Anda di halaman 1dari 2

II.

Antisipasi Penanganan Terhadap Diagnosis & Masalah Potensial

Identifikasi diagnosa atau masalah potensial dibuat setelah mengidentifikasi diagnosa


atau masalah kebidanan yang berdasarkan data ada kemungkinan menimbulkan
keadaan yang gawat. Langkah ini membutuhkan antisipasi dan bila mungkin
dilakukan pencegahan. Diagnosa potensial dan masalah potensial yang mungkin
terjadi pada ibu akseptor KB. Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Membutuhkan antisipasi, bila mungkin dilakukan pencegahan. Penting untuk
melakukan asuhan yang aman (Kemenkes, 2017).

III. Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera,Konsultasi,Kolaborasi Dengan Nakes


Lain Serta Rujukan Berdasarkan Kondisi Klien

Tahap ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera, baik tindakan intervensi,
tindakan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, atau rujukan
berdasarkan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses
penatalaksanaan kebidanan yang terjadi dalam kondisi emergensi. Pada langkah ini
mungkin saja diperlukan data baru yang lebih spesifik sehingga mengetahui penyebab
langsung masalah yang ada serta diperlukan tindakan segera untuk mengetahui
penyebab masalah. Jadi tindakan segera bisa juga berupa observasi/pemeriksaan.
Beberapa data mungkin mengidentifikasi situasi yag gawat dimana bidan harus
bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa (Yanti, 2017).

IV.Menyusun Rencana Asuhan Yang Menyeluruh Atau Komprehensif

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah kelimadilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya. Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam
manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya
rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Kaji ulang apakah semua rencana
asuhan telah dilaksanakan (Estiwadani,dkk, 2008;h. 138).

V. Pelaksanaan Langsung Asuhan Secara Efisien dan Aman

Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima
dilaksanakan secara aman dan efisien. Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap bertanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam kondisi dimana bidan berkolaborasi
dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan
bidan dalam penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab
terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut (Megasari
dkk., 2015).

VI. Mengevaluasi Efektifitas Diri Asuhan Kebidanan Yang Diberikan

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar telah dipenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut dapat dianggap efektif dalam
pelaksanaannya (Zulvadi,2013).

S : Data Subyektif Data ini diperoleh melalui anamnesa.

O : Data Obyektif Hasil pemeriksaan klien dan pemeriksaan pendukung lainnya.

A : Assessment Interpretasi berdasarkan data yang terkumpul dibuat kesimpulan.

P : Penatalaksanaan Merupakan tindakan dari diagnosa yang telah dibuat.

Anda mungkin juga menyukai