Analyze Report TW II 2019 (Syariah)
Analyze Report TW II 2019 (Syariah)
EDISI TRIWULAN II
2019 – VERSI SYARIAH
Free file excel yang berisi ringkasan kinerja keuangan (ada yang mulai tahun 2008),
kalkulator harga wajar, proyeksi dan chart saham-saham yang di bahas
ANALYZE REPORT
EDISI TRIWULAN II 2019
“Belajarlah menghargai setiap karya intelektual yang diciptakan dalam bentuk apapun juga “
E-book ini berisi rekapan 12 saham dengan informasi dan data yang penulis kutip dari berbagai
sumber resmi. Semua informasi telah terpublikasi sehingga dapat diakses oleh setiap individu. Adapun
banyak informasi diambil dari Laporan Keuangan, Laporan Tahunan, Public Expose, dan Prospektus (jika
ada) Perusahaan.
Penulis melakukan pengolahan data dan analisa untuk setiap saham yang dibahas berdasarkan
sudut pandang penulis sendiri. Tidak ada jaminan bahwa setiap keputusan yang diambil dari analisa
penulis pasti memperoleh keuntungan. Segala keputusan dan resiko investasi terhadap saham yang
dibahas pada e-book ini menjadi tanggung jawab investor sendiri (DISCLAIMER ON).
Beberapa data dan angka pada e-book ini, seperti harga saham, susunan direksi/komisaris, dll,
diambil berdasarkan tanggal dibuatnya analisa, sehingga ada kemungkinan terdapat sedikit perbedaan
(contohnya : harga tertinggi dan terendah). Selain itu, mungkin untuk beberapa data keuangan seperti
rasio keuangan dll memiliki perbedaan dengan data pada aplikasi-aplikasi saham. Hal itu dikarenakan
penulis mengambil data secara manual serta mengolahnya dan disesuaikan dengan analisa yang
dilakukan. Tapi tenang saja, penulis juga melampirkan dokumen excel kepada setiap pembaca agar dapat
membantu menyesuaikan data sesuai kebutuhan analisa.
Tentu saja e-book ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, jika teman-teman
mendapati kesalahan ataupun kekeliruan dalam penyajian materi, penulis terlebih dahulu minta maaf, dan
jika berkenan dapat diinformasikan kepada penulis agar dapat di revisi.
Akhir kata, selamat membaca e-book analyze report triwulan II 2019 ini, semoga dengan analisa
ini bisa membantu pembaca untuk semakin memahami pasar modal Indonesia dan tentunya memperoleh
keuntungan yang optimal dari saham-saham pilihan.
Salam Kasih,
Christopher Tertius
Owner channel youtube & instagram : BACASAHAM
DAFTAR ISI
A . INFORMASI UMUM
SEKTOR Automotive
DI DIRIKAN 20 Feb 1957
LISTING 04 Apr 1990
O/S SHARES 40.483 Juta
PEMEGANG SAHAM 50.11% Jardine Cycle &
Carriage Limited
49.89% Masyarakat
BIDANG USAHA Perdagangan umum,
perindustrian, pertambangan,
pengangkutan, pertanian,
pembangunan, jasa & konsultan
KARYAWAN 2018 226.140 Orang
B. ANAK PERUSAHAAN
C. MANAGEMENT
PT. Astra Internasional dipimpin oleh Prijono Sugiarto sebagai presiden direktur sejak Maret
2010. Pernah menjabat sebagai direktur perseroan sejak tahun 2001-2010. Bergabung dengan PT. Astra
Internasional sejak tahun 1990, pernah menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Pamapersada Nusantara
(2007–2009), Wakil Presiden Komisaris PT Federal International Finance (2007-2010), Presiden
Komisaris PT Astra Agro Lestari Tbk (2010-2017), Wakil Presiden Komisaris PT Toyota-Astra Motor
(2010-2015) dan Wakil Presiden Komisaris PT Astra Tol Nusantara (2013-2015). Beliau mempunyai
kepemilikan saham ASII sebesar 0.01%.
Untuk presiden komisaris, dipimpin oleh Budi Setiadharma sejak tahun 2005. Mulai bergabung di
perseroan sejak tahun 1970. Beberapa jabatan lain yang pernah dipegangnya adalah Wakil Presiden
Direktur Perseroan (1998-2002), Presiden Direktur PT Federal Motor (sekarang PT Astra Honda Motor)
(1978-2000) dan General Manager Divisi Honda PT Astra International Tbk (1975-1978). Beliau juga
pernah menjabat sebagai Komisaris PT Jakarta Land (2007-2009) dan Komisaris PT Hero Supermarket
Tbk sejak Juni 2006 sampai sekarang. Beliau mempunyai kepemilikan saham ASII sebesar 0.02%
Dari segi management, ASII dipimpin oleh orang “lama” yang sudah bergabung dengan
perusahaan. Berbagai pengalaman yang mereka miliki tentunya memberi keyakinan bagi perusahaan
untuk mempercayakan jabatan tersebut. Selain itu, dengan adanya kepemilikan saham ASII, cukup
menjadi nilai tambah bahwa management akan berusaha terus mengembangkan bisnis perusahaan dengan
baik.
Hal positif lainnya adalah GCG (Good Corporate Governance) berjalan dengan baik. Melalui
astra sehat, astra cerdas, astra hijau, dan astra kreatif, perusahaan ini sudah memberikan berbagai bantuan
untuk mendukung kemajuan di Indonesia.
Pada tahun 2018, saham dengan kode ASII ini mendapatkan berbagai penghargaan. Beberapa
diantaranya yaitu : Top 100 Enterprises 2018, Best in Automotive Industry (Warta Ekonomi),
Outstanding Companies in Indonesia on Automotives & Components (Asia Money), dll.
Dari segi lembaga pemeringkat, obligasi PT. Astra mendapat peringkat AAA(idn) dari PT Fitch
Ratings Indonesia dan idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia. Dan Euro Medium Term Notes
senilai USD300 juta dengan peringkat Baa2 dari Moody’s Investors Services Singapore Pte Ltd dan BBB-
dari PT Fitch Ratings Indonesia.
D. BISNIS
Astra merupakan salah satu perusahaan besar di Indonesia yang memiliki berbagai lini usaha, yang
didominasi oleh sektor otomotif. Berdasarkan pemaparan materi public expose 2019, terlihat bisnis ini
menyumbang 40% dari komposisi net income perusahaan, diikuti oleh sektor alat berat sebesar 32%, dan
sektor finansial sebesar 21%. Untuk detail perusahaan per sektornya, dapat dilihat pada pembahasan
“anak perusahaan”.
Lebih lanjut dianalisa bahwa “bisnis mobil dan motor” perusahaan ini menjadi market leader di
Indonesia, dengan market share sebesar 53% dan 75% secara berurutan. Sedangkan untuk sektor alat berat
Komatsu, mempunyai market share sebesar 36%.
Sampai dengan Juni 2019 setidaknya ASII mempunyai 2 corporate action besar. Pertama,
berkolaborasi dengan Gojek untuk menyediakan armada untuk sistem transportasi GOCAR dengan
penambahan investasi sebesar USD $100 Juta pada Januari 2019. Dengan kolaborasi tersebut, total
investasi Astra di Gojek adalah USD $250 Juta. Kedua, dimana Astra Tol Nusantara memiliki 44.5%
kepemilikan saham di PT. Jasamarga Surabaya Mojokerto.
Berikut rincian segmentasi bisnis PT Astra Internasional yang dikutip dari materi public expose 2019 :
1. Mobil Toyota, Lexus, BMW, Peugeot, Isuzu, Daihatsu, Astra, LCGC, dll (Penjualan turun
13%)
2. Motor Honda (Penjualan naik 8%)
3. Komponen Otomotif Astra Otoparts (Net Income naik 19%)
4. Financial Bank Permata dan Asuransi Astra Buana (Net Income naik 32%)
5. Alat Berat, Tambang, Konstruksi dan Energy United Tractors (Net Income naik 2%)
6. Agribisnis Astra Agro Lestari (Net Income turun 94%)
7. Infrastruktur & Logistik Astra Toll Road (Net Income naik menjadi Rp 83 M)
8. Teknologi Informasi Astra Graphia (Net Income turun 35%)
9. Properti Anadamaya Residence, Arumaya, Asya ((Net Income turun 33%)
Dari data diatas terlihat bahwa sektor mobil, agribisnis, teknologi informasi dan property
mengalami penurunan yang cukup besar. Sedangkan sektor motor, komponen otomotif, financial, alat
berat, dan infrastruktur mengalami peningkatan. Secara keseluruhan, net income perusahaan turun sebesar
6%, yang mana Rp 10.384 M ditahun 2018 menjadi Rp 9.803 M ditahun 2019 s/d data Juni.
Hal itu menunjukan bahwa segmen bisnis yang mengalami penurunan jauh lebih berpengaruh
dibandingkan segmen yang mengalami peningkatan. Ditambah lagi, core bisnis mobil yang mengalami
penurunan 13% menjadi salah satu faktor utamanya.
Jika dilihat dari prospek bisnis PT. Astra Internasional, perusahaan ini sebenarnya sangat hebat
karena berada pada berbagai lini bisnis. Namun management butuh memaksimalkan semua sektor bisnis
yang ada agar memberikan kontribusi peningkatan net income yang lebih. Khususnya untuk sektor
otomotif yang menjadi induk usaha perusahaan.
E. NERACA KEUANGAN
Total asset ASII s/d Juni 2019 adalah Rp 350 T yang mana naik sebesar 1.62% atau Rp 6 T
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Asset
400,000,000
350,000,000
300,000,000
250,000,000
200,000,000
150,000,000
100,000,000
50,000,000
-
Total liabilitas ASII s/d Juni 2019 adalah Rp 173 T yang mana naik sebesar 1.75% atau Rp 3 T
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Liabilitas
200,000,000
180,000,000
160,000,000
140,000,000
120,000,000
100,000,000
80,000,000
60,000,000
40,000,000
20,000,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total ekuitas ASII s/d Juni 2019 adalah Rp 139 T yang mana naik sebesar 1.82% atau Rp 3 T
dibandingkan desember 2018. Hal itu disebabkan adanya peningkatan saldo laba yang belum
ditentukan penggunaannya sebesar Rp 3 T
F. LABA RUGI
Berdasarkan data laba rugi diatas, terlihat nominal peningkatan penjualan usaha dan beban
operasional yang sebanding, yaitu Rp 4 T. Hal itu membuat perusahaan tidak bisa meningkatkan profit
dibandingkan tahun sebelumnya. Ditambah lagi, beban keuangan yang lebih besar dibandingkan
pendapatan keuangan, menyebabkan profit mengalami penurunan sebesar Rp 0.5 T dibanding periode
yang sama tahun sebelumnya. Untuk itu, ke depannya diharapkan ASII dapat meningkatkan pendapatan
dari penjualan usahanya dan berusaha menekan beban operasionalnya agar tercipta peningkatan laba.
250,000,000
200,000,000
150,000,000
100,000,000
50,000,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
200,000,000
150,000,000
100,000,000
50,000,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
20,000,000
15,000,000
10,000,000
5,000,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
G. RASIO KEUANGAN
Dari rasio keuangan diatas terlihat adanya sedikit penurunan dalam aspek profitabilitas
(ROE,ROA, NPM) dibandingkan tahun 2018. Hal itu dikarenakan perusahaan belum bisa meningkatkan
laba melebihi tahun 2018. Untuk aspek hutang terhadap modal, rasio DER PT. Astra Internasional berada
diatas 100%, dimana terdapat peningkatan liabilitas jangka panjang hutang bank sebesar Rp 10.5 T
dibanding tahun sebelumnya, dan tidak diimbangi dengan peningkatan ekuitas. Untuk EPS terdapat
sedikut penurunan dikarenakan adanya penurunan laba, dan untuk book value terlihat adanya sedikit
pertumbuhan dibanding periode sebelumnya.
H. DIVIDEN
200.00
150.00
100.00
50.00
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PT. Astra Internasional merupakan salah satu perusahaan yang rutin membagi dividennya setiap
tahun. Dengan yield sebesar 2-3%, saham ini terus berusaha meningkatan jumlah dividennya dengan tetap
mengacu pada pertumbuhan bisnis perusahaan. Meskipun dalam beberapa tahun terakhir terlihat nominal
dividen yang dibagikan “stuck” pada angka Rp 200san, namun penulis optimis jika bisnis ASII
menghasilkan pertumbuhan profit yang cukup besar, saham ini dapat meningkatkan jumlah dividennya
24.00 23.71
20.05
Axis Title
4.25
2.91
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PER TERTINGGI 10.15 14.35 17.12 17.29 17.30 17.31 16.99 24.00 23.71 20.05 16.34 17.65
PER TERENDAH 2.91 4.25 9.23 10.30 12.76 10.63 13.14 13.92 15.23 16.35 11.39 12.91
4.99 5.09
4.72
4.00
3.61
Axis Title
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PBV TERTINGGI 2.82 3.61 4.99 5.09 4.72 4.00 3.41 3.40 3.21 3.06 2.59 2.48
PBV TERENDAH 0.81 1.07 2.69 3.03 3.48 2.46 2.64 1.97 2.06 2.50 1.80 1.81
Berdasarkan trend PER dan PBV saham ASII, terlihat adanya penurunan jika dibandingkan
dengan beberapa tahun sebelumnya. Mengacu pada pertumbuhan laba yang menurun, menjadi wajar jika
pasar menghargai ASII dengan nominal yang lebih rendah. Sesuai dengan analisa yang penulis lakukan,
maka untuk harga terbaik ASII saat ini adalah :
Dengan asumsi peningkatan book value 3% setiap tahun, dalam 5 tahun ke depan
diproyeksikan harga wajarnya berada pada level Rp 8.578. Angka tersebut menggunakan asumsi
pertumbuhan beberapa tahun terakhir. Jika ASII bisa meningkatkan kinerja bisnisnya, penulis optimis
saham ini bisa menyentuh harga tersebut kurang dari 5 tahun. Apalagi, jika ditarik beberapa tahun ke
belakang, pertumbuhan BV PT. Astra Internasional selalu berada diangka lebih dari 5%
A . INFORMASI UMUM
SEKTOR Infrastructure
DI DIRIKAN 01 Mar 1978
LISTING 12 Nov 2007
O/S SHARES 7.258 Juta
PEMEGANG SAHAM 70% Pemerintah
30% Masyarakat
BIDANG USAHA Konstruksi, operasi dan
pemeliharaan jalan tol serta rest
area di koridor jalan tol
KARYAWAN 2018 9.080 Orang
B. ANAK PERUSAHAAN
C. MANAGEMENT
PT. Jasa Marga dipimpin oleh Desi Arryani sebagai presiden direktur sejak Agustus 2016. Pernah
menjabat sebagai Direktur Operasi I PT Waskita Karya (Persero) Tbk (2013-2016); dan Direktur Operasi
II PT Waskita Karya (Persero) Tbk (2011-2012). Beliau juga mempunyai kepemilikan saham JSMR
sebanyak 0.02%.
Untuk posisi presiden komisaris dipegang oleh Sapto Amal Damandari sejak September 2018.
Pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT PELINDO I (Persero) (2017-2018); Komisaris PT
PELINDO I (Persero) (2017); Wakil Ketua BPK RI (2014-2017); Anggota II BPK RI (2013-2014);
Anggota V BPK RI (2010-2013); dan Anggota VI BPK RI (2007-2010)
Berdasarkan profil yang dikutip dari Annual Report JSMR tahun 2018, terlihat bahwa baik
presiden direktur maupun komisaris merupakan “orang baru” di JSMR sehingga membutuhkan waktu
untuk melihat kinerja mereka memimpin perusahaan BUMN ini. Namun, kepemilikan saham dari presdir
JSMR atas perusahaannya memberikan nilai tambah dimata investor bahwa beliau akan berusaha
mengembangkan perusahaan ini, karena didalamnya terdapat kepemilikannya juga.
PT. Jasa Marga juga berusaha untuk terus menerapkan Good Corporate Governance (GCG)
dengan baik. Contohnya dimana pada tahun 2018 perusahaan memberikan total bantuan untuk korban
bencana alam sebesar Rp 707.10 Milliar, bantuan pendidikan sebesar Rp 9.51 Miliar, peningkatan
kesehatan Rp 1.57 Milliar, dll.
Pada tahun 2019, JSMR juga mendapat beberapa penghargaan yang memperlihatkan prestasi dari
perusahaan jalan tol ini, diantaranya : Penghargaan kategori strategi pertumbuhan terbaik no 1 dalam 8th
Anugerah BUMN 2019 (Majalah BUMN Track), Peringkat 28 dari 100 brand di ajang brand finance top
100 Indonesia Most Valuable Brands 2019 (SWA Network), dll.
Untuk lembaga pemeringkat, pada tahun 2018 JSMR mendapat ranking idAA oleh Pefindo, Baa2
(Stable) oleh Moody’s, BB+ (Stable) oleh S&P perihal obligasi perusahaan.
D. BISNIS
PT. Jasa Marga dapat disebut sebagai market leader dan mendominasi bisnis “jalan tol” dengan
pangsa pasar 60%. Status BUMN perusahaan ini juga menjadi nilai tambah untuk perkembangan bisnis
dan proyek-proyek yang mereka tangani. Perusahaan ini sudah berekspansi dipulau Sumatera, Jawa, Bali,
Kalimantan, dan Sulawesi dengan total panjang jalan tol yang beroperasi sekitar 1.041 Km. Angka
tersebut terus bertumbuh dibandingkan tahun 2015-2018 yang menjelaskan bahwa perusahaan terus
berusaha mengembangkan bisnis dan potensi mereka.
Bisnis tol yang dijalankan oleh JSMR sebenarnya merupakan bisnis yang memiliki wide economic
moat. Jika diamati, tidak mungkin di suatu tempat terdapat 2 jalan tol yang berderetan satu dengan yang
lain. Misalnya ada kompetitor yang juga menjalankan bisnis ini, tidak mungkin mereka akan membangun
tol baru ditempat yang sama yang telah dibangun oleh JSMR. Untuk itu, penulis optimis perusahaan ini
dapat terus mengembangkan kinerjanya untuk beberapa tahun ke depan. Ditambah lagi, fokus pemerintah
untuk terus memajukan infrastruktur di Indonesia memberikan peluang bagi JSMR.
Dari kinerja keuangannya, terlihat adanya pertumbuhan pendapatan sebesar 7.6%, yang terutama
disebabkan beroperasinya ruas tol Trans Jawa secara penuh pada Desember 2018.
E. NERACA KEUANGAN
Total asset JSMR s/d Juni 2019 adalah Rp 89.6 T yang mana naik sebesar 8.80% atau Rp 7.2 T
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Asset
100,000,000
80,000,000
60,000,000
40,000,000
20,000,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total liabilitas JSMR s/d Juni 2019 adalah Rp 68.3 T yang mana naik sebesar 9.78% atau Rp 6.1 T
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Liabilitas
80,000,000
70,000,000
60,000,000
50,000,000
40,000,000
30,000,000
20,000,000
10,000,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total ekuitas JSMR s/d Juni 2019 adalah Rp 17.6 T yang mana naik sebesar 4.44% atau Rp 0.7 T
dibandingkan desember 2018. Hal itu disebabkan adanya peningkatan saldo laba sebesar Rp 0.8 T
F. LABA RUGI
Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa terdapat penurunan penjualan usaha. Namun, lebih
besarnya penurunan pada beban operasional (Rp 5 T) dibandingkan penjualan usaha (Rp 4.8 T)
menyebabkan perusahaan masih bisa menghasilkan laba yang lebih besar pada tahun 2019. Untuk itu, ke
depannya jika JSMR ingin meningkatkan pertumbuhan profit secara “normal”, mereka harus berusaha
untuk lebih meningkatkan penjualan usahanya, disamping tetap mengefisiensikan beban operasionalnya.
Dengan berbagai proyek yang masih “sementara” ditangani, penulis optimis JSMR bisa meningkatkan
kinerjanya untuk semester II 2019 ini.
30,000,000
25,000,000
20,000,000
15,000,000
10,000,000
5,000,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
2,000,000
1,500,000
1,000,000
500,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
G. RASIO KEUANGAN
Dari data rasio keuangan diatas, terlihat pada tahun 2019 rasio profitabilitas JSMR belum bisa
dikatakan maksimal, jika dibandingkan tahun 2015. Untuk rasio hutangnya juga masih berada diangka
300%, dimana menjelaskan hutangnya sekitar 3x lipat ekuitasnya. Untuk EPS mengalami sedikit
penurunan sedangkan BV terus bertumbuh selama 5 tahun terakhir. Investor masih perlu melihat kinerja
tahun 2019 secara keseluruhan untuk memproyeksikan kinerja perusahaan ini dimasa mendatang.
H. DIVIDEN
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Dividen saham dengan kode JSMR ini terlihat naik turun, dimana terlihat beberapa tahun bahkan
tidak membagi dividennya. Meskipun secara garis besar, saham ini berusaha untuk tetap membagikan
dividen kepada pemegang sahamnya dengan yield sekitar 1%. Untuk itu, penulis pribadi tidak terlalu
memperhatikan aspek dividen dari saham ini, dan hanya fokus pada potensi capital gainnya.
37.66
35.80
34.18
27.12
24.52
Axis Title
6.24 6.05
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PER TERTINGGI 18.31 14.15 23.66 23.11 27.12 37.66 34.18 35.80 23.95 22.35 21.75 22.09
PER TERENDAH 6.24 6.05 20.32 15.81 18.64 24.52 22.70 22.22 14.98 13.69 12.52 14.66
5.41
5.05 4.86 5.04
3.65
Axis Title
3.47 3.52
3.13 3.35 3.23 3.13 3.31 3.26
2.83 2.65
2.29 2.07 2.00
1.97 1.96
1.63 1.76
0.67 0.84
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PBV TERTINGGI 1.97 1.96 3.65 3.35 5.05 5.41 4.86 5.04 3.31 3.26 2.83 2.65
PBV TERENDAH 0.67 0.84 3.13 2.29 3.47 3.52 3.23 3.13 2.07 2.00 1.63 1.76
Dari trend PER dan PBV diatas terlihat bahwa pada beberapa tahun terakhir JSMR mempunyai
range PER yang stabil dan untuk PBV nya terlihat adanya sedikit penurunan. Sesuai dengan analisa yang
penulis lakukan, maka untuk harga terbaik JSMR saat ini adalah :
Dengan asumsi peningkatan book value 3% setiap tahun, dalam 5 tahun ke depan
diproyeksikan harga wajarnya berada pada level Rp 6.200. Angka tersebut menggunakan asumsi
pertumbuhan beberapa tahun terakhir. Jika JSMR bisa meningkatkan kinerja bisnisnya, penulis optimis
saham ini bisa menyentuh harga tersebut kurang dari 5 tahun.
A . INFORMASI UMUM
SEKTOR Wholesale
DI DIRIKAN 19 Okt 1972
LISTING 19 Sep 1989
O/S SHARES 3.730 Juta
PEMEGANG SAHAM 59.50% PT. Astra Internasional
40.45% Masyarakat
BIDANG USAHA Mesin konstruksi, Kontraktor
Penambangan, Pertambangan,
Konstruksi, Energy
KARYAWAN 2018 29.521 Orang
B. ANAK PERUSAHAAN
C. MANAGEMENT
PT. United Tractor dipimpin oleh Gidion Hasan sebagai presiden direktur sejak 2015. Mulai
bergabung dengan grup Astra sejak tahun 1999. Pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur pada
tahun 2013-2015 dan Direktur Keuangan pada 2006-2013. Beliau juga menjabat sebagai direktur PT.
Astra Internasional sejak tahun 2016.
Untuk posisi presiden komisaris, dijabat oleh Prijono Sugiarto sejak tahun 2005. Sebelumnya
pernah menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Pamapersada Nusantara (2007–2009), Wakil Presiden
Komisaris PT Federal International Finance (2007-2010), Presiden Komisaris PT Astra Agro Lestari Tbk
(2010-2017), Wakil Presiden Komisaris PT Toyota-Astra Motor (2010-2015) dan Wakil Presiden
Komisaris PT Astratel Nusantara (2013-2015). Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Presiden Direktur
PT Astra Internasional setelah sebelumnya menjabat posisi direktur sejak tahun 2001.
Perusahaan dengan kode saham UNTR ini juga aktif dalam menerapkan Good Corporate
Governance (GCG) dengan baik. Melalui UT Grup peduli, perusahaan berkontribusi membantu korban
bencana Lombok, Palu dan Donggala dengan memberikan paket sembako, sekolah darurat, huni transisi
tetap, unit alat berat, sumur bor, posko kesehatan, dll.
Pada tahun 2018, perusahaan memperoleh beberapa penghargaan, diantaranya : Indonesia’s Best
Corporate University 2018 – kategori Non Financial Services (Majalah SWA), Asian MAKE Awards
2018 (TELENOS), Asia Sustainability Reporting Award 2018 (National Center for Sustainability
Reporting), dll.
Dari lembaga pemeringkat, UNTR memperoleh rating BBB- dari S&P, Baa2 dari Moody’s, dan
BBB dari Fitch untuk ranking investasinya.
D. BISNIS
PT. United Tractor memiliki 6 lini bisnis, yaitu : Mesin konstruksi, Kontraktor Penambangan,
Pertambangan, Konstruksi, Energy. Berdasarkan materi public expose 2019 yang disampaikan
perusahaan, sampai dengan semester pertama tahun 2019, pendapatan bersih meningkat sebesar 11%,
dimana sektor kontraktor penambangan menjadi kontributor terbesar (44.48%), diikuti oleh mesin
konstruksi sebesar (27.90%) kemudian pertambangan batu bara sebesar (15.68%).
Kontribusi dari sektor kontraktor penambangan disebabkan adanya peningkatan produksi batubara
menjadi 72.8 Juta Ton dan pemindahan tanah 566 Juta BCM sampai dengan semester I 2019. Dari sisi
mesin konstruksi, disebabkan adanya pendapatan laba bersih melalui PT Acset Indonusa sebesar Rp 1.5 T
sampai Juni 2019 dengan kontrak baru senilai Rp 1.4 T. Sedangkan untuk pertambangan batu bara
didukung dengan adanya peningkatan volume penjualan batu bara, dimana menjadi 5.676 Ribu Ton pada
semester 1 2019 yang didominasi oleh penjualan thermal coal.
UNTR memiliki 3 rencana kerja, yaitu diferensiasi, diversifikasi dan digitalisasi. Jika dilihat dari
pemaparan yang disampaikan dan kualitas management perusahaan, penulis optimis PT. United Tractor
bisa meningkatkan kinerja bisnisnya, ditambah lagi pengaruh induk perusahaan PT Astra Internasional
yang sudah menjadi brand terkenal di Indonesia, sehingga meningkatkan peluang kerjasama dengan
berbagai pihak.
E. NERACA KEUANGAN
Total asset UNTR s/d Juni 2019 adalah Rp 118 T yang mana naik sebesar 1.71% atau Rp 2 T
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Asset
140,000,000
120,000,000
100,000,000
80,000,000
60,000,000
40,000,000
20,000,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total liabiltas UNTR s/d Juni 2019 adalah Rp 60 T yang mana naik sebesar 1.63% atau Rp 1 T
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Liabilitas
70,000,000
60,000,000
50,000,000
40,000,000
30,000,000
20,000,000
10,000,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total ekuitas UNTR s/d Juni 2019 adalah Rp 58 T yang mana naik sebesar 1.80% atau Rp 1 T
dibandingkan desember 2018. Hal itu disebabkan adanya peningkatan saldo laba sebesar Rp 2.5 T dan
peningkatan cadangan lindung nilai sebesar (Rp 0.89 T)
60,000,000
50,000,000
40,000,000
30,000,000
20,000,000
10,000,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
F. LABA RUGI
Dari laporan laba rugi diatas terlihat bahwa UNTR mencetak peningkatan penjualan usaha (Rp 4.4
T) yang lebih besar dibandingkan peningkatan beban operasionalnya (Rp 3.4T). Namun, peningkatan
beban keuangan yang cukup besar (Rp 0.61 T) menyebabkan laba UNTR hanya meningkat sebesar Rp 0.1
T atau 1.85% dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini menjelaskan bahwa, dari bisnis operasionalnya
perusahaan ini terus bertumbuh, dan penyebab kecilnya peningkatan laba hanya berasal dari beban
keuangannya saja.
Pendapatan Bersih
100,000,000
90,000,000
80,000,000
70,000,000
60,000,000
50,000,000
40,000,000
30,000,000
20,000,000
10,000,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Beban Operasional
80,000,000
70,000,000
60,000,000
50,000,000
40,000,000
30,000,000
20,000,000
10,000,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
10,000,000
8,000,000
6,000,000
4,000,000
2,000,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
G. RASIO KEUANGAN
Berdasarkan rasio keuangan diatas terlihat perusahaan cukup stabil dari aspek profitabilitasnya,
meskipun rasio NPM masih dibawah 15%, namun setidaknya dalam 5 tahun terakhir rasio tersebut terlihat
adanya peningkatan. Untuk rasio DER, terlihat diatas ekuitasnya dalam 2 tahun terkahir, yang bisa saja
disebabkan adanya peningkatan dana pinjaman hutang bank. Sedangkan untuk EPS dan BV mengalami
peningkatan dalam 5 tahun terakhir.
I. DIVIDEN
1,200.00
1,000.00
800.00
600.00
400.00
200.00
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Dividen PT. United Tractor cenderung fluktuatif setiap tahun. Namun, terlihat perusahaan
berusaha untuk berkomitmen dalam membagi dividen setiap tahunnya, meskipun yield yang diberikan
hanya berada dikisaran 1-2%.
24.17 23.23
21.56
18.96 17.86 18.77
Axis Title
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PER TERTINGGI 18.96 15.73 24.17 17.54 21.56 16.98 17.61 23.23 17.86 18.77 13.58 9.88
PER TERENDAH 3.17 4.11 13.84 11.82 10.71 10.53 11.41 13.48 9.97 10.37 9.05 6.57
5.80
4.53 4.34
Axis Title
3.76 3.86
3.32
2.92
2.54 2.65
2.30 2.45 2.28 2.10
1.92 1.90
1.43 1.59 1.32 1.61 1.77
1.13 1.17 1.26
0.76
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PBV TERTINGGI 4.53 4.34 5.80 3.76 3.86 2.30 2.45 2.28 2.10 2.92 2.65 1.90
PBV TERENDAH 0.76 1.13 3.32 2.54 1.92 1.43 1.59 1.32 1.17 1.61 1.77 1.26
Berdasarkan trend PER dan PBV diatas, terlihat adanya penurunan trend dalam beberapa tahun
terakhir. Secara kinerja keuangan, saham ini sebenarnya sedang baik-baik saja, namun sentiment market
terhadap saham pertambangan mungkin menjadi salah satu faktor menurunnya minat terhadap UNTR.
Sesuai dengan analisa yang penulis lakukan, maka untuk harga terbaik UNTR saat ini adalah :
Dengan asumsi peningkatan book value 3% setiap tahun, dalam 5 tahun ke depan
diproyeksikan harga wajarnya berada pada level Rp 28.503. Angka tersebut menggunakan asumsi
pertumbuhan beberapa tahun terakhir. Dan jika diamati dengan fluktuasi perkembangan EPS dan BV
UNTR, ada kemungkinan harga tersebut dapat tercapai dalam jangka waktu kurang dari 5 tahun.
A . INFORMASI UMUM
SEKTOR F&B
DI DIRIKAN 17 Feb 1977
LISTING 04 Jul 1990
O/S SHARES 22.359 Juta
PEMEGANG SAHAM 32.93% PT. Unita Branindo
26.14% PT. Mayora Dhana Utama
25.22% Jogi Hendra Atmadja
15.71% Masyarakat
BIDANG USAHA Biskuit, Kembang gula, wafer, coklat,
kopi dan makanan kesehatan
KARYAWAN 2018 14.108 Orang
B. ANAK PERUSAHAAN
C. MANAGEMENT
Perusahaan dengan kode saham MYOR ini dipimpin oleh Andre Sukendra Atmadja sebagai
presiden direktur sejak tahun 2011. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur sejak tahun 2004 sampai
tahun 2011, sebagai Manajer Operasional Perseroan sejak tahun 1996 hingga tahun 2004. Selain itu, juga
menjabat sebagai Direktur pada PT. Torabika Eka Semesta, PT. Kakao Mas Gemilang, dan PT. Unita
Branindo. Beliau mempunyai hubungan afiliasi dengan PT. Unita Branindo sebagai pemegang saham
utama MYOR sebesar 32.93%
PT. Mayora Indah dipimpin oleh Jogi Hendra Atmadja sebagai presiden komisaris sejak tahun
1977. Juga menjabat Komisaris Utama pada PT. Unita Branindo, PT.Torabika Eka Semesta, dan PT.
Kakao Mas Gemilang. Menjabat sebagai Komisaris pada PT. Sinar Pangan Barat dan PT. Sinar Pangan
Timur. Beliau merupakan pemegang saham mayoritas perusahaan MYOR yaitu sebesar 25.22%
Dari sisi management, perusahaan ini dipimpin oleh orang-orang yang memiliki hubungan afiliasi
dengan pemegang saham mayoritas. Hal itu memberi nilai tambah, dimana management akan berusaha
untuk meningkatkan kinerja bisnis MYOR, karena mereka juga merupakan pemegang saham mayoritas
perusahaan ini.
Perusahaan juga terus berupaya menerapkan good corporate governance (CGC) dengan baik,
dimana dengan memberikan bantuan bagi korban bencana, bantuan pendidikan, bantuan pelatihan bagi
atlit, bimbingan kepada para petani bahan baku yang digunakan perseroan, dll.
Untuk lembaga pemeringkat, berdasarkan materi public expose 2019, MYOR memperoleh rating
Id AA (Double A) Stable Outlook untuk Perseroan, Id AA (Double A) untuk Obligasi Mayora Indah IV
dan Obligasi Berkelanjutan I Mayora Indah Tahap I, II, dan III.
D. BISNIS
PT. Mayora Indah merupakan salah satu perusahaan terkenal yang bergerak di bisnis “cemilan”.
Sebut saja beberapa produk terkenalnya, seperti : energen, kopi torabika, malkist roma, beng-beng, dll.
Secara produk, perusahaan ini sudah melekat diberbagai kalangan masyarakat sehingga produknya mudah
untuk di pasarakan.
Meskipun begitu, perusahaan harus tetap mewaspadai beberapa kendala yang mungkin saja
terjadi, diantaranya : pertumbuhan ekonomi yang masih rendah, adanya persaingan usaha dan stabilitas
supply serta harga bahan baku.
Tidak bisa dipungkiri bahwa bisnis “cemilan” sangat rentan terhadap kompetitor baru. Apalagi
jika tidak dilakukan inovasi baru yang dapat terus memenuhi kebutuhan konsumen. Harga yang
cenderung kompetitif antara perusahaan satu dengan yang lain menjadi tantangan tersendiri bagi
perusahaan di bisnis ini.
Namun, saham dengan kode MYOR ini tetap optimis dapat meningkatkan kinerjanya di tahun
2019. Berdasarkan pemaparan pada public expose 2019, PT. Mayora Indah optimis dapat meningkatkan
penjualan sebesar 11.1% dibanding tahun 2018 menjadi Rp 26.7 T dan peningkatan laba usaha 9.7%
menjadi Rp 1.9 T dibanding tahun 2018.
E. NERACA KEUANGAN
Total asset MYOR s/d Juni 2019 adalah Rp 17.6 T yang mana naik sebesar 0.51% atau Rp 0.10 T
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Asset
20000000
18000000
16000000
14000000
12000000
10000000
8000000
6000000
4000000
2000000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total liabilitas MYOR s/d Juni 2019 adalah Rp 8.3 T yang mana turun sebesar (8.24%) atau (Rp 0.70
T) dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Liabilitas
10000000
8000000
6000000
4000000
2000000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total ekuitas MYOR s/d Juni 2019 adalah Rp 9.1 T yang mana naik sebesar 7.14% atau Rp 0.60 T
dibandingkan desember 2018. Hal itu disebabkan karena adanya peningkatan saldo laba yang belum
ditentukan penggunaannya sebesar Rp 0.81 T atau 9.71%
8000000
6000000
4000000
2000000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
F. LABA RUGI
Berdasarkan laporan laba rugi MYOR diatas, terlihat bahwa perusahaan mampu menjaga
pertumbuhan penjualan usahanya lebih besar dibandingkan beban operasionalnya. Namun, peningkatan
20% pada beban keuangan sedikit mempengaruhi peningkatan laba perusahaan. Meskipun, secara
keseluruhan laba meningkat 9.58%. Dari data ini terlihat perusahaan mampu mengefisiensikan biaya
operasionalnya, disamping berusaha meningkatkan pertumbuhan penjualan.
25000000
20000000
15000000
10000000
5000000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
20000000
15000000
10000000
5000000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
G. RASIO KEUANGAN
Jika dilihat dari rasio keuangan selama 5 tahun terakhir, terlihat untuk profitabilitas MYOR sedikit
mengalami trend penurunan. Ditambah lagi untuk rasio NPM yang hanya single digit memperlihatkan
bagaimana perusahaan terus berusaha menjaga margin bersih dari penjualan produknya. Perihal hutang,
terlihat adanya penurunan di tahun 2019. Untuk EPS, mengalami sedikit penurunan dan BV terus
mengalami peningkatan dalam 5 tahun terkahir.
H. DIVIDEN
PT. Mayora Indah terlihat terus berusaha meningkatkan jumlah dividennya setiap tahun dengan
yield sekitar 1% untuk setiap pembagian dividennya. Meskipun yield yang dibagikan cenderung kecil,
namun dapat dilihat komitmen perusahaan untuk terus “Berbagi” dengan pemegang sahamnya. Hal itu
bisa juga dikarenakan management perusahaan merupakan orang-orang yang memiliki hubungan afiliasi
dengan pemegang saham mayoritas.
69.80
Axis Title
45.31
42.21
38.07
35.06
28.29 27.82 27.34 29.70 27.23 29.07
21.11 22.36 23.07
15.14 14.43 14.08 15.14 16.86
5.45
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PER TERTINGGI 21.11 28.29 27.82 27.34 69.80 22.36 29.70 35.06 42.21 38.07
PER TERENDAH 5.45 15.14 14.43 14.08 45.31 15.14 16.86 23.07 27.23 29.07
8.48
7.60
7.23
6.62 6.87 6.72
6.42
5.50 5.47
Axis Title
1.32
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PBV TERTINGGI 5.13 5.50 6.62 7.23 6.87 5.25 6.42 7.60 8.48 6.72
PBV TERENDAH 1.32 2.94 3.43 3.72 4.46 3.56 3.65 5.00 5.47 5.13
Berdasarkan data historis PER dan PBV diatas, terlihat bahwa trend bergerak perlahan ke atas
dengan valuasi yang bisa dibilang mahal. Berdasarkan analisa penulis, harga terbaik untuk membeli
saham MYOR adalah :
Dengan asumsi peningkatan book value 8% setiap tahun, dalam 5 tahun ke depan
diproyeksikan harga wajarnya berada pada level Rp 3.563. Angka tersebut terlihat cukup revelan jika
menggunakan history growth book value MYOR yang bahkan bisa berada diangka 2 digit. Namun, tetap
saja perlu diingat bahwa harga saat ini sudah cukup mahal, sehingga investor harus punya keyakinan
sebelum mengambil keputusan.
A . INFORMASI UMUM
B. ANAK PERUSAHAAN
C. MANAGEMENT
PT. Pakuwon Jati dipimpin oleh Alexander Suhendra sebagai presiden direktur sejak 2016.
Pernah menjabat sebagai Direktur di PT Pakuwon Sentosa Abadi sejak tahun 2000. Beliau dipercaya
menjabat sebagai Direktur di PT Permata Berlian Realty sejak 2003. Sebelum diangkat sebagai
Presiden Direktur, merupakan Direktur Perseroan (2007-2016).
Posisi presiden komisaris saham dengan kode PWON ini dipegang oleh Alexander Tedja sejak
1998. Pernah menjabat sebagai presiden direktur PWON tahun 1989-1998. Beliau pernah berkarier
di bidang perfilman dan perbioskopan untuk PT ISAE film sejak 1972, PT Pan Asiatic Film sejak 1991,
serta PT Menara Mitra Cinema Corp sejak 1977. Beliau juga merupakan pemegang saham PWON sebesar
0.02% dari keseluruhan saham beredar.
Posisi presdir dan preskom PT. Pakuwon Jati dipimpin oleh orang-orang yang sudah berkarir
cukup lama diperusahaan ini, baik pada anak maupun induk perusahaan. Posisi presiden komisaris yang
juga merupakan salah satu pemegang saham perusahaan ini juga menjadi nilai tambah untuk menilai
komitmen manajemen untuk mengembangkan perusahaan ini.
Dari segi corporate social responsibility (CSR), PT. Pakuwon Jati terus menjalankannya dengan
konsisten dengan total dana Rp 3.97 M pada tahun 2018. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan antara
lain: Ikut serta program penghijauan dengan menanam 1.000 pohon jambu di Highland Park Hotel &
Resort Bogor, donor darah di Pakuwon Mall, dll.
Untuk lembaga pemeringkat kredit, pada tahun 2019, berdasarkan pemaparan pada public expose
2019, S&P naik menjadi ranking BB/Stable, Moody’s tetap berada pada status Ba2/Stable, dan Fitch naik
menjadi ranking BB/Stable. Dari hal ini terlihat bahwa rating kredit perusahaan cukup baik untuk
diinvestasikan dan menjalin kerjasama.
D. BISNIS
PT. Pakuwon Jati merupakan perusahaan yang bergerak di bidang property, yang mana merupakan
pemilik superblock, land bank, dan shopping mall terbesar di Surabaya. Selain itu, di Jakarta Selatan
prestasi PWON juga bisa dikatakan hampir mendekati kinerjanya di Surabaya. Tidak heran jika bisa
dikatakan perusahaan ini menjadi market leader di Surabaya dan Jakarta Selatan dengan track record
selama 37 tahun di industri yang sama.
Dari sisi pendapatan, berdasarkan pemaparan public expose PWON 2019, terlihat bahwa
kontributor terbesar ada pada penyewaan retail (39.6%) dan penjualan kondominium (36.3%). Lebih
lanjut disampaikan bahwa 52% merupakan recurring revenue. Hal itu memberikan informasi bahwa
perusahaan ini mempunyai cashflow revenue yang baik, karena berasal dari recurring income, sehingga
optimis untuk tahun-tahun ke depannya, recurring income tersebut masih bisa diperoleh bahkan
ditingkatkan. Dari geografisnya, pendapatan terbesar masih berada pada bisnis di Surabaya sebesar
64.3% dibandingkan di Jakarta 35.7%.
Untuk strategi perusahaan dalam jangka panjang, terlihat PWON masih berusaha mempertahankan
komposisi pendapatannya, baik itu reccuring maupun development revenue. Tetap fokus pada kekuatan
mereka untuk pemasaran pada segment mall retail dan superblock dengan melakukan pengembangan di
Surabaya dan Jakarta, serta mengelola belanja modal dengan prinsip kehati-hatian. Dari hal ini kita bisa
melihat bahwa PWON merupakan perusahaan yang fokus pada pengembangan dan efisiensi. Disamping
itu management terus berusaha melakukan ekspansi sesuai dengan core bisnis perusahaan dengan
memanfaatkan peluang yang ada di Surabaya maupun Jakarta. Tidak menutup kemungkinan ke depannya
PWON akan berekspansi di tempat lainnya, seperti Kalimantan, yang di putuskan menjadi ibukota
Negara.
E. NERACA KEUANGAN
Total asset PWON s/d Juni 2019 adalah Rp 25.27 T yang mana naik sebesar 2.24% atau Rp 0.26 T
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Asset
30,000,000
25,000,000
20,000,000
15,000,000
10,000,000
5,000,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total liabilitas PWON s/d Juni 2019 adalah Rp 9.07 T yang mana turun sebesar 6.48% atau Rp 0.63 T
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Liabilitas
12,000,000
10,000,000
8,000,000
6,000,000
4,000,000
2,000,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total ekuitas PWON s/d Juni 2019 adalah Rp 13.62 T yang mana naik sebesar 8.18% atau Rp 1.03 T
dibandingkan desember 2018. Hal itu disebabkan meningkatnya saldo laba yang belum ditentukan
penggunaannya sebesar Rp 1.02 T atau 9.26%
F. LABA RUGI
Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa pertumbuhan biaya operasional (6.62%) PWON lebih
besar dibandingkan peningkatan penjualan usahanya (3.85%). Namun, dengan nominal penjualan usaha
yang lebih besar (Rp 0.13T) dibanding beban operasional (Rp 0.11T), masih bisa meng-cover kenaikan
laba rugi, ditambah lagi adanya peningkatan pendapatan keuangan sebesar Rp 0.05 T atau 55.55%. Hal
lain yang mempengaruhi kenaikan laba 21.42% adalah selisih kurs, dimana Juni 2018 rugi Rp 0.17 T
menjadi profit Rp 0.076 T ditahun 2019.
2,500,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
500,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
G. RASIO KEUANGAN
Rasio keuangan PWON selama 5 tahun terakhir terlihat mengalami peningkatan di tahun 2019.
Aspek profitabilitasnya yang bisa dibilang diatas rata-rata menjadi salah satu daya tarik. Meskipun sektor
property biasanya dikenal dengan “hutang” yang besar, namun DER PWON masih berada dibawah 100%.
EPS dan BV yang terus mengalami pertumbuhan membuat saham ini menarik untuk dikoleksi. Namun,
tentunya harus dibeli pada harga rasionalnya juga.
H. DIVIDEN
Jika dilihat dari historis pembagian dividen, saham PWON terus berusaha membagi dan
meningkatkan jumlah dividennya setiap tahun. Yield yang diberikan memang cenderung kecil, hanya
sekitar 0.8-1.5% setiap tahun. Namun, jika mempertimbangkan kualitas perusahaan ini, PWON dapat
dilirik untuk dimasukan ke dalam portofolio.
45.91 44.97
36.79
Axis Title
23.26
20.79 21.56 22.05
19.64 18.28 18.64
13.89 13.73 14.38
10.95 9.35 10.63 11.95 12.05 10.76
7.92 8.18
5.00
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PER TERTINGGI 45.91 44.97 36.79 19.64 18.28 10.63 21.56 22.05 18.64 13.73 14.38
PER TERENDAH 7.92 20.79 23.26 10.95 9.35 5.00 11.95 12.05 13.89 8.18 10.76
8.61
Axis Title
5.85 5.71
5.04 5.34
3.98 4.33 4.24
3.61 3.77
3.38
2.81 2.73 2.88
2.52 2.77
2.04 2.09 2.32 2.16
1.65
1.01
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PBV TERTINGGI 5.85 8.61 5.71 5.04 5.34 4.33 3.77 4.24 3.38 2.77 2.88
PBV TERENDAH 1.01 3.98 3.61 2.81 2.73 2.04 2.09 2.32 2.52 1.65 2.16
Jika melihat trend PER dan PBV PWON, terlihat bahwa saham ini sedang mengalami penurunan
valuasi dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan analisa yang penulis lakukan, harga terbaik untuk
membeli saham ini adalah :
Dengan asumsi peningkatan book value 8% setiap tahun, dalam 5 tahun ke depan
diproyeksikan harga wajarnya berada pada level Rp 1.045. Angka tersebut terlihat cukup revelan jika
menggunakan history growth book value PWON yang bahkan bisa berada diangka 2 digit.
Mempertimbangkan kinerja keuangan perusahaan yang bisa dikatakan bagus, penulis optimis harga diatas
dapat tercapai sebelum 5 tahun.
A . INFORMASI UMUM
B. ANAK PERUSAHAAN
C. MANAGEMENT
PT. Sri Rejeki Isman dipimpin oleh Iwan Setiawan Lukminto sebagai presiden direktur sejak
tahun 2006. Sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden direktur tahun 1999-2005 dan Asisten direktur
tahun 1997-1998. Beliau memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang mayoritas saham SRIL dan
mempunyai kepemilikan sebanyak 0.521%.
Untuk posisi presiden komisaris dipegang oleh Susyana Lukminto sejak 2006. Pernah menjadi
pengusaha industri pada tahun 1999-2005 dan pengusaha ritel pada tahun 1997-1998. Beliau memiliki
hubungan afiliasi dengan mayoritas pemegang saham dan mempunyai kepemilikan saham sebesar 0.025%
atas SRIL.
Posisi presdir dan preskom perusahaan ini dipimpin oleh orang-orang “dalam” yang mempunyai
hubungan afiliasi dengan pemegang saham mayoritas. Pengalaman yang sudah bertahun-tahun
diperusahaan ini juga menjadi nilai tambah. Hal itu membuat keyakinan lebih kepada management,
dimana mereka akan berusaha untuk terus memajukan perusahaan, dikarenakan mereka juga mempunyai
kepemilikan atas perusahaan tersebut.
PT. Sri Rejeki Isman terus konsisten dalam penerapan Good Corporate Governance nya.
Berdasarkan data pada annual report 2018, perusahaan ini memberikan bantuan infrastruktur kepada
rumah ibadah disekitar wilayah operasi, membantu menggerakan ekonomi kerakyatan petani melalui
Rumah Harmoni Alam, mendukung donor darah, dll.
Untuk lembaga pemeringkat, SRIL memperoleh rating Ba3 (positive) dari Moody’s dan BB-
(stable) dari Fitch International.
D. BISNIS
PT. Sri Rejeki Isman merupakan salah satu perusahaan tekstil ter-integrasi terbesar di Asia
Tenggara. Perusahan ini didirikan oleh keluarga Lukminto yang merupakan pemegang saham mayoritas
terbesar. Produknya terdiri dari benang, kain mentah, kain jadi, serta pakaian (militer, instansi, fashion).
Perusahaan ini telah memasarkan produknya ke berbagai Negara dengan basis penjualan terbesar di
Indonesia (40%), Asia (37%), dan Eropa (9%).
Lebih lanjut dipaparkan dalam public expose 2019, kontributor terbesar penjualan bersih SRIL ada
pada segmen Spinning (Benang) sebesar 44.9%, Garment (Pakaian) sebesar 23.7% dan Finishing (Kain
Jadi) sebesar 24.2%. Sedangkan segmen Weaving (Kain Mentah) hanya menyumbang 7.2% dari
penjualan bersih.
Jika kita mengamati persaingan dengan kompetitor di industri sejenis, terlihat dalam bisnis
benang, kain mentah dan kain jadi, SRIL menjadi market leader untuk kapasitas masing-masing.
Sedangkan untuk segmen garment SRIL menduduki peringkat kedua dibandingkan Pan Brothers.
Perusahaan mempunyai target peningkatan penjualan sebesar 15% dan laba bersih 5% pada tahun
2019. Dengan menerapkan berbagai strategi baik dalam hal produksi, pengembangan, ekspansi, modal
dan likuiditas, diharapkan pada tahun 2019 ini target tersebut dapat tercapai. Untuk itu, investor perlu
melihat kinerja setahun perusahaan ini, agar dapat menganalisa apakah perusahaan menerapkan target
yang realistis dan dapat tercapai, atau tidak.
E. NERACA KEUANGAN
Total asset SRIL s/d Juni 2019 adalah $ 1.422 Jt yang mana naik sebesar 4.28% atau $ 58 Jt
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Asset
1600000
1400000
1200000
1000000
800000
600000
400000
200000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total liabilitas SRIL s/d Juni 2019 adalah $ 847 Jt yang mana turun sebesar (0.10%) atau $ 1 Jt
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Liabilitas
900000
800000
700000
600000
500000
400000
300000
200000
100000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total ekuitas SRIL s/d Juni 2019 adalah $ 575 Jt yang mana naik sebesar 11.48% atau $ 59 Jt
dibandingkan desember 2018. Hal itu disebabkan adanya peningkatan saldo laba sebesar $ 59 Juta
atau 18.78%
F. LABA RUGI
Berdasarkan data laba rugi diatas terlihat bahwa perusahaan mampu meningkatkan penjualan
usaha sebesar 16% dengan tetap menekan biaya operasional yang mana hanya naik 11.96%. Hal itu
memberikan kontribusi pada peningkatan laba sebesar 12.5%. Jika melihat target perusahaan sebelumnya,
yang hanya menentapkan peningkatan laba sebesar 5%, angka 12.5% ini sudah berada 2x dibanding target
yang ditetapkan. Hal itu memberi nilai positif bagi komitmen dan fokus perusahaan untuk terus mencapai
target yang telah ditetapkan.
1200000
1000000
800000
600000
400000
200000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1000000
800000
600000
400000
200000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
120000
100000
80000
60000
40000
20000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
G. RASIO KEUANGAN
Dari rasio keuangan, aspek profitabilitas saham ini bisa dibilang cukup baik. Meskipun NPM
dibawah 15%, namun terlihat adanya peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sisi hutang,
memang SRIL mempunyai DER > 100%, namun jika dilihat dari trendnya, perusahaan ini perlahan-lahan
berusaha mengurangi komposisi hutangnya. Untuk EPS dan BV, SRIL terus konsisten meningkatkan
pertumbuhannya setiap tahun.
H. DIVIDEN
PT. Sri Rejeki Isman konsisten membagi dividennya setiap tahun, dengan yield berkisar 0.7-1.5%
setiap tahunnya. Memang dividen yang diberikan terlihat cukup kecil, namun jika kita melihat pada
potensi capital gain, saham ini dapat dipertimbangkan untuk dikoleksi. Melihat juga potensi pertumbuhan
perusahaan yang terus berkembang setiap tahun.
13.33
10.49 10.88
Axis Title
8.75
6.99
5.13 4.92 5.51
3.97 4.39
3.73
3.55
2.68
1.85 1.88
Axis Title
1.67
1.15
0.92 0.90 0.96
0.75 0.80 0.76 0.82
Dari trend PER dan PBV SRIL terlihat adanya penurunan sejak saham ini IPO. Untuk range harga
tertinggi dan terendahnya juga mengalami “penyempitan” untuk 2 tahun terakhir. Berdasarkan analisa
penulis, harga terbaik untuk membeli saham ini adalah :
Dengan asumsi peningkatan book value 8% setiap tahun, dalam 5 tahun ke depan
diproyeksikan harga wajarnya berada pada level Rp 505. Angka tersebut terlihat cukup revelan jika
menggunakan history growth book value SRIL yang selalu bertumbuh diatas 10%. Angka 8% penulis
gunakan agar memperbesar MOS dari saham ini. Mengingat fluktuatifnya yang cukup besar pada
beberapa tahun terakhir. Namun, mempertimbangkan kinerja keuangan perusahaan yang bisa dikatakan
bagus, penulis optimis harga diatas dapat tercapai sebelum 5 tahun.
A . INFORMASI UMUM
SEKTOR F&B
DI DIRIKAN 14 Ags 1990
LISTING 14 Jul 1994
O/S SHARES 8.780 Juta
PEMEGANG SAHAM 50.07% First Pacific Company Limited
49.93% Masyarakat
BIDANG USAHA Consumer brand, Bogasari, Agribisnis,
Distribusi
KARYAWAN 2018 91.217 Orang
B. ANAK PERUSAHAAN
PT Inti Abadi Pacsari Pte. Ltd. Ocean 21 Pte. Ltd. PT Samudra PT Indofood CBP
Kemasindo PT Aston Inti Sukses Makmur Sukses Makmur
Makmur Tbk
Indofood (M) PT Indolakto PT Indokuat PT Indofood PT Nugraha Indah
Food Industries Sukses Makmur Fritolay Makmur Citarasa Indonesia
Sdn. Bhd
PT Anugerah PT Tirta Sukses PT Indofood PT Surya Rengo PT Indofood
Indofood Barokah Perkasa Comsa Sukses Containers Tsukishima
Makmur Makmur Sukses Makmur
Indofood Agri PT Salim Ivomas PT PP London PT Indomarco Adi PT Putri Daya
Resources Ltd. Pratama Tbk Sumatra Indonesia Prima Usahatama
Tbk
C. MANAGEMENT
PT. Indofood dipimpin oleh Anthoni Salim sebagai presiden direktur sejak 2004. Beliau juga
menjabat sebagai Direktur Utama ICBP (2009-sekarang), Chairman First Pacific (2003-sekarang) dan
anggota Asia Business Council (2004-sekarang), serta President dan CEO Grup Salim. Sebelumnya,
pernah menjabat sebagai Direktur dari First Pacific (1981-2003). Beliau mempunyai hubungan afiliasi
dengan pemegang saham mayoritas INDF.
Untuk posisi presiden komisaris dijabat oleh Manuel V. Pangilinan sejak 1999. Pernah menjabat
sebagai managing director First Pasific Company Limited sejak didirikan tahun 1981 hingga 1999. Bapak
Manuel V. Pangilinan adalah Chairman, President dan CEO dari PLDT Inc. (“PLDT”) dan Smart
Communications, Inc. (“Smart”), Chairman dari Metro Pacific Investments Corporation (“MPIC”) (2006-
sekarang), Manila Electric Company (“Meralco”) (2012-sekarang), PLDT Inc., PLDT Communications
dan Energy Ventures Inc. (2016-sekarang), Mayniland Water Services Inc. (2007-sekarang), Metro
Pacific Tollways Corporation, NLEX Corporation (2008-sekarang), dan masih banyak lagi. Beliau
memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang saham utama perseroan.
Dari aspek management, INDF dipimpin oleh orang “lama” dan juga merupakan pihak yang
mempunyai hubungan afiliasi dengan pemegang saham mayoritas. Ditambah dengan berbagai
pengalaman yang mereka miliki, memberikan nilai tambah kepada investor tentang komitmen dan
kompetensi management untuk terus membesarkan salah satu perusahaan F&B yang terkenal di Indonesia
ini.
Perusahaan berkomitmen untuk terus menerapkan GCG dengan konsisten. Berdasarkan annual
report 2018, perusahaan memiliki berbagai program bantuan, diantaranya : Pojok Selera (Pengembangan
wirausaha kuliner), Bank Sampah Indofood, Penanaman pohon, Posko Indofood Peduli,dll.
Dari rating lembaga pemeringkat, Pefindo memberikan rating idAA+ untuk penerbitan obligasi
PT. Indofood. Sedangkan untuk penghargaan, pada tahun 2018 INDF memperoleh beberapa penghargaan,
yaitu : Indofood as a company with significant progress and stellar performance in its business sector in
Asean Market by Markplus Inc. & Phillip Kotler Center, Indonesia Most Admired Companies Award
2018 – Indofood as Top 5 Indonesia Most Admired Companies 2018 in Consumer Goods Category, dll.
D. BISNIS
PT. Indofood merupakan salah satu market leader di segmen food and beverage , yang mana lini
operasional usaha berasal dari hulu ke hilir, bahan baku sampai produk akhir. Memiliki lebih dari 100
fasilitas produksi di seluruh Indonesia dengan lebih dari 40 merek produk.
Bidang usaha saham dengan kode INDF ini terdiri dari 4 kelompok usaha, diantaranya : CBP (Mi
instan, dairy, makanan ringan, dll), Bogasari (Tepung), Agribisnis (Minyak goreng dan margarin) serta
distribusi (consumer pack).
Untuk CBP, kita sudah membahas pada ebook sebelumnya, dimana anak usaha INDF tersebut
sudah listing di BEI dengan kode ICBP. Dari lini usaha Bogasari, INDF memiliki pabrik penggilingan
tepung terigu terbesar di Indonesia dimana telah beroperasi lebih dari 40 tahun. Salah satu produk yang
terkenal adalah Tepung Bogasari.
Untuk agribisnis, anak perusahaan INDF ini mengoperasikan bisnisnya dari hulu ke hilir. Mulai
dari riset dan pengembangan, perkebunan, pabrik pengolahan, penyulingan, sampai kepada produk akhir.
Memiliki 300rb hektar area tertanam (kepala sawit, tebu, dll), 26 pabrik kelapa sawit, 5 penyulingan CPO.
Salah satu anak usaha yang berperan disini adalah PT. Salim Ivomas Pratama (SIMP) yang juga sudah
melantai di Bursa Efek Indonesia.
Sedangkan untuk distribusi, INDF mempunyai sekitar 1.300 cabang, depo, dan stok poin yang
melayani 600.000 outlet ritel. PT.Indomarco Adi Prima merupakan salah satu anak usaha yang berperan
dalam distribusi produk PT. Indofood.
Berdasarkan analisa penulis, Indofood merupakan salah satu multi company yang mempunyai lini
usaha hulu ke hilir yang kuat. Memproduksi F&B, menggunakan bahan baku yang diproduksi sendiri, dan
distribusi melalui anak usahanya juga. Secara jangka panjang, konsumen tidak akan khawatir tentang
ketersediaan produksi produk-produk INDF, namun yang harus dipertimbangkan apakah semua anak
usaha INDF memberikan “profit” bagi induk usaha? Ataukah menjadi beban yang mana mengurangi
profit perusahaan secara keseluruhan.
E. NERACA KEUANGAN
Total asset INDF s/d Juni 2019 adalah Rp 97.3 T yang mana naik sebesar 0.86 % atau Rp 0.8 T
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Asset
120000000
100000000
80000000
60000000
40000000
20000000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total liabilitas INDF s/d Juni 2019 adalah Rp 46.1 T yang mana turun sebesar 1.08 % atau Rp 0.5 T
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Liabilitas
60000000
50000000
40000000
30000000
20000000
10000000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total ekuitas INDF s/d Juni 2019 adalah Rp 34.9 T yang mana naik sebesar 4.05 % atau Rp 1.3 T
dibandingkan desember 2018. Hal itu disebabkan peningkatan saldo laba yang belum ditentukan
penggunaanya sebesar Rp 1.1 T dan laba yang belum terealisasi atas asset keuangan Rp 0.3 T
F. LABA RUGI
Dari data laba rugi diatas terlihat bahwa INDF berhasil meningkatkan penjualan usaha diatas
beban operasionalnya. Hal itu membuat laba rugi s.d Juni 2019 mengalami peningkatan yang cukup besar,
yaitu sebesar 33.68%. Meskipun pendapatan keuangannya tidak meningkat signifikan, namun jika
dihitung tetap saja INDF bisa menghasilkan laba rugi yang positif. Disini menunjukan bahwa contributor
laba usaha perusahaan ini murni berasal dari penjualan usahanya.
5000000
4000000
3000000
2000000
1000000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
G. RASIO KEUANGAN
Berdasarkan data rasio keuangan diatas terlihat bahwa aspek profitabilitas INDF memang agak
rendah dimana ROE dan NPM < 15%. Sedangkan untuk DER masih berada diatas 100%. Namun, jika
diamati dalam 5 tahun terakhir, tahun 2019 INDF terlihat mengalami sedikit peningkatan dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya. Hal itu memperlihatkan komitmen perusahaan untuk terus berusaha
mengembangkan bisnis INDF. Disamping itu EPS dan BV saham ini juga terus mengalami pertumbuhan
selama 5 tahun terakhir.
H. DIVIDEN
200
150
100
50
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Saham ini terlihat terus berusaha untuk membagi dividen setiap tahunnya dengan yield sekitar 2-
4%. Terlihat juga bahwa INDF berkomitmen untuk meningkatkan nominal dividen per tahunnya dalam
jangka panjang. Meskipun ada beberapa tahun terjadi penurunan nominal dividen, tapi jika ditarik dari
tahun 2010, terlihat dividen saham ini cenderung meningkat.
28.05
22.85
19.40 18.76 19.49 18.96
Axis Title
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PER TERTINGGI 17.25 19.40 16.69 28.05 17.63 22.85 19.49 18.96 17.12 13.88
PER TERENDAH 10.04 11.84 11.85 18.76 14.29 13.49 10.96 15.32 11.59 10.09
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PBV TERTINGGI 3.03 3.08 2.57 2.97 2.66 2.49 2.79 2.53 2.12 2.02
PBV TERENDAH 1.77 1.88 1.82 1.99 2.16 1.47 1.57 2.05 1.44 1.47
Berdasarkan trend PER dan PBV diatas, terlihat bahwa saham INDF mengalami penurunan dalam
hal valuasinya. Berdasarkan analisa penulis, harga terbaik untuk membeli saham ini adalah :
Dengan asumsi peningkatan book value 4% setiap tahun, dalam 5 tahun ke depan
diproyeksikan harga wajarnya berada pada level Rp 8,455. Angka tersebut diambil berdasarkan rata-
rata pertumbuhan book value INDF selama beberapa tahun terakhir. Jika nantinya saham ini bisa
menunjukan peningkatan kinerja, penulis optimis harga diatas dapat dicapai kurang dari 5 tahun proyeksi
harga wajarnya.
A . INFORMASI UMUM
SEKTOR Cable
DI DIRIKAN 19 Jan 1972
LISTING 06 Jul 1992
O/S SHARES 4.007 Juta
PEMEGANG SAHAM 49.83% Denham Pte Ltd Singapore
7.92% PT Golden Asia Heritage
5.24% BP2S SG S/A BNP Paribas
Singapore Branch
37.01% Masyarakat
BIDANG USAHA Kabel, Peleburan
KARYAWAN 1.148 Orang per Maret 2019
B. ANAK PERUSAHAAN
C. MANAGEMENT
PT. KMI Wire & Cable dipimpin oleh Herman Nursalim sebagai presiden direktur. Menjabat
sebagai direktur perseroan sejak tahun 1986 dengan posisi Direktur Marketing. Kemudian menjabat
sebagai presiden direktur, wakil presiden komisaris, dan kembali menjadi presiden direktur berdasarkan
RUPS tahun 2018. Mengawali pengalaman bekerja sebagai Purchasing General Manager PT Gajah
Tunggal pada tahun 1983 sampai 1986.
Posisi presiden komisaris dijabat oleh Syahrul Effendi sejak tahun 2018. Beliau menjabat juga
sebagai Wakil Presiden Direktur PT Indonesia Prima Property Tbk sejak tahun 2018. Pernah menjadi
Walikota Jakarta Selatan periode 2006-2011.
Dari sisi management, KBLI dipimpin oleh presdir yang sudah mempunyai pengalaman dengan
perseroan sejak tahun 1986. Untuk posisi preskom, masih dipegang oleh ”orang baru” di dalam perseroan.
Namun beliau mempunyai pengalaman sebagai walikota Jakarta Selatan yang bisa membantu perusahaan
dalam menangani proyek-proyek yang membutuhkan kerjasama dengan pemerintah.
Berdasarkan annual report 2018, dicantumkan bahwa perusahaan aktif melaksanakan kegiatan
CSR, baik rutin maupun insidentil. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah : pemeriksaan kesehatan,
bantuan kepada sekolah disekitar lingkungan perseroan, pembangunan rumah ibadat, dll.
Pada tahun 2018 perusahaan juga mendapat berbagai penghargaan, diantaranya : The fastest
growing company cable sector (Infobank), The top 50 Companies 2018 (Forbes Indonesia), dll. Dari segi
lembaga pemeringkat, sampai dengan tulisan ini dibuat, penulis belum menemukan informasi sehubungan
dengan rating perusahaan.
Instagram : @bacasaham | Youtube : baca saham | Telegram :https://t.me/baca_saham
Analyze Report Triwulan II 2019 – Versi Saham Syariah 83
D. BISNIS
.KBLI merupakan perusahaan yang fokus pada produksi kabel dengan berbagai fungsi dan
kegunaan serta produksi peleburan. Berdasarkan pemaparan materi public expose 2019, ada beberapa
proyek yang ditangani oleh KBLI, diantaranya :
1. Kabel HV UGC 150kV untuk proyek Bumi Cokro – Pandaan di Surabaya
2. Produk ACCC Amsterdam untuk proyek Suralaya – Balaraja di Banten
3. Produk ACCC-ULS Mahakam untuk proyek yang menyeberangi sungai di jalur 220kV Cao
Lanh – Thot Not, Vietnam
Berdasarkan hal itu terlihat bahwa perusahaan berusaha terus melakukan ekspansi dengan
bekerjasama baik pada proyek-proyek di Indonesia maupun di Negara lain. Hal itu sejalan dengan strategi
perusahaan yang mana berusaha melakukan inovasi produk dan kerjasama strategis. Selain itu
mempertahankan serta meningkatkan pangsa pasar ACCC&HVUGC.
Dari kinerja keuangannya, terlihat bahwa penjualan terbesar ada pada produk low cable (62%)
yang mana digunakan untuk instalasi bangunan (perumahan, perkantoran, apartemen, dll), diikuti HV
Cable (20%) seperti pada produk Bumi Cokro Pandaan Surabaya.
Untuk segmentasi pasarnya, pangsa pasar KBLI yang terbesar masih berada pada sektor non
swasta (60%), diikuti oleh sektor swasta (39%) dan eksport 1%. Disini terlihat bahwa kebanyakan proyek
yang ditangani masih berada pada wilayah non swasta. Oleh karena itu, pengalaman presiden komisaris
yang pernah menjabat sebagai Walikota Jakarta Selatan cukup membantu untuk menjalin kerjasama
dengan instansi non swasta.
Dengan pertumbuhan bisnis yang terus berjalan selama beberapa tahun terakhir, KBLI dapat
dipertimbangkan untuk dimasukan ke dalam salah satu growth stock portofolio investor. Namun, perlu
diingat bahwa perusahaan ini hanya fokus pada 1 produk, yaitu kabel. Sehingga jika nantinya terdapat
kebijakan atau muncul kompetitor, maka kinerja keuangan KBLI kemungkinan juga akan mengalami
tantangan ke depan. Untuk itu investor perlu memantau KBLI setiap mengeluarkan laporan keuangan
terbaru, agar mengikuti perkembangan perusahaan.
E. NERACA KEUANGAN
Total asset KBLI s/d Juni 2019 adalah Rp 3.064 M yang mana turun sebesar 5.57 % atau Rp 180 M
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Asset
3500000
3000000
2500000
2000000
1500000
1000000
500000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total liabilitas KBLI s/d Juni 2019 adalah Rp 907 M yang mana turun sebesar 25.21 % atau Rp 306
M dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Liabilitas
1400000
1200000
1000000
800000
600000
400000
200000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total ekuitas KBLI s/d Juni 2019 adalah Rp 1.996 M yang mana naik sebesar 6.92 % atau Rp 129 M
dibandingkan desember 2018. Hal itu disebabkan peningkatan saldo laba yang belum ditentukan
penggunaannya sebesar Rp 140 M atau 11.76%
2000000
1500000
1000000
500000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
F. LABA RUGI
Berdasarkan laporan keuangan diatas, terlihat bahwa KBLI mengalami peningkatan penjualan
yang cukup besar, yaitu sebanyak Rp 262 M (16.30%) dibandingkan periode yang sama tahun 2018.
Selain itu, peningkatan beban operasionalnya hanya naik sebesar Rp 119 M atau (7.83%). Hal itu
membuat peningkatan laba yang cukup besar di tahun 2019. Ditambah lagi, beban keuangan tahun 2019
lebih rendah Rp 4 M dibanding tahun 2018.
G. RASIO KEUANGAN
Berdasarkan rasio keuangan diatas, terlihat dalam aspek profitabilitas rasio KBLI cenderung
stabil, meskipun pada tahun 2019 terlihat lebih rendah dibandingkan tahun 2016-2017. Dari aspek resiko,
rasio DER masih berada bahkan dibawah 50% ekuitasnya. Sedangkan dari sisi EPS dan BV, terlihat
adanya pertumbuhan yang konsisten selama 5 tahun terakhir. Perusahaan ini masih tergolong perusahaan
dengan ekuitas yang belum sebesar multicompany lainnya. Namun, jika dilihat dari konsistensi
perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya, KBLI merupakan salah satu growth stock yang dapat
dipertimbangkan.
H. DIVIDEN
10
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
KBLI terlihat selalu konsisten membagi dividennya setiap tahun, meskipun yield yang diberikan
hanya sekitar 1-2% setiap tahunnya. Komitmen perusahaan untuk terus membagi dividen, ditambah
dengan kinerjanya yang cukup baik untuk kategori growth stock, membuat perusahaan ini menarik untuk
dipertimbangkan.
17.71
Axis Title
10.46
9.59 9.11
8.71
7.93 7.84 7.58 7.71
6.86
4.31 4.40 5.04
4.08 3.58
3.30 2.78 2.99 3.27
1.33
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PER TERTINGGI 8.71 7.93 7.84 17.71 10.46 5.04 4.08 9.59 9.11 7.71
PER TERENDAH 4.31 4.40 3.30 7.58 6.86 2.78 1.33 2.99 3.58 3.27
2.15
Axis Title
1.45 1.47
1.36
1.16 1.22
1.03
0.72 0.70 0.78
0.63 0.67
0.49 0.51 0.57 0.58
0.48
0.39 0.31 0.34
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PBV TERTINGGI 1.45 0.70 1.16 1.47 0.78 0.57 1.03 2.15 1.22 1.36
PBV TERENDAH 0.72 0.39 0.49 0.63 0.51 0.31 0.34 0.67 0.48 0.58
Berdasarkan trend PER dan PBV diatas terlihat bahwa pergerakan valuasi KBLI cenderung
menurun untuk sisi PER nya, namun terlihat adanya sedikit peningkatan untuk PBV. Berdasarkan analisa
penulis, harga terbaik untuk membeli saham ini adalah :
Dengan asumsi peningkatan book value 5% setiap tahun, dalam 5 tahun ke depan
diproyeksikan harga wajarnya berada pada level Rp 620. Angka tersebut diambil berdasarkan rata-rata
pertumbuhan book value KBLI selama beberapa tahun terakhir. KBLI merupakan growth stock yang
mempunyai potensi yang besar dimasa mendatang. Namun, jika membeli saham ini diharga yang terlalu
tinggi, memberikan resiko yang cukup besar, mengingat produk bisnis dari perusahaan ini hanya kabel.
Sehingga, sebaiknya investor perlu menunggu sampai harga berada pada kategori yang wajar.
A . INFORMASI UMUM
SEKTOR Chemicals
DI DIRIKAN 20 Nov 1981
LISTING 14 Ags 1990
O/S SHARES 699 Juta
PEMEGANG SAHAM 77.62% PT. Ekadharma Inti Perkasa
22.38% Masyarakat
BIDANG USAHA Pita Perekat
KARYAWAN 478 Orang
B. ANAK PERUSAHAAN
C. MANAGEMENT
PT. Ekadharma International dipimpin oleh Judi Widjaja Leonardi sebagai presiden direktur sejak
1981. Saat ini, beliau menjabat sebagai Managing Direktur Visko Industries Sdn Bhd (2007 - sekarang)
dan Presiden Direktur PT. Ekadharma Mitra Niaga (2006 - sekarang), Komisaris PT. Ekadharma Inti
Perkasa (1994 - sekarang). Seorang pengusaha dengan pengalaman dalam beberapa jalur bisnis dan
merupakan pendiri PT. Ekadharma International Tbk.
Posisi presiden komisaris dipegang oleh Emil Bachtiar sejak 2014. Saat ini merupakan staf
pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1987 – sekarang). Sebelumnya bekerja sebagai
anggota Komite Audit Perusahaan (2001 – 2013), anggota Senat Akademik Universitas Indonesia (2012-
2013), partner pada Beda & Company (2005-2009), Sekretaris Bidang Administrasi dan Keuangan
Program Studi Magister Manajemen FEUI (2000-2005), dan konsultan pada Lembaga Management FEUI
(1987-2000) dan junior auditor Kantor Akuntan Publik Sudjendro Koresponden Peat Marwick Mitchell
(1986- 1987).
Dari aspek management, posisi presdir dipimpin oleh pendiri perseroan, sedangkan untuk preskom
dipimpin oleh orang yang telah berpengalaman pada bidang akademik dan audit. Disini terlihat bahwa
perusahaan dapat terus mengembangkan bisnisnya karena dipimpin oleh pendirinya sendiri. Disamping
itu, perusahaan dapat menjaga ketentuan prosedur mereka, dengan adanya pimpinan dari preskom yang
berpengalaman di bidangnya.
Perusahaan juga aktif menerapkan corporate social responsibility (CSR), melalui Yayasan
Ekadharma, bekerjasama dengan Rumah Sakit Apung Dr. Lie, mereka mengunjungi pulau-pulau kecil
dan membantu mengobati warga miskin yang tidak memiliki akses pada pelayanan medis.
Instagram : @bacasaham | Youtube : baca saham | Telegram :https://t.me/baca_saham
Analyze Report Triwulan II 2019 – Versi Saham Syariah 93
Pada tahun 2018, EKAD juga meraih penghargaan sebagai Top Brand 2018 kategori Lakban
untuk merek Daimaru. Selain itu mereka juga meraih Best Public Companies Kategori Basic Industri dan
Chemical dari Warta Ekonomi.
Untuk lembaga pemeringkat, sampai dengan tulisan ini dibuat, penulis tidak menemukan data
perihal rating pemeringkat PT. Ekadharma International.
D. BISNIS
PT. Ekadharma International merupakan perusahaan yang fokus pada produksi dan pemasaran pita
perekat di Indonesia dan luar negeri. Beberapa produk yang dipasarkan adalah : cloth tape, opp tape, kraft
paper tape, double sided tape, stationary tape, masking tape, PVC insulation tape, dll.
Perusahaan memiliki jaringan distribusi yang tersebar luas di daerah Indonesia, mulai dari pulau
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi baik itu kantor cabang maupun stock point.
Dilihat dari kinerjanya, terlihat bahwa perusahaan terus mengalami pertumbuhan yang
berkelanjutan setiap tahunnya, baik dari sisi asset, ekuitas, penjualan, laba, dll. Namun, keterbatasan
variasi produk perusahaan menjadi hal yang harus diperhatikan.
Perusahaan hanya berfokus pada produk pita perekat, sehingga rentan dengan adanya kompetitor
pada produk yang sama. Ditambah lagi, jika nantinya terdapat kendala, tantangan atau regulasi yang
membatasi / mempersempit ruang gerak bisnis ini, perusahaan tidak mempunyai opsi lain untuk
mengembangkan varian produk lainnya.
Namun, terlepas dari keterbatasan produk, perusahaan ini dinilai memiliki kinerja yang terus
berkembang setiap tahunnya. Tidak banyak perusahaan yang memiliki pertumbuhan kinerja yang baik
dan dapat dipertahankan dalam jangka waktu yang panjang. Untuk itu, selain memiliki resiko yang cukup
besar untuk memegang saham EKAD dalam jangka panjang, terlihat juga peluang besar di dalam
perusahaan ini bagi pemegang sahamnya.
E. NERACA KEUANGAN
Total asset EKAD s/d Juni 2019 adalah Rp 848 M yang mana turun sebesar 0.53 % atau Rp 5 M
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Asset
900,000
800,000
700,000
600,000
500,000
400,000
300,000
200,000
100,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total liabilitas EKAD s/d Juni 2019 adalah Rp 103 M yang mana turun sebesar 19.47 % atau Rp 25 M
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Liabilitas
160,000
140,000
120,000
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total ekuitas EKAD s/d Juni 2019 adalah Rp 719 M yang mana naik sebesar 2.67 % atau Rp 19 M
dibandingkan desember 2018. Hal itu disebabkan oleh meningkatnya saldo laba yang belum
ditentukan penggunaannya sebesar Rp 18 M atau 4.06%.
700,000
600,000
500,000
400,000
300,000
200,000
100,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
F. LABA RUGI
Berdasarkan data laba rugi diatas terlihat bahwa peningkatan beban operasional perusahaan (6.8%)
masih lebih besar dibandingkan pertumbuhan penjualannya (6.30%). Selain itu dengan adanya penurunan
pendapatan keuangan dan peningkatan beban keuangan, menyebabkan laba rugi mengalami penurunan
dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Untuk itu, investor perlu melihat progress
perusahaan untuk 6 bulan selanjutnya pada tahun 2019, apakah mampu meningkatkan penjualan dan
menekan biaya operasionalnya.
600,000
500,000
400,000
300,000
200,000
100,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
G. RASIO KEUANGAN
Untuk data rasio keuangan 5 tahun terakhir, terlihat pada tahun 2019 EKAD mengalami sedikit
perbaikan dibanding tahun 2018, namun belum bisa meningkatkan kinerjanya seperti tahun 2016. Rasio
ROE dan NPM masih dibawah 15%, namun untuk rasio DER nya semakin menurun, yang menjelaskan
kemampuan perusahaan melakukan operasionalnya tanpa mengandalkan hutang yang terlalu besar. Dari
aspek EPS dan BV perusahaan juga mengalami pertumbuhan yang konsisten selama 5 tahun terakhir.
H. DIVIDEN
PT. Ekadharma International terbilang konsisten membagi dan meningkatkan jumlah dividennya
setiap tahun. Dengan yield sebesar 2-3% setiap tahunnya, dan didukung kondisi perusahaan yang belum
terlalu besar, memberikan peluang bagi perusahaan untuk di “lirik” investor dalam jangka panjang.
Namun, kita perlu melihat lebih jauh kinerja EKAD dalam setahun ini apakah bisa lebih baik atau tidak.
18.08 18.81
Axis Title
10.68
8.72 9.34 8.82 9.37 8.97
8.37 8.33 7.74
6.63 6.70 7.20
5.85 5.99
4.87 4.86 4.92 5.49 5.33
3.06 2.60 3.06
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PER TERTINGGI 18.08 6.63 8.33 18.81 10.68 8.72 9.34 8.82 5.49 7.74 9.37 8.97
PER TERENDAH 8.37 3.06 2.60 4.87 4.86 5.85 6.70 4.92 3.06 5.33 5.99 7.20
3.82
Axis Title
2.21
1.92
1.57 1.55 1.47 1.52
1.41
0.99 1.00 1.04 1.06
0.85 0.85 0.91 0.97 0.96
0.77
0.65 0.72 0.60 0.63 0.62
0.47
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PBV TERTINGGI 1.41 1.57 1.92 3.82 2.21 1.55 1.47 1.52 0.85 0.91 0.97 0.96
PBV TERENDAH 0.65 0.72 0.60 0.99 1.00 1.04 1.06 0.85 0.47 0.63 0.62 0.77
Berdasarkan trend PER dan PBV EKAD diatas terlihat bahwa beberapa tahun terkahir terjadi
“penyempitan” untuk range tertinggi dan terendahnya. Ini menjelaskan bahwa harga saham EKAD tidak
terlalu fluktuatif dengan range yang cukup kecil. Berdasarkan analisa penulis, harga terbaik untuk
membeli saham ini adalah :
Dengan asumsi peningkatan book value 3% setiap tahun, dalam 5 tahun ke depan
diproyeksikan harga wajarnya berada pada level Rp 1.028. Angka tersebut diambil berdasarkan rata-
rata pertumbuhan book value EKAD selama beberapa tahun terakhir. EKAD merupakan growth stock
yang mempunyai potensi yang besar dimasa mendatang. Namun, jika membeli saham ini diharga yang
terlalu tinggi, memberikan resiko yang cukup besar, mengingat produk bisnis dari perusahaan ini hanya
pita perekat. Sehingga, sebaiknya investor perlu menunggu sampai harga berada pada kategori yang
wajar.
A . INFORMASI UMUM
B. ANAK PERUSAHAAN
C. MANAGEMENT
PT. Waskita Karya dipimpin oleh I Gusti Ngurah Putra sebagai direktur utama sejak tahun 2018.
Pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Hutama Karya (2014-2018), Direktur Utama PT N indya
Karya (2011-2014), dan Direktur Produksi PT W askita Karya (2008-2011). Beliau tidak memiliki
kepemilikan saham WSKT sampai dengan tulisan ini dibuat.
Untuk posisi presiden komisaris dijabat oleh Badrodin Haiti sejak tahun 2016. Pernah menempati
sejumlah posisi strategis di institusi Kepolisian, antara lain sebagai Kapolri (2015-2016), Wakapolri
(2014-2015), Kabaharkam (2013-2014) serta sebagai Asisten Operasi Polri (2011-2013). Beliau tidak
memiliki kepemilikan saham WSKT sampai dengan tulisan ini dibuat.
Dari aspek management, WSKT dipimpin oleh “orang baru” di jabatannya. Namun, posisi presdir
yang berpengalaman pada anak usaha dapat dijadikan pertimbangan. Untuk posisi preskom dijabat oleh
orang yang berpengalaman di institusi kepolisian, sehingga WSKT dapat menjalankan proyek dan
bisnisnya sesuai dengan aturan yang berlaku dan memperbesar peluang kerjasama dengan institusi
pemerintah.
Berdasarkan annual report WSKT tahun 2018, perusahaan ini konsisten melakukan program
Corporate Social Responsibility (CSR). Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain : alokasi dana
sosial dan kemasyarakatan Rp 13.18 M dan bina lingkungan Rp 15.99 M.
Selain itu, perusahaan juga memperoleh beberapa penghargaan ditahun 2018, yaitu : The Most
Tax Friendly Corporate Tempo Country Contributor Award 2018 (Tempo), TOP IT 2018 (Majalah IT
Works), zero accident untuk Proyek Paket 1 Transmisi 500 kV Pondasi & Tanah (Provinsi Jambi), dll.
Untuk lembaga pemeringkat perihal obligasi yang diterbitkan, Pefindo memberikan rating idA dan
idA- dan Fitch memberikan rating idA-.
D. BISNIS
PT. Waskita Karya merupakan BUMN yang berfokus pada 5 lini bisnis, diantaranya : Jalan Tol,
Realty, Infrastruktur lain, Konstruksi, dan Precast. Untuk sektor konstruksi, dalam hal ini segmentasi
kontrak baru, berdasarkan materi public expose 2019 disampaikan bahwa untuk periode 1H19,
kontributor terbesar berasal dari pengembangan bisnis (proyek dari anak usaha atau penunjukan langsung
melalui peraturan presiden) yaitu 53.80%, diikuti oleh BUMN/D sebesar 27.84%, dan sisanya berasal dari
pemerintah serta swasta.
Terkait bisnis jalan tol, PT. Waskita Toll Road sebagai anak usaha WSKT memiliki 18 konsesi
jalan tol dengan total investasi sebesar Rp 152 T. Total ada 11 ruas tol yang sudah beroperasi (10 di Jawa
dan 1 di Sumatera). Untuk kepemilikan saham WSKT atas anak usaha jalan tol ini hanya 79.88%, dan
sisanya dimiliki oleh Taspen dan SMI.
Dari lini usaha beton precast, komposisi terbesar lini bisnis berasal dari readymix yaitu sebesar
50%, precast 36% dan jasa konstruksi 14%. Plant readymix WSKT terkait proyek-proyek seperti Jalan
Tol Becakayu, LRT Palembang, Jalan Tol Solo-Ngawi, dll. Sedangkan untuk precast meliputi proyek
plant karawang, sidoarjo, sadang, dll.
Perihal bisnis realty, berdasarkan pemaparan public expose 2019, terdapat 8 proyek investasi (6 di
Jawa, 1 di Bali , 1 di Sumatera) yang ditangani oleh PT. Waskita Karya Realty. Disebutkan lebih lanjut
bahwa proyek potensial anak usaha perseroan adalah kawasan hunian dan hotel yang berlokasi di Jakarta,
Jawa Barat dan Sulawesi Selatan dengan total area sebesar 387 Ha.
Sedangkan, untuk lini bisnis infrastruktur lainnya, PT. Waskita Karya menangani beberapa proyek
untuk pembangkit listrik, fasilitas pengelolaan air, pipanisasi minyak gas, bandara, dermaga, dan jalur
kereta api. Lebih lanjut dipaparkan, melalui PT. Waskita Sangir Energi, perusahaan mengembangkan
pembangkit listrik mini hidro dengan kapasitas 2x5 MW di Sangir, Sumatera Barat, dengan total kapasitas
10 Mega Watt.
5 Segmen bisnis WSKT ini selain memberikan peluang, namun juga memungkinkan untuk
mengurangi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Apalagi pada masa dimana bisnis property sedang
tidak terlalu bagus, hal itu bisa menjadi beban bagi induk usahanya. Namun, hal positif yang terlihat
adalah dengan pemindahan ibukota ke Kalimantan, WSKT mempunyai peluang untuk bekerjasama
dengan pemerintah dalam membangun ibukota yang baru. Dan diharapkan dengan peluang kerjasama
tersebut, PT. Waskita Karya dapat meningkatkan kinerjanya lebih baik pada beberapa tahun mendatang.
E. NERACA KEUANGAN
Total asset WSKT s/d Juni 2019 adalah Rp 132 T yang mana naik sebesar 6.58 % atau Rp 8 T
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Asset
140000000
120000000
100000000
80000000
60000000
40000000
20000000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total liablitas WSKT s/d Juni 2019 adalah Rp 103 T yang mana naik sebesar 8.60 % atau Rp 8 T
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Liabilitas
120000000
100000000
80000000
60000000
40000000
20000000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total ekuitas WSKT s/d Juni 2019 adalah Rp 18.00 T yang mana turun sebesar (0.13 %) atau Rp 0.02
T dibandingkan desember 2018. Hal itu disebabkan adanya penurunan saldo kas yang belum
ditentukan penggunaannya sebesar Rp 0.06 T.
15000000
10000000
5000000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
F. LABA RUGI
Berdasarkan laporan keuangan WSKT Juni 2019, terlihat adanya penurunan penjualan yang cukup
besar yaitu 35.38% atau Rp 8.1 T. Hal itu membuat penurunan laba perusahaan sebesar Rp 2 T. Meskipun
beban operasional juga mengalami penurunan, namun penurunannya hanya sebesar 34.27% yang mana
tidak sebanding dengan penurunan penjualan 35.38%. Ditambah lagi adanya peningkatan beban keuangan
19.11% dan penurunan pendapatan keuangan 53.94%. Tahun 2019 terlihat menjadi tahun yang penuh
tantangan bagi industri konstruksi, termasuk WSKT. Untuk itu, kita perlu melihat kinerja perseroan
sampai akhir tahun agar dapat mengambil kesimpulan investasi pada PT. Waskita Karya.
Pendapatan Usaha
60000000
50000000
40000000
30000000
20000000
10000000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Beban Operasional
45000000
40000000
35000000
30000000
25000000
20000000
15000000
10000000
5000000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
G. RASIO KEUANGAN
Sesuai rasio keuanga diatas terlihat bahwa WSKT mengalami penurunan kinerja untuk aspek
profitabilitasnya, dimana rasio ROE, ROA dan NPM yang tidak sebesar tahun 2016-2018. Hal itu
disebabkan karena penurunan laba perusahaan yang cukup signifikan pada tahun 2019. Untuk rasio
hutangnya, terjadi peningkatan pada tahun ini, dimana menjadi 575.44%, sedangkan untuk rasio EPS dan
BV mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data-data tersebut,
penulis agar ragu untuk berinvestasi pada WSKT dengan melihat kinerjanya saat ini. Karena itu, kita bisa
melihat kinerja keseluruhan tahun 2019 untuk dapat memastikan apakah perusahaan ini cukup baik secara
jangka panjang.
H. DIVIDEN
PT. Waskita Karya merupakan perusahaan yang konsisten membagi dividennya sejak IPO dengan
nominal yield yang beragam, diantara 1-3% setiap tahunnya. Dari aspek dividen, perusahaan ini cukup
memperhatikan kepentingan pemegang sahamnya, dengan membagi dan menaikan jumlah dividennya
setiap tahun.
40.90
38.83
Axis Title
24.62
22.66
17.11
14.38 15.17
12.80 11.22
10.61 9.37 10.79
6.21 4.85
7.21
6.00
Axis Title
3.51
2.70 2.60
2.22 2.38
1.87 1.88 1.98 1.72 1.68
1.07 1.24
Berdasarkan trend PER dan PBV WSKT, terlihat adanya penurunan dari keseluruhan trend sejak
tahun 2013. Meskipun laba tahun 2019 lebih kecil dibanding 2018, namun untuk rasio valuasinya terlihat
adanya sedikit peningkatan, sekalipun secara keseluruhan tetap mengalami penurunan. Berdasarkan
analisa penulis, harga terbaik WSKT saat ini adalah :
Dengan asumsi peningkatan book value 3% setiap tahun, dalam 5 tahun ke depan
diproyeksikan harga wajarnya berada pada level Rp 2.248. Angka tersebut diambil berdasarkan
estimasi pertumbuhan book value WSKT tahun 2019. Sebenarnya saham ini mempunyai pertumbuhan
book value yang cukup besar pada tahun-tahun sebelumnya. Jika nantinya pada akhir 2019 WSKT
mengalami perbaikan kinerja, penulis optimis book valuenya bisa meningkat lebih dari angka estimasi
3%. Hal itu akan membuat proyeksi harga sahamnya selama 5 tahun ke depan menjadi meningkat.
Namun, kembali lagi, investor perlu melihat kinerja perusahaan ini untuk keseluruhan tahun 2019.
A . INFORMASI UMUM
SEKTOR Energy
DI DIRIKAN 28 Jul 1990
LISTING 14 Jun 2016
O/S SHARES 16.087 Juta
PEMEGANG SAHAM 30.48% PT Udinda Wahanatama
26.64% PT Pentakencana
Pakarperdana
26.64% PT Brasali Industri Pratama
16.13% Masyarakat
BIDANG USAHA Energy
KARYAWAN 2018 760 Orang
B. ANAK PERUSAHAAN
C. MANAGEMENT
PT. Cikarang Listrindo dipimpin oleh Andrew K. Labbaika sebagai direktur utama sejak tahun
2016. Pernah menjabat juga pada beberapa perusahaan lainnya, seperti : Commissioner of PT Bahtera
Listrindo Jaya, Commissioner of PT Dwimitra Abadi Sejahtera, Commissioner of PT Udinda Capital,
President Commissioner of PT Primarasa Inti, Director of PT Gunaprima Karyaperkasa, Vice Director of
PT EkaboWga Inti, Commissioner of PT Supraboga Lestari, Director of PT Udinda Wahanatama. Beliau
juga memiliki kepemilikan saham perseroan sebesar 0.08%.
Untuk posisi presiden komisaris dijabat oleh Ismail Sofyan sejak tahun 2016. Pernah menjabat
juga pada beberapa perusahaan lainnya, seperti : President Commissioner of PT Metropolitan
Development, Commissioner of PT Damai Indah Golf, Commissioner of PT Pondok Indah Investment,
Commissioner of PT Pondok Indah Land, Commissioner of PT Pondok Indah Development,
Commissioner of PT Antilope Madju Puri Indah, Commissioner of PT MK Propertindo, Commissioner of
PT Metropolitan Kentjana Tbk, dll. Beliau tidak memiliki kepemilian saham perseroan.
Dari aspek management, POWR dipimpin oleh orang-orang yang bisa terbilang baru. Namun, jika
dilihat dari kinerjanya yang terus bertumbuh pada beberapa tahuh terakhir, membuktikan bahwa
kepemimpinan management perusahaan ini terbilang baik untuk dapat terus bersaing dan
mengembangkan perusahaan.
PT. Cikarang Listrindo juga aktif melakukan CSR pada tahun 2018. Tercatat dalam annual report
perseroan telah merealisasikan dana untuk pelaksanaan CSR senilai AS$844.639. Adapun dana tersebut
digunakan untuk bantuan sosial (fasilitas umum, kegiatan keagamaan, bantuan bencana alam), pendidikan
dan kesehatan.
Perusahaan juga mendapat beberapa penghargaan, diantaranya : Top 3 Good Corporate
Governance Issues in Energy Sector (Warta Ekonomi), Top 50 Emiten dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar
dengan praktek CG terbaik tahun 2017 yang diperoleh pada tanggal 10 Desember 2018.
Untuk lembaga pemeringkat, POWR memperoleh rating BB dari S&P dan Ba2 dari Moody’s
untuk penerbitan senior notes yang jatuh tempo pada tahun 2026.
D. BISNIS
Perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1990 mempunyai bidang usaha sebagai produsen listrik
dan juga merupakan perusahaan listrik swasta terlama di Indonesia. POWR juga memiliki berbagai
pelanggan baik dari swasta maupun PLN yang merupakan perusahaan listrik Negara.
Berdasarkan annual report 2018, dijelaskan bahwa PT Cikarang Listrindo Tbk saat ini mengelola
tiga pembangkit dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.144MW, yakni:
1. Pembangkit listrik berbahan bakar gas dan uap di Kawasan Industri Jababeka – berkapasitas
755 MW.
2. Pembangkit listrik berbahan bakar gas di Kota Industri MM-2100 – berkapasitas 109 MW.
3. Pembangkit listrik berbahan bakar batubara di Babelan – berkapasitas 280 MW.
Perseroan juga menyediakan infrastruktur listrik serta mengoperasikan jalur transmisi bertegangan
150kV yang menghubungkan ketiga pembangkit listrik milik Perseroan dan memasok listrik ke PLN, dan
jaringan distribusi 20kV untuk memasok listrik kepada pelanggan industri di lima (5) kawasan industri
yang dilayani oleh Perseroan serta mulai mengembangkan potensi pembangkit listrik tenaga surya.
Lebih lanjut dalam laporan tahunan 2018, disampaikan bahwa dengan adanya pembangunan
sarana infrastruktur yang terus meningkat, diharapkan akan meningkatkan minat investor berinvestasi
pada kawasan industri di daerah Bekasi, terutama di lima kawasan industri Cikarang yang dilayani
Perseroan.
Namun berdasarkan analisa penulis, salah satu faktor yang harus dipertimbangkan adalah dimana
pemindahan ibukota ke Kalimantan. Yang berarti bahwa daerah Jakarta dan sekitarnya akan cenderung
“berkurang” aktivitas pemerintahannya, yang mana juga akan “memperkecil” peluang perusahaan-
perusahaan yang memiliki bisnis utama dikawasan tersebut. Tapi sekali lagi sebagai investor kita harus
melihat kinerja POWR beberapa tahun ke depan. Karena dengan mempertimbangkan usia operasional
perusahaan yang sudah mencapai 25 tahun, memperlihatkan kualitas bisnis dan kinerja yang cukup solid.
POWR juga merupakan salah satu perusahaan listrik di Indonesia yang telah beroperasi cukup
lama dan tentunya memiliki potensi yang lebih besar pada beberapa tahun mendatang. Untuk itu kita
dapat mempertimbangkan perusahaan ini ke dalam portofolio investasi, disamping tetap mengontrol
kinerja perseoran ke depan.
E. NERACA KEUANGAN
Total asset POWR s/d Juni 2019 adalah $ 1.309 Juta yang mana naik sebesar 0.01 % atau $ 1 Juta
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Asset
1330000
1320000
1310000
1300000
1290000
1280000
1270000
1260000
1250000
1240000
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total liabilitas POWR s/d Juni 2019 adalah $ 663 Juta yang mana turun sebesar 0.73 % atau $ 5 Juta
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Liabilitas
685000
680000
675000
670000
665000
660000
655000
650000
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total ekuitas POWR s/d Juni 2019 adalah $ 645 Juta yang mana naik sebesar 0.78 % atau $ 5 Juta
dibandingkan desember 2018. Hal itu disebabkan adanya peningkatan saldo laba yang belum
ditentukan penggunaannya sebesar $ 8 Juta dan peningkatan saham treasuri ($ 2.9 Juta).
640000
630000
620000
610000
600000
590000
580000
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
F. LABA RUGI
Berdasarkan laporan laba rugi diatas, terlihat bahwa perusahaan mengalami peningkatan penjualan
usaha sekitar $ 10 Juta dengan beban operasional yang meningkat $ 8 Juta. Dari sisi keuangan,
pendapatan keuangan meningkat $ 2 Juta dan beban keuanga $ 1 Juta. Laba perusahaan meningkat
sebesar $ 15 Juta, dimana selain berasal dari penjualan usaha, hal itu juga disebabkan adanya penurunan
beban lain-lain dibandingkan tahun sebelumnya sekitar $ 5.3 Juta. Selain itu manfaat / beban pajak
penghasilan mempunyai perbedaan yang cukup besar dibandingkan tahun sebelumnya.
600000
500000
400000
300000
200000
100000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
420000
415000
410000
405000
400000
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
100000
80000
60000
40000
20000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
G. RASIO KEUANGAN
Jika dilihat data rasio keuangan 4 tahun terkahir, dari sisi profitabilitas, baik itu ROE, ROA dan
NPM terus mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, presentase diatas 15%
menjelaskan bahwa perusahaan mampu memaksimalkan perolehan laba dibandingkan ekuitas maupun
penjualannya. Dari sisi hutang, terjadi penurunan sedikit demi sedikit selama 4 tahun terakhir. Sedangkan
untuk EPS dan BV nya, POWR terus mengalami peningkatan yang konsisten. Untuk rasio keuangannya,
POWR cukup solid baik dari sisi profitabilitas, resiko, maupun valuasinya.
H. DIVIDEN
40
30
20
10
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Semenjak 4 tahun terakhir IPO di Bursa Efek Indonesia, POWR konsisten membagi dividennya
dengan yield sekitar 1-3%. Jika dilihat, terjadi penurunan dibandingkan 2 tahun sebelumnya. Untuk itu
investor dapat menunggu untuk melihat kebijakan dividen 1-2 tahun ke depan dari perseroan.
20.35 19.65
17.41
15.48
Axis Title
13.74
11.76 11.98
8.75
3.50
2.60
Axis Title
2.36 2.42
2.15 2.06
1.97
1.50
Berdasarkan trend PER dan PBV POWR, terlihat adanya penurunan dari keseluruhan trend sejak
tahun 2016. Meskipun laba tahun 2019 lebih besar dibanding 2018, namun pasar menghargai saham ini
dengan harga yang lebih murah. Menurut analisa penulis, harga terbaik POWR saat ini adalah :
3 Rp 550 PBV 1 X
Dengan asumsi peningkatan book value 2% setiap tahun, dalam 5 tahun ke depan
diproyeksikan harga wajarnya berada pada level Rp 1.080. Jika dilihat, pertumbuhan book value
perseroan selama 4 tahun terakhir terbilang cukup kecil, bahkan tidak pernah melebihi angka 7%. Untuk
itu, penulis pribadi masing meragukan untuk memegang saham ini dalam jangka panjang. Hanya sebatas
membeli saat harga murah dan menjual jika telah menyentuh nilai wajarnya. Saran yang dapat penulis
berikan adalah jika investor ingin membeli saham ini, sebaiknya menunggu harga koreksi terlebih dahulu,
dikarenakan potensi penurunan harga POWR yang menurut analisa penulis cukup besar. Disclaimer On
ya.
A . INFORMASI UMUM
B. ANAK PERUSAHAAN
C. MANAGEMENT
PT. Bukit Asam dipimpin oleh Arviyan Arifin sebagai direktur utama sejak tahun 2016. Pernah
menjabat sebagai Direktur Utama di PT Bank Muamalat Tbk (2009-2014), Direktur Bisnis di PT Bank
Muamalat Tbk (1999-2009), Vice President Kredit & Marketing di PT Bank Muamalat Tbk (1991-1999),
Kepala Departemen Korporasi Bank Duta Cabang Utama Surabaya (1988 - 1991), Officer Development
Program di Bank Duta (1988), Pegawai di PT United Tractors Engineering (1988). Beliau tidak
mempunyai kepemilikan saham pada perseroan.
Posisi presiden komisaris dijabat oleh Agus Suhartono sejak tahun 2013. Pernah menjabat sebagai
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (2009-2010), dan Panglima TNI (2010-2013), Inspektur Jenderal
Kementerian Pertahanan (2009), Asisten Perencanaan dan Anggaran KSAL (2008-2009), Asisten Operasi
(2008), Panglima Armada Barat (2007-2008), Komandan Komando Pendidikan dan Pengembangan
Angkatan Laut (2006-2007). Beliau tidak mempunyai kepemilikan saham pada perseroan.
Dari aspek management, PTBA dipimpin oleh orang-orang yang mempunyai latar belakang di
dunia perbankan dan TNI, sedangkan bisnis utama PTBA adalah pada bidang tambang batubara. Untuk
itu, sebaiknya kita melihat lebih jauh kinerja keuangan PTBA agar dapat memastikan bahwa management
yang ditetapkan memiliki kompetensi dengan bidang usaha perseroan. Namun, penulis optimis bahwa
pemimpin perusahaan ini dapat mengembangkan bisnis PTBA menjadi lebih baik lagi dalam beberapa
tahun ke depan.
PTBA juga aktif dalam melaksanakan program Corporate Social Responsibility. Pada tahun 2018
perseroan mengalokasikan anggaran Rp 298 M untuk program kemitraan, bina lingkungan, dan bina
wilayah. Lebih lanjut disampaikan bahwa fokus perusahaan pada CSR tahun 2018 adalah untuk
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.
PT. Bukit Asam mendapat beberapa penghargaan ditahun 2019, diantaranya : The Best Reliable
Minning Company of The Year (Indonesia Inspire), Peringkat 1 Predikat Platinum Kategori Perusahaan
Tbk Industri Pertambangan (Economic Review), dll.
Perihal lembaga pemeringkat, sampai dengan tulisan ini dibuat penulis belum menemukan data
baik dari pemeringkat nasional maupun internasional.
D. BISNIS
PT. Bukit Asam merupakan perusahaan yang mempunyai diversifikasi bisnis diberbagai sektor,
diantaranya : minning, trading, power, logistic, gas, investment, property, dan konstruksi. Dari sisi bisnis
tambang batubara, PTBA berada pada peringkat ke 5 untuk jumlah produksi batubara pada tahun 2018
dengan 26.4 Juta ton. Untuk margin EBITDA, berada pada peringkat ke 3 dengan 36%, dan untuk rata-
rata nisbah kupas, berada pada peringkat 1 dengan 4.1 x.
*Nisbah Kupas : Perbandingan antara besarnya volume tanah lapisan penutup yang harus dibongkar untuk
mendapatkan 1 ton batubara
PTBA melakukan penjualan batubara ke berbagai negara, dengan pangsa pasar terbesar masih
berada pada sektor domestik (50%), diikuti dengan penjualan ke India (18%), Korea Selatan (13%), dan
Negara-negara lain yang dibawah 4% dari komposisi penjualan. Untuk aspek biaya, jasa angkutan kereta
aoi menjadi komponen biaya terbesar perseroan, yaitu sebesar 32%, diikuti oleh jasa penambangan 20%,
gaji dan upah karyawan 10%, dan sisanya berada dibawah 10%.
Lebih lanjut disampaikan dalam materi public expose 2019, konsumsi batubara domestik
ditargetkan tumbuh 12%, didorong oleh peningkatan permintaan dari pembangkit listrik dan industri
semen, tekstil, pupuk, dan kertas. Selain itu, PTBA juga memiliki hubungan erat dengan PLN yang
menjadi mitra kerjasama pada bisnis yang dijalankan perseroan. Ditambah lagi adanya rencana
pemerintah meningkatkan kapasitas pembangkit listrik program 35 GW, yang mana 20 GW diharapkan
menggunakan batubara. Hal itu memberi potensi bisnis bagi perseroan untuk meningkatkan penjualannya.
Berdasarkan analisa penulis, PTBA masih berfokus pada lini bisnis utamanya, yaitu tambang batu
bara. Meskipun memiliki berbagai sektor bisnis, namun tambang batubara menjadi sektor inti perusahaan
ini. Untuk itu, investor perlu melakukan kajian lebih lanjut pada kinerja keuangan perusahaan dalam
beberapa tahun ini. Apakah diversifikasi bisnis PTBA memberikan kontribusi profit pada perusahaan,
ataukah menyebabkan kerugian yang “mengurangi” profit perusahaan secara keseluruhan.
E. NERACA KEUANGAN
Total asset PTBA s/d Juni 2019 adalah Rp 23.4 T yang mana turun sebesar 3.15 % atau Rp 0.70 T
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Asset
30,000,000
25,000,000
20,000,000
15,000,000
10,000,000
5,000,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total liabilitas PTBA s/d Juni 2019 adalah Rp 7.1 T yang mana turun sebesar 9.36 % atau Rp 0.80 T
dibandingkan desember 2018. Perubahan terbesar adalah pada aspek :
Total Liabilitas
9,000,000
8,000,000
7,000,000
6,000,000
5,000,000
4,000,000
3,000,000
2,000,000
1,000,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Total ekuitas PTBA s/d Juni 2019 adalah Rp 16.05 T yang mana naik sebesar 0.22 % atau Rp 0.04 T
dibandingkan desember 2018. Hal itu disebabkan adanya pengurangan saham treasuri sebesar Rp 1.7
T, peningkatan saldo laba yang dicadangkan 1.3 T dan penurunan saldo laba yang belum dicadangkan
(Rp 3.1 T).
F. LABA RUGI
Berdasarkan laporan laba rugi diatas terlihat peningkatan penjualan usaha yang hanya Rp 1.92%.
Hal itu tidak sebanding dengan peningkatan beban operasional perusahaan sebesar 14.08%, sehingga
menyebabkan penurunan laba 24.52%. Selain itu, berkurangnya keuntungan neto entitas asosiasi sebesar
Rp 0.04 T dibanding tahun 2018, menyebabkan penurunan laba semakin besar.
20,000,000
15,000,000
10,000,000
5,000,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
5,000,000
4,000,000
3,000,000
2,000,000
1,000,000
-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
G. RASIO KEUANGAN
Jika melihat rasio keuangan perusahaan selama 5 tahun terkahir, tahun 2019 terjadi penurunan
dibandingkan 2 tahun sebelumnya, namun masih lebih baik dibandingkan tahun 2015-2016. Dari aspek
profitabilitas, PTBA masih dikatakan baik dengan rasio ROE dan NPM diatas 15%. Untuk DER,
perusahaan ini juga masih berada dibawah 100% dan terus mengalami penurunan selama 5 tahun terkahir.
Dari sisi EPS terjadi penurunan yang disebabkan berkurangnya laba pada tahun 2019, dan untuk BV
terlihat adanya sedikit peningkatan meskipun tidak signifikan.
H. DIVIDEN
Dividen PT. Bukit Asam terlihat cenderung fluktuatif selama 10 tahun. Terlihat pada 3 tahun
terakhir mengalami lonjakan yang cukup besar dengan yield diatas 11%. Namun, jika dilihat pada
beberapa tahun lainnya, yield PTBA hanya berada dikisaran 2-6% sesuai dengan harga tertinggi dan
terendahnya. Sesuai dengan siklus bisnis batubara yang fluktuatif, mungkin PTBA juga menyesuaikan
pembagian dividennya berdasarkan keuntungan yang diperoleh.
26.90
23.27
21.45
19.41 19.24
Axis Title
17.26 16.80
15.29 15.89 15.82
14.18
12.94
11.52
10.15 10.29 10.26
7.31 6.74
5.06 5.45 4.87 4.77 4.66 5.57
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PER TERTINGGI 23.27 15.29 26.90 19.41 16.80 21.45 15.89 14.18 15.82 7.31 11.52 12.94
PER TERENDAH 5.06 5.45 17.26 10.15 10.29 19.24 10.26 4.87 4.77 4.66 5.57 6.74
9.94
8.49
7.31 7.41
Axis Title
5.45 5.79
5.27
4.72
3.87 3.54 3.74 3.61 3.24
3.15 3.05
2.61 2.42 2.40
2.16
1.53 1.75 1.69
1.08 0.92
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PBV TERTINGGI 9.94 7.31 8.49 7.41 5.79 5.27 3.74 3.15 3.05 2.40 3.61 3.24
PBV TERENDAH 2.16 2.61 5.45 3.87 3.54 4.72 2.42 1.08 0.92 1.53 1.75 1.69
Berdasarkan trend PER dan PBV diatas terlihat dalam 11 tahun terakhir valuasi PTBA cenderung
downtrend. Hal itu bisa saja disebabkan karena kondisi profit perusahaan yang cenderung naik turun,
sehingga investor mengalami keraguan untuk memegang saham ini dalam jangka panjang. Berdasarkan
analisa penulis, harga terbaik untuk membeli saham ini adalah :
Dengan asumsi peningkatan book value 1% setiap tahun, dalam 5 tahun ke depan
diproyeksikan harga wajarnya berada pada level Rp 3.600. Jika dilihat, pertumbuhan book value
perseroan selama beberapa tahun terkahir bisa dibilang cukup bagus, karena diatas 10%. Namun,
dikarenakan kinerja tahun 2019 yang kurang memuaskan, maka penulis menggunakan angka 1% agar
lebih konservatif. Tapi, jika nantinya perusahaan mampu untuk meningkatkan kinerjanya, angka 1% itu
dapat disesuaikan kembali, dan nominal Rp 3,600 optimis dapat dicapai kurang dari 5 tahun ke depan.
PENUTUP
Setelah membaca pemaparan diatas, mungkin pembaca memiliki beberapa pertanyaan atau bahan
diskusi. Untuk itu, khusus setiap pembeli e-book analyze report ini, penulis memberikan FREE
DISKUSI selama 1 BULAN terhitung sejak tanggal di kirimkannya e-book ini kepada pembaca. Namun,
mohon dimengerti bahwa penulis tidak bisa langsung membalas chat pembaca dengan cepat karena
memiliki berbagai kesibukan. Tapi intinya pasti chat tersebut akan dibalas dan diberikan jawaban jika ada
pertanyaan.
E-book yang disajikan terbagi menjadi 2 versi, yaitu regular dan syariah. E-book yang ditampilkan
ini merupakan versi saham-saham syariah. Jika pembaca ingin membeli e-book + file excel yang berisi
analisa saham regular, dengan list saham dibawah ini, silahkan menghubungi penulis pada akun instagram
resmi @BACASAHAM.
Akhir kata, semoga dengan adanya e-book ini kita dapat lebih sukses dalam mengoptimalkan
profit dan meminimalisir resiko investasi saham dengan benar.
Amin
God Bless You