Anda di halaman 1dari 79

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN

ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANI TAMBAK

(Studi Kasus Di Desa Srowo Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik)

Disusun oleh :

ALI RAMZI ASYRAF


NIM. 191102027

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan


Penelitian Skripsi Sarjana Kesehatan Masyarakat

HALAMAN JUDUL

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2022
PERNYATAAN PENGESAHAN

DATA MAHASISWA:
Nama Lengkap : Ali Ramzi Asyraf
Nomor Induk Mahasiswa : 191102027

Tanggal Lahir : 27 Agustus 2001

Tahun Masuk : 2019

Peminatan : Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Nama Pembimbing Akademik : Zufra Inayah, S.KM., M.Kes

Nama Pembimbing : 1. Zufra Inayah, S.KM., M.Kes

2. Sestiono Mindiharto, S.Psi., M.Kes

JUDUL PENELITIAN:
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN

ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANI TAMBAK

(Studi Kasus Di Desa Srowo Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik)

Menyatakan bahwa yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan akademik dan


administrasi untuk mengikuti ujian proposal penelitian skripsi Prodi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gresik

Gresik, 6 Januari 2023


Mengesahkan,
Mengetahui,
Kaprodi Kesehatan Masyarakat
Dekan Fakultas Kesehatan Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gresik Universitas Muhammadiyah Gresik

Dr. Siti Hamidah, SST., Bd., M.Kes Sestiono Mindiharto, S.Psi., M.Kes
NIDN. 0724125901 NIDN. 0724047602

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT

PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANI TAMBAK (STUDI KASUS: DI

DESA SROWO KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK)

Oleh :
Ali Ramzi Asyraf
191102027

Usulan penelitian skripsi ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk
dipertahankan dihadapan tim penguji proposal penelitian skripsi
Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gresik

Gresik, 6 Januari 2023

Menyetujui,

Pembimbing Akademik, Pembimbing Skripsi

Zufra Inayah, S.KM., M.Kes Zufra Inayah, S.KM., M.Kes


NIDN. 0715087601 NIDN. 0715087601

iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA

PETANI TAMBAK (STUDI KASUS: DI DESA SROWO

KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK)

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh:


Ali Ramzi Asyraf
191102027

Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Prodi


Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gresik
Pada Tanggal, ........... dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Ketua Penguji

Dwi Faqihatus Syarifah HAS, S.KM, M.Epid


NIDN. 0703098602

Penguji II Penguji I

Sestiono Mindiharto, S.Psi., M.Kes Zufra Inayah, S.KM., M.Kes


NIDN. 0724047602 NIDN. 0715087601

iv
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :


Nama Lengkap : Ali Ramzi Asyraf
Nim : 191102027
Tempat/Tgl Lahir : Gresik / 27 Agustus 2001
Tahun Masuk : 2019
Peminatan : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Nama PA : Zufra Inayah, S.KM., M.Kes
Nama Pembimbing : Zufra Inayah, S.KM., M.Kes
Nama Penguji I : Dwi Faqihatus Syarifah HAS, S.KM, M.Epid
Nama Penguji II : Sestiono Mindiharto, S.Psi., M.Kes

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam Penulisan


Skripsi saya yang berjudul :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN


ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANI TAMBAK (STUDI KASUS :
DI DESA SROWO KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK)

Gresik, 6 Januari 2023


Mahasiswa,

Ali Ramzi Asyraf


NIM.191102027

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ali Ramzi Asyraf


Tempat/Tgl Lahir :Gresik/ 27 Agustus 2001
Alamat : Jl. Raya Betoyo, Manyar-Gresik
Status Keluarga : Anak ke satu dari dua bersaudara
Alamat Instansi :-
No Telp/ Hp : 087860529831
E-mail : Ramziasyraf2@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
1. MI Al-Ma’arif Sukomulyo Gresik, lulus tahun 2013

2. SMP Negri 2 Manyar Gresik, lulus tahun 2016

3. SMK Semen Gresik, lulus tahun 2019

vi
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT
PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANI TAMBAK DI DESA SROWO
KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK

Ali Ramzi Asyraf 191102027


Email: Ramziasyraf2@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan


penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petani tambak. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan survey cross
sectional. Sebanyak 45 responden diambil melalui total sampling. Analisa data
menggunakan uji chi square untuk analisi biavariat. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa bebrapa faktor yaitu : variabel pengetahuan dengan nilai p
value = 0,00 (p<0,05), variabel usia dengan nilai p value = 0,029 (p<0,029),
variabel pendidikan dengan nilai p value = 0,0812 (p<0,05), variabel kenyamanan
dengan nilai p value = 0,000 (p<0,05), variabel ketersediaan dengan nilai p value
= 0,002 (p<0,05). Penelitian ini menunjukan bahwa variabel pengetahuan, usia,
kenyamanan dan ketersediaan ada hubungan yang signifikan dengan penggunaan
APD sedangkan variabel pendidikan todal ada hubungan yang signifkan dengan
penggunaan APD pada petani tambak. Studi ini penting pada para petani agar bisa
memahami penting keselamatan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Usia, Pendidikan, kenyamanan, Ketersediaan,


Penggunaan APD

vii
FACTORS RELATED TO THE USE OF PERSONAL PROTECTIVE
EQUIPMENT (PPE) IN TAMBAK FARMERS IN SROWO VILLAGE,
SIDAYU DISTRICT, GRESIK DISTRICT

Ali Ramzi Asyraf 191102027


Email: Ramziasyraf2@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the factors associated with the use of Personal
Protective Equipment (PPE) in pond farmers. This research is a quantitative
study using a cross sectional survey approach. A total of 45 respondents were
taken through total sampling. Data analysis used the chi square test for biavariate
analysis. The results of this study indicate that several factors are: the knowledge
variable with a p value = 0.00 (p <0.05), the age variable with a p value = 0.029
(p <0.029), the education variable with a p value = 0, 0812 (p<0.05),
convenience variable with p value = 0.000 (p<0.05), availability variable with p
value = 0.002 (p<0.05). This study shows that the variables of knowledge, age,
comfort and availability have a significant relationship with the use of PPE, while
the education variable has a significant relationship with the use of PPE in pond
farmers. This study is important for farmers to understand the importance of
safety.

Keywords: Knowledge, Age, Education, convenience, Availability, Use of PPE

viii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur peniulis memanjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia- Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANI TAMBAK

(Studi kasus: DI DESA SROWO KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN

GRESIK)”.

Skripsi ini dapat selesai tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Ucapan

terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kami sampaikan kepada yang

terhormat.

1. Nadhirotul laily S.Psi M.Psi selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Gresik

2. Dr Siti Hamidah, S.ST., Bd., M.Kes. Selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Gresik yang telah memberikan ilmu.

3. Sestiono Mindihartono, S.Psi., M.Kes. Selaku Ketua Pregram Studi

Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Gresik. Selaku Dosen

Pembimbing (II) yang telah membekali saya dengan ilmu selama

mengikuti perkuliahan hingga dukungan moral serta saran dan masukan

selama menyusun proposal ini.

4. Zufra Inayah, S.KM., M.kes. Selaku Dosen Pembimbing (I) sekaligus

dosen akademik, yang telah menyempatkan waktu untuk memberikan

bimbingan, arahan, saran, motivasi, dukungan, serta kemudahan pada

ix
kami menyelesaikan proposal ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan

ibu.

5. Seluruh Dosen Pengajar yang senantiasa memeberi bekal ilmu

pengetahuan dan membimbing kami telah menjalani Pendidikan di

Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Gresik.

6. Kedua orang tua, Bapak Agus Arofah dan Ibu Siti Asfiyah yang selalu

mendoakan, memberi dukungan, bantuan, nasehat dan perhatian yang

begitu besar.

7. Kepada teman-teman Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Angkatan

2019 atas kerja samanya dan telah memberikan informasi, memberikan

motivasi, dan yang selalu menyemangati peneliti dan selalu menemani

disaat suka dan duka dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Terimakasih kepada Kuma Coffee yang telah memberikan tempat yang

nyaman untuk mengerjakan skripsi.

9. Terimakasih kepada petani tambak yang membantu meluangkan waktu

untuk menjadi subjek penelitian dalam pengisian data dalam penelitihan

ini.

10. Seluruh pihak yang membantu penelitian ini, yang tidak bisa disebutkan

satu persatu, terimakasih atas kontribusi dan partisipasinya.

Gresik, 6 Januari 2023

Ali Ramzi Asyraf

x
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
PERNYATAAN PENGESAHAN........................................................................ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI.............................................iv
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT.....................................................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................vi
ABSTRAK...........................................................................................................vii
ABSTRACT.........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR..........................................................................................ix
DAFTAR ISI........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL..............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvi
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum..............................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus.............................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................6
1.4.1 Manfaat teotoris...........................................................................6
1.4.2 Manfaat praktis............................................................................6
1.5 Hipotesis penelitian.................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................7
2.1 Alat Pelindung Diri (APD)......................................................................7
2.1.1 Pengertian Alat Pelindung Diri (APD)........................................7
2.1.2 Syarat – Syarat APD....................................................................8
2.1.3 Perundang undangan APD...........................................................8
2.1.4 Tinjauan umum tentang alat pelindung diri.................................9
2.1.5 Jenis Alat Pelindung Diri...........................................................10
2.1.6 Jenis APD bagi petani tambak...................................................10
2.1.7 Faktor yang berhubungan dengan penggunaan APD pada petani
tambak antara lain :....................................................................14
2.2 Tambak......................................................................................16
2.2.1 Pengertian Tambak....................................................................16
2.2.2 Jenis jenis tambak......................................................................16
2.2.3 Potensi bahaya di tambak..........................................................17
2.2.4 Petani Tambak...........................................................................17
2.3 Kerangka Teori......................................................................................20
2.3.1 Kerangka konseptual penelitian.................................................21
BAB III METODELOGI PENELITIAN.............................................................22
3.1 Desain Penelitian...................................................................................22
3.2 Tempat dan waktu Penelitian.................................................................22
3.3 Populasi dan sampel..............................................................................22
3.4 Definisi Operasional......................................................................................23
3.5 populasi dan sampel...............................................................................24
3.6 Teknik Sampling....................................................................................24
3.7 Variabel penelitian.................................................................................25
3.7.1 Variabel bebas (independent)....................................................25
3.7.2 Variabel terikat (dependent)......................................................25
3.8 Teknik pengumpulan dan Pengolahan Data..........................................25
3.9 Teknik analisis data...............................................................................27
3.9.1 Analisi univariat.........................................................................27
3.9.2 Analisis bivariat.........................................................................27
BAB IV HASIL PENELITIAN...........................................................................28
4.1 Data Umum.............................................................................................28
4.1.1 Sejarah Desa Srowo Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik.........28
4.2 Analisis Data...........................................................................................29
4.2.1 Distribusi Frekuensi Pengeatahuan pada petani tambak didesa
Srowo kecamatan sidayu tahun 2022.........................................29
4.2.2 Distribusi frekuensi Usia pada petani tambak di desa srowo tahun
2022...........................................................................................30
4.2.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan pada petani tambak di desa
srowo tahun 2022.......................................................................30
4.2.4 Distribusi Frekuensi Kenyamanan APD pada petani tambak di
desa srowo tahun 2022...............................................................31
4.2.5 Distribusi Frekuensi Ketersediaan pada petani tambak di desa
srowo tahun 2022.......................................................................31
4.3 Analisis Bivariat.....................................................................................32
4.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan APD pada petani
tambak di desa srowo.................................................................32
4.3.2 Hubungan Usia dengan Penggunaan APD pada petani tambak di
desa srowo..................................................................................33
4.3.3 Hubungan Pendidikan dengan Penggunanan APD pada petani
tambak di desa srowo.................................................................34
4.3.4 Hubungan Kenyamanan dengan Penggunaan APD pada petani
tambak di desa srowo.................................................................35
4.3.5 Hubungan Ketersediaan dengan Penggunaan APD pada petani
tambak........................................................................................36
BAB V PEMBAHASAN.....................................................................................37
5.1 Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan APD................................37
5.2 Hubungan Usia dengan Penggunaan APD.............................................38
5.3 Hubungan Pendidikan dengan Penggunanan APD.................................39
5.4 Hubungan Kenyamanan dengan Penggunaan APD...............................40
5.5 Hubungan Ketersediaan dengan Penggunaan APD................................42
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................43
6.1 Kesimpulan.............................................................................................43
6.2 Saran.......................................................................................................44
6.2.1 Bagi Petani Tambak...................................................................44
6.2.2 Bagi Penelitian selanjutnya........................................................44
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................45
LAMPIRAN.........................................................................................................47
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional............................................................................23
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengeatahuan pada petani tambak didesa Srowo
kecamatan sidayu tahun 2022.............................................................29
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Usia pada petani tambak di desa srowo tahun
2022.....................................................................................................30
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan pada petani tambak di desa srowo
tahun 2022...........................................................................................30
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kenyamanan APD pada petani tambak di desa
srowo tahun 2022................................................................................31
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Ketersediaan pada petani tambak di desa srowo
tahun 2022...........................................................................................31
Tabel 4.6 Tabulasi silang Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan APD
pada petani tambak di desa srowo tahun 2022....................................32
Tabel 4.7 Tabulasi silang Hubungan Usia dengan Penggunaan APD pada petani
tambak di desa srowo tahun 2022.......................................................33
Tabel 4.8 Tabulasi silang Hubungan Pendidikan dengan Penggunaan APD pada
petani tambak di desa srowo tahun 2022............................................34
Tabel 4.9 Tabulasi silang Hubungan Kenyamanan dengan Penggunaan APD
pada petani tambak tahun 2022...........................................................35
Tabel 4.10 Tabulasi silang Hubungan Ketersediaan dengan Penggunaan APD
pada petani tambak di desa srowo tahun 2022....................................36
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Topi Caping.......................................................................................11
Gambar 2.2 Jaket/Baju Lengan Panjang...............................................................11
Gambar 2.3 Sarung Tangan..................................................................................12
Gambar 2.4 Sepatu Boot.......................................................................................12
Gambar 2.5 Contoh Masker...................................................................................13
Gambar 2.6 Apron..................................................................................................14
Gambar 2.7 Kerangka Konsep...............................................................................21
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Sertifikat Hasil Uji Etik......................................................................48
Lampiran 2 Pernyataan Persetujuan Publikasi.......................................................49
Lampiran 3 Permohonan Menjadi Responden.......................................................50
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian...........................................................................51
Lampiran 5 Dokumentasi.......................................................................................61
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan seperangkat alat yang digunakan

oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian timbulnya terhadap

kemungkinan adanya potensi bahaya atau sebagian timbulnya terhadap

kemungkinan adanya potensi bahaya kecelakaan kerja pada tempat kerja.

penggunaan Alat Pelindung Diri sering dianggap tidak penting ataupun remeh

oleh para pekerja. Padahal penggunaan Alat Pelindung Diri ini sangat penting dan

berpengaruh terhadap keselamatan dan Kesehatan para pekerja. Kedisiplinan para

pekerja dalam menggunakan Alat Pelindung Diri masih tergolong rendah

sehingga resiko terjadinya kecelakaan kerja yang dapat membahayakan pekerja.

(Yuliani,2017)

Kecelakaan di tempat kerja secara umum disebabkan oleh dua faktor yaitu

perilaku kerja yang berbahaya (unsafe human act) misalnya p tidak menggunakan

APD dengan baik dan benar dan kondisi yang berbahaya (unsafe conditions)

misalnya kondisi lingkungan kerja yang kurang kondusif. Hasil penelitian

(Ardiansyah, R. B., & Paskarini, I, 2020) yang berjudul Faktor yang berhubungan

dengan kecelakaan kerja pada petani padi di Desa Jatirembe Kecamatan Benjeng

Kabupaten Gresik, menunjukkan hasil bahwa kecelakaan kerja yang pernah

terjadi adalah terkena benda tajam (56,8%), terluka karena hewan atau tumbuhan

(53,1%), pingsan karena dehidrasi dan cuaca panas (34,6%), sesak nafas karena
menghirup pestisida (32,1%), terluka karena mesin pertanian (25,9%),ntersengat

listrik perangkap tikus (1,2%).

Sebanyak 31 pekerja memiliki pelatihan K3 yang kurang baik (67,4%)

dikarenakan kurangnya pemberitahuan dari pihak perusahaan terhadap seluruh

pekerja (Alfidyani, dkk., 2020). Pekerjaan di sektor informal salah satunya sektor

perikanan memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat sebagai sumber

pangan protein hewani. Penerapan Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) disektor

ini formal sering diabaikan dan tidak semua pemilik usaha maupun pekerja

mengetahui tentang pentingnya penerapan K3 ditempat kerja.

Berdasarkan penelitian (Vita dan Cahyani, 2021) di dapatkan hasil bahwa

variabel kondisi tidak aman mempunyai signifikansi paling rendah dibandingkan

dengan variabel lainnya yaitu sebesar 0,0001. Artinya variabel kondisi tidak aman

memiliki pengaruh paling kuat terhadap risiko kejadian kecelakaan kerja

dibandingkan dengan variabel lainnya. Para petani tambak dalam melaksanakan

kegiatannya tidak pernah menggunakan APD dan jika memanen ikan

menggunakan peralatan yang tidak ergonomis sehingga berpotensi terjadi

kecelakaan kerja yang membahayakan keselamatan Petani Tambak berupa luka

robek, tersayat, tergores dan tertusuk duri ikan. Padahal keselamatan dan

Kesehatan (K3) sangat diperlukan dalam upaya untuk menghindari kecelakaan

kerja dan hal yang tidak diinginkan dan merugikan pekerja itu sendiri.

International Labour Organization (ILO) pada tahun 2013 melaporkan bahwa, 1

pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160

pekerja mengalami sakit akibat kerja baik pekerja sector formal maupun informal.

Hasil survei Departemen Kesehatan RI tahun 2019 pada pekerja sector informal
yaitu faktor lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap kecelakaan kerja ialah

suhu, kebisingan, lantai licin, penerangan. Vita(2021)

Dari hasil penelitian (Susan Kurnianingsih, 2016) menunjukkan bahwa

sebagian besar responden mengalami kejadian kecelakaan kerja paling sering

adalah terpeleset (52,9%), terkena cangkul (38,2%), terjatuh (35,3%), terkena

sabit (32,4%), dan yang paling jarang terjadi adalah terkena alat pembajak sawah

(14,7%). Kejadian kecelakaan kerja tersebut sering meninggalkan bekas luka pada

tubuh yaitu dengan persentase 67,6%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak

ada hubungan antara umur dengan kejadian kecelakaan kerja nilai p= 0,494, tidak

ada hubungan antara lama kerja dengan kejadian kecelakaan kerja nilai p=0,270,

tidak ada hubungan antara penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan kerja

nilai p= 0,538, tidak ada hubungan antara beban kerja dengan kejadian kecelakaan

kerja nilai p=0,172, ada hubungan antara faktor kimia dengan kejadian kecelakaan

kerja nilai p = 0,000, tidak ada hubungan antara faktor biologi dengan kejadian

kecelakaan kerja nilai p=0,117.

Potensi tambak di Indonesia tersebar diseluruh tanah air hanya ada tiga

provinsi yang tidak memiliki tambak yaitu Sumatra barat, DKI, DIY. Provinsi

jawa timur merupakan provinsi dengan tambak terluas. Tambak di jawa timur

tercatat seluas 53,423 HA / 15% dari luas tambak ditanah air. Sementara itu

dijawa timur pusat tambak terletak di kabupaten Gresik dan kabupaten sidoarjo

dengan luas tambak masing masing 15,60 HA dan 15,53 HA dari luas tambak di

jawa timur (Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur,2017).

Kabupaten Gresik dikenal sebagai penyuplai ikan terbesar di jawa timur

Sidayu adalah sebuah kecamatan dikabupaten Gresik provinsi jawa timur,


Indonesia memiliki luas sebesar 47,13km2 terdapat 21 desa antara lain sukerejo,

penghulu, bunderan, sambi pondok, asempapak, raci tengah, purwodadi, golokan,

kertosono, srowo, mriyunan, gedangan, randuboto, lasem, sedagaran, raci kulon,

ngawen, sidomulyo, kauman, raciwetan. Dengan luas tanah sawah sebesar

1,069,610 Ha, pekarangan/halaman 171,020 Ha, tegal atau kebun 1,153,720 Ha,

tambak 1,439,310 Ha dan lainnya 879,740 Ha (sidayu dalam angka 2019).

Wilayah kecamatan sidayu merupakan daerah perikanan sehingga sangat

berpotensi menghasilkan produk produk perikanan misalnya udang, bandeng dan

olahan hasil ikan seperti krupuk dan bonggolan.

Desa srowo sebagai objek penelitian merupakan salah satu desa di

kecamatan sidayu dengan luas lahan sebesar 3,17KM2 dengan total luas tanah

tambak sebesar 308HA berada di posisi kedua setelah kecamatan randuboto

dengan luas tambak 868,15HA (Sidayu dalam angka 2019) Jenis tambak yang

berada di desa srowo merupakan tambak alami atau tambak tradisioanl yaitu

tambak yang menggunakan kolam tanah lanangsung sehingga tidak diperluakan

biaya mahal dengan tingkat perawatan yang mudah dan minim resiko kematian

ikan. Besarnya kisaran luas tambak didesa srowo mencapai 3Has – 6Ha

pertambak, dengan budidaya ikan seperti bandeng dan udang vanami. Dimana

sebagian besar mata pencaharian penduduk desa srowo kecamatan sidayu sebagai

petani tambak.

Dari pengamatan peneliti banyak ditemukan para petani tambak didesa

srowo dalam melaksanaakan kegiatanya mulai dari pembenihan ikan,

pemeliharaan sampai masa panen tiba tidak menggunakan alat pelindung diri

(APD) secara maksimal misalnya alat pelindung kepala, alat pelindung mata, alat
pelindung telinga, alat pelindung kaki, alat pelindung tangan dan alat pelindung

pernafasan. Sehingga bisa menimbulkan kecelakaan kerja bagi para petani

tambak.

Potensi kecelakaan kerja terbesar yang dihadapi oleh petani tambak adalah

ketika masa panen tiba yang mekibatkan banyak tenaga kerja dan alat. Kecelakaan

kerja yang bisa terjadi antara lain tertusuk duri ikan (ikan keting) yang bisa

menyebabkan infeksi maupun iritasi kulit, tertimpa bongkahan es keranjang rotan,

maupun tertimpa pompa diesel tergelincir tanah licin dan tidak rata, terkena

fanbelt (handstater) pada saat mesin diesel dinyalakan, maupun bahaya angin

malam karena panen dilakukan pada malam hari sehingga penggunaan APD

seperti sepatu bot, baju lengan Panjang, topi atau caping, celemek/apron dan

masker pemakaian APD sangat diperlukan bagi para petani tambak agar potensi

bahaya yang dihadapi petani tambak dapat diminimalisir. Adapun Faktor – faktor

yang mempengaruhi penggunaan APD pada petani tambak didesa srowo

kecamatan sidayu kabupaten Gresik antara lain : pengetahuan, usia, Pendidikan

dan kenyamanan APD.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan data di atas apa saja faktor – faktor yang berhubungan dengan

penggunaan APD pada petani tambak?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis Faktor – faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat

pelindung diri (APD) pada petani tambak di desa srowo.


1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi Faktor – faktor yang berhubungan dengan penggunaan APD.

2. Mengidentifikasi pengunaan APD di tambak

3. Menganalisis Faktor yang berhubungan dengan penggunaan APD petani

tambak

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teotoris

Diharapkan penelitian ini mampu memberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) terkait penggunaan

APD di tambak.

1.4.2 Manfaat praktis

a. Bagi instansi : hasil penelitian dapat dijadikan sebagai tambahan informasi,

referensi, pertimbangan dan saran dalam Menyusun atau menentukan

kebijaksanaan terkait berbagai faktor yang berpengaruh dalam Kesehatan dan

keselamatan kerja (K3) di sektor perikanan

b. Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi bahan referensi dan penambahan

informasi untuk peneliti berikutnya terkait faktor – faktor yang mempengaruhi

penggunaan APD pada petani tambak

c. Bagi petani tambak penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan petani

tambak dalam meminimalisir tingkat kecelakaan kerja

1.5 Hipotesis penelitian

H0 : Tidak terdapat faktor – faktor yang berhubungan dengan penggunaan APD

pada petani tambak.


H1 : Terdapat faktor – faktor yang berhubungan dengan penggunaan APD pada

petani tambak.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat Pelindung Diri (APD)

2.1.1 Pengertian Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan alat yang digunakan oleh tenaga

kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan

adanya potensi bahaya di tempat kerja atau kecelakaan kerja. APD juga

merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan

resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang

disekelilingnya. APD dipakai setelah usaharekayasa dan cara kerja yang aman,

APD yang dipakai, memberikan perlindungan efektif terhadap bahaya. Edigan

(2019).

Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Association, personal

protective equipment atau alat pelindung diri di definisikan sebagai alat yang

digunakan untuk mlindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh

adanya kontak dengan bahaya di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis,

radiasi.

Sedangkan menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

nomor PER.08//MEN/VII/2010 tentang alat pelindung diri, Alat pelindung diri

selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk

melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh

dari potensi bahaya ditempat kerja. pengusaha wajib menyediakan APD bagi
pekerja/buruh di tempat kerja. Penggunaan Alat Pelindung Diri merupakan hak

dari pegawai dan kewajiban bagi pihak manajemen untuk menyediakan.

Alat pelindung diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya

bahaya yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu APD dipilih secara hati - hati

agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang di perlukan

2.1.2 Syarat – Syarat APD

Alat Pelindung Diri (APD) yang memenuhi syarat akan memberikan perlindungan
yang optimal bagi penggunanya. Syarat - syarat APD antara lain: Deni (2018)

1. Alat pelindung diri harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap
bahaya spesifik atau bahaya-bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.

2. Berat alatnya harus seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa
ketidaknyamanan yang berlebihan.

3. Alat yang dihadapi harus fleksibel.

4. Bantuknya harus menarik.

5. Alat pelindung diri harus tahan untuk pemakaian yang lama.

6. Alat pelindung diri tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakai


yang dikarenakan bentuk dan bahaya tidak tepat atau karena salah dalam
penggunaannya.

7. Alat pelindung diri harus memenuhi standar.

8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoring pemakaian.

2.1.3 Perundang undangan APD

Penggunaan APD diatur pada pasal 14 undang undang no 1 tahun 1970

tentang keselamatan dan Kesehatan kerja yaitu Bab7 pasal 12 ayat b dan c, Bab9

pasal 13, dan Bab 10 pasal 14 ayat c, yang mana setiap perusahaan harus
menyediakan APD secara gratis untuk pekerjanya sehingga secara otomatis wajib

dikenakan oleh setiap pekerja dari perusahaan tersebut.

Selain itu terdapat beberapa peraturan pemerintah atau undang undang

lainnya yang mengatur tentang APD yaitu :

1. Intruksi Menteri tenaga kerja NO.INS.02-M-BW-BK-1984 tentsng

pengesahan alat pelindung diri (APD)

2. Surat edaran dirjen Biawas NO.SE-06-BW-1997 tentang pendaftaran alat

pelindung diri(APD)

2.1.4 Tinjauan umum tentang alat pelindung diri

Tenaga kerja yang melakukan pekerjaan disamping harus melakukan

prosedur kerja yang standar jug harus memakai alat pelindung diri. Ini untuk

menjaga supaya resiko bahaya yang mungkin terjadi dapat dihindari. Alat

pelindung adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seorang

pekerja, yang berfungsi melindungi tenaga kerja dari bahaya bahaya dilingkungan

kerja baik fisik maupun kimiawi. Alat pelindung diri yang digunakan ditempat

kerja harus memperhatikan, yaitu ;

1. Berat alat pelindung diri hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut

tidak menyebabkan rasa tidak nyaman yang berlebihan.

2. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel, bentuknya cukup menarik,

alat pelindung diri harus tahan untuk pemakaian lama.

3. Alat pelindung diri tidak menimbulkan bahaya-bahaya pada

pemakainya

Alat pelindung diri harus memberikan pelindungan yang kuat terhadap

bahaya yang spesifik yang dihadapi tenaga kerja, peralatan perlindungan diri
meliputi semua perawatan atau pakaian dan berbagai macam rupa yang dapat

melindungi pemakainya terhadap cidera. Didalam beberapa pekerjaan yang

khusus seperti pekerjaan petani tambak maka keselamatan kerja pada bidang

tersebut bergantung pada perlindungan diri. Oleh karena itu sangat diperlukan alat

perlindungan diri bagi petani tambak (wulandari 2004 dalam arifir nanda 2013)

2.1.5 Jenis Alat Pelindung Diri

Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri merupakan hal yang penting

dan harus di perhatikan dalam pengendalian bahaya. APD berperan sangat penting

dalam mengurangi resiko dari dampak bahaya. Karena sifatnya hanya mengurangi

maka perlu dihindari supaya tidak ketergantungan dalam menyelesaikan setiap

pekerjaan. Namun bukan berarti penggunaan alat pelindung diri dapat diabaikan.

Alat pelindung diri antara lain : rawis,dkk(2016)

1. topi keselamatan (Safety Helmet)

2. kacamata keselamatan (safety glasses)

3. masker

4. sarung tangan

5. pelindung telinga (earplug)

6. pakaian (uniform)

2.1.6 Jenis APD bagi petani tambak

Alat pelindung kerja yang wajib digunakan petani tambak antara lain:

1. Topi/caping

Topi atau caping berfungsi untuk melindungi kepala dari cuaca panas, hujan,

kotoran dan benda keras.

Beberapa persyaratan topi/ caping yang diperlukan petani tambak adalah


a. Topi harus terbuat dari bahan yang kedap cairan dan tidak terbuat dari

kain/kulit

b. Topi yang digunakan sedapat mungkin harus melindungi bagian kepala

(tengkuk, mulut, mata dan muka), oleh karena itu topi harus berpinggiran

lebar

c. Topi yang diperlukan harus bersifat kedap air dan tidak boleh terasa bila

dipakai dibawah terik matahari.

Gambar 2.1 Topi Caping


2. Jaket/baju lengan Panjang.

Jaket/baju lengan Panjang berfungsi untuk melindungi kulit dari sengatan

matahari maupun hawa dingin pada saat panen tiba. Baju lengan Panjang tidak

boleh memiliki lipatan lipatan terlalu banyak, kalua perlu tidak usah diberi

kantong atau lipatan lengan erat.

Gambar 2.2 Jaket/Baju Lengan Panjang


3. Sarung tangan.

Sarung tangan berfungsi untuk melindungi diri terhadap kontak langsung

dengan bagian tubuh ikan yang berbahaya, terutama diperlukan pada saat

panen ikan Syarat syarat sarung tangan yang digunakan bagi petani tambak

adalah :

a. Sarung tangan harus Panjang sehingga menutupi bagian pergelangan tangan

b. Sarung tangan tidak boleh terbuat dari kulit tetapi dari kain handuk

c. Sarung tangan harus dipakai menutupi lengan baju bagian bawah, agar bisa

terhindar dari bahaya tubuh ikan atau hewan lainnya.

Gambar 2.3 Sarung Tangan


4. Sepatu boot.

Sepatu bot berfungsi untuk melindungi kaki dari benda benda tajam, dan

dapat mengurangi frekuensi tingkat keparahan cidera kaki secara signifikan

bagi petani tambak. Sepatu boot harus berbahan dasar karet dan ada baiknya

sepatu boot bagian bawahnya dilapisi dengan metal agar terhindar dari bahaya

tergelincir tanah liat.


Gambar 2.4 Sepatu Boot

5. Masker.

Masker berupa penutup hidung dan mulut berguna untuk melindungi

saluran pernafasan dari debu, maupun asap dari mesin diesel. Masker harus

terbuat dari bahan kain 3 lapis. Lapisan pertama adalah lapisan kain hidrofilik

seperti katun, kemudian dilapisi oleh kain yang bisa mendukung filtrasi lebih

optimal misalnya kain katun atau polyster, lapisan ketiga atau bagian masker

paling luar menggunakan lapisan hidrofobik atau bersifat anti air seperti terbuat

dari polypropylene.

Gambar 2.5 Contoh Masker

6. Apron/celemek

Apron atau celemek adalah kain yang digunakan setelah pakaian untuk

melindungi bagian depan dari badan. Celemek memiliki banyak kegunaan

tetapi kegunaan paling popular untuk melindungi pakaian pemakainya dari


noda. Apron terbuat dari bahan karet atau plastik sebagai suatu pembatas tahan

air dibagian depan

Umumnya petani tambak mengetahui pentingnya penggunaan APD

bnamun dalam prakteknya haampir tidak ada petani tambak yang

menggunakan APD dalam kondisi baik dan lengkap

Gambar 2.6 Apron

2.1.7 Faktor yang berhubungan dengan penggunaan APD pada petani

tambak antara lain :

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu manusia dalam menjawab

pertanyaan “what” misalnya apakah APD, apa manfaat penggunaan APD

dan sebagainya.”tahu” terjadi setelah individu mengindra suatu objek

tertentu, misalnya APD yang dilakukan melalui panca indra terutama mata

dan telinga. (Notoatmojo,2007 dalam Aryani 2018)

2. Usia

Usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu

makhluk baik yang hidup ataupun yang mati. Jenis perhitungan umur/usia

berbagi menjadi tiga yakni :


a. Usia Kronologis

Usia Kronologi adalah perhitungan usia yang dimulai dari saat kelahiran

seseorang sampai dengan perhitungan usia.

b. Usia Mental

Usia mental adalah perhitungan usia yang didapatkan dari taraf

kemampuan mental seseoarang.

c. Usia biologis

Usia biologis perhitungan usia berdasarkan kematangan biologis yang

dimiliki seseorang. Kategori umur menurut Depkes (2009) sebagai

berikut:

1) Masa Balita (0-5 tahun)

2) Masa kanak-kanak (5-11 tahun)

3) Masa remaja awal (12-16 tahun)

4) Masa remaja akhir (17-19 tahun)

5) Masa dewasa awal (20-35 tahun)

6) Masa dewasa akhir (35-45 tahun)

7) Masa Lansia Awal (46-55 tahun)

8) Masa lansia akhir (56-65 tahun)

9) Masa manula (65 sampai atas) (Hardiwinoto 2011 dalam Dahlan

2017).

3. Pendidikan
Pendidikan yang dimaksud adalah formal yang diperoleh dibangku

sekolah. Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan

bantuan yang diberikan anak didik menuju kedewasaan. Pendidikan

seseorang menentukan luasnya pengetahuan seseorang dimana orang yang

berpendidikan rendah sangat sulit menerima sesuatu yang baru hal ini secara

tidak langsung berpengaruh terhadap pengguanaan APD. Umumnya

Pendidikan petani tambak tidak memiliki Pendidikan tinggi.

4. Kenyamanan APD

Kenyamanan saat menggunakan Alat Pelindung Diri Faktor nyaman

atau tidaknya suatu APD saat dipakai atau digunakan oleh pekerja menjadi

salah satu hal yang membuat pekerja menggunakan atau malah enggan

menggunakan APD, semakin nyaman APD maka mempengaruhi dalam

penggunaan APD pada petani tambak.

5. ketersediaan APD

menyiapkan alat yang akan digunakan saat bekerja oleh pihak

perusahaan guna mencegah kecelakaan dan mengurangi tingkat keparahan

yang akan terjadi, semakin tersedianya APD maka mempengaruhi dalam

penggunaan APD pada petani tambak.

2.2 Tambak

2.2.1 Pengertian Tambak

Tambak adalah kolam buatan yang diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana

budidaya perairan (akuakultur). Hewan yang dibudidayakan adalah hewan air

terutama ikan, udang serta bandeng.


2.2.2 Jenis jenis tambak

Tambak dibedakan menjadi beberapa jenis

1. Tambak tradisional adalah tambak yang dikelola secara alami dan bergantung

pada alam, produktifitas yang dihasilkan rendah antara 50 – 500 kg per Ha

2. Tambak intensif adalah tambak yang telah menggunakan teknologi aerasi

dalam budidayanya, yang berbeda dengan sistem tradisional. Tambak intensif

umumnya memiliki pada tebar yang cukup tinggi yaitu 20.000 sampai 50000

ekor/Ha

3. Tambak semi intensif adalah perpaduan antara tambak tradisional dan tambak

intensif, tambak semi intensif dianggap cocok digunakan diindonesia karena

selain hasil panen yang didapat besar dampak lingkungannya cenderung kecil

dengan padat tebar ideal 10.200 – 20.000 per Ha dengan hasil panen 2000 –

3000 ekor

4. Tambak super intensif adalah tambak dengan pada tebar tinggi yang

memungkinkan petambak mendapatkan hasil yang lebih besar, namun biaya

yang dikeluarkan juga tidak sedikit

2.2.3 Potensi bahaya di tambak

Menurut penelitian Ramadhanti (2019) hazard teridentifikasi menjadi

beberapa klasifikasi hazard berdasarkan tahap pekerjaan yaitu bahaya ergonomic

yang bersumber dari aktifitas membungkuk, menarik dan mengangjkat, bahaya

biologi bersumber dari aktifitas berdiri dan bekerja didalam air, bahaya fisik

bersumber dari aktifitas dilakukan pada suhu ekstrim, bahaya mekanik bersumber

komponen benda tajam, bahaya listrik dan bahaya kimia bersumber dari aktifitas

pemeliharaan hama dan penyakit ikan.


2.2.4 Petani Tambak

Pengertian petani tambak adalah pertanian basah yang biasanya dipakai

untuk membudidayakan berbagai ikan seperti ikan bandeng, udang , ikan nila atau

ikan mujair yang dimana orang tersebut memperoleh mata pencaharian pokok

dengan melakukan kegiatan dibidang budidaya ikan ditambak, Wijaya (2017)

kegiatan petani tambak meliputi :

1. Perawatan lahan tambak.

Perawatan lahan tambak merupakan Langkah awal pembudidayaan ikan

meliputi: pemberian pupuk/mess, membajak kolam tambak, menumbuhkan

ganggang (rumput tambak) sebagai pakan alami.

2. Melakukan penebaran benih ikan/udang sesuai dengan luas area tambak

3. Mengatur dan menghitung pemberian pakan jika dibutuhkan

4. Memberikan suplemen untuk budidaya sesuai dosis yang dibutuhkan

5. Mengatur distribusi air

6. Memanen ikan, baik panen secara total dan juga panen secara parsial (sebagian)

Alat produksi yang berguna untuk mendukung pekerjaannya sebagai

petani tambak antara lain :

1. Pompa diesel digunakan sebagai alat untuk pendistribusian air ke kolam

tambak

2. Blower (kincir air) sebagai pasokan oksigen

3. Keranjang rotan, sebagai tempat untuk mengangkut hasil panen

4. Timbangan, sebagai alat ukur berat hasil panen

5. Gendong/bak ikan untuk menyimpan hasil panen agar kualitas hasil panen

terjaga
6. Terpal kolam sebagai wadah penampungan ikan sementara

7. Jala, sebagai alat mengambil ikan atau udang dari dalam air ke permukaan

tanah

8. Waring, sebagai alat penghalang ikan atau udang dari bahaya banjir pada

musim hujan

9. Genset, sebagai alat bantu penghantar listrik berbahan dasar solar.

10. Lampu sorot sebagai alat penerangan bagi petani tambak yang penting

digunakan pada saat panen malam hari, karena tidak adanya penerangan pada

area tambak.
2.3 Kerangka Teori

SYARAT APD

UU APD

PENGGUNAAN APD

JENIS-JENIS APD

FAKTOR-FAKTOR
PENGGUNAAN APD
2.3.1 Kerangka konseptual penelitian

Variabel Independent Variabel Dependent

Pengetahuan

Usia

Pendidikan Penggunaan APD

Kenyamanan APD

Ketersediaan APD

Gambar 2.7 Kerangka Konsep


BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross

sectional yaitu mencari hubungan antar variabel dan pengumpulan data dan

diukur atau dikumpulkan dalam waktun bersamaan (Yunitasari et al,2020)

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan instrument

kuisioner.

3.2 Tempat dan waktu Penelitian

Jadwal penelitian meliputi persiapan perencanaan pelaksanaan penelitian dan

pengolahan data. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober – November 2022

Tempat penelitian ini dilakukan di Desa Srowo Kecamatan Sidayu Kabupaten

Gresik.

3.3 Populasi dan sampel

Populasi penelitian adalah jumlah keseluruhan semua anggota yang diteliti

(Widiansyah,2017). Populasi pada penelitian ini ialah petani tambak di desa

Srowo Kecamatan Sidayu kabupaten Gresik sebanyak 50 petani.


3.4 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional


N Variabel Definisi Parameter Alat Hasil Ukur Skala
o independ Operasional Ukur
en
1 Usia usia adalah Usia sesuai KTP usia Nomi
ketika kartu identitas nal
seseorang (KTP)
masih mampu
bekerja dan
menghasilkan
sesuatu
2 Pendidika Usaha untuk Pendidikan KTP 1. SD = 1 Ordin
n mengembangk terakhir yang 2. SMP = 2 al
an kepribadian di peroleh, 3. SMA = 3
dan Sesuai ijazah
kemampuan yang dipunyai
didalam dan
diluar sekolah
3 Pengetah Pengetahuan 1. Jenis APD Kuesio 1. Kurang Nomi
uan APD adalah kemam 2. Penggunaa ner 2. Baik nal
puan petani n APD
untuk 3. Manfaat
mengetahui APD
penggunaan
dan manfaat
APD

4 Kenyama Keadaan dan Tidak Kuesio 1. Nyaman Nomi


nan APD perasaan menganggu ner 2. Tidak nal
nyaman yang Gerakan dalam Nyaman
dirasakan bekerja
pekerja saat
menggunakan
APD
5 Ketersedi Kesiapan alat 1. Topi / kuision 1. tersedi Nomi
aan APD yang akan caping er a nal
digunakan saat 2. Sarun 2. tidak
bekerja g tersedi
tangan a
3. Sepatu
boot
4. maske
r
Variabel Definisi Parameter Alat Skala Data Skoring
dependen Opera Ukur
pengguna Waktu APD yang Kuesione Nominal Menggunak
an APD bekerja digunakan: r an Jika
menggunaka  Topi nilai > 5
n APD  Sarun Tidak
lengkap g menggunak
Tanga an jika nilai
n <5
 Sepatu
 Maske
r
 Apion

3.5 populasi dan sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi di tempat penelitian (jasmalinda,2021). Dengan

memakai rumus slovin didapatkan hasil sampel peneliti berjumlah 44 responden

dari 50 populasi. berikut ini perhitungan menggunakan rumus slovin :

n = 50 /1 + 50 (0,05)2

= 50 / 1 + 50 (0,0025)

= 50 / 1 + 0,125

= 50 / 1,125

= 44
3.6 Teknik Sampling

Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tehnik random sampling. Total sampling adalah tehnik pengambilan sampel yang

jumlah sampel sama dengan populasi (Baroroh et al, 2017). Sampel yang diambil

dalam penelitian ini adalah 44 petani tambak.

3.7 Variabel penelitian

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok

yang berbeda beda yang dimiliki kelompok lain. Variabel penelitian ini yaitu:

3.7.1 Variabel bebas (independent)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi

sebab perubahan. Variabel bebas penelitian terdiri dari pengetahuan, pendidikan,

usia, kenyamanan pemakaian APD

3.7.2 Variabel terikat (dependent)

Variabel terikat merupakan varibel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelilitian ini adalah

penggunaan APD

3.8 Teknik pengumpulan dan Pengolahan Data

A. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan cara sebagai berikut:

a. Menurut (Nurjanah, 2021) Data Primer adalah data yang diperoleh langsung

dari sumber yang diamati dan dicatat meliputi:

1) Observasi

Kegiatan observasi pada penelitian ini dilaksanakan pada saat sebelum

pengambilan data yaitu untuk mencatat informasi dan melakukan


pengamatan terhadap pekerja, serta mengamati lingkungan kerja di pabrik

tersebut.

2) KTP

Kartu identitas adalah kartu yang pada permukaannya dicetak data diri

seseorang baik secara pribadi maupun professional. 

3) Kuesioner

Teknik pengumpuan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik penyebaran kuesioner untuk mengumpulkan data dari

responden yang telah ditentukan.

4) Wawancara

Wawancara dilakukan untuk menggali informasi secara langsung tentang

permasalahan dari beberapa responden yang telah mengisi kuesioner.

b. Data Sekunder merupakan data yang sudah tersedia untuk tujuan-tujuan

yang tidak mendesak (Pratiwi, 2017). Data yang diambil secara tidak

langsung dan diolah perusahaan, sejarah perusahaan, struktur organisasi,

berbagai referensi buku, makalah, dan lain-lain. Adapun data yang ingin

didapatkan mengenai pekerja meliputi Data sekunder diperoleh dari kantor

desa meliputi lokasi desa, jumlah pekerja dan jenis pekerja.

B. Pengolahan Data

Data yang terkumpul diolah memakai program aplikasi untuk pengolahan data.

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data sebagai berikut:

a. Editing
Proses mengecek atau meneliti kembali kelengkapan data yang sudah

didapatkan untuk menghindari kekurangan atau kesalahan.

b. Skoring

Pemberian nilai (skor) untuk setiap jawaban pertanyaan dan pernyataan dari

suatu variabel kemudian dilakukan skoring total.

c. Coding

Pemberian kode berupa angka pada setiap jawaban sesuai hasil pengukuran

terhadap subjek penelitian untuk memudahkan dalam pengelolahan data.

d. Entry data

Memasukkan data jawaban atau hasil pengukuran ke dalam program

pengelolahan data yang selanjutnya dilakukan pengelolahan dan analisis

data.

e. Tabulating

Proses penyusunan data kedalam tabel.

3.9 Teknik analisis data

3.9.1 Analisi univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Variabel yang dianalisi dari penelitian ini

adalah pengetahuan, Pendidikan, usia dan kenyamanan APD

3.9.2 Analisis bivariat

Analisi bivariat dalam uji statistic menggunakan uji chi – square dengan

terpenuhi asumsinya (nilai harapan <5 minimal 20%) untuk mengetahui hubungan
2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat, dalam hal ini pengetahuan,

Pendidikan, usia dan kenyamanan APD yang berhubungan dengan penggunaan

APD.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Data Umum

4.1.1 Sejarah Desa Srowo Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik

Desa Srowo memiliki luas wilayah 400 Ha, yang terdiri dari lahan

pemukiman 6 Ha, Perkantoran 0,05 Ha, Lapangan Volly 0,04 Ha, Tambak

383,945 Ha dan Kuburan 3,83 Ha.

Secara Geografis dan Geologis, iklim Desa Srowo Sama seperti halnya

desa-desa lain di Indonesia mempunyai dua musim yaitu musim panas dan musim

hujan. Musim panas pada bulan Maret sampai dengan Oktober, sedangankan

musim hujan terjadi pada bulan September sampai dengan Februari. Dengan suhu

rata-rata 170c-330c. hal tersebut berpengaruh langsung terhadap pola pada lahan

pertanian tambak yang ada di Desa Srowo. Desa Srowo sendiri mempunyai

penduuk 1203 jiwa yang terdiri dari laki-laki : 639 jiwa, perempuan : 564 Jiwa

dan 314 KK yang terbagi 4 (empat) wilayah RT.

Desa Srowo terletak di dalam wilayah kecamatan Sidayu Kabupaten

Gresik Provinsi Jawa Timur. Desa Srowo terletak pada posisi 6 000’-7000- Lintang

Selatan dan 112000’-112060’ Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah

berupa daratan rendah yaitu sekita 1-10 m diatas permukaan air laut. Desa Srowo

terdiri 4 RT dan 2 RW yang memiliki batasan-batasan sebagai berikut :


1. Sebelah Utara berbatasan kecamatan ujungpangkah Kabupaten Gresik

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sedagaran Kecamatan Sidayu

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Randuboto Kecataman Sidayu

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Golokan Kecamatan Sidayu.

Perawatan lahan tambak merupakan Langkah awal pembudidayaan ikan

meliputi: pemberian pupuk/mess, membajak kolam tambak, menumbuhkan

ganggang (rumput tambak) sebagai pakan alami.

2. Melakukan penebaran benih ikan/udang sesuai dengan luas area tambak

3. Mengatur dan menghitung pemberian pakan jika dibutuhkan

4. Memberikan suplemen untuk budidaya sesuai dosis yang dibutuhkan

5. Mengatur distribusi air

6. Memanen ikan, baik panen secara total dan juga panen secara parsial (sebagian)

4.1.2 Gambaran umum petani tambak Desa Srowo Kecamatan Sidayu

Kabupaten Gresik

Pekerjaan petani tambak sudah digeluti oleh masyarakat Desa Srowo

Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik. Pada awalnya masyarakat petani tambak

buatan ini merupakan masyarakat nelayan yang kesehariannya mencari ikan

dilaut. Namun kendalanya dengan cuaca buruk yang membuat masyarakat

nelayan ini tidka bisa melaut, sehingga hal ini menyebabkan asal mula timbul

pemikiran masyarakt untuk membudidayakan tambak buatan sebagai pekerjaan

mereka. Tambak di Desa Srowo Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik ini

mayoritas dikelolah sendiri dan hanya mengangkat orang yang untuk menjadi

buruh pada masa panen biasanya berjumlah sekitar 7 sampai 8 orang. Sedangkan
saat memberi makan dan mengawasi dari ham mayoritas dilakukan oleh pemilik

tambak sendiri atau dari anggota kelurga pemiliki tambak.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Distribusi Frekuensi Pengeatahuan pada petani tambak didesa Srowo

kecamatan sidayu tahun 2022.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari 10 pertanyaan terdapat

27 orang dalam memberikan jawaban dengan kategori kurang baik dan 18 orang

memberikan kategori baik, berikut dibawah ini tabel distribisi petani tambak

berdasarkan pengetahuan.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengeatahuan pada petani tambak didesa Srowo
kecamatan sidayu tahun 2022

No Pengetahuan Frekuens Presentase %


i
1 Tidak Tau 27 60,0 %
2 Tau 18 40,0 %
Total 45 100

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa pengetahuan pada petani

memiliki pengetahuan yang kurang baik sebanyak 60% lebih banyak

dibandingkan pekerja yang memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 40%.

4.2.2 Distribusi frekuensi Usia pada petani tambak di desa srowo tahun

2022

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui distribusi frekuensi

usia pada petani tambak di Desa Srowo tahun 2022 sebagai berikut :

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Usia pada petani tambak di desa srowo tahun 2022

No Usia Frekuensi Presentase %


1 <35 Tahun 20 44,4%
2 >35 Tahun 25 55,6%
Total 45 100%
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa petani tambak yang berusia

>35 tahun sebanyak 55,6% lebih banyak dibandingkan petani tambak yang

berusia <35 tahun sebanyak 44,4%.

4.2.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan pada petani tambak di desa srowo

tahun 2022.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada penyebaran kuisoner

terdapat riwayat pendidikan SD terdapat 19 petani tambak, SMP 13 petani

tambak dan SMA 13 petani tambak, berikut dibawah ini tabel distribisi petamo

tambak berdasarkan usia.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan pada petani tambak di desa srowo
tahun 2022

No Pendidikan Frekuensi Presentase %


1 SD 19 42,2%
2 SMP 13 28,9%
3 SMA 13 28,9%
Total 45 100%

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar petani tambak

memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar sebanyak 42,2% dibandingkan petani

tambak yang memiliki tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama dan

Sekolah Menengah Atas.

4.2.4 Distribusi Frekuensi Kenyamanan APD pada petani tambak di desa

srowo tahun 2022.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari 8 pertanyaan terdapat 24

orang dalam memberikan jawaban dengan kategori nyaman dan 21 orang

memberikan kategori kurang nyaman, berikut dibawah ini tabel distribisi petani

tambak berdasarkan pengetahuan.


Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kenyamanan APD pada petani tambak di desa
srowo tahun 2022.

No Kenyamanan Frekuensi Presentase %


1 Nyaman 24 53,3 %
2 Kurang Nyaman 21 46,7 %
Total 45 100

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa penggunaan APD pada petani

tambak sebagian besar memiliki kenyamanan APD sebanyak 53,3% dibandingkan

petani tambak yang memiliki kurang nyaman terhadap penggunaan APD

sebanyak 46,7%.

4.2.5 Distribusi Frekuensi Ketersediaan pada petani tambak di desa srowo

tahun 2022.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari 5 pertanyaan terdapat 8

orang dalam memberikan jawaban dengan kategori tersedia dan 37 orang

memberikan kategori tidak tersedia, berikut dibawah ini tabel distribisu petani

tambak berdasarkan pengetahuan.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Ketersediaan pada petani tambak di desa srowo
tahun 2022.

No Ketersediaan Frekuensi Presentase %


1 Tersedia 8 17,8%
2 Tidak Tersedia 37 82,2%
Total 45 100
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar petani tambah

tidak memiliki ketersediaan sebanyak 82,2% dibandingkan petani tambak yang

memiliki ketersediaan sebanyak 17,8%.


4.3 Analisis Bivariat

4.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan APD pada petani

tambak di desa srowo.

Hasil pengujian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara

pengetahuan dengan penggunanan APD setelah dilakukan penggabungan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.6 Tabulasi silang Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan APD pada
petani tambak di desa srowo tahun 2022.

Penggunaan APD
Pengetahuan Menngunakan Tidak Digunakan Total P
N % N % N %
Kurang 4 14,8 23 85,2 27 100
Baik 0,000
Baik 16 88,9 2 11,1 18 100
Total 20 44,5 25 55,6 45 100

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan bahwa petani yang menggunakan APD

sebagian besara memiliki pengetahuan yang baik (88,9%) dibandingkan dengan

yang memilki pengetahuan kurang baik (15,84%) dibandingkan dengan yang

memiliki pengetahuan baik (14,84%) sedangkan petani tambak yang tidak

menggunakan APD sebagaian besar besar pengetahuan yang kurang baik (85,2%)

dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan baik (11,1%).

Berdasarkan uji statistic hubungan pengetahuan dengan penggunan APD

uji chi square didapatkan nilai p = 0,000 (<0,05) maka Ha diterima sehingga ada

hubungan dengan penggunaan APD pada petani.


4.3.2 Hubungan Usia dengan Penggunaan APD pada petani tambak di desa

srowo.

Hasil pengujian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara usia

dengan penggunanan APD setelah dilakukan penggabungan dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 4.7 Tabulasi silang Hubungan Usia dengan Penggunaan APD pada petani
tambak di desa srowo tahun 2022.

Penggunaan APD
Menngunakan Tidak Total P
Usia
Digunakan
N % N % N %
< 35 13 65,0 7 35,0 20 100
tahun
0,029
> 35 7 28,0 18 72,0 25 100
tahun
Total 20 44,5 25 55,6 45 100

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan bahwa petani tambak yang

menggunakan APD sebagian besar berada pada usia <35 tahun (65%)

dibandingkan dengan yang berada pada usia >35 tahun (28%). Sedangkan petani

tambak yang tidak menggunakan APD sebagian besar berada pada usia >35 tahun

(75%) dibandingkan dengan yang berada pada usia <35 tahun (35%).

Berdasarkan uji statistic hubungan pengetahuan dengan penggunan APD

uji chi square didapatkan nilai p = 0,029 (<0,05) maka Ha diterima sehingga ada

hubungan dengan penggunaan APD pada petani.


4.3.3 Hubungan Pendidikan dengan Penggunanan APD pada petani

tambak di desa srowo.

Hasil pengujian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara

pendidikan dengan penggunanan APD setelah dilakukan penggabungan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.8 Tabulasi silang Hubungan Pendidikan dengan Penggunaan APD pada
petani tambak di desa srowo tahun 2022.

Penggunaan APD
Menngunakan Tidak Total P
Pendidikan
Digunakan
N % N % N %
SD 6 31,6 13 68,4 29 10
0
SMP 10 76,9 3 23,1% 13 10
0 0,812
SMA 4 30,8 9 69,2 13 10
0
Total 20 44,5 25 55,6 45 10
0

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukan bahwa petani tambak yang

menggunakan APD sebagian besar berada pada tingkat pendidikan SMP (76,9%)

dibandingkan dengan yang berada pada tingkat pendidikan SMA (30,8%)

sedangkan petani tambak yang tidak menggunakan APD sebagian besar berada

pada tingkat pendidikan SMA (69,2%) dibandingkan dengan yang berada pada

tingkat pendidikan SMP (23,1%)

Berdasarkan uji statistik hubungan pendidikan dengan penggunan APD uji

chi square didapatkan nilai p = 0,018 (<0,05) maka Ha ditolak sehingga tidak ada

hubungan pendidikan dengan penggunaan APD pada petani.


4.3.4 Hubungan Kenyamanan dengan Penggunaan APD pada petani

tambak di desa srowo.

Hasil pengujian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara

kenyamanan dengan penggunanan APD setelah dilakukan penggabungan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.9 Tabulasi silang Hubungan Kenyamanan dengan Penggunaan APD pada
petani tambak tahun 2022.

Penggunaan APD
Kenyamanan Menngunakan Tidak Digunakan Total P
N % N % N %
Nyaman 19 79,2 5 20,8 24 10
0
Kurang Nyaman 1 4,8 20 95,2 21 10 0,000
0
Total 20 44,5 25 55,6 45 10
0

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa petani merasa nyaman terdapat

79,2% yang menggunakan APD dibandingkan petani yang tidak menggunakan

APD sebanyak 20,8%. Sedangkan besar petani tambak yang merasa kurang

nyaman terdaoat 95,2% tidak menggunakan APD dibandingkan petani tambak

yang menggunakan APD sebanyak 4,8%.

Berdasarkan uji statistik hubungan pengetahuan dengan penggunan APD

uji chi square didapatkan nilai p = 0,000 (<0,05) maka Ha diterima sehingga ada

hubungan dengan penggunaan APD pada petani.


4.3.5 Hubungan Ketersediaan dengan Penggunaan APD pada petani

tambak.

Hasil pengujian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara

ketersediaan dengan penggunanan APD setelah dilakukan penggabungan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.10 Tabulasi silang Hubungan Ketersediaan dengan Penggunaan APD


pada petani tambak di desa srowo tahun 2022.

Penggunaan APD
Ketersediaan Menngunakan Tidak Digunakan Total P
N % N % N %
Tersedia 8 100 0 0 8 100
0,002
Tidak tersedia 12 32,4 25 67,6 37 100
Total 20 44,5 25 55,6 45 100

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa petani tambak yang

menggunakan APD sebagian besar memiliki ketersediaan APD (100%)

dibandingkan dengan yang tidak memiliki ketersediaan (32,4%). Sedangkan

petani tambak yang tidak menggunakan APD sebagian besar tidak memiliki

ketersediaan APD (67,6%) dibandingkan dengan yang memiliki ketersedian APD

(0%).

Berdasarkan uji statistic hubungan pengetahuan dengan penggunan APD

uji chi square didapatkan nilai p = 0,002 (<0,05) maka Ha diterima sehingga ada

hubungan dengan penggunaan APD pada petani.


BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan APD

Pengetahuan merupakan hasil tahu manusia dalam menjawab pertanyaan

“what” misalnya apakah APD, apa manfaat penggunaan APD dan

sebagainya.”tahu” terjadi setelah individu mengindra suatu objek tertentu,

misalnya APD yang dilakukan melalui panca indra terutama mata dan telinga.

(Notoatmojo,2007 dalam Aryani 2018)

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan hasil analisi briviat bahwa ada

hubungan signifinkan antara pengetahuan dengan penggunaan alat pelindung diri

sendiri, semakin kecil nilai p maka semakin besar nilai hubungannya. Sehingga

hubungan pengetahuan dengan penggunaa APD semakin besar. Hal ini didukung

oleh Azizah (2021) bahwa berdasarkan hasil uji statistic pada analisi bivariate

dengan uji chi square menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan dengan penggunaan APD. Hal ini juga didukung oleh Fenelia (2022)

yang menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan

penggunaan alat pelindung diri.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurnia (2021) bahwa ada

hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan APD pada petugas penyapu

jalan dengan hasil nilai α=0,001 (p value < 0,05), yang berarati penyapu jalan

dengan sikap negative memiliki resiko tidak menggunakan APD saat bekerja lebih

besar dibandingkan petugas penyapu jalan memiliki sikap positif.


Pengetahuan merupakan faktor predisposisi yang banyak ditemukan dalam

berbagai penelitian individu termasuk perilaku kegunaan APD. Menurut

Notoatmodjo (2014) pengetahuan terjadi apabila individu melakukan pengindraan

panca indera yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa terhadap suatu

objek.

5.2 Hubungan Usia dengan Penggunaan APD

Usia adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan dengan

berulang tahun, semakin cukup usia, tingkat kematangan, dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat,

seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaanya. Hal ini sebagai pengalaman dan kematangan jiwa (Lasut, 2021).

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan hasil analisis briviat bahwa ada

hubungan signifinkan antara usia dengan penggunaan alat pelindung diri sendiri,

semakin kecil nilai p maka semakin besar nilai hubungannya. Sehingga hubungan

usia dengan penggunaan APD semakin besar. Hal ini didukung oleh Puspasari

(2021) faktor umur mempunyai pengaruh pada sikap dan petani tambak saat

menggunakan APD. Untuk peningkatnya cukup rendah setelah dilakukan ujin

mean disbanding faktor invidu lain.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rahmawati (2022) bahwa

pekerja yang patuh dengan penggunaan lebih banyak pada kelompok usia >30

tahun yaitu 28 (71,8%) disbanding usia <30 tahun yaitu 9 (29,0%) hasi statistic uji

chi square diperoleh nilai p = 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara usia dengan kepatuhan penggunaan APD, artinya petani
tambak yang berusia > 30 tahun lebih besar patuh dengn penggunaan APD

dibandingkan petani tambak yang usia <30 tahun.

Faktor usia memiliki hubungan langsung dengan pemikiran logis dan

pengetahuan seorang. Semakin dewasa usia seseorang biasanya meningkat

pengetahuan dan tingkat kecerdasan. Kemampuan untuk mengendalikan emosi

psikisnya dapat mengurangi terjadinya kecelakaan.

Menurut Saragih Lubis dan Targian (2014) usia ketika dikaitkan dengan

kematangan psikologis seseorang meskipun belum pasti jika bertambah tua akan

meningkat pula kedewasaannya. Tetapi pada umumnya dengan bertambahnya usia

akan menjadi lebih rasional, lebih mampu mengendalikan emosi dan jadi lebih

toleran terhadap pandangan dan perilaku yang membahayakan.

5.3 Hubungan Pendidikan dengan Penggunanan APD

Pendidikan yang dimaksud adalah formal yang diperoleh dibangku

sekolah. Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan

yang diberikan anak didik menuju kedewasaan. Pendidikan seseorang menentukan

luasnya pengetahuan seseorang dimana orang yang berpendidikan rendah sangat

sulit menerima sesuatu yang baru hal ini secara tidak langsung berpengaruh

terhadap pengguanaan APD. Umumnya Pendidikan petani tambak tidak memiliki

Pendidikan tinggi.

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukan hasil analisis briviat bahwa tidak ada

hubungan signifinkan antara pendidikan dengan penggunaan alat pelindung diri

sendiri, semakin beasar nilai p maka semakin kecil nilai hubungannya. Hal ini

didukung oleh Azizah (2021) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

variabel tingkat pendidikan dengan perilaku kepatuhan penggunaan alat pelindung


diri, selain itu tidak sedikit proyek yang telah mengikuti ekstensi pelatihan

mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3) diluar pendidikan formal yang

diapat melatar belakangi petani tambak dalam berperilaku patuh dalam

penggunaan alat pelindung diri.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rahmawati (2022)

bahwa petani tambak yang patuh dengan menggunakan APD lebih banyak

memiliki pendidikan rendah yaitu 25 (49,0%) sedangkanpetani tambak dengan

memiliki nilai tinggi yaitub 12 (63,2%) hasil statistik uji chi square diperoleh nilai

p = 0,433 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan

terhadap kepatuhan penggunaan APD.

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa yang tidak menggunakan alat

pelingdung diri (APD) saat bekerja sebagai besar pada petani tambak tingkat

pendidikan rendah dan sebagian kecil pada petani tambak tinggak pendikan

tinggi. Hal ini karena perusahaan membedakan dari tingkat pendidikan dan

diberikan secara menyeluruh baik petani tambak tingkat tingkat pendidikan

rendah maupun pekerja dengan tingkat pendidikan tinggi.

Menurut Saraguh (2022) pendidikan merupakan salah satu faktor

predisposisi seorang yang mempengaruhi perilaku. Pendidikan merupakan faktor

fundamental untuk memotivasi perilaku atau memberikan refrensi pengalaman

belajar secara induvidu.

5.4 Hubungan Kenyamanan dengan Penggunaan APD

Kenyamanan saat menggunakan Alat Pelindung Diri Faktor nyaman atau

tidaknya suatu APD saat dipakai atau digunakan oleh petani tambak menjadi salah

satu hal yang membuat petani tambak menggunakan atau malah enggan
menggunakan APD, semakin nyaman APD maka mempengaruhi dalam

penggunaan APD pada petani tambak.

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukan hasil analisis briviat bahwa ada

hubungan signifinkan antara kenyamanan dengan penggunaan alat pelindung diri

sendiri, semakin kecil nilai p maka semakin besar nilai hubungannya. Hasil

didukung oleh Imdragiri dan Firnanda (2020) tingkat kenyamanan penggunaan

APD mempengaruhi penggunaan APD, semakin tidak nyaman yang tersedia maka

semakin enggan petani tambak akan menggunakannya. Ketidaknyamanan APD

yang digunakan akan menghambat pekerjaan karena petani tambak merasa risih,

panas, dan berat selama penggunaan APD.

Hasil ini sejalan dengan Rohimatuzain (2021) bahwa hasil responden tidak

nyaman saat menggunakan APD lebih banyak, yaitu sebesar 51,3%. Hasil uji

statistic diperoleh p = 0.009 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan yang signifikansi antara kenyamanan dengan penggunaan APD.

Dari hasil penelitian bahwa sebagian besar petani tidak menggunakan alat

pelindung diri karena penggunaan alat pelindung diri dirasakan petani sangat

menggangu aktifitas mereka dan butuh waktu untuk memasang dan

mempersiapkannya.

Menrut Sugeng Budiono (2021) perasaan tidak nyaman yang timbul pada

saat menggunakan alat pelindung diri akan mengakibatkan keengganan tenaga

kerja menggunakannya dan memberikan respon yang berbeda. Respon tersebut

yaitu menahan rasa tidak nyaman dan tetap memakai, sesekali melepas hanya

digunakan pada saat tertentu, tidak digunakan sama sekali, merasa nyaman tetap

menggunakan.
5.5 Hubungan Ketersediaan dengan Penggunaan APD

Menyiapkan alat yang akan digunakan saat bekerja oleh pihak perusahaan

guna mencegah kecelakaan dan mengurangi tingkat keparahan yang akan terjadi,

semakin tersedianya APD maka mempengaruhi dalam penggunaan APD pada

petani tambak.

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukan hasil analisis briviat bahwa ada

hubungan signifinkan antara kenyamanan dengan penggunaan alat pelindung diri

sendiri, semakin kecil nilai p maka semakin besar nilai hubungannya. Hal ini

didukung oleh Azizah (2021) bahwa berdasarkan hasil uji statistic pada analisi

bivariate dengan uji chi square menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara ketersediaan dengan penggunaan APD

Hasil ini sejalan dengan penelitiann Rahmawati bahwa petani tambak

yang patuh menyatakan APD tersedia sebanyak 29 (64,4%), sedangkan petani

tambak patuh dan menyatakan APD tidak tersedia yaitu 8 (32,0%) dengan nilai uji

chi squre p = 0,018 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

signifikansi antara ketersediaan dengan kepatuha penggunaan APD.

Sarana APD yang lengkap dapat mendukung pembentukan perilaku yang

baik dalam menjalankan prosedur kewaspadaan univesial, dalam penelitian ini

adalah penggunaan APD. Menurut Noviandry (2021), bahwa ketersediaan APD

merupakan faktor lingkungan yang menentukan dalam pembentukan perilaku

seseorang, jika petani menggunakan APD yang tersedia makapetani dapat

mencegah risiko dan bahaya tempat kerja.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengelolahan data serta analisis yang

dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Identifikasi faktor hubungan dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

dipengaruhi 5 faktor meliputi : pengetahuan, usia, pendidikan, Kenyamanan

dan ketersediaan

2. Identifikasi dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sebagian besar

petani tambak tidak menggunak APD.

3. Analisa data didapatkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan, usia,

kenyamanan dan ketersediaan dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

dan tidak ada hubungan antara pendidikan dengan penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD)

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Petani Tambak

Untuk lebih meningkatkan pengetahuan mengenai manaat dari

penggunaan alat pelindung diri serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya

penggunaan alat pelindung diri pada saat bekerja agar dapat terhindar dari bahaya

kerja yang dapat mempengaruhi produktifitas serta dapat membantu

meningkatkan produktifitas dari para petani tambak


6.2.2 Bagi Penelitian selanjutnya

Diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan

melibatkan faktor-faktor lainya yang berhubungan dengan penggunaan alat

pelindung diri. Kemudian menggunakan objek lain dan sampel diperbanyak agar

hasil penelitian dapat digenralisasikan.


DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S. (2020). Hubungan penggunaan alat pelindung diri (APD) dengan


keluhan penyakit kulit pada nelayan di Kelurahan Bagan Deli (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).
Alfidyani, K. S., Lestantyo, D., & Wahyuni, I. (2020). Hubungan Pelatihan K3,
Penggunaan APD, Pemasangan Safety Sign, Dan Penerapan Sop Dengan
Terjadinya Risiko Kecelakaan Kerja (Studi Pada Industri Garmen Kota
Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 8(4), 478-483.
Ardiansyah, R. B., & Paskarini, I. (2020). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PETANI PADI DI DESA
JATIREMBE KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK.
Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA).
ARYANI, N. W. E. N. A. (2018). GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN
DAN PERILAKU KARYAWAN PETERNAKAN AYAM DALAM
PENGGUNAAN ALAT
Baroroh, I., Jannah, M., & Meikawati, P. R. (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu
Hamil Dengan Keikutsertaan Kelas Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
Puskesmas Jenggot Kota Pekalongan. Siklus: Journal Research
Midwifery Politeknik Tegal, 6(2).
Dahlan, A. K., & Umrah, A. S. (2017). Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Dalam Pengenalan Tanda Bahaya
Kehamilan. Voice Of Midwifery, 7(09), 1-14
DENI, A. (2018). IMPLEMENTASI PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
KERJA SAFETY SHOES PADA STAF OPERASIONAL PT. BAHARI
SANDI PRATAMA CABANG CILEGON-BANTEN (Doctoral
Dissertation, POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG).
Edigan, 2019, Hubungan Antara Perilaku Keselamatan Kerja Terhadap
Penggunaan Alatpelindung Diri (APD) Pada Karyawan PT Surya
Agrolika Reksa Di Sei. Basau, Jurnal Saintis
Herdiana Ningsih. (2018). Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat
Pelindung Diri Pada Perawat Di Instalasi Rawat Inap RSUD Kabupaten
Mamuju Sulawesi Barat. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin.
Jasmalinda, J. (2021). PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS
PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN
MOTOR YAMAHA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN. Jurnal
Inovasi Penelitian, 1(10), 2199-2206.
Kurnianingsih, S., & Yuantari, M. C. (2016) FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA
PADA PETANI DI DUSUN LENDOH DESA LEBAN KECAMATAN
BOJA KABUPATEN KENDAL TAHUN 2015.
Maharani, 2019, Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja
Pada Pekerja Di Bagian Produksi Pabrik Kelapa Sawit Adolina Ptpn Iv
Kabupaten Serdang Bedagai, Jurnal Kesehatan Global,
VOL.2,NO.3,3september 2019

47
NANDA, A. (2013). Perilaku Petani Pada Pemakai Alat Pelindung Diri (APD)
Dalam Penyemprotan Pestisida Di Desa Krueng Panto Kecamatan
Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013 (Doctoral
Dissertation, Universitas Teuku Umar Meulaboh).
Nurjanah. (2021). Analisis Kepuasan Konsumen Dalam Meningkatkan Pelayanan
Pada Usaha Laundry Bunda. Jurnal Mahasiswa, 1(2), 121–128.
Pratiwi, N. (2017). Penggunaan Media Video Call Dalam Teknologi Komunikasi.
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, 1(2), 213–214.
Rahmadhanti. (2019). Job Savety Analaysis (JSA) Pada Petani Budidaya Ikan Air
Tawar Lahan Basah Desa Saka Tiga Kabupaten Ogan Ilir. Universitas
Sriwijaya
Ratnasari, A. V., & Cahyani, M. T. (2021). Analisis Risiko Kejadian Kecelakaan
Kerja Pada Petani Tambak Di Salah Satu Pos UKK Kalitengah
Kabupaten Lamongan. Indonesian Journal Of Health Community, 2(2),
67-73.
Rawis, T. D., Tjakra, J., & Arsjad, T. T. (2016). Perencanaan Biaya Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi Bangunan (Studi
Kasus: Sekolah St. Ursula Kotamobagu). Jurnal Sipil Statik, 4(4).
Reza. (2013). Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, dan Kenyamanan dengan
Penggunaan Alat Pelindung Wajah pada Pekerja Las Listrik Kawasan
Simongan Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang
Sofyan, A. D. Y., & Pane, P. (2018). Skripsi Oleh : Ady Sofyan Putra Pane Nim:
1212192002.
Vita, 2021, Analisis Risiko Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Petani Tambak Di
Salah Satu Pos UKK Kalitengah Kabupaten Lamongan, Indonesia
Journal Of Healt Community
Widiansyah, S. (2017). Dampak Keberadaan Industri Terhadap Perubahan
Struktur Sosial Masyarakat (Studi Masyarakat Desa Bojong, Cikupa,
Kabupaten Tangerang). Hermeneutika: Jurnal Hermeneutika, 3(2), 35-46.
Wijaya, D. S., Budiyono, B., & Sudarmi, S. (2017). Profil Keadaan Sosial
Ekonomi Keluarga Petani Tambak Desa Margasari Kecamatan Labuhan
Maringggai. JPG (Jurnal Penelitian Geografi), 5(1).
Yuliani, 2017, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pekerja Dalam
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat
Yunitasari, E., Triningsih, A., & Pradanie, R. (2020). Analysis Of Mother
Behavior Factor In Following Program Of Breastfeeding Support Group
In The Region Of Asemrowo Health Center, Surabaya. Nurseline
Journal, 4(2), 94-102.

48
LAMPIRAN

49
Lampiran 1 Sertifikat Hasil Uji Etik

50
Lampiran 2 Pernyataan Persetujuan Publikasi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS


AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gresik, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ali Ramzi Asyraf
NIM : 191102027
Peminatan : Kelamatan dan Kesehatan Kerja
Jenis Karya : Skripsi/Tesis/Disertasi
Demi pengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Muhammadiyah Gresik Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-
exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ALAT

PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANI TAMBAK (STUDI KASUS:

DESA SROWO KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK)

Berserta perangkat yang ada ( jika diperlukan ). Dengan Hak Bebas Royalti Non
Eksklusif ini Universitas Muhammadiyah Gresik berhak menyimpan, mengalih
media/ formatkan, mengelola, dalam bentuk pangkalan data (database), merawat
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagaii penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenernya.
Dibuat di : Gresik
Pada tanggal 28 Desember 2022

Ali Ramzi Asyraf


191102027

51
Lampiran 3
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Bapak/Ibu selaku pekerja Di tempat.

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi

S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Gresik.

Nama : Ali Ramzi Asyraf

NIM : 191102027

akan mengadakan penelitian tentang “Faktor – Faktor yang mempengaruhi

penggunaan APD pada petani tambak”. Untuk itu saya mohon kesediaan

Bapak/Ibu untuk berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini. Segala hal

yang bersifat rahasia akan saya rahasiakan dan saya gunakan hanya untuk

kepentingan penelitian ini.

Atas perhatian dan ketersediaan serta kerjasama yang baik dari Bapak/Ibu, saya

ucapkan terima kasih.

Responden

(…………………)

52
LAMPIRAN

Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
Faktor – Faktor yang mempengaruhi penggunaan APD pada petani tambak

(Pada Petani Tambak di Desa Srowo Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik)

Identitas Responden

Umur : …… Tahun

Jenis Kelamin : Laki Laki Perempuan

Pendidikan Terakhir : SD

SMP

SMA

A. Pengetahuan

Petunjuk pengisian : Berilah tanda Check list ( √ ) pada jawaban yang anda pilih
No Pengetahuan Benar Salah
1 Alat pelindung diri dipakai pada setiap bekerja
ditempat kerja
2 Alat pelindung diri berperan penting terhadap
kesehatan dan keselamatan kerja
3 Menggunakan alat pelindung kaki berfungsi untuk
melindungi kaki dari benda yang membahayakan
4 Bekerja tidak menggunakan alat pelindung diri pada
saat melakukan panen maupun perawatan lahan
tambak akan menyebabkan kecelakaan akibat kerja
5 Pada saat melakukan pekerjaan harus memakai alat
pelindung diri
6 Alat pelindung Diri tidak boleh disimpan dimana saja
7 Alat pelindung diri (APD) adalah alat keselamatan
yang digunakan oleh pekerja apabila berada pada
suatu tempat kerja untuk melindungi diri dari bahaya
8 Menggunakan masker untuk menghindari masuknya
polusi dari mesin diesel ke pernafasan
9 Salah satu kreteria alat pelindung diri adalah
nyaman dipakai saat bekerja
10 Tidak menggunakan alat pelindung diri dapat
menyebabkan kecelakaan kerja
Sumber: (Ady Sofyan Putra Pane, 2018)

53
KUESIONER KENYAMANAN

PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda (🗸) pada kolom jawaban sesuai dengan yang Anda lakukan.

JAWABAN
NO. PERTANYAAN
YA TIDAK
(1) (2) (3) (4)
Apakah APD yang anda gunakan saat
bekerja tidak merepotkan dan tidak
1. mengganggu pekerjaan?
Apakah anda mengalami kesulitan dalam
2. komunikasi dengan rekan kerja
saat memakai APD?
Apakah anda merasa panas saat dan
3. setelah menggunakan APD?

Apakah anda merasa risih saat


4.
menggunakan alat pelindung wajah?
Apakah APD yang ada
5.
ditambak mudah digunakan?
Apakah APD yang anda gunakan dalam
6. keadaan bersih?
Apakah anda merasa nyaman
7. menggunakan APD?

Apakah anda merasa enggan


8. menggunakan APD ?

Sumber : (Reza, 2013)

54
KUISIONER PENGGUNAAN APD

Penggunaan Alat Pelindung Diri (√)


Tidak
Alat Pelindung Diri Menggunakan
Menggunakan
1. Apakah anda menggunakan
APD saat bekerja ?
2. Apakah anda menggunakan
sarung tangan saat bekerja ?
3. Apakah anda menggunakan
sepatu boot saat bekerja ?
4. Apakah anda menggunakan
baju pelindung saat bekerja ?
5. Apakah anda menggunakan
penutup kepala saat bekerja ?

Sumber : (Aisyah, 2020)

55
KUISIONER KETERSEDIAAN APD

no Sarana dan prasarana tersedia Tidak tersedia


1 Topi / caping

2 Baju pelindung / celemek

3 Sarung tangan

4 Sepatu boot

5 Masker

Sumber : (Herdiana, 2018)

56
Laporan Hasil Analisis Data
1. Karakteristik responden

Pengetahuan APD

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Vali kurang
27 60.0 60.0 60.0
d baik
baik 18 40.0 40.0 100.0
Total 45 100.0 100.0

Usia

Valid
Frequency Percent Percent Cumulative Percent
Valid < 35 20 44.4 44.4 44.4
> 35 25 55.6 55.6 100.0
Tota
45 100.0 100.0
l

pendidikan

Valid
Frequency Percent Percent Cumulative Percent
Valid sd 19 42.2 42.2 42.2
smp 13 28.9 28.9 71.1
sma 13 28.9 28.9 100.0
Tota
45 100.0 100.0
l

kenyamanan

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent
Vali nyaman
24 53.3 53.3 53.3
d
kurang
21 46.7 46.7 100.0
nyaman
Total 45 100.0 100.0

ketersediaan

Percen
Frequency t Valid Percent Cumulative Percent
Vali tersedia 8 17.8 17.8 17.8

57
d tidak tersedia 37 82.2 82.2 100.0
Total 45 100.0 100.0

2. Uji Bivariat

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
usia * penggunaan apd 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
pendidikan * penggunaan apd
45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
pengetahuan apd * penggunaan
apd 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
kenyamanan * penggunaan apd
45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
ketersediaan * penggunaan apd
45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

Crosstab

penggunaan apd
menggunaka
n tidak menggunakan menggunakan
usia < 35 Count 13 7 20
% within usia 65.0% 35.0% 100.0%
% within penggunaan
apd 65.0% 28.0% 44.4%
% of Total 28.9% 15.6% 44.4%
Residual 4.1 -4.1
Std. Residual 1.4 -1.2
> 35 Count 7 18 25
% within usia 28.0% 72.0% 100.0%
% within penggunaan
apd 35.0% 72.0% 55.6%
% of Total 15.6% 40.0% 55.6%
Residual -4.1 4.1
Std. Residual -1.2 1.1
Total Count 20 25 45
% within usia 44.4% 55.6% 100.0%
% within penggunaan
apd 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 44.4% 55.6% 100.0%

58
Chi-Square Tests

d Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value f sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 6.161(b) 1 .013
Continuity Correction(a) 4.753 1 .029
Likelihood Ratio 6.281 1 .012
Fisher's Exact Test .018 .014
Linear-by-Linear
Association 6.024 1 .014
N of Valid Cases 45
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.89.

Crosstab

penggunaan apd
menggunaka tidak
n menggunakan menggunakan
pendidika sd Count 6 13 19
n % within pendidikan 31.6% 68.4% 100.0%
% within penggunaan
apd 30.0% 52.0% 42.2%
% of Total 13.3% 28.9% 42.2%
Residual -2.4 2.4
Std. Residual -.8 .8
smp Count 10 3 13
% within pendidikan 76.9% 23.1% 100.0%
% within penggunaan
apd 50.0% 12.0% 28.9%
% of Total 22.2% 6.7% 28.9%
Residual 4.2 -4.2
Std. Residual 1.8 -1.6
sma Count 4 9 13
% within pendidikan 30.8% 69.2% 100.0%
% within penggunaan
apd 20.0% 36.0% 28.9%
% of Total 8.9% 20.0% 28.9%
Residual -1.8 1.8
Std. Residual -.7 .7
Total Count 20 25 45
% within pendidikan 44.4% 55.6% 100.0%
% within penggunaan
apd 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 44.4% 55.6% 100.0%

59
Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)


Pearson Chi-Square 7.812(a) 2 .020
Likelihood Ratio 8.034 2 .018
Linear-by-Linear
.056 1 .812
Association
N of Valid Cases 45
a 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.78.

Crosstab

penggunaan apd
menggunaka tidak
n menggunakan menggunakan
Total
pengetahuan kurang Count 4 23 27
apd baik % within
pengetahuan apd 14.8% 85.2% 100.0%
% within
penggunaan apd 20.0% 92.0% 60.0%
% of Total 8.9% 51.1% 60.0%
Residual -8.0 8.0
Std. Residual -2.3 2.1
baik Count 16 2 18
% within
pengetahuan apd 88.9% 11.1% 100.0%
% within
penggunaan apd 80.0% 8.0% 40.0%
% of Total 35.6% 4.4% 40.0%
Residual 8.0 -8.0
Std. Residual 2.8 -2.5
Total Count 20 25 45
% within
pengetahuan apd 44.4% 55.6% 100.0%
% within
penggunaan apd 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 44.4% 55.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 24.000(b) 1 .000
Continuity
21.094 1 .000
Correction(a)
Likelihood Ratio 26.616 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
23.467 1 .000
Association
N of Valid Cases 45
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.00.

60
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 24.000(b) 1 .000
Continuity
21.094 1 .000
Correction(a)
Likelihood Ratio 26.616 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association 23.467 1 .000
N of Valid Cases 45
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.00.

Crosstab

penggunaan apd
menggunaka tidak
n menggunakan menggunakan
kenyamana nyaman Count 19 5 24
n % within
79.2% 20.8% 100.0%
kenyamanan
% within
penggunaan apd 95.0% 20.0% 53.3%
% of Total 42.2% 11.1% 53.3%
Residual 8.3 -8.3
Std. Residual 2.6 -2.3
kurang Count 1 20 21
nyaman % within
4.8% 95.2% 100.0%
kenyamanan
% within
penggunaan apd 5.0% 80.0% 46.7%
% of Total 2.2% 44.4% 46.7%
Residual -8.3 8.3
Std. Residual -2.7 2.4
Total Count 20 25 45
% within
44.4% 55.6% 100.0%
kenyamanan
% within
penggunaan apd 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 44.4% 55.6% 100.0%

Chi-Square Tests

61
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square 25.112(b) 1 .000
Continuity Correction(a) 22.189 1 .000
Likelihood Ratio 29.222 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association 24.554 1 .000
N of Valid Cases 45
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.33.

Crosstab

penggunaan apd Total


tidak
menggunakan menggunakan menggunakan
ketersediaa tersedia Count 8 0 8
n % within
100.0% .0% 100.0%
ketersediaan
% within
penggunaan apd 40.0% .0% 17.8%
% of Total 17.8% .0% 17.8%
Residual 4.4 -4.4
Std. Residual 2.4 -2.1
tidak Count 12 25 37
tersedia % within
32.4% 67.6% 100.0%
ketersediaan
% within
penggunaan apd 60.0% 100.0% 82.2%
% of Total 26.7% 55.6% 82.2%
Residual -4.4 4.4
Std. Residual -1.1 1.0
Total Count 20 25 45
% within
44.4% 55.6% 100.0%
ketersediaan
% within
penggunaan apd 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 44.4% 55.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 12.162(b) 1 .000
Continuity
9.580 1 .002
Correction(a)
Likelihood Ratio 15.200 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear
Association 11.892 1 .001
N of Valid Cases 45
a Computed only for a 2x2 table
b 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.56.

62
Lampiran 5
DOKUMENTASI

63

Anda mungkin juga menyukai