Anda di halaman 1dari 52

KONSERVASI

Vignette:
Seorang perempuan berusia 23 tahun datang ke RSGM dengan keluhan gig
belakang bawah kiri berlubang dan terasa ngilu bila kemasukan makanan atau saat
terkena minuman dingin. Pada pemeriksaan intraoral tampak gigi 36 karies dentin
pada permukaan oklusal. Pemeriksaan vitalitas dengan tes termal (+), tes perkusi
(-). tes tekan (-), kegoyangan gigi (-). Pemeriksaan radiologi tidak ada kelainan
periapikal.
Tugas Kandidat:
1. Tuliskan diagnosis pada kasus tersebut!
2. Tuliskan rencana perawatan pada kasus tersebut!
3. Simulasikan dan verbalkan tahap-tahap perawatan pada gigi tersebut!

Jawaban
Baik Dokter, Izin memperkenalkan diri (Sebut Nama dan Universitas) sebut
dengan jelas dan pelan baru jawab soal!
1. DIAGNOSIS :
Gigi 36 Pulpitis Reversibel dengan Normal Apical Tissue (Berdasarkan
Klasifikasi AAE)

2. RENCANA PERAWATAN :
Restorasi Direct Composite Class II menggunakan packable Resin Komposit

3. TAHAP-TAHAP PERAWATAN
a. Senyum, salam, sapa penguji (sebutkan nama dan asal universitas)
b. Persiapan operator:
● Cuci tangan 6 langkah berdasarkan WHO (basahi dibawah air
mengalir dan sabun, gosok telapak tangan,punggung tangan kanan
dan kiri, sela sela jari, gerakan mengunci pada buku-buku jari,
memutar pada ibu jari, gerakan memutar ujung jari di telapak tangan,
dan memutar pergelangan tangan, bilas dan keringkan)
● Pemakaian APD (masker dan handscoon, atau menggunakan apd
level 3 di masa pandemi yaitu memasang inner glove, head cap,
masker n95, googles, hazmat, outer gloves, boots)
c. Persiapan alat dan bahan yang terdiri dari (angkat instrumen dan bahan
tunjukkan ke penguji) :
● Set diagnostic kit (2 kaca mulut, sonde lurus, sonde halfmoon,
excavator, pinset dental)
● cotton roll , cotton pellet
● rubber dam kit
● povidone iodine 1%
● gelas kumur
● polibib
● suction
● round diamond bur
● Flame diamond bur
● handpiece contra angle high speed dan low speed
● cavity cleanser (CHX 2%)
● Etsa (Asam fosfat 37%)
● Dentin Bonding Agent (asam poliakrilat 10%)
● Resin Komposit Packable
● Plastic Filling Instrument
● Cement stopper
● Light Curing Unit
● Microbrush
● GIC tipe 3/ RMGIC / CaOH (Liner)/ *Bahan Liner Sesuaikan sama
yang ada di station nanti liat baik-baik
● Mixing Slab
● Paper Pad
● Matrix
● Wedge
● Spatula GIC
● Cement Spatel (untuk manipulasi CaOH)
● Tumpatan Sementara (Kalau linernya pake GIC)
● Articulating Paper
● White Stone
● Fine Finishing Bur
● Composite Polishing Kit dan Enhancer

d. Mempersilahkan pasien duduk di dental unit posisi semi supine/semi


sitting membentuk sudut 60 derajat terhadap lantai, pastikan ketinggian
siku operator sejajar mulut pasien. Pasangkan polibib pada pasien
e. Nyalakan lampu dental unit
f. Mengatur posisi operator di samping kanan pasien (jam 11-12)
g. Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis daerah kerja. Minta pasien
untuk berkumur dengan Povidone Iodine 1% 20-30 detik, buang tanpa
dibilas
h. Isolasi daerah kerja dengan memasangkan rubber dam atau isolasi
dengan cotton roll
i. Lakukan ekskavasi jaringan karies dengan menggunakan eskavator dan
round metal bur
j. Preparasi dengan prinsip minimal invasive menggunakan round diamond
bur yang dipasang pada handpiece high speed. Kemudian membentuk
dovetail, channel dan oklusal step pada oklusal, dan membuat bevel pada
axio pulpal line angle, axio buccal line angle, axio lingual line angle,
dan gingival wall pada proksimal menggunakan flame diamond bur
k. Bersihkan kavitas menggunakan Cavity Cleanser CHX 2%, Bilas dengan
air dan keringkan dengan udara dari threeway syringe (atau chip blower)
l. Lakukan penentuan warna restorasi dengan bantuan shade guide
m. Prosedur Restorasi
Liner CaOH2 *kalo ada bahannya aja ya
- Manipulasi base dan catalyst perbandingan sesuai dengan instruksi pabrik
diatas mixing slab menggunakan cement spatle dengan Teknik rotary mixing
hingga homogen, ambil adonan dan aplikasikan ke dalam kavitas dengan
ketebalan 0,5mm (selapis tipis) → lanjut ke etsa biasa sampai akhir

Basis RMGIC (Resto Sandwich) (kalau bahan yg disediakan RM GIC)


- Aplikasikan dentin conditioner (asam poliakrilat 10%) menggunakan
microbrush pada kavitas, bilas dengan air dan keringkan hingga moist
dengan threeway syringe
- Manipulasi bubuk dan cairan RMGIC dengan spatula GIC diatas
mixing slab yang dialasi paper pad, aduk dengan Gerakan melipat
dan menekan hingga homogen. Ambil adonan dan aplikasikan ke
dalam kavitas dengan ketebalan 0,5-1 mm
- Light cure selama 20 detik → lanjut ke etsa biasa sampai akhir
*Kalau Basis GIC tipe 3*
- Aplikasikan dentin conditioner (asam poliakrilat 10%) menggunakan
microbrush pada kavitas, bilas dengan air dan keringkan hingga moist
dengan threeway syringe
- Manipulasi bubuk dan cairan GIC Tipe 3 dengan spatula GIC diatas
paper pad yang dialasi mixing slab, aduk dengan Gerakan fold and
press hingga homogen. Ambil adonan dan aplikasikan ke dalam
kavitas dengan ketebalan 0,5mm (selapis tipis)
- Tunggu hingga initial setting, tumpat dengan tumpatan sementara,
instruksikan pasien untuk datang 1 hari setelah tindakan, setelah 1 hari pasca
tindakan bongkar tumpatan sementara dengan round diamond bur bilas dan
keringkan. → lanjut etsa asam sampai akhir

Etsa Asam
- Aplikasikan bahan etsa (asam fosfat 37%) pada seluruh permukaan
kavitas dengan menggunakan microbrush, diamkan 15-20 detik atau
sesuai petunjuk pabrik.
- Bilas dengan air dan keringkan hingga Frosty white appearance

Bonding
- Aplikasikan selapis tipis bonding agent pada seluruh permukaan
kavitas yang telah di etsa dengan menggunakan microbrush.
- Tipiskan bonding agent pada kavitas dengan udara ringan dari three
way syringe agar bonding agent merata dan solvent menguap, lalu
diamkan selama 5 detik.
- Lakukan penyinaran dengan light cure selama 10-15 detik.

Pasangkan proximal matriks dan wedge pada gigi yang akan


ditumpat:
- Potong pita matriks 5 cm, satukan kedua ujungnya dan sisipkan pada
pemegangnya
- Jepit matriks dengan memutar tombol penjepit pada pemegang searah
jarum jam
- Pasang matriks pada gigi dari arah anterior dengan pemegang di
bagian bukal, kencangkan matriks pada gigi dengan memutar tombol
pengencang pada pemegangan searah jarum jam sampai matriks tidak
bergerak. Rapatkan matriks dengan baji ke gigi
- Periksa kerapatan matriks terhadap gigi dengan sonde

Penumpatan dengan Komposit


- Aplikasikan komposit packable menggunakan plastic filling instrument
pada kavitas dengan teknik incremental layering (tebal komposit
maksimal 2 mm tiap lapisan) dan dimampatkan menggunakan cement
stopper.
- Bentuk tumpatan sesuai anatomi meliputi pit dan fissure.
- Lakukan penyinaran dengan light cure selama 15-20 detik atau sesuai
dengan aturan pabrik pada tiap lapisan komposit.
- Lepaskan matrix, wedge dan rubber dam

Pengecekan Oklusi
- Lakukan pengecekan hasil tumpatan dengan sonde untuk
memeriksanya ada tidaknya step/garis demarkasi batas antara
tumpatan dengan struktur gigi,
- Lakukan pengecekan oklusi dengan articulating paper.
- Jika ada jejas berlebih pada hasil restorasi yang ditandai dengan
warna yang tebal, lakukan penyesuaian oklusi dengan fine finishing
bur.
- Cek kembali oklusi pasien.
- Lakukan prosedur polishing dengan bur polishing (rubber cup,
rubber point, rubber disk) poles dalam keadaan lembab

n. KIE post restorasi


◼ Jangan makan minum 30-60 menit pasca perawatan
◼ Jangan mengunyah pada sisi yang dirawat selama sehari
◼ Hindari makanan yang terlalu keras
◼ Hindari makanan atau minuman bersoda dan berwarna.
◼ Tetap menjaga Oral Hygiene dengan menyikat gigi 2 kali sehari (pagi
setelah makan dan malam sebelum tidur)
◼ Jika ada keluhan dapat menghubungi dokter.

o. Tanyakan pada pasien apakah sudah puas dengan hasil restorasi dengan
memberikan kaca kepada pasien.
p. Matikan lampu dental unit.
q. Persilahkan pasien keluar ruangan dan instruksikan untuk kontrol 1 Minggu
pasca tindakan.
r. Lepaskan APD, rapikan alat bahan dan buang sampah medis.

VERSI PSA (Step Back)


1. Senyum, salam, sapa
2. Mencuci tangan sesuai 6 langkah WHO
3. Memakai APD level 3 (sesuai urutan)
- masker bedah
- handscoon lapis pertama
- surgical cap masker N95
- hazmat
- Boots
- googles
- face shield
- apron
- handscoon lapis kedua
4. Persiapan pasien Posisi pasien: pasien duduk semi supine, mulut pasien
sejajar siku operator. oklusal RA 45 derajat terhadap lantai, oklusal RB
sejajar lantai Pasien berkumur povidone iodine 1% selama 30-60 detik
5. Posisi operator
6. Alat dan Bahan :
Alat :
- APD Level 3
- Shade Guide
- Rubber dam
- Diagnostik kit (Kaca mulut, sonde, pinset dental, ekskavator)
- Nierbeken
- Handpiece low speed dan high speed
- Round diamond bur
- Flat end diamond bur
- Endo access bur
- K-file no 8-45
- Jarum ekstirpasi (Barbed broach)
- Endoblock
- Syringe irigasi
- Syringe anestesi
- Glass lab
- Spatula semen
- Semen stopper
- Jarum lentulo
- Spreader Plugger
- Plastic filling instrument
- Three way syringe
- Fine finishing bur
- Sand rubber cup
- Saliva ejector
Bahan :
- Cotton roll
- Cotton pellet
- Paper pad
- NaOCl 2,5%
- EDTA
- Aquades
- Gutta percha
- Paper point
- Ca(OH)2
- Sealer resin (AH+)
- Articulating paper
- Resin komposit
- Larutan anestesi
- Syringe anestesi
- Zinc phosphat
7. Operator berada pada kanan depan pasien atau arah jam 8-12
8. Asepsis daerah kerja yang akan dilakukan anestesi
9. Anestesi lokal pada gigi yang akan dilakukan PSA
10. Evaluasi anestesi
11. Isolasi menggunakan rubber dam
12. Membersihkan jaringan karies nekrotik dengan menggunakan round
diamond bur atau ekskavator
13. Membuat access opening menggunakan endo access bur
- Anterior : dari arah palatal tegak lurus sumbu gigi hingga menembus
dentin (2-3mm) lalu sejajar sumbu gigi hingga mencapai pulpa
- Posterior : dari oklusal sejajar sumbu gigi hingga mencapai pulpa.
Lalu membebaskan tanduk pulpa dengan cara menarik endo access
bur ke arah oklusal hingga tanduk pulpa terangkat semua dan
diarahkan ke mesial dan distal. Cek dengan sonde pada seluruh
dinding pulpa untuk memastikan tanduk pulpa terangkat semua.
14. Access opening selesai bila: Kavitas bebas dari karies dan restorasi yang
buruk Pandangan ke orifice dan SA jelas Alat dapat masuk ke SA tanpa
hambatan Atap pulpa sudah terangkat semua Bentuk kavitas memberi
retensi yang baik untuk TS
15. Prosedur glide path menggunakan EDTA gel yang diulaskan pada k-file
nomer kecil (file #8, 10, 15) untuk mencapai straight line access dari coronal
ke apikal.
16. Ekstirpasi jarum pulpa menggunakan jarum ekstirpasi (NB : Ekstirpasi
hanya untuk kasus pulpitis irreversible, saat ujian disesuaikan dengan
skenarionya. Untuk kondisi nekrosis pulpa tidak perlu ekstirpasi)
17. Ukur panjang kerja menggunakan K file nomor kecil (memasukkan file
nomor kecil yang diberi stopper sesuai panjang rata-rata gigi dikurangi 1-2
mm, stopper diletakkan pada bagian puncak cusp tertinggi)
18. Konfirmasi dengan trial foto (Diagnostic Wire Photo / DWP)
19. Melakukan apical gauging dengan cara memasukkan file dari nomor kecil
hingga mendapatkan tug back untuk menentukan diameter apikal konstriksi.
20. Preparasi dengan teknik step back
- Preparasi menggunakan K-File dengan gerakan reaming dimulai dari
no. 15, dan naikkan nomor file hingga no. 25 sesuai panjang kerja
yang ditandai dengan stopper.
- Setiap pergantian alat dilakukan irigasi dan rekapitulasi (menggunakan
initial file - MAF)
- Irigasi dilakukan dengan menggunakan bahan NaOCl 2.5%, bergantian
dengan EDTA 17% dan CHX 0.2% yang diselingi dengan aquadest
kemudian keringkan menggunakan paper point.
- Preparasi di ⅓ apikal dikatakan selesai jika sudah tidak didapatkan
debris dentin nekrotik saat di irigasi. (MAF : no. 25)
- MAF di cek dengan guttap no 25.
- Dilakukan preparasi Saluran Akar pada ⅔ coronal yaitu dengan
preparasi menggunakan :
- K-File no 30: panjang kerja – 1mm
- Dilanjutkan dengan K-File no 35: panjang kerja – 2mm
- Dilanjutkan dengan K-File no 40: panjang kerja – 3mm
- Dilanjutkan dengan K-File no 45: panjang kerja sama dengan K-File no
40 (dst)
- Setiap pergantian alat dilakukan irigasi, pengeringan dengan paper
point dan rekapitulasi
- Irigasi dilakukan dengan menggunakan bahan NaOCl 2.5%, bergantian
dengan EDTA 17%, dan CHX 0.2% yang diselingi dengan aquadest.
Kemudian keringkan dengan paper point
- preparasi dikatakan selesai jika sudah tidak terdapat serbuk debris
dentin saat irigasi pada
21. Trial gutta percha dengan menggunakan gutta perca utama sesuai
dengan ukuran MAF (K File no 25) guttap no 25 yang ditandai sesuai panjang
kerja dan dilakukan trial foto
22. Lakukan sterilisasi menggunakan Ca(OH)2 dengan tip aplikator diberi
stopper pada panjang kerja - 2mm, pasta diinjeksikan perlahan ke dalam
orifice sambil ditarik mundur hingga orifice terisi pasta, lalu ditutup dengan
cotton pellet dan TS
23. Kontrol H+7 untuk dilakukan obturasi
24. Dilakukan pengecekkan secara subjektivitas (tidak ada keluhan sakit),
Objektivitas (perkusi, bite tes, TS masih dalam keadaan baik, tidak ada
pembengkakan pada daerah sekitar, pengecekkan dengan paper point tidak
ditemukan adanya eksudat)
25. Bongkar tumpatan sementara, Obturasi dilakukan dengan guttap point
dan pasta saluran akar berbasis resin (AH26, AH+, topsil) dengan teknik
kondensasi lateral
26. Pengapilkasian bahan sealer AH+ ke saluran akar dengan jarum lentulo.
Jarum lentulo diaplikasikan dengan low speed handpiece atau manual. Jarum
lentulo dimasukkan kemudian digerakkan ke saluran akar
27. Guttap point utama dioleskan dengan sealer AH+ kemudian dimasukkan
kedalam saluran akar, lalu ditekan menggunakan spreader. Spreader
dimasukkan sepanjang panjang kerja lalu di tekan ke lateral sampai rapat
dengan dinding SA dan ditarik perlahan dengan arah counter clockwise.
28. Lalu guttap point tambahan yang telah dioleskan sealer dimasukkan ke
dalam saluran akar, tekan dengan spreader
29. Lakukan hingga saluran akar terisi penuh dan hermetis
30. Potong guttap point 1mm di bawah orifice dengan ekskavator yang
dipanaskan
31. Gunakan plugger yang telah dipanaskan untuk menekan guttap
32. Bersihkan kamar pulpa dari sisa-sisa sealer, tutup dengan cotton pellet
dan TS
33. Evaluasi pengisian dengan RO foto untuk mengetahui hasil pengisian SA
hermetis
34. Aduk Zinc Phospat pada glass lab dengan spatula semen, aplikasikan
pada kavitas dengan ketebalan kurang lebih 2 mm lalu tutup cotton pellet dan
beri TS
35. KIE :
- instruksi tidak makan dan minum selama 30 menit
- menjaga OH
- kontrol 1 minggu kemudian untuk memeriksa adanya keluhan dan
pembuatan restorasi selanjutnya
- Tanyakan pada pasien apakah masih ada yang ingin ditanyakan
(feedback)
DEMIKIAN,TERIMAKASIH DOKTER
PROSTODONSIA
Vignette:
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke RSGM dengan keluhan kesulitan
mengunyah. Anamnesis: pasien ingin dibuatkan gigi tiruan yang dapat dilepas
pasang. Pemeriksaan intra oral: edentulus gigi 18, 17, 16, 26, 27, 28. Dokter gigi
telah melakukan prosedur pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan berbahan akrilik
dan sampai pada tahap pemasangan gigi tiruan pada rahang bawah.
Tugas Kandidat:
1. Verbalkan klasifikasi kehilangan gigi pada kasus tersebut?
2. Simulasikan dan verbalkan prosedur pemasangan/insersi gigi tiruan pada
kasus tersebut!
3. Verbalkan KIE pasca insersi pada kasus tersebut!

Jawaban
Baik Dokter, Izin memperkenalkan diri (Sebut Nama dan Universitas) sebut
dengan jelas dan pelan baru jawab soal!

1. Klasifikasi Kennedy Kelas I (Bilateral Free-end) Rahang Atas


2. Prosedur Insersi GTSL
a. Senyum, salam, sapa pasien.
b. PERSIAPAN OPERATOR:
- Cuci tangan 6 langkah berdasarkan WHO (basahi dibawah air
mengalir dan sabun, gosok telapak tangan, punggung tangan kanan
dan kiri, sela sela jari, gerakan mengunci pada buku-buku jari,
memutar pada ibu jari, gerakan memutar ujung jari di telapak tangan,
dan memutar pergelangan tangan, bilas dan keringkan)
- Pemakaian APD yaitu masker dan handscoon atau APD level 3 pada
masa pandemi (handscoon dalam, headcap, masker N95, google,
hazmat/coverall, sepatu boots, handscoon luar)
c. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN yang terdiri dari (angkat instrumen
dan bahan tunjukkan ke penguji):
- Set diagnostic kit (2 kaca mulut, sonde lurus, sonde halfmoon,
eskavator, pinset dental, nierbekken)
- cotton roll, cotton pellet
- Gelas Kumur
- Povidone Iodine 1%
- GTSL akrilik rahang bawah sesuai kasus
- Tang Adam
- Articulating Paper tapal kuda
- Finishing Bur/ Frazer bur
- White stone bur
- Low speed Straight Handpiece
- Three-way syringe atau chip blower
d. PERSIAPAN PASIEN →
- Mempersilahkan pasien duduk di dental unit posisi tegak lurus,
pastikan ketinggian siku operator sejajar mulut pasien. Pasangkan
polibib pada pasien.
- Instruksikan pasien untuk berkumur dengan Povidone iodine 1%
e. Mengatur posisi operator di depan kanan pasien (jam 7-9)
f. Nyalakan lampu dental unit.
g. Evaluasi daerah rahang atas pasien :
- Jika pasien masih menggunakan GTSL lama, lepaskan dari mulut
pasien
- Pastikan tidak ada daerah eritema di mukosa keratin dan non keratin
sekitar rahang bawah pasien
- pastikan tidak ada daerah ulserasi
- Periksa kebersihan rongga mulut pasien pastikan tidak ada plak dan
debris yang masih tersisa
h. Evaluasi GTSL rahang atas :
- Bersihkan GTSL di bawah air mengalir kemudian keringkan.
- Pastikan basis GTSL tidak porus, elemen gigi sesuai dengan
kebutuhan
- Evaluasi permukaan poles / cameo surface GTSL dipastikan halus,
dan mengkilat tidak ada daerah yang tajam
- Pastikan permukaan akrilik yang menekan mukosa juga halus dan
tidak ada daerah yang tajam
- Pastikan gambaran gusi stippling, papilla interdental dan garis
servikal terlihat jelas. harus terpoles juga karena jika tidak akan
menjadi retensi makanan di interdental
- Batas Tepi dan sayap GTSL akrilik harus dipastikan membulat dan
sesuai dengan anatomi
- Ujung klamer pada GTSL harus dipastikan tidak tajam
i. Insersi GTSL :
- Pasang GTSL rahang bawah sesuai arah pasang, minta pasien untuk
menutup mulut.
- Evaluasi profil wajah pasien (Amati profil wajah pasien, tonus otot
bibir atas-bawah, sudut mulut, sudut nasolabial, sulkus nasolabial,
dan sudut mentolabial)
- Evaluasi estetik (Amati susunan anasir Gigi sudah sesuai dengan
warna shade guide, dan tersusun dengan baik dan benar)
- Evaluasi retensi (menekan salah satu sisi basis menggunakan kaca
mulut ke arah yang berlawanan dengan arah pasang), jika kurang
retentif maka lengan klamer dapat disesuaikan dengan tang klamer
- Evaluasi support dan jaringan lunak (tekan GTSL kanan dan kiri
bawah secara bersamaan, tanyakan pada pasien apakah ada yang
sakit dan tidak nyaman) dan,
- Evaluasi stabilisasi (pasien disuruh bicara, amati apakah terjadi
rocking/ kegoyangan GTSL pada saat px berbicara)
- Periksa fungsi bicara pasien dengan meminta pasien mengucapkan
huruf S,M,V,R
- Cek oklusi menggunakan articulating paper tapal kuda. Kurangi area
dengan warna tebal menggunakan white stone atau fraser bur
j. Lepaskan GTSL dari rahang pasien, bilas dengan air bersih kemudian
letakkan di nierbeken, evaluasi kembali mukosa rahang bawah pasien
apakah ada eritema setelah dilakukan insersi GTSL
KIE Post Insersi :
- Pasien diajarkan cara melepas dan memasang GTSL sesuai arah pasang,
sebaiknya di depan cermin agar operator dapat mengevaluasi jika pasien
kesulitan mencoba memasang sendiri.
- Pasien diajarkan cara membersihkan GTSL, yaitu dengan menggunakan
denture cleanser atau menyikat dengan sikat gigi kemudian bilas dengan air
mengalir, di atas wadah berisi air untuk menghindari GTSL pecah.
- Instruksikan pasien untuk 24 jam pertama GTSL dipakai sepanjang hari,
dilepas ketika makan, diletakan di wadah berisi air
- Tanyakan feedback pada pasien apakah ada hal yang ingin ditanyakan
- Jika tidak pasien dipersilahkan pulang dan instruksikan untuk kontrol I
keesokan harinya, Kontrol 2 pada hari ke-3 dan kontrol 3 pada hari ke-7
DEMIKIAN,TERIMAKASIH DOKTER
IKGM
Vignette:
Seorang dokter gigi melakukan survei kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dan
hasilnya, menunjukkan prevalensi early childhood caries yang tinggi pada anak
balita. Selaniutnya, dokter gigi mengadakan promosi kesehatan kepada ibu-ibu pada
kegiatan UKGMD di posyandu. Pada kegiatan tersebut banyak ibu menyampaikan
pertanyaan terkait bagaimana cara mencegah teriadinya gigi berlubana pada anak
balita.

Tugas Kandidat:
1. Verbalkan kepada penguji faktor resiko berdasarkan skenario tersebut!
2. Verbalkan kepada, penguji cara mencegah terjadinya gigi berlubang
berdasarkan scenario tersebut!
3. Simulasikan dan verbalkan cara menyikat gigi yang sesuai untuk balita
menggunakan alat peraga!
Jawab:
Baik Dokter, Izin memperkenalkan diri (Sebut Nama dan Universitas) sebut
dengan jelas dan pelan baru jawab soal!

1. Faktor Resiko
ECC terjadi jika terdapat faktor-faktor seperti host, agen, substrat, dan waktu.
Selain itu, ECC juga dipengaruhi kondisi sosial ekonomi orangtua, kondisi karies
aktif pada orang tua, pola konsumsi pada anak, dan penggunaan botol untuk
minum susu *penjelasannya hafalin pakai bahasa sendiri aja biar ga bingung.
a. Host
Struktur lapisan enamel pada gigi berperan dalam proses terjadinya karies.
Selain mempengaruhi komposisi mikroorganisme didalam plak saliva juga
mempengaruhi pH. Karena itu, aliran saliva yang berkurang dapat
menyebabkan karies gigi yang tidak terkendali
b. Agen
Faktor agent dipengaruhi oleh jumlah bakteri dan plak dalam rongga mulut.
Plak gigi berperan penting dalam proses terjadinya karies.
c. Environment
Faktor lingkungan rongga mulut dapat mempengaruhi pembentukan plak
karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme pada
permukaan enamel. Karbohidrat memiliki peran penting dalam pembuatan
asam bagi bakteri dan sintesa polisakarida ekstra sel.
d. Waktu
Karies merupakan suatu penyakit kronis progresif yang membutuhkan waktu
beberapa bulan bahkan tahun untuk dapat berkembang. Lama paparan
makanan yang tinggi sukrosa dapat meningkatkan waktu demineralisasi dan
mempersingkat waktu remineralisasi
Faktor pendukung lainnya antara lain adalah :
a. Keadaan sosial ekonomi orangtua, orangtua dengan kondisi sosial
ekonomi yang rendah cenderung memiliki anak dengan resiko ECC yang
tinggi.
b. Kondisi ibu mempunyai karies gigi aktif atau tidak, kondisi karies pada
orangtua dapat dialami juga oleh anaknya karena ada kemungkinan
transfer bakteri saat orangtua berbagi alat makan dengan anak.
c. Pola konsumsi anak, sering makan cemilan / minum minuman
mengandung gula per hari (>3 kali/hari) di antara waktu makan dapat
meningkatkan resiko ECC
d. Penggunaan botol untuk minum susu, penggunaan botol untuk minum
susu pada anak-anak dapat meningkatkan resiko retensi plak, terutama
bila anak tidur sambil minum susu dari botol.

2. Pencegahan ECC
a. Pemilihan sikat gigi yang lembut dan ukuran yang sesuai dengan umur.
b. Frekuensi menyikat gigi 2x sehari pagi setelah makan dan malam sebelum
tidur
c. Pasta gigi sebesar biji jagung
d. Sikat gigi diganti 3 bulan sekali tidak digunakan bersamaan dengan org
lain
- Instruksikan pada orangtua kontrol berkala
- Instruksikan pada orangtua untuk menggunakan air minum yang
berfluoride
- Instruksikan orang tua ke drg untuk melakukan TAF (3 bulan sekali)
untuk anak resiko karies tinggi
- Instruksikan tidak menggunakan alat makan yang bersamaan
- Edukasi orangtua bahwa pemberian ASI kepada anak lebih bagus
- Pemberian susu >7x per hari setelah umur 12 bulan dapat
meningkatkan resiko ECC
3. Cara menyikat gigi pada balita (diberitahu kepada ibunya):
SIMULASI CARA MENYIKAT GIGI PADA BALITA
Baik ibu-ibu sekalian, jadi untuk menjaga gigi anak ibu tetap terjaga, kita awali
dengan :
- Mengajarkan anak kapan waktu sikat gigi yang tepat : yaitu pada pagi hari
setelah sarapan dan malam hari sebelum anak tidur.
- Pemilihan sikat gigi, gunakan ukuran yang sesuai untuk anak balita, dan
untuk pasta gigi nya juga khusus untuk anak tapi tetap yang mengandung
fluoride.
- Langkah sikat giginya : Ambilkan pasta gigi untuk anak ibu ke sikat gigi
cukup sebesar biji jagung, lalu gerakan awalnya:
1. Sikat gigi depan luar dengan gerakan ke atas dan kebawah
2. Untuk bagian belakang luar samping kanan dan kiri bisa dengan gerakan
membentuk lingkaran (membulat)
3. Lalu pada bagian permukaan gigi dalam, dengan gerakan maju mundur
4. lalu pada gigi bagian belakang dalam dengan gerakan keatas dan kebawah
5. dan untuk gigi bagian dalam gigi depan, juga gerakan keatas dan kebawah
6. terakhir bisa kita ajarkan untuk anak menyikat lidah secara perlahan, dengan
sikat gigi menghadap ke bawah.
7. Evaluasi pengetahuan anak-anak dengan menginstruksikan pasien untuk
menyikat gigi sesuai teknik yang diajarkan
instruksi tambahan :
1. bisa juga kita ajarkan penggunaan benang gigi, tetapi harus dalam
pengawasan dari orang tua.

DEMIKIAN,TERIMAKASIH DOKTER
Kalo yang ditanyakan teknik menyikat gigi secara spesifik :

*capek ya? wkwk. Baca sekilas aja bagian ini, cuman buat jaga-jaga aja
1. Teknik Bass :
- Bulu sikat diarahkan parallel terhadap bidang oklusal dengan kepala
sikat menutupi 3-4 gigi dari permukaan paling distal gigi dari setiap
lengkung rahang.
- Sikat diposisikan pada margin gingiva dengan kemiringan 45 derajat
terhadap sumbu panjang gigi.
- Tekanan dan getaran ringan diberikan pada gigi dengan gerakan maju-
mundur.
- Teknik ini menghilangkan plak di atas dan di bawah margin gingiva.
2. Teknik Modified Bass/Sulcus Cleaning :
- Kepala sikat diposisikan parallel terhadap bidang oklusal dengan
kepala sikat menutupi 3-4 gigi dari permukaan paling distal pada setiap
gigi di lengkung rahang.
- Sikat diarahkan 45 derajat terhadap sumbu panjang gigi. Tekanan dan
getaran ringan diaplikasikan pada gigi dengan gerakan maju-mundur.
- Gerakan ini dikombinasikan dengan memegang sikat secara miring ke
arah distal.
- Teknik ini dapat mengurangi inflamasi pada gingiva.
3. Teknik Stillman Seperti teknik Bass :
- bulu sikat diposisikan 45 derajat terhadap gigi.
- Tidak seperti teknik Bass, setengah bulu sikat diletakkan di dalam
sulkus dan setengah bulu sikat diletakkan pada gingiva.
- Gerakan yang dilakukan sama dengan teknik Bass.
4. Teknik Charter :
- Bulu sikat diletakkan 45 derajat terhadap gingiva dengan bulu sikat
diarahkan ke korona.
- Bulu sikat digetarkan secara ringan hingga ujung bulu sikat mencapai
area interproksimal.
5. Teknik Fones
- Bulu sikat diposisikan di permukaan beberapa gigi dengan gerakan
sirkular 4-5 kali untuk setiap bagian gigi.
6. Teknik Leonard :
- Bulu sikat diarahkan 90 derajat terhadap permukaan fasial dalam
posisi oklusi edge to edge anterior dan posterior.
- Bulu sikat diarahkan tegak lurus terhadap sumbu panjang gigi.
Lakukan penyikatan dengan tekanan yang cukup besar dengan
gerakan naik-turun pada permukan gigi dengan rotasi ringan setelah
berkontak dengan margin gingiva.
7. Teknik Horizontal Scrub :
- Bulu sikat diarahkan tegak lurus terhadap sumbu panjang gigi dengan
pergerakan ringan ke segala arah.
8. Teknik Modified Stillman :
- Bulu sikat diarahkan ke apikal secara miring terhadap sumbu panjang
gigi dan sebagian bulu sikat diletakkan di servikal gigi dan sebagian di
gingiva.
- Bulu sikat digetarkan dengan gerakan maju-mundur ke arah koronal
sebanyak 20 kali gerakan.
9. Dental Floss :
- Siapkan benang sepanjang 15mm dan dililitkan di kedua jari telunjuk di
kedua tangan.
- Benang dituntun dengan kedua jari melalui daerah titik kontak
perlahan-lahan dan kemudian melingkari permukaan interproksimal
pada setiap gigi dengan bergantian untuk menghilangkan plak.
- Gunakan jari-jari telunjuk kedua belah tangan untuk mengendalikan
benang waktu membersihkan daerah interdental rahang bawah
- Untuk gigi atas, jari-jari yang dianjurkan untuk dipakai adalah jari
telunjuk dan ibu jari
- Bagian benang yang digunakan harus bersih untuk menghindari
kemungkinan perpindahan mikroorganisme dari satu sisi ke sisi lainnya
10. Sikat Lidah :
- Siapkan alat penyikat lidah dan pastikan alat bersih dengan
mengalirkan air ke sikat
- Letakkan perlahan bagian sikat lidah di posterior lidah
- Tarik sikat ke arah anterior dengan tekanan ringan dari satu sisi ke sisi
lidah lainnya
- Lakukan di depan cermin hingga seluruh permukaan lidah bersih 4.
- Instruksikan pada pasien, terutama pasien anak, untuk mencoba
mempraktikkan hal yang sudah diajarkan dengan menggunakan
phantom dan sikat gigi

Evaluasi pengetahuan anak dengan menanyakan frekuensi dan cara menyikat gigi,
menggunakan dental floss, dan menggunakan sikat lidah yang baik dan benar
IKGA
PRR
Vignette:
Seorang anak perempuan berusia 8 tahun datang diantar avahnva ke Dokter gigi
dengan keluhan gigi kiri bawah belakang linu bila dipakai makan/minum dingin.
Pemeriksaan intra oral gigi 36 karies mencapai dentin pada salah satu. Fissure di
oklusal, tes vitalitas (+). Dokter gigi akan melakukan tindakan Preventive Adhesive
Restoration tipe B pada gigi 36.
Tugas Kandidat:
1. Lakukan dan verbalkan pemilihan alat dan bahan untuk kasus tersebut!
2. Simulasikan dan verbalkan tahapan perawatan untuk kasus tersebut!
Jawaban :
Baik Dokter, Izin memperkenalkan diri (Sebut Nama dan Universitas) sebut
dengan jelas dan pelan baru jawab soal!
1. Alat dan Bahan
· 1 set alat diagnostic (2 kaca mulut, pinset, sonde halfmoon, eskavator)
· Nierbeken
· Polibib
· Handpiece (low speed dan high speed)
· Alat preparasi : round bur (metal dan diamond) , fissure silindris bur
· chx 0,2%
· disclosing agent
· bristle brush
· pumice
· rubber cup
· microbrush
· etsa (asam fosfat 37%)
· bonding agent
· Flowable composite/Unfilled Resin (Sealant)
· Diluted Composite Resin
· articulating paper
· fine finishing bur
· rubber cups
2. tahap kerja
a. PERSIAPAN OPERATOR
- Cuci tangan 6 langkah berdasarkan WHO (basahi dibawah air mengalir dan
sabun, gosok telapak tangan, punggung tangan kanan dan kiri, sela sela
jari, gerakan mengunci pada buku-buku jari, memutar pada ibu jari,
gerakan memutar ujung jari di telapak tangan, dan memutar pergelangan
tangan, bilas dan keringkan)
- Pemakaian APD yaitu masker dan handscoon atau APD level 3 pada masa
pandemi (handscoon dalam, headcap, masker N95, google,
hazmat/coverall, sepatu boots, handscoon luar)
b. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN (sesuai yang telah disebutkan
sebelumnya).
c. PERSIAPAN PASIEN
- Posisi Pasien:
➔ Posisi semi supine dengan pinggul pasien berada pada batas antara
sandaran dan kursi dental chair.
➔ Oklusal RA bersudut 45° dari lantai, Oklusal RB sejajar lantai, mulut
pasien setinggi siku operator
- Pasangkan polibib pada dada pasien dan persiapkan saliva ejector,
beserta gelas kumur berisi povidone iodine 1%
d. POSISI OPERATOR : dari depan kanan px
e. Asepsis dan antisepsis → pasien diinstruksikan kumur povidone iodine 1%
selama 30 detik tanpa dibilas.
f. Isolasi daerah kerja menggunakan cotton roll dan saliva ejector
g. DHE dan Oral profilaksis menggunakan disclosing agent yang diaplikasikan
keseluruh permukaan gigi menggunakan cotton pellet, kemudian dibersihkan
dengan pumice dan bristle brush yang terpasang pada low speed contra
angle handpiece.
h. Pasien di instruksikan untuk berkumur
i. Eskavasi jaringan karies menggunakan ekskavator dan round diamond bur
no. 1 atau 2.
j. Preparasi kavitas menggunakan round diamond bur hingga menghilangkan
unsupported enamel. Ratakan dasar kavitas menggunakan flat-end silindris
diamond bur
k. Irigasi kavitas menggunakan three way syringe, kemudian keringkan dan
ganti cotton roll
l. Cuci kavitas dengan Chx 2% (Cavity Cleanser)
m. Aplikasi etsa (asam fosfat 37%) pada cavo surface enamel margin dengan
microbrush ditunggu hingga 20 detik/sesuai aturan pabrik
n. Dilakukan pembilasan dan dikeringkan hingga chalky white atau frosty white
appearance, isolasi kembali menggunakan cotton roll
o. Aplikasi bonding agent di atas permukaan yang di etsa menggunakan
microbrush kemudian di anginkan menggunakan threeway syringe selama 10
detik kemudian lakukan curing menggunakan light curing unit selama 20 detik
p. Aplikasikan dilute resin composite ke dasar kavitas menggunakan
plastic filling instrument dan flowable composite (sealant) ke pit dan
fissure yang dalam menggunakan aplikator khusus yang tersedia (biasanya
bentuk syringe), kemudian ratakan hingga ke seluruh pit dan fissure yang
sehat menggunakan sonde.
q. Curing menggunakan light curing unit selama 20 detik
r. Cek oklusi menggunakan articulating paper, kurangi bagian yang tebal di
menggunakan fine finishing bur / white stone
s. Polishing menggunakan rubber cup
t. CLOSING :
o Tidak boleh makan dan minum 30 menit hingga 1 jam
o Makan dan minum di sisi yang tidak dilakukan perawatan
o Menjaga OH dengan menyikat gigi 2 kali sehari, pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur.
o Intruksikan pasien untuk control 1 minggu setelah perawatan
o Intruksi pasien untuk control rutin 3-6 bulan sekali
u. Feedback : tanyakan pada orangtua pasien apakan ada yang ingin
ditanyakan
DEMIKIAN,TERIMAKASIH DOKTER
PULPEKTOMI
tahap kerja
a. PERSIAPAN OPERATOR
- Cuci tangan 6 langkah berdasarkan WHO (basahi dibawah air mengalir dan
sabun, gosok telapak tangan,punggung tangan kanan dan kiri, sela sela
jari, gerakan mengunci pada buku-buku jari, memutar pada ibu jari,
gerakan memutar ujung jari di telapak tangan, dan memutar pergelangan
tangan, bilas dan keringkan)
- Pemakaian APD yaitu masker dan handscoon atau APD level 3 pada masa
pandemi (handscoon dalam, headcap, masker N95, google,
hazmat/coverall, sepatu boots, handscoon luar)
b. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN (sesuai yang telah disebutkan
sebelumnya).
○ 1 set alat diagnostic (2 kaca mulut, pinset, sonde halfmoon, eskavator)
○ Nierbeken
○ povidone iodine 10%
○ povidone iodine 1%
○ gelas kumur
○ Polibib
○ Handpiece (low speed dan high speed)
○ Alat preparasi : round bur (metal dan diamond) , fissure silindris bur
○ disclosing agent
○ bristle brush
○ pumice
○ Syringe anestesi, ampul anestesi *kalau giginya vital
○ Barbed broach
○ K-file #15-60 (tapi mungkin nanti yang disediakan cuma sampai 40)
○ ZOE
○ ZnPo
○ Mixing Slab
○ Paper pad
○ Cement Spatle
○ Round Metal bur
○ Round diamond bur
○ White Stone
○ Low speed contra-angle handpiece
○ High Speed handpiece
○ Articulating paper
○ Spuit irigasi
○ H2O2 3% , NaOCl 9% , Aquadest steril
c. PERSIAPAN PASIEN
- Posisi Pasien:
➔ Posisi semi supine dengan pinggul pasien berada pada batas antara
sandaran dan kursi dental chair.
➔ Oklusal RA bersudut 45° dari lantai, Oklusal RB sejajar lantai, mulut
pasien setinggi siku operator
- Pasangkan polibib pada dada pasien dan persiapkan saliva ejector,
beserta gelas kumur berisi povidone iodine 1%
d. POSISI OPERATOR : dari depan kanan px
e. TAHAPAN PULPEKTOMI :
Visit 1
1. Asepsis dan antisepsis → pasien diinstruksikan kumur povidone iodine 1%
selama 30 detik tanpa dibilas.
2. Isolasi daerah kerja menggunakan cotton roll dan saliva ejector
3. DHE dan Oral profilaksis menggunakan disclosing agent yang diaplikasikan
keseluruh permukaan gigi menggunakan cotton pellet, kemudian dibersihkan
dengan pumice dan bristle brush yang terpasang pada low speed contra
angle handpiece.
4. Pasien di instruksikan untuk berkumur
(Bila Gigi Pulpitis Irreversible / Gigi masih vital)
5. Asepsis dan antisepsis area yang akan dianestesi dengan cotton pellet dan
povidone iodine 10%
6. Anestesi infiltrasi lokal pada mucobuccal fold setinggi apeks gigi yang akan
dilakukan anestesi, bevel menghadap tulang, aspirasi, deponir 1 cc,
kemudian lakukan evaluasi anestesi.
7. Ekskavasi jaringan karies menggunakan ekskavator dan round diamond bur
no. 1 atau 2.
8. Access Opening : Angkat atap kamar pulpa dengan round diamond bur high
speed hingga bur terasa jeblos lalu arahkan bur ke arah oklusal hingga
seluruh atap kamar pulpa terangkat
9. Cek apakah masih ada atap kamar pulpa yang tertinggal dengan sonde
halfmoon
10. Irigasi kamar pulpa dengan H2O2 atau NaOCl dan aquadest steril
menggunakan spuit irigasi, dan keringkan dengan paper point.
11. Ekstirpasi jaringan pulpa menggunakan barbed broach dengan teknik
reaming kearah oklusal dan searah jarum jam.
12. Melakukan penentuan panjang kerja, yaitu dengan memasukkan jarum
miller yang diberi stopper sesuai panjang gigi rata-rata, kemudian
memastikan panjang gigi menggunakan Diagnostic Wire Photo (DWP).

Panjang Gigi Panjang Alat Sebenarnya


Sebenarnya = x Panjang Gigi
Panjang Alat dalam dalam foto
Foto

➔ Panjang Kerja = Panjang Gigi - 2mm


13. Preparasi sesuai panjang kerja menggunakan k-file dari nomor paling kecil
hingga terasa longgar menggunakan teknik preparasi konvensional,
kemudian dilanjutkan ke nomor K-file selanjutnya.
14. Lakukan irigasi dengan H2O2 atau NaOCl dan akuades tiap pergantian
file, dan keringkan menggunakan paper point
15. Preparasi dikatakan selesai apabila saat irigasi sudah tidak didapatkan
debris dentin / tampak serbuk dentin putih. (Biasanya pada gigi posterior
selesai pada nomor 50, pada gigi anterior selesai pada no. 60).
16. Lakukan sterilisasi ruang pulpa dengan cotton pellet steril yang dibasahi
dengan obat sterilisasi (Misal ChKM)
17. Tutup dengan tumpatan sementara. Cek oklusi artikulasi dengan articulating
paper, kurangi bagian yang tebal dengan white stone
18. Berikan instruksi pasca perawatan:
- Tidak makan dan minum 30 menit-1 jam setelah perawatan
- Makan dengan sisi yang tidak dilakukan perawatan 1x24 jam
- Jaga oral hygiene dengan menyikat gigi 2 kali sehari: pagi
setelah sarapan dan malam sebelum tidur
- Feedback : tanyakan orang tua pasien apakah ada yang ingin
ditanyakan.
- Kontrol H+1 minggu
Visit 2 → pastikan pasien sudah tidak ada keluhan subjektif, palpasi & perkusi negatif,
tumpatan dalam keadaan baik dan pulpa dalam keadaan kering dan tidak berbau
setelah dilakukan bongkar tumpatan sementara
19. Bongkar TS dan ambil cotton pellet → lakukan irigasi dengan spuit irigasi →
keringkan dengan menggunakan paper point
20. Lakukan manipulasi ZOE pada paper pad dengan rasio bubuk : cairan
sesuai aturan pabrik.
21. Obturasi menggunakan bahan ZOE dengan bantuan lentulo yang diberi
stopper sesuai panjang kerja, berputar pelan searah jarum jam, lentulo
dikeluarkan dalam kondisi berputar.
22. Beri kapas steril, kemudian tutup kavitas dengan Tumpatan Sementara.
Lakukan foto ronsen untuk memastikan pengisian telah hermetis.
23. Jika sudah hermetis, bongkar TS dan ambil cotton pellet, kemudian lakukan
basis dengan Zinc Phosphate Cement sampai oklusal gigi.
24. Cek oklusi artikulasi dengan articulating paper, kurangi bagian yang tebal
dengan white stone
25. Berikan instruksi pasca perawatan:
- Tidak makan dan minum 30 menit-1 jam setelah perawatan
- Makan dengan sisi yang tidak dilakukan perawatan 1x24 jam
- Jaga oral hygiene dengan menyikat gigi 2 kali sehari: pagi
setelah sarapan dan malam sebelum tidur
- Feedback : tanyakan orang tua pasien apakah ada yang ingin
ditanyakan.
f. Kontrol 1 minggu post pengisian untuk melihat kondisi gigi, pastikan semua
keluhan subjektif tidak ada, palpasi & perkusi negatif, tumpatan dalam
keadaan baik.
g. Selanjutnya dapat dilakukan persiapan restorasi definitif menggunakan
Stainless Steel Crown (gigi posterior) atau mahkota polikarboksilat (gigi
anterior)

DEMIKIAN,TERIMAKASIH DOKTER
IPM
Vignette:
Seorang perempuan berusia, 24 tahun datang ke poliklinik gigi dengan keluhan rasa
perih dan tidak nyaman pada bibir atas.

Tugas Kandidat:
1. Lakukan anamnesis pada pasien standar!
2. Verbalkan deskripsi lesi sesuai foto kepada penquji!
3. Verbalkan dan tuliskan diagnosis kerja lesi tersebut!
4. Verbalkan rencana perawatan kepada pasien!

Jawaban:
Baik Dokter, Izin memperkenalkan diri (Sebut Nama dan Universitas) sebut
dengan jelas dan pelan baru jawab soal!
1. Anamnesis
- senyum salam sapa pada pasien, memperkenalkan diri (selamat pagi
mbak, saya drg X sebagai operator hari ini)
- menanyakan identitas pasien (nama, usia, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan, status pernikahan)
- menanyakan keluhan utama : OLDCART
● sejak kapan, apakah diawali dengan demam, apakah baru pertama
kali terjadi atau sebelumnya sudah pernah terjadi, apakah sempat
tertusuk benda tajam seperti duri ikan / benda tajam lainnya atau
tergigit , apakah sebelum keluhannya muncul sempat mengkonsumsi
makanan / obat / produk tertentu
● lokasi keluhan, lokasi spesifik, bentuk, ukuran, warna , batas, tepi,
permukaan, daerah sekitar , ada rasa nyeri atau tidak apabila ada :
nyeri seperti apa? terus menerus atau hilang timbul , nyeri nya seperti
apa? (tertusuk2 / perih / nyeri tumpul) , skor nyeri dari 1-10 berapa?
keluhan nyeri mereda jika sedang apa? apa saja yang memperberat
keluhan nyeri? apakah sudah pernah diobati? jika sudah efek nya
apa? apakah enakan?
● apakah sudah pernah ke drg untuk dilakukan perawatan? jika ya,
perawatan apa yang dilakukan? terakhir kapan?
● apakah saat ini sedang mengkonsumsi obat2 an tertentu?
● apakah ada penyakit sistemik seperti darah tinggi, kencing manis,
peny.jantung, asma dll
● apakah ada riwayat masuk RS beberapa taun terakhir
● apakah ada penurunan BB drastis dalam 6 bulan terakhir
● apakah ada alergi obat2an atau makanan tertentu?
● apakah keluarga dirumah ada yg memiliki penyakit serupa seperti yg
dialami skrg , apakah ada keluarga yg memiliki penyakit sistemik
seperti darah tinggi ,kecing manis, jantung , asma?
● kebiasaan pasien (sikat gigi sehari brp kali, penggunaan benang gigi/
pembersih lidah , obat kumur, konsumsi makanan 4 sehat 5
sempurna? air putih brp gelas sehari? ada kebiasaan merokok dan
konsumsi alkohol? ada kebiasaan menginang? apakah dalam
keadaan stress / sedang banyak pikiran atau pekerjaan /kegiatan
dalam beberapa saat terakhir ini?

2. Deskripsi lesi
- Jenis lesi : vesikula
- Jumlah : multiple
- Lokasi : vermilion border atas kiri
- Bentuk : bervariasi
- Ukuran : 1 mm
- Warna : Putih kekuningan
- Batas : Jelas
- Tepi : Irreguler
- Permukaan : Licin
- Daerah sekitar : Erythematous
- Ada Nyeri atau tidak : nyeri

3. Diagnosis : Herpes Labialis


4. Rencana perawatan:
- Anamnesis
- pengaplikasin obat oles topikal (Acyclovir Cream 5%)
Oles tipis pada bagian lesi, dan hindari terkontaminasi air, saliva, dan tangan
yg kotor selama 30 menit setelah pengaplikasian.
- Peresepan :

R/ Acyclovir cream 5%. 5gr. Tube. No. 1


S 5 dd 1 applic part dol. pc. an.

R/ Acyclovir. 400mg. Tab No. XXI


S 3 dd 1

R/ Ultravita Caps No. X


S 1 dd 1 pc

*Untuk Multivitamin kalau tidak ada kondisi


immunocompromised/immunodeficiency tidak perlu multivitamin. Jadi
shpastikan saat anamnesa px ini ada kondisi itu apa tidak. Kalau
ternyata ada tambahkan Multivitamin.*
- instruksi pasca perawatan & KIE :
a. Tidak makan dan minum 30 menit sampai 1 jam setelah pemberian
obat
b. mengisolasi diri 5 hari setelah gejala pertama muncul
c. menggunakan alat makan tersendiri, tidak sharing dengan org lain
d. Makan 4 sehat 5 sempurna
e. Istirahat cukup
- instruksi kontrol 1 minggu setelah dilakukan perawatan hari ini
BEDAH MULUT
Vignette:
Seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke RSGM dengan keluhan gigi
belakang bawah kiri terasa mengganqqu saat dipakai mengunyah makanan sejak
sebulan yang lalu tetapi tidak sakit. Pemeriksaan intra oral: tampak gigi 37 karies
mencapai pulpa, tidak sakit pada palpasi, tekan dan perkusi, Dokter gigi
merencanakan melakukan ekstraksi pada gigi tersebut.
Tugas Kandidat:
1. Verbalkan teknik ekstraksi gigi yang dilakukan pada kasus tersebut!
2. Verbalkan teknik anestesi yang digunakan pada kasus tersebut!
3. Verbalkan dan simulasikan posisi dental unit, pasien dan operator pada kasus
tersebut!
4. Verbalkan dan lakukan tahap-tahap ekstraksi gigi dengan menggunakan
forceps yang tepat pada kasus tersebut!
Jawab :
Baik Dokter, Izin memperkenalkan diri (Sebut Nama dan Universitas) sebut
dengan jelas dan pelan baru jawab soal!
1. Teknik ekstraksi yang digunakan : Closed Method / Intraalveolar Method
2. Teknik mandibular anestesi untuk blok N. alveolaris inferior sebanyak 1 cc
dan N. lingualis sebanyak 0.5 cc + infiltrasi lokal pada muccobuccal fold gigi
37 untuk blok N. buccalis longus sebanyak 0.5 cc

3. Posisi dental unit, pasien, operator


Posisi Pasien
➔ Posisi semi supine dengan pinggul pasien berada pada batas antara
sandaran dan kursi dental chair.
➔ Oklusal RA bersudut 45° dari lantai, Oklusal RB sejajar lantai, mulut
pasien setinggi siku operator
Posisi Operator
➔ Anestesi : di belakang kanan pasien
➔ Ekstraksi dan elevasi dengan menggunakan bein : di depan kanan
pasien
4. Verbalkan dan lakukan tahap-tahap ekstraksi gigi dengan menggunakan
forceps yang tepat pada kasus tersebut!
1. SENYUM, SALAM, SAPA kepada penguji
2. PERSIAPAN OPERATOR
- Cuci tangan 6 langkah berdasarkan WHO (basahi dibawah air mengalir
dan sabun, gosok telapak tangan, punggung tangan kanan dan kiri,
sela sela jari,gerakan mengunci pada buku-buku jari, memutar pada
ibu jari, gerakan memutar ujung jari di telapak tangan, dan memutar
pergelangan tangan, bilas dan keringkan)
- Pemakaian APD yaitu masker dan handscoon atau APD level 3 pada
masa pandemi (handscoon dalam, headcap, masker N95, google,
hazmat/coverall, sepatu boots, handscoon luar)

3. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN


(TUNJUK DAN ANGKAT PERLIHATKAN KE PENGUJI)
Alat dan Bahan
● 1 set alat diagnostic (2 kaca mulut, pinset, sonde halfmoon, eskavator,
nierbeken)
● Povidone iodine 1%
● Gelas kumur
● Polibib
● Povidone iodine 10%
● Tampon
● Cotton roll
● Cotton pellet
● Saliva ejector
● Ampul anestesi (lidokain 2% adrenalin 1:80.000 dalam 2 cc)
● Syringe anestesi
● Syringe irigasi
● Tang eksodonsi RB berbentuk L, sudut 90, beak lancip & terbuka
● Bein
● Bone file
Persiapan spuit dan ampul :
➔ pastikan spuit dan ampul dalam keadaan baik, tidak kadaluarsa,
kemasan tidak robek, tidak cacat, periksa konsentrasi dan eratkan
penutup syringe / cap searah jarum jam, tekan handle hingga plunger
menyentuh ujung barrel, buka pembungkus spuit anestesi dan letakan
spuit di nierbeken
➔ ketuk leher ampul atau lakukan gerakan sentrifugal, pastikan seluruh
cairan anestesi berada di bawah leher ampul
➔ patahkan leher ampul dengan menggunakan kasa atau bungkus dari
spuit anestesi, miringkan ampul 45 derajat menghadap lantai, buka cap
spuit anestesi, masukan jarum tanpa menyentuh dinding ampul, tarik
plunger sampai semua cairan anestesi berpindah ke barrel
➔ tutup kembali cap spuit anestesi dengan menggunakan one hand
scoop technique. Pastikan tidak ada udara terjebak pada syringe, bila
ada, ketuk pada dinding barrel dan dorong plunger sampai terlihat
cairan keluar dari ujung jarum.

4. PERSIAPAN & POSISI PASIEN


- Pastikan pasien sudah makan atau tidak merasa lapar
- Pastikan pasien duduk nyaman di dental chair
- Periksa dan pastikan tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, respiratory
rate) pasien normal
- Pasangkan polibib pada pasien dan siapkan gelas kumur berisi
povidone iodine 1%
- posisikan pasien sesuai poin sebelumnya
5. POSISI OPERATOR
Sesuai poin sebelumnya
6. Asepsis & antisepsis
Instruksikan pasien untuk berkumur povidone iodine selama kurang lebih 30
detik
7. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll dan saliva ejector
8. Asepsi & antisepsis daerah kerja dengan povidone iodine 10% dan cotton
pellet, lakukan pengulasan sirkular dari dalam keluar satu arah
9. Anestesi Mandibular Block
➔ Melakukan perabaan linea obliqua externa dengan
menggunakan jari kearah posterior hingga menemui cekungan
coronoid notch
➔ Posisikan jarum kontralateral diantara gigi premolar 1 dan 2
dengan bevel menghadap tulang, insersi jarum sampai
menyentuh tulang (tandas tulang), tarik sedikit jarum
➔ Posisikan ipsilateral, masukan jarum hingga sekitar ⅓ jarum
sambil menyusuri tulang linea oblique interna
➔ Posisikan kontralateral
➔ Tarik sedikit jarum, aspirasi. Bila aspirasi negatif, deponir 1 cc
untuk blok N. alveolaris inferior.
➔ Tarik jarum hingga ½ jarum keluar atau 1 mm ke arah
superficial, aspirasi, bila negatif deponir 0,5 cc untuk blok N.
lingualis
10. Anestesi N. Buccalis Longus
➔ Retraksi muccobuccal fold gigi yang bersangkutan
➔ Insersi jarum pada area mucosa setinggi apeks gigi, posisikan
bevel menghadap tulang, aspirasi, bila negatif deponir 0,5 cc
untuk blok N. buccalis longus
11. Evaluasi Anestesi
- Jepit mukosa dengan pinset. Bandingkan sisi yang dianestesi dengan sisi
berlawanan
- Tanya pada pasien: ada rasa tebal pada area gingiva / lidah / dagu
sebelah kiri
12. Ekstraksi
- Operator memposisikan dirii di depan kanan pasien
- Fiksasi dengan digiti 1 berada di dagu , digiti 2 processus alveolaris
buccal dan digiti 3 di processus alveolaris lingual
- Lakukan pemisahan ligamen periodontal dengan permukaan gigi
menggunakan sonde atau excavator
- Elevasi dengan memasukan bein ke soket dari sisi mesial / distal gigi
dengan tumpuan pada processus alveolaris, lakukan ungkitan hingga
terasa gigi longgar
- Masukkan forcep se apikal mungkin hingga menyentuh permukaan akar
gigi kemudian pegang dengan erat, lakukan sedikit gerakan rotasi dan
dominan luksasi hingga gigi terasa keluar dari soketnya.
- Lakukan irigasi menggunakan povidone iodine dengan syringe irigasi,
atau tekan socket dengan tampon yang diberi povidone iodine
- Evaluasi
➔ Tulang yang tajam. Bila ada, lakukan penghalusan tulang dengan
bone file
➔ Fragmen gigi yang tertinggal
➔ Jaringan granulasi. Bila ada, lakukan kuretase.
- Lakukan penekanan ringan pada bagian buccal dan palatal socket untuk
adaptasi jaringan.
13. KIE
● Tidak makan dan minum selama 30 menit – 1 jam pasca perawatan
● Tidak menghisap luka bekas pencabutan
● Tiidak memainkan luka bekas pencabutan dengan lidah atau tangan
● Tidak meludah terlalu sering
● Tidak berkumur terlalu keras
● Tidak makan dan minum yang pedas atau panas
● Tidak minum dengan menggunakan sedotan
● Instruksikan pasien untuk mengkonsumsi obat yang diberikan yaitu asam
mefenamat tab 500 mg 3x1 setelah makan. Konsumsi jika nyeri.
● Instruksikan pasien untuk datang ke pusat kesehatan terdekat atau
menghubungi operator apabila ada perdarahan atau nyeri hebat
● Tanya feedback dari pasien bila ada yang ingin ditanyakan
● Instruksi kontrol H+7
14. Closing
Bersihkan alat dan bahan, buang sampah medis, lepas APD level 3 sesuai
urutan dengan melakukan hand rub di setiap langkahnya
DEMIKIAN, TERIMA KASIH DOKTER
EKSTRAKSI GIGI 26
1. SENYUM, SALAM, SAPA kepada penguji
2. PERSIAPAN OPERATOR
- Cuci tangan 6 langkah berdasarkan WHO (basahi dibawah air mengalir
dan sabun, gosok telapak tangan, punggung tangan kanan dan kiri,
sela sela jari,gerakan mengunci pada buku-buku jari, memutar pada
ibu jari, gerakan memutar ujung jari di telapak tangan, dan memutar
pergelangan tangan, bilas dan keringkan)
- Pemakaian APD yaitu masker dan handscoon atau APD level 3 pada
masa pandemi (handscoon dalam, headcap, masker N95, google,
hazmat/coverall, sepatu boots, handscoon luar)

3. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN


(TUNJUK DAN ANGKAT PERLIHATKAN KE PENGUJI)
Alat dan Bahan
● 1 set alat diagnostic (2 kaca mulut, pinset, sonde halfmoon, eskavator,
nierbeken)
● Povidone iodine 1%
● Gelas kumur
● Polibib
● Povidone iodine 10%
● Tampon
● Cotton roll
● Cotton pellet
● Saliva ejector
● Ampul anestesi (lidokain 2% adrenalin 1:80.000 dalam 2 cc)
● Syringe anestesi
● Syringe Irigasi
● Tang eksodonsi Molar RA berbentuk S beak lancip, ujung beak
tertutup.
● Bein
● Bone file
Persiapan spuit dan ampul :
➔ pastikan spuit dan ampul dalam keadaan baik, tidak kadaluarsa,
kemasan tidak robek, tidak cacat, periksa konsentrasi dan
➔ eratkan penutup syringe / cap searah jarum jam, tekan handle hingga
plunger menyentuh ujung barrel, buka pembungkus spuit anestesi dan
letakan spuit di nierbeken
➔ ketuk leher ampul atau lakukan gerakan sentrifugal, pastikan seluruh
cairan anestesi berada di bawah leher ampul
➔ patahkan leher ampul dengan menggunakan kasa atau bungkus dari
spuit anestesi, miringkan ampul 45 derajat menghadap lantai, buka cap
spuit anestesi, masukan jarum tanpa menyentuh dinding ampul, tarik
plunger sampai semua cairan anestesi berpindah ke barrel
➔ tutup kembali cap spuit anestesi dengan menggunakan one hand
scoop technique. Pastikan tidak ada udara terjebak pada syringe, bila
ada, ketuk pada dinding barrel dan dorong plunger sampai terlihat
cairan keluar dari ujung jarum.
15. PERSIAPAN & POSISI PASIEN
- Pastikan pasien sudah makan atau tidak merasa lapar
- Pastikan pasien duduk nyaman di dental chair
- Periksa dan pastikan tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, respiratory
rate) pasien normal
- Pasangkan polibib pada pasien dan siapkan gelas kumur berisi
povidone iodine 1%
Posisi Pasien
➔ Posisi semi supine dengan pinggul pasien berada pada batas antara
sandaran dan kursi dental chair.
➔ Oklusal RA bersudut 45° dari lantai, Oklusal RB sejajar lantai, mulut
pasien setinggi siku operator
16. POSISI OPERATOR
Posisi Operator
➔ Anestesi : di depan kanan pasien
➔ Ekstraksi dan elevasi dengan menggunakan bein : di depan kanan
pasien
17. Asepsis & antisepsis
Instruksikan pasien untuk berkumur povidone iodine selama kurang lebih 30
detik
18. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll dan saliva ejector
19. Asepsi & antisepsis daerah kerja dengan povidone iodine 10% dan cotton
pellet, lakukan pengulasan sirkular dari dalam keluar satu arah
20. Anestesi Anterior Palatine Nerve block
➔ Insersi jarum dengan bevel menghadap tulang pada foramen
palatinus majus, yaitu area pucat pada palatum dari distal M2
➔ Tarik sedikit jarum, aspirasi. Bila aspirasi negatif, deponir 0,5 cc
untuk anestesi N. Palatinus mayor
21. Anestesi N. Alveolaris Superior
➔ Retraksi muccobuccal fold gigi yang bersangkutan
➔ Insersi jarum pada area mucobuccal fold setinggi apeks gigi sisi
mesial, posisikan bevel menghadap tulang, aspirasi, bila negatif
deponir 0,75 cc untuk blok N. Alveolaris Superior Media yang
mempersarafi akar mesiobuccal
➔ Insersi jarum pada area mucobuccal fold setinggi apeks gigi sisi
distal, posisikan bevel menghadap tulang, aspirasi, bila negatif
deponir 0,75 cc untuk blok N. Alveolaris Superior Posterior yang
mempersarafi akar mesiodistal
22. Evaluasi Anestesi
- Jepit mukosa dengan pinset. Bandingkan sisi yang dianestesi dengan sisi
berlawanan
- Tanya pada pasien: ada rasa tebal pada area gingiva / lidah / dagu
sebelah kiri
23. Ekstraksi
- Operator memposisikan dirii di depan kanan pasien
- Fiksasi dengan digiti 1 berada di palatal dan digiti 2 processus alveolaris
buccal.
- Lakukan pemisahan ligamen periodontal dengan permukaan gigi
menggunakan sonde atau excavator
- Elevasi dengan memasukan bein ke soket dari sisi mesial / distal gigi
dengan tumpuan pada processus alveolaris, lakukan ungkitan hingga
terasa gigi longgar
- Masukkan forcep seapikal mungkin hingga menyentuh permukaan akar
gigi kemudian pegang dengan erat, lakukan sedikit gerakan rotasi dan
dominan luksasi hingga gigi terasa keluar dari soketnya.
- Lakukan irigasi menggunakan povidone iodine dengan syringe irigasi,
atau tekan socket dengan tampon yang diberi povidone iodine
- Evaluasi
➔ Tulang yang tajam. Bila ada, lakukan penghalusan tulang dengan
bone file
➔ Fragmen gigi yang tertinggal
➔ Jaringan granulasi. Bila ada, lakukan kuretase.
- Lakukan penekanan ringan pada bagian buccal dan palatal socket untuk
adaptasi jaringan.
24. KIE
● Tidak makan dan minum selama 30 menit – 1 jam pasca perawatan
● Tidak menghisap luka bekas pencabutan
● Tiidak memainkan luka bekas pencabutan dengan lidah atau tangan
● Tidak meludah terlalu sering
● Tidak berkumur terlalu keras
● Tidak makan dan minum yang pedas atau panas
● Tidak minum dengan menggunakan sedotan
● Instruksikan pasien untuk mengkonsumsi obat yang diberikan yaitu asam
mefenamat tab 500 mg 3x1 setelah makan. Konsumsi jika nyeri.
● Instruksikan pasien untuk datang ke pusat kesehatan terdekat atau
menghubungi operator apabila ada perdarahan atau nyeri hebat
● Tanya feedback dari pasien bila ada yang ingin ditanyakan
● Instruksi kontrol H+7
25. Closing
Bersihkan alat dan bahan, buang sampah medis, lepas APD level 3 sesuai
urutan dengan melakukan hand rub di setiap langkahnya
DEMIKIAN, TERIMA KASIH DOKTER
PERIODONSIA
Vignette:
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke RSGM dengan keluhan gusi sering
berdarah dan nyeri pada gigi kiri bawah. Pemeriksaan intra oral gigi 34 kedalaman
poket distal 5mm, gigi 35 kedalaman poket mesial 4 mm, papilla interdental
membulat, PBI 3, OHIS 1,5. Dokter gigi akan melakukan perawatan kuretase.
Tugas Kandidat:
1. Verbalkan diagnosis kasus tersebut!
2. Simulasikan dan verbalkan posisi pasien dan operator saat melakukan
perawatan pada kasus tersebut!
3. Pilih dan verbalkan alat dan bahan untuk prosedur perawatan tersebut!
4. Simulasikan dan verbalkan prosedur perawatan tersebut pada model!
Jawaban :
Baik Dokter, Izin memperkenalkan diri (Sebut Nama dan Universitas) sebut
dengan jelas dan pelan baru jawab soal!

1. Diagnosis kasus : Periodontitis Kronis Lokalis Gigi 34,35 (Karena


terdapat poket 4-5mm tanpa edema, berarti ada LoA dan kerusakan tulang,
Perdarahan gingiva, OHIS masuk kategori sedang, Skor PBI tinggi)
2. Posisi Pasien : Pasien duduk di dental unit dengan posisi semi supine
membentuk sudut 60 derajat terhadap permukaan lantai
Posisi Operator : Operator berada di depan kanan pasien arah jam 7-9,
ketinggian siku operator sejajar dengan mulut pasien
3. Alat dan bahan yang digunakan antara lain (TUNJUK DAN ANGKAT
PERLIHATKAN KE PENGUJI)
- Set diagnostic kit yang terdiri dari : 2 kaca mulut, sonde lurus, sonde
halfmoon, pinset dental, dan nierbeken
- cotton roll dan cotton pellet
- kuret gracey no 5-6 untuk premolar
- Povidone Iodine 10% dan 1%
- Gelas Kumur
- Nacl 0,9%
- Spuit Irigasi
- Larutan Anestesi Lidocaine 2% dengan epinefrine 1:80.000
- Syringe 27 G
- Polibib dan suction intraoral
4. Tahapan Kuretase gigi 34, 35
a. Senyum Salam Sapa kepada pasien
b. PERSIAPAN OPERATOR (Universal Precaution)
- Cuci tangan 6 langkah berdasarkan WHO (basahi dibawah air
mengalir dan sabun, gosok telapak tangan,punggung tangan
kanan dan kiri, sela sela jari, gerakan mengunci pada buku-buku
jari, memutar pada ibu jari, gerakan memutar ujung jari di
telapak tangan, dan memutar pergelangan tangan, bilas dan
keringkan)
- Pemakaian APD level 3 (handscoon dalam, headcap, masker
N95, google, hazmat/coverall, sepatu boots, handscoon luar)
c. PERSIAPAN ALAT BAHAN (Bisa disebutkan ulang detail atau tidak
usah karena diatas sudah diminta verbalkan)
d. PERSIAPAN PASIEN
- Posisi Pasien:
➔ Posisi semi supine dengan pinggul pasien berada pada batas
antara sandaran dan kursi dental chair.
➔ Oklusal RA bersudut 45° dari lantai, Oklusal RB sejajar lantai,
mulut pasien setinggi siku operator
- Pasangkan polibib pada dada pasien dan persiapkan saliva ejector,
beserta gelas kumur berisi povidone iodine 1%
e. POSISI OPERATOR : depan kanan pasien
f. Asepsis dan antisepsis minta pasien berkumur dengan povidone
iodine 1% selama 20-30 detik kemudian kumur tanpa dibilas.
g. Lakukan Anestesi Infiltrasi Lokal di mucobuccal fold regio 34 35,
insersikan jarum pada mucobuccal fold antara gigi 34 dan 35 dengan
bevel menghadap tulang, aspirasi, pastikan aspirasi negatif, kemudian
deponir perlahan sebanyak 0,5 - 1 cc untuk menganestesi mukosa
bukal gigi 34, 35
h. Evaluasi anestesi dengan menjepit mukosa menggunakan pinset
i. Kuretase didahului dengan SRP terlebih dahulu. Setelah plak dan
kalkulus dipastikan terangkat dari seluruh permukaan gigi. Pegang
instrumen kuret no 11-12 dengan teknik modified pen grasp with finger
rest (memegang instrumen seperti memegang bolpoin dengan
tumpuan pada jari manis/tengah diletakkan di gigi antagonis atau gigi
tetangga).
j. Masukkan instrument kedalam sulcus dengan angulasi 45 derajat,
kemudian searah sumbu gigi 34, dengan cutting edge (sisi tajam)
dihadapkan pada jaringan lunak terlebih dahulu. Permukaan luar
gingiva ditahan ringan menggunakan tangan yang tidak memegang
instrumen.
k. Eliminasi jaringan granulasi pada dinding lateral gingiva dengan
gerakan horizontal stroke pada dinding jaringan lunak.
l. Melakukan subgingival kuret dengan menempatkan kuret di apikal dari
Junctional epithelium dengan gerakan menyekop/scooping untuk
membersihkan jaringan nekrotik pada JE.
m. Lakukan gerakan tersebut berulang, Kuretase jaringan dikatakan
selesai apabila seluruh jaringan granulasi terangkat yang ditandai
dengan darah segar mengalir.
n. Cutting edge diarahkan ke akar gigi, gerakan scooping untuk
menghilangkan sementum nekrotik, dan root planning. Dikatakan
selesai apabila permukaan akar gigi sudah halus.
o. Lakukan gerakan yang serupa pada gigi 35 menggunakan kuret gracey
no. 13-14
p. Irigasi menggunakan larutan saline (NaCl 0,9%)
q. Kontrol perdarahan dengan menggunakan tampon
r. Mengadaptasikan jaringan ke permukaan gigi dengan cara ditekan
menggunakan jari dengan tekanan ringan.
s. KIE Post Kuretase :
- tidak makan 30 menit - 1 jam setelah perawatan
- setelah diperbolehkan makan, pasien diinstruksikan
menggunakan sisi yang tidak digunakan perawatan,
menghindari makanan panas, pedas
- tidak merokok
- tidak minum alkohol
- menjaga oral hygiene dengan menyikat gigi 2 kali sehari pagi
setelah makan pagi dan malam sebelum tidur
- meresepkan obat analgesik asam mefenamat 500 mg, 3 kali
sehari diminum bila perlu
- Tanyakan pada pasien apakah ada hal yang masih belum jelas
atau ingin ditanyakan
- Jika tidak ada persilahkan pasien untuk pulang
t. Bersihkan alat dan bahan, buang sampah medis, lepas APD level 3
sesuai urutan dengan melakukan hand rub di setiap langkahnya
DEMIKIAN, TERIMA KASIH DOKTER

GINGIVEKTOMI
1. diagnosa kasus :
2. Posisi Pasien : Pasien duduk di dental unit dengan posisi semi supine
membentuk sudut 60 derajat terhadap permukaan lantai
Posisi Operator : Operator berada di depan kanan pasien arah jam 7-9,
ketinggian siku operator sejajar dengan mulut pasien
3. Alat dan bahan yang digunakan antara lain (TUNJUK DAN ANGKAT
PERLIHATKAN KE PENGUJI)
1. Alat diagnostic standart
2. Pocket marking forcep
3. Kirkland knife
4. Orban knife
5. Scalpel blade no.12 dan 15
6. Scalpel handle
7. Kuret gracey
8. Paperpad/mixing pad
9. Spatula
10.Dappen glass.
11. Spuit
12. Larutan anastesi
13. Povidone iodine /chlorhexidine
14. Cotton pellet
15. Bahan irigasi (saline), aquadest
16. Periodontal dressing
17. Vaseline
18. Kasa tampon
4. Prosedur Gingivektomi
1. Melakukan tindakan asepsis (berkumur/mengoles) intra dan ekstraoral
dengan bahan antiseptik
2. Melakukan tindakan anastesi infiltrasi
3. Membuat bleeding point dengan memasukan pocket marking forcep sejajar
sumbu gigi, menempel permukaan gigi, sisi tumpul berada di dalam poket,
sisi tajam disebelah luar, hingga menyentuh dasar poket kemudian pocket
marking forcep dijepitkan pada 3 titik (mesial, distal dan midline)
4. Insisi eksternal bevel pada posisi 1 mm apikal dari bleeding point
membentuk sudut 45 derajat ke arah koronal dengan menggunakan kirkland
knife untuk fasial/palatal dan orban knife untuk daerah interdental
5. Melepaskan dinding poket yang telah dipotong (eksisi dinding poket)
6. Membersihkan daerah operasi dari jaringan granulasi, sementum nekrotik
dan sisa kalkulus sampai permukaan bersih menggunakan alat kuret (scaling
dan penghalusan akar)
7. Melakukan gingivoplasty dengan scalpel
8. Irigasi menggunakan larutan saline/aquadest
9. Kontrol pendarahan
10. Aplikasi periodontal dressing
5. Manipulasi dan aplikasi periodontal pack
1. Persiapan bahan: mengeluarkan base dan catalyst dengan perbandingan
1:1
2. Pengadukan dengan gerakan melingkar dan melipat pada mixing pad
menggunakan spatula sampai konsistensi homogen
3. Periodontal pack diambil dengan spatula lalu dicelupkan ke dalam air suhu
ruangan
4. Membasahi tangan dengan air/menggunakan vaseline
5. Mengulung periodontal pack menjadi bentuk silinder
6. Melakukan isolasi dan mengeringkan daerah operasi menggunakan kasa
tampon
7. Aplikasi periodontal pack pada daerah operasi, dengan batas koronal pada
1/3 servikal gigi, batas apikal tidak melebihi mucogingival junction dan bebas
dari kontak oklusi
8. Melakukan penekanan ringan pada gingival margin dan area proksimal
9. Membuang pack yang berlebihan dengan ekskavator
6. KIE Post Gingivektomi :
- tidak makan 30 menit - 1 jam setelah perawatan
- setelah diperbolehkan makan, pasien diinstruksikan menggunakan sisi
yang tidak digunakan perawatan, menghindari makanan panas, pedas
- tidak merokok
- tidak minum alkohol
- menjaga oral hygiene dengan menyikat gigi 2 kali sehari pagi setelah
makan pagi dan malam sebelum tidur
- meresepkan obat analgesik asam mefenamat 500 mg, 3 kali sehari
diminum bila perlu
- Tanyakan pada pasien apakah ada hal yang masih belum jelas atau
ingin ditanyakan
- Jika tidak ada persilahkan pasien untuk pulang
7. Bersihkan alat dan bahan, buang sampah medis, lepas APD level 3 sesuai
urutan dengan melakukan hand rub di setiap langkahnya

DEMIKIAN, TERIMA KASIH DOKTER


ORTODONSIA
Vignette:
Seorang anak perempuan berusia, 6 tahun diantar Ibunya ke RSGM dengan
keluhan gigi depan bawahnya tumbuh dibelakang dan ada gigi belakang bawah
kanan berlubang. Foto intra oral terlampir.

Tugas Kandidat:
1. Tuliskan dan verbalkan kelainan gigi 71, 81, 84, 31 dan 41 pada kasus
tersebut!
2. Verbalkan rencana perawatan pada kelainan gigi-gigi tersebut!
3. Verbalkan tujuan rencana perawatan pada kelainan gigi-gigi tersebut!
4. Tuliskan dan verbalkan ienis perawatan ortodontik pada tindakan gigi 84!
Jawab:
Baik Dokter, Izin memperkenalkan diri (Sebut Nama dan Universitas) sebut
dengan jelas dan pelan baru jawab soal!
1. Kelainan gigi :
- Gigi 71, 81 = persistensi gigi sulung
- Gigi 31, 41 = linguoversi
- Gigi 84 = karies klas 2 distooklusal

2. Rencana perawatan :
- DHE dan KIE
- Restorasi gigi 84 menggunakan tumpatan GIC klas 2
- Ekstraksi gigi 71 dan 81
- Koreksi gigi berdesakan anterior RB
- Fase evaluasi
- Fase retentive

3. Tujuan rencana perawatan


- Ekstraksi gigi 71 dan 81 → memberi ruang untuk gigi 31 dan 41 tumbuh sesuai
tempatnya dan mencegah gigi 31 dan 41 palatoversi.
- Restorasi gigi 84 mencegah agar gigi 85 tidak terjadi mesial drifting
- Observasi pertumbuhan gigi 31 dan 41 → apabila setelah erupsi sempurna gigi masih
palatoversi, maka digunakan kantilever ganda (z-spring) untuk mendorong gigi ke
labial.
4. Perawatan pada gigi 84 yaitu perawatan ortodontik preventif (restorasi klas
2/restorasi proksimal)

Pemeriksaan Mouth Breathing


Prosedur : Cotton Butterfly dan Water Retention Test
Alat dan Bahan :
1. 1 set alat standar: 2 kaca mulut, 1 ekskavator, 1 pinset, 1 sonde halfmoon
2. Kapas steril
3. Gelas berisi air matang
Tahapan :
1. Cuci tangan dengan 6 langkah WHO
2. Pasang APD Level 3 sesuai urutan
3. Persiapkan alat dan bahan
4. Posisikan pasien duduk tegak, posisi operator dari depan kanan pasien
Cotton Butterfly Test
5. Instruksikan pasien untuk rileks
6. Bentuk kapas menjadi seperti dua sayap kupu-kupu
7. Letakkan kapas tersebut di atas philtrum pasien
8. Amati pergerakan kapas saat pasien bernapas
9. Jika kapas bergerak berarti pasien bernapas melalui hidung, jika kapas tidak
bergerak saat pasien bernapas berarti pasien memiliki kebiasaan bernapas melalui
mulut
Water Retention Test
10. Siapkan satu gelas air matang
11. Instruksikan pasien untuk memenuhi rongga mulut dengan air hingga penuh
12. Instruksikan pasien menahan air tersebut di dalam mulut

13. Jika pasien dapat menahan air di dalam mulut, pasien bernapas melalui hidung,
jika pasien menyemburkan air atau tersedak saat menahan air berarti pasien
bernapas melalui mulut
14. Jelaskan kepada pasien hasil pemeriksaan dan rencana perawatan yang sesuai
dengan kasus

Anda mungkin juga menyukai