Anda di halaman 1dari 37

KATA PENGANTAR

Kepala Desa selaku Kepala Pemerintah di Desa Bedanten adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan Desa dan mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan kekayaan
Desa.
Kewenangan kekuasaan pengelolaan keuangan Desa adalah menetapkan kebijakan tentang
pelaksanaan APBDes, menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang Desa,
menetapkan
kuasa pengguna anggaran/barang milik Desa, menetapkan bendahara penerimaan dan atau
bendahara pengeluaran, menetapkan petugas yang bertugas melakukan pemungutan
penerimaan Desa, menetapkan petugas yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan
piutang di Desa, menetapkan petugas yang bertugas melakukan pengelolaan barang
milik Desa,
serta koordinator pengelolaan keuangan desa bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas
kepala

Kepala Desa.

Dengan pertimbangan sebagaimana tersebut diatas, Kepala Desa sebagai penyelenggara


Pemerintahan Desa mempunyai tugas, wewenang, kewajiban dan hak tugas
menyelenggarakan
Pemerintahan Desa meliputi urusan Pemerintahan, urusan Pembangunan, urusan
Kemasyarakatan serta melaksanakan urusan-urusan lainya yang menjadi kewenangan Desa

mencakup :

a. Urusan Pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul Desa
b. Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten yang diserahkan
pengaturanya kepada Desa

C. Tugas pembantuan dari Pemerintah

Dengan telah berakhirnya Tahun Anggaran 2020, bersama ini kami sampaikan
pelaksanaan kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa berupa Keputusan Kepala Desa
tentang Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa Akhir Tahun Anggaran,
untuk

selanjutnya sebagai bahan kajian kinerja selama 1 (satu) tahun, oleh Badan
Permusyawaratan
Desa.
Apabila didalam pembahasan terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Kepala Desa Akhir Tahun Anggaran ini terdapat hal-hal yang belum jelas dan
membutuhkan

penjelasan kami selaku Kepala Desa akan memberikan penjelasan-penjelasan sesuai


hasil

evaluasi Badan Permusyawaratan Desa demi kelangsungan kemajuan Desa.

Demikian untuk menjadikan maklum, terima kasih.

Bedanten, 28 Desember 2020

Kepala Desa Bedanten

(ABDUL MAJID, S.PD.I)


KEPUTUSAN KEPALA DESA BEDANTEN
KECAMATAN BUNGAH
KABUPATEN GRESIK
NOMOR : 141/10/437.113.15 /2020

TENTANG

LAPORAN PENYELENGGARAAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DESA BEDANTEN

Menimbang :

Mengingat

KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK


TAHUN ANGGARAN 2020

KEPALA DESA BEDANTEN

A Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15, Pasal 37 ayat (2) dan

Pasal 99 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa,


maka perlu menyusun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,


maka perlu menetapkan Keputusan Kepala Desa tentang Laporan

Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa Bedanten Kecamatan

Bungah Kabupaten Gresik Tahun Anggaran 2020.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah menjadi Undang-
undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 108
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548).

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan


antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 4438).
10

11

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran

Negara Republik Indonesia tahun 2005 Nomor 158, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2006

tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4503).

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang


Pedoman, Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Penggunaan Keuangan
Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2003 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri.

Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 12 Tahun 2006 tentang


Pemerintahan Desa.

Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 20 Tahun 2006 tentang


Pengelolaan Keuangan Desa.

Peraturan daerah Kabupaten Gresik Nomor 22 Tahun 2012 tentang


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2013.

Peraturan Bupati Gresik Nomor 02 Tahun 2017 tentang Pedoman Teknis


Pelaksanaan Alokasi Dana Desa Tahun 2017.

Keputusan Bupati Gresik Nomor : 145/337/HK/437.12/2017 tentang


Besaran Alokasi Dana Desa Tahun 2017.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : Laporan Penyelenggaraan Pertanggungjawaban Kepala Desa Bedanten


Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik Tahun Anggaran 2020 sebagaimana
tersebut dalam Lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban sebagaiamana dimaksud dalam


Diktum KESATU dibuat dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
melalui Badan Permusyawaratan Desa, sebagai bagian dari pelaksanaan tugas
dan kewajiban Kepala Desa.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Bedanten
Pada Tanggal 28 Desember 2020
Kepala Desa Bedanten
ABDUL MAJID, S.PD.I
Tembusan :

1. Camat Bungah

3.
$

2. Ketua BPD Desa Bedanten


LAMPIRAN — : KEPUTUSAN KEPALA DESA BEDANTEN
NOMOR : 141/10/437.113.15 /2020
TANGGAL :28 Desember 2020

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DESA BEDANTEN


AKHIR TAHUN ANGGARAN
BABI PENDAHULUAN

A. Dasar Hukum
B. Gambaran Umum Desa

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

A. Misi Dan Visi


B. Strategi Dan Arah Kebijakan Desa (Rpjmdes)
C. Prioritas Pembangunan Desa Tahun 2020

BAB III KEWENANGAN DESA

A. Urusan Hak Asal Usul Desa


B. Urusan Pemerintahan Yang Diserahkan Kebupaten

BAB IV TUGAS PEMBANTUAN

A. Tugas Pembantuan Yang Diterima


B. Tugas Pembantuan Yang Diberikan

BAB V PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN LAINYA

Kerjasama Antar Desa

Kerjasama Dengan Pihak Ke Tiga

Pencegahan Dan Penanggulangan Bencana


Penyelenggaraan Ketentraman Dan Ketertiban Umum

Oon

BAB VI INFORMASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BEDANTEN TAHUN 2020

A. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa


B. Bagan Struktur Pemerintah Desa Bedanten

Bedanten, 28 Desember 2020

Kepala Desa Bedanten

ABDUL MAJID, S.pD.i


LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
AKHIR TAHUN ANGGARAN 2020

BAB I

PENDAHULUAN

Desa memuat visi dan misi Kepala Desa, arah kebijakan pembangunan Desa serta
rencana
kegiatan yang meliputi bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa.
RPJMDes antara lain berisi tentang sumberdaya yang diperlukan, keluaran dan dampak
yang
tercantum didalam dokumen rencana ini merupakan indikasi yang hendak dicapai dan
bersifat
fleksibel. Peran dan fungsi Desa sebagaimana yang telah disepakati sebagai
pandangan Kepala

Desa tentang pembangunan periode sebelumnya, serta posisi dan muatan RPJMDes yang

disusun dalam mencapai visi Desa.

Rencana pembangunan jangka menengah Desa Bedanten sebagai dokumen perencanaan


pembangunan desa dalam kurun waktu 6 (Enam) Tahun yang ditetapkan untuk memberikan
arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen daerah (Pemerintah, Masyarakat
dan
Dunia Usaha) didalam mewujudkan cita-cita dan tujuan yang sesuai dengan visi dan
misi dan
arah pembangunan, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh masing-masing pelaku

. pembangunan bersifat senergis, koordinatif dan melengkapi satu dengan yang lainya
didalam

satu pola sikap dan pola tindak.

Pembangunan Jangka Menengah Desa Bedanten Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik


2019-2025 merupakan kelanjutan dan pembaharuan dari tahap pembangunan sebelumnya,
rencana pembangunan jangka menengah Desa Bedanten diarahkan untuk memberikan fokus
yang semakin tajam dan tepat guna menyelesaikan permasalahan-permasalahan bidang
penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat desa, sebagai desa agraris dalam
dimensi

waktu 6 (Enam) Tahun serta mempercepat pencapaian tujuan pembangunan secara


Nasional.
Dengan adanya rencana pembangunan jangka menengah Desa Bedanten diharapkan akan
terwujud koordinasi semakin baik, terciptanya integrasi, singkronisasi dan sinergi
antar pelaku
pembangunan (stakeholders) antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintahan
mauun
dengan Kabupaten dengan Provinsi dan Pusat. Diharapkan pula akan terbangun
keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, pada sisi
yang

lain mampu mengoptimalkan partisipasi masyarakat.


Tujuan disusunya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) antara lain :

1. Untuk meningkatkan pelaksanaan bidang penyelenggaraan Pemerintah Desa,


Pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa dan Pemberdayaan
Masyarakat Desaserta Pelayanan kepada masyarakat yang lebih berdaya guna, serta
untuk lebih memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja pemerintah desa sebagai
wujud pertanggungjawaban dalam mencapai visi dan misi dan tujuan pemerintahan
desa.

2. Memberikan kemudahan bagi pemerintah dan instansi yang berkompetensi dalam


melaksanakan program program pembangunan sebab di RPJMDes telah memuat
seluruh Aspirasi Masyarakat.

3. Memberikan gambaran nyata bagi terlaksananya arah pembangunan ditahun tahun


mendatang.

4. Menjaring aspirasi masyarakat agar pembangunan kedepan bisa benar-benar berguna


dan manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat secara keseluruhan.

5. Diharapkan dengan adanya Rencana Kerja Pembangunan Jangka Menengah Desa


Pembangunan kedepan berorientasi kepada kepentingan masyarakat luas dan tidak

berdasarkan kepentingan politik dan kekuasaan.

A. DASAR HUKUM

Dasar Hukum pembuatan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana diubah dengan Undang-undang
Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 32
tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4548).
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438).

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4587).

. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2006 tentang Pembinaan


dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4503).

. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2003 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Dalam Negeri.

i Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 12 Tahun 2006 tentang Pemerintahan


Desa.

. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pengangkatan


dan Pemberhentian Perangkat Desa.

. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 3 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 4 tahun 2010 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Desa.

. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 8 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis

Pengangkatan Perangkat Desa.


BAB II

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

Visi dan Misi

Proses penyusunan RPJM Desa Bedanten sebagai pedoman program


kerja pemerintah Desa Bedanten Ini Dilakukan Oleh Lembaga-lembaga Tingkat

Desa Dan Seluruh Warga Masyarakat Desa Bedanten Maupun Para Pihak Yang

Berkepentingan.

RPJM Desa adalah pedoman program kerja untuk masa lima tahun yang
merupakan turunan dari sebuah cita-cita yang ingin dicapai di masa depan oleh
segenap warga Masyarakat Desa Bedanten. Cita-Cita Masa Depan Sebagai Tujuan
Jangka Panjang Yang Ingin Diraih Desa Bedanten merupakan arah kebijakan dari
RPJM Desa yang dirumuskan setiap lima tahun sekali. Cita-Cita Masa Depan Desa
Bedanten Disebut Juga Sebagai Visi Desa Bedanten. Adapun RPJM Desa yang
dibuat pada tahun 2013 telah dirubah yang kedua kalinya pada Tahun 2016.

Walaupun visi Desa Bedanten secara normatif menjadi tanggung jawab


kepala Desa, namun dalam penyusunannya melibatkan segenap warga Bedanten
melalui rangkaian panjang diskusi-diskusi formal dan informal. Visi Desa Bedanten
semakin mendapatkan bentuknya bersamaan dengan terlaksananya rangkaian
kegiatan dan musyawarah yang dilakukan untuk penyusunan RPJM Desa. Dalam
momentum inilah visi Desa Bedanten yang merupakan harapan dan doa semakin
mendekatkan dengan kenyataan yang ada di Desa dan masyarakat. Kenyataan
dimaksud merupakan potensi, permasalahan, maupun hambatan yang ada di Desa

dan masyarakatnya, yang ada pada saat ini maupun ke depan.

Bersamaan dengan penetapan RPJM Desa Bedanten dirumuskan dan

ditetapkan juga Visi Desa Bedanten sebagai berikut :

“ Mewujudkan Bedanten Menjadi Desa Yang Agamis, Demokratis,

Berbudaya, Terpelajar, Sehat, Aman Dan Sejahtera “

Keberadaan Visi ini merupakan cita-cita yang akan dituju di masa


mendatang oleh segenap warga Desa Bedanten. Dengan visi ini diharapkan akan
terwujud masyarakat Desa Bedanten yang maju baik dalam pelayanan masyarakat,
bidang pertanian dan perikanan maupun yang lainnya sehingga bisa mengantarkan

kehidupan masyarakat yang rukun dan makmur. Di samping itu, diharapkan juga
akan terjadi inovasi pembangunan desa di dalam berbagai bidang utamanya
pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan, pertukangan, dan kebudayaan

yang ditopang oleh nilai-nilai keagamaan.

Hakekat Misi Desa Bedanten merupakan turunan dari Visi Desa


Bedanten. Misi merupakan tujuan jangka lebih pendek dari visi yang akan
menunjang keberhasilan tercapainya sebuah visi. Dengan kata lain Misi Desa
Bedanten merupakan penjabaran lebih operatif dari Visi. Penjabaran dari visi ini
diharapkan dapat mengikuti dan mengantisipasi setiap terjadinya perubahan
situasi dan kondisi lingkungan di masa yang akan datang dari usaha-usaha

mencapai Visi Desa Bedanten.

Untuk meraih Visi Desa Bedanten seperti yang sudah dijabarkan di atas,
dengan mempertimbangan potensi dan hambatan baik internal maupun eksternal,

maka disusunlah Misi Desa Bedanten sebagai berikut :

-b

. Mewujudkan Masyarakat yang beriman serta Berakhlagul Karimah.

2. Mewujudkan kehidupan Masyarakat yang Tertib, Aman dan Damai.

3. Mewujudkan Keadilan dengan menjunjung tinggi Hak serta Kewajiban.

4. Mewujudkan Pelestarian Budaya Masyarakat.

5. Meningkatkan kwalitas pelayanan Pendidikan Formal maupun Non Formal.

6. Mewujudkan sarana penunjang peningkatan Kependudukan Bidang Olahraga

dan Seni Budaya.


7. Meningkatkan Kesehatan dan Keindahan Lingkungan.

8. Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat dengan berperan sebagai

Motivator,Dinamisator serta Mediator dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (

DUDI)
Motto

" MUDAH, LANCAR DAN RAMAH “


II. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DESA

Kebijakan pembangunan desa yang hendak dicapai dalam 5 (lima) tahun ke depan

meliputi 3 aspek mendasar, yaitu :

1. Peningkatan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat.

Pelayanan kebutuhan dasar masyarakat yang diutamakan adalah dalam bidang pelayanan
pendidikan dan kesehatan, seperti :

a. Meningkatkan Wajib belajar anak didik 9 tahun, dengan mempertahankan kondisi


masyarakat yang sudah bebas dari buta huruf,

b. Revitalisasi MCK, sanitasi dan drainase rumah tangga:

C. Meningkatkan pelayanan kesehatan di Poskesdes memberikan pelayanan pengobatan


gratis bagi RTM, melengkapi alat-alat kesehatan ibu, anak dan lansia,

d. Revitalisasi peran dan fungsi Posyandu.

2. Mengoptimalkan potensi pertanian dan perikanan


a. Meningkatkan peralatan nelayan yang selama ini masih menggunakan peralatan
secara
tradisional:
b. Perbaikan pola tanam:
C. Mengupayakan pupuk dan bibit murah (pupuk organik) dengan memanfaatkan limbah
ternak yang ada,
d. Perbaikan pola tanam, intensifikasi yang dikoordinasikan melalui Dinas perikanan
dan

Kelautan.

3. Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pengembangan usaha kecil dan mikro


a. Mengembangkan kelompok-kelompck simpan pinjam yang tersebar di tingkat desa,
terutama kelompok perempuan,
b. Mengupayakan kerja sama dengan pemodal, pasar dan sumber bahan baku:

C. Meningkatkan keterampilan usaha melalui pelatihan-pelatihan keterampilan dan


kewirausahaan.

RENCANA KERJA TAHUNAN DESA

Rencana Kerja Tahunan Desa sebagai penjabaran visi, misi dan program
Desa berpedoman pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKP-Daerah). RKP-
Desa antara lain berisi tentang sumber daya yang diperlukan, keluaran dan
dampak. Keluaran dan dampak yang tercantum di dalam dokumen rencana ini
merupakan indikasi yang hendak dicapai dan bersifat tidak kaku, peran dan fungsi

desa sebagaimana yang telah disepakati, pandangan Kepala Desa tentang


pembangunan periode sebelumnya, serta posisi dan muatan rancana kerja

tahunan yang disusun dalam mencapai visi Desa.

Maksud disusunnya rencana kerja tahunan adalah sebagai pedoman bagi


setiap perangkat desa dalam menyusun sasaran, program dan kegiatan
pembangunan desa. Tujuan disusunnya rencana kerja tahunan adalah untuk
meningkatkan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan
kepada masyarakat yang lebih berdaya guna, serta untuk lebih memantapkan
pelaksanaan akuntabilitas kinerja pemerintah desa sebagai wujud

pertanggungjawaban dalam mencapai visi, misi, dan tujuan pemerintah desa.

Tujuan Rencana Kerja Tahunan

Tujuan penyusunan Dokumen Rencana Kerja Tahunan secara partisipatif adalah

sebagai berikut :

a. Agar desa memiliki dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang

berkekuatan hukum tetap.

b. Sebagai dasar/pedoman kegiatan atau pelaksanaan pembangunan di desa.

Manfaat Rencana Kerja Tahunan

a. Lebih menjamin kesinambungan pembangunan di tingkat desa.

b. Sebagai pedoman dan acuan pembangunan desa.

c. Pemberi arah kegiatan pembangunan tahunan di desa.

d. Menampung aspirasi yang sesuai kebutuhan masyarakat dan dipadukan


dengan program pembangunan supra desa.

e. Dapat mendorong partisipasi dan swadaya dari masyarakat.

ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DESA

Pendapatan Desa
Dalam rangka meningkatkan kemandirian desa maka arah kebijakan
berkaitan dengan penerimaan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan Pendapatan Asli desa dengan upaya —upaya sebagai berikut :

» Meningkatkan pendapatan dari hasil usaha desa dengan cara :

# Mengoptimalkan Badan usaha milik desa

e Mengotimalkan pendapatan dari pengelolaan kekayan desa


e Memperbesar

partisipasi

kontribusi pembangunan desa

e Mengintesifkan swadaya masyarakat desa

masyarakat

dalam memberikan

2. Menggalang dan memperbesar bantuan pihak ketiga dengan cara :

» Menggali pendanaan dari masyarakat di perantauan yang berhasil

$» Menggalang pendanaan dari pihak ketiga (Investor)

III. PRIORITAS PEMBANGUNAN DESA TAHUN 2020


Menjawab Permasalahan yang dihadapi masyarakat Desa Bedanten pada
umumnya masalah bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, sosial

budaya, pemerintahan, koperasi dan usaha masyarakat serta bidang kelautan

sebagai berikut :

Program Prioritas Pembangunan Desa

Peningkatan pelayanan di bidang pendidikan.

Peningkatan pelayan di bidang kesehatan.

Program lingkungan hidup.

1.
2
3. Program sarana dan prasarana.
4
5

Progran sosial budaya.

Bidang penyelenggaraan pemerintaah desa

542.113.000.00

528.640.269.68

Bidang Pelaksanaan pembangunan desa


854.624.000.00 494.624.000.00
Bidang pembinaan Masyarakat 41.119.000.00 41.119.000.00
Bidang Pemberdayaan Masyarakat 84.000.000.00 80.000.000.00
Aa en Opa Bencana DaruratDan | co 449,000.00 669.440.000.00
JUMLAH BELANJA 2.191,296.000.00 1.813.823.269.68
Surplus/ (Devisit) (64.291.863.46) (305.491.705.25)
BAB III
KEWENANGAN DESA

A. URUSAN HAK ASAL USUL DESA

Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah yang dimaksud Desa adalah Kesatuan masyarakat Hukum yang memiliki batas-
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui Pemerintahan
Negara Republik Indonesia.

Dalam kontek penyelenggaraan Pemerintahan Desa, dalam melaksanakan tugas


pelayanan, pembangunan desa, serta pembinaan masyarakat maka desa selain memiliki
sumber Pendapatan Asli Desa sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, Desa juga berhak untuk mendapatkan Alokasi Dana Desa
Umum yang diterima oleh Daerah.

Di Era Otonomi, Pemerintahan Desa Bedanten juga melaksanakan kegiatan


Otonomi tersebut. Indikatornya adalah penggalian potensi desa yang ada, namun usaha
tersebut masih jauh dari harapan Pemerintah Desa Bedanten karena masih kurangnya
faktor dukungan dan faktor pendanaan.

a. Pelaksanaan Kegiatan

Program-program kegiatan Pembangunan Desa dilakukan dengan usulan-


usulan dari tingkat RT yang dimusyawarahkan, dan ditampung pada kegiatan
RW, kemudian antar RW mengadakan Musrenbangdes ketingkat Desa. Semua
program kegiatan ini dijadikan Bank Data Kegiatan Pembangunan berkala.

Kegiatan pembangunan Fisik untuk Desa Bedanten masih sekitar Sarana


dan Prasarana yang mengacu pada Dokumen Musrenbangdes, mengingat bahwa
Desa Bedanten sebelumnya telah merealisasi Pengadaan Air Bersih dan
Pembangunan Tembok Penahan Tanah untuk Sungai, maka kegiatan sarana dan
prasarana yang lain masih menjadi Prioritas ataupun Agenda Kegiatan
pembangunan Fisik Desa, yang pelaksanaanya sepenuhnya oleh masyarakat itu
sendiri.

Dari Pemerintah Desa hanya sebagai penampung atau jembatan


penghubung kemudian usulan tersebut dimasukkan dalam agenda

Pembangunan. Dan yang lebih penting lagi adalah melihat Keuangan yang ada,

karena faktor ini mendukung sepenuhnya dari berbagai kegiatan yang ada.
b. Tingkat Pencapaian
Keberhasilan suatu Pembangunan di Desa tidak lepas dari peran serta
masyarakat, dengan dukungan swadaya pun belum mampu atau belum bisa
diukur berhasil apabila pelaksanaan pembangunan tersebut hanya
mengandalkan swadaya. Intinya harus ada kebersamaan, saling pengertian,
saling percaya dan saling mempunyai rasa memiliki

Cc. Satuan Pelaksanaan Kegiatan Desa


Dalam Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Bedanten
pelaksanaanya mengacu pada Peraturan Bupati Kabupaten Gresik Nomor 08
Tahun 2014. Mengingat luas wilayah maka Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintahan Desa Bedanten menggunakan pola maksimal, semua pelaksanaan
kegiatan Pemerintahan sesuai dengan aturan yang berlaku. Dari Kepala Desa
hingga ke RT/RW berjalan dengan baik, begitu juga dengan lembaga-lembaga
Desa yang ada, pelaksanaan kegiatanya sesuai dengan pekerjaanya masing-
masing yang telah diatur menggunakan Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintahan Tahun 2017.

d. Data Perangkat Desa


Desa Bedanten dibagi menjadi 13 Rukun Tetangga (RT) dan 4 Rukun Warga (RW).

Berikut diterangkan data Nama-nama Perangkat Desa Bedanten :

a. Kepala Desa Bedanten : ABDUL MAJID, S.PD.I

b. Sekretaris Desa : AHMAD UBAIDAH

c. Kaur Umum : ALIYATUS SA'ADAH, S.Pd.I

d. Kaur Keuangan : MUHAMMAD IMRON, S.Pd.I

e. Kaur Perencanaan : ADY ACHMAD ALI WAHYU, S.Pd


f. Kasi Pemerintahan : MASBUHIN, M.Pd

g. Kasi Kesra dan Pemberdayaan : AINUR ROFIO

h. Kasi Pelayanan : SARIROTUN NAOIYAH, S.Kom

e. Alokasi dan Realisasi Anggaran

Semua Anggaran yang telah dituangkan dalam APBDes sering kali belum bisa
sesuai rencana, kejadian ini tidak terjadi hanya di Desa Bedanten, diwilayah yang
lain juga keadaanya tidak jauh berbeda. Semua pelaksanaan kegiatan di Desa
dana di alokasikan pada pekerjaan-pekerjaan yang dianggap perlu dan darurat,
pekerjaan yang pelaksanaanya menggunakan dana yang besar diajukan ke

Pemerintah Kabupaten Gresik, realisasi pekerjaan pembangunan di Desa


menunggu anggaran yang telah di sah-kan, dan apabila masih kurang/lebih

diadakan perunbahan anggaran sesuai dengan ketentuan.

Proses Perencanaan Pembangunan

Dalam pelaksanaan Pembangunan di Desa Bedanten, sistem gotong royong


masih berjalan dan terus dipertahankan, dalam hal ini gotong royong masih
menjadi sarana kerjasama antar wargadan menjalin kebersamaan dalam
pelaksanaan pembangunan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dilakukan terlebih
dahulu diadakan musyawarah antara pelaksana kegiatan beserta elemen
masyarakat ditingkat RT, selanjutnya hasil musyawarah tersebut dilaporkan ke
tingkat RW dan Desa, kemudian dalam Musrenbang dimasukan kedalam agenda
pembangunan dan didata menjadi rencana kerja tahunan desa, selanjutnya
dimasukkan kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dengan
usulan dari masyarakat dan diprioritaskan pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai
dengan kemampuan desa.

Sarana dan Prasarana

Dalam rangka pemerataan pembangunan desa menuju kemandirian desa dan


meningkatnya kesejahteraan masyarakat desa, diperlukan partisipasi dari
seluruh masyarakat melalui pembangunan skala desa, untuk mendukung
pelaksanaan program tersebut diperlukan sumber dana yang dibutuhkan untuk
menjaga ataupun membangun sarana dan prasarana desa. Bangunan-bangunan
yang ada khususnya bangunan kantor, sarana umum, sarana ibadah dan lain-
lainya, sangat perlu adanya dana pemeliharaan, sedangkan bangunan yang
umumnya sudah lama pembangunanya perlu adanya renovasi/rehabilitasi,
sumber utama dalam pelaksanaan pembangunan di Desa Bedanten masih
mengandalkan Alokasi Dana Desa, Dana Desa dan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi
Daerah. Dan banyak manfaat yang dihasilkan dari kegiatan tersebut.

- Permasalahan dan Penyelesaian

Setiap pelaksanaan kegiatan pembangunan dipastikan ada kendala, ini


dikarenakan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pelaksanaan
pembangunan tersebut, sedangkan swadaya dan gotong royong sering kali
menemui jalan buntu.

Untuk menyelesaikan pelaksanaan kegiatan tersebut diadakan musyawarah agar


masyarakat mendukung sepenuhnya dan berpartisipasi lebih ditekankan kepada
masyarakat, agar semua masyarakat merasa ikut memiliki pada pekerjaan

tersebut dan diharapkan sesuai dengan rencana kerja yang ada. Semua
keputusan diserahkan kepada masyarakat dalam penggalian dana ataupun
swadaya. Partisipasi dan gotong royong ditekankan pada masyarakat dan
dilakukan sosialisasi pada masyarakat agar semua pelaksanaan pekerjaan

tersebut sesuai dengan rencana.

B. URUSAN PEMERINTAHAN YANG DISERAHKAN KABUPATEN

1. Pelaksanaan Kegiatan

2.

Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten


terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, urusan Pemerintahan wajib adalah
urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintahan Daerah
Kabupaten yang terkait dalam pelayanan dasar.
Keadaan Geografis Desa Bedanten merupakan desa yang terletak di dataran rendah,
yang setiap tahunya hampir dipastikan ada kiriman air tumpahan dari bengawan
solo maupun dari air hujan, hal ini dapat mempengaruhi atau mengakibatkan
kegagalan dalam kegiatan perikanan dan industri juga akan mempengaruhi jalanya
pelaksanaan pembangunan, penyelesaianya akan tidak sesuai dengan perencanaan
yang dicanangkan oleh Pemerintahan: Desa. Untuk itu segala perencanaan
pembangunan yang berskala besar di Desa diserahkan kepada Pemerintah
Kabupaten lewat RPJMDes, sedangkan kegiatan Pemerintahan Desa yang ber skala
kecil pelaksanaanya dilakukan oleh Desa. Ini disebabkan karena kecilnya Pendapatan
Asli Desa dan harapan kami semua perencanaan pembangunan yang tertuang dalam
RPJMDes terlaksana dan didukung dari pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik.
Tingkat Pencapaian
Keberhasilan program desa tidak lepas dari peran serta masyarakat yang nyata,
dipekerjaan ini semua elemen masyarakat desa harus bersatu padu dalam
melaksanakan semua pelaksanaan program desa. Dalam hal pelaksanaan
pembangunan fisik maupun non fisik sebetulnya sudah dirasakan berhasil, adapun
terdapat kekurangan merupakan hal yang sudah biasa didalam pelaksanaan suati
program desa. Dari Pemerintahan Desa Bedanten swadaya lebih ditekankan sekali
mengingat partisipasi mereka sangat dibutuhkan, namun dalam pelaksanaanya hal
tersebut juga sering terhambat, hal ini dikarenakan masih ada masyarakat yang
kurang pemahaman ataupun karena yang lainya, akan tetapi hal tersebut tidak

menjadi masalah bagi pelaksanaan program pembangunan maupun program yang


lainya.
3. Realisasi Program dan Kegiatan

Dalam rangka mendukung Program Pemerintah baik Pemerintah Provinsi maupun

Pemerintah Kabupaten, kami dari jajaran Pemerintahan Desa beserta lembaga-

lembaga yang ada di desa, senantiasa mendukung dan melaksanakan program

tersebut.

Berikut disampaikan data-data pembangunan desa tahun 2020 :

a. Untuk jalan Poros Desa dan Jalan Lingkungan setiap tahun akan diadakan
pemeliharaan guna melancarkan arus lalu lintas dan melancarkan perekonomian
masyarakat, dan akan dilakukan pembangunan pavingisasi bagi jalan lingkungan
yang belum tersentuh dengan adanya pavingisasi.

b. Pembangunan Drainase dikarenakan saluran Dranase yang ada sudah sangat


tidak layak untuk digunakan bagi masyarakat Desa Bedanten.

c. Pembangunan Tembok Penahan Tanah yang setiap tahunya terkikis oleh abrasi
air, agar tercipta kondisi lingkungan yang bagus dan sehat.

d. Pembangunan tambatan perahu untuk para nelayan di desa bedanten.

4. Satuan Pelaksanaan Kegiatan Desa

Dalam pelaksanaan setiap program Desa dari jajaran Pemerintahan Desa Bedanten
melaksanakan ketentuan yang ada, dari masing-masing Perangkat Desa hingga ke
tingkat RT dan satuan Lembaga Ketahanan Desa melaksanakanya, namun dalam
kegiatan masih terdapat hambatan-hambatan, keadaan tersebut memang tidak
hanya terjadi diwilayah Desa Bedanten. Untuk menyelesaikan permasalahan yang
ada di desa, maka dari Pemerintah Desa mengadakan musyawarah diantara
kelompok masyarakat tersebut, pekerjaanya dibagi menurut tugas, wewenang serta
jabatanya dalam setiap penyelesaian masalah di desa.

Alokasi dan Realisasi Anggaran

Semua pelaksanaan proyek-proyek fisik maupun non fisik, dana yang dianggarkan

bantuan kepada Kabupaten di data, proyek-proyek tersebut yang pendanaanya

berskala besar diserahkan kepada Kabupaten, untuk tunjangan dan upah minimum

Kabupaten dananya dikoordinasikan dengan pihak terkait dan sampai saat ini

berjalan dengan lancar san sukses.

Adapun keterlambatanya hanyalah karena permasalahan teknis, untuk kegiatan


pembangunan desa tidak hanya terbatas pada pembangunan fisik, namun
pelaksanaan kegiatan non fisik pun dianggarkan dalam RPJMDes. Segala

permasalahan yang menyangkut Pemerintahan Desa apabila tidak mampu akan

berkoordinasi dengan instansi yang terkait. Realisasi pelaksanaan program


Pemerintahan Desa tidak lepas dari tanggungjawab Pemerintahan Kabupaten selaku

pembina dan pembimbing dalam pelayanan pada masyarakat.

. Permasalahan dan Penyelesaian

Mengingat letak Desa Bedanten berbatasan dengan desa-desa yang ikut wilayah
Kecamatan Sidayu, sampai saat ini belum pernah ada permasalahan, masing-masing
sudah saling mengerti sesuai dengan kewenanganya. Dan dari pihak Pemerintah
Desa Bedanten sering mengadakan kerjasama untuk mengadakan program-program

Pembangunan terkait dengan kepentingan masyarakat umum.


BAB IV

TUGAS PEMBANTUAN

A. TUGAS PEMBANTU YANG DITERIMA

1. Dasar Hukum

Pelaksanaan Program Pemerintah baik pusat maupun Daerah senantiasa

dikoordinasikan dengan Pemerintahan Desa, karena salah satu fungsi Pemerintahan

Desa yadalah Pelayanan dan Perlindungan Masyarakat, dasar hukum tugas

pembantuan :

a.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana diubah
dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 tahun 2005 tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4548).

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan


antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indinesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438).

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 tentang


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004 — 2009 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11).

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4587).

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2006 tentang Pedoman Pembinaan


dan Pengawasan Penyelenggaraan dan Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 4503).

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2003 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri.


2.

Instansi Pemberi Tugas

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa tidak lepas dari Pembinaan dari pihak


Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Kabupaten, sesuai dengan kedudukanya
Pemerintah Desa merupakan pelaksana penyelenggaraan Pemerintahan. Dalam
pelaksanaan kegiatanya tugas-tugas pembantuan dilaksanakan sesuai dengan tugas
dan fungsinya, penyelenggaraan Pemerintahan Desa dilaksanakan sesuai
kewenanganya, karena Desa sesuai peraturan yang ada merupakan bagian dari
Pemerintah Kabupaten yang melaksanakan penyelenggaraan tugas umum
diantaranya pelaksanaan pembangunan, pemberdayaan masyarakat,
penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, pemeliharaan prasarana dan
fasilitas pelayanan umum dan pelaksanaan tugas pembantuan yang diberikan oleh
instansi terkait.

Pelaksanaan Kegiatan

Dengan memperhatikan dampak yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan


penyelenggaraan Pemerintahan, apabila dampak yang ditimbulkan bersifat lokal
maka maka urusan Pemerintahan tersebut di Desa Bedanten berpedoman pada
kebijakan Pemerintah Kabupaten, karena Pemerintahan Desa melaksanakan
kegiatanya mengacu pada peraturan perundang-undangan Kabupaten, sedangkan
dalam desa pelaksanaanya mengacu pada Peraturan Desa. Dalam melaksanakan
kegiatan Peraturan Desa kegiatanya tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa.

Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Dalam melaksanakan suatu peraturan, permasalahan pasti timbul karena dalam


pelaksanaanya terkadang ada sebagian masyarakat yang belum mengerti dan
memahami peraturan tersebut. Pelaksanaan kegiatan desa saat ini masih difokuskan
ke infrastruktur atau sarana dan prasarana masyarakat karena kegiatan ini
merupakan skala prioritas desa. Setelah pelaksanaan kegiatan sarana dan prasarana
fisik dewa dilaksanakan semua, barulah direncanakan kegiatan di sektor pertanian
terpadu, ekonomi masyarakat dan lingkungan penduduk, kegiatan pemugaran
rumah tidak layak huni dan yang lainya.

Sumber dan Jumlah Anggaran yang diperlukan

Dalam rangka pemerataan pembangunan desa menuju kemandirian desa serta


meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, perlu adanya partisipasi dari seluruh
warga masyarakat, untuk mendukung pelaksanaan program pembangunan desa dan

kegiatan lainya perlu didukung dengan dana yang diharapkan menjadi penyangga

utama pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa, sehingga


dalam hasilnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adapun anggaran
pembangunan tahun 2020 bersumber dari :

a. PAD (Pendapatan Asli Desa)

b. ADD (Alokasi Dana Desa)

c. DD (Dana Desa)

d. Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah

e. Pendapatan lain yang sah dan tidak mengikat.

. Satuan Pelaksanaan Kegiatan Desa

Pelaksanaan semua kegiatan pada dasarnya menggunakan data yang ada serta
pembagian tugas yang diberikan oleh instansi yang berkepentingan, dalam

kegiatanya pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh semua aparat desa sesuai dengan

tugas dan tanggungjawabnya.

. Sarana dan Prasarana

Pembangunan-pembangunan yang telah dilaksanakan ditahun yang lalu masih


banyak meninggalkan sisa pekerjaan yang belum selesai, hal ini terjadi dengan
adanya Kebijakan Pemerintah Desa, Pembangunan penyediaan Air Bersih, kebijakan
tersebut merupakan kebutuhan mendesak bagi masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan bagi masyarakat, dan anggaranya ditopang dengan dana swadaya
masyarakat.

Sumber dana yang didapat desa untuk saat ini yang rutin hanyalah dana dari Alokasi
Dana Desa, Dana Desa dan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah. Ditahun 2020 sisa
pembangunan fisik yang belum diselesaikan akan diselesaikan pada tahun
berikutnya, padahal semua perencanaan pembangunan yang sudah ada di RPJMdes
dialokasikan secara bertahap. Akibat yang terjadi semua perencanaan menjadi
mundur, untuk sarana dan prasarana fisik yang ada di Desa semuanya di inventarisir
dan didata tingkat kekurangan dan kebutuhan dananya.

. Permasalahan dan Penyelesaian

Sebagian pekerjaan didalam desa dalam pelaksanaanya masih banyak kekurangan-


kekuranganya, namun hal tersebut tidak berarti suatu pekerjaan tersebut tidak
selesai, kadang permasalahan yang timbul adalah teknis pelaksanaanya. Dalam
pelaksanaan semua anggaran yang telah tertuang dalam APBDes sering kali
mengalami hambatan, banyak rencana yang dilaksanakan masih kekurangan
pembiayaan, namun hal tersebut diselesaikan dengan baik walaupun dana yang
dipergunakan kurang. Untuk mencukupi kebutuhan pembiayaan Pemerintah Desa

pinjam pada pihak ke tiga dengan rencana pengembalian pinjaman tersebut dengan

Pendapatan Asli Desa yaitu hasil sewa Tanah Kas Desa dan usaha lain yang sah.
B. Tugas Pembantuan yang Diberikan

Dalam kontek penyelenggaraan Pemerintahan Desa semua pelaksanaan pekerjaan yang


telah tertuang dalam APBDes maupun RPJMDes dalam pelaksanaanya banyak
membutuhkan bantuan informasi dari instansi terkait, karena dalam teknis
pelaksanaanya sering kali informasi tersebut dibutuhkan karena manyangkut bidang
pelayanan pada masyarakat, bahkan juga dana-dana yang diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan anggaran dan yang lainya.

1. Dasar Hukum Kegiatan tersebut diantaranya :

a. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomer 4437), sebagaimana diubah dengan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi
Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548).

b. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara


Pemerintah Pusan dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438).

c. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Nasional 2004 — 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 11).

d. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4587).

e. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 2 Tahun 2010 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa.

2. Urusan Pemerintahan yang ditugas perbantukan


Pelaksanaan anggaran desa menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan
belanja pada tahun yang bersangkutan, dalam perencanaan mengandung arti bahwa
anggaran desa menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan
pada tahun yang bersangkutan, dalam pelaksanaan pengawasan diartikan bahwa
anggaran desa menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan

pemerintahan desa sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.


Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintahan desa menjadi alat
untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian
desa. Di Desa Bedanten pelaksanaan semua perencanaan dilaksanakan oleh
Perangkat dan Lembaga Desa yang berkepentingan dalam pelaksanaan perencanaan
tersebut. Untuk mengantisipasi semua pelaksanaan perencanaan yang tidak
berhasil, maka pihak Pemerintah Desa mengadakan koordinasi dengan instansi
Pemerintah Daerah yang berkepentingan untuk mendukung kegiatan desa tersebut.
. Sumber dan Jumlah Anggaran

Keuangan Desa dikelola secara tertib, saat pada peraturan perundang-undangan,

efisiensi, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan

memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat, serta


dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBDes
yang setiap tahun ditetapkan dengan Peraturan Desa.

Kepala Desa selaku Kepala Pemerintahan di Desa Bedanten adalah pemegang

kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan mewakili pemerintah desa dalam

kepemilikan kekayaan desa.

Kewenangan kekuasaan pengelolaan keuangan desa adalah :

a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDes.

b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang desa.

C. Menetapkan kuasa pengguna anggaran/barang milik desa.

d. Menetapkan bendahara penerimaan dan atau bendahara pengeluaran.

e. Menetapkan petugas yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan desa.

f. Menetapkan petugas yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang


di desa.

g. Menetapkan petugas yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik desa,


serta koordinator pengelolaan keuangan desa bertanggungjawab atas
pelaksanaan tugas kepada Kepala Desa.

Pada akhir tahun anggaran 2020, sumber dan pendapatan desa dalam anggaran

tercatat sebesar Rp. 1.813.823.269.68,- Dari realisasi pendapatan tersebut, dapat

dilaksanakan sehingga tidak terjadi perubahan anggaran. Tercapainya anggaran


dalam desa dapat dibuktikan dengan kerjasama antar lembaga yang ada sehingga

terwujudnya koordinasi dan sinergis, serta dukungan partisipatif dari sektor


swadaya

masyarakat dalam bentuk tenaga gotong royong juga sangat menentukan dalam

pelaksanaan pembangunan.
4. Sarana dan Prasarana

Dalam pelaksanaan anggaran diatas kegiatan sarana dan prasarana yang dalam
pelaksanaanya berjalan dengan lancar, dukungan masyarakat berpartisipasi gotong
royong sangat memuaskan, namun masih terdapat program yang tertunda akibat
melonjaknya harga material, dan pendapatan masyarakat berkurang, sehingga

rencana pelaksanaanya bersambung pada tahun berikutnya.


BAB V

URUSAN PEMERINTAHAN LAINYA

A. KERJASAMA ANTAR DESA

1. Desa yang diajak kerjasama

Dalam pelaksanaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang tertuang dalam

APBDes disebutkan bahwa semua pelaksanaan pelaksanaan pembangunan baik fisik

dan non fisik dituangkan tersendiri ke dalam RPJMDes. Pelaksanaan RPJMDes

mengacu pada APBDes yang ditetapkan setiap tahunya, dalam melaksanakan

kerjasama antar desa, di Desa Bedanten pada tahun 2020 telah melaksanakan

kegiatan pembangunan fisik berupa Tambatan Perahu, Pavingisasi Jalan Lingkungan

dan Rehabilitasi jalan Alternatif Desa.

2. Dasar Hukum

a.

Pasal 62 Peraturan Pemerintah Nomor 72 tentang Desa dan Peraturan Menteri


Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa, pedoman tentang
pembentukan dan mekanisme penyusunan peraturan desa, perlu diatur dengan
Peraturan Daerah.

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Nasional 2004 — 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 11).

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389).
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan
atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoensia Nomor 4548).
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 4587).
. Bidang Kerjasama

Dalam kegiatan kerjasama antar desa sebetulnya adalah merupakan kegiatan yang
telah direncanakan, namun dalam tahun 2019 telah terlaksana 2 (dua) kegiatan

berjalan dengan baik dan semua anggaranya sepenuhnya menggunakan anggaran

belanja Pemerintahan Desa Bedanten.

Nama Kegiatan

Untuk jenis pekerjaan tertentu akan diberi nama kegiatan sesuai dengan jenis dan
macam kerjasamanya diantara desa yang bersangkutan.

. Satuan Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan Kerjasama antar desa dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan jenis
kerjasamanya, dari Desa Bedanten sendiri dalam pelaksanaan kerjasamanya antar
desa dibentuk kepanitiaan, panitia telah dibentuk dengan Keputusan Kepala Desa
akan difungsikan dalam kegiatan kerjasama antar desa, panitia ini terdiri dari
Perangkat Desa, BPD, LKMD, Tokoh Perempuan dan Tokoh Masyarakat Terkemuka.

. Sumber dan Jumlah Anggaran

Kebutuhan dana dalam melaksanakan kerjasama antar desa disesuaikan dengan


jenis kegiatanya, sumber pendanaanya diambil dari dana-dana yang tertuang dalam
RPJMDes maupun APBDesa Bedanten, bentuk kerjasama tersebut berupa Pavingisasi

Jalan Poros Desa berbentuk pemeliharaan, kebetulan semua kegiatan pembangunan

ini menjadi kebutuhan masyarakat desa sekitar.

. Jangka Waktu

Kerjasama antar desa memerlukan pemikiran waktu yang panjang, karena semua
perencanaanya melalui beberapa tahapan dan persetujuan khususnya dari
masyarakat, karena dalam penentuan pendapat serta persetujuan sering ada
permasalahan maupun kendala, untung ruginya juga diperhitungkan dalam
melaksanakan kerjasama tersebut.

Hasil Kerjasama

Biasanya dari hasil kerjasama sebelumnya diadakan penandatanganan kerjasama. Di


Desa Bedanten tahun ini melaksanakan kerjasama antar desa dengan permasalahan

warga masyarakat, perselisihan warga antar desa dan lain sebagainya.

Permasalahan dan Penyelesaianya

Setiap permasalahan yang timbul dalam penyelesaianya dilaksanakan dengan azas


kekeluargaan, saat ini yang dilaksanakan kerjasama antar desa masih sekitar
kegiatan yang berkaitan dengan perbatasan, apabila terjadi perselisihan atau

sengketa antar warga desa maka penyelesainya melibatkan beberapa instansi terkait
dalam menyelesaikan permasalahan, dan apabila dalam musyawarah tersebut

belum berhasil maka diselesaikan ketingkat atasnya.

B. KERJASAMA DENGAN PIHAK KE TIGA


1. Mitra yang diajak kerjasama
Dalam pelaksanaan kerjasama antar desa bagi desa yang telah melaksanakan,
kendala teknis maupun pembiayaan sering terjadi dalam pelaksanaan kegiatan baik
yang fisik maupun yang non fisik, namun pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan
sesuai dengan rencana. Biasanya dalam pelaksanaan kegiatan dari desa dalam
proses pendanaan masih bekerjasama dengan Toko Material untuk jenis pekerjaan
pembangunan, kemudian dalam rangka pelaksanaan pekerjaan non fisik sebagai
contoh penyuluhan hukum, penyuluhan perikanan, penyuluhan kesehatan dan
lainya pihak desa mengadakan kerjasama dengan instansi tertentu sesuai dengan

bidang informasi yang akan dilaksanakan kegiatanya, dari pihak desa melaksanakan

koordinasi dengan instansi terkait


2. Dasar Hukum

a. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah


Kabupaten dan Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2930).

b. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) , sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan
atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548).

Cc. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik


Indonesia Nomor 4438).

d. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4587).
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Penataan
Lembaga Kemasyarakatan.

f, Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 5 Tahun 2007 tentang


Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Desa dan perubahan status Desa
menjadi Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Gresik Nomor 5 Tahun 2007).

8. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 3 Tahun 2007 tentang Badan


Permusyawaratan Desa.

h. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 2 Tahun 2010 tentang Susunan


Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa.

3. Bidang Kerjasama
Bidang kerjasama yang dilaksanakan dengan pihak lain tergantung dengan macam-
macam dan jenisnya, diantaranya untuk pelaksanaan pekerjaan pembangunan
mengadakan koorodinasi dengan Toko Material dan terkadang kepada CV ataupun
orang-orang yang berkepentingan dengan pelaksanaan kegiatan tersebut, baik
dalam bidang teknis maupun kekurangan alat ataupun bahan, untuk kegiatan
penyuluhan, pembinaan, pemberdayaan masyarakat maupun pelatihan dan
sebagainya, dari pihak desa mengadakan koordinasi dengan instansi yang
berkepentingan dalam bidangnya masing-masing, bahkan kepada pihak Pemerintah
Kabupaten jugan mengadakan koordinasi dalam rangka pelayanan pada masyarakat.
4. Nama Kegiatan

Dalam pelaksanaan kerjasama diberbagai bidang, setiap kegiatan ada nama dan
jenis kegiatanya, namun saat ini Desa Bedanten melaksanakan kegiatan tersebut
berdasarkan jenis dan bentuk kegiatan, yang biasa dilaksanakan adalah apabila
disuatu pekerjaan pembangunan kekurangan alat ataupun bahan, maka pihak desa
mengadakan koordinasi dengan badan usaha atau Toko Material tersebut maupun
pemborong bangunan.

5. Satuan Pelaksanaan

Untuk tugas yang diberikan kepada Perangkat Desa ataupun masyarakat desa, dari
desa membentuk tim untuk melaksanakan suatu kegiatan baik yang dikejasamakan
maupun yang bekerja didalam desa. Tim-tim tersebut bekerjasama dengan instansi
yang terkait dalam bidangnya masing-masing, tim desa terdiri dari Perangkat Desa,

tokoh masyarakat, tokoh perempuan, BPD, LKMD dan jumlahnya disesuaikan

dengan kebutuhan kegiatan.


6. Sumber dan Jumlah Anggaran
Dalam melaksanakan kegiatan suatu kerjasanama dana maupun anggaran diambil
dari dana kas desa maupun dana lainya yang sah, besaran dana tersebut disesuaikan
dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.

7. Jangka Waktu Kerjasama


Kerjasama antar desa memerlukan pemikiran dan waktu yang panjang, karena
semua perencanaanya melalui beberapa tahapan dan persetujuan khususnya dari
masyarakat, karena dalam penentuan pendapat serta persetujuan sering ada
permasalahan maupun kendala, untung ruginya juga diperhitungkan dalam
melaksanakan kerjasama tersebut, pelaksanaan kerjasama antar desa saat ini
pelaksananya waktu ataupun jangka waktu pelaksanaan disesuaikan dengan tingkat
dan jenis kebutuhan pekerjaan yang akan dilaksanakan bersama.

8. Hasil Kerjasama
Kerjasama yang dilaksanakan dengan pihak lain akan menumbuhkan rasa saling
membutuhkan, bahwa suatu desa membutuhkan kepentingan tertentu dengan desa
lainya, hal ini sesuai dengan program pembangunanj/rehabilitasi pavingisasi jalan
poros desa dan jalan alternative desa, namun dengan adanya kerjasama bersama
maka permasalahan tersebut akan terkondisikan.

9. Permasalahan dan Penyelesaian


Dalam suatu kerjasama permasalahan yang timbul biasanya karena kurang
kesepahaman dan keterbukaan dalam melaksanakan pekerjaan, lokasi dan tempat
juga bisa menjadi permasalahan. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut maka
pihak yang akan diajak kerjasama supaya diadakan sosialisasi kepada masing-masing
wilayahnya sebelum melaksanakan kegiatan tersebut, permasalahan yang timbul
ditulis dalam Berita Acara dan dimasukkan kedalam agenda kegiatan masing-masing
kelompok yang akan mengadakan kerjasama, kemudian dari instansi terkait

diikutkan untuk menfasilitasi kajadian-kejadian tersebut.

C. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA


1. Bencana yang terjadi dan penanggulanganya
Untuk penanggulangan bencana alam yang terjadi, dalam keadaan darurat
koordinasi dengan instansi terkait dioptimalkan dalam rangka penanganan bencana

yang terjadi. Berikut disampaikan alur pelaksanaan penanganan antisipasi bila

sewaktu ada bencana :

a. Dari setiap masing-masing wilayah RT dan RW, diharuskan mempunyai alat

tanda bahaya berupa kentongan.


b. Kemudian masyarakat diwilayah masing-masing setelah mendengar tanda
bahaya kentongan, diharuskan keluar rumah menuju lokasi kejadian yang
ditentukan oleh petugas.

c. Setelah mengetahui bencana atau kejadian apa yang terjadi, maka semua
masyarakat harus diikutsertakan membantu penanganan kejadian tersebut.

d. Penanganan bencana tidak hanya meliputibencana alam saja, namun bencana


yang lainya juga selalu dikoordinasikan dengan pihak yang terkait diwilayah
Kecamatan dan pihak Kabupaten umumnya.

2. Sumber dan Jumlah Anggaran

Dalam penanganan semua bencana alam memerlukan biaya yang besar, di Desa

Bedanten anggaran untuk penanganan bencana dimasukkan kedalam rencana kerja,

namun dana yang diambil sumbernya dari Pendapatan Asli Desa, dan apabila terjadi

dan tingkat kerusakan bencana tersebut besar maka biaya penanganan tersebut
diserahkan kepada pihak Kabupaten.
3. Antisipasi Desa

Dalam mengantisipasi kejadian bencana alam, di Desa Bedanten melaksanakan

ronda malam bergilir yang telah dilaksanakan setiap malam dan dikoordinir oleh

petugas Kasatgas Linmas Desa, ronda malam tersebut telah terjadwal dan disetiap

RT disediakan alat tanda bahayaberupa kentongan dan peralatan sederhana lainya.

4. Potensi Bencana yang terjadi

Geografis Desa Bedanten kondisinya terletak didataran rendah, potensi bencana

yang terjadi adalah banjir, angin ribut, kekeringan dimusim kemarau, kondisi ini

sangat merugikan bagi masyarakat yang berpenghasilan sebagai industri kerupuk

ikan karena hasil industri kerupuk tidak sesuai dengan harapan

D. PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM


1. Ganguan yang terjadi
Dalam melaksanakan ketertiban umum, di Desa Bedanten melaksanakan ronda
malam, untuk tahun 2020 gangguan keamanan disebabkan oleh pencurian tidak
ada, kerukunan masyarakat terjaga walaupun imbas program bantuan kepada
masyarakat terjadi kecemburuan sosial, namun hal tersebut dapat diatasi dan

diadakan pembinaan dan pemahaman tentang program bantuan dari Pemerintah

yang ditujukan kepada warga miskin desa.


2. Satuan pelaksana kegiatan desa
Dalam melaksanakan ketertiban umum, Pemerintah Desa Bedanten membentuk tim
yang bertugas menyelesaikan permasalahan, baik perselisihan warga maupun
kejadian lainya, tim tersebut terdiri dari Linmas dan unsur Perangkat Desa
Bedanten,
dalam penanganan permasalahan disetiap pelaksanaanya dibuat Berita Acara dan
dilaporkan ke Muspika Kecamatan Bungah.

3. Penanggulangan dan kendalanya


Penanggulangan ketertiban umum kadang mendapatkan hambatan, disini dijelaskan
bahwa dalam pelaksanaan proses mendamaikan perselisihan warga sering kali pihak
pelaksana mendapat kecaman maupun yang lainya, namun dalam hal ini tidak
menjadi permasalahan yang berarti bagi tim tersebut, kendala yang ada biasanya
dalam teknis menyelesaikan sengketa warga ditingkat RT/RW, karena keterbatasan
kemampuan pelaksana dan apabila terjadi permasalahan yang serius selalu
berkoordinasi dengan pihak Muspika Kecamatan Bungah.

4. Keikutsertaan Aparat Keamanan dalam Penanggulangan


Dalam menyelenggarakan ketertiban umum, pihak Pemerintah Desa Bedanten selalu
berkoordinasi dengan Muspika Kecamatan Bungah, dan hingga saat ini di Desa
Bedanten keadaanya sangat kondusif, aman terkendali.

5. Sumber dan Jumlah Anggaran |


Pelaksanaan penyelenggaraan ketertiban umum dalam APBDes tidak dicantumkan,
mengingat permasalahan tersebut sifatnya lokal maka Pemerintah Desa hanya

membantu seadanya dalam menyediakan anggaran dana untuk program tersebut.


BAB VI
INFORMASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BEDANTEN

KECAMATAN BUNGAH TAHUN 2020

A. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

a.

Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten


terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan Pemerintahan wajib adalah
urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintahan Daerah
Kabupaten yang terkait dalam pelayanan dasar, dalam hal pelaksanaan kegiatanya
Pemerintahan Desa banyak sekali pekerjaan-pekerjaan yang sering kurang berhasil,
keadaan geografis Desa Bedanten terletak didataran rendah dan setiap tahunya
dipastikan adanya banjir dari luapan air bengawan solo maupun air hujan.

Sedangkan pelaporan-pelaporan data seringkali terlambat karena masih


kurangnya dukungan fasilitas perkantoran yang memadai, keberhasilan pelaksanaan
program desa tidak lepas dari dari peran serta masyarakat yang nyata, dipekerjaan
ini semua elemen masyarakat desa harus bersatu padu melaksanakan semua
pelaksanaan program desa, dalam hal pelaksanaan program pembangunan fisik
maupun non fisik sebetulnya sudah dirasakan berhasil, adapun terdapat
kekuranganya merupakan hal yang biasa didalam pelaksanaan suatu program desa.

Pelaksanaan ADD, Dana Desa dan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Tahun
2020 dana yang dianggarkan untuk program pembangunan sepenuhnya diserahkan
ke wilayah yang membutuhkan, dari Pemerintahan Desa Bedanten swadaya lebih
ditekankan sekali mengingat partisipasi mereka sangat dibutuhkan demi
terwujudnya pembangunan parsitipatif. Namun dalam pelaksanaanya hal tersebut
juga sering terhambat, hal ini dikarenakan masih ada masyarakat yang kurang
pemahaman ataupun karena yang lainya, akan tetapi hal tersebut tidak menjadi
masalah bagi pelaksanaan program pembangunan maupun program yang lainya
Dalam rangka mendukung program pemerintah baik Pemerintah Provinsi maupun
Pemerintah Kabupaten, kami dari jajaran Pemerintah Desa beserta lembaganya
senantiasa mendukung dan melaksanakan program tersebut. Namun pelaksanaanya
juga banyak kendala, dari posisi desa yang berada di daerah dataran rendah serta
kondisi SDM masyarakat Desa Bedanten yang masih rendah, menjadikan kondisi
tersebut masih merupakan kendala dalam pelaksanaan Pemerintahan Desa.

Pemerintah Desa dalam pelaksananya sehari-hari semua perencanaan kegiatan

dikoordinasikan dengan pihak Kecamatan, dan apabila perlu dengan pihak


Kabupaten, dalam hal ini sesuai dengan kewenanganya jajaran Pemerintahan Desa
menyelenggarakan pelaksanaan program dari semua instansi yang terkait dalam
menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan pelaksanaanya.

. Urusan Hak Asal-usul Desa

Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


yang dimaksud Desa adalah Kesatuan masyarakat Hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui
Pemerintahan Negara Republik Indonesia.

Dalam kontek penyelenggaraan Pemerintahan Desa, dalam melaksanakan tugas


pelayanan, pembangunan desa, serta pembinaan masyarakat maka desa selain
memiliki sumber Pendapatan Asli Desa sesuai dengan Undang-undang Nomor 32
tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Desa juga berhak untuk mendapatkan
Alokasi Dana Desa Umum yang diterima oleh Daerah.

Di Era Otonomi, Pemerintahan Desa Bedanten juga melaksanakan kegiatan Otonomi


tersebut. Indikatornya adalah penggalian Korea desa yang ada, namun usaha
tersebut masih jauh dari harapan Pemerintah Desa Bedanten karena masih
kurangnya faktor dukungan dan faktor pendanaan.

Tugas Pembantuan

Dalam kontek penyelenggaraan Pemerintahan Desa semua pelaksanaan pekerjaan


yang telah tertuang dalam APBDes maupun RPJMDes dalam pelaksanaanya banyak
membutuhkan bantuan informasi dari instansi terkait, karena dalam teknis
pelaksanaanya sering kali informasi tersebut dibutuhkan karena manyangkut bidang
pelayanan pada masyarakat, bahkan juga dana-dana yang diperlukan untuk

mendukung pelaksanaan anggaran dan yang lainya.

Anda mungkin juga menyukai