Anda di halaman 1dari 115

IMPLEMENTASI ZAKAT DALAM MEWUJUDKAN

SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) DI BAZNAS


KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember


Untuk memenuhi salah satu persyaratan memproleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf

Oleh:

Imam Fathur Rohim


NIM : S20165027

Pembimbing :

M.F.HIDAYATULLAH, S.H.I., M.S.I.


NIP.197608122008011015

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
NOVEMBER 2020

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


IMPLEMENTASI ZAKAT DALAM MEWUJUDKAN
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) DI BAZNAS
KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember


Untuk memenuhi salah satu persyaratan memproleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf

Oleh:

Imam Fathur Rohim


NIM : S20165027

Pembimbing :

M.F.HIDAYATULLAH, S.H.I, M.S.I.


NIP.197608122008011015

ii

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


IMPLEMENTASI ZAKAT DALAM MEWUJUDKAN
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) DI BAZNAS
KABUPATEN JEMBER
SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu


persyaratan memproleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf

Hari : Selasa
Tanggal : 12 Januari 2021

Ketua Sekretaris

( Daru Anondo, S.E., M.Si.) ( )


NIP. 19750303 200901 1 009
Anggota :

1. Dr. Ahmadiono, S.Ag., M.E.I. ( )

2. M.F. Hidayatullah, S.H.I., M.Si. ( )

Menyetujui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Dr, Khamdan Rifai’i, SE., M.Si


NIP. 19680807 200003 1 00 1

iii

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


MOTTO

              

            

Artinya :“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali


(bisik-bisikan) orang yang menyuruh bersedekah, atau berbuat kebaikan,
atau mendamaikan di antara manusia. Dan siapa yang berbuat demikian
dengan maksud mencari keridhoan Allah, tentulah Kami akan memberi
kepadanya pahala yang amat besar.” ( Q.S. An-Nisa’:114)

iv

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


PERSEMBAHAN

Pertama saya ucapkan Puji syukur terhadap Allah SWT atas limpahan

rahmat serta maunahnya, senantiasa memberikan hidayah dan rahmatnya sehingga

saya bisa menyelesaikan skripsi dengan baik, kedua kalinya sholawat dan salam

semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga kita semua bisa

terbebas dari alam kebodohan menuju alam yang terang menerang, yakni Addinul

Islam.

Dalam hal ini penulis persembahkan skripsi ini untuk :

1. Kedua orang tua saya, Alm. Imam Selamet dan Almh. Sumiati.

2. Keenam saudara saya dan famili dari keluarga Mbah Ahyak.

3. Para sesepuh, Guru-guru saya, serta Alm. Guru-gura saya. Dan Guru orang tua

saya.

4. Tak lupa Guru-guru saya di PP. Al-Qodiri Jember.

5. Ustad Sutrisno yang selalu mensuport dan membantu saya supaya bisa

melanjutkan jenjang pendidikan sampai saat ini.

6. LAZ Yayasan Dana Sosial Al-Falah Jember yang telah memberi saya

beasiswa untuk bisa melanjutkan pendidikan sampai saat ini.

7. Keluarga Besar teman-teman MAZAWA Angkatan 16.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


KATA PENGANTAR

‫ﱠﺣﻴﻢ‬
ِ‫ﺑِ ْﺴ ِﻢ اﻟﻠﱠ ِﻪ اﻟﺮﱠﲪَْ ِﻦ اﻟﺮ‬
Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas segala taufiq dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, yang senantiasa telah membawa kita dari jaman jahiliyah

menuju jaman yang penuh dengan segala macam ilmu pengetahuan tentunya

dengan adanya Islam dan Iman.

Skripsi yang berjudul “Implementasi Zakat Dalam Mewujudkan

Sustainable Develoment Goals (SDGs) di BAZNAS Kabupaten Jember” disusun

untuk memenuhi persayaratan Sarjana Strata-1 (S-1) Jurusan Ekonomi Islam

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember.

Kesuksesan dan kelancaran ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak

pihak. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terimakasih yang

sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., MM selaku Rektor Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Jember.

2. Bapak Dr. Khamdan Rifa’i, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam.

3. Bapak Dr. Abdul Rokhim, S.Ag., M.E.I selaku Wakil Dekan I Bidang

Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

4. Ibu Dr. Nurul Widyawati Islami Rahayu, M. Si selaku Wakil Dekan II Bidang

ADUM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

vi

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


5. Bapak Mohammad Saiful Anam, M.Ag selaku Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

6. Bapak M.F Hidayatullah, S.H.I, M.S.I selaku Ketua Program Studi

Manajemen Zakat dan Wakaf sekaligus orang yang selalu sabar dan telaten

dalam membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu penguji yang terhormat.

8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam khususnya yang telah

memberikan ilmu kepada penulis sehingga dapat mengetahui apa yang tidak

diketahui.

Akhirnya, penulis menyampaikan semoga segala hal yang baik yang telah

bapak ibu berikan kepada penulis, mendapatkan balasan yang baik dan setimpal

oleh Allah SWT.

Jember, 10 November 2020

IMAM FATHUR ROHIM


NIM. S20165027

vii

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


ABSTRAK
Imam Fathur Rohim, M.F. Hidayatullah, S.H.I, M.S.I 2020 : Implementasi
Zakat Dalam Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) di
BAZNAS Kabupaten Jember.
Salah satu agenda PBB untuk kemajuan dunia adalah Sustainable
Development Goals (SDGs) yang menjadikan zakat sebagai salah satu instrument
untuk pencapaiannya. Hal ini sejalan dengan salah satu jargonnya yaitu
(melibatkan semua pihak tanpa kecuali).
Dalam skripsi ini terdapat fokus penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana
pelaksanaan program SDGs di BAZNAS Kab. Jember ?. 2. Apa kendala dalam
menjalankan program SDGs di BAZNAS Kab. Jember ?. 3. Bagaimana solusi
BAZNAS untuk menyelesaikan kendala dalam menjalankan program SDGs
tersebut ?
Sehingga penelitian ini memiliki tujuan berupa : 1. Mendeskripsikan
pelaksanaan program SDGs di BAZNAS Kabupaten Jember. 2. Mendeskripsikan
kendala dalam menjalankan program SDGs di BAZNAS Kabupaten Jember. 3.
Mendeskripsikan solusi BAZNAS Kabupaten Jember untuk menyelesaikan
kendala dalam menjalan program SDGs.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi lapangan adalah salah
satu proses kegiatan pengungkapan fakta melalui observasi/pengamatan dan
wawancara dalam proses memperoleh keterangan atau data dengan cara langsung
terjun kelapangan.
Kesimpulan 1. Implementasi zakat di BAZNAS Kabupaten Jember
terobjek pada beberapa sektor antara lain sektor ekonomi, sektor kesehatan, sektor
pendidikan, dan sektor sosial. 2. Kendala yaqng dihadapi antra lain koordinasi
yang kurang baik di internal maupun eksternal dan keterbatasan dana dan sumber
daya manusia. 3. Solusinya ialah melakukan koordinasi yang baik antar pengurus
dan melakukan sinergi dengan organisasi pengelolaan zakat lain terutama di
kabupaten Jember.

Kata kunci : Zakat Produktif, Sustainable Development Goals (SDGs),


BAZNAS.

viii

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


ABSTRACT
Imam Fathur Rohim, M.F. Hidayatullah, S.H.I, M.S.I 2020: Implementation
of Zakat in Realizing Sustainable Development Goals (SDGs) at
BAZNAS Jember Regency.
One of the United Nations agendas for world progress is the Sustainable
Development Goals (SDGs) which make zakat as one of the instruments for its
achievement. This is in line with one of the jargon, namely No Left One Behind.
In this thesis there is a research focus as follows: 1. How is the
implementation of the SDGs program in BAZNAS Kab. Jember? 2. What are the
obstacles in running the SDGs program in BAZNAS Kab. Jember? 3. What is the
BAZNAS solution to solve the obstacles in running the SDGs program?
So this research has the following objectives: 1. Describe the
implementation of the SDGs program in BAZNAS Jember Regency. 2. Describe
the obstacles in running the SDGs program in BAZNAS Jember Regency. 3.
Describe the Jember District BAZNAS solution to solve obstacles in running the
SDGs program.
This research uses a field study research method is one of the process of
disclosing facts through observation / observation and interviews in the process of
obtaining information or data by directly plunging into the field.
Conclusion 1. The implementation of zakat in BAZNAS Jember Regency
is aimed at several sectors, including the economic sector, the health sector, the
education sector, and the social sector. 2. Obstacles faced include poor
coordination both internally and externally and limited funds and human
resources. 3. The solution is to carry out good coordination between
administrators and to synergize with other zakat management organizations,
especially in Jember district.

Keywords: Productive Zakat, Sustainable Development Goals (SDGs),BAZNAS.

ix

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


DAFTRA ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................................. iii

MOTTO ..................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN...................................................................................... v

KATA PENGANTAR............................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................. viii

ABSTRAC.................................................................................................. ix

DAFTAR ISI.............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ........................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5

E. Definisi Istilah........................................................................... 6

F. Sistematika Pembahasan ........................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 9

A. Penelitian Terdahulu ................................................................. 9

B. Kajian Teori .............................................................................. 20

1. Zakat.................................................................................... 20

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


2. Sustainable Developments Goals (SDGs)........................... 30

3. Hubungan Zakat dan SDGs................................................. 33

4. Pemberdayaan ..................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 38

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................ 38

B. Lokasi Penelitian ...................................................................... 38

C. Subjek Penelitian....................................................................... 39

D. Teknik Pengumpulan ................................................................ 40

E. Analisis Data ............................................................................ 42

F. Keabsahan Data......................................................................... 43

G. Tahapan Penelitian ................................................................... 44

BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................... 46

A. Gambaran Objek Penelitian ...................................................... 46

B. Penyajian Data dan Analisis...................................................... 53

C. Pembahasan dan Temuan ......................................................... 69

BAB V PENUTUP..................................................................................... 78

A. Kesimpulan ............................................................................... 78

B. Saran.......................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Pernyataan Keaslian Tulisan
2. Matrik Penelitian
3. Surat Izin Penelitian
4. Jurnal Penelitian
5. Surat Selesai Penelitian
6. Dokumentasi Penelitian
7. Biodata Penulis

xi

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu ............ 17

Table 2.2 17 Tujuan (Sustainable Developments Goals)............................ 31

Tabel 4.2 Target Sumber Pendanaan .......................................................... 62

xii

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Kriteria Sustainable Development Goals ................................ 34

Gambar 2.2 Objek Zakat Dalam Kerangka SDGs ...................................... 36

Gambar 4.1 Struktur Pengurus BAZNAS Kabupaten Jember ................... 49

xiii

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sustainable Development Goals (SDGs) atau biasa disebut agenda

tujuan pembangunan global berkelanjutan telah mendapatkan konsensus atau

kesepakatan dari 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan

berkomitmen pada pencapaiannya. SDGs sebagai inisiatif kelanjutan dari

platform sebelumnya yaitu Millenium Development Goals (MDGs) yang di

anggap gagal karna kurangnya peran aktif pemerintah daerah serta masyarakat

dunia.1 Sebagai produk, SDGs merupakan hasil dari kesepakatan multi pihak

dan sebuah proses yang bersifat transparan, partisipatif dan inklusif terhadap

semua suara pemangku kepentingan. Hal ini sejalan dengan salah satu

jargonnya yaitu No Left One Behind (melibatkan semua pihak tanpa kecuali),

di mana ditingkat implementasinya diharapkan bahwa SDGs dapat

diaplikasikan oleh semua pihak baik pemerintah, swasta, hingga masyarakat

sipil dari seluruh dunia. Untuk membangun masa depan yang lebih inklusif,

berkelanjutan dan tangguh baik untuk manusia dan juga bumi, namun masih

banyak pihak yang tidak mengerti dan menyadari akan pentingnya agenda

ini .2

Poin-poin yang termasuk kedalam SDGs mencakup (1) Tanpa

Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4)

1
http://sdgsindonesia.or.id.
2
Nurma Khusna Khanifa , “Penguatan Peran Ziswaf dalam Menyongsong Era SDGs Kajian
Filantropi BMT Tamzis Wonosobo”, (Jurnal Studi Islam Vol. 13 No. 2 , Universitas Sains Al
Qur’an, Wonosobo, 2018), 151.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


2

Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi

Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan

Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10)

Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan;

(12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13) Penanganan

Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16)

Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan untuk

Mencapai Tujuan.

Pada perkembangannya terutama di Indonesia, para pihak saling

melihat potensi-potensi sumber daya termasuk pendanaan untuk pencapaian

SDGs dari banyak sektor tak terkecuali zakat sebagai instrument ekonomi

umat islam. 3Menurut Bambang Sudibyo ketua Badan Amil Zakat Nasoinal

(BAZNAS), “dari jenis program yang dilakukan oleh kerja-kerja zakat, tidak

terelakkan memiliki irisan yang jelas terhadap tujuan capaian SDGs. Misalnya

pengentasan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan berkualitas, air dan

sanitasi, dll. Oleh karena itu, zakat dapat dikatakan sebagai salah satu

instrumen yang memiliki peran dan kontribusi yang strategis bagi capaian

SDGs.”4 Kontribusi zakat untuk mendukung SDGs juga didukung dengan

adanya UU yang menyebutkan bahwa zakat merupakan pranata keagamaan

yang bertujuan untuk meningkatkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, khusus di dalam Pasal 3 di UU yang sama menjelaskan bahwa

pengelolaan zakat bertujuan; 1) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi


3
Abdurrachman Qadir, Zakat Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo, 2001),
24.
4
Tim Riset dan Kajian, Zakat On SDGs (Jakarta: PUSKAS BAZNAS, 2017), 1.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


3

pelayanan dalam pengelolaan zakat, 2) Meningkatkan manfaat zakat untuk

mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.5

BAZNAS Kabupaten Jember telah mendapat apresiasi dari BAZNAS

Jawa Timur berupa bantuan dana dalam pengembangan program penyaluran

yang diprioritaskan dalam pencapaian SDGs. BAZNAS Kabupaten Jember

terbentuk pada agustus 2017 melalui SK Bupati nomer: 188.45/445/1.12/2017

yang diketuai oleh Misbahus Salam. Menurut beliau, implementasi dari

program penyaluran zakat, infak, dan sedekah untuk mewujudkan SDGs

adalah dengan membuat desa binaan yang di sebut sebagai “Kampung SDGs”

dengan melibatkan instansi pemerintahan, pengusaha, dan organisasi

masyarakat.6

Dalam menginisiasi dan mengembangkan kampung SDGs BAZNAS

Jember bermitra dengan Jember Reseach Development Centre (JRDC) sebagai

pihak swasta yang memiliki concern dibidang pendampingan dan

pengembangan. Dengan menjadi salah satu perwakilan daerah dalam

menjalankan tugas dan fungsinya, BAZNAS memiliki program dibidang

pemberdayaaan ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan dakwah. Saat ini

BAZNAS memiliki 25 desa binaan yang tersebar di seluruh Kabupaten

Jember. Dengan berbagai kegiatan didalamnya seperti Pengembangan

ekonomi produktif berbasis komoditas lokal, menciptakan “Pelayan Terpadu

Satu Pintu” tingkat kampung dalam melakukan pemenuhan terhadap

kebutuhan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan sosial. Sebagai bentuk

5
Undang-Undang No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
6
Misbahussalam, Wawancara, Jember, 12 Desember 2019

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


4

pencapaian pada SDGs poin 6 yaitu sanitasi yang layak, BAZNAS Jember

menyalurkan bantuan 65 jamban untuk keluarga miskin di beberapa desa dan

pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 45 unit yang tersebar

di seluruh Kabupaten Jember. Serta pendampingan pemberdayaan usaha

mikro menengah (UKM) seperti kopi Bikla yang mampu Go Internasional.

Dari penjelasan di atas membuat penulis tertarik untuk melakukan

penelitian terkait implementasi zakat dalam mewujudkan SDGs. Maka penulis

mengadakan penelitian dengan judul “Implementasi Zakat Dalam

Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) di BAZNAS

Kabupaten Jember”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan dari uraian konteks penelitian di atas, maka fokus

penelitian yang diangkat adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan program SDGs di BAZNAS Kabupaten Jember?

2. Apa kendala dalam menjalankan program SDGs di BAZNAS Kabupaten

Jember?

3. Bagaimana solusi BAZNAS Kabupaten Jember untuk menyelesaikan

kendala dalam menjalankan program SDGs tersebut?

C. Tujuan Peneltian

Berdasarkan fokus penelitian yang diangkat, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan pelaksanaan program SDGs di BAZNAS Kabupaten

Jember.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


5

2. Mendeskripsikan kendala dalam menjalankan program SDGs di BAZNAS

Kabupaten Jember.

3. Mendeskripsikan solusi BAZNAS Kabupaten Jember untuk

menyelesaikan kendala dalam menjalan program SDGs.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitianberikan tentang kontribusi apa yang akan diberikan

setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang

bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instasi

dan masyarakat secara keseluruhan.7

1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah

khazanah ilmu di bidang ekonomi islam dan memberikan wawasan serta

gambaran tentang implementasi zakat di BAZNAS Kabupaten Jember.

Khususnya untuk kalangan akademisi baik itu dosen, mahasiswa, praktisi

nantinya dapat dijadikan sebagai sumber rujukan dalam membuat karya

ilmiah ataupun yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut, serta dapat

menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi islam.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini digunakan sebagai kelengkapan syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E).

7
Tim penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2018), 45.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


6

b. Bagi masyarakat, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

pemahaman tentang Implementasi zakat di BAZNAS Kabupaten

Jember.

c. Bagi akademik, semoga hasil penelitian dapat membantu dalam

menambah wawasan dan referensi keilmuan mengenai implementasi

zakat di BAZNAS Kabupaten Jember.

d. Bagi Praktisi, hasil penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat

bagi BAZNAS Kabupaten Jember, yakni menjadi bahan masukan

berupa informasi tentang implementasi zakat dalam mewujudkan

SDGs sehingga dapat menjadi acuan dalam menentukan kebijakan

bagi BAZNAS Kabupaten Jember.

E. Definisi Istilah

Untuk memudahkan pemahaman dan kejelasan dalam skripsi ini, maka

dipandang perlu adanya pemaparan definisi yang tertera pada judul agar tidak

terjadi kesalah pahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh

peneliti.

Adapun definisi yang perlu adanya pemahaman adalah sebagai berikut:

1. Zakat

Zakat merupakan rukun islam yang menjadi kewajiban bagian dari

setiap muslim yang mampu dan diberikan kepada golongan 8 ashaf.

Sedangkan infaq dan sedekah merupakan wujud kecintaan hamba terhadap

nikmat dari allah SWT yang telah diberikan kepadanya sehingga seorang

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


7

hamba rela menyisihkan hartanya untuk kepentingan agama baik dalam

rangka membantu sesama maupun perjuangan dakwah islamiyah.8

2. Sustainable Development Gols (SDGs)

SDGs atau tujuan pembangunan berkelanjutan merupakan

kelanjutan dari Milennium development Gols (MDGs) yang di sepakati

oleh negara anggota PBB pada 2015. SDGs berisi 17 tujuan dan 169

sasaran yang berlaku mulai 2016 hingga tahun 2030.9

3. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

BAZNAS adalah badan yang di bentuk oleh pemerintah untuk

melakukan pengelolaan zakat secara nasional.10

F. Sistematika Pembahasan

Agar memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh mengenai

pembahasan ini, secara global penulis menyusun sistematika pembahasan

sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, fokus

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, dan

sistematika pembahasan.

BAB II Kajian pustaka, yang terdiri dari kajian terdahulu dan kajian

teori terkait yang menjadikan permasalahan dalam implementasi zakat dalam

mewujudkan SDGs di BAZNAS Kabupaten Jember.

8
K.H. Muvhib Aman Aly Panduan Praktis Zakat Empat mazhab (Pasuruan: Pustaka Sidogiri
Pondok Pesantren Sidogiri, 2008), 15.
9
http://sdgsindonesia.or.id.
10
UU No.23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


8

BAB III Metode penelitian, yang terdiri atas pendekatan dan jenis

penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis

data, keabsahan data, dan tahap- tahap penelitian.

BAB IV Penyajian dan analisis data, yang berisi tentang gambaran

obyek penelitian, penyajian dan analisis data, dan pembahasan temuan.

BAB V Penutup, yang berisi tentang pemaparan kesimpulan dari

semua isi atau hasil penulisan, baik secara teoritik maupun empiris, dan saran-

saran untuk perbaikan dan perkembangan Badan Amil Zakat Nasional

Kabupaten Jember.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian

terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian

membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasi atau belum

terpublikasikan (skripsi, tesis, disertasi dan sebaginya). Dengan melakukan

langkah ini, maka akan dapat dilihat sampai sejauh mana orisinalitas dan

posisi penelitian yang hendak dilakukan.11

Studi pustaka perlu dikaji terlebih dahulu untuk menguasai teori yang

relevan dengan topik atau masalah penelitian yang dipakai. Sehubungan

dengan penelitian ini ada beberapa penelitian terlebih dahulu yang melakukan

penelitian mengenai implementasi zakat, antara lain :

1. Itsna Rahma Fitriani, dengan penelitiannya yang berjudul “Pola Distribusi

Zakat dalam upaya Meningkatkan Kesejahteraan Jama’ah Majelis Taklim

Al-Hidayah Rejosari”.Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian

ini adalah bagaimana mekanisme distribusi zakat yang diberikan

BAZNAS Provinsi Jawa Tengah kepada Jama’ah Majelis Taklim Al-

Hidayah Rejosari Gunung Pati dan bagaimana pengaruh distribusi zakat

BAZNAS Provinsi Jawa Tengah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Jamaah Majelis Taklim Al-Hidayah Rejosari Gunung Pati. Penulis

menggunakan metode pengumpulan data yaitu observasi, dokumentasi,

11
IAIN, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: IAIN Jember Press,2018),45.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


10

dan wawancara. Setelah data-data terkumpul kemudian dianalisis dengan

menggunakan metode deskriptif analisis. Hasil penelitiannya menjelaskan

mekanisme distribusi zakat produktif dari BAZNAS Provinsi Jawa Tengah

kepada jama’ah majelis ta’lim al-hidayah Rejosari dan analisis dampak

distribusi zakat dalam uapaya meningkatkan kesejahteraan jama’ah

majelis ta’lim al-hidayah, Rejosari. Badan Amil Zakat Provinsi Jawa

Tengah memberikan suntikan modal dengan sistem qordhul hasan kepada

jama’ah majelis ta’lim al-hidayah. Di antara ratusan jama’ah majelis ta’lim

al-hidayah terdapat satu kelompok yang beranggotakan sepuluh orang,

yang mana mereka menerima zakat produktif dari BAZNAS Provinsi Jawa

Tengah untuk modal budi daya tanaman buah-buahan.12

2. Achmad Syaiful Hidayat Anwar, penelitian ini berjudul “Model

Pemberdayaan Ekonomi Mustahiq melalui Zakat” penelitian ini bertujuan

untuk menguji dan menyelesaikan model pemberdayaan ekonomi

Mustahiq dengan memanfaatkan Zakat. Kegiatan penelitian terdiri dari

simulasi dan menyelesaikan model. Data pengumpulan metode yang

digunakan adalah wawancara dan kelompok fokus diskusi dengan

mustahiq. Berdasarkan analisis hasil dapat menyimpulkan bahwa mustahiq

setuju dan mendukung keprihatinan dengan model pemberdayaan

mustahiq. Mustahiq berharap dengan penerapan model pemberdayaan

akan mampu meningkatkan kesejahteraan mustahiq dan merubah status

sosial dari mustahiq ke muzakki. Selain itu, mustahiq menyarankan


12
Itsna Rahma Fitriani Pola Distribusi Zakat Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Jama’ah
Majelis Taklim Al-Hidayah Rejosari Gunung Pati”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri
Walisongo,Semarang, 2015).ii-Vi.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


11

program manajemen kemitraan antara BAZ LAZ, pemerintah dan

pengusaha untuk pelatihan dan pendidikan dengan manajemen bisnis.13

3. Sumadi, penelitian ini berjudul “Optimalisasi Potensi Dana Zakat, Infaq,

Sadaqah dalam Pemerataan Ekonomi di Kabupaten Sukoharjo (Studi

Kasus di Badan Amil Zakat Daerah Kab. Sukoharjo)”. Filantropi Islam

memiliki peran penting dalam perekonomian. Indonesia memiliki potensi

ZIS besar dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki

potensi untuk ZIS besar. Hasil dari penelitiannya yang menggunakan

pendekatan fenomenologis kualitatif, bahwa potensi amal nasional

mencapai 19,3 triliun. Sementara potensi zakat di Indonesia mencapai 80

triliun per tahun (potensi ini, sebelum akuntansi untuk dana infaq dan

shadaqah belum dimanfaatkan dalam masyarakat sebagai sumber dana

adalah infaq sadaqah sukarela. Potensi Zakat, Infaq, Shodaqoh Sukoharjo

Kabupaten 1.6 M tahun rata-rata 30% dalam bentuk zakat profesi

didominasi oleh pegawai negeri sipil dan persentase individu masih perlu

ditingkatkan dan 70% masih infaq shodaqoh.14

4. Abdul Haris Romdhoni, penelitian ini berjudul “Zakat Dalam Mendorong

Pertumbuhan Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan”. Menganalisis

secara empiris apakah zakat memiliki dampak pada upaya untuk

mengurangi tingkat kemiskinan. Hasil analisis menunjukkan zakat dapat

mengurangi jumlah dan persentase keluarga miskin dan penyediaan modal

13
Achmad Syaiful Hidayat Anwar, “Model Pemberdayaan Ekonomi Mustahiq melalui Zakat”,
JEAM, Vol. 15, Tahun MMXVI (April 2016).
14
Sumadi, “Optimalisasi Potensi Dana Zakat, Infaq, Sadaqah dalam Pemerataan Ekonomi di
Kabupaten Sukoharjo (Studi Kasus di Badan Amil Zakat Daerah Kab. Sukoharjo)”, Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 03, No. 01, Tahun MMXVII (Maret 2017).

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


12

produktif zakat dalam bentuk modal usaha memiliki dampak positif dalam

mengurangi 10 tingkat kemiskinan. Pengaruh positif antara pemanfaatan

produktif zakat program LAZ An−Naafi' Boyolali terhadap pendapatan

mustahiq dipengaruhi oleh pemanfaatan zakat produktif yang kontribusi

sebesar 30,5%. Hal ini terlihat dari perkembangan pendapatan dan

pemenuhan kebutuhan mustahiq setelah mengikuti program pemberdayaan

zakat produktif LAZ An−Naafi ' Boyolali yang juga dapat digunakan

untuk modal ventura15

5. Anwar, penelitian ini berjudul “The Law of Productive Zakat in Islam and

Its Impact towards Economy” oleh Anwar memiliki tujuan untuk

mengetahui bagaimana pemberdayaan zakat produktif dalam perspektif

Hukum Islam. Penelitian ini digunakan riset Perpustakaan. Hasil dari

penelitian ini adalah pemberdayaan zakat produktif dibenarkan sesuai

dengan hukum Islam, asalkan memperhatikan kebutuhan dasar untuk

setiap mustahiq dalam bentuk konsumtif mendesak segera ditangani. 16

6. Misbah Mrd, Program Studi Magister Hukum Islam, Fakultas Syari’ah

Dan Hukum Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dengan penelitiannya yang

berjudul, “Pengelolaan Zakat Produktif Ditinjau Dari Hukum Islam (Studi

Kasus Kantor Badan Amil Zakat Nasional Mandailing Natal)”.

Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah bagaimana

15
Abdul Haris Romdhoni, “Zakat dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan
Pengentasan Kemiskinan”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 03, No. 01, Tahun MMXVII
(Maret
2017).
16
Anwar, “The Law of Productive Zakat in Islam and Its Impact towards Economy”,
International Journal of Engineering Technologies and Management Research, Vol.4, No. 2,
Tahun MMXVII (Februari, 2017).

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


13

pengelolaan zakat produktif Baznas Madina yang telah mewajibkan

mustahik untuk mengembalikan dana zakat produktif yang telah diberikan

kepada mustahik bila dilihat dari segi hukum Islam, dan aturan yang

mengatur tentang pengelolaan zakat. Penelitian tesis ini tergolong dalam

jenis field research (penelitian lapangan) atau penelitian lapangan yang

bersifat kualitatif dengan metode deskriftif. Dari hasil penelitian terdahulu

menunjukkan bahwa Baznas Mandailing Natal tidak memilih wilayah

mana saja yang mendapatkan zakat produktif, akan tetapi, Baznas

memberikan pemerataan dan keadilan setiap Daerah/Kecamatan

Mandailing Natal. Hanya saja zakat yang didistribusikan secara berkala

setiap tahun dan dibagi ke setiap kecamatan yang ada di Kabupaten

Mandailing Natal, jumlah penerima setiap zakat produktif Kecamatan

tidak sama tergantung jumlah penduduk setiap Kecamatan.17

7. Moch Giorardo Rekyan Wirayudha, Jurusan Perbankan Syariah Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

Dengan penelitiannya yang berjudul,“Analisis Pola Penyaluran Dana

Zakat Produktif Dari Baznas Melalui Pembiayaan Studi Pada BPRS

Margirizki Bahagia Cabang Wonosari, Gunung Kidul”.Rumusan

masalahnya ialah bagaimana proses penyaluran dana zakat produktif

melalui pola pembiayaan yang dilakukan BPRS Margirizki Bahagia dan

bagaimana dampak penyaluran dana zakat produktif terhadap

perkembangan usaha nasabah binaan BPRS Margirizki Bahagia. Metode


17
Misbah Mrd, “Pengelolaan Zakat Produktif Ditinjau Dari Hukum Islam, Studi Kasus Kantor
Badan Amil Zakat Nasional Mandailing Natal”.(Tesis, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Yogyakarta,2017).

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


14

penelitiannya menggunakan metode kualitatif. Dari hasil penelitian

terdahulu di atas menunjukkan bahwa BAZNAS sebagai lembaga non

struktural memberikan wewenang kepada BPRS Margirizki Bahagia untuk

menyalurkan dana zakat produktif. Sumber dana yang disalurkan melalui

program penyaluran dana zakat produktif di dapat melalui pengajuan

proposal dari BPRS Margirizki Bahagia ke Badan Amil Zakat Nasional.

Pengajuan dana tersebut dilakuikan melalui tahapan administratif. Dimana

BPRS Margirizki Bahagia harus melampirkan data berupa jumlah

mustahik yang akan diberikan bantuan dana zakat serta profil perusahaan

maupun persyaratan lainnya. Kemudian setelah melalui tahapan ferivikasi

dari pihak BAZNAS, BPRS Margirizki Bahagia dipercaya oleh pihak

BAZNAS untuk menyalurkan dana zakat produktif tersebut sebesar 5

miliar rupiah.18

8. Abdul Latif Rizqon, Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam

Indonesia. Dengan penelitiannya yang berjudul, “Manajemen

Pendistribusian Dana Zakat Baznas kota Yogyakarta Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Pasal 25 dan 26 Tinjauan

Maqāṣid Asy-Syarī’ah”. Rumusan masalah penelitian terdahulu yaitu

apakah manajemen pendistribusian dana zakat yang diterapkan oleh

BAZNAS kota Yogyakarta sudah sesuai dengan Undang-Undang nomor

23 tahun 2011, dan bagaimanakah tinjauan Maqāṣid Asy-Syarī‟ah

terhadap manajemen pendistribusian dana zakat BAZNAS kota


18
Moch Giorardo RekyanWirayudha,“Analisis Pola Penyaluran Dana Zakat Produktif Dari Baznas
Melalui Pembiayaan Studi Pada BPRS Margirizki Bahagia Cabang Wonosari, Gunung
Kidul”(Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Surakarta,Surakarta,2018).

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


15

Yogyakarta berdasarkan Undang-undang Nomor 23 tahun 2011. Metode

penelitian yang di gunakan penelitian terdahulu yaitu deskriptif kualitatif.

Hasil dari penelitian terdahulu menunjukan bahwa, pelaksanaan

manajemen pendistribusian dana zakat di BAZNAS kota Yogyakarta

secara keseluruhan sudah sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun

2011 dan Maqāṣid Asy-Syarī‟ah yang dijadikan sebagai tolak ukur acuan

dalam pengelolaanya. Namun hal ini masih belum bisa secara maksimal

dalam pengentasan kemiskinan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta

khususnya.19

9. Feri Irawan, penelitian ini berjudul “Peran Filantropi Zakat dalam

Pengentasan Kemiskinan di Indonesia”. Yang mendiskripsikan bagaimana

kontribusi filantropi zakat dalam upaya pengentasan kemiskinan yang ada

di Indonesia. Pada penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dan

teknik pengumpulan data meggunakan observasi non partisipasi dan

dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan filantropi zakat

terhadap keluarga miskin baik yang berupa karitas maupun pemberdayaan,

serta peningkatan kesejahteraan umat di Indonesia dikarenakan adanya

kontribusi penyediaan sumber−sumber produksi.20

10. Nurma Khusna Khanifa, penelitian ini berjudul “Penguatan Peran Ziswaf

dalam Menyongsong Era SDGs Kajian Filantropi BMT Tamzis

Wonosobo”. Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Sains Al Qur’an

19
Abdul Latif Rizqon,“Manajemen Pendistribusian Dana Zakat Baznas kota Yogyakarta
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Pasal 25 dan 26 Tinjauan Maqāṣid Asy-
Syarī’ah”(Tesis,Universitas Islam Indonesia,Yogyakarta,2018).
20
Feri Irawan, “Peran Filantropi Zakat dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia”,
AlMunawwarah: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Vol. 10, No. 1, Tahun MMXIII (Maret 2018).

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


16

Wonosobo. Penelitian ini terjun langsung secara partisipatif, dikarenakan

masuk dalam kategori penelitian lapangan (field research) melalui

pendekatan kualitatif. Sumber data penelitian dengan dua cara, pertama

sumber data primer melalui hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.

Kedua, sumber data sekunder berupa dokumen, arsip dan jurnal.

Sedangkan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara terstruktur,

observasi partisipasi dan dokumentasi lapangan. Terahir penelitian

dianalisis menggunakan deskriptif analisis secara deduktif dari

permasalahan bersifat umum menjadi kesimpulan bersifat khusus.

Penelitian ini menunjukkan bahwa Cara untuk mengentaskan kemiskinan

di masyarakat, keluarga, dan individu ke kondisi sejahtera serta

meringankan beban hidup sehari-hari maka dibutuhkan praktek nyata

filantropi. Disinilah adanya relevansi antara tujuan zakat, infaq, shadaqah,

wakaf (ziswaf) dan Sustainable Development Goals (SDGs). 21

21
Nurma Khusna Khanifa , “Penguatan Peran Ziswaf dalam Menyongsong Era SDGs Kajian
Filantropi BMT Tamzis Wonosobo”, (Jurnal Studi Islam Vol. 13 No. 2 , Universitas Sains Al
Qur’an, Wonosobo, 2018).

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


17

Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu

Judul
No Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Penelitian
1. Pola Distribusi Penelitian sama Penelitian ini Hasil penelitiannya
Zakat dalam meneliti membahas menjelaskan Badan Amil
upaya tentang tentang upaya Zakat Provinsi Jawa
Meningkatkan pendistribusian mensejarterakan Tengah memberikan
Kesejahteraan Zakat jama’ah masjid pemberian modal dengan
Jama’ah sedangkan penulis sistem qordhul hasan
Majelis Taklim membahas kepada jama’ah majelis
Al-Hidayah tentang ta’lim al-hidayah. Di
Rejosari implementasi antara ratusan jama’ah
untuk majelis ta’lim al-hidayah
mewujudkan terdapat satu kelompok
SDGs yang beranggotakan
sepuluh orang, yang
mana mereka menerima
zakat produktif dari
BAZNAS Provinsi Jawa
Tengah untuk modal budi
daya tanaman buah-
buahan.
2. Model Objek Penelitian ini hasil penelitian ini dapat
Pemberdayaan penelitian ini fokus pada disimpulkan bahwa
Ekonomi sama sama pemberdayaan mustahiq setuju dan
Mustahiq dilakukan di ekonomi mendukung keprihatinan
melalui Zakat Badan Amil sedangkan dengan model
Zakat penelitian yang pemberdayaan mustahiq.
dilakukan penulis Mustahiq berharap
tentang SDGs dengan penerapan model
pemberdayaan akan
mampu meningkatkan
kesejahteraan mustahiq
dan merubah status sosial
dari mustahiq ke
muzakki.
3. Optimalisasi Penelitian ini Penelitian ini Hasil dari penelitian
Potensi Dana sama sama membahas menjelaskan bahwa
Zakat, Infaq, menggunakan tentang potesi potensi amal nasional
Sadaqah dalam pendekatan zakat di mencapai 19,3 triliun.
Pemerataan Kualitatif kabupaten Sementara potensi zakat
Ekonomi di sukoharjo di Indonesia mencapai 80
Kabupaten sedangkan penulis triliun per tahun Potensi
Sukoharjo membahas Zakat, Infaq, Shodaqoh

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


18

(Studi Kasus di tentang Sukoharjo Kabupaten 1.6


Badan Amil implementasi M tahun rata−rata 30%
Zakat Daerah zakat. dalam bentuk zakat
Kab. profesi didominasi oleh
Sukoharjo) pegawai negeri sipil dan
persentase individu
masih perlu ditingkatkan
dan 70% masih infaq
shodaqoh.
4. Zakat Dalam Penelitian ini Penelitian ini Hasil analisis
Mendorong sama sama membahas menunjukkan zakat dapat
Pertumbuhan mengenai tentang ekonomi mengurangi jumlah dan
Ekonomi dan Implementasi dan kemiskinan persentase keluarga
Pengentasan zakat sedangkan penulis miskin. Pengaruh positif
Kemiskinan lebih kepada antara pemanfaatan
universal yaitu produktif zakat program
SDGs LAZ An−Naafi' Boyolali
terhadap pendapatan
mustahiq dipengaruhi
oleh pemanfaatan zakat
produktif yang kontribusi
sebesar 30,5%.
5. The Law of Penelitian ini Penelitian ini Hasil dari penelitian ini
Productive sama sama menggunakan adalah pemberdayaan
Zakat in Islam mengenai metode zakat produktif
and Its Impact Implementasi kepustakaan dibenarkan sesuai dengan
towards Zakat sedangkan hukum Islam, asalkan
Economy penelitian penulis memperhatikan
menggunakan kebutuhan dasar untuk
pendekatan setiap mustahiq dalam
kualitatif bentuk konsumtif
mendesak segera
ditangani
6. Pengelolaan Penelitian ini Penelitian ini hasil penelitian ini
Zakat sama sama meninjau tentang menunjukkan bahwa
Produktif menggunakan segi hokum Baznas Mandailing Natal
Ditinjau Dari pendekatan sedangkan tidak memilih wilayah
Hukum Islam kualitatif penelitian oleh mana saja yang
(Studi Kasus penulis mengenai mendapatkan zakat
Kantor Badan implementasi produktif, akan tetapi,
Amil Zakat Baznas memberikan
Nasional pemerataan dan keadilan
Mandailing setiap Daerah/Kecamatan
Natal) Mandailing Natal. Hanya
saja Zakat yang
didistribusikan secara

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


19

berkala setiap tahun dan


dibagi ke setiap
kecamatan yang ada di
Kabupaten Mandailing
Natal.
7. Analisis Pola Penelitian ini Penelitian ini hasil penelitian ini
Penyaluran sama mengenai menganalisis dana menunjukkan bahwa
Dana Zakat implementasi zakat produktif BAZNAS sebagai
Produktif Dari atau penyaluran dalam bentuk lembaga non struktural
Baznas zakat pembiayaan memberikan wewenang
Melalui sedangkan penulis kepada BPRS Margirizki
Pembiayaan membahas Bahagia untuk
Studi Pada tentang menyalurkan dana zakat
BPRS implementasi produktif. Sumber dana
Margirizki zakat untuk SDGs yang disalurkan melalui
Bahagia program penyaluran dana
Cabang zakat produktif di dapat
Wonosari, melalui pengajuan
Gunung Kidul proposal dari BPRS
Margirizki Bahagia ke
Badan Amil Zakat
Nasional.
8. Manajemen Persamaan Perbedaan penelitian ini
Pendistribusian penelitian ini penelitian ini menunjukan bahwa,
Dana Zakat ialah mengenai pelaksanaan manajemen
Baznas kota menggunakan pendistribusian pendistribusian dana
Yogyakarta metode zakat menurut zakat di BAZNAS kota
Berdasarkan kualitatif Undang-undang Yogyakarta secara
Undang- sedangkan keseluruhan sudah sesuai
Undang penelitian penulis dengan Undang-undang
Nomor 23 mengenai Nomor 23 Tahun 2011
Tahun 2011 implementasi dan Maqāṣid Asy-
Pasal 25 dan zakat Syarī‟ah yang dijadikan
26 Tinjauan sebagai tolak ukur acuan
Maqāṣid Asy- dalam pengelolaanya.
Syarī’ah
9. Peran Persamaan Penelitian ini Hasil dari penelitian ini
Filantropi penelitian ini hanya fokus pada menunjukkan filantropi
Zakat dalam sama sama kemiskinan zakat terhadap keluarga
Pengentasan menggunakan sedangkan miskin baik yang berupa
Kemiskinan di pendekatan penelitian penulis karitas maupun
Indonesia kualitatif untuk pemberdayaan, serta
mewujudkan peningkatan
SDGs kesejahteraan umat di
Indonesia dikarenakan
adanya kontribusi

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


20

penyediaan
sumber−sumber produksi
10. Penguatan Penelitian ini penelitian ini Penelitian ini
Peran Ziswaf sama berupa jurnal menunjukkan bahwa
dalam membahas sedangkan penulis Cara untuk
Menyongsong tentang SDGs dalam rangka mengentaskan
Era SDGs pembuatan skripsi kemiskinan di
Kajian masyarakat ke kondisi
Filantropi sejahtera serta
BMT Tamzis meringankan beban
Wonosobo hidup sehari-hari maka
dibutuhkan praktek nyata
filantropi. Disinilah
adanya relevansi antara
tujuan zakat, infaq,
shadaqah, wakaf (ziswaf)
dan Sustainable
Development Goals
(SDGs)

B. Kajian teori

1. Zakat

a. Pengertian Zakat

Kata zakat merupakan kata dasar dari zaka mengandung

beberapa arti berkah, tumbuh, dan baik22. Menurut lisan al-Arab kata

zakat mengandung arti suci, tumbuh, berkah, dan terpuji. Zakat

menurut istilah fikih adalah sejumlah harta tertentu yang harus

diserahkan kepada yang berhak menurut syariat Allah SWT.23 Menurut

istilah zakat berarti kewajiban seorang muslim untuk mengeluarkan

nilai bersih dari kekayaannya yang tidak melebihi satu nisab, diberikan

kepada mustahik dengan beberapa syarat yang telah ditentukan.

22
Nurul Huda dkk, Zakat Perspektif Mikro-Makro Pendekatan Riset, (Jakarta:Kencana, 2015), 2.
23
Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, (Bandung: PT remaja Rosdakarya, 2011), 75.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


21

Allah berfirman di dalam Al-qur’an :

       

          

     

Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang


fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan
untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.24

Adapaun orang yang berhak menerima zakat yang telah

disebutkan di dalam al-qur’an antara lain :

1) Fakir dan Miskin

Fakir dan miskin adalah mereka yang kebutuhan hidupnya

tidak tercukupi.25

2) Amil Zakat

Amil zakat adalah mereka yang diangkat oleh penguasa

untuk mengurus dan segala persoalannya.26

3) Golongan Mualaf

Golongan mualaf ialah mereka yang diharapkan

kecenderungan hatinya atau keyakinannya dapat bertumbah

terhadap Islam, atau harapan keIslamannya diikuti oleh lainnya,

24
Al-Qur’an, 9:60
25
Muchib Aman Aly Panduan Praktis Zakat Empat Madzhab (Pasuruan : Pustaka Sidogiri, 2008),
51.
26
Ibid., 54.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


22

atau terhalangnya niat jahat atas kaum muslimin, atau harapan akan

adanya kemanfaatan dalam membela dan menolong kaum

muslimin dari musuh.27

4) Riqab (Dana untuk memerdekakan Budak)

Riqab artinya budak (hamba sahaya) yang menjalin

perjanjian dan kesepakatan dengan tuannya, bahwa bila ia sanggup

menghasilkan harta dengan jumlah tertentu, maka ia merdeka

(akad Kitabah). Dana untuk memerdekakan budak artinya adalah

dana yang dipergunakan untuk membebaskan riqab.

5) Gharimin (Orang yang berhutang).28

Gharimin adalah orang yang mempunyai hutang yang dapat

tertagih, sedang ia tidak mempunyai harta senilai lebih dari satu

nishab perak atau setara dengan 543,35 gr perak di luar kebutuhan

hidupnya dan orang-orang yang menjadi tanggunganya untuk

membayar hutangnya.29

6) Fi Sabilillah (di Jalan Allah)

Fissabilillah adalah mereka yang berjuang untuk membela

dan menegakkan agama islam dengan cara berperang atau

menyebarkan agama dan ajaran-ajaran agama islam. Golongan fi

sabilillah saat ini adalah, para mujahidin, para ustad, ulama,

muadin dan sarana-sarana pendidikan dan peribadahan Islam.30

27
Ibid., 54.
28
Ibid., 63.
29
Ibid., 65.
30
Ibid., 64.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


23

7) Ibnu Sabil

Ada beberapa pendapat tentang arti dari ibnu sabil yaitu

orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan menuju suatu tujuan

dan tidak untuk bermaksiat dan orang yang bermaksud

mengadakan perjalanan bukan untuk maksiat seperti belajar.31

b. Bentuk-bentuk Pengelolaan Zakat

Dalam pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh pengumpulan

dan pendistribusian zakat merupakan dua hal sama pentingnya. Namun

al-Qur'an lebih memperhatikan masalah pendistribusiannya. Hal ini

mungkin disebabkan pendistribusian mencakup pula pengumpulan.

Indonesia dalam mengelola zakat terbagi ke dalam dua jenis yaitu,

Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Struktur

organisasi BAZ dan LAZ biasanya disusun berdasarkan pada

kebutuhan spesifik masing-masing.32 Berikut adalah pengelolaan zakat

menurut Fiqih dan pengelolaan zakat menurut Undang-Undang.

1) Pengelolaan Zakat Menurut Fiqih

Pelaksanaan zakat pada awal sejarahnya ditangani sendiri

oleh Rasul SAW dengan mengirim para petugasnya untuk menarik

zakat dari mereka yang ditetapkan sebagai pembayar zakat, lalu

dicatat, dikumpulkan, dirawat, dan akhirnya dibagikan kepada

yang berhak menerima zakat33

31
Ibid., 70.
32
Fahrur, Zakat Panduan Mudah, Lengkap, dan Praktis Tentang Zakat (Solo : PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri, 2011), 22.
33
Ibid, 114.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


24

2) Pengelolaan Zakat Menurut Undang-Undang

Zakat merupakan pranata keagamaan yang bertujuan untuk

meningkatkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat sehingga

perlu diatur untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna, zakat

harus dikelola secara melembaga sesuai dengan syariat Islam. UU

23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat diundangkan untuk

mengganti Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang

Pengelolaan Zakat yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan

kebutuhan hukum dalam masyarakat sehingga perlu diganti dengan

yang baru dan sesuai. Pengelolaan zakat adalah kegiatan

perencanaan, pelaksanaan, dan pengoordinasian dalam

pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Zakat

sendiri artinya adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang

muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak

menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Zakat berbeda dengan

infak dan sedekah. Infak adalah harta yang dikeluarkan oleh

seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan

umum. Sedekah adalah harta atau nonharta yang dikeluarkan oleh

seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan

umum.34

34
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf (Jakarta : Universitas Indonesia
UIPress, 1988), 65.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


25

c. Masalah Pengelolaan Zakat

Dalam pengelolaan zakat tentunya memiliki hambatan-

hambatan salah satunya prioritas masalah yang ada dalam pengelolaan

zakat adalah adanya perbedaan pendapat (khilafiyah) mengenai fikih

zakat, rendahnya koordinasi antara organisasi pengelola zakat (OPZ),

dan rendahnya peran kementrian agama dalam pengelolaan zakat,

sehingga zakat belum menjadi Obligatory System.35

Adapun deskirpsi dari masalah-masalah tersebut adalah:

1) Khilafiyah Fikih Zakat

Adanya pra-kontra zakat profesi sebagian ulama

mendukung adanya zakat profesi namun sebagian yang lain

menganggap zakat profesi adalah bid’ah atau sesuatu yang diada-

adakan dalam agama. Perbedaan pendapat dalam masalah fikih,

Termasuk fikih zakat, adalah sesuatu yang biasa dalam agama

Islam, namun demikian agar umat Islam tidak bingung dan

menghindari perpecahan, perlu ditetapkan satu pendapat yang

diambil sebagai pegangan. Institusi yang dapat menyelesaikan

masalah khilafiyah fikih zakat ini adalah pemerintah sebagai

pemegang kekuasaan.

2) Rendahnya Koordinasi

Rendahnya koordinasi antara regulator zakat dengan OPZ.

Sebagian OPZ, terutama OPZ besar bentukan masyarakat,

35
Nurul Huda, “Prioritas Solusi Permasalahan Pengelolaan Zakat dengan Metode AHP, Jurnal,
(Studi di Banten dan Kalimantan Selatan, 2014), 15.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


26

cenderung memiliki egoisme organisasi yang juga besar. Sejarah

panjang OPZ dalam membesarkan organisasinya memberikan

pengaruh terhadap cara pandangnya terhadap memandang

regulator. Sebagian informan mengungkapkan bahwa salah satu

prioritas masalah pengelolaan zakat lainnya adalah rendahnya

peran Kementerian Agama (Kemenag) dalam pengelolaan zakat.

Perhatian Kemenag terhadap zakat jauh lebih kecil dibandingkan

perhatiannya terhadap pengelolaan haji. Kemenag menyerahkan

urusan pengelolaan zakat kepada BAZNAS.36

3) Masalah obligatory system

Zakat yang belum menjadi obligatory system dalam sistem

negara. Akibatnya kesadaran masyarakat dalam menunaikan zakat

menjadi rendah. Seorang wajib zakat yang sudah mengetahui

kewajiban zakat menjadi kurang terdorong untuk membayar zakat

karena tidak adanya sanksi (punishment) ataupun insentif (reward).

4) Mahalnya Biaya Promosi

OPZ sebagai pengelola zakat memiliki satu peran utama

yaitu penghimpunan dana zakat. Dalam aktivitasnya menghimpun

dana dari masyarakat OPZ perlu melakukan promosi kepada

masyarakat luas. Sebagai organisasi yang bersifat mandiri, OPZ

harus membayar biaya promosi dari dana sendiri. Akibatnya biaya

promosi diambil dari dana yang telah dikumpulkan dari masyarakat

36
Ibid, 16.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


27

yang sebenarnya diharapkan oleh para muzaki dapat digunakan

untuk membantu mustahik zakat terutama golongan fakir miskin.

Rendahnya efektifitas program pendayagunaan zakat dianggap

sebagai prioritas masalah pengelolaan zakat. Efektifitas yang

dimaksud adalah ketepatan dan kesinambungan program

pendayagunaan zakat dalam memberikan kemaslahatan kepada

mustahik.

d. Solusi Dalam Pengelolaan Zakat

Hadirnya permasalahan zakat tentunya memiliki solusi yang

akan menjadi bahan pertimbangan dalam mengelolaa zakat. Prioritas

solusi regulator adalah keteladanan pejabat dalam menunaikan zakat

sesuai syariat, kewajiban audit eksternal, meningkatkan fungsi

pengaturan dan pengawasan, meningkatkan peran Majelis Ulama

Indonesia (MUI), sertifikasi amil, standarisasi dan akreditasi OPZ. 37

Adapun deskripsi tentang solusi-solusi tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Menunaikan Zakat Secara Benar Sesuai Syari’at

Pengelolaan zakat pada regulator adalah dengan pemberian

keteladanan dalam menunaikan zakat secara benar sesuai syariat.

Para pemimpin, pejabat, termasuk juga pengelola zakat, para da’i

harus memulai dari diri sendiri sebelum menyuruh orang lain

berzakat. Contoh konkrit lain terkait dengan sosialisasi zakat

37
Ibid, 23.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


28

adalah dengan melakukan kampanye zakat baik di media

elektronik, jejaring sosial, maupun media cetak.

2) Memperbaiki Koordinasi

Mengadakan kewajiban audit eksternal yang dilakukan oleh

regulator zakat kepada OPZ. Kewajiban audit bagi setiap OPZ

dapat meningkatkan penerapan Good Corporate Governance

(GCG) pada OPZ. Peningkatan GCG dapat membantu

meningkatkan transparansi dan akuntabilitas OPZ yang dapat

membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap OPZ.

Selain itu, regulator juga dianggap perlu melakukan fungsi

pengaturan dan pengawasan kepada OPZ sebagaimana Bank

Indonesia melakukan fungsi tersebut kepada perbankan. Jika ada

OPZ yang berprestasi, maka regulator dapat memberikan

penghargaan. Sebaliknya, jika OPZ tidak menjalankan perannya

dengan baik, maka regulator dapat memberikan sanksi. 38

3) Meningkatkan Pengelolaan Zakat Pada OPZ

Pertama adalah dengan pengadaan manajemen pelatihan

dan kerjasama dengan perguruan tinggi dalam memenuhi

kebutuhan amil profesional. Managemen pelatihan adalah langkah

jangka pendek yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan amil

pada OPZ, sedangkan pembentukan kerja sama dengan perguruan

tinggi adalah langkah jangka menengah dan panjang untuk

38
Ibid, 24

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


29

menjamin stok amil profesional di masa yang akan datang.

Prioritas solusi pengelolaan zakat pada OPZ selanjutnya adalah

pembangunan sinergi antar stakeholder zakat. Sinergi yang dapat

dilakukan adalah dalam sosialisasi zakat, persamaan fikih zakat,

standarisasi pengelolaan zakat, penyusunan data base mustahik dan

muzakki, hingga sinergi dalam program pendayagunaan zakat di

lapangan. Memperluas jaringan OPZ dianggap oleh sebagian

informan sebagai prioritas solusi pengelolaan zakat pada OPZ.

Saat ini terdapat 33 BAZDA provinsi, 447 BAZDA

kabupaten/kota serta 18 LAZ nasional dan 22 LAZ daerah. Meski

jaringan OPZ sudah cukup luas, perlu dilakukan peningkatan baik

dari sisi kuantitas maupun kualitas jaringannya sehingga dapat

semakin menjangkau mustahik/muzakki. Peningkatan efektifitas

program pendayagunaan zakat juga dianggap sebagai prioritas

solusi pengelolaan zakat pada OPZ.39 program pendayagunaan

yang dilakukan OPZ hendaknya dilakukan dengan prinsip tepat

guna agar benar-benar dapat memberikan maslahah kepada

mustahik. Transparansi adalah keterbukaan dalam pengelolaan

keuangan, sedangkan akuntabilitas yang dimaksud adalah

ketersesuaian antara rencana dengan pelaksanaan keuangan.

Pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel pada

akhirnya dapat menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap

39
M. Indrijatiningrum, “Zakat Sebagai Alternatif Penggalangan Dana Masyarakat untuk
Pembangunan”, Jurnal (Universitas Indonesia Jakarta, 2005)

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


30

OPZ. Prioritas solusi pengelolaan zakat pada OPZ terakhir yang

diungkap adalah standarisasi zakat nasional. Standarisasi zakat

nasional yang dimaksud adalah penyamaan standar pengelolaan

zakat pada OPZ. Pengelola zakat dianggap perlu melakukan

standarisasi pada aspek-aspek lain seperti standarisasi fikih zakat.

2. Sustainable Developments Goals (SDGs)

a. Pengertian SDGs

Pada 25 September 2015,40 PBB mencanangkan program

Sustainable Development Goals (SDGs) yang merupakan program

lanjutan dari Millennium Developments Goals (MDGs) dengan tujuan

untuk pembangunan berkelanjutan. Kesepakatan pembangunan baru

pada program SDGs mendorong perubahan−perubahan yang berpindah

pada arah pembangunan yang berkelanjutan dengan dasar hak asasi

manusia dan kesetaraan guna mendukung pembangunan sosial,

ekonomi dan lingkungan hidup atas dasar prinsip-prinsip universalitas,

integritas dan inklusif sebagai peyakinan bahwa tidak ada satu orang

pun yang terlewatkan. Pada bulan Agustus 2015, 193 negara

menyepakati 17 tujuan SDGs. Poin-poin yang termasuk kedalam

SDGs mencakup (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3)

Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5)

Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi

Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan

40
General Assembly United Nations, 2015. “Transforming our World : The 2030 Agenda For
Sustainable Development”, 3/35 http://sustainabledevelopment.un.org.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


31

Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya

Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan; (12)

Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13) Penanganan

Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16)

Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; (17)

Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Table 2.2
17 Tujuan (Sustainable Developments Goals)

17 Tujuan SDGs Penjelasan Singkat


Tujuan 1 - Tanpa kemiskinan Pengentasan segala bentuk kemiskinan
di semua tempat.
Tujuan 2 - Tanpa kelaparan Mengakhiri kelaparan, mencapai
ketahanan pangan dan perbaikan
nutrisi, serta menggalakkan pertanian
yang berkelanjutan
Tujuan 3 - Kehidupan sehat dan Menggalakkan hidup sehat dan
sejahtera mendukung kesejahteraan untuk semua
usia.
Tujuan 4 - Pendidikan berkualitas Memastikan pendidikan berkualitas
yang layak dan inklusif serta
mendorong kesempatan belajar seumur
hidup bagi semua orang
Tujuan 5 - Kesetaraan gender Mencapai kesetaraan gender dan
memberdayakan semua perempuan.
Tujuan 6 - Air bersih dan sanitasi Menjamin akses atas air dan sanitasi
layak untuk semua.
Tujuan 7 - Energi bersih dan Memastikan akses pada energi yang
terjangkau terjangkau, bisa diandalkan,
berkelanjutan dan modern untuk semua.
Tujuan 8 - Pekerjaan layak dan Mempromosikan pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi ekonomi berkelanjutan dan inklusif,
lapangan pekerjaan dan pekerjaan yang
layak untuk semua.
Tujuan 9 - Industri, inovasi dan Membangun infrastruktur kuat,
infrastruktur mempromosikan industrialisasi
berkelanjutan dan mendorong inovasi.
Tujuan 10 - Berkurangnya Mengurangi kesenjangan di dalam dan
kesenjangan di antara negara-negara.
Tujuan 11 - Kota dan komunitas Membuat perkotaan menjadi inklusif,

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


32

berkelanjutan aman, kuat, dan berkelanjutan


Tujuan 12 - Konsumsi dan produksi Memastikan pola konsumsi dan
yang bertanggung jawab produksi yang berkelanjutan
Tujuan 13 - Penanganan perubahan Mengambil langkah penting untuk
iklim melawan perubahan iklim dan
dampaknya.
Tujuan 14 - Ekosistem lautan Pelindungan dan penggunaan
samudera, laut dan sumber daya
kelautan secara berkelanjutan
Tujuan 15 - Ekosistem daratan Mengelola hutan secara berkelanjutan,
melawan perubahan lahan menjadi
gurun, menghentikan dan
merehabilitasi kerusakan lahan,
menghentikan kepunahan
keanekaragaman hayati.
Tujuan 16 - Perdamaian, keadilan Mendorong masyarakat adil, damai,
dan kelembagaan yang tangguh dan inklusif
Tujuan 17 - Kemitraan untuk Menghidupkan kembali kemitraan
mencapai tujuan global demi pembangunan
berkelanjutan

b. Perkembangan SDGs di Indonesia

Jika dibandingkan dengan kondisi 15 tahun yang lalu pada saat

awal pengesahan MDGs, tentu Indonesia mengalami kemajuan yang

lebih baik dalam hal ketepatan waktu maupun proses yang partisipatif.

Namun meskipun demikian, tantangan yang dihadapi oleh pelaksanaan

SDGs tidak hanya seputar dua hal itu saja. Dari segi substansi, ambisi

SDGs untuk menghilangkan komponen negasi pembangunan secara

tuntas merupakan suatu pekerjaan yang hampir mendekati utopia. Dari

segi proses pun, pelaksanaan SDGs di tingkat nasional masih

meninggalkan PR seperti mekanisme akuntabilitas, penerimaan data

dari pihak non-pemerintah, dan juga proses partisipasi itu sendiri. Hal

ini seharusnya tidak perlu dipandang sebagai beban melainkan

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


33

tantangan yang harus dihadapi untuk meningkatkan kinerja bagi

akselerasi pembangunan nasional Indonesia hingga 2030. Peranan aktif

pemerintah tentu menjadi modal utama bagi pelaksanaan dan

pencapaian SDGs di Indonesia. Hal lain yang penting untuk dicatat

sebagai langkah baik berbagai stakeholder yakni:41

1) Pemerintah Indonesia menjadi salah satu dari 193 kepala Negara

dan pemerintahan yang ikut menyepakati agenda pembangunan

global ini.

2) Peraturan Presiden sedang disiapkan untuk dapat menjadi landasan

hukum bagi pelaksanaan SDGs.

3) Organisasi Masyarakat Sipil ikut merapatkan barisan dengan

membentuk Koalisi Masyarakat Sipil untuk SDGs.

4) Pemerintah Daerah telah ikut serta memulai pelaksanaan SDG

antara lain Kab.Bojonegoro, dan Pangkep.

5) Inisiatif yang datang dari berbagai pihak, termasuk Perguruan

Tinggi atau Universitas membawa optimisme bahwa SDGs akan

dilaksanakan dengan prinsip inklusif dan partisipatoris.

3. Hubungan Zakat dan SDGs

Zakat dan SDGs memiliki relevansi yang signifikan. Hal ini karena

zakat merupakan instrumen pembangunan ekonomi Islam. Di sisi lain,

hampir semua poin pada SDGs berada pada jalur yang sama dengan

41
Perkembangan Pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia,
www.infid.org

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


34

penyaluran zakat. Oleh karena itu SDGs dapat dijadikan acuan tujuan bagi

zakat untuk memenuhi tujuan besar pembangunan dunia.42

Selanjutnya SDGs dapat digunakan sebagai platform pembangunan

melalui zakat, dan menentukan mana yang merupakan dimensi SDGs yang

harus di prioritaskan dari yang lainnya. Perlu di garis bawahi bahwa tidak

semua program SDGs dapat dibiayai dengan menggunakan dana zakat.

Pertama, karena zakat memiliki 8 asnaf yang tetap dan tidak dapat diubah-

ubah. Kedua, zakat juga lebih fokus kepada pemenuhan kebutuhan

daruriyah walaupun tidak berkonsekuensi pada larangan menyalurkan

untuk program yang sifatnya hajiyah. Karena dana zakat juga terbatas,

maka dari itu optimasi zakat pada insitiatif SDGs yang paling optimum

perlu di tentukan dan di prioritaskan oleh BAZNAS dan lembaga amil

zakat lainnya.43

Gambar 2.1
Kriteria Sustainable Development Goals

42
Tim Riset dan Kajian, Zakat On SDGs (Jakarta:PUSKAS BAZNAS,2017), 15
43
Ibid,. 17

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


35

Berdasarkan hasil analisis ANP44, ke-17 kriteria Sustainable

Development Goals dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelompok yaitu:45

pertama, dengan bobot prioritas tertinggi adalah: 1. Tanpa

kemiskinan (0.072), 3. Kesehatan yang Baik (0.070), dan 2. Tanpa

Kelaparan (0.066). Artinya apa yang telah dan sedang menjadi concern

dan dilakukan oleh sebagian besar organisasi zakat di Indonesia dan

khususnya BAZNAS adalah sangat sesuai dan relevan dengan konteks

implementasi SDGs. Terlebih, BAZNAS sebagai pelaksana program zakat

juga telah memprioritaskan target capaiannya dengan tepat. Hal ini muncul

oleh karena prinsip pendistribusian zakat berdasarkan tingkatan

pemenuhan Maqashid syariah yaitu mengedepankan daruriyah (kebutuhan

primer) yang ditanamkan dan diimplementasikan dengan baik.

Kedua, dengan bobot relatif sama 0.063 yaitu: 4. Pendidikan

Bermutu, 8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, 10. Mengurangi

Ketimpangan, dan 16. Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang

Tangguh. Pada kelompok ini berdasarkan pada matching method yang

digunakan pada analisis theoretical framewok di bab 2 dalam kajian ini,

merupakan bagian yang termasuk kepada aspek pemenuhan daruriyah.

Meskipun demikian, pada tataran praksisnya, BAZNAS belum

44
Analitic Network Process (ANP) adalah teori matematis yang memungkinkan seorang
pengambil keputusan menghadapi factor-faktor yang saling berhubungan (dependence) serta
umpan balik (feedback)
45
Tim Riset dan Kajian, Zakat On SDGs (Jakarta:PUSKAS BAZNAS,2017), 29

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


36

menerapkan beberapa kriteria di dalam goal ke 8 dan 16 dengan secara

detil.46

Ketiga, dengan nilai eigenvalue yang lebih rendah yaitu: 6. Air

Bersih dan Sanitasi Layak (0.059), 12. Konsumsi dan Produksi yang

Bertanggung jawab (0.057), 9. Industri, inovasi dan infrastruktur (0.056),

dan 7. Energi Bersih dan Terjangkau (0.056). Dalam kelompok ini, jika

dibandingkan dengan tingkat pemenuhan Maqashid syariah maka yang

termasuk daruriyah adalah pada goal 6 yaitu Air Bersih dan Sanitasi

Layak. Sementara selebihnya termasuk ke dalam kategori hajiah

(kebutuhan-kebutuhan sekunder)

Keempat, Dengan nilai bobot paling rendah adalah: 17. Kemitraan

untuk Mencapai Tujuan (0.054), 13. Penanganan Perubahan Iklim (0.053),

11. Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan (0.052), 14. Ekosistem

Lautan (0.052), 15. Ekosistem Daratan (0.051), dan terakhir 5. Kesetaraan

Gender (0.050).

Gambar 2.2
Objek Zakat Dalam Kerangka SDGs

Dari perspektif objektif (tujuan) zakat dalam kerangka Sustainable

Development Goals, maka hasil bobot tiga terbesar adalah tujuan Ekonomi

46
Ibid,.30

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


37

(0.229), Pendidikan (0.209), dan Sosial-Kemanusiaan (0.199). Sementara

bobot tujuan lainnya yang menempati urutan keempat dan kelima adalah

tujuan Kesehatan (0.197) dan Dakwah (0.165).47

4. Pemberdayaan Masyarakat

Dalam pemberdayaan yang diberikan terhadap masyarakat, jelas

dinyatakan bahwa pemberdayaan adalah proses pemberian dan atau

optimasi daya (yang dimiliki dan atau yang dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat). Baik dalam pengertian "kemampuan dan keberanian".

Maupun daya dalam arti "kekuasaan atau posisi tawar". Dalam praktek

pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh banyak pihak, seringkali

terbatas pada permberdayaan ekonomi dalam rangka pengentasan

kemiskinan (poverty allaviation) atau pembagunan kemiskinan (pavorty

reduction) karena itu, kegiatan pemberdayaan masyarakat selalu dilakukan

dalam bentuk pengembangan kegiatan produktif untuk peningkatan

pendapatan (income generating).48 Tentang hal ini, dirumuskan tiga upaya

hal pokok dalam setiap pemberdayaan masyarakat, yang disebutnya

sebagai Tri bina, yaitu: Bina Manusia, Bina Usaha, dan Bina Lingkungan.

Terhadap rumusan ini, ditambahkan pentingnya Bina Kelembagaan,

karena ketiga bina yang dikemukakan (Bina Manusia, Bina Usaha, dan

Bina Lingkungan) itu hanya akan terwujud seperti yang diharapkan,

manakala didukung oleh efektifitas beragam kelembagaan yang

diperlukan.

47
Ibid,.32.
48
Sumodiningrat, Pembagunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, Edisi Kedua. (Jakarta:
Bina Rena Pariwara, 1997), 113.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian kualitatif adalah metode peneltian yang berlandaskan

pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan makna dari pada generalisasi.49

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah metode

penelitian deskriptif kualitatif, artinya penelitian yang dimaksud untuk

memahami dan mengidentifikasi fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian, Khususnya di BAZNAS Kabupaten Jember. Penentuan

pendekatan dan jenis penelitian harus di ikuti oleh alasan-alasan.50 Jenis

penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yang dilakukan di

BAZNAS Kabupaten Jember.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti bertempat di BAZNAS

Kabupaten Jember, Jawa Timur. Jl. Nusantara H. No. 18 Kaliwates Jember.

Alasan pemilihan lokasi tersebut karena BAZNAS Jember merupakan

Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) satu-satunya di Jawa Timur yang

memprioritaskan pengelolaan zakat dalam pencapaian SDGs dan mendapat

49
Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan R&D, (Bandung: alfabeta,2016 ),9.
50
IAIN, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,46.

38

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


39

apresiasi berupa bantuan pendanaan dari BAZNAS Jatim untuk

pengembangan program. Adapun program yang telah di capai salah satunya

pembangunan sanitasi sebanyak 60 titik dan bedah rumah tidak layak huni

(RTLH) sebanyak 20 titik serta pengembangan prodak-prodak daerah yang

tersebar di seluruh Kabupaten Jember.51

C. Subjek Penelitian

Pada bagian ini di laporkan jenis data yang hendak di jadikan informan

atau subyek penelitian, bagaimana data akan di cari dan di jaring sehingga

Validitasnya dapat di jamin. Istilah sampel jarang digunakan karena istilah ini

biasanya digunakan melakukan generalisasi dalam pendekatan kuantitatif.52

Sumber data yang diperoleh untuk melengkapi penelitian ini yaitu:

1. Ketua Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Jember yaitu :

Misbahussalam.

2. Sekretaris Badan Amil Zakat Nasional yaitu : Fauzan Adhim.

3. Bidang Perencanaan Badan Amil Zakat Nasional yaitu : Agus Eko

4. Bidang Pendistribusian Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Jember

yaitu : M. Abdurrahman.

5. Bidang pengumpulan Badan Amil Zakat Nasional yaitu : M. Khoiruddin

Dalam penelitian ini, penentuan subyek penelitian menggunakan teknik

purposive, dengan menentukan subjek/objek sesuai tujuan dengan

menggunakan pribadi yang sesuai dengan topic penelitian, peneliti memilih

subyek/obyek sebagai unit analisis. Peneliti memilih unit analisis tersebut

51
Dokumen, BAZNAS, Jember
52
Ibid.,46;47.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


40

berdasarkan kebutuhannya dan menganggap bahwa unit analisis tersebut

representative.53

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data adalah untuk membuktikan, memperdalam,

dan memperluas data tentang penelitiankualitatif. Adapun teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,

Wawancara, dan dokumentasi. Pengumpulan teknik tersebut akan diuraikan

sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan serangkaian aktifitas yang dilakukan

oleh peneliti terhadap suatu proses atau obyek dengan tujuan untuk

memahami pengetahuan dari sebuah fenomena/perilaku berdasarkan

pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya. Data yang

akan di peroleh dari observasi adalah tentang sejarah dan

perkembangannya.54

Metode observasi ini, peneliti melakukannya untuk mengetahui

objek secara langsung tentang kondisi umum Badan Amil Zakat Nasional

Kabupaten Jember khususnya di bidang pendistribusian. Dan juga untuk

mendapatkan data tentang Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Jember

secara rinci dari hasil observasi tersebut. Maka dalam hal ini peneliti akan

melakukan observasi secara langsung ke obyek penelitian untuk

mendapatkan data tentang:

53
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, 218.
54
Ibid.,219.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


41

a. Rencana Kegiatan SDGs BAZNAS Kabupaten Jember

b. Data Desa Binaan BAZNAS Kabupaten Jember

c. Data pendistribusian dana zakat untuk SDGs

2. Wawancara

Wawancara (interview) adalah teknik pengumpulan data dengan

cara melakukan tanya jawab langsung dengan pihak yang berwenang

untuk dimintai keterangan dan mendapatkannya secara umum mengenai

penelitian dan masalah khusus yang diteliti. Adapun maksud dari

wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi tentang

pendistribusian zakat produktif di Badan Amil Zakat Nasional

Kab.Jember. Pada metode ini peneliti melakukan wawancara untuk

mendapatkan data tentang :

a. Pelaksanaan Program SDGs

b. Kendala dalam pelaksanaan program SDGs

c. Solusi untuk mengatasi adanya kendala tersebut.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data atau informasi dengan

menggunakan tiga sumber yaitu: tulisan, tempat, ketas dan orang. Peneliti

meneliti benda-benda antara lain berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah, agenda.55

Adapun data yang akan diperoleh dengan teknik dokumentasi

adalah:

55
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Rosdakarya, 2007), 216.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


42

a. Sejarah Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Jember

b. Stuktur organisasi Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Jember

c. Foto dokumentasi

E. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif,dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung,dan setelah selesai pengumpulan data

dalamperiode tertentu. Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisis data kualiatif dilakukan secara terus menerus sampai

tuntas. Aktivitas dalam analisi data, yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification. Langkah-langkah analisis ditunjukkan

sebagai berikut.56

1. Data Reduction (Reduksi data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchat dan sejenisnya. Yang paling seing

digunkan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan

teks yang bersifat naratif.Dengan mendisplay data maka akan

56
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung:Alfabeta CV, 2009),
246.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


43

mempermudah untuk memahami apa yang terjadi, merencankan kerja

selanjutnya apa yang telah di pahami tersebut.

3. Conclusion Drawing /Vertification

Kesimpulan awal yang di kemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kat yang mendukung

pada tahap pengumpuln data beikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang di

kemukakakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

F. Keabsahan Data

Agar data yang telah diperoleh dalam penelitian ini dijamin

kepercayaannya, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi

adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang

lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu57.Triangulasi sendiri ada tiga, yaitu, tringulasi sumber,

tringulasi teknik dan tringulasi waktu.

1. Triangulasi Sumber

Peneliti mencari informan lain tentang suatu topik yang digalinya

lebih dari satu sumber.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik yaitu, pengecekan kreadibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

57
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. Kualitatif . 330.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


44

teknik berbeda. Misalnya, data yang di peroleh dengan wawancara, lalu di

cek dengan observasi dan dokumentasi.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu merupakan pengecekan pada waktu atau

kesempatan yang berbeda.

Jadi dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Triangulasi

Sumber. Dengan langkah pengecekan kembali data-data yang diperoleh

dari informasi dengan cara menanyakan kebenaran data atau informasi

keapada informan yang satu dengan informan lainnya, peneliti

menggunakan beberapa orang informan tambahan, untuk mengecek

kebenaran data dari informan utama.

G. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

berkaitan proses pelaksanaan penelitian yang peneliti lakukan terdiri dari

tahap pra lapangan, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap penyelesaian,

dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Tahap Pra Lapangan

a. Menyusun rencana penelitian

b. Memilih objek penelitian

c. Melakukan peninjauan observasi terdahulu terkait objek penelitian yang

telah di tentukan.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


45

d. Mengajukan judul kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam.

peneliti mengajukan judul yang telah di lengkapi dengan latar

belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian

e. Meninjau kajian pustaka. Penelii mencari refrensi penelitian terdahulu

serta kajian tori yang terkait dengan judul penelitian.

f. konsultasi proposal kepada dosen pembimbing

g. mengurus perizinan penelitian

h. mengarsipkan penelitian lapangan

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini peneliti mengadakan obserfasi dengan melibatkan

beberapa informasi unntuk memperoleh data.pada tahap ini di bagi

menjadi tiga bagian yaitu:

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri

b. Memasuki lapangan

c. Berperan serta mengambil dan mengumpulkan data :

d. Mengikuti dan memantau kegiatan yang ada di lapangan

e. Mencatat data

f. Mengetahui tentang cara mengingat data dengan melakukan

dokumentasi

g. Analisis data

3. Tahap penyelesaian

Tahap penyelesaian merupakan tahap yang paling akhir dari sebuah

penelitian.pada tahap ini, peneliti menyusun data yang telah di analisis dan

di simpulkan sesuai dengan karya tulis ilmiah yang berlaku di Istitut

Agama Islam Negeri (IAIN) Jember.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran dan Obyek Penelitian

Lokasi yang dijadikan objek penelitian ini adalah Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) Kabupaten Jember tepatnya Jl. Nusantara H. No. 18

Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember, untuk lebih jelasnya mengetahui

tentang masalah objek dan gambaran maka akan dikemukakan secara sitematis

tentang objek penelitian sebagai berikut:

1. Sejarah BAZNAS Kabupaten Jember

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi

dan satu-satunyayang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan keputusan

presiden yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan

Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) pada tingkat nasional.58

Lahirnya Undang-undang nomer 23 tahun 2011 tentang

pengelolaan, hal itu semakin mengukuhkan peran BAZNAS sebagai

lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan zakat secara nasional.

Dalam UU tersebut, BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga pemerintah

nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada

presiden melalui menteri agama.59

BAZNAS bersama pemerintah bertanggung jawab untuk mengawal

pengelolaan zakat yang berasaskan syariat Islam, amanah, kemanfaatan,

dan keadilan. BAZNAS Kabupaten Jember berdiri pada tahun 2017 dan

58
Keppres RI no. 8 tahun 2001.
59
UU no. 23 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

46

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


47

baru beroperasi sepenuhnya pada awal tahun 2018 di kabupaten Jember.

Hal itu disampaikan oleh KH. Misbahussalam selaku Ketua BAZNAS

Kabupaten Jember.

“BAZNAS diresmikan pada tahun 2017 akhir sehingga baru bisa


peroprasi pada awal tahun 2018. Itupun kantor masing dalam
keadaan sepi dikarnakan banyak dari anggotanya yang mempunyai
pekerjaan utama diluar jadi BAZNAS bisa di bilang kerjaan
sampingan”.60

Tempatnya Pada Agustus 2017, Melalui SK Bupati Nomer:

188.45/445/1.12/2017 Tentang Penetapan Pimpinan BAZNAS Kabupaten

Jember periode 2017-2022, ditetapkan tiga Komisioner BAZNAS Jember

untuk menjalankan tugas peengelolaan Zakat, Infak dan Sedekah di

Kabupaten Jember. Dimulai dari diterimanya SK tersebut pada Bulan

Agustus 2017, para pimpinan bekerja diawali dengan melengkapi

pengurus BAZNAS di masing-masing Bidang. Dengan tersusunnya

formasi struktur pengurus tersebut, Kinerja BAZNAS Jember efektif

dimulai Per-Januari 2018.61

2. Lokasi/Letak Geografis Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten

Jember

BAZNAS kabupaten Jember adalah lembaga non struktural

yang terletak di Jl. Nusantara H. No. 18 Kecamatan Kaliwates Kabupaten

Jember. Namun BAZNAS ini berada di lingkup pusat kota Jember,

berdekatan dengan kampus Universitas Islam Jember, secara

administrative BAZNAS kabupaten Jember berbatasan dengan:

60
Misbahussalam, Wawancara, Jember, 12 Januari 2020.
61
BAZNAS Jember.co.id.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


48

a. Sebelah Barat berbatasan dengan Gedung Olah Raga Jember.

b. Sebelah Utara dekat dengan masjid Raoudhotul Muhlisin Jember.

c. Sebelah Selatan perbatasan dengan kampus Universitas Islam Jember.

3. Visi dan Misi Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Jember

a. Visi : Menjadi Pengelola Zakat Terbaik dan Terpercaya di

Dunia.

b. Misi :Melakukan Pengumpulan ZIS dengan Pendekatan

Kesadaran, Melakukan Pendistribusian dan Pendayagunaan Secara

Proporsional dan Akuntabel.

c. Tujuan

1) Meningkatkan Fungsi Sosial-Ekonomi bagi Pengelolaan Zakat.

2) Meningkatkan Kesadaran Masyarakat dalam Menciptakan

Kepedulian Sosial.

3) Menjadi Penyangga Kalangan Du'afa'.62

4. Struktut Organisasi Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Jember

Struktur organisasi merupakan sebuah susunan berbagai komponen

atau unit kerja dalam sebuah organisasi. Dengan adanya struktur

organisasi ini kita bisa melihat pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau

kegiatan yang bisa dikoordinasikan dengan baik, berikut merupakan

susunan struktur pengurus pada Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten

Jember.

62
BAZNAS Jember.co.id.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


49

Gambar 4.1
Struktur Pengurus BAZNAS Kabupaten Jember

KETUA

KH.MISBAHUSSALAM. M.PD.I

HUKUM & ADVOKASI SAI

H.E.A ZAENAL MARZUKI, SH. MH. Dr. AHMAD ROZIQI, MM, AK.

A. NURIL ALAM, SH. MH.


NUR HASANUDDIN, SE, AK.

WK. KETUA I& II WK. KETUA III & IV

DR. H. ZAENURI, SE. M.SI KH. LUTFI AHMAD

KEPALA PELAKSANA WK. KETUA III & IV

KH. FUAD HASBY, S.PD KH. LUTFI AHMAD

B. PENGUMPULAN B. PENDISTRIBUSIAN B. PERENCANAAN, B. SDM, ADM DAN


KEUANGAN,IT, DAN UMUM
DRS. M. KHOIRUDDIN, MM, ABDUR RAHMAN PELAPORAN
AWP
JUNAIDI ABDULLAH, S.PD
IMAM FATHUR ROHIM JINANIL FIRDAUSIAH
DRS. H. AGUS EKO, M. SI
RANIA FIRDANASARI
M. NIZAR JAM’UL MA’ARIF
IRFAN SUPANDI
MUJIONO
SOFIATUL AMALIA
ENDAH UTIK
WAHYUNINGTIYAS

M. HUSAIN

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


50

Adapun penjelasan kinerja dalam struktur-struktur diatas adalah:

a. Ketua adalah berfungsi sebagai pengontrol atas seluruh kinerja

penggurus BAZNAS.

b. Hukum dan Advokasi adalah sebagai pelindung bagi BAZNAS dan

membantu para mustahik dalam bidang hukum.

c. Satuan Audit Internal adalah BAZNAS kabupaten Jember dalam

memperoleh akuntabilitas muzakki melalui Audit Eksternal (KAP) dan

Audit Internal yang beranggota 3 orang, dimana 3 orang tersebut ada

yang mengaudit bagian pelaporan, syariah dan unsur masyarakat.

Tugasnya setiap 3 bulan sekali mengaudit kinerja dan laporan

keuangan BAZNAS apakah sudah sesuai dengan prinsip syariah dan

PSAK 109.63

d. Wakil Ketua I & II adalah membuat perencanaan tentang kegiatan dan

anggaran bidang pengumpulan serta malakukan kerjasama dengan

berbagai pihak guna meningkatkan pengumpulan ZIS serta menyusun

SOP pendistribusian dan pendayagunaan.

e. Ketua III & IV adalah menyusun SOP keuangan lembaga dan standar

pedoman harga barang dan jasa, serta membuat anggaran tahunan dan

memberikan pelatihan tentang tata kelola pelaporan keuangan dan

menyusun SOP.

f. Sekretaris adalah mempersiapkan dan melaksanakan semua yang

berkaitan dengan tugas dan fungsi bidang Administrasi Umum.

63
Dokumen, BAZNAS Kabupaten Jember, 2018.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


51

g. Bidang Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan adalah sebagai berikut,

1) Menyiapkan bukti penerima ZIS untuk penerimaan dana secara

tunai dan yang masuk ke rekening bank, 2) meminta bukti setor ZIS

dan laporan rincian pembanyaran kepada setiap muzakki, 3)

menyiapkan permohona dana kepada WAKA keuangan, 4) mencatat

penerimaan pengeluaran bank, 5) menginventaris berkas, 6) membuat

penggajian amil dan staf kantor, 7) membukukan semua transaksi

keuangan.

h. Bidang SDM dan Umum sesuai peraturan BAZNAS Nomor 03. Tahun

2014 tentang organisasi dan tata kerja BAZNAS provinsi dan

kabupaten/kota pada pasal 44 dan 45 bagian administrasi, sumber daya

manusia, dan umum memiliki tugas melaksanakan pengelolaan amil

BAZNAS kota.64

i. Bidang Pengumpulan tugas utama bidang pengumpulan adalah

sebagaimana tertuang dalam peraturan BAZNAS Nomor 03 tahun

2014 adalah merencanakan, mengarahkan serta melakukan

pengumpulan dana zakat, infaq dan shadaqoh serta memastikan

strategi yang digunakan sudah tepat dalam upaya agar mencapai

sasaran.

j. Bidang Distribusi dan Pendayagunaan sesuai peraturan BAZNAS

Nomor 03 tahun 2014 dalam menjalankan tugas sebagaimana

64
Dokumen, BAZNAS Kabupaten Jember, 2018.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


52

dimaksud dalam pasal 39, yaitu melaksanakan pendistribusian dan

pendayagunaan zakat.65

5. Kegiatan Umum BAZNAS Jember

a. Bidang Pengumpulan

1) Sesuai dengan kewenangan BAZNAS Kabupaten Jember

mengumpulkan Zakat, Infak, Dan Shadaqah (ZIS), dari Muzakki

pada instansi dan lembaga pemerintahan dan swasta di tingkat

Kabupaten. Kegiatan yang dilakukan pada bidang pengumpulan

dana antara lain: Mengintensifkan pengumpulan zakat tijaroh

(perdagangan), dan zakat guru (hasil pertanian) serta infak, dan

sedekah.

2) Melakukan pendataan terhadap potensi calon Muzakki baru,

dan membentuk UPZ pada instansi atau Masjid di Kabupaten

Jember

3) Melaksanakan sosialisasi zakat ke seluruh lapisan masyarakat, baik

dari lingkungan PNS, TNI-POLRI, maupun masyarakat secara

umum.

4) Membentuk tim sosialisasi secara terpadu dari unsur komisi

pengawas dan badan pelaksana yang bekerja secara terjadwal.

5) Membentuk even-even diantaranya: memberikan beasiswa dengan

mengundang dan melibatkan darmawan setempat agar tertarik

65
Dokumen, BAZNAS Kabupaten Jember, 2018.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


53

berzakat. Bekerja sama dengan eksekutif dalam hal penerbitan

surat himbauan zakat kepada seluruh PNS.66

b. Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan

Dalam pendistribusian dan pendayagunaan dana ZIS selain

kepada delapan asnaf juga perlu memperhatikan dan menunjang

program pembangunan Kabupaten Jember, yaitu :

1) Program Jember Peduli (bantuan fakir miskin)

2) Program Jember Taqwa (bantuan keagamaan)

3) Program Jember Cerdas (bantuan beasiswa)

4) Program Jember Sehat (bantuan pengobatan)

5) Program Jember Makmur (bantuan modal dan keterampilan)67

B. Penyajian Data Dan Analisis

Dalam setiap penelitian harus disertai dengan penyajikan data, karena

penyajian data dalam penelitian ini digunakan sebagai penguat. Oleh karena

itu data inilah yang akan dianalisis sehingga sehingga menghasilkan

kesimpulan dalam penelitian ini. Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang

pakai dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan penyajian data melalui

observasi, wawancara, foto, rekaman dan dokumentasi sebagai penguat dan

pendukung dalam penelitian ini. Secara beruntun akan disajikan data-data

hasil penelitian yang mengacu pada fokus penelitian.

66
Dokumen, BAZNAS Kabupaten Jember, 2018.
67
Dokumen, BAZNAS Kabupaten Jember, 2018.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


54

1. Pelaksanaan Program SDGs di BAZNAS Kabupaten Jember

BAZNAS Jember melakukan inisiasi pembentukan kampung SDGs

di wilayah Kabupaten Jember yang dilanjutkan dengan pengorganisasian

serta pengembangan kampung SDGs tersebut. BAZNAS Kabupaten

Jember menjadi salah satu perwakilan daerah, dalam menjalankan tugas

dan fungsinya memiliki program di bidang pemberdayaaan ekonomi.

Dalam menginisiasi dan mengembangkan kampung SDGs BAZNAS

Jember bermitra dengan Jember Reseach Development Centre (JRDC)

sebagai pihak swasta yang memiliki concern di bidang pendampingan dan

pengembangan. Adapun kegiatan BAZNAS Kabupaten Jember dalam

mewujudkan SDGs sebagai berikut :

a. Nama program

Pengembangan kampung SDGs berbasis potensi dan kearifan

lokal di Kabupaten Jember68

b. Tujuan Program

Program pengembangan kampung SDGs berbasis potensi dan

kearifan lokal meiliki beberapa tujuan dalam pemberdayaan

masyarakat baik di sektor ekonomi, pendidikian, kesehatan dan sosial.

Menurut Misbahussalam selaku ketua BAZNAS Jember

menyampaikan :

“Diantaranya tujuan program ini ialah untuk 1. Menghapuskan


tingkat kemiskinan ekstrim di kampung SDGs. 2. Memudahkan
aksesibilitas warga 25 kampung SDGs terhadap pemenuhan
pelayanan kesehatan dan pendidikan. 3. Menciptakan

68
Dokumen, BAZNAS Kabupaten Jember, 2019.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


55

keharmonisan dan keserasian social berbasis multikulturalisme


dan inklusifitas. 4. Menciptakan masyarakat yang sadar
lingkungan dan tanggap bencana. 5. Menciptakan kampung
peduli perempuan.”69

c. Penerima Manfaat

Sebagaimana dalam komitmen dasar dalam pelaksaan SDGs

bahwa tidak seorangpun ditinggalkan (No-one left behind) maka dalam

pelaksanaan program ini penerima manfaat adalah semua lapisan

masyarakat tanpa membedakan suku, agama, ras, dan antar golongan.

Menurut Arif selaku bidang penyaluran BAZNAS Kabupaten

Jember menyampaikan :

”Dalam penyaluran program pemberdayaan kami mengutamakan


fakir miskin sebagai berioritas yang termasuk dalam syariat
sebagai golongan yang berhak menerima zakat. Adapun jika
dalam bentuk sosial itu untuk seluruh masyarakat terutama yang
ada di desa binaan kami.”70

d. Deskripsi Program

Konsep awal pembentukkan kampung SDGs di kabupaten

Jember berawal dari inisiasi BAZNAS Jember yang berkolaborasi

dengan Jember Reseach Development Center (JRDC) untuk bersinergi

memunculkan enam kampung SDGs di wilayah kabupaten Jember.

Enam kampung SDGs itulah yang akan menjadi miniature dari

pencapaian tujuan SDGs secara regional dan nasional. Peroses

pengembangan enam kampung SDGs tersebut diharapkan

69
Misbahussalam, Wawancara, BAZNAS, 12 Januari 2020.
70
Jam’ul Arif, Wawancara, BAZNAS, 12 Januari 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


56

memunculkan base practice yang bisa dijadikan referensi dalam

mereplikasi kampung-kampung SDGs di daerah lain.

Menurut Misbahussalam selaku ketua BAZNAS Jember

menyampaikan :

“Perlu adanya sinergi dengan organisasi lain untuk terwujudnya


program ini untuk kedepan. Salah satunya yaitu JRDC yang
menjadi ujung tombak dalam melakukan riset di desa-desa
yang telah terbentuk menjadi kampung SDGs.” Prioritas
pembangunan yang terdapat dalam SDGs merupakan hasil
survey yang melibatkan berbagai negara, sehingga sangat
relevan dengan persoalan yang terjadi pada masyarakat. Oleh
karena itu, tujuan dan target SDGs dapat menjadi guidance
dalam rangka melakukan pembangunan berkelanjutan. Selaras
dengan hal itu maka BAZNAS Jember bersama JRDC
membentuk dan mendampingi masyarakat dalam wadah
“Kampung SDGs Jember”71

Saat ini kampung SDGs Jember memiliki enam titik

pedampingan, diantaranya :

a) Kampung SDGs Desa Tugusari Kec.Bangsalsari.

b) Kampung SDGs Desa sukorejo Kec. Bangsalsari.

c) Kampung SDGs desa Pace Kec. Silo.

d) Kampung SDGs Desa Cangkring Kec. Jenggawah.

e) Kampung SDGs Desa Sumberjambe Kec.Sumberjambe.

f) Kampung SDGs Desa Sukowono Kec.Sukowono.72

Adapun deskrispsi beberapa kegiatan dalam pengembangan

kampung SDGs sebagai berikut :

1) Menghapus tingkat kemiskinan.

71
Misbahussalam, Wawancara, BAZNAS, 20 Februari 2020.
72
Dokumen, BAZNAS kabupaten Jember, 2019.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


57

a) Pengembangan ekonomi produktif berbasis komoditas lokal,

yang saat ini telah berjalan di kampung SDGs desa tugusari

Kec. Bangsalsari dengan menciptakan produk kopi

“BIKLA”sebagai produk unggulan selain itu ada juga

pembuatan batako di kec.kalisat, kripik nangka di kec. gumuk

mas, dll.

Menurut Misbahussalam selaku ketua BAZNAS Jember

menyampaikan :

“Dalam pengembangan ekonomi produktif kira kembangkan


di desa binaan. Ada usaha yang memang berawal dari nol
dan ada yang sudah ada tinggal dikembangkan. Ada juga
yang berhasil dan ada yang macet tidak berkembang. Salah
satu produk yang kategori berasil adalah kopi bikla yang
ada di desa binaan tugusari kecamatan Bangsalsari. Awal
dulu modalnya hanya sekitar dua juta untuk pembelian
bahan pokok dari petani dan sekarang omsetnya sudah
besar sudah bisa masuk ke pasar multilevel marketing dan
mampu meningkatkan pendapatan petani kopi di desa
tugusari.”73

2) Memudahkan aksesibilitas warga 25 kampung SDGs terhadap

pemenuhan pelayanan kesehatan, pendidikan dan administrasi

kependudukan.74

a) menciptakan “Pelayan Terpadu Satu Pintu” tingkat kampung

dalam melakukan jemput bola terhadap pemenuhan kebutuhan

pelayanan kesehatan, pendidikan.

73
Misbahussalam, Wawancara, BAZNAS, 20 Februari 2020.
74
Dokumen, BAZNAS Kabupaten Jember, 2019.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


58

Menurut Fauzan Adhim selaku sekertaris BAZNAS

Jember menyampaikan :

“Pelayanan Satu Pintu Terpadu ini merupakan pelayanan


BAZNAS terhadap masyarakat yang di koordinatori oleh
pengurus kampung SDGs di masing masing desa. Jadi,
mereka sebagai kepanjangan tangan BAZNAS di masing
masing desa. Kalau ada yang membutuhkan bantuan dari
BAZNAS mereka biasa langsung mengkonfirmasi kepada
BAZNAS dalm selanjutnya akan di tindak lanjuti oleh
BAZNAS. Tentu ini msih dalam upaya penyempurnaan
karna keterbatasan dana juga kita hanya mampu membantu
sesuai perencanaan keuangan.”75

3) Menciptakan keharmonisan dan keserasian sosial berbasis

multikulturalisme dan inklusifitas.

a) Melakukan kampanye dan pelatihan kader multikultural dan

inklusif

b) Melakukan pendidikan hak sipil dan hak politik rakyat

c) Melakukan pendidikan CALISTUNG untuk masyarakat buta

huruf.

Menurut Misbahussalam selaku ketua BAZNAS Jember

menyampaikan :

“Ini masih perencanaan untuk kedepannya yang akan di


kolaborasikan dengan pemerintahan. dan untuk program
pendidikan CALISTUNG sudah di sediakan
dikepengurusan kampung SDGs dengan bantuan relawan
BAZNAS Jember.”

4) Menciptakan masyarakat yang sadar lingkungan dan tanggap

bencana

75
Fauzan Adhim, Wawancara, BAZNAS, 3 maret 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


59

a) Pelatihan masyarakat kesiapsiagaan bencana

b) Pengorganisasian masyarakat menjadi kampung tangguh

bencana (KTB)

c) Pendidikan dan pelatihan 5R (Reuse, Reduce, Replant, Recycle,

Replace).

Menurut Misbahussalam selaku ketua BAZNAS Jember

menyampaikan :

“BAZNAS memiliki anggota Baznas Tanggap Bencana


(BTB) yang terdiri dari masyarakat yang berasal dari desa
binaan. Seperti pada waktu kemarennya relawan BAZNAS
melakukan penyemprotan disenfektan di beberapa desa
yang ada di kabupaten Jember”.

5) Menciptakan kampung peduli perempuan

a) Pendidikan anti pernikahan dini

b) Pendidikan kesehatan reproduksi

Menurut Misbahussalam selaku ketua BAZNAS Jember

menyampaikan :

“Jember itu salah satu kota yang banyak melakukan


pernikahan di bawah umur dan biasanya di desa-desa
terpencil. Jadi program sosialisasi ini sudah berjalan namun
tidak disemua desa binaan. Supaya masyakat faham bahwa
ada efek buruk dari hal tersebut.”76

Pasca pengembangan enam kampung SDGs mencapai lima

fokus tujuan SDGs. Selanjutnya BAZNAS dan JRDC akan mereplikasi

program di enam kampung SDGs tersebut pada 25 desa lainnya

76
Misbahussalam, Wawancara, BAZNAS, 3 Maret 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


60

seluruhan kecamatan di kabupaten Jember.77 Setelah masing-masing

kecamatan memiliki satu kampung SDGs selajutnya diharapkan

seluruh desa di Kabupaten Jember dapat menciptakan konsep kampung

SDGs secara lebih masif.

Menurut Fauzan Adhim selaku sekertaris BAZNAS

Kabupaten Jember menyampaikan :

“Untuk sebagai gerakan awal kita memulainya dengan 6 desa


terlebih dahulu sebagai percontohan. Selanjutnya kita akan
bergerak ke seluruh desa se-Kabupaten Jember terutama yang
telah terbentuk sebagai kampung SDGs.”78

Tabel 4.1
Impelemntasi SDGs dalam program BAZNAS

17 Tujuan SDGs Penjelasan Singkat Program BAZNAS

Tujuan 1 - Tanpa Pengentasan segala  Santunan Anak Yatim


kemiskinan bentuk kemiskinan di
semua tempat.
Tujuan 2 - Tanpa Mengakhiri kelaparan,  Pembagian Sembako
kelaparan mencapai ketahanan
pangan dan perbaikan
nutrisi, serta
menggalakkan pertanian
yang berkelanjutan
Tujuan 3 - Menggalakkan hidup  Bantuan Medis
Kehidupan sehat dan sehat dan mendukung
sejahtera kesejahteraan untuk  Bantuan Biaya pengobatan
semua usia. masyarakat miskin

Tujuan 4 - Memastikan pendidikan  Beasiswa jember cerdas


Pendidikan berkualitas yang layak
berkualitas dan inklusif serta  Bantuan perlengkapan sekolah
mendorong kesempatan
belajar seumur hidup  Beasiswa Yatim
bagi semua orang
Tujuan 5 - Mencapai kesetaraan

77
Dokumen, BAZNAS Kabupaten Jember, 2019.
78
Fauzan Adhim, Wawancara, BAZNAS, 3 Maret 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


61

Kesetaraan gender gender dan


memberdayakan semua
perempuan.
Tujuan 6 - Air bersih Menjamin akses atas air  Pembuatan jamban masyarakat
dan sanitasi layak dan sanitasi untuk semua. msikin

Tujuan 7 - Energi Memastikan akses pada 


bersih dan energi yang terjangkau,
terjangkau bisa diandalkan,
berkelanjutan dan
modern untuk semua.
Tujuan 8 - Mempromosikan  Pelatihan kewirausahaan
Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan berkelanjutan dan  Pemberian modal UKM
ekonomi inklusif, lapangan
pekerjaan dan pekerjaan
yang layak untuk semua.
Tujuan 9 - Industri, Membangun infrastruktur
inovasi dan kuat, mempromosikan
infrastruktur industrialisasi
berkelanjutan dan
mendorong inovasi.
Tujuan 10 - Mengurangi kesenjangan
Berkurangnya di dalam dan di antara
kesenjangan negara-negara.
Tujuan 11 - Kota Membuat perkotaan
dan komunitas menjadi inklusif, aman,
berkelanjutan kuat, dan berkelanjutan
Tujuan 12 - Memastikan pola
Konsumsi dan konsumsi dan produksi
produksi yang yang berkelanjutan
bertanggung jawab
Tujuan 13 - Mengambil langkah
Penanganan penting untuk melawan
perubahan iklim perubahan iklim dan
dampaknya.
Tujuan 14 - Pelindungan dan
Ekosistem lautan penggunaan samudera,
laut dan sumber daya
kelautan secara
berkelanjutan
Tujuan 15 - Mengelola hutan secara
Ekosistem daratan berkelanjutan, melawan
perubahan lahan menjadi
gurun, menghentikan dan
merehabilitasi kerusakan

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


62

lahan, menghentikan
kepunahan
keanekaragaman hayati.
Tujuan 16 - Mendorong masyarakat
Perdamaian, adil, damai, dan inklusif
keadilan dan
kelembagaan yang
tangguh

e. Sumber Pendanaan

Bagi sebuah organisasi dana merupakan hal pokok yang harus

tersedia. Apalagi jika program tersebut merupakan program besar tentu

membutuhkan dan yang cukup besar pula. Dalam hal ini untuk

program SDGs tidak hanya di danai dengan harta zakat, infak sedekah

namun juga dengan pendanaan yang lain.

Tabel. 4.2
Target Sumber Pendanaan
Program BAZNAS Target Sumber Dana
Mustahik
Bidang Ekonomi 300
APBN, APBD, Corporate
Bidang Pendidikan Social responsibility (CSR),
250
Bidang Kesehatan Lembaga Donor,
50
Bidang Kemanusian Sponsorship, dan sumber
200
Bidang Dakwah dana lain yang tidak
1.000
mengikat
Menurut Misbahussalam selaku ketua BAZNAS Jember

menyampaikan :

”Dana untuk program SDGs ini kita tidak hanya berasal dari
dana zakat, infak, sedekah melainkan juga dari APBN, APBD,
Corporate Social responsibility (CSR), Lembaga Donor,
Sponsorship, dan sumber dana lain yang tidak mengikat. Tapi
saat ini untuk sumber dana yang dimiliki hanya berasal dari
zakat ASN dan APBD yang tekumpul sekitar 600 juta dari
target penghimpunan sebesar 2,7 Milyar yang nanti akan di

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


63

salurkan untuk bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan,


kemanusiaan dan dakwah.”79

f. Mitra Kerja

Kemitraan yang baik merupakan salah satu kesuksesan dalam

pencapaikan SDGs. Hal tersebut juga termasuk dalam 17 poin SDGs.

Adapun dalam program ini BAZNAS memliki beberapa kemitraan

menurut Misbahussalam menyampaikan bahwa :

“Supaya terlaksana dan tercapai program ini kita harus


membangun sinergi dengan lembaga lainnya seperti kementrian
terkait, pemerintah provinsi (pemprov), pemerintah daerah
(pemda), perguruan tinggi, organisasi masyarakat (ormas),
media, pondok pesantren, perusahaan swasta, dan pihak lain
yang memiliki concern ke SDGs.”80

g. Tingkat Pencapaian

Dalam implementasi suatu program tentu perlu adanya ukuran

dalam menentukan berhasil tidaknya sudah program. Dari program

implementasi SDGs yang BAZNAS lakukan tingkat pencapaian di

suatu desa binaan atau kampung SDGs yang berada di Bangsalsari

yang memiliki jumlah penduduk 109.338 dan tingkat pengangguran

usia produktif sebesar 11%. Dalam hal ini BAZNAS Jember

melakukan pelatihan UKM dan pemberian modal usaha.

Misbahussalam menyampaikan bahwa :

“Kita melakukan pelatihan dan pemberian modal kepada warga


yang ingin membuka usaha. Untuk tingkat keberhasilan kepada
masyarakat dalam mengentas kemiskinan masih jauh dari kata
berhasil dikarnakan butuh proses yang panjang”.81

79
Misbahussalam, Wawancara, BAZNAS, 3 Maret 2020.
80
Misbahussalam, Wawancara, BAZNAS, 3 Maret 2020.
81
Misbahussalam, Wawancara, BAZNAS, 3 Maret 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


64

Dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dapat

diketahui bahwa SDGs yang dijalankan oleh BAZNAS sebagai

berikut:

a. Program berupa pengembangan kampung SDGs berbasis potensi

dan kearifan lokal di Kabupaten Jember. Dengan target awal ada 6

desa sebagai permulaan sehingga nanti bisa menjadi percontohan

untuk pengembangan desa binaan lain yang berjumlah 25 desa.

b. Pengembangan yang dilakukan lebih kepada sektor ekonomi,

kesehatan, pendidikan, dan sosial.

c. Dalam pengembangan ini BAZNAS berkerjasama dengan JRDC

dan beberapa lembaga kemitraan lainnya.

2. Kendala-kendala dalam menjalankan program SDGs di BAZNAS

kabupaten Jember

Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh BAZNAS kabupaten

Jember dalam menjalankan program SDGs diantaranya:

a. Kurangnya koordinasi

Kurangnya koordinasi merupakan kendala utama dalam

menjalankan program SDGs. Hal ini disampaikan oleh Fauzan Adhim

selaku sekertaris BAZNAS kabupaten Jember.

“Kendala saat ini dari anggota BAZNAS Jember yaitu


kurangnya koordinasi antara sesama anggota. Dan kurangnya
partisipan lembaga lain karna program besar seperti SDGs harus
dikerjakan bersam-sama supaya benar tercapai nantinya” 82

82
Fauzan Adhim, Wawancara, BAZNAS, 10 April 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


65

Hal lain juga disampaikan oleh Abdurrahman selaku

koordinator bidang penyaluran bahwa :

“Program yang semestinya dijalankan sesuai RKAT (Rencana


Kegiatan Anggaran Tahunan) kadang tidak terlaksana semuanya
dan bahkan kegiatan BAZNAS tidak sesuai dengan yang sudah
tercantum di RKAT tersebut. Jadi kadang tiba-tiba ada program
yang kadang saya tidak tau sebelumnya. Itu karna kurangnya
koordinasi antar anggota sendiri.83
Dari wawancara tersebut menjelaskan bahwa kendala pertama

BAZNAS Jember ialah koordinasi yang kurang baik. Koordinasi yang

kurang baik antar anggota internal maupun dukungan dari eksternal.

b. Keterbatasan Sumber Dana

Dana merupakan kebutuhan pokok dalam suatu lembaga, jika

dana tidak tercukupi maka kemungkinan besar akan terganggu terkait

pengelolaan lembaga tersebut, Bapak Agus Eko selaku selaku bidang

perencanaan dan keuangan menyampaikan bahwa :

“Keuangan BAZNAS masih sedikit jika di bandingkan dengan


potensi yang ada. Pendapatan ASN itu hanya sebesar 150 juta
dan untuk sedekah umum hanya beberapa juga saja. Itupun
kadang dana yang terhimpun masih tersendat pada pemerintah
kabupaten kadang dua bulan sekali baru cair ke rekening
BAZNAS.”84

Hal tersebut juga disampaikan oleh Jam’ul Arif bahwa :

“Banyak proposal yang masuk untuk meminta bantuan namun


kita batasi karna dana juga terbatas, jadi kita porsikan ke masing
masing di sektor penyaluran.”85

Bapak khairuddin selaku KABID penghimpunan juga

menyampaikan bahwa :
83
Abdurrahman, Wawancara, BAZNAS, 10 April 2020.
84
Agus Eko, Wawancara, BAZNAS, 10 Februari 2020.
85
Jam’ul Arif, Wawancara, BAZNAS, 10 April 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


66

“Selama ini BAZNAS hanya mengandalkan dana yang berasal


dari potong gaji ASN untuk menjalankan programnya. Namun
kita terus mencoba untuk membangun sinergi dengan
perusahaan atau perorangan agar mau untuk berzakat melalui
BAZNAS.”86

Dari wawancara tersebut menjelaskan sumber dana yang

dihimpun oleh BAZNAS Jember salah satunya berasal dari dana sosial

ASN yang diterapkan oleh pemerintah namun dana tersebut sangat

terbatas.

c. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)

Terbatasnya SDM yang BAZNAS Kabupaten Jember miliki

menjadi salah satu kendala yang di hadapi oleh BAZNAS terutama

dalam pemberdayaan kampung-kampung SDGs sebagai desa

binaannya. Hal ini di sampaikan oleh Misbahussalam ketua BAZNAS

Jember bahwa :

“Kita memerlukan SDM yang mumpuni dalam bidang riset,


pendampingan, pengembangan, serta pelatihan. Sehingga
program pemberdayaan ini bisa ditangi oleh tenaga ahlinya”87

Hal ini juga disampaikan oleh Fauzan Adhim bahwa :

“Iya kita butuh tenaga ahli dalam bidang ini. Karna anggota
BAZNAS terbatas dan juga tidak banyak yang memiliki
keahlian khusus untuk kelangsungan program ini.”88

Dari hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa kendala

yang ketiga ialah terkait SDMnya. Sumber daya manusia yang

berkualitas yang mampu menjalankan program SDGs dan memiliki

keahlian dalam pemberdayaan masyarakat.


86
Khairuddin, Wawancara, BAZNAS, 10 April 2020.
87
Misbahussalam, Wawancara, BAZNAS, 10 April 2020.
88
Fauzan Adhim, Wawancara, BAZNAS, 10 April 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


67

3. Solusi BAZNAS kabupaten Jember dalam mengatasi kendala

menjalankan program SDGs

Adapun solusi BAZNAS kabupaten Jember dalam mengatasi

kendala tersebut antara lain.

a. Membentuk koordinasi yang baik

Koordinasi yang baik dapat dibentuk dengan komunikasi yang

baik antara pihak internal maupun ekternal. Menurut Misbahussalam

selaku ketua BAZNAS Kabupaten Jember menyampaikan bahwa :

“kita masih dalam tahap penyesuaikan karna BAZNAS Jember


masih berdiri sekitar kurang lebih 3 tahun. Jadi masih banyak
yang perlu di pelajari oleh setiap anggota BAZNAS. Dengan
sering melakukan rapat setiap 2 minggu sekali di harapkan kita
dapat menjalin komunikasi yang baik kedepannya.”89

Hal lain juga disampaikan oleh Abdurrahman selaku KABID

Penyaluran bahwa :

“Rencana kegiatan yang ada di BAZNAS harus disepakati


bersama dan dijalankan sesuai dengan apa yang sudah di
rencanakan. Jangan sampai ada anggota yang menjalankan
program sesuai dengan keinginannya sendiri dan bahkan hanya
untuk kepentinggannya sendiri. Jadi nanti harus ada proporsi
dalam melakukan penyaluran pada 5 program pokok BAZNAS
Jember”90

Dari hasil wawancara tersebut ada beberapa solusi yang harus

dilakukan BAZNAS untuk kedepannya ialah melakukaan komunikasi

yang baik yang dengan mengadakan rapat setiap 2 pekan sekali atau

satu bulan minimal 1 kali rapat. Dan membentuk koordinasi yang baik

89
Misbahussalam, Wawancara, BAZNAS, 10 April 2020.
90
Abdurrahman, Wawancara, BAZNAS 10 April 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


68

terutama dalam bidang penyaluran bahwa dana tersebut yang di

salurkan sesuai dengan RKAT yang telah disepakati.

b. Memaksimalkan Penghimpunan

Adapun solusi BAZNAS dalam mengatasi kendala pendanaan

yang telah disampaikan yaitu dengan memaksimalkan penghimpunan

bagi seluruh ASN dan kategori muzakki di kabupaten Jember. Hal

tersebut disampaikan oleh bapak Misbahussalam selaku ketua

BAZNAS Jember Bahwa :

“Saat ini dana yang di himpun oleh BAZNAS dari ASN masih
belum mencapai 100% kita masih berupaya bersama pemerintah
untuk terus meningkatkan penghimpunan dari para ASN”91

Hal ini juga disampaikan oleh Khoiruddin sekalu koordinator

bidang pengumpulan.

“Selain dana dari ASN kita juga kedepan akan melakukan


penghimpunan dari perusahaan atau perorangan di kabupaten
Jember. Terutama lingkungan pengusaha yang menjadi kerabat
atau kenalan dari anggota BAZNAS terlebih dahulu.”92

Dari wawancara tersebut menjelaskan solusi dari kendala

keterbatasan dana ialah dengan lebih memaksimalkan penghimpunan.

Yang biasanya hanya berasal dari ASN cakupannya lebih luas lagi

kepada masyarakat yang merupakan kategori muzakki dan dana CSR

perusahaan.

91
Misbahussalam, wawancara, Jember, 10 Januari 2020.
92
Khoiruddin, wawancara, Jember, 10 Januari 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


69

c. Merekrut Relawan dan Bersinergi

Adapun solusi untuk menyelesaikan kendala pada SDM yaitu

dengan menambah tenaga bantuan lain. Seperti yang disampaikan oleh

Misbahussalam bahwa :

“Kita nanti akan membentuk suatu struktural pada setiap desa


yang nantinya sebagai pengelola setiap kegiatan yang ada di
desa binaan dan juga bersinergi dengan lembaga lain untuk
melakukan pemberdayaan pada kampung SDGs.”93

Hal tersebut juga disampaiakn oleh Fauzan Adhim bahwa :

“Untuk relawan kemanusiaan salah satunya adalah mahasiswa


yang melakukan PPL atau penelitian di BAZNAS yang akan
menjadi SDM bantuan di BAZNAS, jadi nanti tinggal
diarahkan di desa binaan untuk memetakan potensi maupun
permasalahan didesa binaan.”94

Dari wawancara tersebut menjelaskan dalam solusi untuk

keterbatasan SDM yaitu merekrut banyak relawan kemanusiaan

dengan memberikan peluang bagi masyarakat atau mahasiswa untuk

menjadi relawan itu sangat membantu bagi BAZNAS Kabupaten

Jember. Dengan begitu kekurangan SDM dapat diselesaikan dengan

baik.

C. Pembahasan dan Temuan

Dalam sub bab ini akan dijelaskan beberapa uraian pembahasan yang

sesuai dengan hasil penelitian, sehingga pada pembahasan ini peneliti akan

menjelaskan hasil penelitian dengan teori yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya. Data-data yang diperoleh dari pengamatan wawancara mendalam

93
Misbahussalam, Wawancara, BAZNAS, 10 April 2020.
94
Fauzan Adhim, Wawancara, BAZNAS, 10 April 2020.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


70

serta dokumentasi sebagaimana telah peneliti deskripsikan pada analisis data

kualitatif yang kemudian diidentifikasi agar sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Pengamatan dan juga wawancara yang telah dilaksanakan untuk

mengumpulkan data mengenai implementasi zakat dalam mewujudkan

Sustainable Development Goals (SDGs) di BAZNAS Kabupaten Jember.

Berikut adalah pembahasan dan temuan yang akan dikaitkan dengan

teori-teori yang dijadikan sebagai landasan oleh peneliti dalam penelitian ini.

1. Pelaksanaan Program SDGs di BAZNAS Kabupaten Jember

Poin-poin yang termasuk kedalam SDGs mencakup (1) Tanpa

Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4)

Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan

Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak

dan Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10)

Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman yang

Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab;

(13) Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem

Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh;

(17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. 17 poin SDGs tersebut juga

dilengkapi dengan 169 target yang terintegrasi dan tak terpisahkan.95

Berdasarkan hasil analisis ANP, ke-17 kriteria Sustainable

Development Goals dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelompok yaitu:96

95
http://sdgsindonesia.or.id.
96
Tim Riset dan Kajian, Zakat On SDGs (Jakarta:PUSKAS BAZNAS,2017), 29

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


71

a. pertama, dengan bobot prioritas tertinggi adalah: 1. Tanpa kemiskinan

(0.072), 3. Kesehatan yang Baik (0.070), dan 2. Tanpa Kelaparan

(0.066). Artinya apa yang telah dan sedang menjadi concern dan

dilakukan oleh sebagian besar organisasi zakat di Indonesia dan

khususnya BAZNAS adalah sangat sesuai dan relevan dengan konteks

implementasi SDGs. Terlebih, BAZNAS sebagai pelaksana program

zakat juga telah memprioritaskan target capaiannya dengan tepat. Hal

ini muncul oleh karena prinsip pendistribusian zakat berdasarkan

tingkatan pemenuhan Maqashid syariah yaitu mengedepankan

daruriyah (kebutuhan primer) yang ditanamkan dan diimplementasikan

dengan baik.

b. Kedua, dengan bobot relatif sama 0.063 yaitu: 4. Pendidikan Bermutu,

8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, 10. Mengurangi

Ketimpangan, dan 16. Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang

Tangguh. Pada kelompok ini berdasarkan pada matching method yang

digunakan pada analisis theoretical framewok di bab 2 dalam kajian

ini, merupakan bagian yang termasuk kepada aspek pemenuhan

daruriyah. Meskipun demikian, pada tataran praksisnya, BAZNAS

belum menerapkan beberapa kriteria di dalam goal ke 8 dan 16 dengan

secara detil.97

c. Ketiga, dengan nilai eigenvalue yang lebih rendah yaitu: 6. Air Bersih

dan Sanitasi Layak (0.059), 12. Konsumsi dan Produksi yang

97
Ibid,.30

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


72

Bertanggung jawab (0.057), 9. Industri, inovasi dan infrastruktur

(0.056), dan 7. Energi Bersih dan Terjangkau (0.056). Dalam

kelompok ini, jika dibandingkan dengan tingkat pemenuhan Maqashid

syariah maka yang termasuk daruriyah adalah pada goal 6 yaitu Air

Bersih dan Sanitasi Layak. Sementara selebihnya termasuk ke dalam

kategori hajiah (kebutuhan-kebutuhan sekunder)

d. Keempat, Dengan nilai bobot paling rendah adalah: 17. Kemitraan

untuk Mencapai Tujuan (0.054), 13. Penanganan Perubahan Iklim

(0.053), 11. Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan (0.052), 14.

Ekosistem Lautan (0.052), 15. Ekosistem Daratan (0.051), dan terakhir

5. Kesetaraan Gender (0.050).98

Dari perspektif objektif (tujuan) zakat dalam kerangka Sustainable

Development Goals, maka hasil bobot tiga terbesar adalah tujuan Ekonomi

(0.229), Pendidikan (0.209), dan Sosial-Kemanusiaan (0.199). Sementara

bobot tujuan lainnya yang menempati urutan keempat dan kelima adalah

tujuan Kesehatan (0.197) dan Dakwah (0.165).99

Pembangunan berkelanjutan yang dijalankan oleh BAZNAS berupa

pengembangan kampung SDGs berbasis potensi dan kearifan lokal di

Kabupaten Jember. Dengan melakukan pembinaan terhadap desa desa

yang menjadi desa binaannya. Adapun pengembangan yang dilakukan

lebih kepada sektor ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan sosial seperti:

1) Menghapuskan tingkat kemiskinan ekstrim di 31 kampung SDGs

98
Ibid,. 31
99
Ibid,.32

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


73

2) Memudahkan aksesibilitas warga 31 kampung SDGs terhadap

pemenuhan pelayanan kesehatan dan pendidikan

3) Menciptakan keharmonisan dan keserasian social berbasis

multikulturalisme dan inklusifitas

4) Menciptakan masyarakat yang sadar lingkungan dan tanggap bencana

5) Menciptakan kampung peduli perempuan

Dari pemaparan di atas terdapat kesesuaian antara teori yang di

kemukakan dengan yang terjadi di lapangan. Implementasi zakat di

BAZNAS Kabupaten Jember terobjek pada beberapa sektor pemberdayaan

antara lain sektor ekonomi, sektor kesehatan, sektor pendidikan, dan sektor

sosial kemanusiaan.

2. Kendala- Kendala dalam menjalankan program SDGs di BAZNAS

kabupaten Jember.

BAZNAS Jember memiliki beberapa kendala untuk menjalankan

programnya terkait implementasi zakat dalam mewujudkan SDGs. Berikut

pembahasan beberapa kendala dalam menjalankan program di BAZNAS

Jember.

a. Kurangnya koordinasi

Dalam melaksanakan program BAZNAS kabupaten Jember

terdapat beberapa kendala dalam menjalannya. Kurangnya koordinasi

merupakan kendala pertama. koordinasi yang kurang baik antara

internal maupun eksternal masih dirasa kurang baik. Adanya beberapa

perbedaan pendapat dan beberapa kegiatan yang tidak sesuai dengan

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


74

recana kegiatan. Serta tidak adanya jalinan yang kuat dengan LAZ di

kabupaten Jember. Membentuk sinergi merupakan bagian dari 17

tujuan pembangunan yang harus dicapai.

Rendahnya koordinasi antara regulator zakat dengan OPZ.

Sebagian OPZ, terutama OPZ besar bentukan masyarakat, cenderung

memiliki egoisme organisasi yang juga besar. Sejarah panjang OPZ

dalam membesarkan organisasinya memberikan pengaruh terhadap

cara pandangnya terhadap memandang regulator.100

b. Keterbatasan Dana

Dalam setiap organisasi maupun perusahaan tentunya

mempunyai keinginan untuk melaksanakan semua kegiatan yang

membuat lembaganya tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan.

Dana adalah sebuah kebutuhan pokok dalam lembaga, jika dana tidak

tercukupi maka kemungkinan besar akan terganggu terkait pengelolaan

lembaga tersebut.

Penghimpunan yang dilakukan oleh BAZNAS Jember salah

satunya berasal dari dana sosial ASN yang diterapkan oleh pemerintah

namun dana tersebut sangat terbatas. Terlebih yang menjadi target

program desa binaan atau kampung SDGs ada sekitar 25 desa di

kabupaten Jember tentukan akan membutuhkan dana yang besar.

Prioritas distribusi perlu di susun berdasarkan survei lapangan,

baik dari sisi asnaf mustahiq maupun program pemberdayaan yang

100
Nurul Huda, “Prioritas Solusi Permasalahan Pengelolaan Zakat dengan Metode AHP, Jurnal,
(Studi di Banten dan Kalimantan Selatan, 2014), 16.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


75

hendak di laksanakan (ekonomi, pendidikan, dakwah, kesehatan,

sosial, dan sebagainya). Prioritas ini dilakukan juga karena alasan

adanya keterbatasan dana yang tersedia. Tanpa menentukan skala

prioritas, maka apa saja yang di rencanakan bisa menjadi tidak berguna

dan tidak efektif. Agar perencanaan efektif harus memenuhi kriteria:

(1) kegunaaan, (2) ketetapan dan obyektivitas, (3) ruang lingkup, (4)

besaran biaya, (5) akuntabilitas, dan (6) ketetapan waktu101.

Di BAZNAS Kabupaten Jember secara objektif dalam

implementasi zakat terdapat 4 sektor utama dalam program SDGs

antara lain, sektor ekonomi, sektor pendidikan, sektor kesehatan dan

sektor sosial. Sehingga perlu adanya skala prioritas dalam menentukan

besaran pendanaan.

c. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)

Minimnya sumber daya yang dimiliki BAZNAS Kabupaten

Jember membuat program menjadi terhambat. Apalagi dilapangan

untuk ke desa binaan membutuhkan banyak tenaga. Selain untuk

melakukan riset juga membutuhkan tenaga untuk pemantauan kepada

desa binaan yang telah terbentuk. Perlu adanya perencanaan dan

pembagian kelompok yang memiliki bidang kompeten didalamnya.

Prioritas perlu di susun berdasarkan survei lapangan, prioritas

ini dilakukan juga karena alasan adanya keterbatasan sumber daya

yang tersedia. Tanpa menentukan skala prioritas, maka apa saja yang

101
Umrotul khasanah, Manajemen Zakat Modern.184.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


76

di rencanakan bisa menjadi tidak berguna dan tidak efektif. Agar

perencanaan efektif harus memenuhi kriteria: (1) kegunaaan, (2)

ketetapan dan obyektivitas, (3) ruang lingkup, (4) besaran biaya, (5)

akuntabilitas, dan (6) ketetapan waktu102.

3. Solusi BAZNAS kabupaten Jember dalam mengatasi kendala

menjalankan program SDGs

a. Membentuk Koordinasi yang Baik

Di BAZNAS Kabupaten Jember secara internal terdapat

perbedaan pendapat pada anggotanya. Untuk kedepannya BAZNAS

Kabupaten Jember akan melakukaan koordinasi dengan mengadakan

rapat satu bulan minimal satu kali secara rutin. Mengingat bahwa

BAZNAS Juga merupakan regulator bagi OPZ, regulator juga

dianggap perlu melakukan fungsi pengaturan dan pengawasan kepada

OPZ.103 Jadi perlu adanya kesiapan internal sebelum melakukan

pengaturan dan pengawan kepada OPZ.

b. Memaksimalkan Penghimpunan

Dalam hal ini perlu adanya peningkatan kinerja dari BAZNAS

Kabupaten Jember terutama di bidang pengumpulan. Solusi

keterbatasan dana ialah dengan lebih memaksimalkan penghimpunan

yang biasanya hanya berasal dari ASN saja. Mencakup lebih luas lagi

kepada masyarakat lain yang merupakan kategori muzakki dan dana

CSR perusahaan.

102
Umrotul khasanah, Manajemen Zakat Modern.184.
103
UU no. 23 tahun 2011 Tentang Pengelola Zakat.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


77

Dalam UU pengelolaan zakat menyebutkan bahwa merupakan

lembaga yang berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat secara

nasional.104 Perlu adanya sosialisasi kepada lembaga masyarakat yang

termasuk kategori muzakki.

c. Merekrut Relawan dan Bersinergi.

Minimnya SDM yang dimiliki BAZNAS Kabupaten Jember

membuat program menjadi terhambat. Selain untuk melakukan riset

juga membutuhkan tenaga ahli dibidang pemberdayaan kepada desa

binaan yang telah terbentuk. Perlu adanya rekruitmen relawan sebagai

tenaga tambahan dalam perencanaan dan pembagian kelompok yang

memiliki bidang kompeten didalamnya.

Dalam hal ini peran serta masyarakat sangat di perlukan dalam

mengatasi keterbatasan SDM dalam pengelolaan zakat. Dalam UU

disebutkan bahwa masyarakat mempunyai peran serta dalam

pembinaan dan pengawasan terhadap BAZNAS dan LAZ.105

104
UU No.23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
105
UU No.23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari apa yang sudah di paparkan oleh penulis di halaman sebelumnya

menyimpulkan bahwa, implementasi zakat dalam mewujudkan SDGs di

BAZNAS Kabupaten Jember adalah merupakan program pemberdayaan

Pengembangan kampung SDGs berbasis potensi dan kearifan lokal di

Kabupaten Jember. Adapun kesimpulannya sesuai dengan fokus masalah

dapat dijelaskan seperti dibawah ini :

1. Pelaksanaan Program SDGs di BAZNAS Kabupaten Jember ialah

program pengembangan kampung SDGs berbasis potensi dan kearifan

lokal di Kabupaten Jember. Dengan tujuan dan manfaat untuk

memberdayakan masyarakat desa di Kabupaten Jember supaya lebih

mandiri. Dengan deksripsi program diantaranya untuk menghapuskan

tingkat kemiskinan ekstrim di kampung SDGs dengan pemberdayaan

ekonomi kreatif, memudahkan aksesibilitas warga terhadap pemenuhan

pelayanan kesehatan dan pendidikan, menciptakan keharmonisan dan

keserasian sosial berbasis multikulturalisme dan inklusifitas. Dan

menciptakan masyarakat yang sadar lingkungan dan tanggap bencana serta

menciptakan kampung peduli perempuan. Adapun untuk sumber dana

BAZNAS ialah berasal dari zakat ASN dan APBD, dengan kemitraan

bersama JRDC dalam melaksanakan penyusunan program

tersebut.Namun, Pemberdayaan tersebut tetap fokus pada dasar kegiatan

BAZNAS yaitu bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial

kemanusiaan dan dakwah.

78

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


79

2. Kendala-Kendala dalam menjalankan program SDGs di BAZNAS

Kabupaten Jember, a. kurangnya koordinasi internal BAZNAS, b.

keterbatasan sumber dana yang terhimpun dan c. keterbatasan SDM yang

memadai.

3. Solusi BAZNAS Kabupaten Jember dalam mengatasi kendala

menjalankan program SDGs adalah sebagai berikut : a. Membentuk

koordinasi yang baik, b. memaksimalkan penghimpunan, dan c. merekrut

relawan kemanusiaan dan bersinergi.

B. Saran

Dalam hal ini program mewujudkan SDGs di BAZNAS Kabupaten

Jember masih kurang maksimal karna masih tedapat beberapa kendala seperti

koordinasi yang kurang baik, minimnya pendanaan dan SDM|.

Saran dari penulis terkait program mewujudkan SDGs adalah :

1. BAZNAS Kabupaten Jember harus memperbaiki koordinasi dengan

anggotanya. Sehingga program tersebut bisa berjalan sesuai harapan dan

sesuai dengan keinginan khususnya masyarakat Kabupaten Jember.

2. Memaksimalkan penghimpunan. Sehingga seluruh bidang dapat berjalan

dengan baik.

3. Membentuk sinergi dengan LAZ yang ada di Kabupaten Jember

4. Membuat pelatihan khusus untuk pengembangan SDM pengurus

BAZNAS Kabupaten Jember.

5. Diharapkan Skripsi ini menjadi rujukan bagi peneliti selanjutnya terhadap

program kerja yang ada di BAZNAS Kabupaten Jember.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


DAFTAR PUSTAKA

Aly, Muchib Aman. 2008. Panduan Praktis Zakat Empat Mazhab.


Pasuruan:Putaka Sidogiri Pondok Pesantren Sidogiri

Anwar, Achmad Syaiful Hidayat. 2016. Model Pemberdayaan Ekonomi Mustahiq


melalui Zakat.

Anwar. 2017. The Law of Productive Zakat in Islam and Its Impact towards
Economy. International Journal of Engineering Technologies and
Management Research.

Emilia, Emi. 2017. Terjemahan Tujuan & Target Global TPB / Sustainable
Development Goals. Bappenas.

Fitriani, Itsna Rahma. 2015. Pola Distribusi Zakat Dalam Upaya Meningkatkan
Kesejahteraan Jama’ah Majelis Taklim Al-Hidayah Rejosari Gunung Pati.
Semarang:Universitas Islam Negeri Walisongo..

General, Assembly United Nations. 2015. Transforming our World : The 2030
Agenda For Sustainable Development

Huda, Nurul dkk.2015. Zakat Perspektif Mikro-Makro pendekatan Riset.


Jakarta:Prenamedia Group

IAIN, 2018. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: IAIN Jember Press.

Irawan, Feri. 2018. Peran Filantropi Zakat dalam Pengentasan Kemiskinan di


Indonesia. Al-Munawwarah: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam.

Khanifa, Nurma Khusna. 2018. Penguatan Peran Ziswaf dalam Menyongsong


Era SDGs Kajian Filantropi BMT Tamzis Wonosobo. Jurnal Studi Islam.
Wonosobo:Universitas Sains Al Qur’an.

Moeloeng, J.Lexy. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja


Rosdakarya

Mrd, Misbah. 2017. Pengelolaan Zakat Produktif Ditinjau Dari Hukum Islam,
Studi Kasus Kantor Badan Amil Zakat Nasional Mandailing Natal.
Yogyakarta:Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Mursyidi. 2011. Akuntansi Zakat Kontenporer. Bandung:PT remaja Rosdakarya.

Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor:Ghalia Indonesia

Nugraha, Fajar. Kontribusi Lembaga Zakat Terhadap Pencapaian Sustainable


Developments Goals (SDGs) Fajar.nugraha@rumahzakat.org

80

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


81

Prastowo, Andi. 2011. Memahami Metode-Metode Penelitian. Yogyakarta:Ar-


Ruzz Media.

PUSKAS. Zakat On SDGs. 2017. Jakarta:PUSKAS BAZNAS.

Qadir, Abdurrachman. 2001. Zakat Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial. Jakarta:
Raja Grafindo.

Rizqon, Abdul Latif. 2018. Manajemen Pendistribusian Dana Zakat Baznas kota
Yogyakarta Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Pasal 25
dan 26 Tinjauan Maqāṣid Asy-Syarī’ah. Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia.

Romdhoni, Abdul Haris. 2017. Zakat dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi


dan Pengentasan Kemiskinan, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam.

Sumadi. 2017. Optimalisasi Potensi Dana Zakat, Infaq, Sadaqah dalam


Pemerataan Ekonomi di Kabupaten Sukoharjo (Studi Kasus di Badan Amil
Zakat Daerah Kab. Sukoharjo). Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam.

Sumodiningrat, 1997. Pembagunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat,


Jakarta: Bina Rena Pariwara.

Undang-Undang No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

Wirayudha, Moch Giorardo Rekyan. 2018. Analisis Pola Penyaluran Dana Zakat
Produktif Dari Baznas Melalui Pembiayaan Studi Pada BPRS Margirizki
Bahagia Cabang Wonosari, Gunung Kidul. Surakarta:Institut Agama Islam
Negeri Surakarta.

www.bappenas.go.id

http://baznas.djember.info/index.php/site/berita/54.

http://sdgsindonesia.or.id

http://sustainabledevelopment.un.org.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


80

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


MATRIK PENELITIAN
JUDUL VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR INFORMAN METODE FOKUS
PENELITIAN PENELITIAN
Implementasi 1. Zakat 1. Pengelolaan 1. Zakat 1. Ketua BAZNAS 1. Pendekatan penelitian: 1. Bagaimana
Zakat Dalam 2. Sustainable Zakat a. Pengertian Kabupaten Jember Pendekatan kualitatif pelaksanaan
Mewujudkan Developme 2. SDGs zakat 2. Sekertaris 2. Jenis Penelitian: Studi program SDGs
Sustainable nt Goals 3. Hubungan b. Bentuk- BAZNAS Lapangan (Field di BAZNAS
Development (SDGs) Zakat dan bentuk Kabupaten Jember Reseach) Kabupaten
Goals SDGs pengelolaan 3. Bidang Perencanaan 3. Lokasi Penelitian: Jember ?
(SDGs) Di 4. Pemberdayaan zakat BAZNAS Badan Amil Zakat 2. Apa kendala
Baznas masyarakat c. Masalah Kabupaten Jember Nasional Kabupaten dalam
Kabupaten pengelolaan 4. Bidang Jember menjalankan
Jember zakat Pengumpulan 4. Teknik Penentuan program SDGs
d. Solusi BAZNAS Irforman: teknik di BAZNAS
pengelolaan Kabupaten Jember purposive Kabupaten
zakat 5. Bidang 5. Teknik peengumpulan Jember ?
2. SDGs Pendistribusian data: 3. Bagaimana
a. Pengertian BAZNAS a. Observasi solusi
SDGs Kabupaten Jember b. Dokumentasi BAZNAS
b. Perkembanga c. Wawancara Kabupaten
n SDGs di d. Rekaman/ foto\ Jember untuk
Indonesia 6. Teknik analisis data: menyelesaikan
3. Hubungan Zakat Dekriptif kendala dalam
dan SDGs 7. Keabsahan data: menjalankan
4. Pemberdayaan Trianggulasi Sumber program SDGs
Masyarakat tersebut ?

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id
DOKUMENTASI PENELITIAN

Wawancara bersama Ketua dan sekertaris BAZNAS Kabupaten Jember

Wawancara tentang implementasi program BAZNAS Jember

Ikut Serta Dalam Rapat Internal BAZNAS Jember

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Ikut serta dalam rapat evaluasi kegiatan

Foto bersama ketua BAZNAS Kabupaten Jember

Ikut serta dalam penyaluran santunan anak yatim

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Mengikuti program ketahanan pangan di Kangpung SDGs

Ikut serta dalam Evaluasi kegiatan BAZNAS kabupaten Jember

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Ikut serta dalam program penyemrotan Desinfektan

Mengikuti program penyaluran bedah rumah serta ke wisata alam

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BIODATA PENULIS

Data Diri :

Nama : Imam Fathur Rohim

NIM : S20165027

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat/ Tanggal Lahir : Jember, 13 Januari 1996

Alamat : Jln. Jumat Lingk. Kr. Mluwo

RT003/Rw006Kelurahan Mangli,

Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember.

Prodi : Manajemen Zakat dan Wakaf

Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis Islam

No.HP : 081238544005

Email : rohim9625@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. MI Al-Hidayah, Mangli, Jember ( 2002-2008)


2. SMP Islam Al-Hidayah, Mangli, Jember ( 2008-2011)
3. SMK Al-Qodiri Jember (2011-2014)
4. IAIN Jember (2016-2020)

Pengalaman Organisasi :

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


IMPLEMENTASI ZAKAT DALAM MEWUJUDKAN SUSTAINABLE
DEVELOPMENT GOALS (SDGs) DI BAZNAS
KABUPATEN JEMBER
BAB I Inovasi dan Infrastruktur; (10)
PENDAHULUAN Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota
dan Permukiman yang Berkelanjutan;
A. Latar Belakang (12) Konsumsi dan Produksi yang
Sustainable Development Goals Bertanggung Jawab; (13) Penanganan
(SDGs) atau biasa disebut agenda Perubahan Iklim; (14) Ekosistem
tujuan pembangunan global Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16)
berkelanjutan telah mendapatkan Perdamaian, Keadilan dan
konsensus atau kesepakatan dari 193 Kelembagaan yang Tangguh; (17)
negara anggota Perserikatan Bangsa- Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Bangsa (PBB) dan berkomitmen pada B. Fokus Penelitian
pencapaiannya. SDGs sebagai inisiatif Berdasarkan dari uraian konteks
kelanjutan dari platform sebelumnya penelitian di atas, maka fokus
yaitu Millenium Development Goals penelitian yang diangkat adalah:
(MDGs) yang di anggap gagal karna 1. Bagaimana pelaksanaan program
kurangnya peran aktif pemerintah SDGs di BAZNAS Kabupaten
daerah serta masyarakat dunia.1 Jember?
Sebagai produk, SDGs merupakan 2. Apa kendala dalam menjalankan
hasil dari kesepakatan multi pihak dan program SDGs di BAZNAS
sebuah proses yang bersifat transparan, Kabupaten Jember?
partisipatif dan inklusif terhadap semua 3. Bagaimana solusi BAZNAS
suara pemangku kepentingan. Hal ini Kabupaten Jember untuk
sejalan dengan salah satu jargonnya menyelesaikan kendala dalam
yaitu No Left One Behind (melibatkan menjalankan program SDGs
semua pihak tanpa kecuali), di mana tersebut?
ditingkat implementasinya diharapkan C. Tujuan Peneltian
bahwa SDGs dapat diaplikasikan oleh Berdasarkan fokus penelitian
semua pihak baik pemerintah, swasta, yang diangkat, maka tujuan dari
hingga masyarakat sipil dari seluruh penelitian ini adalah sebagai berikut:
dunia. Untuk membangun masa depan 1. Mendeskripsikan pelaksanaan
yang lebih inklusif, berkelanjutan dan program SDGs di BAZNAS
tangguh baik untuk manusia dan juga Kabupaten Jember.
bumi, namun masih banyak pihak yang 2. Mendeskripsikan kendala dalam
tidak mengerti dan menyadari akan menjalankan program SDGs di
pentingnya agenda ini BAZNAS Kabupaten Jember.
Poin-poin yang termasuk 3. Mendeskripsikan solusi BAZNAS
kedalam SDGs mencakup (1) Tanpa Kabupaten Jember untuk
Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) menyelesaikan kendala dalam
Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) menjalan program SDGs.
Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan D. Manfaat Penelitian
Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi 1. Manfaat Teoritis
Layak; (7) Energi Bersih dan Dengan adanya penelitian ini,
Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan diharapkan dapat menambah
Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, khazanah ilmu di bidang ekonomi
islam dan memberikan wawasan
1 serta gambaran tentang
http://sdgsindonesia.or.id.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


implementasi zakat di BAZNAS BAB II
Kabupaten Jember. KAJIAN PUSTAKA

2. Manfaat Praktis A. Penelitian Terdahulu


a. Bagi peneliti, penelitian ini Pada bagian ini peneliti
digunakan sebagai mencantumkan berbagai hasil
kelengkapan syarat untuk penelitian terdahulu yang terkait
memperoleh gelar Sarjana dengan penelitian yang hendak
Ekonomi (S.E). dilakukan, kemudian membuat
b. Bagi masyarakat, diharapkan ringkasannya, baik penelitian yang
hasil penelitian ini dapat sudah terpublikasi atau belum
memberikan pemahaman terpublikasikan (skripsi, tesis, disertasi
tentang Implementasi zakat di dan sebaginya). Dengan melakukan
BAZNAS Kabupaten Jember. langkah ini, maka akan dapat dilihat
c. Bagi akademik, semoga hasil sampai sejauh mana orisinalitas dan
penelitian dapat membantu posisi penelitian yang hendak
dalam menambah wawasan dan dilakukan.2
referensi keilmuan mengenai Studi pustaka perlu dikaji
implementasi zakat di terlebih dahulu untuk menguasai teori
BAZNAS Kabupaten Jember. yang relevan dengan topik atau
d. Bagi Praktisi, hasil penelitian masalah penelitian yang dipakai.
ini diharapkan juga dapat Sehubungan dengan penelitian ini ada
bermanfaat bagi BAZNAS beberapa penelitian terlebih dahulu
Kabupaten Jember, yakni yang melakukan penelitian mengenai
menjadi bahan masukan berupa implementasi zakat, antara lain :
informasi tentang implementasi
zakat dalam mewujudkan 1. Itsna Rahma Fitriani, dengan
SDGs sehingga dapat menjadi penelitiannya yang berjudul “Pola
acuan dalam menentukan Distribusi Zakat dalam upaya
kebijakan bagi BAZNAS Meningkatkan Kesejahteraan
Kabupaten Jember. Jama’ah Majelis Taklim Al-
Hidayah Rejosari”.
E. Definisi Istilah
Untuk memudahkan 2. Achmad Syaiful Hidayat Anwar,
pemahaman dan kejelasan dalam penelitian ini berjudul “Model
skripsi ini, maka dipandang perlu
adanya pemaparan definisi yang tertera
pada judul agar tidak terjadi kesalah
pahaman terhadap makna istilah
sebagaimana dimaksud oleh peneliti.
1. Zakat
2. Sustainable Development Gols
(SDGs)
3. Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS)

2
IAIN, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,
(Jember: IAIN Jember Press,2018),45.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


3. Pemberdayaan Ekonomi Ziswaf dalam Menyongsong Era
Mustahiq melalui Zakat” SDGs Kajian Filantropi BMT
Tamzis Wonosobo”. Fakultas
4. Sumadi, penelitian ini berjudul Syari’ah dan Hukum, Universitas
“Optimalisasi Potensi Dana Sains Al Qur’an Wonosobo.
Zakat, Infaq, Sadaqah dalam Penelitian
Pemerataan Ekonomi di
Kabupaten Sukoharjo (Studi
Kasus di Badan Amil Zakat B. Kajian teori
Daerah Kab. Sukoharjo)”. 1. Zakat
a. Pengertian Zakat
5. Abdul Haris Romdhoni, penelitian Kata zakat merupakan kata
ini berjudul “Zakat Dalam dasar dari zaka mengandung beberapa
Mendorong Pertumbuhan arti berkah, tumbuh, dan baik3.
Ekonomi dan Pengentasan Menurut lisan al-Arab kata zakat
Kemiskinan”. mengandung arti suci, tumbuh, berkah,
dan terpuji. Zakat menurut istilah fikih
6. Anwar, penelitian ini berjudul “The adalah sejumlah harta tertentu yang
Law of Productive Zakat in Islam harus diserahkan kepada yang berhak
and Its Impact towards Economy” menurut syariat Allah SWT.4 Menurut
7. Misbah Mrd, Program Studi istilah zakat berarti kewajiban seorang
Magister Hukum Islam, Fakultas muslim untuk mengeluarkan nilai
Syari’ah Dan Hukum Uin Sunan bersih dari kekayaannya yang tidak
Kalijaga Yogyakarta melebihi satu nisab, diberikan kepada
8. Moch Giorardo Rekyan mustahik dengan beberapa syarat yang
Wirayudha, Jurusan Perbankan telah ditentukan.
Syariah Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Adapaun orang yang berhak menerima
Negeri Surakarta. Dengan zakat yang telah disebutkan di dalam
penelitiannya yang al-qur’an antara lain
berjudul,“Analisis Pola Penyaluran 1) Fakir dan Miskin
Dana Zakat Produktif Dari Baznas Fakir dan miskin adalah mereka
Melalui Pembiayaan Studi Pada yang kebutuhan hidupnya tidak
BPRS Margirizki Bahagia Cabang tercukupi.5
Wonosari, Gunung Kidul”. 2) Amil Zakat
9. Abdul Latif Rizqon, Fakultas Ilmu Amil zakat adalah mereka yang
Agama Islam Universitas Islam diangkat oleh penguasa untuk
Indonesia. Dengan penelitiannya mengurus dan segala persoalannya.6
yang berjudul, “Manajemen 3) Golongan Mualaf
Pendistribusian Dana Zakat Baznas Golongan mualaf ialah mereka
kota Yogyakarta Berdasarkan yang diharapkan kecenderungan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun hatinya atau keyakinannya dapat
2011 Pasal 25 dan 26 Tinjauan bertumbah terhadap Islam, atau
Maqāṣid Asy-Syarī’ah”.
10. Feri Irawan, penelitian ini berjudul 3
Nurul Huda dkk, Zakat Perspektif Mikro-Makro
“Peran Filantropi Zakat dalam
Pendekatan Riset, (Jakarta:Kencana, 2015), 2.
Pengentasan Kemiskinan di 4
Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer,
Indonesia”. (Bandung: PT remaja Rosdakarya, 2011), 75.
5
11. Nurma Khusna Khanifa, penelitian Muchib Aman Aly Panduan Praktis Zakat Empat
ini berjudul “Penguatan Peran 6
Madzhab (Pasuruan : Pustaka Sidogiri, 2008), 51.
Ibid., 54.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


harapan keIslamannya diikuti oleh
lainnya, atau terhalangnya niat jahat 2. Sustainable Developments Goals
atas kaum muslimin, atau harapan akan (SDGs)
adanya kemanfaatan dalam membela a. Pengertian SDGs
dan menolong kaum muslimin dari Pada 25 September 2015,12
musuh.7 PBB mencanangkan program
4) Riqab (Dana untuk memerdekakan Sustainable Development Goals
Budak) (SDGs) yang merupakan program
Riqab artinya budak (hamba lanjutan dari Millennium
sahaya) yang menjalin perjanjian dan Developments Goals (MDGs) dengan
kesepakatan dengan tuannya, bahwa tujuan untuk pembangunan
bila ia sanggup menghasilkan harta berkelanjutan. Kesepakatan
dengan jumlah tertentu, maka ia pembangunan baru pada program
merdeka (akad Kitabah). Dana untuk SDGs mendorong
memerdekakan budak artinya adalah perubahan−perubahan yang berpindah
dana yang dipergunakan untuk pada arah pembangunan yang
membebaskan riqab. berkelanjutan dengan dasar hak asasi
5) Gharimin (Orang yang berhutang).8 manusia dan kesetaraan guna
Gharimin adalah orang yang mendukung pembangunan sosial,
mempunyai hutang yang dapat ekonomi dan lingkungan hidup atas
tertagih, sedang ia tidak mempunyai dasar prinsip-prinsip universalitas,
harta senilai lebih dari satu nishab integritas dan inklusif sebagai
perak atau setara dengan 543,35 gr peyakinan bahwa tidak ada satu orang
perak di luar kebutuhan hidupnya dan pun yang terlewatkan. Pada bulan
orang-orang yang menjadi Agustus 2015, 193 negara menyepakati
tanggunganya untuk membayar 17 tujuan SDGs. Poin-poin yang
hutangnya.9 termasuk kedalam SDGs mencakup (1)
6) Fi Sabilillah (di Jalan Allah) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa
Fissabilillah adalah mereka Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan
yang berjuang untuk membela dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas;
menegakkan agama islam dengan cara (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih
berperang atau menyebarkan agama dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih
dan ajaran-ajaran agama islam. dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak
Golongan fi sabilillah saat ini adalah, dan Pertumbuhan Ekonomi; (9)
para mujahidin, para ustad, ulama, Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10)
muadin dan sarana-sarana pendidikan Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota
dan peribadahan Islam.10 dan Permukiman yang Berkelanjutan;
7) Ibnu Sabil (12) Konsumsi dan Produksi yang
Ada beberapa pendapat tentang Bertanggung Jawab; (13) Penanganan
arti dari ibnu sabil yaitu orang yang Perubahan Iklim; (14) Ekosistem
kehabisan bekal dalam perjalanan Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16)
menuju suatu tujuan dan tidak untuk Perdamaian, Keadilan dan
bermaksiat dan orang yang bermaksud Kelembagaan yang Tangguh; (17)
mengadakan perjalanan bukan untuk Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
maksiat seperti belajar.11

7
Ibid., 54.
8 12
Ibid., 63. General Assembly United Nations, 2015.
9
Ibid., 65. “Transforming our World : The 2030 Agenda For
10
Ibid., 64. Sustainable Development”, 3/35
11
Ibid., 70. http://sustainabledevelopment.un.org.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB III tersebut berdasarkan kebutuhannya dan
METODE PENELITIAN menganggap bahwa unit analisis
tersebut representative.15
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian kualitatif adalah Teknik Pengumpulan data adalah
metode peneltian yang berlandaskan untuk membuktikan, memperdalam,
pada filsafat postpositivisme, dan memperluas data tentang
digunakan untuk meneliti pada kondisi penelitiankualitatif. Adapun teknik
obyek alamiah, (sebagai lawannya pengumpulan data yang digunakan
adalah eksperimen) dimana peneliti dalam penelitian ini adalah observasi,
adalah sebagai instrument kunci, Wawancara, dan dokumentasi.
teknik pengumpulan data dilakukan Pengumpulan teknik tersebut akan
secara triangulasi (gabungan), analisis diuraikan sebagai berikut:
data bersifat induktif/kualitatif dan 1. Observasi
hasil penelitian kualitatif lebih 2. Wawancara
menekankan makna dari pada 3. Dokumentasi
generalisasi.13 E. Analisis Data
B. Lokasi Penelitian Analisis data dalam penelitian
Penelitian yang akan dilakukan oleh kualitatif,dilakukan pada saat
peneliti bertempat di BAZNAS pengumpulan data berlangsung,dan
Kabupaten Jember, Jawa Timur. Jl. setelah selesai pengumpulan data
Nusantara H. No. 18 Kaliwates dalamperiode tertentu. Miles and
Jember. Alasan pemilihan lokasi Huberman (1984), mengemukakan
tersebut karena BAZNAS Jember bahwa aktivitas dalam analisis data
merupakan Organisasi Pengelola Zakat kualiatif dilakukan secara terus
(OPZ) satu-satunya di Jawa Timur menerus sampai tuntas. Aktivitas
yang memprioritaskan pengelolaan dalam analisi data, yaitu data
zakat dalam pencapaian SDGs dan reduction, data display, dan
mendapat apresiasi berupa bantuan conclusion drawing/verification.
pendanaan dari BAZNAS Jatim untuk Langkah-langkah analisis ditunjukkan
pengembangan program. Adapun sebagai berikut.16
program yang telah di capai salah 1. Data Reduction (Reduksi data)
satunya pembangunan sanitasi 2. Data Display (Penyajian Data)
sebanyak 60 titik dan bedah rumah 3. Conclusion Drawing /Vertification
tidak layak huni (RTLH) sebanyak 20 F. Keabsahan Data
titik serta pengembangan prodak- 1. Triangulasi Sumber
prodak daerah yang tersebar di seluruh Peneliti mencari informan lain
Kabupaten Jember.14 tentang suatu topik yang digalinya
C. Subjek Penelitian lebih dari satu sumber.
Dalam penelitian ini, penentuan 2. Triangulasi Teknik
subyek penelitian menggunakan teknik Triangulasi teknik yaitu,
purposive, dengan menentukan pengecekan kreadibilitas data yang
subjek/objek sesuai tujuan dengan dilakukan dengan cara mengecek
menggunakan pribadi yang sesuai data kepada sumber yang sama
dengan topic penelitian, peneliti dengan teknik berbeda. Misalnya,
memilih subyek/obyek sebagai unit
analisis. Peneliti memilih unit analisis 15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,
kualitatif, 218.
13 16
Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif , Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, (Bandung: alfabeta,2016 ),9. Kualitatif dan R&D (Bandung:Alfabeta CV,
14
Dokumen, BAZNAS, Jember 2009), 246.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


data yang di peroleh dengan BAB IV
wawancara, lalu di cek dengan
observasi dan dokumentasi. PEMBAHASAN
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu merupakan A. Gambaran dan Obyek Penelitian
pengecekan pada waktu atau Lokasi yang dijadikan objek penelitian
kesempatan yang berbeda. ini adalah Badan Amil Zakat
G. Tahap-Tahap Penelitian Nasional (BAZNAS) Kabupaten
Tahap-tahap penelitian yang dimaksud Jember tepatnya Jl. Nusantara H. No.
dalam penelitian ini yaitu berkaitan 18 Kecamatan Kaliwates Kabupaten
proses pelaksanaan penelitian yang Jember, untuk lebih jelasnya
peneliti lakukan terdiri dari tahap pra mengetahui tentang masalah objek dan
lapangan, tahap pelaksanaan gambaran maka akan dikemukakan
penelitian, dan tahap penyelesaian, secara sitematis tentang objek
dengan penjelasan sebagai berikut : penelitian sebagai berikut:
1. Tahap Pra Lapangan 1. Sejarah BAZNAS Kabupaten
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Jember
3. Tahap penyelesaian 2. Lokasi/Letak Geografis Badan
Amil Zakat Nasional Kabupaten
Jember
3. Visi dan Misi Badan Amil Zakat
Nasional Kabupaten Jember
4. Struktut Organisasi Badan Amil
Zakat Nasional Kabupaten
Jember
5. Kegiatan Umum BAZNAS
Jember
B. Penyajian Data Dan Analisis
Dalam setiap penelitian harus disertai
dengan penyajikan data, karena
penyajian data dalam penelitian ini
digunakan sebagai penguat. Oleh
karena itu data inilah yang akan
dianalisis sehingga sehingga
menghasilkan kesimpulan dalam
penelitian ini. Sesuai dengan teknik
pengumpulan data yang pakai dalam
penelitian ini, maka peneliti
menggunakan penyajian data melalui
observasi, wawancara, foto, rekaman
dan dokumentasi sebagai penguat dan
pendukung dalam penelitian ini. Secara
beruntun akan disajikan data-data hasil
penelitian yang mengacu pada fokus
penelitian.
1. Pelaksanaan Program SDGs di
BAZNAS Kabupaten Jember
BAZNAS Jember melakukan
inisiasi pembentukan kampung
SDGs di wilayah Kabupaten

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Jember yang dilanjutkan dengan c. Merekrut Relawan dan
pengorganisasian serta Bersinergi
pengembangan kampung SDGs C. Pembahasan dan Temuan
tersebut. BAZNAS Kabupaten Berikut adalah pembahasan dan
Jember menjadi salah satu temuan yang akan dikaitkan dengan
perwakilan daerah, dalam teori-teori yang dijadikan sebagai
menjalankan tugas dan fungsinya landasan oleh peneliti dalam penelitian
memiliki program di bidang ini.
pemberdayaaan ekonomi. Dalam 1. Pelaksanaan Program SDGs di
menginisiasi dan mengembangkan BAZNAS Kabupaten Jember
kampung SDGs BAZNAS Jember Poin-poin yang termasuk kedalam
bermitra dengan Jember Reseach SDGs mencakup (1) Tanpa
Development Centre (JRDC) Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan;
sebagai pihak swasta yang (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera;
memiliki concern di bidang (4) Pendidikan Berkualitas; (5)
pendampingan dan pengembangan. Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih
Adapun kegiatan BAZNAS dan Sanitasi Layak; (7) Energi
Kabupaten Jember dalam Bersih dan Terjangkau; (8)
mewujudkan SDGs sebagai berikut Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan
: Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan
a. Nama program Infrastruktur; (10) Berkurangnya
b. Tujuan Program Kesenjangan; (11) Kota dan
c. Penerima Manfaat Permukiman yang Berkelanjutan;
d. Deskripsi Program (12) Konsumsi dan Produksi yang
e. Sumber Pendanaan Bertanggung Jawab; (13)
f. Mitra Kerja Penanganan Perubahan Iklim; (14)
g. Tingkat Pencapaian Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem
2. Kendala-kendala dalam Daratan; (16) Perdamaian,
menjalankan program SDGs di Keadilan dan Kelembagaan yang
BAZNAS kabupaten Jember Tangguh; (17) Kemitraan untuk
Adapun kendala-kendala yang Mencapai Tujuan. 17 poin SDGs
dihadapi oleh BAZNAS kabupaten tersebut juga dilengkapi dengan
Jember dalam menjalankan 169 target yang terintegrasi dan tak
program SDGs diantaranya: terpisahkan.17
a. Kurangnya koordinasi 2. Kendala- Kendala dalam
b. Keterbatasan Sumber Dana menjalankan program SDGs di
c. Keterbatasan Sumber Daya BAZNAS kabupaten Jember.
Manusia (SDM) BAZNAS Jember memiliki
3. Solusi BAZNAS kabupaten beberapa kendala untuk
Jember dalam mengatasi menjalankan programnya terkait
kendala menjalankan program implementasi zakat dalam
SDGs mewujudkan SDGs. Berikut
Adapun solusi BAZNAS pembahasan beberapa kendala
kabupaten Jember dalam mengatasi dalam menjalankan program di
kendala tersebut antara lain. BAZNAS Jember.
a. Membentuk koordinasi yang a. Kurangnya koordinasi
baik b. Keterbatasan Dana
b. Memaksimalkan
Penghimpunan
17
http://sdgsindonesia.or.id.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


c. Keterbatasan Sumber Daya membutuhkan tenaga ahli
Manusia (SDM) dibidang pemberdayaan kepada
3. Solusi BAZNAS kabupaten desa binaan yang telah
Jember dalam mengatasi terbentuk. Perlu adanya
kendala menjalankan program rekruitmen relawan sebagai
SDGs tenaga tambahan dalam
a. Membentuk Koordinasi yang perencanaan dan pembagian
Baik kelompok yang memiliki
Di BAZNAS Kabupaten bidang kompeten didalamnya.
Jember secara internal terdapat
perbedaan pendapat pada
anggotanya. Untuk kedepannya
BAZNAS Kabupaten Jember
akan melakukaan koordinasi
dengan mengadakan rapat satu
bulan minimal satu kali secara
rutin. Mengingat bahwa
BAZNAS Juga merupakan
regulator bagi OPZ, regulator
juga dianggap perlu melakukan
fungsi pengaturan dan
pengawasan kepada OPZ.18
Jadi perlu adanya kesiapan
internal sebelum melakukan
pengaturan dan pengawan
kepada OPZ.
b. Memaksimalkan
Penghimpunan
Dalam hal ini perlu adanya
peningkatan kinerja dari
BAZNAS Kabupaten Jember
terutama di bidang
pengumpulan. Solusi
keterbatasan dana ialah dengan
lebih memaksimalkan
penghimpunan yang biasanya
hanya berasal dari ASN saja.
Mencakup lebih luas lagi
kepada masyarakat lain yang
merupakan kategori muzakki
dan dana CSR perusahaan.
c. Merekrut Relawan dan
Bersinergi.
Minimnya SDM yang
dimiliki BAZNAS Kabupaten
Jember membuat program
menjadi terhambat. Selain
untuk melakukan riset juga

18
UU no. 23 tahun 2011 Tentang Pengelola Zakat.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


BAB V 2. Kendala-Kendala dalam
menjalankan program SDGs di
PENUTUP BAZNAS Kabupaten Jember, a.
kurangnya koordinasi internal
A. KESIMPULAN BAZNAS, b. keterbatasan sumber
Dari apa yang sudah di paparkan oleh dana yang terhimpun dan c.
penulis di halaman sebelumnya keterbatasan SDM yang memadai.
menyimpulkan bahwa, implementasi 3. Solusi BAZNAS Kabupaten
zakat dalam mewujudkan SDGs di Jember dalam mengatasi kendala
BAZNAS Kabupaten Jember adalah menjalankan program SDGs adalah
merupakan program pemberdayaan sebagai berikut : a. Membentuk
Pengembangan kampung SDGs koordinasi yang baik, b.
berbasis potensi dan kearifan lokal di memaksimalkan penghimpunan,
Kabupaten Jember. Adapun dan c. merekrut relawan
kesimpulannya sesuai dengan fokus kemanusiaan dan bersinergi.
masalah dapat dijelaskan seperti B. Saran
dibawah ini : Dalam hal ini program mewujudkan
1. Pelaksanaan Program SDGs di SDGs di BAZNAS Kabupaten Jember
BAZNAS Kabupaten Jember ialah masih kurang maksimal karna masih
program pengembangan kampung tedapat beberapa kendala seperti
SDGs berbasis potensi dan kearifan koordinasi yang kurang baik,
lokal di Kabupaten Jember. minimnya pendanaan dan SDM|.
Dengan tujuan dan manfaat untuk Saran dari penulis terkait program
memberdayakan masyarakat desa mewujudkan SDGs adalah :
di Kabupaten Jember supaya lebih 1. BAZNAS Kabupaten Jember harus
mandiri. Dengan deksripsi memperbaiki koordinasi dengan
program diantaranya untuk anggotanya. Sehingga program
menghapuskan tingkat kemiskinan tersebut bisa berjalan sesuai
ekstrim di kampung SDGs dengan harapan dan sesuai dengan
pemberdayaan ekonomi kreatif, keinginan khususnya masyarakat
memudahkan aksesibilitas warga Kabupaten Jember.
terhadap pemenuhan pelayanan 2. Memaksimalkan penghimpunan.
kesehatan dan pendidikan, Sehingga seluruh bidang dapat
menciptakan keharmonisan dan berjalan dengan baik.
keserasian sosial berbasis 3. Membentuk sinergi dengan LAZ
multikulturalisme dan inklusifitas. yang ada di Kabupaten Jember
Dan menciptakan masyarakat yang 4. Membuat pelatihan khusus untuk
sadar lingkungan dan tanggap pengembangan SDM pengurus
bencana serta menciptakan BAZNAS Kabupaten Jember.
kampung peduli perempuan. 5. Diharapkan Skripsi ini menjadi
Adapun untuk sumber dana rujukan bagi peneliti selanjutnya
BAZNAS ialah berasal dari zakat terhadap program kerja yang ada di
ASN dan APBD, dengan kemitraan BAZNAS Kabupaten Jember.
bersama JRDC dalam
melaksanakan penyusunan program
tersebut.Namun, Pemberdayaan
tersebut tetap fokus pada dasar
kegiatan BAZNAS yaitu bidang
ekonomi, pendidikan, kesehatan,
sosial kemanusiaan dan dakwah.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


DAFTAR PUSTAKA Natal. Yogyakarta:Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Aly, Muchib Aman. 2008. Panduan Mursyidi. 2011. Akuntansi Zakat
Praktis Zakat Empat Mazhab. Kontenporer. Bandung:PT remaja
Pasuruan:Putaka Sidogiri Pondok Rosdakarya.
Pesantren Sidogiri Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian.
Anwar, Achmad Syaiful Hidayat. 2016. Bogor:Ghalia Indonesia
Model Pemberdayaan Ekonomi Nugraha, Fajar. Kontribusi Lembaga Zakat
Mustahiq melalui Zakat. Terhadap Pencapaian Sustainable
Anwar. 2017. The Law of Productive Developments Goals (SDGs)
Zakat in Islam and Its Impact Fajar.nugraha@rumahzakat.org
towards Economy. International Prastowo, Andi. 2011. Memahami Metode-
Journal of Engineering Technologies Metode Penelitian. Yogyakarta:Ar-
and Management Research. Ruzz Media.
Emilia, Emi. 2017. Terjemahan Tujuan & PUSKAS. Zakat On SDGs. 2017.
Target Global TPB / Sustainable Jakarta:PUSKAS BAZNAS.
Development Goals. Bappenas. Qadir, Abdurrachman. 2001. Zakat Dalam
Fitriani, Itsna Rahma. 2015. Pola Dimensi Mahdah dan Sosial.
Distribusi Zakat Dalam Upaya Jakarta: Raja Grafindo.
Meningkatkan Kesejahteraan Rizqon, Abdul Latif. 2018. Manajemen
Jama’ah Majelis Taklim Al-Hidayah Pendistribusian Dana Zakat Baznas
Rejosari Gunung Pati. kota Yogyakarta Berdasarkan
Semarang:Universitas Islam Negeri Undang-Undang Nomor 23 Tahun
Walisongo.. 2011 Pasal 25 dan 26 Tinjauan
General, Assembly United Nations. 2015. Maqāṣid Asy-Syarī’ah. Yogyakarta:
Transforming our World : The 2030 Universitas Islam Indonesia.
Agenda For Sustainable Romdhoni, Abdul Haris. 2017. Zakat
Development dalam Mendorong Pertumbuhan
Huda, Nurul dkk.2015. Zakat Perspektif Ekonomi dan Pengentasan
Mikro-Makro pendekatan Riset. Kemiskinan, Jurnal Ilmiah Ekonomi
Jakarta:Prenamedia Group Islam.
IAIN, 2018. Pedoman Penulisan Karya Sumadi. 2017. Optimalisasi Potensi Dana
Ilmiah. Jember: IAIN Jember Press. Zakat, Infaq, Sadaqah dalam
Irawan, Feri. 2018. Peran Filantropi Zakat Pemerataan Ekonomi di Kabupaten
dalam Pengentasan Kemiskinan di Sukoharjo (Studi Kasus di Badan
Indonesia. Al-Munawwarah: Jurnal Amil Zakat Daerah Kab. Sukoharjo).
Ilmu Pendidikan Islam. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam.
Khanifa, Nurma Khusna. 2018. Penguatan Sumodiningrat, 1997. Pembagunan
Peran Ziswaf dalam Menyongsong Daerah dan Pemberdayaan
Era SDGs Kajian Filantropi BMT Masyarakat, Jakarta: Bina Rena
Tamzis Wonosobo. Jurnal Studi Pariwara.
Islam. Wonosobo:Universitas Sains Undang-Undang No. 23 tahun 2011
Al Qur’an. tentang Pengelolaan Zakat.
Moeloeng, J.Lexy. 2017. Metodologi Wirayudha, Moch Giorardo Rekyan. 2018.
Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Analisis Pola Penyaluran Dana
Remaja Rosdakarya Zakat Produktif Dari Baznas Melalui
Mrd, Misbah. 2017. Pengelolaan Zakat Pembiayaan Studi Pada BPRS
Produktif Ditinjau Dari Hukum Margirizki Bahagia Cabang
Islam, Studi Kasus Kantor Badan Wonosari, Gunung Kidul.
Amil Zakat Nasional Mandailing

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id


Surakarta:Institut Agama Islam
Negeri Surakarta.
www.bappenas.go.id
http://baznas.djember.info/index.php/site/b
erita/54.
http://sdgsindonesia.or.id
http://sustainabledevelopment.un.org.

digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id — digilib.iain-jember.ac.id

Anda mungkin juga menyukai