang diteliti dari belajar dapat digolongkan ke dalam dua kategori,
hasil observasi awal yang telah dilakukan. yaitu: (1) faktor internal, yang terdiri dari faktor
Teknik pengumpulan data dilakukan fisiologis dan psikologis. faktor fisiologi dan
menggunakan beberapa cara, yaitu: 1) observasi psikologis. Faktor fisiologi adalah faktor fisik,
yaitu peneliti datang kesekolah untuk mengamati yaitu seorang anak yang sedang dalam keadaan
dan menggali informasi terhadap fenomena yang sakit tentunya akan mengalami kelemahan secara
diteliti. 2) kuisioner berisi beberapa pertanyaan fisik akibatnya dalam proses menerima dan
tentang faktor penyebab kesulitan menggambar memahami materi pelajaran menjadi tidak
bentuk yang dibagikan dan diisi oleh siswa kelas sempurna. Sedangkan faktor psikologis yaitu
X. 3) wawancara dengan melakukan tanya jawab semua hal yang berkenaan dengan berbagai
terkait fenomena yang diteliti terhadap guru mata perilaku yang dibutuhkan dalam pembelajar
pelajaran dan siswa. 4) dokumentasi yang berisi seperti bakat, minat, motivasi, kondisi kesehatan
hasil karya gambar bentuk siswa dan foto mental anak, dan juga tipe anak dalam belajar.
kegiatan selama penelitian berlangsung (2) faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang
digunakan oleh peneliti untuk mendukung dan berkaitan dengan interaksi keseharian anak-anak
melengkapi data. dengan lingkungannya yang terdiri dari
Untuk menguji keabsahan data, peneliti lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
menggunakan teknik triangulasi data yakni Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
dengan menggambungkan dan menyamakan data Kesulitan dalam pembelajaran adalah suatu
hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. keadaan saat peserta didik kurang atau bahkan
Sedangkan untuk menganalisis data tidak mampu menghadapi tuntutan saat proses
121
Nurma Fitriyah, Jurnal Seni Rupa, 2022, Vol. 10,No. 3, 119-129
belajar yang disebabkan oleh faktor dari dalam pandang sebuah objek yang dibuat hanya dengan
diri ataupun pengaruh dari lingkungan sekitar. garis-garis sederhana hingga memberikan kesan
B. Menggambar Bentuk (still-life) yang nyata sesuai dengan objek yang dipandang.
Menggambar bentuk adalah menggambar (2) komposisi yaitu mengatur, menata, dan
dengan cara mencontoh objek dan menghubungkan elemen visual menjadi pola
mengutamakan kesamaan atau kemiripan rupa yang menyatu dan menciptakan hasil gambar
(Haristanto, 2017: 2). Didukung dengan yang harmonis. komposisi terdiri dari tata
penjelasan dari Muhdy (2011: 4) bahwa susunan yang menyangkut keseimbangan,
menggambar bentuk merupakan perekaman dari kesatuan, dan pusat perhatian. (Haristanto, 2017:
penampakan sebuah atau sekelompok benda yang 2). keseimbangan dalam seni rupa diartikan
disalin menggunakan media pensil atau alat sebagai keadaan yang menampilkan semua unsur
gambar sejenisnya di atas bidang dua dimensi seni yang tidak saling membebani atau sama rata.
dengan suatu ketentuan yang mengutamakan Kesatuan atau unity berarti terdapat ciri
kemiripan bentuk benda aslinya atau disebut kesamaan dari unsur yang menyatu hingga
dengan Still-life. Sedangkan tujuan dari membentuk suatu wujud atau karya. Sedangkan
menggambar bentuk adalah untuk pusat perhatian atau point of interest atau disebut
memperlihatkan gambaran wujud benda yang penonjolan, klimaks, dominasi adalah bagian
menempati suatu tempat ataupun ruangan. yang unggul dann istimewa pada suatu karya
Hasilnya diharapkan menampilkan kesan realis- yang dapat menarik perhatian debandingkan
natural, yaitu kesan yang mirip seperti bentuk dengan bagian lainnya. Pusat perhatian haruslah
benda sebenarnya. tetap terarah dan terpadu. (Salam, dkk. 2010:38).
Dalam menggambar tentunya terdapat objek Selain kedua prinsip tersebut, gelap terang
atau bentuk tertentu yang digambar. Menurut juga merupakan unsur yang penting dalam
Sumanto (2008:77) objek menggambar bentuk menggambar bentuk. Gelap terang sendiri
dapat mencakup semua benda alam, binatang, merupakan perubahan secara bertahap dari gelap
tumbuh-tumbuhan, manusia dan benda budaya. ke terang. Sisi gelap merupakan sisi yang jauh
Benda-benda tersebut dikelompokkan atau membelakangi cahaya, sedangkan sisi terang
berdasarkan benda yang beraturan (geometris) merupakan sisi yang dekat dengan cahaya.
dan benda yang tidak beraturan (a-geometris). (Endro, 2018:6).
Benda beraturan meliputi : (1) benda kubistis, Karakteristik dalam menggambar bentuk
yaitu bentuk benda yang dibatasi oleh bidang menurut sumanto (2008:77) adalah (a)
datar atau rata, misalnya kotak, meja, almari dan menampilkan kesan gambar bentuk benda secara
lainnya. (2) benda silindris, yaitu bentuk benda nyata, yaitu mirip seperti obyek aslinya; (b)
yang dibatasi oleh bidang lengkung, misalnya menampilkan unsur garis, bentuk, warna dan
tabung, kaleng, gelas dan sejenisnya. (3) benda lainnya sesuai perspektif, proporsi dan
tidak beraturan, yaitu bentuk benda yang batas kedudukannya. Dari penjelasan tersebut
permukaan dan ukuranya bebas, tidak dibatasi menunjukkan bahwa prinsip menggambar bentuk
bidang datar atau lengkung yang teratur. yaitu mengutamakan karakter yang mirip dengan
Contohnya batu, batang kayu, bongkahan tanah objek aslinya.
dan lainnya. D. Teknik menggambar bentuk
Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut Adapun teknik dalam menggambar bentuk
dapat disimpulkan bahwa menggambar bentuk menurut Sumanto (2018:73-76) diantaranya: (1)
merupakan kegiatan menyalin objek alam benda teknik arsir merupakan teknik menebalkan
pada media gambar. gambar yang dilakukan dengan cara membentuk
C. Prinsip menggambar bentuk goresan garis dari alat yang digunakan secara
Menggambar bentuk terdiri dari dua prinsip, beruulang-ulang sampai diperoleh kesan
diantaranya (1) ketepatan bentuk yang terdiri dari ketebalan atau gelap terang yang diinginkan. (2)
proporsi dan persektif. Proporsi merupakan satu Teknik Dussel dilakukan dengan menggosokkan
kesatuan benda yang disusun berdasarkan ukuran dan meratakan serbuk warna misalnya serbuk
antara bagian satu dengan bagian lainnya. pensil dengan memakai alat gosok atau dusseler
Sedangkan perspektif diartikan sebagai cara sampai menghasilkan kesan dengan ketebalan
122
“Analisis Kesulitan Menggambar Bentuk Siswa Kelas X Jurusan DKV SMKN 13 Surabaya”
123
Nurma Fitriyah, Jurnal Seni Rupa, 2022, Vol. 10,No. 3, 119-129
Dilihat dari aspek ketepatan bentuk, proporsi buku dan sorbert tidak sama. Buku kuning
kedua cangkir kurang yaitu pegangan cangkir terlihat tidak sesuai arah dengan contoh benda
terlalu kecil dibandingan dengan badan cangkir. aslinya
Pada gambar jangka, lebar sisi sebelah kiri lebih Pada aspek komposisi, ujung buku sebelah
tipis dibangdingkan dengan sisi sebelah kanan. kiri terlihat terlalu panjang, sedangkan ujung
Pada aspek perspektif, terlihat objek buku dan buku yang tertutup sorbet sebelah kanan tidak
serbet tidak sesuai dengan garis titik hilang. terlihat bentuknya. Selain itu gambar tidak
Yaitu buku bagian depan lebih terlihat kecil dari diberikan bayangan dibagian bawah objek
pada bagian belakang. Pada bagian atas cangkir sehingga objek terlihat seperti melayang.
hijau digambar dengan garis melengkung Pada aspek warna dan gelap terang, terlihat
kebawah, sedangkan benda tersebut sedikit lebih pewarnaan yang kurang merata dan tidak ada ada
tinggi dari perspektif mata normal. gelap terang yang membuat masing-masing objek
Pada aspek komposisi, objek yang disusun kurang terlihat bentuknya terutama objek jam
terlihat kurang menyatu dikarenakan tidak tangan dan jangka.
terdapat bayangan sama sekali. Motif garis-garis Dilihat dari aspek finishing, garis-garis
pada sorbet digambar dengan garis lurus yang sketsa yang dibuat dengan pensil sangat terlihat
seharusnya motif garis mengikuti lengkungan sehingga gambar kurang rapi.
kain.
Pada aspek gelap terang, meskipun warna
objek rata tetapi terlihat datar dan tidak memiliki
ruang karena tidak ada gelap terang sama sekali.
Dilihat dari aspek finishing, garis luar pada
benda terlalu tebal dan sangat terlihat. Kerapian
gambar baik tetapi untuk detail benda tidak
terlihat.
124
“Analisis Kesulitan Menggambar Bentuk Siswa Kelas X Jurusan DKV SMKN 13 Surabaya”
125
Nurma Fitriyah, Jurnal Seni Rupa, 2022, Vol. 10,No. 3, 119-129
126
“Analisis Kesulitan Menggambar Bentuk Siswa Kelas X Jurusan DKV SMKN 13 Surabaya”
127
Nurma Fitriyah, Jurnal Seni Rupa, 2022, Vol. 10,No. 3, 119-129
berulang, maka pada penelitian tersebut terutama pada pembuatan proporsi dan perspektif
dilakukan selama dua siklus. Hasilnya terdapat benda.
peningkatan terhadap aktivitas guru dan siswa Bagi peneliti selanjutnya, perlu dikaji secara
pada siklus yang kedua. mendalam mengenai efektivitas penggunaan
metode drill dalam menggambar bentuk siswa.
PENUTUP
Simpulan REFERENSI
Kesulitan terbesar siswa dalam menggambar Annurahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran.
bentuk terletak pada 1) aspek ketepatan bentuk Bandung: Alfabeta.
yaitu pembuatan proporsi benda 2) warna dan Darmawan, 1988. Pengantar Pendidikan Seni
gelap terang. Hal itu terlihat dari hasil analisis Rupa. Bandung : CV. Armico.
gambar dan hasil nilai, yang menunjukkan bahwa Endro. Miky. 2018. Teknik Dasar Menggambar
nilai berkategori sangat kurang paling banyak ada Bentuk. Yogyakarta:ANDI (Anggota
pada aspek 1 (ketepatan bentuk) sedangkan yang IKAPI).
menunjukkan nilai berkategori kurang paling Haristanto. 2017. Teknik Menggambar Bentuk 3
banyak ada pada aspek 3 yaitu warna atau gelap Dimensi. Yogyakarta: Istana Media.
terang. Hal yang sama juga diperoleh dari hasil Julkaidah. 2021. Analisis Kesulitan Peserta Didik
wawancara dengan guru mata pelajaran yang dalam Menyelesaikan Soal Matematika
menyatakan bahwa siswa kesulitan membuat Kelas VII MTs. Satu Atap Pesantren Modern
proporsi benda, terlihat dengan seringnya Datok Sulaiman Palopo. Skripsi, (online). 1-
menghapus sketsa bentuk objek yang digambar, 66,
kemudian siswa juga kurang sabar ketika (http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/3
melakukan pewarnaan. 168/), diakses 16 Januari 2022.
Penyebab utama kesulitan siswa dalam Majid, Arham. 2020. Analisis Hasil
menggambar bentuk adalah pada pada faktor Pembelajaran Menggambar Bentuk Siswa
internal yaitu kebiasaan siswa yang kurang SMP Negeri 3 Sinjai Tengah. Jurnal
berlatih. Hal tersebut diperoleh dari hasil Imajinasi, (online), Vol. 04 No. 01, Hal 38-
kuisioner yang menunjukkan bahwa aspek 46, (http://eprints.unm.ac.id/17770/), diakses
kebiasaan lebih tinggi prosentasenya dibanding 11 Februari 2022.
dengan aspek lainnya, yaitu sebanyak 66,7% Moloeng, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian
siswa yang jarang atau tidak pernah menggambar Kualitatif. Bandung: PT Remaja
diluar jam pelajaran. Faktor internal yang lebih Rosdakarya.
berpengaruh dibandingkan faktor eksternal Moloeng, Lexy. 2015. Metodologi Penelitian
Untuk mengatasi kesulitan menggambar Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
bentuk siswa berdasarkan penyebabnya, guru dan Rosdakarya.
peneliti berdiskusi dengan memberikan solusi Rahmawati, Rahmawati. 2018. Kemampuan
yaitu dengan menerapkan metode drill yang Menggambar Bentuk Dengan Menggunakan
merupakan cara mengajar dengan memberikan Pensil Warna Pada Kelas X SMK Negeri 3
latihan-latihan terhadap keterampilan yang harus Gowa. Skripsi, (online), 1-
dipelajari siswa. 52,(http://eprints.unm.ac.id/17202/).
Saran Universitas Negeri Makassar.
Bagi guru, diharapkan memperlajari lebih Rachmwati, Fatakhul Nur. 2013. Meningkatkan
dalam mengenai metode drill agar dapat Belajar Menggambar Proporsi Tubuh
menerapkan secara optimal. Serta tidak lupa dengan Metode Drill Kelas X SMKN 3
selalu memotivasi siswa agar berinisiatif dalam Blitar. Jurnal, (online), Vol. 02 No. 01, Hal
belajar dan memberikan banyak sumber belajar 60-64, (https://ejournal.unesa.ac.id/
agar siswa dapat memahami materi secara index.php/jurn al-tata-busana/article/view
maksimal. /1300), diakses 25 Mei 2022.
Bagi siswa hendaknya perlu banyak mencari Saputra, D. Yulianto. 2015. Menangani Kesulitan
referensi dan berlatih dalam menggambar Belajar Pada Anak Diskalkulia. Yogyakarta:
Relasi Inti Media Group.
128
“Analisis Kesulitan Menggambar Bentuk Siswa Kelas X Jurusan DKV SMKN 13 Surabaya”
129