Anda di halaman 1dari 31

www.TeguhHidayat.

com |1

Print Version

Ebook Investment Planning


Edisi Kuartal III 2021 (Q3 2021)
by Indonesia Value Investing
www.teguhhidayat.com

Pembaca Yth, Dokumen (“ebook”) ini bersifat terbatas untuk penggunaan personal, dan rahasia sehingga
tidak terbuka bagi umum. Dilarang menyebarluaskan dokumen ini baik sebagian maupun seluruhnya
kepada siapapun, dalam bentuk apapun, dan untuk tujuan apapun, tanpa izin tertulis dari Teguh
Hidayat. Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Setiap pelanggaran terhadap ketentuan ini akan
dikenai hukuman sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.

Be respect. Jika anda menganggap isi ebook ini bermanfaat, dan hendak merekomendasikannya kepada
teman/rekan kerja/saudara, maka informasikan kepada teman anda tersebut untuk membelinya sesuai
dengan petunjuk yang disampaikan disini: https://www.teguhhidayat.com/p/ebook-analisis-kuartal-i-
2014.html. Biayanya Rp300,000 per copy. Info Whatsapp 0812.8322.3379 (Yanti).

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


www.TeguhHidayat.com |2

UNTUK DIPERHATIKAN:

1. Ebook ini terbit pada tanggal 8 November 2021, sehingga harga saham (current) yang dicantumkan
disini adalah harga pada atau sebelum tanggal tersebut. Harga saham terbaru ketika anda membaca
ebook ini bisa lebih tinggi atau lebih rendah.
2. Buku edisi berikutnya (Q4 2021) akan terbit pada Februari 2022.
3. Disclaimer: Semua keputusan investasi yang anda buat merupakan tanggung jawab anda sendiri.

Jika pada saham tertentu yang dibahas dalam ebook ini, dalam ulasannya tidak disebutkan target harga,
maka memang saham tersebut tidak memiliki target harganya, alias kalau bisa pegang aja terus atau kalau
mau dijual pun paling tidak asal diatas harga belinya saja. Karena dalam value investing yang penting itu
buy stock at a lowest possible price, dan bukannya sell stock at a highest possible price. Kemudian jika
dalam ulasannya tidak disebutkan soal prospek perusahaan kedepan, maka memang perusahaannya tidak
sedang mengerjakan apa-apa alias hanya menjalani bisnis seperti biasanya saja, atau prospek tersebut
(termasuk detail operasional perusahaan) sudah dibahas di ebook edisi sebelumnya, atau sudah dibahas
secara terbuka di TeguhHidayat.com

‘Jangka pendek’ yang dimaksud disini adalah kurang dari 3 bulan, ‘jangka menengah’ adalah 3 – 12 bulan,
dan ‘jangka panjang’ adalah diatas 1 tahun.

Penting: Ebook ini milik Teguh Hidayat dan hanya boleh dibaca oleh nama-nama yang terdaftar dalam
database penulis (termasuk nama anda), sehingga anda tidak diperkenankan meng-share ebook ini
kepada siapapun, termasuk rekan kantor atau istri/suami/anak, apalagi mem-forward-nya ke grup
atau forum. Jika anda hendak merekomendasikan ebook ini kepada rekan anda, maka mintalah rekan anda
tersebut untuk membelinya sesuai dengan petunjuk yang disampaikan di www.teguhhidayat.com.

Merci,
Teguh

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


www.TeguhHidayat.com |3

DAFTAR ISI

No. Kode P. Current Best Buy at Rating Comments Risks


1 ASII 4 5,979 5,500 AA Otomotif, batubara, sawit! Low
2 GGRM 5 32,950 30,000 - 33,000 A Cukai naik tapi gak banyak Low
3 PGAS 8 1,475 1,250 - 1,400 A Turnaround continues Moderate
4 BBNI 9 7,000 5,500 A Kinerjanya gak sebagus itu Moderate
5 BBTN 11 1,770 1,600 A Tunggu sahamnya cooling down Moderate
6 BJTM 12 765 720 - 740 A Target 800 - 900 Low
7 PTBA 13 2,600 2,400 AA Tahun depan dividen Moderate
8 MBAP 16 3,480 3,300 AA (Masih) batubara terbaik Low
9 PSSI 17 330 300 - 330 A Kapal batubara+nikel Moderate
10 SMDR 19 800 750 A Cuan dari booming komoditas High
11 SGRO 21 2,240 2,200 - 2,400 A CPO outlook long term: Good Moderate
12 ADHI 23 1,085 900 A Trend naik di akhir/awal tahun Moderate
13 PBID 25 1,590 1,400 A Pabrik kresek yang lagi growing Moderate
14 INDR 26 4,420 4,400 A Belum naik banyak nih High
15 ISSP 28 430 380 - 400 A Bisa ke 500 High

Kenapa jumlah sahamnya hanya 15, dan bukannya 30? Penjelasannya ada di bagian akhir Ebook ini.

Tingkat risk diatas dibuat dengan mengesampingkan kondisi pasar. Dengan kata lain, dalam kondisi pasar
yang terkoreksi (turun 10 – 15%), apalagi market crash (turun diatas 15%), maka saham anda mungkin akan
turun signifikan bahkan meski risk-nya ‘low’. Tapi disisi lain ketika pasar pulih kembali, maka saham-saham
dengan risiko rendah inilah, yang biasanya akan naik paling cepat (paling cepat, bukan paling tinggi).
Best buy artinya anda nggak harus beli persis diharga segitu, melainkan sedikit diatasnya juga boleh, tapi
sebaiknya selisihnya tidak terlalu jauh. Kalau ratingnya rekomendasinya bagus, misalnya AA, maka artinya
sahamnya lebih direkomendasikan ketimbang yang ratingnya hanya A.

Posisi IHSG ketika ebooknya terbit: 6,582, naik dibanding tiga bulan lalu di 6,127.

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


www.TeguhHidayat.com |4

1. Astra 30-Sep-21 30-Sep-20 Change (%)


Assets 362,219 338,203 7.1
Current 156,627 132,308 18.4
Liabilities 152,663 142,749 6.9
Current 100,711 85,736 17.5
Equity 166,540 155,662 7.0
Shares Volume 40,484 40,484 0.0
9M 2021 9M 2020
Revenues 167,402 130,349 28.4
Operating Profit 23,683 18,851 25.6
Net Profit 14,977 14,039 6.7
Comprehensive Net Profit 21,035 16,846 24.9
EPS 370 347 6.6
in billion Rp, EPS in Rp, shares volume in million

Stock & Market Cap Value


Current Price (Rp) 5,975
Mkt Cap (billion Rp) 241,889
PER (X) 12.1
PBV (X) 1.5

Ratios (%) 9M 2021 9M 2020 Change (%)


EDR 109.1 109.0 0.0
Current Ratio 155.5 154.3 0.8
ROA 7.7
ROE 12.0
OPM 14.1 14.5 -2.2
NPM 8.9 10.8 -16.9

Pada EIP edisi Q2 2021 kemarin, penulis menekankan bahwa karena Pemerintah memberlakukan PPKM
Darurat sejak bulan Juli 2021, maka kondisi ekonomi Indonesia yang sempat beranjak pulih di Q2 tersebut
(baru beranjak saja, jadi belum benar-benar pulih) kemungkinan akan menurun lagi di Q3, albeit gak akan
sampai krisis lagi seperti awal-awal pandemi di tahun 2020 lalu, karena PPKM darurat ini biar bagaimanapun
tidak akan seketat PSBB pada bulan Maret – April 2020 dimana jalan-jalan ditutup, dan orang-orang dilarang
keluar rumah sama sekali (sedangkan pada PPKM darurat ini orang masih bisa kerja, meski dengan banyak
batasan). Namun pada perkembangannya, ternyata PPKM tersebut diberlakukan tiga bulan full sampai
sekitar akhir September kemarin, dan actually sampai dengan awal November ini juga masih diberlakukan
meski tinggal sebatas formalitas (misalnya kapasitas rumah makan harus 50 – 75%, tapi saya lihat restoran
di mall pada penuh semua).

Sehingga penulis perkirakan dampaknya akan lumayan, dimana angka pertumbuhan ekonomi di Q3
kemungkinan akan turun menjadi 4 – 5% (dari 7.07% di Q2). Disisi lain, rendahnya kasus positif covid di
Indonesia pada bulan Oktober – November (tinggal kurang dari 1,000 kasus per hari, jauh dibawah
puncaknya di bulan Juli yang tembus 50,000 kasus per hari), terus gencarnya proses vaksinasi, dan
berlanjutnya kenaikan bursa-bursa saham diluar negeri, pada akhirnya membuat pelaku pasar menjadi
lebih optimis terhadap outlook ekonomi Indonesia untuk akhir tahun 2021 ini dan seterusnya. Dan alhasil

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


www.TeguhHidayat.com |5

IHSG yang sebelumnya gak kemana-mana di 6,000-an, pada akhir September lalu akhirnya naik hingga
hampir saja break new high di 6,600-an (sebelum kemudian cooling down ke 6,500-an).

Tinggal pertanyaannya, bagaimana dengan kinerja para emiten itu sendiri di Q3 ini? Apakah beneran turun
seperti yang dikhawatirkan sebelumnya? Nah jika kita ambil contoh ASII, maka kinerja perusahaan di Q3 ini
justru lebih baik dibanding Q2, meskipun kinerja ASII tersebut mungkin tidak mewakili kinerja emiten-
emiten lainnya di BEI. Perhatikan: Meski unit usahanya ada buanyak, tapi sekitar 85% pendapatan ASII
berasal dari tiga segmen saja yakni otomotif, alat-alat berat dan tambang batubara, dan perkebunan kelapa
sawit. Sektor otomotif kita tahu diuntungkan oleh sejumlah insentif pemerintah (seperti free PPnBM),
sedangkan batubara dan sawit diuntungkan oleh kenaikan harga komoditas yang bersangkutan. Maka wajar
jika pendapatan dan laba ASII kemudian naik signifikan (catat: laba ASII di periode sembilan bulan 2020
termasuk laba atas penjualan saham Bank Permata/BNLI senilai Rp5.1 trilyun. Jika laba tersebut dianggap
tidak ada, maka laba bersih ASII saat itu sejatinya hanya Rp8.2 trilyun). Untungnya, sampai dengan saat ini
pemerintah masih belum mencabut insentif untuk otomotif, dan harga komoditas juga masih sangat tinggi.
Dan ditambah kondisi ekonomi yang lebih baik pasca tidak lagi diberlakukannya PPKM, maka bisa kita
katakan bahwa prospek ASII sampai akhir tahun nanti sangat cerah. Pada EIP edisi kemarin, penulis harus
katakan bahwa saat itu masih belum waktunya bagi ASII untuk naik katakanlah ke 7,000. Tapi untuk saat
ini, maka ASII berpeluang cukup besar ke 7,000 tersebut, yang akan mencerminkan PER 14 kali.

Tinggal pertanyaannya, bagaimana dengan harga belinya jika saya belum pegang? Nah, di edisi lalu pula
penulis katakan bahwa best buy ASII tetap di 5,000 atau dibawahnya, dan memang ASII sempat turun sampai
4,700-an pada bulan Juli, sebelum kemudian naik lagi dan kembali ke 5,000-an. Namun untuk saat ini
kondisinya sudah berbeda, jadi tidak realistis jika mengharapkan ASII bakal ke 5,000 lagi. Pada pertengahan
Oktober kemarin, ketika IHSG berada di 6,600-an, ASII juga sempat cukup kokoh di 6,000-an. Jadi sekarang
tinggal tergantung IHSG-nya saja. Jika besok-besok IHSG lanjut cooling down, maka ASII ini juga akan ikut
turun tapi mentoknya paling di 5,500 saja. Sedangkan jika IHSG naik, maka ASII akan kembali kokoh di
6,000-an, harusnya sih bisa lebih tinggi dari itu. Sehingga jika tertarik, maka boleh beli pada harga
berapapun dibawah 6,000, tapi sisakan sedikit dana buat average down jika ASII ini turun dulu ke 5,500,
sebelum kemudian naik lagi pada akhir tahun nanti karena efek window dressing.

Rating Kinerja Q3 2021: A


Rating Valuasi Saham pada 5,979: BBB

2. Gudang Garam 30-Sep-21 30-Sep-20 Change (%)


Assets 83,251 78,191 6.5
Current 53,241 49,538 7.5
Liabilities 25,531 19,669 29.8
Current 23,245 17,010 36.7
Equity 57,720 58,522 -1.4
Shares Volume 1,924 1,924 0.0
9M 2021 9M 2020
Revenues 92,071 83,375 10.4

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


www.TeguhHidayat.com |6

Operating Profit 5,321 7,633 -30.3


Net Profit 4,135 5,647 -26.8
Comprehensive Net Profit 4,201 5,647 -25.6
EPS 2,149 2,935 -26.8
in billion Rp, EPS in Rp, shares volume in million

Stock & Market Cap Value


Current Price (Rp) 32,950
Mkt Cap (billion Rp) 63,399
PER (X) 11.5
PBV (X) 1.1

Ratios (%) 9M 2021 9M 2020 Change (%)


EDR 226.1 297.5 -24.0
Current Ratio 229.0 291.2 -21.4
ROA 6.7
ROE 9.6
OPM 5.8 9.2 -36.9
NPM 4.5 6.8 -33.7

Jika anda sudah langganan EIP ini sejak lama, maka anda tentu sudah mengetahui bahwa penulis sejak
tahun 2020 lalu tidak lagi rekomen tiga saham big caps yang populer sebagai investasi jangka panjang,
yakni GGRM, UNVR, dan HMSP (meskipun saya sendiri pada tahun 2019 lalu ada beli HMSP ini, tapi akhirnya
harus cut loss), karena ketiga perusahaan ini mengalami penurunan laba yang cukup signifikan ketika disisi
lain investor awalnya punya ekspektasi bahwa kinerja mereka, sebagai perusahaan consumer goods yang
katanya tahan resesi, harusnya tetap naik di masa pandemi ini. Yang jadi masalah adalah, adanya
ekspektasi tersebut menyebabkan trio saham consumer langsung naik lagi pasca terjadinya market crash
pada Maret 2020 lalu, dan itu menyebabkan valuasi mereka menjadi mahal ketika ratusan saham lainnya
di BEI sedang terdiskon. Contohnya UNVR: Pada awal tahun 2020, sahamnya berada di 8,400, lalu crash ke
5,675 di bulan Maret, tapi pada pertengahan bulan Mei-nya dia sudah di 8,400 lagi. Kondisi yang sama
dialami oleh HMSP dan GGRM. Sebagai perbandingan, saham BBRI pada awal tahun 2020 berada di 4,400,
crash ke 2,440 di bulan Maret, dan di bulan Mei-nya bahkan longsor lebih dalam lagi ke 2,170. BBRI, seperti
juga saham-saham lainnya di BEI, baru naik hingga kembali ke posisinya seperti sebelum pandemi pada
bulan Desember 2020, atau Januari 2021, seiring dengan terbangnya IHSG yang sempat menyentuh 6,450
ketika itu (jadi IHSG juga kembali ke posisinya sebelum pandemi).

Dan pada Januari 2021 tersebut, posisi GGRM, UNVR, dan HMSP juga sebenarnya masih cukup tinggi, dimana
UNVR contohnya, masih di 7,000-an. Tapi barulah memasuki tahun 2021, setelah IHSG kehabisan tenaga
untuk naik lebih lanjut, dan setelah ketiga perusahaan kembali melaporkan penurunan laba di Q1 2021,
maka ya sudah: Sahamnya kemudian turun sampai ke posisi mereka sekarang, dan itu sekali lagi, karena
valuasi mereka sejak awal belum cukup murah seperti saham-saham lainnya di BEI. Okay, berdasarkan
kinerja historisnya yang luar biasa, maka UNVR dan HMSP adalah saham premium, yang valuasinya tidak
bisa disamakan dengan saham biasa. Tapi ketika kedua perusahaan membukukan penurunan laba selama
dua tahun berturut-turut di 2020 dan 2021, alias sama saja dengan banyak perusahaan lain yang kinerjanya
juga turun, maka mungkin sahamnya nggak se-premium itu?

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


www.TeguhHidayat.com |7

However setelah penulis pelajari lagi, untuk GGRM maka ceritanya agak berbeda. Perhatikan: Valuasi UNVR
dan HMSP mungkin memang tinggi, lihat saja PER dan PBV-nya yang puluhan kali. Tapi dengan PER 11 kali
dan PBV 1.1 kali, maka GGRM ini jelas sudah murah. Saya pernah mengatakan sebelumnya bahwa jika ada
perusahaan yang mengalami penurunan kinerja di tahun tertentu, sedangkan perusahaannya termasuk
besar (sahamnya juga termasuk blue chip dan likuid), bereputasi baik, dan produknya sangat dikenal
masyarakat, maka sahamnya mungkin akan turun hingga valuasinya menjadi rendah. Tapi kecuali
perusahaannya bermasalah (misalnya ada kasus pajak, atau gagal bayar utang), labanya minus alias rugi
(laba turun tentu masih lebih baik dibanding kalau sampai rugi), atau prospeknya sama sekali tidak jelas
(misalnya perusahaan kimia yang kinerjanya juga tidak pernah konsisten), maka biasanya PBV-nya akan
mentok di 1.0 atau 0.9, tapi tidak lebih rendah dari itu. Dan asal nanti labanya kembali naik saja, maka
sahamnya akan bisa naik dengan mudah.

Nah, jadi ketika beberapa waktu lalu penurunan GGRM mentok di 30,000 yang mencerminkan PBV 0.9 kali,
dan setelah itu dia pelan-pelan naik lagi, maka penulis mulai tertarik lagi sama GGRM ini. Kemudian pada
LK Q2-nya kemarin penulis perhatikan, pendapatan GGRM sejatinya masih naik, tapi labanya drop karena
kenaikan cukai yang bisa dibilang gila-gilaan, yakni 23% di tahun 2020, dan naik lagi 12% di tahun 2021.
Yang perlu dicatat disini adalah, karena kenaikan tarif cukai tersebut, maka GGRM terpaksa menaikkan
harga jual rokoknya, yang setelah ditambah kondisi penurunan daya beli karena resesi, maka imbasnya di
sepanjang tahun 2020, perusahaan hanya menjual 89.7 milyar batang rokok, turun dibanding 95.9 milyar
batang di tahun 2019. Pada tahun 2021, seperti disebut diatas tarif cukai kembali naik sehingga harga rokok
juga ikut naik, tapi hingga Semester I, GGRM sukses menjual 45.6 milyar batang rokok, naik dibanding 42.5
milyar batang di Semester I 2020. Namun sekali lagi, karena kenaikan tarif cukai masih lebih tinggi
dibanding kenaikan harga jual maupun volume penjualan rokok, maka laba GGRM tetap turun.

Dan sampai dengan Q3 2021 ini, sepertinya kondisinya masih sama demikian: Volume penjualan rokok GGRM
lanjut naik plus harga jualnya juga naik, tapi masih belum bisa mengimbangi kenaikan beban cukai,
sehingga labanya tetap turun. Tapi jika kita perhatikan lagi, kinerja GGRM di Q3 ini lebih baik dibanding
Q2 kemarin, which is a surprise, karena secara teori harusnya daya beli masyarakat akan turun pada
periode Juli – September 2021 kemarin karena PPKM, dimana itu akan menekan volume penjualan rokok.
Tapi apapun itu, ketika sekarang PPKM sudah jauh dilonggarkan (dan kehidupan sehari-hari praktis sudah
bisa dikatakan normal), maka harapannya tentu ekonomi akan pulih, dan laba GGRM pada akhirnya nanti
akan naik lagi, kalau gak akhir tahun 2021 ini maka tahun 2022 nanti. Sehingga kita sekarang sudah bisa
katakan bahwa level 30,000 itu sudah merupakan bottom bagi GGRM, dimana yang sekarang diperlukan
hanyalah labanya naik saja, dan setelah itu sahamnya akan dengan mudah naik ke minimal 45,000.

Tinggal satu hal: Barusan penulis dapat info bahwa untuk tahun 2022 nanti, cukai masih akan kembali naik,
tapi kali ini kenaikannya kurang lebih hanya 8% saja. Nah sebenarnya sebelum tahun 2020 dan 2021, cukai
rokok itu memang rutin naik hampir saban tahun, sebesar kurang lebih 10% per tahun, but still laba GGRM
hampir selalu naik setiap tahunnya sejak tahun 2007 s/d 2019 kemarin. Kondisinya baru berbeda setelah di

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


www.TeguhHidayat.com |8

tahun 2020 terjadi resesi plus kenaikan cukai yang lebih tinggi dari biasanya, dalam hal ini 23%. Tapi dengan
asumsi pada tahun 2022 nanti ekonomi sudah lebih pulih, dan kali ini kenaikan cukai-nya benar hanya 8%
saja, maka harusnya laba GGRM akan tetap naik, dan biasanya sih sahamnya akan sudah naik duluan
sebelum laporan keuangannya yang menunjukkan kenaikan laba tersebut dirilis. Jadi ya, mau ikut nunggu
bareng di GGRM ini sampai kurang lebih Mei 2022 nanti?

Rating Kinerja Q3 2021: A


Rating Valuasi Saham pada 32,950: AA

3. PGN 30-Sep-20 31-Dec-19 Change (%)


Assets 7,542 7,534 0.1
Current 2,198 2,006 9.6
Liabilities 4,252 4,579 -7.1
Current 982 1,183 -17.0
Equity 2,524 2,233 13.0
Shares Volume 24,242 24,242 0.0
9M 2020 9M 2019
Revenues 2,254 2,151 4.8
Operating Profit 326 315 3.3
Net Profit 286 53 437.4
Comprehensive Net Profit 335 75 348.8
EPS 0.012 0.002 437.4
in million USD, EPS in USD, shares volume in million

Stock & Market Cap Value


Current Price (Rp) 1,475
Mkt Cap (billion Rp) 35,756
PER (X) 6.5
PBV (X) 1.0

Ratios (%) 9M 2020 9M 2019 Change (%)


EDR 59.4 48.8 21.7
Current Ratio 223.8 169.5 32.0
ROA 5.9
ROE 15.1
OPM 14.5 14.7 -1.4
NPM 12.7 2.5 412.8

Pada EIP Q2 kemarin, analisa PGAS adalah sebagai berikut: Kinerja perusahaan hingga Semester I 2021 bisa
dikatakan sudah mulai bangkit dibanding tahun 2020, dan itu bisa jadi merupakan titik awal kebangkitan
kinerja PGAS setelah selama bertahun-tahun kinerjanya turun terus (kinerja PGAS sudah drop sejak lama
sebelum pandemi), yakni karena perusahaan salah langkah dengan masuk ke sektor hulu migas dengan
mengakuisisi banyak blok migas (melalui PT Saka Energi, sehingga PGAS sekarang sekaligus menjadi
produsen gas) sejak tahun 2011 lalu, yang ternyata hasilnya malah rugi dan mengurangi laba yang diperoleh
dari bisnis asli PGAS, yakni distribusi dan transmisi gas. Memang jika dilihatnya dari sisi pendapatan, maka
angkanya masih turun. Namun berdasarkan pemaparan manajemen dimana disebutkan bahwa mereka terus
meminimalisir depresiasi nilai aset yang terjadi pada PT Saka, atau dengan kata lain melakukan efisiensi

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


www.TeguhHidayat.com |9

beban pokok (dan juga beban operasional), maka hasilnya cukup baik dimana labanya kemudian naik.
Ditambah adanya pendapatan pengembalian sebagian provisi sengketa pajak (ingat bahwa di tahun 2020
lalu, PGAS sempat ada sengketa hukum dengan Dirjen Pajak yang menyebabkan perusahaan mencadangkan
kerugian $278 juta, yakni untuk jaga-jaga jika mereka kalah di pengadilan. Tapi kemudian sebagian dari
cadangan tersebut dipulihkan), maka jadilah hingga Q2 2021 kemarin, PGAS membukukan laba $197 juta.

Okay, lalu bagaimana dengan Q3 ini? Well, ternyata kembali lebih baik, dimana perusahaan kembali
menerima pengembalian sebagian provisi sengketa pajaknya ($65 juta), dan labanya sekarang tercatat $286
juta, yang mencerminkan annualized ROE yang sangat baik, yakni 15%. Jadi ya sudah: Pada EIP Q1 dan Q2
lalu, penulis katakan bahwa best price PGAS ini di 1,000, dengan targetnya 1,400, dan benar PGAS sempat
turun (dari posisinya di awal tahun 2021 di 1,700-an) sampai 900-an, sebelum kemudian naik lagi dan
sekarang sudah di 1,400-an. Karena kinerjanya sekarang sudah lebih baik, dan mungkin akan terus baik
kedepannya karena manajemen sudah kembali fokus ke usaha distribusi gas, maka target harganya bisa
kita naikkan, dengan pemberhentian berikutnya di 1,700, atau bahkan 2,000.

Jadi jika anda sudah pegang dari awal, hold saja. Sedangkan ika anda belum pegang barang, maka karena
kemarin itu PGAS naiknya sangat cepat (lompat 40% dari 1,000 ke 1,400 hanya dalam sebulan, dan jangan
lupa PGAS ini bluechip, jadi kenaikan segitu terbilang gede banget), maka ada kemungkinan besok-besok
dia akan cooling down dulu hingga mentoknya di 1,250, terutama jika IHSG turun sejenak. Jika anda bisa
dapat di harga segitu, atau dibawah 1,400 deh, maka selanjutnya hold saja. Gak usah khawatir.

Rating Kinerja Q3 2021: A


Rating Valuasi Saham pada 1,475: BBB

4. Bank BNI 30-Sep-21 30-Sep-20 Change (%)


Assets 919,448 891,337 3.2
Liabilities 797,179 746,236 6.8
Equity 119,579 110,193 8.5
Shares Volume 18,629 18,629 0.0
9M 2021 9M 2020
Income 37,523 42,031 -10.7
Operating Profit 9,750 6,009 62.2
Net Profit 7,746 4,320 79.3
Comprehensive Net Profit 7,647 4,788 59.7
EPS 416 232 79.3
in billion Rp, EPS in Rp, Shares Volume in Million

Stock & Market Cap Value


Current Price (Rp) 7,000
Mkt Cap (billion Rp) 130,404
PER (X) 12.6
PBV (X) 1.1

Ratios (%) 9M 2021 9M 2020 Change (%)


CAR 19.9 16.8 18.8

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 10

NPL Gross 3.8 3.6 7.0


NPL Net 0.9 0.5 69.8
ROA 1.5 0.9 71.6
ROE 10.3 5.4 90.2
NIM 4.8 4.3 10.2
BOPO 80.5 89.0 -9.6
LDR 85.1 83.1 2.4

Pada EIP Q2 kemarin, penulis menekankan bahwa kinerja BBNI, meski labanya tampak naik ketika itu, tapi
terbilang masih kurang bagus/belum pulih jika perbandingannya tiga bank besar lain (BBCA, BMRI, BBRI),
meski tetap lebih baik dibanding bank-bank swasta yang kecil-kecil. Dan karena sejak bulan Juli
diberlakukan PPKM, maka kemungkinan kinerja BBNI akan turun sedikit lagi pada Q3, dan pasar memang
langsung merespon proyeksi tersebut dimana saham BBNI drop sampai mentok di 4,600-an pada awal Juli,
tak lama setelah Pemerintah mengumumkan pemberlakuan ‘PPKM darurat’.

Namun demikian saya tetap katakan bahwa harga beli terbaik untuk BBNI ini masih sama, yakni 5,000 atau
dibawahnya. Asumsinya adalah, bahkan kalaupun pada Q3 nanti kinerja BBNI beneran lebih buruk lagi dari
Q2, tapi sahamnya tetap tidak akan drop lagi karena pandangan investor sudah masuk ke tahun 2022,
dimana prospek ekonomi untuk tahun 2022 tersebut biar bagaimanapun akan lebih cerah, terutama pasca
kita mengalami resesi selama dua tahun berturut-turut. Dan jika anda bisa ambil BBNI ini di kisaran 5,000-
an maka selanjutnya hold saja, turun juga gak apa-apa karena nanti dia akan naik lagi.

Okay tapi itu analisanya untuk Q2 kemarin. Lalu bagaimana dengan Q3 alias saat ini? Well, kabar baiknya
ada dua: 1. Kinerja BBNI pada Q3 ini tidak seburuk yang dikhawatirkan, kurang lebih sama saja seperti Q2
kemarin, 2. PPKM daruratnya sudah selesai, jadi sepertinya asumsi penulis diatas bahwa investor sekarang
lebih optimis menatap prospek ekonomi untuk tahun 2022 dan seterusnya, sudah terpenuh. Tapi kabar
buruknya? BBNI sekarang bukan lagi di 5,000-an, melainkan sudah di 7,000. Well, itu tentu bukan kabar
buruk jika anda sudah beli BBNI ini tiga bulan lalu. Namun sekali lagi karena kinerja BBNI untuk Q3 ini
kurang lebih masih sama (kurang bagusnya) dibanding Q2, maka target harganya juga masih di 7,000-an,
which is sudah tercapai.

Disisi lain, jika IHSG naik lebih tinggi lagi pada akhir tahun nanti, maka tentu BBNI juga akan ikut lanjut
naik, karena harga 7,000 ini sebenarnya gak terlalu tinggi juga secara historis, dimana dulu BBNI ini pernah
di 10,000. Sehingga jika anda sudah pegang sahamnya sejak awal maka hold saja. Sedangkan jika anda baru
mau masuk, maka titik support terkuat bagi BBNI ini adalah di 5,600, yang memang juga pas secara valuasi
karena mencerminkan PER 10.1 kali, dan PBV 0.9 kali. Dalam hal ini penulis tidak mengatakan bahwa BBNI
akan ke 5,600 (meski itu mungkin saja, tergantung IHSG-nya saja), tapi jika BBNI gak kesitu maka kita bisa
ambil dulu saham lain.

Rating Kinerja Q3 2021: BBB


Rating Valuasi Saham pada 7,000: BB

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 11

5. Bank BTN 30-Sep-21 30-Sep-20 Change (%)


Assets 368,056 361,208 1.9
Liabilities 325,513 321,376 1.3
Equity 20,575 19,988 2.9
Shares Volume 10,590 10,590 0.0
9M 2021 9M 2020
Income 18,555 18,705 -0.8
Operating Profit 2,135 1,424 49.9
Net Profit 1,515 1,120 35.3
Comprehensive Net Profit 587 1,514 -61.2
EPS 143 106 34.9
in billion Rp, EPS in Rp, Shares Volume in Million

Stock & Market Cap Value


Current Price (Rp) 1,770
Mkt Cap (billion Rp) 18,744
PER (X) 9.3
PBV (X) 0.9

Ratios (%) 9M 2021 9M 2020 Change (%)


CAR 18.0 19.0 -5.2
NPL Gross 3.9 4.6 -13.6
NPL Net 1.5 2.3 -33.6
ROA 0.7 0.6 25.4
ROE 11.8 9.6 23.5
NIM 3.5 3.1 12.5
BOPO 89.9 93.0 -3.4
LDR 92.8 93.3 -0.5

Seperti halnya BBNI, kinerja BBTN juga kurang bagus pada Q2 kemarin, dan pada Q3 ini kinerjanya tidak
jauh berbeda dibanding kinerjanya di Q2 tersebut. Kemudian ketika tiga bulan lalu BBTN ini berada di
1,400-an, dimana penulis katakan bahwa harga tersebut (yang mencerminkan PER 7.8, dan PBV 0.7 kali)
sudah selaras dengan kinerja perusahaan yang kurang bagus di Q2, plus outlook-nya yang juga sama kurang
bagus untuk Q3, maka pada hari ini BBTN sudah di 1,700-an seiring dengan naiknya IHSG/membaiknya
kondisi pasar. Untuk bisa naik lebih tinggi lagi ke katakanlah 2,000, maka harus terpenuhi minimal salah
satu dari dua kondisi berikut: 1. IHSG lanjut naik, atau 2. Kinerja perusahaan harus lebih baik lagi pada Q4
2021 atau Q1 2022 nanti.

Tapi intinya sih, seperti halnya BBNI diatas, maka BBTN juga masih punya ruang untuk naik lebih lanjut
dalam jangka pendek, terutama karena PBV-nya baru akan persis 1.0 kali pada harga 2,000, sehingga jika
anda sudah pegang maka hold saja. Sedangkan kalau belum pegang, maka coba tunggu apakah bisa masuk
di 1,600. Untuk mengharapkan BBTN ke 1,400 lagi untuk saat ini tidak realistis, karena PPKM sudah lewat,
dan kalaupun nanti terjadi third wave corona maka harusnya itu tidak akan separah second wave kemarin,
sehingga gak akan sampai memaksa Pemerintah memberlakukan PPKM lagi. Kemudian jika pada tahun 2022
nanti, kinerja BBTN akhirnya kembali sama bagusnya seperti sebelum pandemi, maka tak peduli bagaimana
IHSG-nya, sahamnya akan ke 2,000-an lalu kokoh bertahan disitu.

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 12

Untuk analisa lebih detail tentang BBTN ini, termasuk hubungannya dengan sektor properti di Indonesia,
bisa dibaca di TeguhHidayat.com. Saya sudah sering mengulasnya sejak tahun 2010, dengan artikel terakhir
ditulis pada Oktober 2020:
https://www.teguhhidayat.com/2020/10/bank-btn-kinerja-kuartal-iii-2020.html.

Rating Kinerja Q3 2021: A


Rating Valuasi Saham pada 1,700: BBB

6. Bank Jatim 30-Sep-21 30-Sep-20 Change (%)


Assets 101,003 83,619 20.8
Liabilities 90,447 73,615 22.9
Equity 10,556 10,005 5.5
Shares Volume 15,015 15,015 0.0
9M 2021 9M 2020
Income 4,925 4,499 9.5
Operating Profit 1,556 1,427 9.0
Net Profit 1,185 1,100 7.8
Comprehensive Net Profit 1,284 1,175 9.3
EPS 79 73 7.8
in billion Rp, EPS in Rp, Shares Volume in Million

Stock & Market Cap Value


Current Price (Rp) 765
Mkt Cap (billion Rp) 11,487
PER (X) 7.3
PBV (X) 1.1

Ratios (%) 9M 2021 9M 2020 Change (%)


CAR 22.6 21.3 5.8
NPL Gross 4.4 4.5 -2.0
NPL Net 1.0 1.9 -44.3
ROA 2.2 2.6 -13.6
ROE 18.2 18.6 -2.5
NIM 5.1 5.7 -10.7
BOPO 71.3 70.3 1.5
LDR 50.0 57.9 -13.7

Untuk BJTM ini maka biar penulis ulangi lagi analisanya: Sebagai BPD (bank pembangunan daerah), maka
BJTM ini melayani debitur ASN/PNS dengan jaminan SK, dan Pemerintah Daerah Tingkat I dan II juga
mewajibkan pegawainya untuk menabung dan menerima gaji dari BPD. Alhasil BPD seperti BJTM ini tidak
perlu capek-capek cari nasabah untuk menabung disitu, dan NPL-nya juga sangat rendah karena yang
namanya PNS hampir pasti gak akan telat bayar cicilan, karena otomatis dipotong dari gaji bulanan mereka.
Keistimewaan ini bahkan tidak dimiliki oleh big four banking (BBCA, BBNI, BBRI, BMRI), dimana jika kinerja
BBCA dkk bisa naik dan turun, termasuk harus membukukan beban CKPN besar (yang kemudian menurunkan
laba bersih) dalam kondisi resesi karena meningkatnya kredit macet, maka kinerja ROE BJTM dari dulu
selalu stabil di 18 – 20%, termasuk sampai dengan Q3 2021 ini, dan itu bahkan lebih baik dari ROE BBRI.

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 13

Disisi lain, kinerjanya yang konsisten bagus tersebut menyebabkan sahamnya juga sulit untuk turun, dimana
dalam lima tahun terakhir, maka kecuali pada periode Maret – Oktober 2020 dimana IHSG crash, BJTM
selalu stabil di 600 – 700, dan sempat beberapa kali menyundul 800. Jika anda bandingkan dengan BBNI
dan BBTN diatas, yang sejak tahun 2017 justru cenderung turun, maka pergerakan BJTM dalam jangka
panjang terbilang jauh lebih baik, terutama karena perusahaan juga rutin bayar dividen besar, sekitar Rp40
– 50 per saham setiap tahun (jadi yieldnya sekitar 6 – 7%, jauh diatas yield BBNI yang hanya 2% atau bahkan
kurang dari itu).

Dan ngomong-ngomong soal dividen, pada tahun 2020 lalu, BJTM membayar dividen Rp48 per saham di
bulan April. Dengan asumsi dividend payout ratio-nya masih sama (sekitar 50% laba bersih), dan dengan
asumsi kenaikan laba BJTM yang 7.8% akan berlanjut sampai akhir tahun 2021 nanti, maka pada April 2022,
BJTM akan membayar dividen Rp52 per saham, yang mencerminkan yield 6.7% pada harga saham 765. Nah,
kita tahu bahwa April 2022 itu masih cukup lama, 5 bulan lagi. Tapi dengan asumsi kondisi pasarnya akan
lebih baik pada tahun 2022 tersebut dibanding tahun 2021 ini, maka tidak akan sulit bagi BJTM untuk naik
ke 800 atau lebih tinggi lagi, sejak jauh sebelum dividennya dibayarkan. Sehingga jika kita bisa masuk di
harga 765, lalu nanti keluar let say di 850, maka profitnya mencapai 11%, atau lebih besar dari yield
dividennya itu tadi (dan lebih besar lagi jika anda bisa masuk pada harga dibawah 765). Profit 11% tentunya
tampak kecil, terutama dibandingkan saham-saham lainnya yang juga dibahas di ebook ini, tapi jangan
lupa bahwa risiko di BJTM ini nyaris tidak ada, karena fundamentalnya memang sangat bagus, dan profit
yang 11% itu juga peluangnya sangat besar untuk diperoleh, karena adanya dividen itu tadi.

Sehingga, jika portofolio anda berisi saham-saham ‘brutal’ yang bisa terbang tapi sebaliknya bisa nyungsep
juga, maka jangan lupa ambil BJTM ini sebagai bemper agar risiko investasi anda secara keseluruhan tetap
terjaga.

Rating Kinerja Q3 2021: AA


Rating Valuasi Saham pada 765: A

7. Bukit Asam 30-Sep-21 30-Sep-20 Change (%)


Assets 32,191 24,057 33.8
Current 14,884 8,364 77.9
Liabilities 11,167 7,118 56.9
Current 6,374 3,872 64.6
Equity 20,782 16,763 24.0
Shares Volume 11,521 11,521 0.0
9M 2021 9M 2020
Revenues 19,382 12,849 50.8
Operating Profit 6,316 1,827 245.7
Net Profit 4,768 1,728 175.9
Comprehensive Net Profit 4,853 1,741 178.7
EPS 426 155 174.8
in billion Rp, EPS in Rp, shares volume in million

Stock & Market Cap Value

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 14

Current Price (Rp) 2,600


Mkt Cap (billion Rp) 29,954
PER (X) 4.6
PBV (X) 1.4

Ratios (%) 9M 2021 9M 2020 Change (%)


EDR 186.1 235.5 -21.0
Current Ratio 233.5 216.0 8.1
ROA 20.1
ROE 30.6
OPM 32.6 14.2 129.2
NPM 24.6 13.5 82.9

Sebelum kita masuk ke analisa PTBA, pertama-tama penulis harus sampaikan dulu update analisa sektor
batubara itu sendiri. Pada analisa yang disampaikan di blog pada bulan Mei 2021 lalu, yakni ketika harga
batubara Newcastle akhirnya tembus level psikologis $100 per ton (setelah sebelumnya naik terus dari
posisi terendahnya di $51 per ton, di bulan September 2020), saya katakan bahwa harga batubara masih
bisa naik lebih tinggi lagi, dan itu artinya saham-saham batubara masih menarik untuk dibeli (lengkapnya
baca disini: https://www.teguhhidayat.com/2021/05/commodity-supercycle.html). Ketika itu PTBA dkk
sudah turun lumayan dari posisi tertingginya ketika terjadi market euphoria di bulan Januari 2021.
Contohnya untuk PTBA sendiri, pada Januari 2021 dia hampir saja tembus 3,000, tapi di bulan Mei-nya dia
sudah di 2,100-an. Penurunan yang terjadi pada saham-saham batubara antara Januari – Mei 2021 ini banyak
ditanyakan ke penulis, karena di waktu yang bersamaan harga batubara nyatanya naik terus dari $73 sampai
akhirnya tembus $100 per ton. Dan penulis jawab, karena pada periode yang sama IHSG cenderung turun
dari 6,450 sampai mentok di 5,700-an di bulan Mei, sedangkan disisi lain laba bersih PTBA dkk juga ternyata
masih turun di Q1 2021 (karena faktor cuaca dan banjir di Kalimantan, yang menghambat operasional
tambang), beberapa emiten seperti DOID dan INDY malah masih membukukan kerugian, maka jadilah
saham-saham batubara tetap turun.

However, selama harga batubara lanjut naik, dan di link artikel diatas penulis sudah mengatakan demikian,
maka PTBA dkk pada akhirnya akan membukukan kenaikan laba yang besar, entah itu di Q2 atau Q3 nanti,
karena gak mungkin juga di Kalimantan sana bakal banjir terus. Dan memang sejak Q2 kemarin, laba PTBA
akhirnya naik juga, dimana ROE-nya kemudian menjadi 20%. Disisi lain pada bulan September 2021, atau
hanya empat bulan setelah harganya pertama kali tembus $100 per ton, harga batubara sudah break all
time high di $180 per ton, dan bahkan masih lanjut melejit naik sampai.. $270 per ton! Tepatnya pada
tanggal 5 Oktober, dipicu oleh cerita krisis energi di China. Kenaikan yang luar biasa ini tentu saja menjadi
perhatian semua orang, dan alhasil PTBA dkk akhirnya beranjak naik, dan pada tanggal 4 Oktober hampir
saja kembali tembus 3,000. Sekedar catatan, pada tanggal 4 Oktober itu IHSG masih di 6,300-an. Jadi bisa
dikatakan bahwa saham-saham batubara sudah naik duluan sebelum saham-saham lain di BEI menyusul
naik, bahkan sempat terjadi euforia kecil disini ketika ITMG misalnya terbang dari 16,000-an hingga 26,000
hanya dalam sebulan (karena memang ITMG ini banyak yang rekomen termasuk penulis).

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 15

Namun demikian, pada analisa yang saya tulis tanggal 7 November 2021 (ini linknya:
https://www.teguhhidayat.com/2021/10/prospek-saham-batubara-terkait-krisis.html), penulis katakan
bahwa kalau kita termasuk yang sudah pegang batubara sejak awal, maka boleh pertimbangkan untuk profit
taking dulu, karena harga $270 itu sudah sangat tidak wajar, jadi nanti juga akan turun lagi. Kemudian
karena disisi lain saham-saham batubara juga memang sudah naik tinggi mengikuti kenaikan harga batubara
itu sendiri, maka ketika nanti gilirannya harga batubara turun, PTBA dkk juga akan turun, tak peduli meski
di laporan keuangannya untuk periode Q3, kinerja/labanya lebih bagus lagi dibanding Q2.

Waktu berlalu, dan berapa harga batubara Newcastle sekarang? Well, sudah di $150 per ton. Lalu berapa
saham PTBA? Masih di 2,600, alias sudah turun tapi hanya sedikit saja dari sebulan lalu di 2,800-an.
Sedangkan laporan keuangannya? Sesuai harapan, dengan ROE yang sekarang mencapai 30%, sehingga PER
PTBA sekarang juga hanya 4.6 kali, praktis merupakan salah satu yang termurah di kelompok saham
bluechip. However, karena sekarang harga batubara sudah di $150 lagi, alias lebih rendah dibanding
September 2021 lalu yakni $180 per ton, maka ada juga kemungkinan pada Q4 2021 nanti, laba PTBA akan
turun secara quarter on quarter, dan ROE-nya juga akan turun sedikit/gak mencapai 30% lagi.

Okay Pak Teguh, jadi sekarang bagaimana analisanya? Jadi yang kita lihat kinerja laporan keuangannya
yang memang bagus itu, atau lihatnya harga batubara yang sudah jeblok lagi, dan terutama sekarang ini
kita gak tahu kedepannya harga batubara bakal gimana? Lalu bagaimana itu dengan isu energi terbarukan
yang kembali muncul?? Hey hey sabar, sabar pak. Tenang. Jangan khawatir, saya sudah rutin berurusan
dengan saham batubara ini setiap beberapa tahun sekali sejak tahun 2011 lalu, jadi kita sudah hafal
karakter mereka. Dan berikut yang bisa saya sampaikan: Bagi perusahaan batubara di Indonesia, maka
harga batubara Newcastle harus minimal $70 per ton agar mereka minimal bisa balik modal/profit sedikit,
dan $90 – 100 per ton untuk bisa profit besar. Jadi harga batubara yang sekarang $150 per ton itu
hitungannya masih sangat bagus u/ PTBA dkk. Kemudian kita tahu bahwa melejitnya harga batubara
beberapa waktu lalu sampai $270 per ton adalah karena adanya situasi bottlenecking di China, dimana
suplai batubara di dalam negeri sangat terbatas karena beberapa waktu sebelumnya Pemerintah China
melarang impor batubara dari Australia, tapi disisi lain pembangkit-pembangkit listrik butuh batubara
dalam jumlah besar seiring ketika kebutuhan akan listrik meningkat seiring dengan kembali berputarnya
aktivitas ekonomi. Jadi asal China kembali membuka pintu impornya, maka suplai batubara disana akan
kembali melimpah, dan harganya akan turun, dan memang itulah yang sekarang terjadi.

Nah, tapi diluar huru-hara batubara gara-gara aksi impor ban oleh Pemerintah China itu, maka dengan
mempertimbangkan perputaran roda ekonomi saat ini di negara-negara maju yang memang sudah sama
kencangnya seperti sebelum pandemi (atau bahkan lebih kencang lagi), sedangkan disisi lain terjadi inflasi
tinggi di Amerika karena melimpahnya suplai mata uang Dollar, maka gak bakal harga batubara akan drop
lagi let say ke $70 seperti ketika awal-awal pandemi lalu, melainkan dia berpeluang besar untuk bertahan
di setidaknya $100 – 120, malah bisa saja naik lagi (meski kali ini harusnya gak akan sampai balik ke $200
lagi). Dengan kata lain, sampai dengan kurang lebih pertengahan 2022 nanti, prospek batubara masih
cerah. Dan yang penulis amati juga adalah, kita tahu emiten-emiten batubara sangat royal dividen.

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 16

Termasuk PTBA, pada April 2020 lalu membayar dividen hampir Rp400 per saham. Karena labanya s/d Q3
2021 ini, jika disetahunkan, sudah sama atau bahkan lebih besar dibanding labanya di tahun 2019, maka
penulis expect pada April 2022 nanti PTBA akan bayar dividen segitu juga. Dan itu artinya? Yup, sahamnya
masih berpeluang untuk lanjut naik, dan mungkin kali ini akan tembus barrier 3,000 itu tadi.

Tinggal bagaimana dengan harga belinya, berdasarkan kinerja terbarunya dan situasi industri batubara itu
sendiri seperti yang dijelaskan diatas? Nah, tiga bulan lalu PTBA ini masih di 2,200-an, dimana penulis
katakan bahwa itu sudah ‘jaminan profit’ karena best buy-nya di 2,400. Karena sekarang PTBA sudah di
2,600, maka itu agak tanggung, tapi juga belum mahal, sehingga jika anda belum pegang barang maka
masih boleh masuk. However, karena harga batubara sekarang fluktuatif lagi dan arahnya pun sudah sangat
berbeda dibanding dua bulan lalu (baca: cenderung turun kebawah), plus sentimen negatif ‘energi
terbarukan’ juga bisa muncul lagi sewaktu-waktu, maka siapkan cash untuk average down di 2,400 atau
dibawahnya.

Rating Kinerja Q3 2021: AAA


Rating Valuasi Saham pada 2,675: A

8. Mitrabara 30-Sep-20 31-Dec-19 Change (%)


Assets 225 182 23.8
Current 175 126 39.1
Liabilities 77 44 76.1
Current 70 34 109.5
Equity 148 138 7.2
Shares Volume 1,227 1,227 0.0
9M 2020 9M 2019
Revenues 198 160 24.1
Operating Profit 64 34 88.9
Net Profit 49 26 91.4
Comprehensive Net Profit 49 25 91.7
EPS 0.040 0.021 91.4
in million USD, EPS in USD, shares volume in million

Stock & Market Cap Value


Current Price (Rp) 3,480
Mkt Cap (billion Rp) 4,271
PER (X) 4.6
PBV (X) 2.0

Ratios (%) 9M 2020 9M 2019 Change (%)


EDR 192.4 315.9 -39.1
Current Ratio 248.7 374.4 -33.6
ROA 28.9
ROE 44.0
OPM 32.2 21.2 52.2
NPM 24.7 16.0 54.2

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 17

Bagi anda yang belum tahu, MBAP adalah perusahaan tambang batubara yang relatif kecil dengan hanya
satu lokasi tambang di Desa Loreh, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, yang mulai berproduksi pada
tahun 2008 lalu, dengan kapasitas 3 - 4 juta ton per tahun. Perusahaan mengangkut batubaranya melalui
Pelabuhan Tarakan, Kalimantan Utara, dan mengirimnya terutama ke India, China, Filipina, dan Korea
Selatan. Dalam menjalankan usahanya, manajemen MBAP termasuk konservatif dengan hanya menggali
batubara, lalu jual, dan alhasil utangnya kecil, sedangkan ROE-nya selama ini cukup besar, terutama karena
fasilitas produksi di tambangnya sudah lengkap sehingga perusahaan hampir gak perlu belanja modal lagi.
Pada tahun 2017 dan 2018 lalu, ketika harga batubara sedang tinggi di level $90 – 100 per ton, maka MBAP
membukukan laba lebih dari $50 juta per tahun, yang mencerminkan ROE lebih dari 40%. Dan untuk tahun
2021 ini, labanya s/d Q3 jika disetahunkan mencapai $65 juta, atau sudah lebih besar dibanding rekor
labanya di tahun 2017 – 2018, seiring dengan kenaikan harga batubara yang juga sudah jauh diatas $100
per ton.

Karena karakternya tersebut, maka MBAP sudah merupakan pilihan favorit penulis di sektor batubara sejak
cukup lama, dan pada EIP Q2 kemarin saya katakan bahwa sahamnya, yang ketika itu masih di 3,000-an,
bisa naik sampai 4,000, terutama jika pada Oktober atau November nanti perusahaan membayar dividen
jumbo seperti biasanya (MBAP membayar dividen dua kali dalam setahun), dimana dividen itu bisa lebih
besar lagi mengingat laba bersih perusahaan di tahun 2021 ini sangat besar. Dan benar MBAP membayar
dividen Rp338 per saham pada awal Oktober, yang seketika mendorong sahamnya lompat sampai sempat
menyentuh 4,400 secara intraday. Pasca tanggal cum, seperti juga yang sudah diduga sebelumnya, MBAP
turun lagi dengan cepat hingga sekarang sudah di 3,400-an lagi.

Dan yang membedakan MBAP ini dengan nama-nama populer di industri batubara adalah market capnya
kecil, sahamnya pun tidak likuid, dan nama perusahaannya juga jarang ada yang kenal (jadi gak seperti
‘Bukit Asam’, atau ‘Adaro’). Sehingga pergerakannya tidak mengikuti naik turunnya harga batubara
ataupun IHSG, dimana kenaikannya kemarin adalah karena dividennya itu tadi. Nah, namun seiring kenaikan
harga batubara, maka kinerja MBAP s/d Q3 ini masih sangat bagus, jadi setelah periode cooling down-nya
maka selanjutnya dia akan naik lagi sampai musim dividen berikutnya, yakni Mei 2022. Hebatnya, bahkan
meski perusahaan bayar dividen dua kali setahun (sehingga nilai total dividennya dalam setahun juga harus
dibagi dua), tapi angkanya tetap sama-sama besar, dimana sebelum bayar dividen Rp338 pada Oktober
2021, pada bulan Mei-nya perusahaan juga membayar dividen Rp115 per saham. Karena laba MBAP untuk
tahun 2021 ini naik signifikan dibanding 2020, maka penulis perkirakan dividennya untuk Mei 2022 nanti
juga bakal mencapai Rp200 – 300 per saham. Dan seperti biasa, sahamnya akan naik banyak sejak jauh
sebelumnya!

Rating Kinerja Q3 2021: AAA


Rating Valuasi Saham pada 3,480: A

9. Pelita Samudera 30-Sep-20 31-Dec-19 Change (%)


Assets 145 147 -1.2

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 18

Current 32 30 8.6
Liabilities 38 52 -26.6
Current 26 27 -4.7
Equity 107 95 12.9
Shares Volume 5,417 5,417 0.0
9M 2020 9M 2019
Revenues 75 51 47.2
Operating Profit 17 6 193.6
Net Profit 15 5 193.1
Comprehensive Net Profit 16 5 239.8
EPS 0.003 0.001 193.1
in million USD, EPS in USD, shares volume in million

Stock & Market Cap Value


Current Price (Rp) 330
Mkt Cap (billion Rp) 1,354
PER (X) 6.1
PBV (X) 1.2

Ratios (%) 9M 2020 9M 2019 Change (%)


EDR 278.0 180.7 53.8
Current Ratio 124.8 109.5 14.0
ROA 14.5
ROE 19.3
OPM 22.9 11.5 99.5
NPM 20.5 10.3 99.1

Penulis pertama kali ketemu PSSI ini di EIP Q2 kemarin, dan analisanya masih relevan untuk disajikan
kembali disini dengan sedikit perubahan. PSSI adalah perusahaan perkapalan spesialis pengangkut batubara
yang baru berdiri tahun 2007, tapi sejak tahun 2021 ini mulai diversifikasi dengan juga mengangkut nikel,
besi dan baja, dan tembaga, dengan lokasi operasional terutama di Samarinda, Kalimantan Timur, dan
Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Perusahaan memiliki armada 6 unit kapal besar (kapasitas 32,000 ton atau
lebih), 39 kapal tunda, 39 kapal tongkang, 3 unit fasilitas bongkar muat, dan 1 unit crane. Secara ukuran
perusahaan, PSSI ini merupakan perusahaan kapal skala kecil – menengah, dan hanya merupakan satu dari
banyak perusahaan sejenis yang beroperasi di Kalimantan. Namun secara kinerja, maka PSSI ini termasuk
bagus, perhatikan: 1. Nilai aset dan ekuitasnya senantiasa naik dari tahun ke tahun, seiring dengan
perusahaan terus berekspansi menambah armada baru, 2. Meski labanya sejak tahun 2018 cenderung turun
seiring penurunan harga batubara, namun ROE-nya masih diatas 15% (kecuali di tahun 2020 ketika harga
batubara benar-benar anjlok), dan sekarang malah sudah 19% seiring dengan kembali bergairahnya sektor
batubara, 3. Perusahaan rutin bayar dividen dengan nilai besar saban tahun, termasuk mencapai Rp17 per
saham di tahun 2018 (ketika harga sahamnya cuma Rp171, jadi yield-nya mencapai 9.9%), 4. Perusahaan
secara kosisten berekspansi tidak hanya dengan menambah armada, tapi juga membuka kantor cabang
baru di daerah, dan 5. Meski rajin ekspansi, namun utangnya kecil terutama jika dibanding perusahaan
kapal lain, dan itu sebabnya meski labanya cenderung turun sejak 2018 seiring dengan turunnya harga
batubara, tapi perusahaan tidak pernah sampai merugi.

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 19

Singkat kata, PSSI ini sebenarnya bagus, namun penulis sendiri selama ini belum meliriknya karena
kinerjanya yang turun sejak tahun 2018 tersebut (PSSI sendiri baru IPO pada tanggal 5 Desember 2017).
Barulah pada Q1 2021, seiring dengan naiknya harga batubara, akhirnya PSSI membukukan kenaikan laba
dari $1.6 menjadi $2.5 juta, dan sahamnya juga murah dengan PBV hanya 0.5 kali. Tapi penulis ketika itu
masih ragu, karena emiten-emiten kapal lainnya saya lihat masih pada tekor semua.

Hingga pada Q2 2021 kemarin, laba PSSI kembali naik, ROE-nya mencapai 14%, dan itu selaras dengan
kinerja para emiten batubara yang rata-rata juga cuan di Q2 ini. Dan terakhir pada Q3 ini, ROE PSSI akhirnya
mencapai 19%, yang selaras dengan stabilnya harga batubara di level tertingginya.

Tinggal sekarang soal sahamnya. Ketika penulis menemukan sahamnya tiga bulan lalu, PSSI masih di 274,
dan itu sudah naik tinggi dari posisinya di awal tahun 2021 di 170-an, sehingga saya gak terlalu yakin juga,
meskipun secara valuasi pada harga 274 itu PSSI masih murah. Tapi seiring dengan kenaikan IHSG, dan juga
kenaikan saham-saham batubara secara umum, maka PSSI tetap naik sampai sekarang sudah di 330. Dan
karena kinerja PSSI kembali bagus seperti diharapkan, maka valuasinya tetap tampak murah di harga segitu.
Yang juga penulis perhatikan, meski PSSI ini gak terlalu likuid, tapi pergerakan sahamnya cukup stabil
dengan konsisten naik pelan-pelan, jadi gak lompat kemudian turun/cooling down lagi seperti yang sering
dialami saham-saham tidak likuid pada umumnya, dan harganya saat ini masih berada di track kenaikannya
tersebut. Kemudian terakhir, prospek perusahaan untuk tahun 2022 terbilang cerah dimana perusahaan
sudah ada rencana menambah armada baru untuk pengangkutan nikel dan bauksit, yang harganya juga
sedang tinggi.

Sehingga meski memang dalam hal ini kita jadinya agak mengejar kereta, tapi penulis kira tidak ada risiko
berarti jika kita masuk di harga sekarang. Target harganya? 500 – 600, bisa lebih tinggi lagi jika di tahun
2022 nanti, laba perusahaan kembali naik seperti yang ditargetkan oleh manajemen.

Rating Kinerja Q3 2021: AA


Rating Valuasi Saham pada 330: A

10. Samudera Indonesia 30-Sep-20 31-Dec-19 Change (%)


Assets 674 574 17.5
Current 347 249 39.5
Liabilities 360 332 8.3
Current 231 192 20.2
Equity 217 169 28.5
Shares Volume 3,275 3,275 0.0
9M 2020 9M 2019
Revenues 443 362 22.3
Operating Profit 80 10 667.5
Net Profit 52 5 878.8
Comprehensive Net Profit 77 2 4,274.3
EPS 0.016 0.002 878.8
in million USD, EPS in USD, shares volume in million

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 20

Stock & Market Cap Value


Current Price (Rp) 800
Mkt Cap (billion Rp) 2,620
PER (X) 2.7
PBV (X) 0.8

Ratios (%) 9M 2020 9M 2019 Change (%)


EDR 60.3 50.8 18.6
Current Ratio 150.2 129.4 16.0
ROA 15.2
ROE 31.7
OPM 18.2 2.9 527.7
NPM 11.6 1.5 700.5

Kalau anda sudah cukup lama di pasar saham, maka anda akan menyadari bahwa faktor keberuntungan
sangat berperan terhadap kesuksesan seorang investor, setidaknya dalam jangka pendek. Disisi lain, kita
harus bisa menerima kenyataan jika kita kebetulan tidak beruntung, karena ketidakberuntungan itu akan
sangat sering terjadi. Misalnya ketika kita sudah susah payah screening laporan keuangan, ketemu satu
yang kinerjanya bagus dan valuasinya murah, lalu kita analisa lebih dalam lagi hasilnya juga tetap bagus.
Tapi pada akhirnya kita tidak beli sahamnya karena masih tidak terlalu yakin, misalnya karena kinerja
perusahaan yang bersangkutan terbilang buruk di masa lalu, sehingga kita juga tidak yakin apakah di LK
berikutnya nanti kinerjanya masih bakal bagus atau kembali menjadi jelek. Tapi yang kemudian terjadi
adalah, ternyata LK berikutnya tetap bagus, dan sahamnya juga lanjut naik banyak.. tapi kita nggak dapet
apa-apa karena gak pegang!

Dan untuk SMDR ini, tepat seperti itulah yang penulis alami, dimana saya pertama kali menemukan SMDR
ini labanya naik banyak pada Q1 2021, dan sahamnya juga langsung lompat dari 290 sampai 450 (sehingga
saya gak berani kejar) karena memang pada harga 290 itu, PBV-nya super duper murah di 0.3 kali. Lanjut
ketika LK Q2-nya rilis pada akhir Juli, dan hasilnya juga ternyata masih bagus, maka penulis memutuskan
untuk masuk di 500-an, tapi sebelum saya melakukannya lagi-lagi sahamnya lompat ke 650, jadi gak saya
kejar. Dan hari ini, LK Q3 SMDR seperti yang bisa anda lihat diatas kembali bagus, tapi sahamnya sudah di
800. Jadi kalau saja beberapa bulan lalu itu penulis berani ambil risiko dengan kejar kereta di SMDR ini di
400-an, maka hari ini saya harusnya sudah profit hampir 100%, which is very good mengingat kondisi
pasarnya yang tidak terlalu kondusif di sepanjang tahun 2021 ini.

Nah, tapi Pak Teguh, berbeda dengan EIP Q1 dan Q2 kemarin dimana panjenengan gak memasukkan SMDR,
pada edisi kali ini bapak memasukkan SMDR. Jadi apa artinya bapak berencana mengejar kereta di SMDR
ini? Yup, karena sekarang saya teringat dengan tahun 2014 lalu, dimana waktu itu juga SMDR naik kencang
dari 170 di bulan Juli, hingga mentok di 750 pada bulan Desembernya, setelah pada tahun 2014 tersebut
ramai cerita ‘tol laut’ yang menaikkan saham-saham perkapalan, IHSG itu sendiri naik total 22.3%, dan
SMDR membukukan laba $16.1 juta di sepanjang tahun 2014, naik signifikan dibanding tahun 2013-nya
sebesar $7.3 juta.

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 21

Sedangkan untuk tahun 2021 ini, maka tidak ada cerita tol laut, tapi IHSG berpeluang untuk naik pada akhir
tahun dan awal 2022 nanti, dan yang paling penting adalah laba SMDR di tahun 2021 ini juga jauh lebih
besar dibanding sekedar $16.1 juta, melainkan $68.7 juta disetahunkan, dan dengan outlook yang juga
masih cerah, karena sekarang ini bisnis perkapalan dan logistik bisa dibilang booming seiring dengan
kembali gencarnya aktivitas perdagangan dan ekspor impor di seluruh dunia, belum lagi kenaikan harga
komoditas.

Sehingga, meski memang SMDR ini lebih risky jika perbandingannya PSSI diatas, namun dalam jangka
pendek hingga awal tahun 2022 nanti (Januari), SMDR berpeluang untuk naik lebih lanjut ke 1,000 - 1,200,
mungkin bisa lebih tinggi lagi karena sampai hari ini, penulis belum melihat adanya euforia di sektor
perkapalan, meskipun SMDR dkk sudah naik banyak sejak pertengahan tahun 2021 lalu, yang itu artinya
yang pegang sahamnya belum banyak. Biasanya kalau yang pegang udah banyak/sahamnya udah rame, baru
dia akan jatoh. Yep, masih ingat ketika ITMG di 26,000 dan sahamnya banyak dibicarakan, baru saja sebulan
lalu?

Sekilas tentang SMDR, adalah salah satu perusahaan perkapalan terbesar dan tertua di Indonesia yang
didirikan oleh Soedarpo Sastropratomo, seorang tokoh pengusaha maritim terkemuka di Indonesia, pada
tahun 1964, dan sejak saat itu perusahaan berkembang dengan tidak hanya secara konsisten menambah
armada kapalnya, tapi juga masuk ke usaha logistik darat dengan armada truk-truk kontainer yang besar-
besar itu, usaha jasa bongkar muat pelabuhan, jasa depo peti kemas, jasa pergudangan, jasa transportasi
kapal tanker (untuk gas dan minyak), terminal LNG, jasa cold storage, hingga properti. Dengan model
bisnisnya yang terintegrasi serta perusahaannya sendiri terbilang mapan, maka dalam bayangan penulis
SMDR ini harusnya menghasilkan laba dan dividen besar setiap tahunnya, tapi kenyataannya sama sekali
tidak demikian, dimana pada tahun-tahun sebelum 2021 ini, labanya selalu sangat kecil, meski memang
tidak/jarang sampai rugi. Dan saya tidak tahu kenapa bisa begitu, tapi yang jelas itulah alasan kenapa
sahamnya selalu murah (ini sebelum naik banyak sejak pertengahan 2021 kemarin) pada PBV 0.3 kali atau
lebih rendah lagi. Disisi lain, SMDR ini gak pernah ada masalah ataupun kasus aneh-aneh, sehingga ketika
kinerjanya bagus seperti sekarang maka dia bakal gampang naiknya. Anyway, mari kita lihat bagaimana
perkembangannya sampai awal tahun 2022, dimana meski penulis sendiri tidak yakin bagaimana kinerjanya
di tahun 2022 nanti (berbeda dengan PSSI, manajemen SMDR bisa dibilang pelit bercerita tentang rencana
kerjanya, jadi kita agak susah baca prospeknya), tapi untuk tahun 2021 ini fix labaya besar, jadi sahamnya
juga mungkin akan terus naik sampai akhirnya terjadi euforia. Dan barulah pada saat itu, kita akan profit
taking.

Rating Kinerja Q3 2021: AA


Rating Valuasi Saham pada 800: A

11. Sampoerna Agro 30-Sep-21 30-Sep-20 Change (%)


Assets 9,763 9,745 0.2

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 22

Current 1,514 1,378 9.9


Liabilities 5,474 5,949 -8.0
Current 1,513 1,887 -19.8
Equity 4,143 3,622 14.4
Shares Volume 1,890 1,890 0.0
9M 2021 9M 2020
Revenues 3,906 2,257 73.0
Operating Profit 934 319 193.1
Net Profit 510 18 2,767.6
Comprehensive Net Profit 516 45 1,052.7
EPS 280 10 2,700.0
in billion Rp, EPS in Rp, shares volume in million

Stock & Market Cap Value


Current Price (Rp) 2,240
Mkt Cap (billion Rp) 4,234
PER (X) 6.0
PBV (X) 1.0

Ratios (%) 9M 2021 9M 2020 Change (%)


EDR 75.7 60.9 24.3
Current Ratio 100.1 73.0 37.1
ROA 7.0
ROE 16.4
OPM 23.9 14.1 69.4
NPM 13.0 0.8 1,557.4

Selain batubara, sektor komoditas lainnya di BEI yang juga menarik adalah tentu saja minyak kelapa sawit
atau crude palm oil (CPO), dimana ada cukup banyak perusahaan sawit di BEI yang kinerjanya bakal bagus
setiap kali harga CPO naik, salah satunya SGRO. Dan seperti halnya batubara, harga CPO sekarang ini juga
sedang di posisi all time high, tepatnya RM4,800-an per ton, sehingga seperti yang bisa anda lihat diatas,
SGRO mengalami pertumbuhan kinerja signifikan dimana pendapatannya naik 73%, dan laba bersihnya naik
lebih tinggi lagi, albeit ROE-nya tidak setinggi PTBA atau MBAP diatas karena memang usaha sawit ini tidak
se-menguntungkan batubara, dimana dalam usaha batubara anda bisa dibilang tinggal gali tanah barang 20
– 30 meter lalu ambil batubaranya, lalu dijual, sedangkan untuk menghasilkan CPO maka anda harus
menanam pohon sawit, menyiram dan memberi pupuk selama 3 – 4 tahun, panen buah sawit, olah hasil
panennya menjadi CPO, lalu baru dijual.

Disisi lain dengan PBV 1.0 kali pada harga 2,240, maka valuasi SGRO juga memang lebih rendah dibanding
PTBA dkk, dan laba SGRO harusnya bisa lebih besar dari sekarang jika kedepannya perusahaan bisa
memaksimalkan volume produksi CPO-nya (dan memang saat ini itulah yang sedang dikerjakan manajemen,
dimana selain berusaha meningkatkan volume produksi tandan buah segar/TBS milik sendiri, SGRO juga
banyak membeli TBS dari petani rakyat), dengan catatan harga CPO juga tidak kembali turun. Kabar
baiknya, dibanding harga batubara yang bisa dibilang fluktuatif, maka pada analisa SGRO disini:
https://www.teguhhidayat.com/2021/10/prospek-saham-sampoerna-agro-sgro-di.html, penulis sudah
menjelaskan bahwa no way harga CPO akan rendah lagi seperti sebelum tahun 2019, karena sekarang sudah

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 23

ada program biodiesel yang meningkatkan permintaan akan CPO itu sendiri secara permanen. Kondisi ini
tidak terjadi di batubara, dimana batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik masih terancam u/
digantikan oleh energi terbarukan, sehingga harganya bisa anjlok lagi sewaktu-waktu, untuk balik lagi
dibawah $100 per ton pun bisa saja. Contohnya di sepanjang tahun 2019, harga batubara terus saja turun
hingga di bulan Agustusnya sudah di $60-an per ton, padahal waktu itu gak ada pandemi, resesi, atau
apapun.

Sehingga, jika anda termasuk yang optimis dengan saham komoditas (setidaknya untuk jangka pendek),
ada baiknya untuk juga masuk ke sawit ini, dan pilihan penulis jatuh pada SGRO. Analisa lengkap SGRO ini
bisa dibaca lagi di link diatas, dan bisa penulis katakan bahwa berdasarkan LK Q3-nya, analisanya belum
berubah: SGRO saat ini masih murah, dengan perkiraan harga wajar di 3,000 – 3,500. Dan dibanding
batubara, maka untuk sawit ini penulis tidak buru-buru, karena saya cukup yakin bahwa harganya akan
bertahan di level tertingginya (RM4,000 – 5,000 per ton) hingga mungkin s/d setahun kedepan, tapi saya
tidak bisa katakan hal yang sama u/ batubara. Sehingga ketika pada tahun 2021 ini laba SGRO naik
signifikan, maka pada tahun 2022 nanti labanya mungkin akan naik lebih tinggi lagi. Dan jika skenarionya
benar demikian, maka dalam 1 – 2 tahun kedepan, saham SGRO bisa naik sampai berapa saja.

Rating Kinerja Q3 2021: A


Rating Valuasi Saham pada 2,240: A

12. Adhi Karya 30-Sep-21 30-Sep-20 Change (%)


Assets 40,759 38,094 7.0
Current 32,761 30,091 8.9
Liabilities 35,161 32,519 8.1
Current 32,258 27,069 19.2
Equity 5,565 5,548 0.3
Shares Volume 3,561 3,561 0.0
9M 2021 9M 2020
Revenues 7,351 8,458 -13.1
Operating Profit 595 582 2.2
Net Profit 17 15 10.6
Comprehensive Net Profit 23 80 -71.3
EPS 5 4 10.6
in billion Rp, EPS in Rp, shares volume in million

Stock & Market Cap Value


Current Price (Rp) 1,085
Mkt Cap (billion Rp) 3,864
PER (X) 170.2
PBV (X) 0.7

Ratios (%) 9M 2021 9M 2020 Change (%)


EDR 15.8 17.1 -7.2
Current Ratio 101.6 111.2 -8.6
ROA 0.1
ROE 0.4

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 24

OPM 8.1 6.9 17.6


NPM 0.2 0.2 27.3

Sebenarnya, dengan posisi neraca dimana utangnya segunung, pendapatan turun, dan labanya juga sangat
kecil hingga hampir gak ada bedanya dengan rugi, maka secara laporan keuangan, ADHI gak layak masuk
EIP ini, demikian pula dengan saham-saham BUMN konstruksi lainnya yang s/d Q3 2021 ini, rata-rata masih
membukukan kinerja buruk. Nah, tapi jika anda sudah langganan EIP ini sejak lama, maka anda mungkin
sudah hafal kalau penulis cukup sering mengatakan bahwa kwartet saham-saham BUMN konstruksi, yakni
ADHI, WIKA, WSKT, dan PTPP, pergerakannya sangat mudah dipengaruhi IHSG, dimana jika IHSG naik 1%,
ADHI dkk bisa lompat 3 – 4%, demikian sebaliknya jika IHSG turun 1%, maka ADHI dkk bisa jeblok 3 – 4%.
Bukti terakhir, baru saja pada September – Oktober 2021 kemarin ketika IHSG dengan cepat naik dari 6,100-
an s/d 6,600, atau naik 8%, maka ADHI naik dari 700 s/d 1,200, atau naik 70%. Fenomena ini sudah terjadi
sejak setidaknya tahun 2014 lalu. Kemudian karena IHSG biasanya naik pada akhir tahun, lebih tepatnya di
bulan Desember – Januari, maka khusus untuk edisi Q3 (yang terbit di bulan November), penulis selalu
memasukkan minimal 1 saham konstrukdi di EIP ini. Menariknya adalah, semakin dalam penurunan yang
terjadi pada saham-saham konstruksi ini selama beberapa bulan sebelumnya (karena itu tadi: Laporan
keuangannya sebenarnya jelek), maka akan semakin tinggi kenaikannya (secara persentase) di bulan
Desember – Januari.

Dan kalau misalnya ditambahi bumbu SWF atau semacamnya, maka kenaikannya bakal lebih gila lagi! Yup,
kalau anda masih ingat, antara September 2020 – Januari 2021 lalu, ADHI ini naik dari 500 sampai hampir
saja tembus 2,000, atau naik hampir 4 kali lipat hanya dalam waktu empat bulan. Sayangnya penulis sendiri
ketika itu ketinggalan pesta di euforia konstruksi ini karena dananya dibelikan saham lain (waktu itu
batubara, dan cuan juga), tapi bisa saya katakan bahwa di tahun-tahun sebelumnya, kita rutin profit dari
ADHI atau saham BUMN konstruksi lainnya setiap akhir tahun, dan biasanya pula dengan persentase yang
tidak mengecewakan.

Nah, karena untuk akhir tahun atau paling lambat awal tahun 2022 nanti, penulis kembali memperkirakan
bahwa IHSG akan naik, maka ADHI ini juga bisa naik. Dalam hal ini kita kurang beruntung karena posisi ADHI
sekarang sudah di 1,000-an, bukan lagi 700-an apalagi 500-an. Tapi asal IHSG-nya lanjut naik saja, maka
ADHI tetap bisa lanjut naik. Kemudian anda mungkin pilihnya bukan ADHI, melainkan PTPP, WSKT, atau
WIKA, and it’s ok, karena biasanya keempat saham itu kalau naik satu maka naik semuanya, dan sebaliknya
kalau turun satu maka akan turun semuanya. Tapi penulis paling suka dengan ADHI ini karena market cap-
nya paling kecil, sehingga lebih enteng untuk naik jika nanti IHSG kembali naik.

Sekilas tentang perusahaan, ADHI adalah salah satu BUMN konstruksi di Indonesia, boleh dibilang yang
terkecil dari sisi aset dibanding BUMN konstruksi lainnya, namun lini usahanya tetap terbilang lengkap mulai
dari konstruksi infrastruktur (jalan tol), konstruksi industri (pembangkit listrik dan kilang minyak),
konstruksi gedung, properti, produksi beton precast, dan konstruksi light rail transit atau LRT. Yup, ADHI
adalah pelaksana proyek LRT Jabodebek yang sampai saat ini masih dikerjakan, dimana itu adalah proyek

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 25

terbesar milik perusahaan dengan nilai kontrak Rp21 trilyun, dimana informasi terakhir menyebutkan
bahwa perusahaan baru menerima pembayaran Rp10.8 trilyun, jadi kedepannya ADHI masih akan menerima
pembayaran jumbo lagi seiring dengan berlanjutnya progress pembangunan LRT itu sendiri. However, bagi
perusahaan konstruksi, pendapatan yang besar tidak selalu berarti laba yang besar pula, dimana anda bisa
lihat bahwa margin laba bersih ADHI s/d Q3 ini kecil sekali, hanya 0.2%. Jadi penulis sendiri tidak terlalu
berharap dengan proyek LRT itu, terutama karena ADHI, seperti juga perusahaan konstruksi lainnya,
terpaksa banyak tekor gara-gara penundaan banyak proyek pembangunan infrastruktur akibat pandemi,
dimana meski sekarang ini sudah tidak ada lockdown lagi, tapi beban pokok perusahaan sudah terlanjur
membengkak. Anyway, asal perusahaannya gak sampai bangkrut saja, dan memang dia gak akan bangkrut,
maka sahamnya tetap bisa naik lumayan jika benar nanti IHSG naik pada akhir tahun, we’ll see.

Rating Kinerja Q3 2021: BB


Rating Valuasi Saham pada 1,085: BBB

13. Panca Budi 30-Sep-21 30-Sep-20 Change (%)


Assets 2,646 2,421 9.3
Current 1,731 1,487 16.4
Liabilities 585 492 18.8
Current 481 391 23.1
Equity 2,055 1,923 6.9
Shares Volume 1,875 1,875 0.0
9M 2021 9M 2020
Revenues 3,235 2,872 12.7
Operating Profit 415 355 16.7
Net Profit 321 269 19.3
Comprehensive Net Profit 322 269 19.5
EPS 171 143 19.3
in billion Rp, EPS in Rp, shares volume in million

Stock & Market Cap Value


Current Price (Rp) 1,590
Mkt Cap (billion Rp) 2,981
PER (X) 7.0
PBV (X) 1.5

Ratios (%) 9M 2021 9M 2020 Change (%)


EDR 351.2 390.4 -10.0
Current Ratio 359.8 380.5 -5.5
ROA 16.2
ROE 20.8
OPM 12.8 12.4 3.6
NPM 9.9 9.4 5.9

Bagi anda yang belum tahu, PBID PBID adalah produsen kantong plastik kresek, plastik bungkus makanan,
plastik kertas nasi, sedotan, hingga plastik tali rafia, yang terutama banyak dijual di pasar-pasar
tradisional. Perusahaan adalah pemilik merk plastik kemasan ‘Tomat’ yang terkenal, dan merupakan
pemimpin pasar di Indonesia dengan market share 32% pada tahun 2020. Penulis sendiri suka dengan PBID

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 26

ini karena kebutuhan masyarakat akan plastik pembungkus makanan (consumer packaging) adalah sama
besarnya dengan kebutuhan akan produk consumer itu sendiri, dan memang kinerja PBID selama ini
terbilang cukup bagus dengan ROE konsisten diatas 15%, selain karena perusahaan tidak memiliki banyak
utang. PBID juga tidak memproduksi plastik kantong kresek yang besar dan tebal untuk belanja, yang
belakangan mulai dilarang di supermarket-supermarket, melainkan plastik kresek kecil dan tipis untuk
bungkus nasi padang dan semacamnya, dan produk plastik tersebut sama sekali tidak dilarang (karena
memang gak ada penggantinya juga. Gak mungkin kita beli nasi padang dibungkus, terus dimasukkan ke tas
kerja, melainkan pasti pakai kresek). PBID juga ada mengekspor sebagian produknya keluar negeri, dan
rajin berekspansi termasuk resmi membuka pabrik baru di Johor Bahru, Malaysia, pada September 2019
lalu, dilanjut sekarang membangun pabrik baru lagi di Pemalang, Jawa Tengah.

Dan penulis terakhir kali merekomendasikan PBID ini pada EIP edisi Q2 2020 dan Q3 2020 setelah perusahaan
membukukan kenaikan laba yang signifikan di periode tersebut, dan sahamnya kemudian sukses terbang
dari 880 di bulan Oktober 2020 s/d 2,170 di bulan April 2021, meskipun saya sendiri tidak mengira bahwa
PBID akan naik setinggi itu. Anyway, karena harga sahamnya saya anggap sudah tidak murah lagi, maka
saya tidak melirik PBID ini lagi, meskipun pada tahun 2021 ini labanya kembali naik.

Hingga tiba-tiba saja, seperti yang bisa anda lihat, PBID sudah di 1,590 lagi, dan valuasinya kembali atraktif
dengan PER 7.0 dan PBV 1.5 kali, albeit belum semurah tahun lalu ketika penulis kembali melirik sahamnya
di harga 800-an. Tapi karena kinerja PBID sejauh ini juga secara signifikan lebih baik dibanding tahun 2020,
plus nanti awal 2022 dia harusnya akan kembali bagi dividen, dan prospek jangka panjangnya juga masih
cerah seiring peningkatan kapasita produksi, maka kita masih bisa pertimbangkan u/ beli sahamnya.. jika
dapat harga terbaik. Yup, seperti disebut diatas, ketika PBID ini di 2,000-an maka dia sudah mahal, jadi
dari sudut pandang value investing maka wajar jika sekarang dia turun lagi, dan secara teknikal pun
trendnya masih downtrend dengan support di 1,500, dan support kuat di 1,400. Dan berapa PER PBID pada
harga 1,400? 6.1 kali, dan barulah pada harga segitu saya bisa katakan PBID ini sudah murah. Jadi yap, you
know what to do!

Rating Kinerja Q3 2021: AA


Rating Valuasi Saham pada 1,590: A

14. Indorama 30-Sep-20 31-Dec-19 Change (%)


Assets 847 764 10.9
Current 345 283 22.1
Liabilities 413 387 6.6
Current 307 259 18.6
Equity 430 376 14.3
Shares Volume 654 654 0.0
9M 2020 9M 2019
Revenues 639 442 44.4
Operating Profit 66 2 3,006.8
Net Profit 55 2 2,208.4
Comprehensive Net Profit 55 2 2,208.5

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 27

EPS 0.083 0.004 2,208.4


in million USD, EPS in USD, shares volume in million

Stock & Market Cap Value


Current Price (Rp) 4,420
Mkt Cap (billion Rp) 2,892
PER (X) 2.8
PBV (X) 0.5

Ratios (%) 9M 2020 9M 2019 Change (%)


EDR 104.2 97.2 7.2
Current Ratio 112.4 109.1 2.9
ROA 8.6
ROE 16.9
OPM 10.3 0.5 2,050.9
NPM 8.5 0.5 1,498.1

Penulis mulai melirik lagi INDR ini sejak EIP Q4 2020 (tiga kuartal ke belakang), dan analisanya masih
relevan untuk disajikan lagi disini, dengan sedikit perubahan: Bagi anda yang belum tahu INDR ini
perusahaan apa, maka bisa baca lagi ulasan lengkapnya disini
https://www.teguhhidayat.com/2018/06/indo-rama-synthetics.html, dimana pada intinya penulis
menyebut INDR ini mirip dengan INKP (sahamnya Pak Lo Kheng Hong yang dulu sempat heboh karena
terbang dari 2,000-an sampai tembus 20,000 hanya dalam waktu kurang dari dua tahun): Sama-sama
perusahaan besar, dan merupakan bagian dari grup yang lebih besar lagi (INDR anak usaha Indorama Corp
milik Sri Prakash Lohia yang terkenal itu, sedangkan INKP anak usaha Sinarmas), tapi kinerjanya somehow
jelek terus, sehingga sahamnya kemudian gak laku karena selain tidak likuid, bidang usahanya juga tidak
umum (INDR di bidang kimia dan tekstil, sedangkan INKP kertas). Disisi lain, INDR sebenarnya perusahaan
yang cukup sehat, gak pernah ada masalah, dan sektornya juga berpeluang pulih di tahun 2021 ini seiring
dengan pemulihan ekonomi.

Sehingga ketika pada Q4 2020, perusahaan membukukan kenaikan kinerja yang signifikan dan ROE besar
(diatas 15%), sedangkan pada harga 3,000, PBV-nya masih 0.4 kali, maka penulis kemudian kembali tertarik
dengan INDR ini. Dan karena pada kuartal-kuartal berikutnya (Q1 dan Q2 2021) kinerja INDR tetap masih
bagus, maka sahamnya pun beneran naik dan sekarang sudah di 4,500-an. Sehingga meski INDR ini sampai
hari ini masih sepi-sepi saja, demikian pula sahamnya masih tidak likuid, tapi nyatanya sahamnya sudah
naik sekitar 50% dalam waktu kurang dari 1 tahun terakhir, dimana itu tentu saja merupakan kenaikan yang
sangat bagus terutama jika mempertimbangkan IHSG-nya yang cenderung turun di tahun 2021 ini (baru naik
pada September – Oktober).

Kabar baiknya, pada Q3 ini kinerja INDR masih cukup bagus, dan PBV-nya pada harga 4,420 juga masih 0.5
kali, masih murah. Sehingga berikut yang penulis pikirkan: Kita tidak tahu bagaimana dengan kinerja INDR
di tahun 2022 nanti, tapi ketika confirm bahwa kinerjanya s/d Q3 ini masih bagus, maka kemungkinan besar
sampai Q4 nanti kinerjanya akan tetap bagus, terutama setelah manajemen pada public expose-nya di
bulan Agustus 2021 kemarin menjelaskan bahwa mereka baru selesai membangun dua pabrik baru, yakni

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 28

pabrik benang pintal dan pabrik serat, sehingga kapasitas produksinya naik dan alhasil pendapatan/laba
bersihnya juga naik (dan berpeluang untuk kembali lanjut naik di masa yang akan datang). Kemudian meski
sahamnya, seperti disebut diatas, sudah naik 50% dalam waktu beberapa bulan terakhir, tapi sahamnya
belum likuid dan belum banyak dibicarakan investor (belum euforia), dan valuasinya masih murah.

Sehingga, penulis simpulkan bahwa ruang untuk INDR ini untuk lanjut naik masih terbuka, terutama jika
kondisinya IHSG-nya juga lebih baik menjelang akhir tahun. Kalau pakai rumus valuasi standar, INDR ini
bisa naik sampai 7,500, yang mencerminkan PER 4.7 kali dan PBV 0.8 kali, dan barulah pada harga segitu
sahamnya akan lebih likuid dan ramai. Dan ketika itu terjadi, maka bagi kita yang memang sudah pegang
barangnya sejak harga bawah, itulah waktunya untuk profit taking.

Rating Kinerja Q3 2021: A


Rating Valuasi Saham pada 4,420: AA

15. Spindo 30-Sep-21 30-Sep-20 Change (%)


Assets 6,868 6,077 13.0
Current 4,174 3,114 34.0
Liabilities 3,085 2,741 12.5
Current 2,661 2,162 23.0
Equity 3,783 3,335 13.4
Shares Volume 7,186 7,186 0.0
9M 2021 9M 2020
Revenues 3,815 2,716 40.4
Operating Profit 552 58 846.6
Net Profit 446 49 801.5
Comprehensive Net Profit 490 49 891.2
EPS 63 7 800.9
in billion Rp, EPS in Rp, shares volume in million

Stock & Market Cap Value


Current Price (Rp) 430
Mkt Cap (billion Rp) 3,090
PER (X) 5.1
PBV (X) 0.8

Ratios (%) 9M 2021 9M 2020 Change (%)


EDR 122.6 121.7 0.8
Current Ratio 156.9 144.0 8.9
ROA 9.5
ROE 15.7
OPM 14.5 2.1 574.1
NPM 11.7 1.8 541.9

Penulis pertama kali melirik ISSP ini di Q2 kemarin, dan analisa masih relevan u/ disajikan kembali, dengan
sedikit perubahan. ISSP bergerak di bidang produksi pipa baja stainless steel dimana perusahaan membeli
baja lembaran dari sejumlah produsen (Krakatau Steel, Baosteel Singapura, dan Marubeni-Itochu Steel),
lalu digulung menjadi pipa dan tiang baja berbagai ukuran, dan kemudian dijual ke perusahaan konstruksi,

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 29

perusahaan minyak dan gas, perusahaan air minum, dst. Seperti perusahaan besi dan baja pada umumnya,
ISSP bermarkas di Jawa Timur tepatnya di Sidoarjo, dan sudah berdiri dan beroperasi sejak tahun 1971,
tapi perusahaan juga punya fasilitas produksi dan/atau gudang di Makassar, Samarinda, dan Gresik. Secara
kinerja, maka seperti perusahaan manufaktur pada umumnya, pendapatan dan laba ISSP tidak konsisten
dari tahun ke tahun, dimana labanya sempat hanya Rp9 milyar di tahun 2017, tapi pernah juga mencapai
Rp186 milyar di tahun 2018. Alhasil sahamnya selama ini cenderung gak kemana-mana, termasuk sempat
jeblok sampai 90 perak ketika market crash bulan Maret 2020 lalu.

Meski demikian, pada tahun 2021 ini somehow laba ISSP naik signifikan, dan penulis sendiri sudah
mengamatinya sejak Q1 kemarin dimana perusahaan tiba-tiba saja membukukan laba Rp109 milyar,
dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang rugi Rp75 milyar, tapi penulis ragu karena
pendapatannya sejatinya stagnan di level Rp1 trilyun, dan kinerja ISSP ini di masa lalu, seperti disebut
diatas, tidak konsisten. Barulah pada Q2, setelah labanya kembali naik menjadi Rp254 milyar, maka penulis
kemudian merekomendasikannya, terutama setelah pihak manajemen akhirnya memberikan penjelasan
terkait peningkatan kinerjanya tersebut: Itu adalah karena perusahaan sukses menjual langsung produknya
ke konsumen akhir (sebelumnya mereka harus melalu perantara), sehingga harga jualnya lebih rendah tapi
margin labanya justru lebih besar, dan meningkatnya permintaan pipa dan tiang baja dari sektor konstruksi
pembangunan infrastruktur, yang memang sekarang kembali dikebut setelah sempat mandek di tahun 2020.
Kemudian secara utilitas, maka ISSP sekarang menggunakan 60% kapasitas produksinya, setelah sempat
drop menjadi hanya 50% di tahun lalu karena banyaknya kegiatan yang dihentikan, dan perusahaan juga
sudah kembali ekspansi dengan membangun fasilitas pabrik galvanis (saya gak tau itu apa, tapi intinya pipa
baja).

Jadi sejak Q2 tersebut, penulis mulai menganggap bahwa prospek ISSP ini cukup cerah, dan ternyata benar:
Pada Q3 ini, labanya kembali naik (tidak hanya secara year on year, tapi juga quarter on quarter) menjadi
Rp446 milyar, dan ROE-nya sekarang jadi bagus di 15.7%.

Tinggal sekarang di harga sahamnya. Pada EIP Q2 kemarin, ISSP ini masih di 300, dimana meski pada harga
segitu dia masih murah (PBV 0.6), tapi karena saya sendiri masih tidak cukup yakin apakah di Q3 nanti
LKnya akan sama bagusnya, maka saya katakan bahwa pada harga 300 itu ISSP boleh dibeli, tapi sisakan
cash untuk jaga-jaga jika harus average down di 250, selain karena pada harga 300 tersebut, ISSP ini sudah
naik banyak (pada awal tahun 2021, ISSP ini masih di 170). Pada perkembangannya sejak bulan Juli 2021,
ISSP ini tidak pernah turun lagi ke 250, tapi dia juga tidak banyak bergerak di 290 – 300. Barulah memasuki
bulan Oktober, seiring dengan kenaikan IHSG, ISSP akhirnya naik juga, dan setelah LK Q3-nya confirm bagus,
hari ini sahamnya sudah di 430.

Okay Pak Teguh, jadi kalau kita baru mau masuk sekarang, itu sudah telat dong? Well, nggak juga, karena
sejak awal target u/ ISSP ini kurang lebih di 500, mungkin bisa lebih tinggi jika IHSG-nya nanti juga naik
lebih tinggi lagi. Sehingga kalau anda sudah pegang sejak awal maka hold saja, dan kalau anda baru mau
masuk maka boleh tunggu cooling down di 380 – 400.

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 30

Terakhir, pada EIP Q2 kemarin, penulis katakan bahwa ISSP ini mirip dengan INDR: Nama perusahaannya
jarang diketahui publik, sahamnya tidak likuid, dan bisnisnya tidak umum dan sulit dimengerti, sehingga
ketika pada satu kuartal kinerjanya bagus dan sahamnya naik, maka investor seringkali tidak cukup yakin
apakah pada kuartal berikutnya kinerjanya akan sama bagusnya, dan alhasil sahamnya sering turun lagi.
Contohnya ISSP, pada Maret – Mei 2021 lalu sahamnya naik dari 200 s/d 300, yakni setelah perusahaan
merilis LK Q1 2021 dan hasilnya bagus, tapi di bulan Julinya turun lagi sampai 224. Pada Agustusnya, LK
Q2-nya dirilis dan hasilnya kembali bagus, dan sahamnya kembali naik ke 300, tapi kemudian dia hanya
bergerak mendatar disitu hingga barusan pada awal November, setelah LK Q3-nya keluar dan hasilnya masih
bagus, sahamnya seketika lompat ke 430.

Nah, tapi terlepas dari pergerakan sahamnya yang naik turun begitu, secara keseluruhan ISSP ini tetap naik
banyak dari awal tahun 2021 di 160 (sudah naik lebih dari dua kali lipat), dan itu selaras dengan valuasinya
yang murah (PBV hanya 0.3 pada harga 160), dan kinerjanya yang ternyata bagus terus di sepanjang tahun
2021 ini. Hal yang sama juga terjadi dengan INDR, tapi bedanya, kenaikan INDR sejauh ini belum terlalu
banyak (3,000 ke 4,420), saham INDR masih tidak likuid, dan juga belum ramai dibicarakan (kalau ISSP ini
saya lihat mulai banyak yang pamer cuan). Yang itu artinya? Yup, jika harus pilih salah satu, maka u/ kali
ini saya lebih menjagokan INDR. Tapi seperti disebut diatas, karena valuasi ISSP juga sama sekali belum
mahal, plus harga nominal sahamnya lebih rendah (ratusan Rupiah, sedangkan INDR ribuan Rupiah, sehingga
kesannya lebih mahal), maka ISSP juga masih punya ruang untuk naik lebih lanjut.

Rating Kinerja Q3 2021: A


Rating Valuasi Saham pada 430: A

Penjelasan: Dear investor, seperti disampaikan sebelumnya, Ebook Investment Planning atau EIP ini
seharusnya berisi analisa u/ 30 saham. Namun karena OJK kembali memberikan relaksasi (karena
mempertimbangkan kondisi pandemi/work from home) kepada emiten-emiten di BEI untuk menunda
merilis laporan keuangan (LK) untuk periode Kuartal III sampai dengan paling lambat tanggal 30 November,
maka sampai dengan tanggal 8 November 2021, baru ada 200-an dari 700-an emiten di BEI yang sudah
merilis LK-nya. Dan dari jumlah tersebut, baru ada 15 saham yang kami anggap layak masuk ebooknya.
Kemudian ada juga beberapa emiten yang sudah merilis LK, dan hasilnya bagus, tapi kami masukkan ke
daftar waiting list dulu, yakni karena kami masih menunggu siapa tahu ada saham lain yang lebih baik yang
bisa dimasukkan u/ memenuhi kuota 30 saham di EIP ini.

Karena itulah, EIP edisi kali ini akan terbit secara bertahap, dimana ebook yang sedang anda baca ini
merupakan Part 1, dan Part 2-nya akan terbit pada hari Senin, 22 November, dan Part 3 sekaligus part final
akan terbit dan langsung dikirim ke email anda pada hari Senin, 6 Desember 2021, dimana pada part final
tersebut ebooknya akan berisi lengkap analisa u/ 30 saham. Biaya yang anda bayarkan adalah untuk paket
lengkap analisa 30 saham, jadi anda tidak perlu bayar apa-apa lagi. Anyway, untuk part 2-nya ditunggu
tanggal 22 November yap!

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com


w w w . T e g u h H i d a y a t . c o m | 31

***

PENTING: Penulis menyusun ebook ini selama 1 minggu, tapi Anda mungkin akan selesai membacanya
dalam waktu kurang dari 1 jam. Namun untuk memperoleh hasil yang maksimal, termasuk untuk menghindari
misinterpretasi (salah pengertian) dari analisis-analisis yang disajikan, maka anda diharapkan untuk
membacanya secara perlahan dan berulang-ulang (jika diberikan link untuk analisa lengkapnya di blog,
maka baca juga analisa lengkapnya tersebut) terutama untuk saham yang anda memang berminat untuk
membelinya.

Ebook kuartalan ini adalah seperti ‘cerita bersambung’, sehingga membacanya tidak akan lengkap tanpa
membaca edisi sebelumnya. Bagi pelanggan baru, anda masih bisa membaca/membeli ebook edisi Kuartal
II 2021 atau Q2 2021 (edisi sebelum edisi yang sedang anda baca ini), pada harga diskon yakni Rp125,000,
sudah merupakan versi yang bisa di-print, dan sudah termasuk rekap tanya jawab lengkap antara penulis
dan member pelanggan ebooknya. Untuk memesan, anda bisa transfer ke (pilih salah satu):

Bank BCA 139.229.1118


Bank Mandiri 132.000.706.2087
Bank BNI 0338.434.774
Bank BRI 0137.0101.0657.539
Semuanya atas nama Teguh Hidayat

Kemudian kirim email ke teguh.idx@gmail.com dengan subjek EIP Edisi Sebelumnya. Jangan lupa
sebutkan nama anda dan bank tujuan transfer, dan nanti ebooknya akan dikirim via email.

Pada edisi berikutnya nanti (Q4 2021), maka beberapa saham yang dibahas di EIP ini akan digantikan oleh
beberapa saham baru, dan alasannya bisa karena: 1. Terjadi perubahan fundamental, atau perubahan
prospek/masa depan perusahaan, sehingga sahamnya tidak lagi layak invest, setidaknya menurut penulis,
2. Harganya sudah naik cukup tinggi sehingga valuasinya tidak lagi murah, atau 3. Sahamnya masih oke,
tapi terdapat pilihan saham lain yang lebih menarik.

Warning: Dilarang memperlihatkan atau mem-forward isi ebook ini kepada siapapun, baik sebagian maupun
seluruhnya, termasuk kepada rekan kerja atau keluarga dekat anda, apalagi ke grup WA atau forum. Kami
sudah bekerja keras untuk menyusun ebook ini, jadi dimohon kerjasamanya. Jika anda hendak
menunjukkan ebook ini ke teman anda, maka mintalah ia untuk membelinya (biayanya Rp300,000 per copy)
sesuai petunjuk di link ini: http://www.teguhhidayat.com/p/ebook-analisis-kuartal-i-2014.html. Info
0812.8322.3379 (Yanti), atau 0812.2044.5202 (Nury) (kontak salah satu nomor saja, jangan dua-duanya).

Investment Planning Kuartal III 2021 - TeguhHidayat.com

Anda mungkin juga menyukai