GBT M awa r S a ro n
“Tuhan Yesus Kristus Kepala Gereja Ini”
Yeremia 29:11
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada
pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu
rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,
untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Shalom
Selamat datang dalam keluarga besar GBT Mawar Saron
Kami sangat senang dengan kehadiran Saudara dan
berdoa agar Saudara menerima berkat Tuhan yang
melimpah melalui Ibadah Raya ini.
Mari bergabung bersama dalam doa, pujian, dan
penyembahan serta biarlah Firman Tuhan yang
diberitakan menjawab dan memberkati kehidupan
Saudara.
Visi kami dalam melayani adalah
“MENJADI MEMPELAI KRISTUS”
2 Korintus 11 : 2 “Sebab aku cemburu kepada kamu
dengan cemburu ilahi. Karena aku telah
mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk
membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.”
Gembala Sidang:
Pdt. Elija Tikno Gunawan
Ev. Dr. Samuel Gunawan, MBA
Pdm. Ishak Julianto Gunawan, M.Th
BERITA S
UKACITA
MENGUMPULKAN HARTA
Oleh Ps Ishak Gunawan
Mengumpulkan harta tentu merupakan hal yang dilakukan oleh semua orang.
Semua orang bekerja untuk mengumpulkan harta agar dapat memiliki
kehidupan yang lebih baik. Namun, dalam Matius 6:19-24 Tuhan telah
memperingatkan tiga hal dalam mengumpulkan harta. Tiga hal yang Tuhan
peringatkan adalah menjaga hati, menjaga mata, dan menjaga status.
1. Menjaga hati
Matius 6:19 berkata, “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi
ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta
mencurinya.” Saudara, Tuhan mau agar hati kita tetap terikat dan melekat di
sorga dan bukan di bumi. Lalu bagaimana cara mengumpulkan harta di
sorga? Caranya adalah kita harus berbelas kasihan kepada orang yang lemah,
hal ini tertulis pada kitab Amsal 19:17, “Siapa menaruh belas kasihan kepada
orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya
itu.” Mendukung keuangan dalam pelayanan. Hal ini telah tertulis juga pada
Injil Matius 6:21 demikian, “Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak
sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada
orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian
datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Sebuah kisah tentang kematian Alexander
Agung. Alexander Agung yang akan meninggal meminta tiga permintaan
kepada keluarganya, permintaannya saat itu adalah saat ia meninggal, ia ingin
dokter yang mengangkat petinya. Permintaan kedua sepanjang jalan akan
dilapisi oleh emas, perak, dan permata hasil dari peperangan. Dan permintaan
yang ketiga peti akan diberikan lubang untuk kedua tangannya. Dari kisah ini,
Alexander Agung ingin memberi tahu bahwa saat kematian menjemput,
dokter terhebat sekalipun tidak akan bisa menolong dan kita tidak dapat
membawa apa-apa dari apa yang kita kumpulkan di dunia, kita datang ke
dunia dengan tangan kosong dan kita akan kembali dengan tangan kosong.
2. Menjaga mata
Dalam Injil Matius 6:22 dikatakan, “Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik,
teranglah seluruh tubuhmu;” Dalam ayat ini menyimpulkan bahwa kita tidak
boleh gelap mata. Mengapa kita tidak boleh gelap mata? Kita perlu banyak
belajar dari kisah Abraham dan Lot. Seperti pada kitab Kejadian 13:8–9
dikatakan, “Maka berkatalah Abram kepada Lot: "Janganlah kiranya ada
perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para
gembalamu, sebab kita ini kerabat. Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk
engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke
kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri.” Karena saat mata kita tertutup
oleh harta, harta dapat membuat kita terpecah dari teman dan bahkan
Perpuluhan Persembahan
Ferdiarto L Tri Rachmawati Singgih Liauw Pembangunan
Angelina Karyn H Titik Mardiana Ellyusta Eferdian
Yonathan Edward Willy Handi Jakop Susan Perpuluhan
Stefans Perpul Kwan David Inatirta Yuliani
Joshua Mayer G Marceline Joelio Inatirta Yuliani
Ferdiarto L Devina Joelio Yap Andriani M Perpul
Evelina Marga Michel Peter K Edwin Shirley Perpul
Caroline O Michael Dian W
KATEKISMUS REFORMASI
- New City Catechism
PERTANYAAN 3
ADA BERAPA PRIBADI DALAM SATU
ALLAH?
Ada tiga pribadi dalam satu Allah yang benar
dan hidup: Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Ketiganya sama dalam hakikatnya, dan setara
dalam kuasa dan kemuliaan.
Ref; 2 Korintus 13:13
LANJUTAN :
3. Menjaga status
Yang ketiga adalah kita harus tetap ingat status yang kita milik, dan juga
harus kita jaga. Kita harus ingat, bahwa kita ini adalah hamba Tuhan bukan
hamba uang. Kita juga harus tahu, bahwa uang adalah tuan yang jahat,
namun uang adalah hamba yang baik. Berarti jika kita memilih uang sebagai
tuan dalam hidup kita, uang akan menjadi tuan yang sangat jahat.
Sedangkan, bila kita memposisikan uang sebagai hamba maka uang akan
menjadi hamba yang baik.
Pelayanan Dukacita/Penghiburan
Bagi Jemaat yang membutuhkan atau mengetahui ada
saudara seiman yang meninggal dunia dan
membutuhkan pelayanan penghiburan dan pemakaman
dapat menghubungi 0878-5441-477 via WA/SMS,
dengan Format:
Nama yg meninggal / tempat persemayaman /
no.telepon yg bisa dihubungi / nama saudara
Bila masih belum dijenguk/didoakan oleh tim GBT
Mawar Saron, harap anda memastikan dengan cara
mengirim ulang WA/SMS.
Kami mohon maaf apabila terjadi kesalahan dalam penulisan nama atau
gelar. Bagi jemaat yang namanya belum tercantum harap menghubungi
0878-5441-477 via WA/SMS, dengan Format:
Nama lengkap/Tanggal Ulang Tahun
Senin Selasa
23 Januari 2023 24 Januari 2023
JANDA GELISAH
DI SARFAT KARENA
BERKAT
Rabu Kamis
25 Januari 2023 26 Januari 2023
AH, MENOLAK
SEMPAT- AIR
SEMPATNYA! SYILOAH
Jumat Sabtu
27 Januari 2023 28 Januari 2023
TIDAK FALSAFAH
PERLU PETANI
CV
Kalau orang yang belum percaya Kristus bisa menolong siapa saja,
termasuk kita, alangkah baiknya kita pun mau dipakai Tuhan untuk
menolong siapa saja. Jangan pasif atau hitung-hitungan saat Tuhan
mengirimkan orang-orang tertentu untuk ditolong, sekalipun dia
belum percaya Kristus. Mari dengan penuh ketulusan kita miliki hati
yang penuh kasih seperti Kristus, yang selalu mau dan siap menolong
siapa saja. --RTG/www.renunganharian.net
Sebenarnya kaum Farisi adalah orang-orang yang tahu berbuat baik. Sangat
tahu. Bahkan mereka melakukan kewajiban-kewajiban agama dengan rajin.
Masalahnya, mereka melakukan kebaikan itu sambil menikmati kenyataan
bahwa orang lain tidak melakukannya, atau, setidaknya, tidak melakukannya
sebaik (menurut anggapan) mereka. Itulah yang di mata Tuhan Yesus
merupakan kekeliruan besar!-sebagaimana tecermin dalam perumpamaan
yang diceritakan-Nya. Lihatlah, sementara menghadap Tuhan pun si Farisi ini
masih sempat menengok ke arah seorang pemungut cukai, lalu
menonjolkan kebaikannya dibanding orang itu (ay. 11). Ah,
sempat-sempatnya!
Ahas beranggapan bahwa hikmat dan kuasa manusia lebih hebat dari
kuasa Allah. Ia mengira Asyur akan menjadi penyelamatnya. Padahal
nantinya, Asyur sendiri menjadi ancaman baginya, serupa sungai besar
yang meluap dan menenggelamkan mereka (ay. 7-8). Ahas memilih
mengandalkan hikmat manusia, dan ia berakhir dengan kegagalan.
Kiranya kita dapat memetik pelajaran dari kesalahannya.
--HT/www.renunganharian.net
Beruntung, untuk bekerja di ladang Tuhan, kita tidak perlu menyerahkan CV!
Faktanya, Tuhan tidak ambil pusing terhadap setiap kelemahan kita ataupun
tertarik pada semua keunggulan kita! Hal-hal lahiriah yang melekat dalam
diri kita bukanlah tolok ukur yang dipakai Allah (ay. 3). Menariknya,
dibandingkan pengenalan akan Kristus, Paulus bahkan mengibaratkan
hal-hal lahiriah miliknya yang luar biasa di mata bangsanya, hanya sebagai
sampah (ay. 8)!
Seberapa buruk latar belakang masa lalu kita, Tuhan tetap mampu
mengubahkan dan lalu memakai kehidupan kita bagi kemuliaan-Nya.
Perhatikan bahwa Gideon yang awalnya pengecut diubahkan menjadi
pahlawan gagah perkasa. Musa yang sebelumnya terus menolak panggilan
Tuhan berubah menjadi pemimpin panutan. Dan lagi, Paulus yang memulai
kariernya sebagai penganiaya jemaat berakhir sebagai pemberita Injil yang
radikal.
Apa yang terpenting bukan bagaimana kita memulai masa lalu, tetapi
bagaimana kita mengakhiri kehidupan ini. Tidak perlu berkecil hati apabila
kita memiliki latar belakang kehidupan yang buruk. Jangan pula bermegah
pada apa pun keunggulan diri. Inilah yang perlu kita lakukan: "Aku melupakan
apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di
hadapanku." --LIN/www.renunganharian.net
Falsafah serupa dihidupi oleh Nabi Habakuk. Meskipun pada masa itu
keadilan muncul terbalik, Israel yang disebut-sebut sebagai bangsa pilihan
harus mengalami pembuangan di Babel, ditindas oleh orang Kasdim, namun
melalui doanya Habakuk menyatakan tekadnya untuk senantiasa
bersukacita di dalam Tuhan. Ia tetap percaya bahwa Allah akan tetap menjadi
Juru Selamat dan sumber kekuatan yang tak ada putusnya. Habakuk
percaya pada pengharapan akan datangnya pemulihan bagi orang yang
hidup oleh iman kepada Allah.
Iman sejati tidak akan pernah kehilangan asa. Kesulitan hidup bukan alasan
kita kehilangan sukacita. Saat kita ragu akan keadilan dan kasih Allah, kita
dapat bersikap seperti Habakuk yang mengingat kembali tindakan Allah
pada masa lalu, akan penyertaan dan pertolongan-Nya yang diberikan tepat
pada waktu-Nya. Habakuk merasakan kehadiran Allah mengubah sejarah,
bahkan membuatnya menyadari bahwa ia harus bergantung bukan pada
kondisi atau tanda-tanda yang tampak melainkan hanya kepada Allah yang
mengatur menurut kuasa kedaulatan-Nya. --EBL/www.renunganharian.net