GBT M awa r S a ro n
“Tuhan Yesus Kristus Kepala Gereja Ini”
1 Korintus 16 : 13-14
16:13 Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman!
Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat! 16:14
Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!
Shalom
Selamat datang dalam keluarga besar GBT Mawar Saron
Kami sangat senang dengan kehadiran Saudara dan
berdoa agar Saudara menerima berkat Tuhan yang
melimpah melalui Ibadah Raya ini.
Mari bergabung bersama dalam doa, pujian, dan
penyembahan serta biarlah Firman Tuhan yang
diberitakan menjawab dan memberkati kehidupan
Saudara.
Visi kami dalam melayani adalah
“MENJADI MEMPELAI KRISTUS”
2 Korintus 11 : 2 “Sebab aku cemburu kepada kamu
dengan cemburu ilahi. Karena aku telah
mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk
membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.”
Gembala Sidang:
Pdt. Elija Tikno Gunawan
Ev. Dr. Samuel Gunawan, MBA
Pdm. Ishak Julianto Gunawan, M.Th
BERITA S
UKACITA
MERDEKA DARI DOSA
Oleh Ps Ishak Julianto, M.Th
Saudara, kata merdeka merupakan kata yang tidak asing bagi orang Kristen.
Karena Alkitab sangat sering menyebutkan kata ini, tahukah Anda tentang
penjajahan? Penjajah Indonesia adalah Belanda dan Jepang, kalau penjajah bagi
orang Kristen adalah dosa, sama-sama dibuat bodoh, tidak akan diberi
kesempatan keluar dan dibuat bodoh sehingga hancur. Lalu untuk merdeka butuh
pengorbanan, dan ada hasil dari berkat kemerdekaan itu. Dalam Injil Roma ditulis
bahwa penjajah manusia adalah dosa (Roma 3:9-18). Akibat dosa membuat orang
tidak berakal budi, membuat orang menjadi gelap mata. Bagi manusia ada tiga hal
yang bisa dijual yaitu barang, ilmu, dan diri mereka. Karena dosa juga dapat
membuat orang tidak mencari Tuhan. Karena dosa juga dapat membuat orang
menyeleweng, dan menjadi pribadi yang tidak berguna. Tahukah Anda, orang yang
telah mengakhiri masa rehabilitasi dari narkoba yang akan keluar dari penjara,
tetapi setelah itu untuk bekerja dan menjadi orang yang berguna akan sangat sulit.
Dosa juga membuat orang menjadi suka berbohong. Dan yang paling parah tidak
memiliki rasa takut kepada Tuhan. Dalam Roma 6:20-23 dikatakan, ”Sebab waktu
kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran. Dan buah apakah yang kamu petik
dari padanya? Semuanya itu menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena
kesudahan semuanya itu ialah kematian. Tetapi sekarang, setelah kamu
dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh
buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah
hidup yang kekal. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup
yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Hal ini berujung pada kematian jasmani
dan rohani, merdeka atau mati.
Julian dari Norwich, dalam buku “Revelations of Divine Love” berkata, “Selama kita
terlibat dalam bermacam-macam dosa, kita tidak akan pernah melihat wajah
Tuhan yang penuh berkat dengan jelas.” William Temple berkata, bagi orang
religius melakukan kesalahan itu sama dengan menentang rajanya, bagi orang
Kristen itu seperti melukai temannya.
Kita tidak akan pernah merdeka kalau kita tidak mengimani dan menghargai
pengorbanan Tuhan Yesus dengan cuma-cuma. Roma 3:23-26 tertulis, “Karena
semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh
kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam
Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena
iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya,
karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa
kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa
ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya
kepada Yesus.” Kita harus mengingat apa yang Tuhan Yesus telah lakukan untuk
memberikan kita kemerdekaan, kaki-Nya berlubang paku, harus memikul salib,
hingga akhirnya mati di atas kayu salib. Hari ini mari kita percaya, kita percaya
Tuhan Yesus memerdekakan kita. Tuhan Yesus tidak mau kita menjadi orang
Perpuluhan Persembahan
Alex Puspo Pembangunan Budiman Wijaya
Syane teguh Perpuluhan Kwan Andry R
Jimmy Ellysa Perpuluhan Julian Chandra Perpuluhan
Amelia Cake Pembangunan Aprilda Perpuluhan
Lukas G Perpuluhan Erna Sulistyawatin
Michelle Christie Jimmy Tanrian
Suhar Wongso Luluk
Frisca Monik Luluk
Jeffry Reynaldi W Jeffry Louis Perpuluhan
Putra Hadi Santoso Liu 21
Kwan David Raharjo Inatirta Yuliani
Willy Handi FTWH Perpuluhan
Michael Dian W Geraldine Perpuluhan
Ferdiarto L Stefans Perpuluhan
Ferdiarto L pembangunan
AXPSR Perpuluhan
Kevin Nathanael S
LANJUTAN :
- berdosa, karena orang berdosa itu terkutuk. Maka dari itu, Tuhan mau mati di atas
kayu salib untuk kita.
Berkat merdeka, pada Roma 8:9 dikatakan, ”Tetapi kamu tidak hidup dalam daging,
melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang
tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.” Roma 8:15 berkata, “Sebab kamu
tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi
kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita
berseru: "ya Abba, ya Bapa!"” Juga pada Roma 8:17 dikatakan, “Dan jika kita adalah
anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak
menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus,
yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan
bersama-sama dengan Dia.” Beberapa waktu yang lalu, adik rohani saya ada pensi.
Ketika ditengah acara tiba-tiba semua anak kesurupan, adik rohani saya tidak kena,
bahkan dia yang mengusir. Kita harus ingat, kita ini milik Kristus bukan sakit
penyakit, amin? Roma 8:1 berkata, “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman
bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.” Pertanyaannya adalah saat ini kita
ada dimana? Apakah kita sedang ada di penjajahan? Jika iya, mari terima Tuhan
Yesus, maka kita akan dimerdekakan. Galatia 5:1 berkata, “Supaya kita
sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah
teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.” Jadi, mulai sekarang
berdirilah teguh dan jangan mau diperhamba lagi oleh dosa.
Pelayanan Dukacita/Penghiburan
Bagi Jemaat yang membutuhkan atau mengetahui ada
saudara seiman yang meninggal dunia dan
membutuhkan pelayanan penghiburan dan pemakaman
dapat menghubungi 0878-5441-477 via WA/SMS,
dengan Format:
Nama yg meninggal / tempat persemayaman /
no.telepon yg bisa dihubungi / nama saudara
Bila masih belum dijenguk/didoakan oleh tim GBT
Mawar Saron, harap anda memastikan dengan cara
mengirim ulang WA/SMS.
Kami mohon maaf apabila terjadi kesalahan dalam penulisan nama atau
gelar. Bagi jemaat yang namanya belum tercantum harap menghubungi
0878-5441-477 via WA/SMS, dengan Format:
Nama lengkap/Tanggal Ulang Tahun
Senin Selasa
14 November 2022 15 November 2022
HIKMAT JANGAN
DAN TIDUR
AKAL BUDI LAGI!
Rabu Kamis
16 November 2022 17 November 2022
PANAS PERTOLONGAN
HATI TUHAN
Jumat Sabtu
18 November 2022 19 November 2022
ALLAH DARI
DI DALAM KASIH YANG
KOTAK SAMA
Seorang siswa yang dikenal nakal mendadak berubah. Tidak lagi suka
membolos atau menyontek saat ulangan. Rupanya kedatangan seorang
guru baru membawa dampak baginya. Ternyata guru baru itu adalah
pamannya, adik dari ibunya. Ia begitu takut dan hormat kepadanya. Ia tidak
mau kenakalannya menyakiti dan mempermalukan pamannya.
Jika keberadaan orang lain dapat memberi dampak yang cukup besar pada
diri seseorang, terlebih panggilan Tuhan atas hidup manusia. Panggilan Ilahi
untuk keluar dari dosa dan kesengsaraan menuju berkat dan perjanjian baru
merupakan sebuah perkenanan besar. Karena itu panggilan Allah ini
semestinya mendorong orang percaya memiliki rasa takut dan hormat
kepada Allah. Rasa takut dan hormat kepada Allah inilah yang
memungkinkan manusia beroleh hikmat. Takut akan Allah juga mendorong
manusia menjauhi kejahatan, yang merupakan buah dari akal budi. Hikmat
dan akal budi yang demikian inilah yang merupakan landasan hubungan
orang percaya dengan Allah.
Sewaktu SMA, kami pernah mengunjungi korban banjir bandang dan tanah
longsor di daerah Purworejo, Jawa Tengah. Menurut cerita penduduk
setempat, ada kisah menarik yang dialami oleh sebuah keluarga. Ketika
bencana terjadi pada tengah malam, mereka telah tidur pulas. Ketika bangun
mereka telah berada di tempat yang terbuka. Rumah mereka hanyut, namun
mereka selamat dan tetap berada di atas tempat tidur.
Seseorang yang tengah tertidur, terlebih lagi tidur pulas, tidak akan
mengingat apa-apa lagi. Kehilangan kesadaran, tidak mendengar suara,
tidak melihat segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya, mengabaikan segala
sesuatu dan menjadi lengah, tidak terjaga. Beruntung sekali jika seseorang
dapat selamat dari bencana meski dalam keadaan tidur!
Kain punya masalah. Hatinya panas, mukanya muram (ay. 6). Ada gelora
emosi panas dalam jiwanya. Tuhan membuka pembicaraan dengannya,
menyinggung emosi itu, supaya Kain menyadari masalahnya (ay.
6-7)-masalah berkaitan dengan ibadahnya (ay. 3, 5). Tuhan mengarahkan Kain
agar melihat amarahnya sebagai kendaraan menuju ke hal yang seharusnya
ia pedulikan. Namun, alih-alih mengikuti arahan itu dan mencari solusi, ia
membiarkan amarahnya meledak berupa tindakan yang menjadikan adiknya
sebagai korban pelampiasan (ay. 8). Darah tertumpah. Tanah berteriak. Iblis
bersorak.
Tak satu pun kita yang bebas masalah, hanya tak setiap masalah kita
sadari-termasuk yang sudah akut. Ibaratnya bahan peledak telah tersedia.
Sebaiknya kita peduli pada emosi negatif yang bergemuruh di hati sebelum
itu meledak jadi amarah tak terkendali. Bersyukurlah ada indikasi. Bawa
dalam doa. Periksa hati. Sedini mungkin komunikasikan kepada pihak yang
tepercaya. Fokuslah pada solusi masalah, bukan pelampiasan amarah.
Supaya si jahat tidak diuntungkan oleh ledakan amarah yang hanya akan
menyisakan penyesalan tak berguna. --PAD/www.renunganharian.net
"Seperti pelangi sehabis hujan, itulah janji setia-Mu Tuhan. Di balik dukaku,
telah menanti harta yang tak ternilai dan abadi." Lagu ini sangat populer.
Banyak orang menyanyikannya. Tetapi alih-alih melihat "pelangi" di balik
pergumulan hidup, banyak orang dilanda "banjir". Pergumulan membuat hati
orang terpuruk dan pesimis terhadap Tuhan.
Orang Israel berperang melawan bangsa Filistin tanpa adanya perintah dari
Tuhan. Mereka kalah. Sekitar empat ribu orang tewas. Bukannya bertobat,
mereka malah menyalahkan Tuhan, lalu membawa tabut perjanjian ke
medan perang. Tabut itu adalah sebuah peti kayu yang merupakan lambang
kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Mereka berpikir bahwa kehadiran tabut
itu akan menjadi jaminan kemenangan mereka. Mereka mengira bisa
menaruh Allah di dalam sebuah kotak dan mengatur-Nya. Namun yang
terjadi ialah: Israel terpukul kalah. Tiga puluh ribu orang tewas. Bahkan, tabut
Allah dirampas orang Filistin.
Sebagai orang tua, Anda pasti mengasihi anak-anak Anda apa adanya.
Artinya entah dia (mereka) tinggi atau pendek, rajin atau agak pemalas,
mewarisi kecerdasan super atau biasa saja, berbakat menyanyi atau tidak-itu
tidak menentukan kasih Anda. Tetapi saya juga yakin, Anda pun berharap
mereka berkembang maju-itu sebabnya Anda mengirim mereka ke sekolah,
mengajarinya ini dan itu, menasihati dan menegurnya. Jadi, menerima apa
adanya dan mengharapkan perkembangan serentak bersumber dari kasih
yang sama, bukan?