Anda di halaman 1dari 3

PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK

UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON

PENGERTIAN UMUM

PENDAHULUAN

Empat elemen kompetensi yang telah ditentukan dalam SKKNI Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan
Beton, yaitu :

1. Menetapkan bahan/material yang akan digunakan untuk membuat perkerasan jalan beton.
2. Menerapkan rancangan campuran beton untuk membuat perkerasan jalan beton.
3. Menerapkan ketentuan sambungan memanjang, sambungan ekspansi melintang atau sambungan
kontraksi melintang.
4. Menerapkan ketentuan tentang pengecoran beton dan percobaan penghamparan.

1. Pengertian Umum

Spesifikasi Teknik adalah bagian dari Dokumen Pelelangan yang berisi ketentuan-ketentuan
mengenai persyaratan teknis pekerjaan yang dilelangkan. Persyaratan Teknis tersebut mencakup :

• persyaratan teknis bahan baku,


• persyaratan teknik bahan olahan,
• persyaratan teknis cara pelaksanaan pekerjaan termasuk persyaratan teknis peralatan yang
dipergunakan, dan
• persyaratan teknis produk akhir yang harus dicapai. Dapat dikatakan bahwa Spesifikasi Teknik
merupakan standar mutu yang ingin dicapai dari hasil Pekerjaan yang dilelangkan. Dalam tahap
pelaksanaan Kontrak, Spesifikasi Teknik menjadi lampiran Kontrak yang wajib dilaksanakan oleh
Kontraktor Pelaksana

2. Ruang Lingkup

Lingkup Materi Unit Kompetensi ini meliputi Penerapan Spesifikasi Teknik Pekerjaan Perkerasan
Jalan Beton, yaitu pembuatan lapisan perkerasan beton semen-portland, sebagaimana disyaratkan
dengan ketebalan dan bentuk penampang melintang seperti yang tertera pada Gambar Rencana.
Perkerasan jalan beton terdiri dari plat beton semen (slab) yang bersambungan (tidak menerus)
dengan atau tanpa tulangan, atau plat beton menerus dengan tulangan, yang terletak di atas lapis
pondasi bawah, tanpa atau dengan lapisan aspal beton (AC) sebagai lapis permukaan.
Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka plat beton tersebut dianggap sebagai lapis pondasi
(base course), dan di atasnya dapat dilapisi dengan aspal beton (hot mix asphalt) sebagai lapis
permukaan (surface course), sedangkan di bawahnya terdapat lapis pondasi bawah (subbase course)
yang terdiri dari lapisan lean concrete atau agregat.
Struktur perkerasan jalan beton dan bagian-bagiannya :

Lapis pondasi bawah dalam struktur perkerasan jalan beton tidak selalu dipasang,
tergantung dari kondisi tanah dasarnya, dan pada umumnya didesain untuk tidak ikut menahan
beban (non struktural). Toleransi dimensi untuk perkerasan jalan beton harus dimonitor dengan
pengukuran ketinggian (levelling) dan penggunaan “Crown Template dan Straight Edge” berukuran
panjang 3 meter. Pemeriksaan ketinggian untuk menetapkan ketebalan plat beton harus dilakukan
dengan jarak antara maksimum 10 meter dari poros ke poros.

Jenis-jenis Perkerasan Beton Semen :


1) Perkerasan beton semen dengan sambungan tanpa tulangan
Unreinforced/Plain Concrete Pavement / JPCP);
2) Perkerasan beton semen dengan sambungan dengan tulangan (Jointed Reinforced Concrete
Pavement / JRCP);
3) Perkerasan beton semen menerus (tanpa sambungan) dengan tulangan (Continuously Reinforced
Concrete Pavement / CRCP);
4) Perkerasan beton semen pratekan (Prestressed Concrete Pavement / PCP).

3. Penetapan Bahan Pokok Beton

Air
• Air yang dipergunakan untuk beton harus diuji sesuai dengan SNI 03- 6817-2002 (AASHTO T26).
• Jika dapat diminum, maka air tersebut dapat dipakai untuk pembuatan perkerasan jalan beton
tanpa melalui pengujian laboratorium.

Semen
• Semen yang digunakan memenuhi SNI 15-2049-1994 (AASHTO M85) kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan
IV. Terkecuali diperkenankan oleh Konsultan Pengawas, bahan tambahan (aditiv) yang dapat
menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan.
• Hanya satu merk semen portland yang dapat digunakan di dalam proyek.
• Admixture (Bahan Tambah / Aditiv) tidak boleh digunakan tanpa persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.

1). Agregat
• Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan.
• Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992
tentang Metode Pengujian Kotoran Organik dalam Pasir untuk Campuran Mortar dan Beton dan
harus memenuhi sifat-sifat lainnya.

2. Penetapan Baja Tulangan


• Baja tulangan (reinforcing steel) harus sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Struktur Beton dan
detailnya tertera pada Gambar Rencana.
• Tulangan baja harus sesuai dengan persyaratan dari AASHTO M 35, AASHTO M 221 dan AASHTO M
31. Penetapan Bahan Pengisi Sambungan, Membran Kedap Air dan Bahan Perawatan Beton Bahan
Pengisi Sambungan (Joint Filler) harus sesuai dengan persyaratan AASHTO ybs. Membran Kedap Air
harus sesuai dengan persyaratan AASHTO Bahan Perawatan Beton harus sesuai dengan persyaratan
AASHTO

Anda mungkin juga menyukai