Anda di halaman 1dari 9

Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh,

bukan hanya bebas dari penyakit atau kecatatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan
sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (Depkes RI, 2002:11).

Kesehatan reproduksi remaja khususnya remaja wanita erat kaitannya dengan menstruasi.
Dimana tidak setiap wanita mempunyai siklus menstruasi yang teratur (Mulastin, 2011).

World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan reproduksi adalah suatu kondisi
sejahtera jasmani, rohani, sosial, ekonomi, tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan namun
dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi atau fungsi-fungsinya serta prosesnya.
Hampir seluruh Negara menjadikan kesehatan reproduksi remaja sebagai salah satu program
Negara (Yasnani, 2016).
Masa remaja terjadi ketika seseorang mengalami perubahan struktur tubuh dari anak-anak
menjadi dewasa (pubertas). Pada masa ini terjadi suatu perubahan fisik yang cepat disertai
banyak perubahan, termasuk di dalamnya pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual)
untuk mencapai kematangan yang ditunjukkan dengan kemampuan melaksanakan fungsi
reproduksi. Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebut di ikuti munculnya tanda-tanda
seperti membesarnya pinggul, payudara, dan perubahan suara. Pada masa ini juga remaja
perempuan biasanya mengalami menstruasi (Devita, 2017).
Menstruasi biasanya dimulai pada usia 11-14 tahun. Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim
(endometrium), yang disertai setiap bulannya. (Mansur, 2009). Meskipun sedang menstruasi,
tentunya seseorang wanita harus tetap bersih dan sehat, untuk menghindari pembusukkan dan
perkembangannya jamur yang menimbulkan keputihan dan sebagainya (Najmin, 2011).
Perilaku hygiene merupakan tema penting yang perlu ditelaah secara mendalam. Salah satu
untuk mengurangi gangguan pada saat menstruasi yaitu membiasakan diri dengan perilaku
personal hygiene. Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, yaitu personal yang artinya
perseorangan, hygiene yang berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Yusiana,
2016).
Perilaku buruk dalam menjaga kebersihan genetalia, seperti mencucinya dengan air kotor,
memakai pembilas secara berlebihan, menggunakan celana dalam yang tidak menyerap keringat,
jarang mengganti celana dalam, tak sering mengganti pembalut dapat menjadi pencetus
timbulnya infeksi. Perilaku hygiene pada saat menstruasi tidak akan menjadi begitu saja, tetapi
merupakan sebuah proses yang dipelajari karena individu mengerti dampak positif atau negatif
suatu perilaku yang terkait dengan keadaan menstruasi (Yusiana, 2016).
Namun hal ini akan semakin parah apabila pengetahuan remaja mengenai menstruasi ini sangat
kurang ditambah lagi pendidikan orang tua yang kurang dan mereka menganggap bahwa anak
akan mengetahui dengan sendirinya (Prautami, 2018).
Pengetahuan kesehatan reproduksi sangat diperlukan pada remaja. Survey World Health
Organization (WHO) pada tahun 2010, seperlima penduduk dunia adalah remaja usia 10-19
tahun, dimana 83% diantaranya hidup di Negara berkembang. WHO menekankan pentingnya
penyuluhan kesehatan reproduksi remaja muda (younger adolescents) pada kelompok usia 10-14
tahun karena pada usia tersebut merupakan masa emas untuk membentuk landasan kuat pada diri
remaja sebagai dasar pengambilan keputusan yang bijak dalam berperilaku (Irianto, 2015).
Menurut Data Pusat Statistik (DPS) dan Bappenas tahun 2010, sebagian besar dari 63 juta jiwa
remaja di Indonesia rentan berperilaku kurang hygiene pada saat menstruasi (30%), dan
lingkungan yang tidak bersih serta penggunaan pembalut yang kurang sehat saat menstruasi
(50%) (Junita, 2016).
Berdasarkan data dari pihak sekolah di SMPK Sta. Maria Assumpta, para remaja putri setiap
bulannya mendapat tablet penambah darah yang dibagi oleh salah satu puskesmas di Kota
Kupang. Karena pihak sekolah tersebut sudah bekerja sama dengan salah satu Puskesmas yang
ada di Kota Kupang. Tetapi di sekolah tersebut belum ada penyuluhan atau mengajarkan secara
khusus mengenai personal hygiene saat menstruasi.
Permenkes RI No 1464/Menkes/Per/X2010 pasal 9, peran tenaga kesehatan dalam hal ini sangat
dibutuhkan oleh remaja terutama remaja putri. Sebagaimana dalam tugasnya bisa memberikan
penyuluhan dan mengajarkan personal hygiene saat menstruasi, berguna untuk menjaga
kesehatan reproduksi remaja. Pembinaan kesehatan reproduksi remaja dilakukan untuk
memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku hidup sehat bagi
remaja, disamping mengatasi masalah yang ada. Dengan pengetahuan yang memadai dan adanya
motivasi untuk menjalani masa remaja secara sehat, para remaja diharapkan mampu memelihara
kesehatan dirinya agar dapat memasuki masa kehidupan keluarga dengan reproduksi yang sehat
(Astusi, 2017).
Personal hygiene yang berarti perorangan dan hygiene berarti kesehatan. Kebersihan seseorang
merupakan implementasi untuk tetap menjaga pola kebersihan diri dan kesehatan pada area
vagina diwaktu menstruasi sehingga dapat terhindar dari infeksi alat reproduksi (Batubara,
2020). Perilaku personal hygiene ketika haid/menstruasi merupakan hal yang sangatlah berperan
penting dilakukan untuk memastikan kesehatan organ-organ remaja putrid baik secara fisik
maupun mental. Maka dari itu, ketika wanita sedang menstruasi harusnya benar-benar mampu
menjaga organ reproduksi sebaik mungkin terutama pada bagian kemaluan guna untuk tetap
menjaga dan memelihara kesehatan diri dan meminimalkan risiko terjangkit suatu penyakit
(Susanti & Lutfiyati, 2020).

Penduduk usia 10-18 tahun disebut remaja menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI 2014.
Menurut BKKBN, individu berusia 10-24 tahun dengan status belum menikah termasuk usia
remaja. Usia tersebut termasuk pada masa remaja. Masa remaja diartikan dengan masa
berahlinya individu dari masa kekanakan menuju masa dewasa. Masa tersebut melibatkan
perubahan psikologi, biologi, serta sosial budaya (Wulandari & Saparwati, 2020).
Peristiwa fisiologi yang dialami hanya pada wanita disebut menstruasi atau haid. Menstruasi
yang pertama kali tersebut “menarche”. Adanya anggapan menarche ialah peristiwa penting
sebab merupakan hasil perubahan pada wanita dan menandakan organ reproduksi sudah mulai
berfungsi. Proses menstruasi yang bersamaan masa ovulasinya paling banyak terjadi pada usia
17 hingga 18 tahun. Haid yang terjadi dikatakan normal, berkisar 26 hingga 32 hari (Pythagoras,
2017).
Remaja putri rentan terhadap infeksi alat reproduksi. Penyebabnya adalah kebersihan diri yang
kurang saat haid. Remaja putri kurang memperhatikan kesehatan reproduksi. Masalah tersebut
disebabkan tingkat pendidikan yang relatif rendah serta usianya yang masih muda, maka
diasumsikan ketidakadaan faktor pathogen infeksi dapat menyerang organ reproduksi
(Pythagoras, 2017). Hygiene perorangan yang buruk saat menstruasi dapat memicu timbulnya
penyakit yaitu Infeksi Saluran Reproduksi (ISR). Demikian mempunyai dampak besar untuk
remaja putri serta berperilaku sehat ketika haid. Adanya informasi terkait hygiene sangat penting
dikarenakan apabila tidak diimplementasikan menimbulkan dampak negatif yakni infeksi organ
reproduksi, keputihan, kanker leher rahim serta apabila tidak diberikan penanganan segera bisa
mengakibatkan kemandulan, akibatnya kualitas hidup seseorang akan menurun.
Berdasarkan data WHO (2017), presentase infeksi saluran reproduksi (ISR) paling tinggi didunia
yaitu diderita oleh dewasa muda (27% - 33%), remaja (35% - 42%), bacterial vaginosis (20% -
40%), prevelensi kandidiasis (25% - 50%), serta trichomoniasis (5% - 15%). Keputihan patologis
karena infeksi jamur, parasit, kuman ataupun virus. Serta dapat dikarenakan perawatan yang
kurang pada remaja putrid terhadap alat genetalianya misalnya membersihkan vagina
menggunakan air yang tergenang dalam ember, memakai pembilas dengan berlebihan,
menggunakan celana berbahan yang tidak mampu melakukan penyerapan keringat, tidak sering
mengganti celana dalam, serta jarang mengganti pembalut ketika haid (Jubaedah et al., 2020).
Kebersihan ketika haid dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan mengenai kesehatan
reproduksinya. Kurangnya pemahaman kesehatan reproduksi membuat wanita tidak dapat
menerapkan hygiene menstruasi dengan benar ketika haid bisa menyebabkan bahaya bagi
kesehatan reproduksinya (Lajuna et al., 2019). Masa remaja, timgkat pendidikan ibu dan akses
informasi juga menjadi penyebab kurangnya pengetahuan tentang menstruasi. Sumber informasi
pertama terkait haid ialah ibu, dengan demikian kesalahpahaman tentang kebersihan menstruasi
dan kesehatan reproduksi dapat dihindari.
Di Indonesia, prevelensi terjadinya infeksi saluran reproduksi (ISR) akibat kurangnya hygiene
pada organ genetalia masih cukup tinggi, jumlah penderita infeksi saluran reproduksi di
Indonesia adalah 90-100 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Berdasarkan survey Kesehatan
Reproduksi Remaja Indonesia (SKKRI) tahun 2007 bahwa secara nasional remaja yang
berperilaku hygiene dengan benar sebesar 21,6%. Sedangkan menurut Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI), perilaku remaja putri dalam menjaga hyginitas menstruasi masih
buruk, yaitu 69,3%.

Personal hygiene merupakan tindakan seseorang dalam menjaga, merawat, dan memelihara
kebersihan seluruh anggota tubuhnya, salah satu dengan melakukan perawatan organ reproduksi
pada saat menstruasi (Andarmoyo, 2012). Masa remaja adalah masa dimana mulai terjadi adanya
perubahan fisik, psikis, serta emosi. Masa ini juga menjadi masa peralihan anak-anak beranjak
menuju dewasa serta matangnya organ reproduksi disebut masa pubertas atau puberty. Salah satu
tanda masa pubertas pada perempuan adalah terjadinya menstruasi. Menstruasi untuk pertama
kalinya disebut juga Menarche (Widyastuti et al., 2009). Sangat penting untuk melakukan
personal hygiene serta memelihara kesehatan organ reproduksi. Hal tersebut dikarenakan ketika
haid pembuluh darah yang ada di rahim sangat sensitive. Sehingga akan mudah sekali untuk
terinfeksi ketika kuman masuk kedalam saluran rahim dan menimbulkan penyakit pada alat
reproduksi (Rosyida, 2019). Remaja putri yang belum melaksanakan perilaku personal hygiene
dengan benar saat menstruasi dapat mengakibatkan timbulnya gangguan pada saluran reproduksi
(kemih), kanker serviks, keputihan, dan penyakit reproduksi yang sejenisnya (Nugroho, 2013).
Merawat diri sendiri pada saat menstruasi sangat dibutuhkan guna memelihara, menjaga
kesehatan organ reproduksi, alternatatif tersebut seperti melakukan penggantian pembalut setelah
3-4 jam sekali, membersihkan diri setiap hari, membersihkan area genital mulai dari depan
(vagina) menuju ke belakang (anus) setelah buang air besar atau kecil, melakukan aktifitas fisik
seperti olahraga pergi ke sekolah, mencukupi asupan makanan dengan sayur dan buah-buahan
mengandung kaya zat besi dan kalsium (Santina et al., 2013).

Data World Health Organization (WHO) mengatakan remaja merupakan anak dalam rentang
umur 10-19 tahun, menurut Menteri Kesehatan RI No 25 tahun 2014, remaja merupakan anak
dalam rentang umur 10-18 tahun, serta bagi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
(BKKBN) rentang umur remaja merupakan 10-24 tahun serta belum menikah. Jumlah kelompok
umur 10-19 tahun di Indonesia bagi sensus penduduk sebanyak 43,5 juta ataupun berkisar 18%
dari jumlah penduduk. Di Amerika Serikat menampilkan jumlah anak muda usia 10-19 tahun
berkisar 15% populasi di Asia pasifik dimana penduduknya ialah 60% penduduk dunia.
Sedangkan di Indonesia, remaja usia 10-19 tahun berjumlah sekitar 43 jiwa atau 19,61%
(Pardede, 2020).
Menstruasi adalah peristiwa fisiologis bagi wanita yang memasuki masa pubertas dan reproduksi
pada remaja sudah mulai bekerja (Solehati et al., 2018). Sirklus haid awalnya dimulai pada
perempuan yang berumur 12-15 tahun (menarche) yang terus berlanjut sampai dengan umur 45-
50 tahun (menopause) (Yunus & Supraba, 2018). Haid terjadi ketika tubuh wanita mengeluarkan
darah dan jaringan endometrium melalui vagina. Rata-rata wanita berusia antara 13-52 tahun
mengalami menstruasi yang berlangsung selama 3-5 hari dalam sebulan (Moon et al., 2020).
Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari rahim akibat runtuhnya lapisan dalam rahim, yang
mengandung banyak pembuluh darah dan telur yang tidak dibuahi. Dan wanita juga harus
menjaga kebersihan untuk memastikan organ reproduksinya bersih dan bebas dari infeksi.
Dampak dari tidak menjaga kebersihan saat haid antara lain lebih mudah terkena infeksi saluran
kemih, infeksi saluran reproduksi, dan iritasi kulit (Palupi et al., 2020).
Personal hygiene saat menstruasi adalah tindakan untuk memelihara kesehatan dan kebersihan
pada daerah kewanitaan pada saat menstruasi agar terhindar dari bakteri yang menyebabkan
infeksi. Tujuan dari perawatan selama menstruasi adalah untuk pemeliharaan kebersihan dan
kesehatan individu yang dilakukan selama masa menstruasi sehingga mendapatkan kesejahteraan
fisik dan psikis serta dapat meningkatkan derajat kesehatan seseorang, serta tujuan
dilakukannnya personal hygiene adalah meningkatkan derajat kesehatan seseorang, memelihara
kebersihan diri seseorang, memperbaiki personal hygiene yang kurang, mencegah suatu
penyakit, meningkatkan rasa percaya diri, dan menciptakan keindahan (Meilan, 2019).

Remaja menurut World Health Organization (WHO) adalah masa dimana individu berkembang
dari saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
kematangan seksual. Masa remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara anak-
anak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12-24 tahun. Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18
tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-24 tahun dan belum menikah (WHO, 2014).
Salah satu upaya untuk mengurangi gangguan pada saat menstruasi adalah dengan membiasakan
diri dengan perilaku personal hygiene. Personal hygiene atau kebersihan perorangan adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis (Laly dan Sulistyo, 2012).
Hygiene pada saat menstruasi merupakan hal yang penting dalam menentukan kesehatan organ
reproduksi remaja putri. Perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam memelihara
kesehatan reproduksi karena pada saat menstruasi pembuluh darah dalam rahim sangat mudah
sekali terkena infeksi (Arysni, 2010).
Perilaku personal hygiene adalah suatu pemahaman, sikap dan praktik yang dilakukan seseorang
untuk meningkatkan derajat kesehatan, memelihara kebersihan diri, meningkatkan rasa percaya
diri, dan mencegah timbulnya penyakit. Akibat kurangnya pemahaman personal hygiene
genetalia adalah terjadinya gangguan kesehatan reproduksi seperti keputihan, infeksi saluran
kemih, penyakit radang panggul, dan kemumgkinan terjadi kanker leher rahim (Wakhidah &
Wijiyanti, 2014).

Remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti tumbuh
ke arah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja,
tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12-24
tahun, sedangkan menurut Kemenkes RI adalah antara 10-19 tahun dan belum menikah
(Pusdatin, 2017). Adapun dari aspek program pelayanan, fase remaja merupakan periode yang
paling rawan dalam perkembangan hidup manusia setelah ia mampu bertahan hidup, yang mana
secara fisik ia akan mengalami perubahan yang spesifik dan secara psikologi cenderung mencari
identitas diri.
Memasuki usia remaja atau pubertas, beberapa jenis hormon, terutama hormon estrogen dan
progesteron mulai berperan aktif sehingga organ-organ reproduksi mulai berfungsi. Terjadinya
kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem reproduksi
merupakan suatu bagian penting dalam kehidupan remaja sehingga diperlukan perhatian khusus,
agar dapat tertangani secara tuntas. Beberapa ciri masa pubertas pada perempuan adalah mulai
terjadinya menstruasi, mulai tumbuh payudara, pinggul lebar dan membesar. Terjadinya
perubahan besar ini umumnya membingunggkan remaja yang mengalaminya (Batubara, 2016).
Salah satu ciri masa pubertas pada perempuan adalah mulai terjadinya menstruasi. Dimana
menstruasi merupakan keluarnya darah dan jaringan dari lapisan rahim dalam setiap bulannya.
Usia rata-rata menarche (menstruasi untuk pertama kalinya) adalah 12,9 tahun. Adapun durasi
periode menstruasi, hal ini dianggap normal apabila berada dalam variasi antara 2 hingga 7 hari
(rata-rata 4 hari). Di sisi lain, interval normal antara setiap periode adalah antara 21 hingga 35
hari (kebanyakan adalah 26-30 hari), hal ini sangat tergantung pada fase folikular. Selanjutnya,
pengeluaran darah selama menstruasi yang mungkin paling sulit untuk menilai mengacu pada
jumlah perdarahan saat menstruasi. Secara umum, total volume normal tidak boleh >80 ml (rata-
rata 30-40 mL per sirklus). Dalam perjalanannya, tidak semua remaja yang mengalami
menstruasi akan berjalan dengan lancar tanpa keluahan. Tahun-tahun awal menstruasi
merupakan periode yang rentan terhadap terjadinya gangguan menstruasi (Lubis et al., 2017).
Sekitar 1 milyar manusia atau setiap 1 dari 6 penduduk dunia adalah remaja. Sebanyak 85%
diantarnya hidup di Negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda
berkembang sangat cepat. Antara tahun 1970 dan 2000, kelompok umur 15-24 tahun jumlahnya
meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% menjadi 21 juta dari total jumlah populasi
penduduk Indonesia (Eny Kusmiran, 2012).
Remaja merupakan suatu masa kehidupan individu dimana terjadi eksplorasi psikologis untuk
menentukan identitas diri. Pada masa transisi sari masa anak-anak ke masa remaja, individu
mulai mengembangkan ciri-ciri abstrak dan konsep diri menjadi lebih berbeda. Remaja mulai
memandang diri dengan penilaian dan standar pribadi, tetapi kurang dalam interpretasi
perbandingan sosial. Remaja mempunyai sifat yang unik, salah satunya adalah sifat ingin meniru
sessuatu hal yang dilihat, kepada keadaan, serta lingkungan di sekitarnya (Eny Kusmiran, 2012).
Pertumbuhan organ reproduksi mengalami banyak perubahan pada masa pubertas. Banyaknya
berkaitan dengan peristiwa haid yang dialami oleh para remaja yaitu dengan adanya sifat
kelompok yang meliputi unsur perkembangan fisik, pertumbuhan tinggi badan, berat badan,
perkembangan intelektual, seksual, dan emosional (Mulastin, 2011).
Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan. Menstruasi merupakan
perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi
matang. Umumnya, remaja yang mengalami menarche (menstruasi pertama kali) adalah usia 12-
16 tahun. Periode ini akan mengubah perilaku dari beberapa aspek, misalnya psikologi dan
lainnya. Pada wanita biasanya pertama kali mengalami menstruasi (menarche) pada umur 12-16
tahun. Siklus menstruasi normal terjadi setiap 22-35 hari, dengan lamanya menstruasi selama 2-7
hari (Eny Kusmiran, 2012).
Sirklus menstruasi bervariasi pada setiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki sirklus 25-35
hari dan hanya 10-15% yang memiliki sirklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus
yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan panjang siklus
menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi. Hal ini dimana perdarahan dimulai
disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu 1 hari
sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai (Mulastin, 2011).
Siklus pendek maupun panjang, sama-sama menunjukkan ketidakberesan pada sistem
metabolisme dan hormonal. Dampaknya yaitu jadi lebih sulit hamil (infertilitas). Siklus pendek
yang terjadi pada wanita dapat mengalami unovulasi karena sel telur tidak terlalu matang
sehingga sulit untuk dibuahi. Siklus panjang pada wanita menandakan sel telur jarang sekali
diproduksi atau wanita mengalami ketidaksuburan yang cukup panjang. Apabila sel telur jarang
diproduksi berarti pembuahan akan sangat jarang terjadi. Ketidakteraturan siklus menstruasi juga
membuat wanita sulit mencari kapan masa subur dan tidak. Wanita yang memiliki siklus 28 hari
hanya sekitar 10-15% (Hestiantoro, 2007).
Kesehatan reproduksi remaja khususnya remaja wanita erat kaitannya dengan menstruasi.

Anda mungkin juga menyukai