Anda di halaman 1dari 49

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : KEP- / MEN/2003

TENTANG
PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL
INSTRUKTUR DAN ANGKA KREDITNYA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI


REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Keputusan Menteri Pendayagunaan


Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003 dan Keputusan Bersama
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Instruktur dan Angka Kreditnya,
dipandang perlu menetapkan Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Instruktur
dan Angka Kreditnya;
b. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi ;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- pokok


Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43
Tahun 1999;
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang
Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2003;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 1991 tentang Latihan Kerja;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah ;
13. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil;
14. Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi , dan Tata Kerja Menteri Negara,
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun
2002;
15. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Departemen,

Page 1 of 49
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 45 Tahun
2002;
16. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 2002;
17. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.
219/MEN/2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi;
18. Keputusan
eputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
36/KEP/M.PAN/3/2003 tentang Jabatan Fungsional Instruktur dan Angka
Kreditnya;
19. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A
Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Instruktur
dan Angka Kreditnya.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : Petunjuk Teknis  Jabatan Fungsional Instruktur dan Angka Kreditnya
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud pada amar Pertama dituangkan


dalam rumusan yang disusun dengan tata urutan sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Penilaian dan Penetapan Angka Kredit
Bab III : Mekanisme Pengajuan usul Penetapan Angka Kredit
Bab IV : Pengangkatan, Kenaikan Jabatan dan Pangkat, Pembebasan
Sementara dan Pemberhentian dalam dan dari Jabatan
Fungsional Instruktur
Bab V : Teknis Penilaian Angka Kredit
Bab VI : Penutup

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :

MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA

JACOB NUA WEA

Page 2 of 49
LAMPIRAN : Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi RI
Nomor : KEP- /MEN/2003
Tanggal : …….... 2003
Tentang : Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Instruktur dan Angka Kreditnya

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 36/KEP/M.PAN/3/2003
tentang Jabatan Fungsional Instruktur dan Angka Kreditnya dan Keputusan Bersama Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : KEP.
188/MEN/2003 dan Nomor : 25A Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Instruktur dan Angka Kreditnya belum mengatur secara terperinci penjelasan teknis,
baik berupa penjelasan butir-butir kegiatan yang dapat dinilai dalam angka kredit maupun
mekanisme dan teknis penilaiannya.
Mengingat jabatan fungsional Instruktur dapat dijabat oleh setiap Pegawai Negeri Sipil di
semua Instansi Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, maka untuk terciptanya kesamaan
persepsi dalam memahami setiap butir kegiatan dan teknis penilaian serta memperlancar
pelaksanaan penilaian, dipandang perlu disusun suatu pedoman teknis dalam bentuk Petunjuk
Teknis.
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi selaku Instansi Pembina Jabatan Fungsional
Instruktur perlu menetapkan Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Instruktur dan Angka Kreditnya
sebagai pedoman bagi pejabat fungsional Instruktur maupun bagi Tim Penilai Jabatan Fungsional
Instruktur baik di Tim Penilai Instansi Pusat, Tim Penilai Unit Kerja, Tim Penilai Provinsi maupun
Tim Penilai Kabupaten/Kota.
Dengan Petunjuk ini, diharapkan penilaian jabatan fungsional Instruktur dapat
dilaksanakan secara benar, lancar, dan obyektif sehingga mendukung terciptanya iklim yang
kondusif untuk meningkatkan profesionalisme pejabat fungsional Instruktur.

B. Tujuan
Petunjuk Teknis Penilaian jabatan fungsional Instruktur dimaksudkan untuk memberikan
pedoman kepada Instruktur dan Tim Penilai Jabatan Fungsional Instruktur dalam penilaian angka
kredit yang diperoleh selama melaksanakan tugas.
Petunjuk Teknis ini merupakan pedoman dalam memberikan nilai dari setiap butir
kegiatan yang dapat dikumpulkan selama periode tertentu dengan penjelasan secara terperinci
mengenai kriteria, bukti fisik yang diperlukan, pemberian angka kredit, pelaksana kegiatan serta
teknik dan prosedur pengajuan angka kredit.
Bagi Tim Penilai Jabatan Fungsional Instruktur, Petunjuk Teknis ini dapat memberikan
pedoman dalam melaksanakan penilaian dari setiap butir kegiatan dan mekanisme kerja Tim
Penilai.

C. Pengertian
Dalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan :
1. Pejabat Fungsional Instruktur yang selanjutnya disebut Instruktur adalah Pegawai Negeri
Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan kegiatan pelatihan dan pembelajaran kepada peserta
pelatihan di bidang atau kejuruan tertentu.
2. Instruktur tingkat terampil adalah Instruktur yang mempunyai kualifikasi teknis yang
pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan teknis dan prosedur kerja di
bidang pelatihan dan pembelajaran kejuruan tertentu.
3. Instruktur tingkat ahli adalah Instruktur yang mempunyai kualifikasi profesional yang
pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan, metodologi,
dan teknik analisis di bidang pelatihan dan pembelajaran kejuruan tertentu.
4. Melatih adalah keseluruhan kegiatan untuk memberikan, memperoleh, meningkatkan, serta
mengembangkan keterampilan, produktivitas, disiplin, sikap kerja, dan etos kerja pada
tingkat keterampilan tertentu berdasarkan persyaratan jabatan dengan metoda pelatihan
tertentu yang pelaksanaannya lebih mengutamakan praktek daripada teori.

Page 3 of 49
5. Mengajar adalah suatu proses interaksi edukatif antara peserta, instruktur, dan lingkungan
dengan metoda pengajaran tertentu yang pelaksanaannya lebih mengutamakan teori
daripada praktek serta diarahkan pada upaya pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan sebelumnya .
6. Peserta pelatihan adalah masyarakat, pencari kerja, calon pekerja, pekerja / Pegawai Negeri
Sipil atau swasta, maupun pekerja yang lepas dari pekerjaannya.
7. Tim Penilai Jabatan Fungsional Instruktur adalah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang, dengan tugas menilai prestasi kerja Instruktur.
8. Tim Penilai Instansi Pusat adalah Tim penilai jabatan fungsional Instruktur yang dibentuk dan
ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat atau pejabat eselon I yang ditunjuk,
yang bertugas membantu pejabat yang berwenang dalam menilai prestasi kerja Instruktur
Madya di lingkungan masing-masing.
9. Tim Penilai Unit Kerja adalah Tim penilai jabatan fungsional Instruktur yang dibentuk dan
ditetapkan oleh Pejabat Eselon II yang membidangi pelatihan dan pembelajaran pada
Instansi Pusat, yang bertugas membantu pejabat yang berwenang dalam menilai prestasi
kerja Instruktur Pelaksana sampai dengan Instruktur Penyelia dan Instruktur Pertama sampai
dengan Instruktur Muda di lingkungan masing-masing.
10. Tim Penilai Daerah Provinsi adalah Tim penilai jabatan fungsional Instruktur yang dibentuk
dan ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Provinsi atau pejabat lain yang ditunjuk
(serendah-rendahnya eselon II), yang bertugas membantu pejabat yang berwenang dalam
menilai prestasi kerja Instruktur Pelaksana sampai dengan Instruktur Penyelia dan Instruktur
Pertama sampai dengan Instruktur Madya di lingkungan Pemerintah Provinsi.
11. Tim Penilai Daerah Kabupaten/Kota adalah Tim penilai jabatan fungsional Instruktur yang
dibentuk dan ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Kabupaten/Kota atau pejabat
lain yang ditunjuk (serendah-rendahnya eselon II), yang bertugas membantu pejabat yang
berwenang, dalam menilai prestasi kerja Instruktur Pelaksana sampai dengan Instruktur
Penyelia dan Instruktur Pertama sampai dengan Instruktur Madya di lingkungan Pemerintah
Kabupaten/Kota.
12. Angka kredit adalah nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan
yang harus dicapai oleh Instruktur dan digunakan sebagai salah satu syarat untuk
pengangkatan dan kenaikan jabatan/pangkat.
13. Unit Pelatihan/pembelajaran adalah unit kerja yang   memiliki sumber daya manusia,
program, fasilitas dan pendanaan dengan tugas pokok dan fungsi melakukan pelatihan dan
pembelajaran kepada peserta pelatihan untuk mencapai tingkat kualitas keterampilan dan
keahlian tertentu dan dikelola menurut sistem tertentu.
14. Instansi   pembina   jabatan  fungsional Instruktur adalah Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.
15. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit sebagaimana ditentukan dalam
pasal 15 ayat (1) Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
36/KEP/M.PAN/3/2003 adalah :
a. Menteri / Jaksa Agung / Pimpinan  Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/
Tinggi Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non  Departemen atau Pejabat lain
satu tingkat  lebih   rendah   yang   ditunjuk olehnya, bagi  Instruktur Madya
di lingkungan instansi masing-masing.
b. Direktur, Kepala Pusat, Kepala Biro kepegawaian atau pejabat lain yang membidangi
pelatihan dan pembelajaran, yang setara dengan eselon II pada Instansi Pusat bagi
Instruktur Pelaksana sampai dengan Instruktur Penyelia dan Instruktur Pertama sampai
dengan Instruktur Muda di lingkungan Instansi masing-masing.
c. Gubernur atau Pejabat  lain satu  tingkat lebih rendah yang ditunjuk olehnya
(serendah-rendahnya Eselon II) bagi Instruktur Pelaksana sampai dengan Instruktur
Penyelia dan Instruktur Pertama sampai dengan Instruktur Madya di lingkungan
Pemerintah Provinsi.
d. Bupati/Walikota atau pejabat lain satu tingkat lebih rendah yang ditunjuk olehnya
(serendah-rendahnya eselon II), bagi Instruktur Pelaksana sampai dengan Instruktur
Penyelia dan Instruktur Pertama sampai dengan Instruktur Madya di lingkungan
Pemerintah Kabupaten/Kota.
16. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat adalah Menteri, Jaksa Agung, Sekretaris Negara,
Sekretaris Kabinet, Sekretaris Militer, Sekretaris Presiden, Sekretaris Wakil Presiden, Kepala
Kepolisian Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara.
17. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi, adalah Gubernur.
18. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota, adalah Bupati/Walikota.

Page 4 of 49
19. Kompetensi, adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya, sehingga seseorang tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
efektif dan efisien.
20. Pejabat yang berwenang menetapkan Tim Penilai dan Sekretariat    Tim Penilai  adalah
Pejabat  yang  berwenang sebagaimana    dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) Keputusan
Menteri  Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003 yaitu :
a. Menteri / Jaksa Agung / Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan
Pimpinan Lembaga  Pemerintah       Non Departemen untuk Tim Penilai Instansi Pusat
dan Tim Penilai Unit Kerja di lingkungan masing-masing.
b. Gubernur untuk Tim Penilai Daerah Provinsi.
c. Bupati/Walikota untuk Tim Penilai Daerah Kabupaten/Kota.
21. Pejabat  yang berwenang mengangkat,  membebaskan sementara dan  memberhentikan
dalam dan dari Jabatan Instruktur adalah pejabat pembina kepegawaian  yang bersangkutan
atau Pejabat  lain   yang ditunjuk sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor  20
Tahun  1975 tentang wewenang Pengangkatan,   Pemindahan,  dan Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil jo. Peraturan  Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 beserta peraturan
pelaksanaannya.
22. Pembebasan sementara adalah pembebasan sementara dari jabatan fungsional Instruktur.
23. Pemberhentian dari jabatan fungsional, adalah pemberhentian dari jabatan fungsional
Instruktur dan bukan pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil.
24. Pimpinan  unit  kerja  adalah  Pejabat  yang  diberi tugas,   tanggung jawab, wewenang  dan
hak  oleh  Pejabat yang     berwenang  untuk memimpin suatu unit kerja  sebagai bagian dari
organisasi yang ada.
25. Pendidikan dan pelatihan fungsional Instruktur adalah upaya peningkatan kemampuan dan
pemantapan wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang sesuai dengan
profesi Instruktur yang diselenggarakan oleh Instansi Pembina Jabatan Fungsional Instruktur
dan/atau Pejabat Pembina Kepegawaian dan bermanfaat dalam pelaksanaan tugas
Instruktur.
26. Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) adalah Sertifikat/Surat Keterangan
yang diperoleh Instruktur setelah mengikuti, menyelesaikan, dan/atau dinyatakan lulus suatu
program pendidikan dan pelatihan yang bermanfaat dalam pelaksanaan Instruktur yang
diterbitkan oleh Instansi Pembina Jabatan Fungsional Instruktur dan/atau Seorang Pejabat
Pembina Kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk.
27. Pengembangan profesi adalah kegiatan Instruktur dalam rangka pengamalan ilmu,
pengetahuan, dan teknologi serta keterampilan yang bermanfaat bagi pengembangan
keinstrukturan.
28. Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang disusun baik secara berkelompok maupun
perorangan yang membahas suatu pokok bahasan dengan menuangkan gagasan-gagasan
tertentu melalui identifikasi dan deskripsi permasalahan, analisis permasalahan dan saran
pemecahannya.
29. Karya Tulis Ilmiah yang dipublikasikan adalah informasi ilmu yang diterbitkan oleh suatu
penerbit yang memiliki dewan redaksi atau suatu lembaga pemerintah (catatan khusus) dan
disebarkan kepada masyarakat.
30. Penulis Utama adalah seseorang yang memprakarsai penulisan, pemilik ide tentang hal yang
akan ditulis, pembuat outline, penyusun konsep tulisan sehingga nama yang bersangkutan
tertera pada urutan pertama atau dinyatakan secara jelas sebagai penulis utama.
31. Penulis Pembantu adalah seseorang yang memberikan bantuan kepada penulis utama,
misalnya dalam pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, penyempurnaan konsep
dan penambahan bahan materi dan penyunting.
32. Ilmu Pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan hasil penelitian dengan menggunakan
metoda ilmiah, penelitian dan pengembangan yang memberikan pemahaman dan informasi
tentang gejala-gejala alam dan/atau sosial.
33. Seminar adalah ......
34. Lokakarya adalah salah satu bentuk pertemuan untuk membahas masalah tertentu dalam
bidang pelatihan dan/atau pembelajaran untuk memperoleh hasil tertentu yang perlu
ditindaklanjuti.
35. Mengikuti Seminar/lokakarya adalah mengikuti pertemuan kerja bidang pelatihan dan/atau
pembelajaran dalam rangka memperoleh dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan,
keterampilan, dan memberikan saran yang dapat menunjang dalam memecahkan masalah
yang dibahas, serta untuk menjalin kerjasama sesama peserta atau profesi. (Diperhatikan
dalam penugasan oleh kepala kepada Instruktur yang terkait).

Page 5 of 49
36. Keanggotaan dalam organisasi profesi adalah kedudukan seorang Instruktur dalam
berorganisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesionalismenya, yang
dibuktikan dengan kartu anggota atau keputusan dari pejabat yang berwenang.
37. Pengembangan pelatihan adalah serangkaian upaya untuk menciptakan dan
menyempurnakan sistem, metoda dan teknik pelatihan dan/atau pembelajaran agar dapat
memenuhi tuntutan perkembangan serta perubahan situasi dan kondisi pelatihan dan/atau
pembelajaran baik dalam lingkup sektoral, regional, nasional, maupun Internasional.
38. Pendidikan formal adalah setiap program pendidikan yang berupa bimbingan pengajaran
dan/atau pelatihan yang diselenggarakan di dalam satuan pendidikan di dalam jalur
pendidikan sekolah.
39. Rencana pelatihan adalah himpunan berbagai kegiatan pelatihan dalam satu kejuruan
tertentu yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pelatihan tertentu.
40. Mengevaluasi peserta pelatihan adalah kegiatan untuk menilai tingkat kemajuan penguasaan
materi pelatihan pada suatu paket pelatihan menurut satuan waktu tertentu.
41. Satuan pokok bahasan adalah bagian dari mata pelajaran yang disusun menurut satuan
waktu tertentu, yang digunakan sebagai pedoman instruktur dalam proses pelatihan.
42. Mengevaluasi program pelatihan adalah kegiatan untuk mengukur pelaksanaan kemajuan
pelatihan dibandingkan dengan rencana pelatihan yang telah ditentukan dan untuk
memperoleh umpan balik bagi penyempurnaan program pelatihan.
43. Pelaporan pelaksanaan pelatihan, adalah kegiatan penyusunan laporan pelaksanaan
pelatihan untuk selesainya suatu mata pelatihan.
44. Pemeliharaan/perbaikan peralatan pelatihan, adalah kegiatan pemeliharaan atau perbaikan
peralatan pelatihan atas dasar penugasan pimpinan unit.
45. Fasilitas pelatihan adalah sarana dan prasarana yang diperlukan dalam mendukung kegiatan
pelatihan.
46. Diktat adalah materi pelatihan yang disusun secara sistematis dan logis dalam bentuk tulisan.
47. Modul adalah satu kesatuan materi pelatihan yang mencakup lembar informasi, lembar kerja,
lembar penilaian, dan kunci jawaban sebagai media bagi peserta untuk belajar secara
mandiri.
48. Media/Alat peraga pelatihan adalah alat bantu untuk mengajar dan melatih baik teori maupun
praktek dalam bentuk transparansi, slide, chart, miniatur atau model dan lain-lain yang
sejenis.
49. Produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dan masukan yang digunakan
untuk mencapai suatu tujuan baik individu maupun organisasi.
50. Job sheet atau Lembar kerja adalah lembar-lembar yang berisi petunjuk bagi peserta dalam
pelaksanaan latihan/praktek.
51. Uji kompetensi adalah proses untuk mengetahui atau mengukur tingkat pencapaian
kompetensi dalam jenjang jabatan tertentu dalam rangka pemberian sertifikat kompetensi.
52. Penyusunan materi penyuluhan adalah kegiatan berupa penyusunan materi penyuluhan
manajemen dan produktivitas.
53. Penyuluhan manajemen dan produktivitas adalah kegiatan dalam rangka meningkatkan
kesadaran di bidang manajemen dan/atau produktivitas baik di kalangan dunia usaha
maupun masyarakat.
54. Peningkatan produktivitas adalah pengembangan budaya masyarakat atau dunia usaha,
sehingga sikap mental dan cara kerja tumbuh dan berkembang untuk mencapai kualitas
kehidupan yang lebih baik.
55. Pelayanan teknis pelatihan adalah jasa yang diberikan oleh seseorang atau beberapa orang
Instruktur yang ahli di bidang pelatihan dalam hal menerapkan prinsip-prinsip
penyelenggaraan dan pengelolaan pelatihan.
56. Pelayanan konsultansi adalah jasa yang diberikan oleh seseorang atau beberapa orang
Instruktur yang ahli di bidang manajemen dan produktivitas kepada pihak-pihak tertentu.
(utamanya dalam menggali dan menetapkan persoalan yang berhubungan dengan
produktivitas, melakukan analisis persoalan, membuat rekomendasi tindakan
penanggulangan serta membantu pelaksanaan rekomendasi tersebut)
57. Pengukuran produktivitas adalah kegiatan untuk mengukur tingkat produktivitas suatu obyek
pengukuran dengan cara mengumpulkan dan mengolah data serta menganalisisnya
dengan metoda tertentu, untuk dasar pengajuan rekomendasi yang dilaksanakan atas dasar
permintaan.
58. Produktivitas nasional adalah perbandingan antara produk domestik bruto (PDB) nasional dan
jumlah kesempatan kerja secara nasional dan periode tertentu.
59. Produktivitas sektoral adalah perbandingan antara produk domestik bruto (PDB) sektoral
dengan jumlah tenaga kerja pada sektor tersebut dan periode tertentu.

Page 6 of 49
60. Produktivitas regional adalah perbandingan antara produk domestik bruto (PDB) dalam satu
atau beberapa provinsi dengan jumlah tenaga kerja pada wilayah dan periode tertentu.
61. Produktivitas perusahaan adalah perbandingan antara produk yang dihasilkan suatu
perusahaan (output) dengan jumlah tenaga kerja (input) pada perusahaan tersebut dan
periode tertentu.
62. Melakukan kegiatan pembaharuan/inovasi, dan penyempurnaan yang diaplikasikan pada
skala Internasional, nasional, provinsi, kabupaten/kota atau di lingkungan lembaga sendiri
harus mendapatkan approval dari suatu Tim teknis/khusus yang kompeten dan bersifat
independen sesuai dengan tingkatannya.
63. Perusahaan skala kecil adalah unit usaha yang memiliki tenaga kerja berjumlah kurang dari
25 orang (< 25).
64. Perusahaan skala menengah adalah unit usaha yang memiliki tenaga kerja berjumlah 25 s/d
99 orang. ( 25  X  99 )
65. Perusahaan skala besar adalah unit usaha yang memiliki tenaga kerja berjumlah 100 orang
ke atas (  100 )
66. Pencari kerja adalah setiap orang yang tidak mempunyai pekerjaan namun bersedia untuk
bekerja dan aktif mencari pekerjaan (dibayar/berusaha sendiri).
67. Pekerja adalah setiap orang memiliki pekerjaan baik karena di bayar dalam hubungan kerja
untuk mendapatkan upah maupun berusaha sendiri untuk mendapatkan keuntungan.
68. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah adalah suatu tulisan yang disusun oleh
seseorang, yang membahas suatu pokok persoalan yang merupakan tinjauan/ ulasan
ilmiah.
69. Saduran adalah karya tulis atau terjemahan secara bebas dengan meringkas dan/atau
menyederhanakan atau mengembangkan tulisan tanpa mengubah pokok pikiran tulisan asal.
70. Terjemahan adalah pengalihbahasaan suatu tulisan dari satu bahasa ke dalam bahasa lain
secara utuh, termasuk pengalihan huruf.
71. Pembaharuan sistem/metoda pelatihan adalah kegiatan penyusunan suatu sistem/metoda
pelatihan baru dengan cara melakukan identifikasi tentang kebutuhan pelatihan untuk
menciptakan sistem/metoda pelatihan yang baru dengan mempertimbangkan kondisi yang
ada.
72. Penyempurnaan sistem/metoda pelatihan adalah kegiatan mengembangkan atau
menyempurnakan sistem/metoda pelatihan yang telah ada dengan melakukan analisis
sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan, sehingga pelaksanaan pelatihan
dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
73. Standar kompetensi kerja adalah uraian kompetensi baku berdasarkan analisis suatu jabatan
tertentu yang harus dikuasai oleh seorang tenaga kerja untuk mampu melaksanakan seluruh
peran kerja dalam jabatan tertentu secara efektif dan efisien.
74. Materi uji kompetensi adalah suatu perangkat uji dalam bentuk bank soal atau bentuk lain
untuk mengukur pencapaian kompetensi seorang tenaga kerja yang disusun sesuai standar
kompetensi kerja.
75. Pelatihan tingkat dasar adalah pelatihan yang ditujukan untuk membekali tenaga kerja dengan
pengetahuan dan keterampilan tingkat dasar guna mencapai setinggi-tingginya setara
kualifikasi tenaga operator pada bidang tertentu.
76. Pelatihan tingkat menengah adalah pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta guna mencapai kualifikasi
supervisor/teknisi/asisten manajer atau yang sederajat pada bidang tertentu.
77. Pelatihan tingkat atas/lanjutan adalah pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta guna mencapai kualifikasi manajer ke
atas.

D. Ruang Lingkup Penggunaan


Petunjuk teknis ini dipergunakan oleh :
1. Pejabat yang berwenang sebagai pedoman untuk penetapan angka kredit, pengangkatan,
pembebasan sementara, dan pemberhentian dalam dan dari jabatan fungsional Instruktur.
2. Tim Penilai jabatan fungsional Instruktur sebagai pedoman untuk memberikan penilaian setiap
butir kegiatan, keanggotaan, mekanisme kerja tim, dan teknis penilaian angka kredit.
3. Instruktur sebagai pedoman dalam pengumpulan angka kredit dari setiap butir kegiatan yang
dapat dikumpulkan selama periode tertentu dan bukti fisik yang diperlukan serta mekanisme
dan prosedur pengajuan Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK).

E. Kegiatan Instruktur

Page 7 of 49
1. Kegiatan Instruktur yang dapat dipertimbangkan angka kreditnya adalah kegiatan dinas di
bidang pelatihan dan/atau pembelajaran atas perintah kedinasan oleh pejabat yang
berwenang.
2. Instruktur yang melaksanakan tugas Instruktur di atas jenjang jabatannya dalam satu
kategori (tingkat ahli atau tingkat terampil), angka kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar
80 % (delapan puluh perseratus) dari setiap kegiatan yang dilakukan sebagaimana
tercantum dalam lampiran I dan II Kepmenpan No. 36/KEPM.PAN/2003.
3. Instruktur yang melaksanakan tugas Instruktur di bawah jenjang jabatannya dalam satu
kategori (tingkat ahli atau tingkat terampil), angka kredit yang diperoleh ditetapkan sama
dengan angka kredit dari setiap butir kegiatan yang dilakukan sebagaimana tercantum dalam
lampiran I dan II Kempenpan No. 36/KEP/M.PAN/2003.
4. Dalam hal Instruktur untuk melaksanakan tugas sesuai jenjang jabatannya tidak ada dan
satu tingkat di atas jenjang jabatannya juga tidak ada, maka pimpinan unit kerja dapat
menugaskan Instruktur dengan jenjang jabatan dua tingkat di atasnya dalam kategori yang
sama untuk melaksakanan tugas dimaksud.
Contoh :
Di suatu lembaga pelatihan untuk melaksanakan tugas mengajar pada pelatihan tingkat
dasar dengan peserta pekerja pada level pelaksana/produksi, dibutuhkan Instruktur
Pelaksana. Namun di lembaga pelatihan tersebut yang tersedia hanya Instruktur penyelia
dan tidak tersedia Instruktur pelaksana Lanjutan, maka pimpinan unit kerja, dapat
menugaskan Instruktur Penyelia untuk melaksanakan tugas tersebut dengan angka kredit
100 % dari butir kegiatan dimaksud.
5. Dalam hal Instruktur untuk melaksanakan tugas sesuai jenjang jabatannya tidak ada dan
satu tingkat di bawah jenjang jabatannya juga tidak ada, maka pimpinan unit kerja dapat
meminta bantuan Instruktur dari lembaga lain untuk melaksakanan tugas dimaksud.
Contoh :
Di suatu lembaga pelatihan untuk melaksanakan tugas mengajar pada pelatihan tingkat
menengah dengan peserta pekerja pada level teknisi/penyelia, dibutuhkan Instruktur
penyelia. Namun di lembaga pelatihan tersebut yang tersedia hanya Instruktur Pelaksana
dan tidak tersedia Instruktur Penyelia maupun Instruktur Pelaksana Lanjutan, maka pimpinan
unit kerja, dapat meminta bantuan Instruktur Penyelia dari lembaga pelatihan lainnya.

Page 8 of 49
BAB II
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT

A. Waktu Penilaian
1. Penilaian terhadap prestasi kerja Instruktur oleh tim penilai dilakukan setelah menurut
perhitungan sementara Instruktur yang bersangkutan memenuhi angka kredit kumulatif
minimal yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi.
2. Instruktur wajib mengajukan Daftar Usul Penetapan Angka Kredit sekurang-kurangnya 1
(satu) kali dalam satu tahun.
3. Penilaian dan penetapan angka kredit Instruktur dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
dalam 1 (satu) tahun, yaitu setiap 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat Pegawai
Negeri Sipil.
4. Untuk kenaikan jabatan/pangkat bulan April, maka penilaian dilaksanakan untuk masa
penilaian dari 01 Juli sampai dengan 31 Desember pada tahun sebelumnya dan sudah
harus ditetapkan selambat-lambatnya pada tanggal 30 Januari tahun yang bersangkutan.
5. Untuk kenaikan jabatan/pangkat bulan Oktober, maka penilaian dilaksanakan untuk masa
penilaian dari 01 Januari sampai dengan 30 Juni pada tahun yang bersangkutan dan
sudah harus ditetapkan selambat-lambatnya pada tanggal 31 Juli tahun yang
bersangkutan.

B. Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit


1. Menteri / Jaksa Agung / Pimpinan  Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/
Tinggi Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non  Departemen atau Pejabat lain satu
tingkat  lebih   rendah   yang   ditunjuk olehnya, bagi  Instruktur Madya
di lingkungan instansi masing-masing.
2. Direktur, Kepala Pusat, Kepala Biro kepegawaian atau pejabat lain yang membidangi
pelatihan dan pembelajaran, yang setara dengan eselon II pada Instansi Pusat bagi
Instruktur Pelaksana sampai dengan Instruktur Penyelia dan Instruktur Pertama sampai
dengan Instruktur Muda di lingkungan Instansi masing-masing.
3. Gubernur atau Pejabat  lain satu  tingkat lebih rendah yang ditunjuk olehnya  (serendah-
rendahnya Eselon II) bagi Instruktur Pelaksana sampai dengan Instruktur Penyelia dan
Instruktur Pertama sampai dengan Instruktur Madya di lingkungan Pemerintah Provinsi.
4. Bupati/Walikota atau pejabat lain satu tingkat lebih rendah yang ditunjuk olehnya (serendah-
rendahnya eselon II), bagi Instruktur Pelaksana sampai dengan Instruktur Penyelia dan
Instruktur Pertama sampai dengan Instruktur Madya di lingkungan Pemerintah
Kabupaten/Kota.

C. Tim Penilai
Tim Penilai Jabatan Fungsional Instruktur adalah Tim Penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh
Pejabat yang berwenang untuk menilai prestasi kerja Instruktur.
Pejabat yang berwenang untuk membentuk dan menetapkan Tim Penilai Jabatan Fungsional
Instruktur adalah :
1. Menteri / Jaksa 
Jaksa Agung / Pimpinan 
Pimpinan  Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/
Tinggi 
Tinggi Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Non  Departemen 
Departemen untuk Tim Penilai Instansi
pusat.
2. Direktur/Kepala pusat/Kepala biro Kepegawaian atau pejabat lain setara eselon II yang
membidangi pelatihan dan pembelajaran pada Instansi Pusat untuk Tim Penilai Unit Kerja.
3. Gubernur untuk Tim Penilai Daerah Provinsi.
Provinsi.
4. Bupati/Walikota untuk Tim Penilai Daerah Kabupaten/Kota.
Kabupaten/Kota.

D. Jumlah, Susunan dan Keanggotaan Tim Penilai dan/atau Sekretariat Tim Penilai
1. Jumlah dan susunan keanggotaan Tim penilai disesuaikan berdasarkan pada tingkat
kewenangannya dan dengan memperhatikan jenjang jabatan dan kepangkatan Instruktur
yang akan dinilai.
a. Tim Penilai Instansi Pusat, jumlah dan susunan keanggotaannya adalah sebagai
berikut :
1) Jumlah keanggotaan Tim Penilai Instansi Pusat sebanyak-banyaknya berjumlah 9
(sembilan) orang.
2) Susunan keanggotaan Tim Penilai Instansi Pusat adalah :
a) 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota, yaitu pejabat dari unsur eselon I
yang membidangi pembinaan pelatihan dan pembelajaran dan/atau Instruktur.

Page 9 of 49
b) 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota, yaitu pejabat dari unsur
eselon II yang menyelenggarakan fungsi dan tugas pembinaan Instruktur.
c) 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota, yaitu pejabat dari unsur
pembina kepegawaian di Instansi Pusat .
d) Maksimal 6 (enam) orang anggota yang mewakili unsur Instruktur (4 orang),
Pejabat dari Instansi Pembina Jabatan Fungsional Instruktur (1 orang),
Pejabat Eselon III atau IV pada Direktorat yang membidangi pembinaan
Instruktur (1 orang).
e) Tim Penilai Instansi Pusat dibantu Sekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris,
dengan susunan anggotanya yaitu antara lain pejabat eselon IV dan staff di
lingkungan Direktorat atau pejabat lain yang menyelenggarakan fungsi dan
tugas pembinaan Instruktur, sebanyak 5 (lima) orang.
b. Tim Penilai Unit Kerja, jumlah dan susunan keanggotaannya adalah sebagai berikut :
1) Jumlah keanggotaan Tim Penilai Unit Kerja sebanyak-banyaknya berjumlah 9
(sembilan) orang.
2) Susunan keanggotaan Tim Penilai Unit Kerja adalah :
a) 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota, yaitu pejabat dari unsur eselon II
yang membidangi pembinaan pelatihan dan pembelajaran dan/atau Instruktur
di Instansi Pusat.
b) 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota, yaitu pejabat dari unsur
Sekretariat Ditjen/Sekretriat Badan yang membidangi pembinaan pelatihan
dan pembelajaran/Instruktur atau Biro yang membidangi Kepegawaian di
Instansi Pusat.
c) 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota, yaitu pejabat eselon III yang
membidangi kepegawaian dari unit kerja Instansi Pusat.
d) Maksimal 6 (enam) orang anggota yang mewakili unsur Instruktur (4 orang),
Pejabat dari Instansi Pembina Jabatan Fungsional Instruktur (1 orang),
Pejabat Eselon III atau IV pada Direktorat/Pusat yang membidangi pembinaan
Instruktur (1 orang).
e) Tim Penilai Unit Kerja dibantu Sekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris,
dengan susunan anggotanya yaitu antara lain pejabat eselon IV dan staff di
lingkungan Direktorat/Pusat atau pejabat lain yang menyelenggarakan fungsi
dan tugas pembinaan Instruktur, sebanyak 5 (lima) orang.
c. Tim Penilai Daerah Provinsi, jumlah dan susunan keanggotaannya adalah sebagai
berikut :
1) Jumlah keanggotaan Tim Penilai Daerah Provinsi sebanyak-banyaknya berjumlah
9 (sembilan) orang.
2) Susunan keanggotaan Tim Penilai Daerah Provinsi adalah :
a) 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota, yaitu pejabat dari unsur dinas teknis
Provinsi yang menyelenggarakan fungsi dan tugas pembinaan pelatihan atau
pembelajaran dan/atau Instruktur.
b) 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota, yaitu pejabat dari unsur
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi atau Sekretariat Wilayah Daerah
Provinsi.
c) 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota, yaitu pejabat yang membidangi
kepegawaian pada Dinas teknis Provinsi yang menyelenggarakan fungsi dan
tugas pembinaan pelatihan atau pembelajaran dan/atau Instruktur.
d) Maksimal 6 (enam) orang anggota yang mewakili unsur Instruktur (4 orang),
Pejabat Eselon III atau IV pada Kantor Dinas Teknis Provinsi yang
menyelenggarakan fungsi dan tugas pembinaan pelatihan atau pembelajaran
dan/atau Instruktur (1 orang), Pejabat dari Instansi Teknis Pusat (1 orang).
e) Tim Penilai Daerah Provinsi dibantu Sekretariat yang dipimpin oleh
Sekretaris, dengan susunan anggotanya yaitu antara lain pejabat eselon IV
dan staff di lingkungan Kantor Dinas Teknis Provinsi yang menyelenggarakan
fungsi dan tugas pembinaan pelatihan atau pembelajaran dan/atau Instruktur,
sebanyak 5 (lima) orang.
d. Tim Penilai Daerah Kabupaten/Kota, jumlah dan susunan keanggotaannya adalah
sebagai berikut :
1) Jumlah keanggotaan Tim Penilai Daerah Kabupaten/Kota sebanyak-banyaknya
berjumlah 9 (sembilan) orang.
2) Susunan keanggotaan Tim Penilai Daerah Kabupaten/Kota adalah :

Page 10 of 49
a) 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota, yaitu pejabat dari unsur dinas teknis
Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan fungsi dan tugas pembinaan
pelatihan atau pembelajaran dan/atau Instruktur.
b) 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota, yaitu pejabat dari unsur
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten/Kota atau Sekretariat Wilayah
Daerah Kabupaten/Kota.
c) 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota, yaitu pejabat yang membidangi
kepegawaian pada Dinas teknis Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan
fungsi dan tugas pembinaan pelatihan atau pembelajaran dan/atau Instruktur.
d) Maksimal 6 (enam) orang anggota yang mewakili unsur Instruktur (4 orang),
Pejabat Eselon III atau IV pada Kantor Dinas Teknis Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan fungsi dan tugas pembinaan pelatihan atau pembelajaran
dan/atau Instruktur (1 orang), Pejabat dari Instansi Teknis Provinsi (1 orang).

a) 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota, yaitu Wakil Bupati/Walikota.


b) 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota, yaitu Kepala Badan
Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten/Kota atau Sekretaris Wilayah Daerah
Kabupaten/Kota.
c) 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota, yaitu Kepala Dinas
Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan fungsi dan tugas pembinaan
pelatihan atau pembelajaran dan/atau Instruktur.
d) Maksimal 6 (enam) orang anggota yang mewakili unsur Instruktur, Pejabat
Eselon III atau IV pada Kantor Dinas Kabupaten/Kota dan Provinsi yang
menyelenggarakan fungsi dan tugas pembinaan pelatihan atau pembelajaran
dan/atau Instruktur, Pejabat Eselon III yang membidangi
pengembangan/mutasi pegawai pada BKD dan/atau Kantor Dinas
Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan fungsi dan tugas pembinaan
pelatihan atau pembelajaran dan/atau Instruktur.
e) Tim Penilai Daerah Provinsi dibantu Sekretariat yang dipimpin oleh
Sekretaris, dengan susunan anggotanya yaitu antara lain pejabat eselon IV
dan staff di lingkungan Kantor Dinas Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan fungsi dan tugas pembinaan pelatihan atau pembelajaran
dan/atau Instruktur, sebanyak 5 (lima) orang.

2. Persyaratan Keanggotaan Tim Penilai


Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi Anggota Tim Penilai Instansi Pusat, Tim Penilai
Unit Kerja, Tim Penilai Daerah Provinsi dan Tim Penilai Daerah Kabupaten/Kota adalah :
a. Jabatan dan/atau pangkat serendah-rendahnya sama dengan jabatan/pangkat dari
Instruktur yang dinilai.
b. Mempunyai kompetensi untuk menilai prestasi kerja Instruktur.
c. Dapat aktif melakukan penilaian prestasi kerja Instruktur.

E. Pengangkatan dan Pemberhentian Tim Penilai


1. Pengangkatan
a) Anggota Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai Instansi Pusat diangkat dan ditetapkan
oleh Menteri/Jaksa Agung/Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara
dan Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen atau Pejabat lain satu tingkat di
bawahnya yang ditunjuk.
b) Anggota Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai Unit Kerja diangkat dan ditetapkan oleh
Direktur/Kepala Pusat/Asisten Deputi/Kepala Biro Kepegawaian atau pejabat lain yang
membidangi pelatihan atau pembelajaran yang setara dengan eselon II pada Instansi
Pusat.
c) Anggota Tim Penilai Daerah Provinsi diangkat dan ditetapkan oleh Gubernur atau
Pejabat lain satu tingkat di bawahnya yang ditunjuk.
d) Anggota Tim Penilai Daerah Kabupaten/Kota diangkat dan ditetapkan oleh
Bupati/Walikota atau Pejabat lain satu tingkat di bawahnya yang ditunjuk.
e) Pembentukan/pengangkatan dan susunan keanggotaan Tim Penilai Instansi Pusat, Tim
Penilai Unit Kerja, Tim Penilai Daerah Provinsi dan Tim Penilai Daerah Kabupaten/Kota
terlebih dahulu harus mendapatkan rekomendasi dari Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi selaku Pimpinan Instansi Pembina jabatan fungsional Instruktur atau
pejabat lain yang ditunjuk, untuk memperoleh pertimbangan teknis.

Page 11 of 49
f) Pengajuan permohonan untuk mendapatkan rekomendasi/pertimbangan teknis tentang
pembentukan/susunan keanggotaan Tim Penilai oleh masing-masing Pejabat yang
berwenang membentuk Tim Penilai kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dilakukan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum dimulainya masa kerja Tim
Penilai.
g) Masa jabatan Tim Penilai adalah 3 (tiga) tahun, dan setiap tahun anggaran dilakukan
peninjauan kembali terhitung mulai bulan Januari.
h) Biaya yang diperlukan untuk operasional kegiatan Tim Penilai dan Sekretariat Tim
Penilai dibebankan pada anggaran pada Unit Kerja masing-masing.
i) Untuk memberikan penilaian atas kegiatan Instruktur yang bersifat  khusus atau
penilaian kegiatan yang memerlukan keahlian tertentu, Pejabat yang berwenang
menetapkan  angka kredit dapat membentuk Tim  Penilai Teknis,  yang anggotanya
terdiri dari para ahli, baik yang berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil atau bukan
Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai kemampuan teknis/khusus yang diperlukan.
j) Tugas pokok Tim Penilai Teknis adalah memberikan saran dan  pendapat
kepada  Ketua  Tim Penilai dalam memberikan penilaian kegiatan yang bersifat khusus
atau memerlukan keahlian tertentu.
k) Tim  Penilai Teknis menerima tugas dari  Ketua Tim penilai dan bertanggung jawab
kepada Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.
Villa Mas 17 Oktober 2003 Pukul 11.00 WIB.
2. Pemberhentian
Anggota tim Penilai dan/atau Sekretariat Tim Penilai diberhentikan apabila :
b. habis masa jabatan dan/atau ;
c. pindah tempat bekerja
d. mengundurkan diri dan/atau ;
e. tidak memenuhi persyaratan lagi sebagai anggota tim penilai dan/atau ;
f. dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 30 tahun 1980, dan/atau ;
g. berhenti atau diberhentikan dari Pegawai Negeri Sipil.

F. Tata Kerja Tim Penilai


1. Menghimpun data prestasi kerja Instruktur yang dinilai dan diberi angka kredit,
berdasarkan usulan yang disampaikan oleh pejabat yang berwenang.
2. Memeriksa kebenaran bukti-bukti prestasi kerja Instruktur yang ada dan memberi angka
kredit atas dasar kriteria yang telah ditentukan.
3. Menuangkan angka kredit yang telah disepakati dalam butir dan kolom/lajur yang sesuai,
dengan menggunakan formulir usul penetapan angka kredit seperti lampiran I atau
Lampiran II Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003
tanggal 10 Juli 2003.
4. Menuangkan angka kredit akhir setiap unsur pada kolom/lajur yang sesuai, dengan
menggunakan blanko penetapan angka kredit seperti Lampiran VIII Keputusan Bersama
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor
KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003.
5. Melaporkan kepada pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, apabila Instruktur
belum dapat mengumpulkan angka kredit yang dipersyaratkan sesuai dengan batas
waktu yang ditentukan.
6. Mendokumentasikan data hasil penilian dan penetapan angka kredit.
7. Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada pejabat yang berwenang mengangkat dan
memberhentikan Tim Penilai tersebut.

G. Tugas Tim Penilai


1. Tugas pokok Tim Penilai Instansi Pusat adalah :
a. Membantu Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat atau pejabat eselon I yang
ditunjuk, dalam menetapkan angka kredit Instruktur Madya di lingkungan Instansi
Pusat;
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
Pusat atau pejabat eselon I yang ditunjuk, yang berhubungan dengan penetapan
angka kredit sebagaimana dimaksud dalam huruf a, seperti meminta saran dan
pendapat kepada tim penilai teknis untuk memberikan penilaian kegiatan khusus
yang dilakukan oleh Instruktur Madya yang bertugas di lingkungan Instansi masing-
masing.

Page 12 of 49
2. Tugas pokok Tim Penilai Unit Kerja adalah :
a. Membantu Direktur, Kepala Pusat, Kepala Biro Kepegawaian atau pejabat lain yang
membidangi pelatihan dan pembelajaran, yang setara dengan eselon II pada
Instansi Pusat, dalam menetapkan angka kredit bagi Instruktur yang bertugas di
lingkungan Instansi Pusat masing-masing, yaitu Instruktur :
1) Pelaksana (II/b s/d II/d)
2) Pelaksana Lanjutan (III/a s/d III/b)
3) Penyelia (III/c s/d III/d)
4) Pertama (III/a s/d III/b)
5) Muda (III/c s/d III/d)
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur, Kepala Pusat, Kepala
Biro Kepegawaian atau pejabat lain yang membidangi pelatihan dan pembelajaran,
yang setara dengan eselon II pada Instansi Pusat, yang berhubungan dengan
penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud dalam huruf a, seperti meminta
saran dan pendapat kepada tim penilai teknis untuk memberikan penilaian kegiatan
khusus yang dilakukan oleh Instruktur Pelaksana sampai dengan penyelia dan
Instruktur Pertama s/d Instruktur Muda yang bertugas di lingkungan Instansi masing-
masing.

3. Tugas Pokok Tim Penilai Daerah Provinsi adalah :


a. Membantu Gubernur atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya dalam menetapkan
angka kredit bagi semua Instruktur yang bertugas di lingkungan Pemerintah
Provinsi, yaitu Instruktur :
1) Pelaksana (II/b s/d II/d)
2) Pelaksana Lanjutan (III/a s/d III/b)
3) Penyelia (III/c s/d III/d)
4) Pertama (III/a s/d III/b)
5) Muda (III/c s/d III/d)
6) Madya (IV/a s/d IV/c)
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur atau pejabat lain yang
ditunjuknya, yang berhubungan dengan penetapan angka kredit sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, seperti meminta saran dan pendapat kepada tim penilai
teknis untuk memberikan penilaian kegiatan khusus yang dilakukan oleh Instruktur
Pelaksana, Pelaksana Lanjutan, Penyelia, Pertama, Muda, dan/atau Madya yang
bertugas di lingkungan Pemerintah Provinsi.

4. Tugas Pokok Tim Penilai Daerah Kabupaten/ Kota adalah :


a. Membantu Bupati/ Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya dalam
menetapkan angka kredit bagi semua Instruktur yang bertugas di lingkungan
Pemerintah Kabupaten/Kota, yaitu Instruktur :
1) Pelaksana (II/b s/d II/d)
2) Pelaksana Lanjutan (III/a s/d III/b)
3) Penyelia (III/c s/d III/d)
4) Pertama (III/a s/d III/b)
5) Muda (III/c s/d III/d)
6) Madya (IV/a s/d IV/c)
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati/Walikota atau pejabat lain
yang ditunjuknya yang berhubungan dengan penetapan angka kredit sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, seperti meminta saran dan pendapat kepada tim penilai
teknis untuk memberikan penilaian kegiatan khusus yang dilakukan oleh Instruktur
Pelaksana, Pelaksana Lanjutan, Penyelia, Pertama, Muda, dan/atau Madya yang
bertugas di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota.

5. Tugas Tim Penilai Teknis


Dalam hal terdapat kegiatan Instruktur yang perlu dinilai memiliki derajat kekhususan
yang tinggi dan Tim Penilai yang ada dipandang tidak mampu menilai secara memadai,
maka pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dapat membentuk Tim Penilai
Teknis.
Tim Penilai teknis beranggotakan dari unsur para ahli, baik yang berkedudukan sebagai
Pegawai Negeri Sipil maupun yang bukan Pegawai Negeri Sipil, yang mempunyai
keahlian dan kemampuan teknis tertentu yang diperlukan.

Page 13 of 49
Tim Penilai Teknis menerima tugas dari dan bertanggung jawab kepada Ketua Tim Tim
Penilai.
Tugas pokok Tim Penilai Teknis adalah memberikan saran dan pendapat kepada Tim
Penilai dalam memberikan penilaian terhadap kegiatan atau prestasi Instruktur yang
bersifat khusus dan memerlukan keahlian tertentu untuk menilainya.

6. Tugas Sekretariat Tim Penilai


Sekretariat Tim Penilai bertugas membantu pelaksanaan tugas Tim penilai yang
bersangkutan, dengan rincian tugas sebagai berikut :
a. Menerima, mengadministrasi, dan menuangkan Daftar Usulan Penetapan Angka
Kredit Instruktur ke dalam blanko seperti lampiran I atau II Keputusan  Menteri 
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003 ;
b. Menyiapkan rapat-rapat dan persidangan penilaian oleh Tim Penilai ;
c. Memfasilitasi keperluan administrasi Tim Penilai dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya ;
d. Mendokumentasikan secara tertib hasil kerja Tim Penilai dan bukti prestasi kerja
yang telah dinilai ;
e. Membantu tim Penilai dalam menuangkan pemberian angka kredit Instruktur yang
disepakati Tim Penilai untuk ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dengan
menggunakan blanko seperti Lampiran VIII Keputusan Bersama Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP.
188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003.
f. Menyiapkan Nota Peringatan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelumnya
kepada Instruktur yang belum dapat mengumpulkan angka kredit minimal sesuai
dengan waktu yang ditentukan untuk pembebasan sementara atau pemberhentian
sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 dan 14 Keputusan  Menteri 
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003, dengan
menggunakan blanko sebagaimana lampiran I Keputusan ini ;
g. Menyiapkan Nota Pemberitahuan kepada pejabat yang berwenang mengangkat dan
memberhentikan Instruktur, bagi Instruktur yang tidak dapat memenuhi angka kredit
yang dipersyaratkan dengan tembusan kepada Instruktur yang bersangkutan dengan
menggunakan blanko Lampiran II Keputusan ini.
h. Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua Tim Penilai.

Page 14 of 49
BAB III
MEKANISME PENGAJUAN USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT

A. Tata Cara Pengajuan Usul Penetapan Angka Kredit


1. Penyusunan Usulan :
a. Setiap pejabat fungsional Instruktur yang akan dinilai, mengisi Daftar Usul Penetapan
Angka Kredit (DUPAK) sesuai dengan jenjang jabatannya, berpedoman/sesuai dengan
Lampiran I atau II Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A
Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003.
b. Blanko Daftar Usul Penetapan Angka kredit menggunakan contoh formulir sebagaimana
Lampiran I atau II Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A
Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003, yaitu Lampiran Ia, Ib, atau Ic bagi Instruktur tingkat
Terampil dan Lampiran IIa, IIb, atau IIc bagi Instruktur Tingkat Ahli.
c. Daftar Usul Penetapan Angka Kredit disampaikan kepada Pimpinan Unit Kerja masing-
masing untuk diteliti kelengkapan dan kebenarannya, dengan dilampiri :
1) Salinan atau fotocopy sah Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) tahun
terakhir ;
2) Salinan atau fotocopy sah SK Kenaikan jabatan terakhir ;
3) Salinan atau fotocopy sah SK Kenaikan Pangkat terakhir ;
4) Salinan atau fotocopy sah SK Kenaikan Gaji Berkala terakhir ;
5) Salinan atau fotocopy sah Penetapan Angka Kredit (PAK) terakhir/periode
sebelumnya.
6) Bukti-bukti lain sebagai pendukung yang mencerminkan prestasi kerja Instruktur,
yaitu antara lain :
a) Bukti fisik asli telah melakukan kegiatan pelaksanaan pelatihan dan pengakuan
pimpinan unit kerja/atasan langsung yang dituangkan dalam bentuk 
sebagaimana tersebut pada Lampiran III Keputusan Bersama Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP.
188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003 ;
b) Bukti fisik asli telah melakukan kegiatan pengembangan pelatihan dan
pengakuan pimpinan unit kerja/atasan langsung yang dituangkan dalam bentuk
sebagaimana tersebut pada Lampiran IV Keputusan Bersama Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP.
188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003 ;
c) Bukti fisik asli telah melakukan kegiatan pengembangan profesi Instruktur dan
pengakuan pimpinan unit kerja/atasan langsung yang dituangkan dalam bentuk
sebagaimana tersebut pada Lampiran V Keputusan Bersama Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP.
188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003 ;
d) Bukti fisik asli telah melakukan kegiatan pendukung kegiatan Instruktur dan
pengakuan pimpinan unit kerja/atasan langsung yang dituangkan dalam bentuk
sebagaimana tersebut pada Lampiran VI Keputusan Bersama Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP.
188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003 ;
e) Pendidikan formal/sekolah adalah berupa salinan atau fotocopy Ijazah/STTB
yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang dan pengakuan pimpinan unit
kerja/atasan langsung yang dituangkan dalam bentuk sebagaimana Lampiran
VII Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A
Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003 ;
f) Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Instruktur adalah berupa salinan/fotocopy
Surat Tanda tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) yang telah disahkan oleh
pejabat yang berwenang dan pengakuan pimpinan unit kerja/atasan langsung
yang dituangkan dalam bentuk sebagaimana Lampiran VII Keputusan Bersama
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003 tanggal 10
Juli 2003;

Page 15 of 49
d. Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) periode penilaian Januari s/d Juni
disampaikan dan telah diterima oleh Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit
cq. Ketua Tim Penilai selambat-lambatnya bulan September tahun kalender berjalan.
e. Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) periode penilaian Juli s/d Desember
disampaikan dan telah diterima oleh Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit
cq. Ketua Tim Penilai selambat-lambatnya bulan Maret tahun kalender berikutnya.
f. Dalam hal hasil Penetapan Angka Kredit akan dipergunakan untuk pengusulan kenaikan
pangkat/jabatan, maka pengajuan DUPAK diatur sebagai berikut :
1) Untuk kenaikan pangkat periode April, maka pengajuan DUPAK sampai dengan
periode Juli s/d Desember tahun sebelumnya sudah harus diterima oleh Pejabat
yang berwenang menetapkan angka kredit cq. Ketua Tim Penilai selambat-
lambatnya tanggal 15 Januari tahun yang bersangkutan ;
2) Untuk kenaikan pangkat periode Oktober, maka pengajuan DUPAK sampai dengan
periode Januari s/d Juni tahun berjalan sudah harus diterima oleh Pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit cq. Ketua Tim Penilai selambat-lambatnya
tanggal 15 Juli tahun yang bersangkutan.

2. Pejabat Pengusul
a. Pimpinan unit kerja mengusulkan penetapan angka kredit tersebut secara herarkis
kepada :
1) Pejabat Eselon I yang membidangi kegiatan pelatihan dan pembelajaran pada
Instansi Pusat untuk selanjutnya diteruskan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian
Pusat atau Pejabat Eselon I yang ditunjuk untuk angka kredit Instruktur Madya di
lingkungan masing-masing.
2) Pejabat yang membidangi kepegawaian (eselon III) pada Instansi Pusat untuk
selanjutnya diteruskan kepada pejabat eselon II yang membidangi pelatihan dan
pembelajaran pada Instansi Pusat untuk angka kredit Instruktur Pelaksana sampai
dengan Instruktur Penyelia dan Instruktur Pertama dan Instruktur Muda di lingkungan
masing-masing.
3) Pejabat yang membidangi kepegawaian (serendah-rendahnya eselon III) untuk
selanjutnya diteruskan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian Propinsi / Kabupaten /
Kota atau pejabat eselon II yang ditunjuk olehnya untuk angka kredit Instruktur
Pelaksana sampai dengan Instruktur Penyelia dan Instruktur Pertama sampai dengan
Instruktur Madya di lingkungan masing-masing.
b. Prestasi kerja yang dicerminkan dengan angka kredit yang diusulkan, dituangkan dalam
unsur, sub unsur, butir dan kolom/lajur yang sesuai dengan blanko Daftar Usul Penetapan
Angka Kredit seperti Lampiran Ia, Ib, atau Ic untuk tingkat Terampil, dan IIa, IIb, atau IIc
untuk tingkat Ahli Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun
2003 tanggal 10 Juli 2003 sesuai dengan jenjang jabatan Instruktur yang bersangkutan.
c. Penyampaian Daftar Usul Penetapan Angka Kredit dilakukan secara kolektif dan herarkis
dengan menggunakan formulir sebagaimana Lampiran III keputusan ini.

B. Tata Cara Penilaian dan Penetapan Angka Kredit


1. Tim Penilai Instansi Pusat, Tim Penilai Unit Kerja, Tim Penilai Daerah Provinsi, dan Tim
Penilai Daerah kabupaten/Kota dibantu Sekretariat Tim Penilai meneliti persyaratan dan bukti-
bukti yang dipersyaratkan dari setiap butir usul penetapan angka kredit yang diajukan oleh
Instruktur melalui pejabat pengusul, sebagaimana dimaksud pada bagian A butir 2.
2. Ketua tim penilai membagi tugas penilaian kepada anggota Tim Penilai.
3. Tim Penilai melakukan penelitian dan penilaian terhadap usulan angka kredit yang diajukan
pada setiap usul penetapan angka kredit Instruktur yang menjadi kewenangannya.
4. Setiap usulan dinilai oleh dua orang anggota Tim Penilai.
5. Mencantumkan perkiraan angka kredit prestasi kerja Instruktur dari setiap butir kegiatan yang
diajukan berdasarkan bukti-bukti prestasi yang disampaikan dan standar kewajaran
pelaksanaan pekerjaan ke dalam baris dan kolom/lajur dari masing-masing DUPAK.
6. Pencantuman perkiraan angka kredit setiap butir kegiatan dilakukan secara berurutan seperti
Lampiran Ia, Ib, atau Ic untuk tingkat Terampil, dan IIa, IIb, atau IIc untuk tingkat Ahli dari
Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003 tanggal
10 Juli 2003 sesuai dengan jenjang jabatan Instruktur yang bersangkutan.

Page 16 of 49
7. Dalam hal terdapat usulan angka kredit dari butir kegiatan Instruktur yang bersifat khusus dan
memerlukan keahlian khusus dalam melakukan penilaian, Ketua Tim Penilai dapat meminta
saran dan pendapat dari Tim Penilai Teknis.
8. Setelah masing-masing anggota Tim Penilai melakukan penilaian, hasilnya disampaikan
kepada Ketua Tim Penilai melalui Sekretaris untuk dibahas guna mendapatkan pengesahan.
9. Dalam hal angka kredit yang diberikan oleh 2 orang anggota Tim Penilai tidak sama, maka
penilaian angka kredit dilaksanakan dalam sidang pleno Tim Penilai dengan mengkaji dan
menelaah ulang bukti-bukti fisik pendukung yang dilampirkan.
10. Penetapan angka kredit dalam sidang pleno Tim Penilai dilakukan secara aklamasi atau
setidak-tidaknya melalui suara terbanyak.
11. Sekretaris Tim Penilai menuangkan nilai angka kredit hasil keputusan/penetapan sidang pleno
dalam formulir penetapan angka kredit seperti contoh pada Lampiran VIII Surat Keputusan
Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003.
12. Keputusan pemberian angka kredit oleh Tim Penilai dilaksanakan atas dasar kesepakatan
persidangan Tim Penilai.
13. Menyampaikan secara tertulis hasil penilaian kepada pejabat yang berwenang menetapkan
angka kredit Instruktur sesuai dengan posisi dan kewenangan dari Tim Penilai maupun
Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.
14. Menyusun penetapan angka kredit yang akan ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit.
15. Memproses lebih lanjut hasil penetapan angka kredit oleh pejabat yang berwenang untuk
disampaikan kepada Instruktur yang bersangkutan dan pihak-pihak lain yang terkait.
16. Mendokumentasikan secara tertib berkas-berkas yang berkaitan dengan DUPAK dan hasil
penetapan angka kredit oleh pejabat yang berwenang.

Page 17 of 49
BAB IV
PENGANGKATAN, KENAIKAN JABATAN DAN PANGKAT, PEMBEBASAN SEMENTARA
DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI JABATAN FUNGSIONAL INSTRUKTUR

Pejabat  yang berwenang mengangkat,  membebaskan sementara dan  memberhentikan


dalam dan dari Jabatan Instruktur adalah pejabat pembina kepegawaian  yang bersangkutan  atau
Pejabat  lain   yang ditunjuk sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor  20  Tahun  1975 tentang
wewenang Pengangkatan, Pemindahan,  dan Pemberhentian  Pegawai Negeri Sipil jo. Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 beserta peraturan pelaksanaannya.
A. Pejabat yang Berwenang Untuk Mengangkat dan Memberhentikan Dalam dan dari Jabatan
Fungsional Instruktur :
1. Menteri, Jaksa Agung, Sekretaris Negara, Sekretaris Kabinet, Sekretaris Militer, Sekretaris
Presiden, Sekretaris Wakil Presiden, Kepala Kepolisian Negara, Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara
atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya, bagi Instruktur Madya yang bertugas di lingkungan
Instansi Pusat.
2. Kepala Biro yang menangani Kepegawaian masing-masing Departemen/Instansi bagi
Instruktur Pelaksana sampai dengan Instruktur Penyelia dan Instruktur Pertama sampai
dengan Instruktur Muda yang bertugas di Instansi Pusat.
3. Gubernur atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya, bagi Instruktur Pelaksana sampai dengan
Instruktur Penyelia, dan Instruktur Pertama sampai dengan Instruktur Madya yang bertugas di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi.
4. Bupati/Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya, bagi Instruktur Pelaksana sampai
dengan Instruktur Penyelia, dan Instruktur Pertama sampai dengan Instruktur Madya yang
bertugas di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

B. Syarat Pengangkatan Pertama Kali atau Pengangkatan Kembali


1. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat pertama kali dalam jabatan fungsional Instruktur harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Instruktur Terampil :
1) berijazah serendah-rendahnya Diploma II sesuai dengan kualifikasi bidang/jenis
kejuruan yang ditentukan sesuai;
2) menduduki pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda Tingkat I, golongan
ruang II/b ;
3) lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pelatihan dan pembelajaran
Tingkat Dasar Keterampilan ;
4) setiap unsur Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) sekurang-kurangnya
bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.
5) Tidak sedang menjalani hukuman didiplin atau dalam proses penjatuhan
hukuman disiplin tingkat sedang atau berat ;
6) Usia tidak lebih dari 5 (lima) tahun sebelum batas usia pensiun ;
7) Jenjang jabatan Instruktur ditentukan berdasarkan perolehan angka kredit PNS
yang bersangkutan berdasarkan penetapan dari pejabat yang berwenang.
b. Instruktur Ahli :
1) berijazah serendah-rendahnya Sarjana (S1) / Diploma IV sesuai dengan
kualifikasi bidang/jenis kejuruan yang ditentukan;
2) menduduki pangkat serendah-rendahnya Penata Muda, golongan ruang III/a;
3) lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pelatihan dan pembelajaran
Tingkat Dasar Keahlian ;
4) setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP-3) sekurang-kurangnya
bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir ;
5) Tidak sedang menjalani hukuman didiplin atau dalam proses penjatuhan
hukuman disiplin tingkat sedang atau berat ;
6) Usia tidak lebih dari 5 (lima) tahun sebelum batas usia pensiun ;
7) Jenjang jabatan Instruktur ditentukan berdasarkan perolehan angka kredit PNS
yang bersangkutan berdasarkan penetapan dari pejabat yang berwenang.
2. Pegawai Negeri Sipil yang akan diangkat kembali dalam jabatan fungsional Instruktur harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. telah dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan
pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi dalam jangka waktu kurang dari 1 (satu) tahun
terhitung mulai tanggal dibebaskan sementara karena dalam jangka waktu 5 (lima)

Page 18 of 49
tahun dalam pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan
pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi.
b. masa berlakunya hukuman disiplin yang dijatuhkan berdasarkan PP No. 30 tahun
1980, telah selesai ;
c. berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
berdasarkan PP Nomor 4 tahun 1966, dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi hukuman
percobaan ;
d. telah selesai melaksanakan tugas di luar jabatan Instruktur ;
e. telah selesai menjalani cuti di luar tanggungan negara dan telah diangkat kembali pada
Instansi semula ;
f. telah selesai menjalani tugas belajar/diklat lebih dari 6 (enam) bulan ;
g. penentuan jenjang jabatan dalam pengangkatan kembali, mempergunakan dasar dari
hasil penetapan angka kredit terakhir yang pernah dimiliki dan dapat ditambahkan dari
prestasi di bidang pelatihan yang diperoleh selama tidak menduduki jabatan fungsional
Instruktur.

C. Penyesuaian/Inpassing dalam Jabatan dan Angka Kredit


1. Pegawai Negeri Sipil di Luar Depnakertrans, yang pada saat ditetapkan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/ 3/2003 telah secara terus
menerus dan masih melakukan tugas pelatihan dan pembelajaran berdasarkan keputusan
Pejabat yang berwenang dapat diangkat ke dalam Jabatan Instruktur melalui
penyesuaian/Inpassing dalam jabatan dan angka kredit.
2. Yang dimaksud PNS di luar Depnakertrans adalah setiap PNS pada Instansi Pusat
maupun Instansi Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang belum pernah sekalipun
diangkat ke dalam jabatan fungsional Instruktur Latihan Kerja berdasarkan Keputusan
Menpan No. 24/MENPAN/1990 tentang.
3. Penatapan nama dan jenjang fungsional dari pengangkatan PNS dari jabatan lain ke
dalam jabatan fungsional Instruktur sebagaimana dimaksud pada butir nomor 3, ditentukan
berdasarkan jenis dan jenjang pendidikan formal PNS yang bersangkutan.
a. Dalam hal pendidikan formal PNS serendah-rendahnya berijazah SLTA dan setinggi-
tingginya D.III, maka PNS diangkat dalam jabatan Instruktur tingkat Terampil dengan
kejuruan disesuaikan dengan jenis fakultas, jurusan, atau program studi Ijazah dengan
diberikan angka kredit berpedoman pada Lampiran V Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003.
b. Dalam hal pendidikan formal PNS serendah-rendahnya sarjana Strata 1/ D. IV dan
jenis fakultas, jurusan, atau program studi Ijazah tidak sesuai/tidak mendukung dengan
formasi/kebutuhan kejuruan Instruktur, maka PNS diangkat dalam jabatan Instruktur
tingkat Terampil dengan diberikan angka kredit berpedoman pada Lampiran V
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003.
c. Dalam hal pendidikan formal PNS serendah-rendahnya sarjana Strata 1/D. IV dan
jenis fakultas, jurusan, atau program studi Ijazah sesuai/mendukung dengan formasi
kebutuhan kejuruan Instruktur, maka PNS diangkat dalam jabatan Instruktur tingkat
Ahli dengan diberikan angka kredit berpedoman pada Lampiran VI Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003.
4. Penyesuaian nama dan jenjang jabatan Instruktur Latihan Kerja yang didasarkan kepada
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 24/MENPAN/1990
tentang Angka Kredit Bagi Jabatan Instruktur Latihan Kerja ke dalam nama dan jenjang
jabatan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003, di samping ditetapkan berdasarkan jumlah angka
kredit terakhir yang diperoleh Instruktur, juga didasarkan atas jenjang pendidikan formal
dan kesesuaian fakultas, jurusan, atau program studi.
5. Pengaturan penyesuaian nama dan jenjang jabatan dari jabatan Instruktur Latihan Kerja
berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
24/MENPAN/1990 ke dalam jabatan Instruktur sebagaimana dimaksud dalam Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003 ditetapkan
sebagai berikut :
a. Apabila pada saat pertama kali diangkat dalam jabatan Instruktur Latihan Kerja yang
didasarkan kepada Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 24/MENPAN/1990, pengangkatannya menggunakan dasar pendidikan formal
Sarjana Strata I/D. IV (entering competence), maka nama dan jenjang jabatannya
disesuaikan ke dalam nama dan jenjang jabatan Instruktur tingkat Ahli sebagaimana
dimaksud dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

Page 19 of 49
36/KEP/M.PAN/3/2003, tanpa memperhatikan kesesuaian/daya dukung jenis
Fakultas/Jurusan/Program Studinya dengan bidang kejuruan Instruktur yang
bersangkutan.
b. Namun, Dalam hal Instruktur Latihan Kerja memperoleh Ijazah dari pendidikan formal
Sarjana Strata I / D. IV dan/atau Pasasarjana setelah yang bersangkutan menduduki
jabatan fungsional Instruktur Latihan Kerja (during employment), maka penyesuaian
nama dan jenjang jabatannya diatur sebagaui berikut :
a. Apabila jenis Fakultas/Jurusan/Program Studinya sesuai dengan bidang kejuruan
atau mendukung kejuruan Instruktur yang bersangkutan, maka nama dan jenjang
jabatan ILK yang bersangkutan disesuaikan ke dalam nama dan jenjang jabatan
Instruktur tingkat Ahli sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003.
b. Apabila jenis Fakultas/Jurusan/Program Studinya tidak sesuai dengan bidang
kejuruan atau tidak mendukung kejuruan Instruktur yang bersangkutan, maka
nama dan jenjang jabatan ILK yang bersangkutan disesuaikan ke dalam nama
dan jenjang jabatan Instruktur tingkat Terampil sebagaimana dimaksud dalam
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
36/KEP/M.PAN/3/2003.

D. Kenaikan Jabatan dan Pangkat


1. Kenaikan jabatan dan pangkat pejabat fungsional Instruktur mengacu pada ketentuan
yang telah diatur pada Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan
Pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
nomor 12 Tahun 2002 dan Bab IV pasal 8 Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003
dan Nomor 25A Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003.
2. Pengangkatan dalam jabatan fungsional Instruktur setingkat lebih tinggi ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang.
3. Kenaikan pangkat penyesuaian ijazah bagi Instruktur tingkat Terampil dapat diberikan
dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut :
a. Pendidikan/Ijazah/Surat Tanda Tamat atau Lulus Belajar Sarjana (S1)/D.IV yang
diperoleh harus sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan untuk jabatan Fungsional
Instruktur Tingkat Ahli yang bersangkutan.
b. Lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pelatihan dan pembelajaran
yang ditentukan untuk Instruktur tingkat Ahli.
c. Memenuhi jumlah angka kredit kumulatif minimal yang ditentukan untuk
pangkat/jabatan yang baru berdasarkan jenjang pendidikan formal yang diperolehnya.
d. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir.
e. Setiap unsur Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) sekurang-kurangnya
bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.
f. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin atau dalam proses penjatuhan hukuman
tingkat sedang atau berat.

E. Pembebasan Sementara dan Pemberhentian


Pembebasan sementara dan pemberhentian dari jabatan fungsional Instruktur mengacu pada
ketentuan Bab IX pasal 26 dan pasal 28 keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003 tanggal 23 Maret 2003 dan/atau Bab V pasal 10, Pasal 11,
Pasal 12, pasal 13, dan pasal 14 Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor KEP. 188/MEN/2003 dan Nomor
25A Tahun 2003 tanggal 10 Juli 2003.

641605675.doc

Page 20 of 49
BAB V
TEKNIS PENILAIAN ANGKA KREDIT

INSTRUKTUR TERAMPIL
Unsur, Sub Unsur, Butir Kegiatan, Bukti Fisik, Penilaian dan Pelaksana Kegiatan Instruktur
Tingkat Terampil
Unsur Kegiatan Utama
I. PENDIDIKAN
A. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar
1. Sarjana muda/Akademi/Diploma III
 Kriteria :
(1) Sarjana Muda/Akademi/Diploma III dari
jurusan/program studi yang sesuai dengan bidang kejuruan Instruktur yang
bersangkutan.
(2) Ijazah/gelar yang belum dicantumkan dalam keputusan kepangkatan/jabatan dan
belum diperhitungkan dalam penilaian angka kredit.
i. Bukti Fisik :
Bukti fisik yang dijadikan dasar penilaian adalah fotocopy Ijazah/gelar yang dilegalisir
oleh pejabat yang berwenang, yaitu :
 Rektor/ Dekan /Direktur atau pejabat lain yang ditunjuk, bagi lulusan
perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta yang program studinya telah
diakreditasi.
 Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) atau pejabat yang ditunjuk
bagi lulusan perguruan tinggi swasta yang program studinya belum diakreditasi.
 Pemberian Angka Kredit :
Pemberian angka kredit dapat diberikan sesuai dengan jenjang pendidikannya :
 Memperoleh Ijazah/gelar yang lebih tinggi dan sesuai dengan
kualifikasi bidang tugas/teknis kejuruan yang bersangkutan, maka angka kredit
yang diberikan adalah sebesar selisih antara angka kredit ijazah/ gelar yang lebih
tinggi dikurangi angka kredit dari ijazah/ gelar yang telah dimiliki dan menjadi
Instruktur tingkat ahli.
 Memperoleh gelar kesarjanaan lain setingkat lebih tinggi atau setara
tetapi tidak sesuai dengan bidang tugas/teknis kejuruan maka angka kreditnya
adalah termasuk dalam unsur penunjang, yaitu :
a. Sarjana/Diploma IV dengan angka kredit 5
b. Sarjana Muda/Akademi/Diploma III dengan angka kredit 3
 Pelaksana : Semua Instruktur tingkat Terampil.

2. Diploma II
 Kriteria :
(3) Diploma II dari jurusan/program studi yang
sesuai dengan bidang teknis kejuruan yang bersangkutan.
(4) Ijazah/gelar yang belum dicantumkan dalam keputusan kepangkatan/jabatan dan
belum diperhitungkan dalam penilaian angka kredit.
i. Bukti Fisik :
Bukti fisik yang dijadikan dasar penilaian adalah fotocopy Ijazah/gelar yang dilegalisir
oleh pejabat yang berwenang, yaitu :
 Rektor/ Dekan /Direktur atau pejabat lain yang ditunjuk, bagi lulusan
perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta yang program studinya telah
diakreditasi.
 Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) atau pejabat yang ditunjuk
bagi lulusan perguruan tinggi swasta yang program studinya belum diakreditasi.
 Pemberian Angka Kredit :
Pemberian angka kredit dapat diberikan sesuai dengan jenjang pendidikannya :
 Memperoleh Ijazah/gelar yang lebih tinggi dan sesuai dengan
kualifikasi bidang tugas/teknis kejuruan yang bersangkutan, maka angka kredit
yang diberikan adalah sebesar selisih antara angka kredit gelar ijazah yang lebih
tinggi dikurangi angka kredit dari ijazah/ gelar yang telah dimiliki dan disesuaikan
menjadi Instruktur tingkat ahli untuk ijasah/gelar tingkat sarjana.
 Memperoleh ijasah/gelar lain yang lebih tinggi atau setara tetapi tidak
sesuai dengan bidang tugas/kejuruan keinstrukturan maka angka kreditnya adalah
termasuk dalam unsur Penunjang, yaitu :
Page 21 of 49
a. Sarjana/Diploma IV dengan angka kredit 5
b. Diploma III dengan angka kredit 3
c. Diploma II dengan angka kredit 1
 Pelaksana : Semua Instruktur tingkat Terampil.
B. Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Instruktur serta memperoleh Surat Tanda
Tamat Pendidikan dan Pelatihan
 Kriteria :
Setiap pendidikan dan pelatihan (Diklat) kedinasan yang diikuti pejabat fungsional
yang mendukung kegiatan pelatihan dan pembelajaran yang disertai Surat Tanda
Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) dan diberi angka kredit, apabila :
 STTPP diperoleh setelah diangkat sebagai Instruktur dan/atau belum
diperhitungkan sebelumnya.
 STTPP memuat jam pelajaran Diklat yang diikuti dan/atau dilampiri surat
keterangan yang menunjukkan jam pelajaran Diklat yang bersangkutan.
a. Bukti Fisik
Bukti fisik yang dijadikan dasar penilaian adalah fotocopy sertifikat Diklat (STTPP)
yang memuat jam pelajaran yang dilegasisir oleh pejabat yang berwenang di bidang
kepegawaian.
 Pemberian Angka Kredit
Bukti fisik dipenuhi, diberikan angka kredit sebagai berikut :
a. lebih dari 960 jam : 15
b. 841 jam s/d 960 jam : 9
c. 481 jam s/d 840 jam : 6
d. 161 jam s/d 480 jam : 3
e. 81 jam s/d 160 jam : 2
f. 30 jam s/d 80 jam : 1

II. PELAKSANAAN PELATIHAN


A. Penyusunan Rencana Pelatihan
1. Menyusun rencana pelatihan setiap mata pelatihan dalam satu paket untuk
tingkat dasar.
 Kriteria :
 Garis-garis Besar Program Pelatihan (GBPP) dalam 1(satu) paket
pelatihan kejuruan.
 Berisi materi untuk 1(satu) mata pelatihan tingkat dasar.
 Bukti Fisik :
GBPP yang disusun dan telah dilaksanakan serta disahkan oleh atasan
langsung/Kepala Unit pada setiap periode penilaian.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,136 per
GBPP.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia

2. Menyusun satuan pokok bahasan pelatihan dalam satu paket sesuai


kewenangannya.
a. Penyelia
 Kriteria:
 Satuan pokok bahasan disusun dalam 1(satu) paket pelatihan
kejuruan.
 Berisi materi untuk 1(satu) mata pelatihan sesuai kewenangannya
(tingkat dasar, menengah/ atas/lanjutan).
 Bukti Fisik :
Satuan pelatihan yang telah disusun dan telah dilaksanakan serta
disahkan oleh atasan langsung/Kepala Unit pada periode penilaian.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,109 per
satuan pelatihan.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia

b. Pelaksana Lanjutan
 Kriteria :
 Satuan pokok bahasan disusun dalam satu paket pelatihan kejuruan.
Page 22 of 49
 Berisi materi untuk 1 (satu) mata pelatihan sesuai dengan
kewenangannya (tingkat dasar/menengah).

 Bukti Fisik :
Satuan pelatihan yang telah disusun dan telah dilaksanakan serta
disahkan oleh atasan langsung/Kepala Unit pada setiap periode
penilaian.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,055
per satuan pelatihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan

c. Pelaksana
 Kriteria :
 Satuan pokok bahasan disusun dalam satu paket kejuruan pelatihan.
 Berisi materi untuk 1 (satu) mata pelatihan sesuai dengan
kewenangannya (tingkat dasar).
 Bukti Fisik :
Satuan pelatihan yang telah disusun dan telah dilaksanakan serta
disahkan oleh atasan langsung/ Kepala Unit pada setiap periode
penilaian.
 Pemberian angka kredit. :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,022 per
satuan pelatihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana.

3. Menyusun daftar kebutuhan fasilitas pelatihan dalam satu paket untuk tingkat:
a Atas/Lanjutan
 Kriteria :
 Daftar kebutuhan fasilitas pelatihan disusun dalam satu paket
pelatihan kejuruan.
 Berisi berbagai fasilitas yang dibutuhkan untuk pelaksanaan 1 (satu)
mata pelatihan tingkat atas/lanjutan

 Bukti Fisik :
Daftar kebutuhan fasilitas pelatihan yang telah disusun dan dilaksanakan
serta disahkan oleh atasan langsung/ kepala unit pada setiap periode
penilaian.

 Pemberian angka kredit :


Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,097 per
daftar fasilitas.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia

b. Menengah
 Kriteria:
 Daftar kebutuhan fasilitas pelatihan disusun dalam 1(satu) paket
pelatihan kejuruan.
 Berisi seluruh kebutuhan fasilitas untuk pelaksanaan 1 (satu) mata
pelatihan tingkat menengah.
 Bukti Fisik :
Daftar kebutuhan fasilitas pelatihan yang telah disusun dan dilaksanakan
serta disahkan oleh atasan langsung/ kepala unit pada setiap periode
penilaian.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,048 per
daftar fasilitas.
 Pelaksana: Instruktur Pelaksana Lanjutan

c.Dasar

Page 23 of 49
 Kriteria:
 Daftar kebutuhan fasilitas pelatihan disusun dalam 1 (satu) paket
pelatihan kejuruan.
 Berisi seluruh kebutuhan fasilitas untuk pelaksanaan 1 (satu) mata
pelatihan tingkat dasar.
 Bukti Fisik :
Daftar kebutuhan fasilitas pelatihan yang telah disusun dan dilaksanakan
serta disahkan oleh atasan langsung/ kepala unit pada setiap periode
penilaian.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,017 per
daftar fasilitas.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana.

4. Menyusun daftar kebutuhan bahan pelatihan dalam satu paket untuk tingkat:
a. Atas/Lanjutan
 Kriteria :
 Daftar kebutuhan bahan pelatihan disusun dalam 1(satu) paket kejuruan
pelatihan.
 Berisi berbagai jenis bahan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan 1(satu)
mata pelatihan tingkat atas/lanjutan.

 Bukti Fisik :
Daftar kebutuhan bahan pelatihan yang telah disusun dan dilaksanakan
serta disahkan oleh atasan langsung/ kepala unit pada setiap periode
penilaian.

 Pemberian angka kredit :


Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,112 per
daftar bahan.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia

b. Menengah
 Kriteria
 Daftar kebutuhan bahan pelatihan disusun dalam 1 (satu) paket kejuruan
pelatihan.
 Berisi seluruh kebutuhan bahan untuk pelaksanaan 1(satu) mata
pelatihan tingkat menengah.
 Bukti Fisik :
Daftar kebutuhan bahan pelatihan yang telah disusun dan dilaksanakan
serta disahkan oleh atasan langsung/ kepala unit pada setiap periode
penilaian.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,054 per
daftar bahan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan

c. Dasar
 Kriteria :
 Daftar kebutuhan bahan pelatihan disusun dalam rangka pelaksanaan
1 (satu) paket kejuruan pelatihan.
 Berisi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan 1 (satu) mata
pelatihan tingkat dasar.
 Bukti Fisik :
Daftar kebutuhan bahan pelatihan yang telah disusun dan dilaksanakan
serta disahkan oleh atasan langsung/ kepala unit pada setiap periode
penilaian.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,016 per
daftar bahan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana.

Page 24 of 49
B. Pembuatan Perangkat Pelatihan
1 Membuat job sheet (lembaran kerja) mata pelatihan sesuai dengan
kewenangannya:
a. Penyelia
 Kriteria :
Berisi tahapan pelaksanaan kegiatan pelatihan untuk 1 (satu) mata
pelatihan untuk tingkat dasar dan/atau menengah dan/atau
atas/lanjutan.
 Bukti Fisik :
Job sheet (lembaran kerja) pelatihan yang telah disusun dan
disahkan oleh atasan langsung/ kepala unit pada setiap periode
penilaian .
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,28 per
set job sheet.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia

b. Pelaksana lanjutan.
 Kriteria :
Berisi tahapan pelaksanaan kegiatan pelatihan untuk 1 (satu) mata
pelatihan untuk tingkat dasar dan/atau menengah.
 Bukti Fisik :
Job sheet (lembaran kerja) pelatihan yang telah disusun dan
disahkan oleh atasan langsung/ kepala unit pada setiap periode
penilaian
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,14 per
set job sheet.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana lanjutan

c. Pelaksana
 Kriteria :
Berisi tahapan pelaksanaan kegiatan pelatihan untuk 1 (satu) mata
pelatihan untuk tingkat dasar
 Bukti Fisik :
Job sheet (lembaran kerja) pelatihan yang telah disusun dan
disahkan oleh atasan langsung/ kepala unit pada setiap periode
penilaian
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,056
per set job sheet
 Pelaksana : Pelaksana

2. Menyusun modul pelatihan untuk tingkat dasar.


 Kriteria :
Berisi materi pelatihan untuk 1 modul pelatihan tingkat dasar.

 Bukti Fisik :
Modul pelatihan yang disusun dan disahkan oleh atasan
langsung/kepala unit pada setiap periode penilaian.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,44 per
modul.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia

3. Membuat media atau alat peraga pelatihan :


a. Multi media (audio visual aids).
 Kriteria :
Materi pelatihan dalam 1(satu) paket multi media, berupa film atau
program komputer.

Page 25 of 49
 Bukti Fisik :
Multi media yang berisi materi pelatihan yang dibuat dan disahkan
oleh atasan langsung/kepala unit pada periode penilaian.

 Pemberian angka kredit :


Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,425
per paket.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia

b. Tiga Dimensi.
 Kriteria:
Materi pelatihan dalam bentuk 1 (satu) unit alat peraga tiga dimensi.
 Bukti Fisik :
Alat peraga tiga dimensi yang dibuat dan disahkan oleh atasan
langsung/kepala unit pada setiap periode penilaian .
 Pemberian angka kredit:
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,18
per unit.

 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan

c. Dua Dimensi.
 Kriteria :
Materi pelatihan dalam bentuk 1 (satu) unit alat peraga dua demensi.
 Bukti Fisik :
Alat peraga dua dimensi yang dibuat dan disahkan oleh atasan
langsung/kepala unit pada setiap periode penilaian .
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka angka kredit sebesar
0,032 per unit.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana

C. Pengajaran dan Pelatihan


1. Mengajar pada pelatihan tingkat dasar dengan peserta :
a. Pencari kerja SLTA ke bawah.
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang berijazah SLTA ke
bawah;
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang
teknis kejuruan yang akan diikuti.
o Bukti fisik :
 Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.

 Pemberian angka kredit :


Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,003 per
jam latihan.

 Pelaksana : Instruktur Pelaksana.

b. Pekerja, pada level :


1) Manajemen :
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang pernah menduduki jabatan
manajemen;
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang teknis
kejuruan yang akan diikuti.

Page 26 of 49
o Bukti fisik :
 Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.

 Pemberian angka kredit :


Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,015. per
jam latihan.

 Pelaksana : Instruktur Penyelia.

2) Teknisi/Penyelia :
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang pernah menduduki jabatan sebagai
teknisi/penyelia;
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang teknis
kejuruan yang akan diikuti.
 Bukti fisik :
 Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
o Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kreditnya sebesar 0,008
per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

3) Pelaksana/Produksi :
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan dari pelaksana/ produksi
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang teknis
kejuruan yang akan diikuti.
o Bukti fisik :
 Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,003 per
jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana

c. Instruktur (TOT) pada level/kategori terampil.


 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan instruktur (TOT) level kategori terampil
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang teknis
kejuruan yang akan diikuti.
o Bukti fisik :
 Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh atasan langsung/kepala
unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian angka kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit angka kredit sebesar
0,008 per jam latihan.
o Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

2. Mengajar pada pelatihan tingkat menengah dengan peserta :


a. Pencari kerja SLTA ke bawah :
 Kriteria :

Page 27 of 49
 Diutamakan peserta pelatihan yang berijazah SLTA ke bawah;
 Mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang pelatihan tingkat
dasar
o Bukti fisik :
 Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
o Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,008 per jam
latihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

b. Pekerja pada level :


1) Teknisi/Penyelia :
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang pernah menduduki jabatan sebagai
teknisi/penyelia
 Mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang pelatihan tingkat
tingkat dasar.
o Bukti fisik :
 Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
o Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,015 per jam
latihan.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia.

2) Pelaksana/Produksi :
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang pernah menduduki jabatan sebagai
pelaksana/produksi
 Mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang pelatihan tingkat
dasar

o Bukti fisik :
 Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
o Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,008 per
jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

c. Instruktur (TOT) pada level/katagori Terampil :


 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang pernah menduduki jabatan sebagai
instruktur (TOT) level kategori terampil;
 Mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang pelatihan tingkat
dasar.
o Bukti fisik :
 Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
o Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,015 per jam
latihan.
Page 28 of 49
 Pelaksana : Instruktur Penyelia.

3 Mengajar pada pelatihan tingkat Atas/Lanjutan dengan peserta Pekerja


pada Level Pelaksana/Produksi :
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan pernah bekerja sebagai tenaga
pelaksana/produksi
 Mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang pelatihan tingkat
dasar

o Bukti fisik :
 Surat Tugas Mengajar yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.

 Pemberian angka kredit :


Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit angka kreditnya
sebesar 0,015 per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia.

4 Melatih pada pelatihan tingkat dasar dengan peserta :


a. Pencari Kerja :
1) Sarjana/Diploma/Akademi :
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang berijazah
Sarjana/Diploma/Akademi.
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang
pelatihan teknis dasar.
o Bukti fisik :
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan
langsung/kepala unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
o Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit, sebesar 0,008
per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

2) SLTA ke bawah :
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang berijazah SLTA ke bawah.
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang pelatihan
tingkat dasar.
o Bukti fisik :
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh atasan langsung/kepala
unit/ penanggung jawab kegiatan.

 Pemberian angka kredit :


Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit sebesar 0,003 per jam
latihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana

b. Pekerja pada level :


1) Manajemen :
 Kriteria :

Page 29 of 49
 Diutamakan peserta pelatihan yang pernah menduduki jabatan
manajemen
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang
pelatihan tingkat dasar.

o Bukti fisik :
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,015 per
jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia.

2) Teknisi/Penyelia :
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang pernah menduduki jabatan sebagai
teknisi/penyelia.
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang pelatihan
tingkat dasar.
o Bukti fisik :
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh atasan langsung/kepala
unit/ penanggung jawab kegiatan.
o Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit, sebesar 0,008 per
jam latihan.
o Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

3) Pelaksana/produksi :
o Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang pernah menduduki jabatan
sebagai pelaksana/produksi.
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang
pelatihan tingkat dasar.
o Bukti fisik :
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
o Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit, sebesar 0,003
per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana

c. Instruktur (TOT) pada level/kategori Terampil :


o Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang pernah menduduki jabatan sebagai
instruktur (TOT) level/ kategori terampil
 Belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan di bidang pelatihan
tingkat dasar.
o Bukti fisik :
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,008 per
jam latihan.

Page 30 of 49
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

5. Melatih pada pelatihan tingkat Menengah dengan peserta:


a. Pencari Kerja SLTA ke bawah.
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang berijazah SLTA ke bawah
 Sudah menguasai pengetahuan dan keterampilan di bidang pelatihan
tingkat dasar.

o Bukti fisik :
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,008 per
jam latihan.
 Pelaksana :Instruktur Pelaksana Lanjutan.

b. Pekerja pada Level :


1. Teknisi/Penyelia.
 Kriteria :
 Diutamakan peserta yang pernah menduduki jabatan sebagai
teknisi/penyelia
 Sudah menguasai pengetahuan dan keterampilan di bidang
pelatihan tingkat dasar.
o Bukti fisik :
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi, diberikan angka kredit, sebesar 0,015
per jam latihan.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia.

2) Pelaksana/produksi:
 Kriteria :
 Diutamakan peserta pelatihan yang pernah menduduki jabatan
sebagai pelaksana/produksi.
 Sudah menguasai pengetahuan dan keterampilan di bidang
pelatihan tingkat dasar.
o Bukti fisik :
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian angka kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,008 per jam
latihan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

c. Instruktur (TOT) pada level/kategori Terampil :


 Kriteria :
 Diutamakan peserta yang pernah menduduki
jabatan instruktur (TOT) pada level/katagori terampil.
 Sudah menguasai pengetahuan dan keterampilan di bidang pelatihan
tingkat dasar.
o Bukti Fisik
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;

Page 31 of 49
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh atasan langsung/kepala
unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,015 per
jam latihan.
 Pelaksana :Instruktur Penyelia.

6. Melatih pada pelatihan tingkat atas/lanjutan dengan peserta pekerja pada


level pelaksana/produksi.
 Kriteria
 Diutamakan peserta pelatihan dari pelaksana/produksi;
 Sudah menguasai pengetahuan dan keterampilan di bidang pelatihan
tingkat menengah.
 Materi pelatihan berorientasi pada pengetahuan pengawasan
(supervisor).
o Bukti fisik :
 Surat Tugas Melatih yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pelatihan oleh atasan langsung/kepala
unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,015 per jam
latihan.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia.

7. Merawat dan memperbaiki peralatan pelatihan:


a. Merawat peralatan pelatihan.
 Kriteria
 Peralatan yang digunakan untuk latihan baik berupa peralatan tangan,
alat ukur, mesin–mesin dan peralatan pendukung lainnya.
 Perawatan peralatan dan mesin sesuai SOP.
o Bukti fisik :
 Surat Tugas Merawat yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Perawatan oleh atasan langsung/kepala
unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian Angka Kredit
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,004 per unit
alat.
o Pelaksana : Instruktur Pelaksana.

b. Memperbaiki kerusakan ringan


o Kriteria
 Peralatan yang digunakan untuk latihan baik berupa peralatan tangan,
alat ukur, mesin–mesin dan peralatan pendukung lainnya.
 Perbaikan ringan peralatan dan mesin sesuai SOP.
o Bukti fisik :
 Surat Tugas Memperbaiki yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Perbaikan oleh atasan langsung/kepala
unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,008 per unit
alat.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana.

D Pemberian Pelayanan Pelatihan


Memberikan penyuluhan produktivitas dengan peserta dari unsur masyarakat /
Lembaga Swadaya Masyarakat.

Page 32 of 49
 Kriteria :
Kegiatan penyuluhan produktivitas kepada masyarakat (antara lain kelompok
petani, pesantren, nelayan) dan Lembaga Swadaya Masyarakat.
o Bukti fisik :
 Surat Tugas Menyuluh yang dikeluarkan oleh atasan langsung/kepala
unit/penanggung jawab kegiatan;
 Laporan kegiatan penyuluhan;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Penyuluhan oleh atasan langsung/kepala unit/
penanggung jawab kegiatan.

 Pemberian Angka Kredit :


Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,04 per laporan
 Pelaksana : Instruktur Penyelia.

E. Pelaksanaan Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan


Mengevaluasi kemajuan peserta sesuai dengan kewenangannya
a. Penyelia

 Kriteria :
 Melakukan evaluasi kemajuan belajar/berlatih untuk peserta pelatihan
tingkat dasar dengan peserta pekerja pada level manajemen, tingkat
menengah dengan peserta teknisi, atau instruktur tingkat terampil,
pelatihan tingkat atas /lanjutan dengan peserta pekerja level pelaksana, .
 Evaluasi dilaksanakan dengan pre test, mid test dan post test.
 Evaluasi dilaksanakan per mata pelatihan.
 Laporan pelaksanaan evaluasi kemajuan peserta latihan memuat : kisi-
kisi soal, daftar nilai,daftar hadir ,Jadwal, judul pelatihan.
o Bukti fisik :
 Laporan kegiatan pelaksanaan evaluasi kemajuan peserta;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran/Pelatihan oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian Angka Kredit
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,09 per laporan.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia

b. Pelaksana Lanjutan
 Kriteria :
 Melakukan evaluasi kemajuan belajar/berlatih untuk peserta pelatihan :
tingkat dasar (peserta pekerja pada level teknisi, sarjana/diploma/akademi,
dan instruktur tingkat terampil); tingkat menengah (peserta pencari kerja
SLTA kebawah, peserta pekerja pada level pelaksana).
 Evaluasi dilaksanakan dalam bentuk pre test, mid test dan post test.
 Evaluasi dilaksanakan per mata pelatihan.
 Laporan pelaksanaan evaluasi kemajuan peserta latihan memuat : kisi-
kisi soal, daftar nilai,daftar hadir ,Jadwal, judul pelatihan.
o Bukti fisik :
 Laporan kegiatan pelaksanaan evaluasi kemajuan peserta;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran/Pelatihan oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian Angka Kredit
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,045 per
laporan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana
Lanjutan.

c. Pelaksana
 Kriteria :
 Melakukan evaluasi kemajuan belajar/berlatih untuk peserta pelatihan
tingkat dasar dengan peserta pencari pekerja dengan pendidikan SLTA
kebawah, pekerja pada level pelaksana.
 Evaluasi dilaksanakan dengan pre test, mid test dan post test.
 Evaluasi dilaksanakan per mata pelatihan.
Page 33 of 49
 Laporan pelaksanaan evaluasi kemajuan peserta latihan memuat : kisi-
kisi soal, daftar nilai,daftar hadir ,Jadwal, judul pelatihan.
o Bukti fisik :
 Laporan kegiatan pelaksanaan evaluasi kemajuan peserta;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pengajaran/Pelatihan oleh atasan
langsung/kepala unit/ penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian Angka Kredit
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,018 per
laporan.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana

F. Perencanaan Pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja


Mempersiapkan bahan dan peralatan uji kompetensi kerja
a. Bahan yang sudah siap pakai :
 Kriteria :
 Bahan-bahan dan peralatan tersedia di tempat uji kompetensi kerja.
 Spesifikasi dan volume bahan dan peralatan sesuai dengan kebutuhan
uji kompetensi kerja.
 Bukti Fisik :
 Surat Tugas Melaksanakan Uji Kompetensi kerja yang dikeluarkan oleh
kepala unit/atasan langsung/ penanggung jawab kegiatan;
 Laporan kegiatan persiapan bahan dan peralatan uji kompetensi kerja
siap pakai;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Perencanaan Uji Kompetensi Kerja oleh
kepala/atasan langsung/ penanggung jawab kegiatan;
o Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,008 per
laporan.
 Pelaksana :Instruktur Pelaksana.

b. Mempersiapkan bahan dan peralatan uji kompetensi kerja untuk bahan yang
masih memerlukan proses
 Kriteria :
 Bahan-bahan dan peralatan yang disiapkan masih memerlukan proses
sebelum dipakai untuk uji kompetensi kerja.
 Spesifikasi dan volume bahan dan peralatan sesuai dengan kebutuhan
uji kompetensi kerja.

 Bukti Fisik :
 Surat Tugas Melaksanakan Uji Kompetensi kerja yang dikeluarkan oleh
kepala unit/atasan langsung/ penanggung jawab kegiatan;
 Laporan kegiatan persiapan bahan dan peralatan yang masih
memerlukan proses untuk uji kompetensi kerja;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Perencanaan Uji Kompetensi Kerja oleh
kepala unit/atasan langsung/ penanggung jawab kegiatan;
o Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,045 per
laporan.
o Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

G. Pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja


Melakukan uji kompetensi kerja (assessment) bagi tenaga kerja tingkat dasar :
a. Kejuruan Teknik :
o Kriteria :
 Teori dan praktek kejuruan teknik
 Pengetahuan bahan dan peralatan,prosedur kerja dan keselamatan kerja;
 Kualitas hasil kerja sesuai dengan standar;
 Kecepatan penyelesaian pekerjaan;
 Ketepatan prosedur kerja;
 Keterampilan penggunaan peralatan dan bahan.
 Penggunaan peralatan keselamatan kerja.

Page 34 of 49
o Bukti Fisik :
 Surat Tugas Melaksanakan Uji Kompetensi Kerja yang dikeluarkan oleh
kepala unit/atasan langsung/ penanggung jawab kegiatan
 Laporan pelaksanaan setiap uji kompetensi untuk kejuruan teknik;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja oleh kepala
unit/atasan langsung/ penanggung jawab kegiatan;
o Pemberian Angka Kredit
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,08 per
laporan.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia.

b. Kejuruan Non Teknik :


o Kriteria :
 Teori dan praktek Kejuruan Non Teknik
 Pengetahuan bahan dan peralatan, prosedur kerja dan keselamatan
kerja;
 Kualitas hasil kerja sesuai dengan standar;
 Kecepatan penyelesaian pekerjaan;
 Ketepatan prosedur kerja;
 Keterampilan penggunaan peralatan dan bahan.
 Penggunaan peralatan keselamatan kerja.
o Bukti Fisik :
 Surat Tugas Melaksanakan Uji Kompetensi Kerja yang dikeluarkan oleh
kepala unit/atasan langsung/ penanggung jawab kegiatan.
 Laporan pelaksanaan setiap Uji Kompetensi Kerja untuk kejuruan non
teknik;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja oleh kepala
unit/atasan langsung/ penanggung jawab kegiatan;
o Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,04 per
laporan.
i. Pelaksana :
Instruktur Penyelia.

H. Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja.


Membuat laporan hasil pelaksanaan setiap uji kompetensi tingkat dasar.
ii. Kriteria
 Metode
yang digunakan;
 Bahan dan
alat;
 Materi uji;
 Peserta;
 Pelaksanaa
n uji kompetensi kerja;
 Kesimpulan
dan rekomendasi.
o Bukti Fisik :
 Surat Tugas Melaksanakan Uji Kompetensi Kerja yang dikeluarkan oleh
kepala unit/atasan langsung/ penanggung jawab kegiatan.
 Laporan Pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Uji Kompetensi Kerja oleh kepala
unit/atasan langsung/ penanggung jawab kegiatan;
o Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,09 per
laporan.
 Pelaksana :Instruktur Penyelia.

III. PENGEMBANGAN PELATIHAN


Pengembangan Program Pelatihan
1. Menyusun program pelatihan tingkat dasar bagi :
a. Pekerja
Page 35 of 49
 Kriteria :
 Pengetahuan teori dan praktek;
 Kurikulum dan silabus;
 Jangka waktu pelatihan;
 Metode dan sarana pelatihan;
 Persyaratan peserta dan instruktur,
 Evaluasi (teori dan praktek) dan sertifikasi
 Penetapan kelulusan peserta pelatihan.
 Daftar alat dan bahan.
 Bukti Fisik
 Surat Tugas Menyusun Program Pelatihan yang dikeluarkan oleh
kepala unit/atasan langsung/ penanggung jawab kegiatan.
 Naskah standar latihan kerja (SLK);
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Penyusunan Program oleh kepala
unit/atasan langsung/ penanggung jawab kegiatan.;
o Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,27 per
naskah SLK.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia.

b. Pencari kerja
 Kriteria :
 Pengetahuan teori dan praktek;
 Kurikulum dan silabus;
 Jangka waktu pelatihan;
 Metode dan sarana pelatihan;
 Persyaratan peserta dan instruktur,
 Evaluasi (teori dan praktek) dan sertifikasi
 Penetapan kelulusan peserta pelatihan.
 Daftar alat dan bahan.
 Bukti Fisik
 Surat Tugas Menyusun Program Pelatihan yang dikeluarkan oleh
kepala unit/atasan langsung/ penanggung jawab kegiatan.
 Naskah standar latihan kerja (SLK);
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Penyusunan Program oleh kepala
unit/atasan langsung/ penanggung jawab kegiatan.;
o Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,135 per
naskah SLK.
 Pelaksana : Instruktur Pelaksana Lanjutan.

2. Menyusun program pelatihan tingkat menengah bagi Pencari Kerja


 Kriteria :
 Pengetahuan teori dan praktek;
 Kurikulum dan silabus;
 Jangka waktu pelatihan;
 Metode dan sarana pelatihan;
 Persyaratan peserta dan instruktur,
 Evaluasi (teori dan praktek) dan sertifikasi
 Penetapan kelulusan peserta pelatihan.
 Daftar alat dan bahan.
 Bukti Fisik
 Surat Tugas Menyusun Program Pelatihan yang dikeluarkan oleh
kepala unit/atasan langsung/ penanggung jawab kegiatan.
 Naskah standar latihan kerja (SLK);
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Penyusunan Program oleh kepala
unit/atasan langsung/ penanggung jawab kegiatan.;
o Pemberian Angka Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 0,27 per
naskah SLK.
 Pelaksana : Instruktur Penyelia.

Page 36 of 49
IV. PENGEMBANGAN PROFESI
A. Pembuatan karya tulis/ karya ilmiah di bidang pelatihan dan pembelajaran.
1. Membuat karya tulis/karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian,
survai dan atau evaluasi yang dipublikasikan :
 Dalam bentuk buku yang
diterbitkan dan diedarkan secara nasional.
 Kriteria
 Sistematika;
 Teknik penulisan;
 Konsistensi pembahasan dengan judul;
 Tata bahasa;
 Ketajaman analisa;
 Kelengkapan data pendukung
 Metodologi;
 Komunikatif;
 Keorisinilan;
 Kemanfaatan
 Dipublikasikan secara nasional;
 Berkaitan dengan bidang pelatihan;
 Bukti Fisik
 Surat Tugas Membuat Karya Tulis yang dikeluarkan oleh kepala unit/
atasan langsung/penanggung jawab kegiatan;
 Hasil penelitian, pengkajian, survei yang dipublikasikan dalam bentuk
buku;
 Buku / hasil penulisan karya tulis yang diterbitkan oleh Penerbit yang
telah menjadi anggota IKAPI atau diakui oleh LIPI.
 Pernyataan dari IKAPI tentang wilayah peredaran Buku yang diterbitkan.
 Pemberian Angka
Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 12,5 per buku.
Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % ( 7,5 ) kepada penulis utama dan 40 %
( 5,00 )dibagi sejumlah penulis pembantu, sebanyak-banyaknya 3(tiga)orang.
o Pelaksana :
Instruktur semua jenjang.

 Dalam majalah ilmiah yang


diakui oleh LIPI.
 Kriteria
 Sistimatika
 Teknik penulisan;
 Konsistensi pembahasan dengan judul;
 Tata bahasa;
 Ketajaman analisa;
 Kelengkapan data pendukung
 Metodologi;
 Komunikatif;
 Keorisinilan;
 Kemanfaatan
 Dipublikasikan secara nasional;
 Berkaitan dengan bidang pelatihan;
 Dipublikasikan/dimuat dalam majalah ilmiah yang diakui oleh LIPI.

 Bukti Fisik
 Surat Tugas Membuat Karya Tulis yang dikeluarkan oleh kepala unit/
atasan langsung/penanggung jawab kegiatan;
 Hasil penelitian, pengkajian, survei yang dipublikasikan dalam bentuk
majalah;
 Satu eksemplar majalah ilmiah yang memuat karya ilmiah Instruktur yang
bersangkutan.
Page 37 of 49
 Pemberian Angka
Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 6 per majalah.
Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % ( 3,6) kepada penulis utama dan 40 %
( 2,4 )dibagi rata sejumlah penulis pembantu sebanyak-banyaknya
3(tiga)orang.
 Pelaksana : Instruktur semua jenjang
2. Membuat karya tulis/karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survey dan evaluasi
yang tidak dipublikasikan :
a. Dalam bentuk buku.
 Kriteria
 Sistematika;
 Teknik penulisan;
 Konsistensi pembahasan dengan judul;
 Tata bahasa;
 Ketajaman analisa;
 Kelengkapan data pendukung
 Metodologi;
 Komunikatif;
 Keorisinilan;
 Kemanfaatan
 Berkaitan dengan bidang pelatihan;

 Bukti Fisik
 Surat Tugas Membuat Karya Tulis yang dikeluarkan oleh kepala unit/
atasan langsung/penanggung jawab kegiatan;
 Hasil penelitian, pengkajian, survei yang tidak dipublikasikan dalam
bentuk buku;

 Pemberian Angka
Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 8 per
buku.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % ( 4,8 ) kepada penulis utama dan 40
% ( 3,2 )dibagi rata sejumlah penulis pembantu, sebanyak-banyaknya
3(tiga)orang.
1. Pelaksana :Instruktur semua jenjang

b. Dalam bentuk makalah.


 Kriteria
 Sistematika;
 Teknik penulisan;
 Konsistensi pembahasan dengan judul;
 Tata bahasa;
 Ketajaman analisa;
 Kelengkapan data pendukung
 Metodologi;
 Komunikatif;
 Keorisinilan;
 Kemanfaatan
 Berkaitan dengan bidang pelatihan;
 Makalah hasil karya tulis / karya ilmiah sebelum didekomentasikan harus
diseminarkan.
 Bukti Fisik
 Surat Tugas Membuat Karya Tulis yang dikeluarkan oleh kepala unit/
atasan langsung/penanggung jawab kegiatan;
 Hasil penelitian, pengkajian, survei yang tidak dipublikasikan dalam
bentuk makalah;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Seminar oleh kepala unit/atasan
langsung/penanggung jawab kegiatan.
Page 38 of 49
 Pemberian Angka
Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka
kredit sebesar 4 per makalah.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara
bersama-sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60 %
( 2,4 ) kepada penulis utama dan 40 % ( 1,6 )dibagi rata sejumlah penulis
pembantu, sebanyak-banyaknya 3(tiga)orang.
2. Pelaksana: Instruktur semua jenjang

3. Membuat karya tulis/karya ilmiah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan
sendiri yang dipublikasikan :
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional.
 Kriteria
 Sistematika;
 Teknik penulisan;
 Konsistensi pembahasan dengan judul;
 Tata bahasa;
 Ketajaman analisa;
 Kelengkapan data pendukung
 Metodologi;
 Komunikatif;
 Keorisinilan;
 Kemanfaatan
 Dipublikasikan secara nasional;
 Berkaitan dengan bidang pelatihan;
 Bukti Fisik
 Surat Tugas Membuat Karya Tulis yang dikeluarkan oleh kepala unit/
atasan langsung/penanggung jawab kegiatan;
 Hasil penelitian, pengkajian, survei yang dipublikasikan dalam bentuk
buku;
 Buku / hasil penulisan karya tulis yang diterbitkan oleh Penerbit yang
telah menjadi anggota IKAPI atau diakui oleh LIPI.
 Pernyataan dari IKAPI tentang wilayah peredaran Buku yang diterbitkan.
 Pemberian Angka
Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 8 per buku.
Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % ( 4,8 ) kepada penulis utama dan 40 %
( 3,2 )dibagi sejumlah penulis pembantu, sebanyak-banyaknya 3(tiga)orang.
o Pelaksana :
Instruktur semua jenjang

 Dalam majalah ilmiah yang


diakui oleh LIPI.
 Kriteria
 Sistimatika;
 Teknik penulisan;
 Konsistensi pembahsan dengan judul;
 Tata bahasa;
 Ketajaman analisa;
 Kelengkapan data pendukung;
 Metodologi;
 Komunikatif;
 Keorisinilan;
 Kemanfaatan;
 Berkaitan dengan bidang pelatihan;
 Dipublikasikan/dimuat dalam majalah ilmiah yang diakui oleh LIPI.
 Bukti Fisik

Page 39 of 49
 Surat Tugas Membuat Karya Tulis yang dikeluarkan oleh kepala unit/
atasan langsung/penanggung jawab kegiatan;
 Hasil tinjauan atau ulasan ilmiah yang dipublikasikan dalam bentuk
majalah.
 Pemberian Angka
Kredit :
Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 4 per majalah.
Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % ( 2,4) kepada penulis utama dan 40 %
( 1,6 )dibagi rata sejumlah penulis pembantu sebanyak-banyaknya
3(tiga)orang.
 Pelaksana : Instruktur semua jenjang.

4. Membuat karya tulis/karya ilmiah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan
sendiri yang tidak dipublikasikan :
a. Dalam bentuk buku.
 Kriteria
 Sistematika;
 Teknik penulisan;
 Konsistensi pembahasan dengan judul;
 Tata bahasa;
 Ketajaman analisa;
 Kelengkapan data pendukung
 Metodologi;
 Komunikatif;
 Keorisinilan;
 Kemanfaatan
 Berkaitan dengan bidang pelatihan;
 Bukti Fisik
 Surat Tugas Membuat Karya Tulis yang dikeluarkan oleh kepala unit/
atasan langsung/penanggung jawab kegiatan;
 Hasil tinjauan atau ulasan ilmiah dalam bentuk buku yang tidak
dipublikasikan ;
 Pemberian Angka
Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 7 per
buku.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % ( 4,2 ) kepada penulis utama dan 40
% ( 2,8 ) dibagi rata sejumlah penulis pembantu, sebanyak-banyaknya
3(tiga)orang.
3. Pelaksana :Instruktur semua jenjang

b. Dalam bentuk makalah.


 Kriteria
 Sistematika;
 Teknik penulisan;
 Konsistensi pembahasan dengan judul;
 Tata bahasa;
 Ketajaman analisis;
 Kelengkapan data pendukung
 Metodologi;
 Komunikatif;
 Keorisinilan;
 Kemanfaatan
 Berkaitan dengan bidang pelatihan;
 Makalah hasil karya tulis / karya ilmiah sebelum didekomentasikan harus
diseminarkan.
 Bukti Fisik

Page 40 of 49
 Surat Tugas Membuat Karya Tulis yang dikeluarkan oleh kepala unit/
atasan langsung/penanggung jawab kegiatan;
 Hasil tinjauan dan ulasan ilmiah dalam bentuk makalah yang tidak
dipublikasikan ;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Seminar oleh kepala unit/atasan
langsung/penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian Angka
Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka
kredit sebesar 3,5 per makalah.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara
bersama-sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60 %
( 2,1 ) kepada penulis utama dan 40 % ( 1,4 )dibagi rata sejumlah penulis
pembantu, sebanyak-banyaknya 3(tiga)orang.
4. Pelaksana: Instruktur semua jenjang

5. Membuat karya tulis/karya ilmiah populer yang disebarluaskan melalui media


masa.
 Kriteria
 Sistematika;
 Teknik penulisan;
 Konsistensi pembahasan dengan judul;
 Tata bahasa;
 Ketajaman analisa;
 Kelengkapan data pendukung
 Metodologi;
 Komunikatif;
 Keorisinilan;
 Kemanfaatan
 Berkaitan dengan bidang pelatihan;
 Makalah hasil karya tulis / karya ilmiah sebelum didekomentasikan harus
diseminarkan.

 Bukti Fisik
 Surat Tugas Membuat Karya Tulis yang dikeluarkan oleh kepala unit/
atasan langsung/penanggung jawab kegiatan;
 Copi karya tulis/karya ilmiah populer disebarluaskan melalui media
masa ;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Seminar oleh kepala unit/atasan
langsung/penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian Angka
Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka
kredit sebesar 2,5 per makalah.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara
bersama-sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60 %
( 1,5 ) kepada penulis utama dan 40 % ( 1 )dibagi rata sejumlah penulis
pembantu, sebanyak-banyaknya 3(tiga)orang.
5. Pelaks
ana: Instruktur semua jenjang

6. Membuat karya tulis/karya ilmiah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan
sendiri yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah.
 Kriteria :
 Sistematika;
 Teknik penulisan;
 Konsistensi pembahasan dengan judul;
 Tata bahasa;
 Ketajaman analisa;
 Kelengkapan data pendukung
 Metodologi;
Page 41 of 49
 Komunikatif;
 Keorisinilan;
 Kemanfaatan
 Berkaitan dengan bidang pelatihan;
 Bukti Fisik
 Surat Tugas Membuat Karya Tulis yang dikeluarkan oleh kepala unit/
atasan langsung/penanggung jawab kegiatan;
 Naskah karya tulis/karya ilmiah ;
 Surat Pernyataan Pelaksanaan Pertemuan Ilmiah oleh kepala unit/atasan
langsung/penanggung jawab kegiatan.
 Pemberian Angka
Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka
kredit sebesar 2,5 per karya ilmiah.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara
bersama-sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60 %
( 1,5 ) kepada penulis utama dan 40 % ( 1 ) dibagi rata sejumlah penulis
pembantu, sebanyak-banyaknya 3(tiga)orang.
6. Pelaks
ana: Instruktur semua jenjang

B. Pengembangan sistem, strategi atau metoda pelatihan dan pembelajaran.

1. Mengembangkan sistem/metode pelatihan yang bersifat :


a. Pembaharuan atau inovasi .
7. Kriteri
a
 Bersifat penemuan baru ditempat kerja;
 Diterapkan dan bermanfaat;
 Prototipe (berupa alat bantu, metode dan sistem) dan telah
dipresentasikan.
 Bukti Fisik
 Surat Pernyataan Melakukan Pengembangan Pelatihan oleh kepala
unit/atasan langsung/penanggung jawab kegiatan.
 Alat bantu/ metode/ sistem dalam bentuk prototipe.
 Pemberian Angka
Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka
kredit sebesar 2,5 per prototipe.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara
bersama-sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60 %
( 1,5 ) kepada pemrakarsa utama dan 40 % ( 1 ) dibagi rata sejumlah
pemrakarsa pembantu, sebanyak-banyaknya 3(tiga)orang.
8. Pelaks
ana: Instruktur semua jenjang

b. Penyempurnaan.
9. Kriteri
a
 Bersifat penyempurnaan sistem /metode yang sudah ada ;
 Diterapkan dan bermanfaat;
 Prototipe (berupa alat bantu, metode dan sistem) dan telah
dipresentasikan.
 Bukti Fisik
 Surat Pernyataan Melakukan Pengembangan Pelatihan oleh kepala
unit/atasan langsung/penanggung jawab kegiatan.
 Alat bantu/ metode/ sistem dalam bentuk prototipe.

Page 42 of 49
 Pemberian Angka
Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka
kredit sebesar 1,5 per prototipe.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara
bersama-sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60 %
( 0,9 ) kepada pemrakarsa utama dan 40 % ( 0,6 ) dibagi rata sejumlah
pemrakarsa pembantu, sebanyak-banyaknya 3(tiga)orang.
10. Pelaks
ana: Instruktur semua jenjang

2. Mengembangkan metode peningkatan produktivitas yang


bersifat :
 Pembaharuan atau inovasi.
11. Kriteri
a
 Bersifat penemuan baru ditempat kerja;
 Diterapkan dan bermanfaat;
 Prototipe (berupa alat bantu, metode) dan telah dipresentasikan.
 Bukti Fisik
 Surat Pernyataan Melakukan Pengembangan Pelatihan oleh kepala
unit/atasan langsung/penanggung jawab kegiatan.
 Alat bantu/ metode dalam bentuk prototipe.
 Pemberian Angka
Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka
kredit sebesar 2,5 per prototipe.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara
bersama-sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60 %
( 1,5 ) kepada pemrakarsa utama dan 40 % ( 1,0) dibagi rata sejumlah
pemrakarsa pembantu, sebanyak-banyaknya 3(tiga)orang.
 Pelaksana: Instruktur semua jenjang

b. Penyempurnaan.
12. Kriteri
a
 Bersifat penyempurnaan dari metode yang sudah ada ;
 Diterapkan dan bermanfaat;
 Prototipe (berupa alat bantu, metode) dan telah dipresentasikan.
 Bukti Fisik
 Surat Pernyataan Melakukan Pengembangan Pelatihan oleh kepala
unit/atasan langsung/penanggung jawab kegiatan.
 Alat bantu/ metode dalam bentuk prototipe.
 Pemberian Angka
Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka
kredit sebesar 1,5 per prototipe.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara
bersama-sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60 %
( 0,9 ) kepada pemrakarsa utama dan 40 % ( 0,6 ) dibagi rata sejumlah
pemrakarsa pembantu, sebanyak-banyaknya 3(tiga)orang.
13. Pelaks
ana: Instruktur semua jenjang

3. Mengembangkan perangkat pelatihan yang bersifat :


a. Pembaharuan atau inovasi.
14. Kriteri
a
 Bersifat penemuan baru ditempat kerja;
 Diterapkan dan bermanfaat;
 Prototipe berupa alat bantu dan telah dipresentasikan.
 Bukti Fisik
Page 43 of 49
 Surat Pernyataan Melakukan Pengembangan Pelatihan oleh kepala
unit/atasan langsung/penanggung jawab kegiatan.
 Alat bantu dalam bentuk prototipe.
 Pemberian Angka
Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka
kredit sebesar 2,5 per prototipe.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara
bersama-sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60 %
( 1,5 ) kepada pemrakarsa utama dan 40 % ( 1 ) dibagi rata sejumlah
pemrakarsa pembantu, sebanyak-banyaknya 3(tiga)orang.
15. Pelaks
ana: Instruktur semua jenjang

b. Penyempurnaan.
16. Kriteri
a
 Bersifat penyempurnaan dari alat bantu yang sudah ada ;
 Diterapkan dan bermanfaat;
 Prototipe berupa alat bantu dan telah dipresentasikan.
 Bukti Fisik
 Surat Pernyataan Melakukan Pengembangan Pelatihan oleh kepala
unit/atasan langsung/penanggung jawab kegiatan.
 Alat bantu dalam bentuk prototipe.
 Pemberian Angka
Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka
kredit sebesar 1,5 per prototipe.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara
bersama-sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60 %
( 0,9 ) kepada pemrakarsa utama dan 40 % ( 0,6 ) dibagi rata sejumlah
pemrakarsa pembantu, sebanyak-banyaknya 3(tiga)orang.
 Pelaksana: Instruktur semua jenjang

4. Menemukan teknik produksi baru yang bersifat :


 Pembaharuan atau inovasi .
17. Kriteri
a
 Bersifat penemuan baru ditempat kerja;
 Diterapkan dan bermanfaat;
 Prototipe (berupa alat bantu, metode dan sistem) dan telah
dipresentasikan.
 Bukti Fisik
 Surat Pernyataan Melakukan Pengembangan Pelatihan oleh kepala
unit/atasan langsung/penanggung jawab kegiatan.
 Alat bantu/ metode/ sistem dalam bentuk prototipe.
 Pemberian Angka
Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka
kredit sebesar 2,5 per prototipe.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara
bersama-sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60 %
( 1,5 ) kepada pemrakarsa utama dan 40 % ( 1 ) dibagi rata sejumlah
pemrakarsa pembantu, sebanyak-banyaknya 3(tiga)orang.
18. Pelaks
ana: Instruktur semua jenjang

b. Penyempurnaan.
19. Kriteri
a
 Bersifat penyempurnaan dari sistem /metode yang sudah ada ;
 Diterapkan dan bermanfaat;
Page 44 of 49
 Prototipe (berupa alat bantu, metode dan sistem) dan telah
dipresentasikan.
 Bukti Fisik
 Surat Pernyataan Melakukan Pengembangan Pelatihan oleh kepala
unit/atasan langsung/penanggung jawab kegiatan.
 Alat bantu/ metode/ sistem dalam bentuk prototipe.
 Pemberian Angka
Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka
kredit sebesar 1,5 per prototipe.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara
bersama-sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60 %
( 0,9 ) kepada pemrakarsa utama dan 40 % ( 0,6 ) dibagi rata sejumlah
pemrakarsa pembantu, sebanyak-banyaknya 3(tiga)orang.
20. Pelaks
ana: Instruktur semua jenjang

5. Menemukan alat produksi baru yang bersifat :


a. Pembaharuan atau inovasi.
21. Kriteri
a
 Bersifat penemuan baru ditempat kerja;
 Diterapkan dan bermanfaat;
 Prototipe berupa alat produksi dan telah dipresentasikan.
 Bukti Fisik
 Surat Pernyataan Melakukan Pengembangan Pelatihan oleh kepala
unit/atasan langsung/penanggung jawab kegiatan.
 Alat produksi dalam bentuk prototipe.
 Pemberian Angka
Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka
kredit sebesar 2,5 per prototipe.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara
bersama-sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60 %
( 1,5 ) kepada pemrakarsa utama dan 40 % ( 1 ) dibagi rata sejumlah
pemrakarsa pembantu, sebanyak-banyaknya 3(tiga)orang.
22. Pelaks
ana: Instruktur semua jenjang

b. Penyempurnaan.
23. Kriteri
a
 Bersifat penyempurnaan dari alat produksi yang sudah ada ;
 Diterapkan dan bermanfaat;
 Prototipe berupa alat produksi dan telah dipresentasikan.
 Bukti Fisik
 Surat Pernyataan Melakukan Pengembangan Pelatihan oleh kepala
unit/atasan langsung/penanggung jawab kegiatan.
 Alat produksi dalam bentuk prototipe.
 Pemberian Angka
Kredit :
 Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka
kredit sebesar 1,5 per prototipe.
 Untuk pekerjaan yang dilakukan secara
bersama-sama, maka pemberian angka kredit dapat diberikan 60 %
( 0,9 ) kepada pemrakarsa utama dan 40 % ( 0,6 ) dibagi rata sejumlah
pemrakarsa pembantu, sebanyak-banyaknya 3(tiga)orang.
 Pelaksana: Instruktur semua jenjang

C. Penerjemahan/penyaduran buku atau karya ilmiah di bidang pelatihan dan


pembelajaran
1. Menerjemahkan/menyadur buku atau karya ilmiah yang dipublikasikan:
Page 45 of 49
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional:
 Kriteria
 Tata bahasa;
 Kemanfaatan;
 Komunikatif;
 Ketepatan makna;
 Diterjemahkan/disadur secara utuh.
 Bukti Fisik
 Surat Tugas Menterjemah/Menyadur Buku yang dikeluarkan oleh kepala
unit/ atasan langsung/ penanggung jawab kegiatan;
 Hasil terjemahan/saduran dalam bentuk buku yang telah diterbitkan oleh
Penerbit.

 Pemberian Angka Kredit


8) Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 7 per buku
9) Untuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama, maka
pemberian angka kredit dapat diberikan 60 % ( 4,2 ) kepada
penerjemah/penyadur utama dan 40 % ( 2,8 ) dibagi rata sejumlah
penerjemah/penyadur pembantu, sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.
 Pelaksana :Instruktur semua jenjang

b. Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh LIPI:


 Kriteria
 Tata bahasa;
 Kemanfaatan;
 Komunikatif;
 Ketepatan makna;
10) Orisinil .
 Bukti Fisik
 Surat Tugas Menterjemah/Menyadur yang dikeluarkan oleh kepala unit/
atasan langsung/ penanggung jawab kegiatan;
 Naskah/makalah yang dimuat pada majalah yang diakui oleh LIPI.
 Pemberian Angka Kredit
11) Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 3,5 per
naskah.
12) Untuk kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % ( 2,1 ) kepada penerjemah/penyadur
utama dan 40 % ( 1,4 ) dibagi rata sejumlah penerjemah/penyadur
pembantu, sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.
 Pelaksana :Instruktur semua jenjang

2. Menerjemahkan/menyadur buku atau karya ilmiah yang tidak dipublikasikan :


a. Dalam bentuk buku:
 Kriteria
 Tata bahasa;
 Kemanfaatan;
 Komunikatif;
 Ketepatan makna;
 Diterjemahkan/disadur secara utuh.
 Bukti Fisik
 Surat Tugas Menterjemah/Menyadur Buku yang dikeluarkan oleh kepala
unit/ atasan langsung/ penanggung jawab kegiatan;
 Hasil terjemahan/saduran dalam bentuk buku yang tidak dipublikasikan.
 Pemberian Angka Kredit
13) Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 3,5 per
naskah.
14) Untuk kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % ( 2,1 ) kepada penerjemah/penyadur
utama dan 40 % ( 1,4 ) dibagi rata sejumlah penerjemah/penyadur
pembantu, sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.
a. Pelaksana :
Page 46 of 49
b. Dalam bentuk makalah:
 Kriteria
 Tata bahasa;
 Kemanfaatan;
 Komunikatif;
 Ketepatan makna;
15) Orisinil .
 Bukti Fisik :
 Surat Tugas Menterjemah/Menyadur yang dikeluarkan oleh kepala unit/
atasan langsung/ penanggung jawab kegiatan;
 Hasil terjemahan/saduran dalam bentuk makalah yang tidak
dipublikasikan.
 Pemberian Angka Kredit
16) Bukti fisik yang telah dipenuhi diberikan angka kredit sebesar 1,5 per
makalah.
17) Untuk kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama, maka pemberian
angka kredit dapat diberikan 60 % ( 0,9 ) kepada penerjemah/penyadur
utama dan 40 % ( 0,6 ) dibagi rata sejumlah penerjemah/penyadur
pembantu, sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.
a. Pelaksana :

1. Unsur Pendukung Kegiatan Instruktur


a.Sub Unsur Pengajar/pelatih di luar tugas pokok
1) Mengajar/melatih pada unit/unit organisasi pemerintah/swasta/perusahaan
a) Kriteria
18) Kegiatan mengajar atau melatih dilaksanakan dalam rangka membantu
instansi atau unit organisasi di luar unit kerja Instruktrur yang bersangkutan.
19) Kegiatan pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan bukan merupakan
pokok Instansi Instruktur yang bersangkutan.
20) Dilaksanakan atas dasar permintaan pihak III dan atas penugasan atasan
langsung/pimpinan unit kerja.

b) Bukti Fisik
 Surat tugas/perintah dari atasan lansung / kepala / pimpinan unit kerja.
 Surat pernyataan melakukan kegiatan Penunjang Kegiatan Instruktur.
 Rekapitulasi daftar hadir peserta
c) Pemberian Angka Kredit.
 Angka Kredit didasarkan atas jumlah jam mengajar/melatih dari masing-
masing Instruktur, dimana setiap jam pelatihan diberikan angka kredit 0,03
d) Pelaksana
 Instruktur semua jenjang (Terampil maupun Ahli)

2) Peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi


a) Kriteria
 Kegiatan seminar/lokakarya dapat dilaksanakan oleh lingkungan sendiri atau
pihak III.
 Keikutsertaan dalam seminar/lokakarya/konferensi atas dasar penugasan
pimpinan/kepala kantor.
 Peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi hanya dapat diberikan
angka kredit sepanjang mendukung/relevan dengan bidang kejuruan
Instruktur.
 Kegiatan seminar/lokakarya/konferensi dilaksakanan minimal 8 jam.
b) Bukti Fisik
 Surat tugas/perintah dari atasan lansung / kepala / pimpinan unit kerja.
 Surat pernyataan melakukan kegiatan Penunjang Kegiatan Instruktur.
 Copy Kertas kerja/makalah
 Sertifikat/keterangan mengikuti seminar/lokakarya/ konferensi.
c) Pemberian Angka Kredit.
 Angka Kredit didasarkan atas peran/posisi Instruktur dalam setiap kegiatan
seminar, lokakarya, atau konferensi.
(1) Sebagai Pemrasaran diberikan angka kredit 3
Page 47 of 49
(2) Sebagai Moderator/Pembahas/Nara sumber diberikan angka kredit 2.
(3) Sebagai peserta diberikan angka kredit 1.
d) Pelaksana
 Instruktur semua jenjang (Terampil maupun Ahli)

3) Keanggotaan dalam Organisasi Profesi


a) Kriteria
 Menjadi anggota organisasi profesi keinstrukturan dan atau keahlian
tertentu.
 Keanggotanan dalam organisasi profesi atas sepengetahuan atasan
lansung / kepala / pimpinan unit kerja.
 Organisasi profesi dapat menjangkau tingkat Nasional/Internasional atau
tingkat provinsi.
 Keikutsertaan dalam organisasi profesi dapat sebagai pengurus aktif atau
sebagai anggota biasa.
b) Bukti Fisik
 Copy Kartu Tanda Anggota.
 Daftar Pengurus Asosiasi Profesi.
c) Pemberian Angka Kredit.
 Angka Kredit didasarkan atas peran/posisi Instruktur dalam setiap organisasi
profesi serta cakupan organisasinya.
(1) Asosiasi Profesi tingkat Internsional/nasional sebagai pengurus aktif
diberikan angka kredit 1 untuk setiap tahunnya.
(2) Asosiasi Profesi tingkat Internsional/nasional sebagai Anggota aktif
diberikan angka kredit 0,5 untuk setiap tahunnya.
(3) Asosiasi Profesi tingkat Provinsi sebagai pengurus aktif diberikan angka
kredit 0,25 untuk setiap tahunnya.
(2) Asosiasi Profesi tingkat Provinsi sebagai Anggota aktif diberikan angka
kredit 0,15 untuk setiap tahunnya.
d) Pelaksana
 Instruktur semua jenjang (Terampil maupun Ahli)

4) Keanggotaan dalam Tim Penilai Jabatan Fungsional Instruktur


a) Kriteria
 Menjadi anggota tim penilai angka kredit Instruktur tingkat Pusat, tim penilai
unit kerja, tim penilai daerah Provinsi, atau tim penilai kabupaten/kota.
 Keanggotanan dalam tim penilai di atas sepengetahuan atasan lansung /
kepala / pimpinan unit kerja dan diangkat oleh pejabat yang berwenang.
 Pengajuan diberikan setahun sekali dan diajukan pada semester II, periode
Juli s/d Desember tahun berjalan.
b) Bukti Fisik
 Copy Surat Keputusan pembentukan Tim Penilai jabatan fungsional.
 Rekapitulasi hasil penilaian dan penetapan angka kredit
c) Pemberian Angka Kredit.
 Angka Kredit didasarkan atas keanggotaannya dalam tim penilai untuk
setiap tahunnya sebesar 0,5.
d) Pelaksana
 Instruktur semua jenjang (Terampil maupun Ahli)

5) Memperoleh penghargaan / tanda jasa Satya Lancana Karya Satya.


a) Kriteria
 Tanda jasa satya lancana Karya Satya dari Presiden atas prestasi, dedikasi
dan loyalitas dalam masa tertentu, yaitu 10 tahun, 20 tahun dan 30 tahun.
 Pengajuan diberikan setiap kali mendapatkan tanda jasa Satya Lancana
Karya Satya, dan diajukan pada semester/perioda dimana tanda jasa tersebut
diberikan.
b) Bukti Fisik
 Copy Surat Keputusan Pemberian Tanda Jasa dan Piagam tanda jasa.
 Disahkan oleh pimpinan unit kerja.
c) Pemberian Angka Kredit.
 Angka Kredit didasarkan atas jumlah masa kerja yang diberikan piagam
penghargaan.

Page 48 of 49
 Tanda jasa untuk 10 tahun diberikan angka kredit 3.
 Tanda jasa untuk 10 tahun diberikan angka kredit 2.
 Tanda jasa untuk 10 tahun diberikan angka kredit 1.

d) Pelaksana
 Instruktur semua jenjang (Terampil maupun Ahli)

6) Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya yang tidak sesuai dengan bidang


tugas/kejuruannya.
a) Kriteria
 Gelar kesarjaan lain yang tidak sesuai dengan bidang tugas/kejuruannya
dimaksudkan adalah gelar kesarjanaan yang karena kemauan dan
kemampuan Instruktur untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan melak\njutkan pendidikan sehingga memperoleh gelar kesarjanaan
lagi atau setingkat lebih tinggi namun tidak sesuai dengan bidang
keahlian/kejuruan Instruktur.
 Gelar kesarjanaan setingkat lebih tinggi, misalnya dari D. II mendapatkan D.
III atau D. IV/S.1 namun tidak sesuai dengan dengan bidang
keahlian/kejuruan Instruktur.
 Gelar kesarjanaan yang setingkat dengan yang telah dimilikinya, misalnya
dari D. III Listrik mendapatkan lagi D. III Otomotive, atau D. III Sekretaris.
b) Bukti Fisik
 Copy Ijazah yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang.
c) Pemberian Angka Kredit.
 Angka Kredit didasarkan atas jenjang pndidikan formal yang ditamatkan.
 Ijazah/gelar tingkat Sarjana S.1/D. IV tidak sesuai kejuruan/bidang keahlian
diberikan angka kredit 5.
 Ijazah/gelar tingkat Sarjana Muda/Akademi/D. III tidak sesuai
kejuruan/bidang keahlian diberikan angka kredit 3.
d) Pelaksana
 Instruktur semua jenjang (Terampil maupun Ahli)

641605675.doc

Page 49 of 49

Anda mungkin juga menyukai