Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muh Yusran Sukri

Nim : 0910580620016

Resume materi tentang Antemortem dan Postmortem

A. Pengertian Antemortem dan Postmortem


1. Ante Mortem

Pemeriksaan ante mortem adalah pemeriksaan kesehatan hewan potong


sebelum disembelih (Manual Kesmavet, 1993). Pemeriksaan antemortem
meliputi pemeriksaan perilaku dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan perilaku
dilakukan pengamatan dan mencari informasi dari orang yang merawat hewan
kurban tersebut. Hewan yang sehat nafsu makannya baik, hewan yang sakit nafsu
makannya berkurang atau bahkan tidak mau makan. Cara bernafas hewan sehat
nafasnya teratur, bergantian antara keempat kakinya. Pincang, loyo dan tidak bias
berjalan menunjukkan hewan sedang sakit. Cara buang kotoran dan kencingnya
lancer tanpa menunjukkan gejala kesakitan. Konsistensi kotoran (feses) padat
(Hayati dan Choliq, 2009).

Pemeriksaan Fisik dilakukan pemeriksaan terhadap suhu tubuh


(temperatur), menggunakan termometer badan ( digital atau air raksa ), suhu
tubuh normal sapi berkisar antara 38,5°C – 39,2°C. Bola mata bersih, bening, dan
cerah. Kelopak mata bagian dalam (conjunctiva) berwarna kemerahan (pink) dan
tidak ada luka. Kelainan yang biasa dijumpai pada mata yaitu adanya kotoran
berlebih sehingga mata tertutup, kelopak mata bengkak, warna merah, kekuningan
( icterus) atau cenderung putih (pucat). Mulut dan bibir, bagian luar bersih, mulus,
dan agak lembab. Bibir dapat menutup dengan baik. Selaput lender rongga mulut
warnanya merata kemerahan (pink), tidak ada luka.  Air liur cukup membasahi
rongga mulut. Lidah warna kemerahan merata, tidak ada luka dan dapat bergerak
bebas. Adanya keropengdi bagian bibir, air liur berlebih atau perubahan warna
selaput lendir (merah, kekuningan atau pucat) menunjukkan hewan sakit. Hidung,
Tampak luar agak lembab cenderung basah. Tidak ada luka, kotoran, leleran atau
sumbatan. Pencet bagian hidung, apabila keluar cairan berarti terjadi peradangan
pada hidung. Cairan hidung bisa bening, keputihan, kehijauan, kemerahan,
kehitaman atau kekuningan. Kulit dan bulu, bulu teratur, bersih, rapi, dan
mengkilat. Kulit mulus, tidak ada luka dan keropeng. Bulu kusam tampak kering
dan acak-acakan menunjukkan hewan kurang sehat. Kelenjar getah bening,
kelenjar getah bening yang mudah diamati adalah yang berada di daerah bawah
telinga, daerah ketiak dan selangkangan kiri dan kanan. Apabila ada peradangan
kemudian membengkak tanpa diraba akan terlihat jelas pembesaran di daerah
dimana kelenjar getah bening berada. Daerah anus, bersih tanpa ada kotoran,
darah dan luka. Apabila hewan diare, kotoran akan menempel pada daerah sekitar
anus (Hayati dan Choliq, 2009).

Manual Kesmavet (1993) mengutarakan bahwa pemeriksaan ante mortem


dilaksanakan dengan mengamati dengan seksama hewan potong yang akan
disembelih mengenai:

1. Sikap hewan potong pada saat berdiri dan bergerak yang dilihat dari
segala arah.
2. Lubang kumlah, selaput lendir mulut, mata dan cermin hidung.
3. Kulit, kelenjar getah bening sub
maxillaris, parotidea, prescapularis dan inguinalis.
4. Ada atau tidaknya adanya tanda-tanda hewan potong telah disuntik
hormon dan suhu badannya.
5. Mengadakan pengujian laboratorik apabila terdapat kecurigaan tentang
adanya penyakit yang tidak dapat diketahui dalam pengamatan.
2. Post Mortem

Pemeriksaan post mortem adalah pemeriksaan daging dan bagian-bagiannya


setelah selesai penyelesaian penyembelihan (Manual Kesmavet, 1993). Setelah
hewan dipotong (disembelih) dilakukan pemeriksaan postmortem dengan teliti
pada bagian-bagian sebagai berikut: Karkas, Karkas sehat tampak kompak dengan
warna merah merata dan lembab. Bentuk-bentuk kelainan yang sering dijumpai
bercak-bercak pendarahan, lebam-lebam dan berair. Paru-paru, paru-paru sehat
berwarna pink, jika diremas terasa empuk dan teraba gelembung udara, tidak
lengket dengan bagian tubuh lain, tidak bengkak dengan kondisi tepi-tepi yang
tajam. Ditemukan benjolan-benjolan kecil padaparu-paru atau terlihat adanya
benjolan-benjolan keputihan (tuberkel) patut diwaspadai adanya kuman tbc.
Jantung, ujung jantung terkesan agak lancip, bagian luarnya mulus tanpa
ada bercak-bercak perdarahan. Jantung dibelah untuk mengetahui kondisi bagian
dalamnya. Hati, warna merah agak gelap secara merata dengan kantong empedu
yang relative kecil. Konsistensi kenyal dengan tepi-tepi yang cenderung tajam.
Kelainan yang sering ditemui adalah adanya cacing hati (Fasciola hepatica atau
Fasciola gigantica  pada sapi). Limpa, ukuran limpa lebih kecil daripada ukuran
hati, dengan warna merah keunguan. Pada penderita anthrax keadaan limpa
membengkak hebat. Ginjal, kedua ginjal tampak luar keadaannya mulus dengan
bentuk dan ukuran relatif semetris. Adanya benjolan, bercak-bercak
pendarahan, pembengkakan atau perubahan warna merupakan kelainan pada
ginjal. Lambung dan usus bagian luar dan bagian dalam tampak mulus. Lekukan-
lekukan bagian dalamnya teratur rapi. Penggantung usus dan lambung bersih
Tidak ditemukan benda-benda asing yang menempel atau bentukan-bentukan
aneh pada kedua sisi lambung dan usus. Pada lambung kambing sering dijumpai
adanya cacing yang menempel kuat berwarna kemerahan (Soedarto, 2003).

Pemeriksaan post mortem dimulai dengan pemeriksaan sederhana dan apabila


diperlukan dilengkapi dengan pemeriksaan mendalam. Pemeriksaan sederhana
meliputi pemeriksaan organoleptis yaitu terhadap bau, warna konsistensis dan
pemeriksaan dengan cara melihat, meraba dan menyayat. Pemeriksaan mendalam
dilakukan terhadap semua daging dan bagian hewan potong yang sisembelih tanpa
pemeriksaan ante mortem, terhadap semua daging dan bagian hewan yang
menderita atau menunjukkan gejala penyakit coryza gangraenosa bovum, haemorhagic
septicemiia, piroplasmosis, surra, influensaequorum,arthritis, hernia, fractura, abces, ep
hithelimia, actinomycosis, actinobacillosis, mastitis, septichemia, cachexia, hydrops, oed
ema, brucellosis dan tuberculosis dan apabila berdasarkan pemeriksaan sederhana
terdapat kelainan yang menyebabkan perlunya pemeriksaan mendalam. Peredaran
daging yang mengalami pemeriksaan mendalam boleh diedarkan setelah menerima
hasil pemeriksaan dan diperbolehkan untuk diedarkan ke konsumen  (Manual Kesmavet,
1993).

Anda mungkin juga menyukai