Anda di halaman 1dari 36

Asuhan Keperawatan

Lansia Dengan
Hipertensi
Ns. Stefanus Mendes Kiik, M.Kep. Sp.Kep.Kom.
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia

1
Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran Khusus


Tujuan Pembelajaran Umum • Menjelaskan konsep dasar hipertensi yang
Setelah mengikuti sesi mencakup pengertian, penyebab, faktor risiko,
klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinik,
pembelajaran ini, peserta penatalaksanaan, dan komplikasi
mampu menerapkan asuhan • Melaksanakan asuhan keperawatan keperawatan
lansia dengan hipertensi
keperawatan kepada lansia
dengan hipertensi dalam
OUTLINE
TAHAPAN ASUHAN
KONSEP DASAR HIPERTENSI KEPERAWATAN PADA KLIEN
HIPERTENSI:
Overview, Pengertian, penyebab,
faktor risiko, klasifikasi
Pengkajian

Patofisiologi Diagnosis
Manifestasi klinik Intervensi
Penatalaksanaan Implementasi
Komplikasi Evaluasi
Non-communicable diseases as the cause of
almost 60% of deaths in Indonesia: 
 mostly aged under 60 years old,
 negatively impact the productivity and development,   
 lead to poverty for spending time and substantial costs for treatment
KONSEP DASAR HIPERTENSI

Hipertensi dapat didefinisikan


sebagai tekanan sistoliknya di
atas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya di atas 90 mmHg
selama dua kali pengukuran
yang akurat (JNC, 2003 dalam
Smeltzer & Bare , 2012: hal
896).
Hypertension is prevalent in the older-adult
population. More than 60% of persons older than 65
years of age have hypertension, increasing to more
than 70% at age 75 (American Heart Association,
2013).
Penyebab
Penyebab dari penyakit hipertensi sekitar 90% belum diketahui penyebabnya yang
dinamakan hipertensi primer sedangkan kira-kira 10% disebabkan oleh beberapa penyakit
tertentu, seperti: penyakit ginjal, penyakit pembuluh darah dan kelainan hormon.

Hypertension is categorized as essential (primary) or secondary. Essential hypertension,


the more common form, has no known cause. Many factors, including heredity, diet,
obesity, stress, smoking, increased serum cholesterol levels, and abnormal sodium
transport, are known to contribute to essential hypertension. Secondary hypertension
occurs as a result of a coexist- ing disease process or other known cause. Renal, vas- cular,
and endocrine pathologic conditions are among the most common causes of secondary
hypertension.
01/15/2023 ENM/DKKD/FIK/UI/2017 8
• Essential hypertension cannot be cured, but it can be treated.
Treatment includes nonpharmacologic approaches, such as rest,
smoking cessation, use of stress-reduction techniques, weight
loss, and dietary sodium restriction. Pharmacologic approaches
typically include administration of a thiazide diuretic, a
calcium channel blocker, and either an angiotensin- converting
enzyme inhibitor, or angiotensin receptor blocker (but not
both) (James et al, 2014). (mis: amlodipine dll)
• The person experiencing hypertension must be monitored con-
tinuously to determine the effectiveness of therapy. Treatment
of secondary hypertension is directed at the underlying
pathologic condition.
01/15/2023 9
Faktor Risiko
Keturunan

Kelebihan makanan yang mengandung natrium

Kegemukan

Stres

Usia

Kurang aktivitas/ olah raga

Merokok, Minum minuman beralkohol dan kafein


Penurunan curah
jantung &
peningkatan
Sakit Sakit pada Vertigo dan tekanan perifer
kepala tengkuk cepat lemas mengakibatkan:
• Napas sesak, jantung
berdebar-debar, sukar tidur,
berkeringat dan pingsan
dan akhirnya yang akan
terjadi kerusakan pada
jantung dan bahkan dapat
menyebabkan kematian.

01/15/2023 Manifestasi Klinik


ENM/DKKD/FIK/UI/2017 11
PREVALENSI HIPERTENSI BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN
PADA PENDUDUK UMUR ≥ 18 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2018

Riskesdas 2013: 25.8%

RKD 2007, 2013: belum ada Kalimantan Utara


12
PROPORSI RIWAYAT MINUM OBAT DAN ALASAN TIDAK MINUM OBAT PADA PENDUDUK HIPERTENSI
BERDASARKAN DIAGNOSIS DOKTER ATAU MINUM OBAT, 2018

59.8
32.3%
31.3
14.5 12.5 11.5 8.1
13.3% 4.5 2.0
91,2 at s al a a tin t s
8,8 54.4% h e on
y up u b a n ke
se nk isi ia nn gl at
r o
h ya d L in b ing asya
d as tt ra r o p
as e f
a S e
eli sam di f
r as nk ob b
da
Rutin Me u ti
m pu fek a
a kr inu m a m
n e
tdk
Tidak rutin M a t
Tid k
iT da ak t
ah Oba
Tid

13
Penatalaksanaan
Kurangi berat badan bila kelebihan berat badan dan hindari
makanan berlemak tinggi

Kurangi makanan yang mengandung garam (natrium) sesuai


dengan tingkatan berat dan ringannya tekanan darah:
• Tekanan darah antara 140-159/90-99 mmHg (maksimal 1 sendok teh/hari)
• Tekanan darah antara 160-179/100-109 mmHg (maksimal ½ sendok teh/ hari)
• Tekanan darah di atas 180/110 mmHg (maksimal ¼ sendok teh/hari)

Tingkatkan aktivitas fisik dan Manajemen stress yang dapat


dilakukan antara lain dengan teknik relaksasi dll

Hindari minuman alkohol, merokok, dan minum kopi

Minum obat secara teratur seperti inhibitor adrenergik


(propranolol), diuretik (lasix), vasodilator (apresoline), inhibitor
ACE (captopril), dan antagonis Ca (nifedipine) (Smeltzer, 2001)
TAHAPAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA
KLIEN HIPERTENSI

1
Pengkajian

Aktivitas/ istirahat Sirkulasi Integritas ego


• Gejala: kelemahan, letih, napas • Gejala: riwayat hipertensi, • Gejala: riwayat perubahan
pendek aterosklerosis, penyakit jantung kepribadian, ansietas, depresi,
• Tanda: frekuensi jantung koroner, penyakit serebro euphoria, factor stress multiple
meningkat, perubahan irama vaskuler  • Tanda: suasana hati, gelisah,
jantung, takipnea • Tanda: kenaikan TD, hipotensi tangisan yang meledak, otot
postural, takikardi, perubahan muka tegang, pernapasan
warna kulit, suhu dingin menghela, peningkatan pola
bicara
Next....

Eliminasi Makanan/ cairan Neurosensori Nyeri/


• Gejala: gangguan ginjal • Gejala: makanan yang • Gejala: keluhan pusing/ ketidaknyamanan
saat ini atau yang lalu disukai yang dapat pening, sakit kepala, • Gejala: angina, nyeri hilang
mencakup makanan tinggi berdenyut sakit kepala, timbul pada tungkai, sakit
lemak dan kolesterol berdenyut, gangguan kepala oksipital berat,
• Tanda: BB normal atau penglihatan, episode nyeri abdomen
obesitas, adanya edema epistaksis
• Tanda: perubahan
orientasi, penurunan
kekuatan genggaman,
perubahan retinal optic
Next....

Pernapasan Keamanan Pembelajaran/ penyuluhan


• Gejala: dispnea yang berkaitan • Gejala : Gangguan koordinasi, cara pada individu dan keluarga
dengan aktivitas, takipnea, jalan (termasuk lima tugas
ortopnea, dispnea • Tanda : hipotensi postural keluarga)
nocturnal proksimal, batuk
dengan atau tanpa sputum, • Gejala: faktor resiko keluarga:
riwayat merokok  hipertensi, aterosklerosis,
• Tanda: distress respirasi/ penyakit jantung, DM , penyakit
penggunaan otot aksesoris ginjal
pernapasan, bunyi napas • Faktor resiko: etnik dan pengguna
tambahan, dan sianosis pil KB
Diagnosis Keperawatan

Nyeri akut
Nyeri kronik
Penurunan curah jantung
Risiko penurunan curah jantung
Defiit pengetahuan
Kode DX Kode Kode
Data Objektif: D. Nyeri kronis b.d L. Tingkat Nyeri I. Manajemen nyeri
• Tampak meringis 0078 tekanan emosional 08065 Setelah dilakukan 08238 Tindakan
d.d. Tampak meringis intervensi keperawatan Observasi
• Nampak Gelisah Nampak Gelisah selama 3x24 jam maka • Identifikasi lokasi,
• Tidak mampu Tidak mampu tingkat nyeri menurun karakteristik, durasi,
menyelesaikan aktivitas menyelesaikan dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas dan
• TTV: 1. TD: 160/90 mmHg aktivitas • Kemampuan intensitas nyeri
Nadi : 100x/mnt, tachikardi TTV: 1. TD: 160/90 meningkatkan • Identifikasi skala nyeri
  mmHg Nadi : aktivitas meningkat • DST......
Data Subjektif: 100x/mnt, tachikardi, • Keluhan nyeri Terapeutik
Klien mengeluh Nyeri menurun • Berikan teknik
• Klien mengeluh Nyeri tengkuk Dan kepala • Meringis menurun nonfarmakologis untuk
tengkuk Dan kepala Klien mengeluh • Sikap protektif mengurangi rasa nyeri
• Klien mengeluh merasa merasa tertekan menurun (hipnosis, terapi musik,
tertekan Susah tidur/ sering • Gelisah menurun dll)
• Susah tidur/ sering terbangun • Kesulitan tidur • DST
Skala nyeri 6 menurun Edukasi
terbangun Penglihatan kadang Frekuensi nadi
• • Jelaskan penyebab,
• Skala nyeri 6 buram cukup membaik periode dan pemicu
• Penglihatan kadang buram Frekuensi nyeri hilang nyeri
• Frekuensi nyeri hilang timbul sejak semalam Kolaborasi
timbul sejak semalam Riwayat HT sejak 5 (Boleh ditambah luaran • Kolaborasi pemberian
• Riwayat HT sejak 5 tahun tahun lalu tambahan lainnya) analgetik, jika
diperlukan
lalu Perawatan kenyamanan
Terapi relaksasi
Implementasi
Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana
dan libatkan anggota keluarga di dalam setiap
melakukan tindakan keperawatan agar klien dan
keluarga memiliki kemampuan kognitif, afektif serta
psikomotor dalam mengatasi masalah hipertensi.
Disamping itu, perawat dapat memanfaatkan
sumber-sumber yang tersedia dalam keluarga dalam
rangka meningkatkan perilaku hidup sehat keluarga.
01/15/2023 ENM/DKKD/FIK/UI/2017 27
Evaluasi
Tahap selanjutnya adalah melakukan
penilaian (evaluasi) terhadap respon
verbal dan non verbal klien selama
melakukan tindakan keperawatan
untuk melihat keberhasilan dari
tindakan keperawatan yang
01/15/2023
dilakukan.
ENM/DKKD/FIK/UI/2017 28
LABORATORIUM
KASUS INDIVIDU
ASKEP KLIEN DM DALAM
KONTEKS KELUARGA...
APLIKASIKAN PADA 1
KELUARGA
1
DATA
Keluarga Bp.S (42 tahun) dan Ibu K (32 tahun) memiliki 3
orang anak An. J (17 tahun), An. S (10 tahun) dan An .D (3
tahun). Ibu K mengeluh sering pusing dan bagian tengkuk
terasa kaku dan tegang. Ibu K menganggap ini adalah keluhan
biasa, yang bisa diobati dengan obat warung. Ibu K
mengatakan kalau sedang pusing dapat dikurangi dengan
mengkonsumsi makanan seperti sayur asem, ikan asin dan
sambal terasi. Pada saat dilakukan kunjungan keluarga dan
dilakukan pengukuran tekanan darah, hasilnya adalah 160/90
mmHg.
30
Tugas
Fasilitator mendemonstrasikan cara identifikasi data,
perumusan diagnosis SDKI, LUARAN SLKI DAN ,
perencanaan sesuai SIKI
Tugas:
1. Identifikasi data-data (boleh tambahkan data yang
kurang)
2. Rumuskan diagnosis keperawatan berdasarkan
analisis data
3. Buatlah rencana keperawatan berdasarkan prioritas
masalah yang ada
31
• Petunjuk Penugasan Bermain Peran:
– Peserta dibagi menjadi 3 kelompok
– Fasilitator membagi kasus individu dalam konteks keluarga dengan
masalah hipertensi pada masing-masing kelompok.
– Fasilitator mempersiapkan alat bantu seperti contoh kasus dan nursing
kit komunitas (media pendidikan kesehatan, alat pemeriksaan fisik)
– Masing-masing kelompok membahas kasus asuhan keperawatan
individu dalam konteks keluarga dengan masalah hipertensi sesuai
dengan kasus yang diberikan
– Masing-masing kelompok mendiskusikan kasus dan membuat asuhan
keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan dan
perencanaan
01/15/2023 ENM/DKKD/FIK/UI/2017 32
• Topik
• Topik 1 : Melakukan kunjungan rumah yang pertama pada individu dengan
masalah hipertensi
• Topik 2 : Melakukan kunjungan intervensi pada individu dalam konteks
keluarga dengan masalah hipertensi untuk melakukan pendidikan kesehatan diet
nutrisi hipertensi di rumah
• Topik 3 : Melakukan kunjungan intervensi pada individu dalam konteks keluarga
dengan masalah hipertensi untuk melakukan manajemen stress dan manajemen
obat di rumah
• Pembagian Peran:
– Satu orang berperan sebagai perawat
– Anggota yang lain sebagai individu dan keluarga:
• Satu orang sebagai klien
• Satu orang sebagai narator
• Dua orang sebagai anggota keluarga yang lain

01/15/2023 33
– Pelaksanaan simulasi dilakukan dengan cara mengundi 1 kelompok
yang akan melakukan roleplay asuhan keperawatan, sedangkan
kelompok lain sebagai pengamat
– Pelaksanaan roleplay dilakukan selama 10-15 menit
– Setelah seluruh permainan peran selesai, masing-masing pengamat
menyampaikan hasil pengamatan/ penilaiannya
– Diakhir sesi, fasilitator merangkum hasil penugasan, dan menjelaskan
asuhan keperawatan pada individu dalam konteks keluarga dengan
hipertensi serta memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya
hal-hal yang belum jelas.
34
References
1. Brunner & Suddarth.(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal, Vol.1.E/8EGC, Jakarta
2. Doenges, M.E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien. (I Made Kariasa penerjemah). Jakarta: EGC
3. Ekasari, dkk. (2007). Keperawatan Komunitas: Upaya Memandirikan Masyarakat Untuk Hidup Sehat. Jakarta: TIM
4. Friedman, M.M, et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Edisi kelima. (Achir Yani S. Hamid penerjemah).
Jakarta: EGC
5. Kholish, Nur. (2011). Bebas Hipertensi Seumur Hidup Dengan Terapi Herbal. Yogyakarta: Real Books
6. Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.
7. Muhammadun. (2010). Hidup Bersama Hipertensi. Yogyakarta: IN-Books.
8. Smeltzer, S.C. (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Jakarta: EGC
9. Wolff, Hanns Peter. (2006). Hipertensi Cara Mendeteksi dan Mencegah Tekanan Darah Tinggi Sejak Dini. Jakarta:
Hak Cipta UUD
Terim a K a sih
University of Indonesia

Anda mungkin juga menyukai