Disusun oleh :
Kelompok D-1
LEMBARAN PENUGASAN
Tinggi Air : 40 Cm
Kecepatan Pengaduka : 170 Rpm ; 570 Rpm ; 970 Rpm.
Laju Alir Udara : 1,5 ; 2,5 ; 3,5
Range Waktu : Setiap 1 Menit (Dimulai dari 0 menit)
Tabel 1.1 Data Dissolved Pada Laju Alir 1,5 Dengan Variasi Kecepatan
Pengadukan Udara Terhadap Waktu.
Waktu Dissolved Oxygen (mg/L)
Laju Alir Udara
(Menit) 170 570 970
0 6,39 6,80 6,77
1 6,42 6,84 6,78
2 6,45 6,86 6,81
3 6,48 6,92 6,86
4 6,51 6,94 6,89
5 6,54 6,98 6,94
6 6,57 7,02 6,96
7 6,6 7,05 7,00
8 6,63 7,09 7,03
9 6,66 7,12 7,07
10 6,69 7,16 7,11
11 6,72 7,20 7,14
12 6,75 7,23 7,18
13 6,78 7,23 7,18
14 6,81 7,23 7,18
15 6,84
1,5
16 6,87
17 6,9
18 6,93
19 6,96
20 6,99
21 7,02
22 7,05
23 7,08
24 7,11
25 7,14
26 7,17
27 7,2
28 7,23
29 7,26
30 7,26
31 7,26
Tabel 1.2 Data Dissolved Pada Laju Alir 2,5 dengan Variasi Kecepatan
Pengadukan Udara Terhadap Waktu
Waktu Dissolved Oxygen (mg/L)
Laju Alir Udara
(Menit) 170 570 970
0 6,7 6,81 6,87
1 6,71 6,83 6,88
2 6,76 6,84 6,90
3 6,78 6,86 6,91
4 6,81 6,87 6,93
5 6,84 6,89 6,94
6 6,87 6,90 6,96
7 6,90 6,92 6,97
8 6,93 6,93 7,03
9 6,96 6,95 7,07
10 2,5 6,99 6,96 7,11
11 7,02 6,98 7,11
12 7,05 6,99 7,11
13 7,08 7,12
14 7,11 7,12
15 7,14 7,12
16 7,17
17 7,20
18 7,23
19 7,23
20 7,23
Tabel 1.3 Data Dissolved Pada Laju Alir 3,5 dengan Variasi Kecepatan
Pengadukan Udara Terhadap Waktu.
Waktu Dissolved Oxygen (mg/L)
Laju Alir Udara
(Menit) 170 570 970
0 6,82 6,84 6,92
1 6,85 6,88 6,95
2 6,86 6,89 6,99
3 6,88 6,92 7,02
4 6,90 6,95 7,06
5 3,5 6,92 6,97 7,09
6 6,94 7,00 7,09
7 6,96 7,02 7,09
8 6,98 7,05
9 7,00 7,07
10 7,02 7,10
Tabel 1.3 Data Dissolved Pada Laju Alir 3,5 dengan Variasi Kecepatan
Pengadukan Udara Terhadap Waktu (Lanjutan).
Waktu Dissolved Oxygen (mg/L)
Laju Alir
(Menit) 170 570 970
11 7,04 7,10
12 7,06 7,10
13 7,08
14 7,10
15 3,5 7,12
16 7,14
17 7,16
18 7,16
19 7,16
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 2.3 Nilai KLa Pada Variasi Kecepatan Pengaduk Terhadap Waktu.
Waktu Laju Alir Dissolved Oxygen (mg/L)
(Menit) Udara 170 Rpm 570 Rpm 970 Rpm
0 0 0 0
1 0,0923 0,1670 0,1941
2 0,0626 0,1067 0,2653
3 0,0647 0,1225 0,2958
4 0,0671 0,1375 0,4336
3,5
5 0,0697 0,1386 0
6 0,0725 0,1592 0
7 0,0758 0,1684 0
8 0,0795 0,2061
9 0,0837 0,2399
Tabel 2.3 Nilai KLa Pada Variasi Kecepatan Pengaduk Terhadap Waktu
(Lanjutan).
Waktu Laju Alir Dissolved Oxygen (mg/L)
(Menit) Udara 170 Rpm 570 Rpm 970 Rpm
10 0,0887 0
11 0,0947 0
12 0,1019 0
13 0,1113
14 0,1239
3,5
15 0,1427
16 0,1771
17 0
18 0
19 0
2.2 Pembahasan
Air tanah mengalami kontak dengan berbagai macam material yang
terdapat dalam bumi sehingga pada umumnya air tanah mengandung kation dan
anion terlarut dari ebebrapa senyawa anorganik. Ion – ion yang sering ditemui di
air tanah adalah besi (Fe) dan mangan (Batara dkk, 2017).
Adanya kandungan besi dan mangan dalam airdapat menyebabkan warna
air menjadi kuning – coklat setelah beberapa saat kontak dengan udara. Kadar Fe
dalam air yang diperbolehkan adalah 0,3 mg/L dan Mn yang diperbolehkan dalam
air adalah 0,1 mg/L (La Abu dkk, 2017).
Untuk menghilangkan kandungan besi dan zat – zat pengorot lainnya
digunakan proses aerasi. Proses aerasi adalah proses yang berfungsi untuk
meningkatkan kadar oksigen didalam air guna menyisihkan bahan organic yang
ada didalam air buangan (Rosariawati dkk, 2018).
Sumber utama oksigen dalam air berasal dari difusi udara pada permukaan
air, kecepatan difusi udara bergantung pada beberapa factor salahsatunya sanitasi.
Dibandingkan dengan aturan standar mutu untuk air higenis, sanitasi
membutuhkan para,eter lebih lanjut sehingga mendapatkan mutu yang lebih baik
(Hadisaute, 2015).
Pada praktikum ini digunakan variasi laju alir udara yaitu 1,5 ; 2,5 ; dan
3,5 pada kecepatan pengaduk dengan variasi 170 Rpm ; 570 Rpm ; dan 970 Rpm.
Parameter yang diukur adalah dissolved oxygen, bilangan antara penyerapan
udara dalam air dan akan didapat nilai koefisien gas/ nilai KLa.
7.1
7
6.9
6.8 170 Rpm
6.7 570 Rpm
6.6 970 Rpm
6.5
6.4
0 5 10 15 20 25
Waktu (Menit)
Gambar 2.1 Hubungan antara keceptan pengaduk dengan nilai Dissolved Oxygen
Berdasarkan Gambar 2.1 dapat kita lihat bahwa semakin lama waktu
pengadukan yang dilakukan maka akan semakin tinggi nilai Dissolved Oxygen
(DO) yang mana pada menit pertama sudah terlihat kenaikan nilai dissolved
oxygen hingga akhirnya konstan. Dari gambar tersebut juga dapat dilihat bahwa
semakin besar kecepatan pengaduk maka semakin cepat pula konsentrasi
dissolved oxygen mencapai keadaan konstan. Hal ini dikarenakan kecepatan
pengadukan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi besarnya persentase
degradasi dimana factor itu juga berpengaruh terhadap efisiensi transfer oksigen
selama proses aerasi terjadi (Prasetio dan Hasmina, 2015).
2.2.2 Pengaruh Laju Alir (Flow Rate) Udara Terhadap Nilai Dissolved Oxygen
Pada percobaan ini sampel yang digunakan adalah air keran dengan tiga
variasi laju alir udara yaitu 1,5 ; 2,5 ; dan 3,5. Percobaan ini bertujuan untuk
melihat bagaimana pengaruh laju alir udara terhadap nilai dissolved oxygen.
Adapun pengaruh laju alir udara terhadap nilai dissolved oxygen dapat dilihat pada
gambar 2.2 berikut ini.
7.4
7.2
Dissolved Oxygen (mg/L)
5.8
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Waktu (Menit)
Gambar 2.2 Pengaruh laju alir udara terhadap nilai dissolved oxygen
Dari Gambar 2.2 dapat dilihat bahwa adanya kenaikan dari nilai Dissolved
Oxygen yang terjadi pada setiap variasi laju alir udara. Dapat dilihat juga bahwa
peningkatan nilai dissolved oxygen terjadi secara signifikan pada setiap variasi
laju alir udara. Adanya peningkatan nilai dissolved oxygen disebabkan karena
adanya peningkatan laju alir udara itu sendiri, dimana semakin tinggi laju alir
udara berarti semakin tinggi pula debit udara dan kedalaman air sehingga
menyebabkan semakin sering udara mengalami kontak dengan air dan menjadi
penyebab terjadinya kenaikan pada nilai dissolved oxygen (Batara dkk, 2017).
Waktu (Menit)
Dari Gambar 2.3 dapat dilihat bahwa grafik mengalami kenaikan per
satuan waktu, dimana nilai koefisien transfer gas yang diperoleh dapat dilihat dari
persamaan y = 0,0016x + 0,0284, sehingga didapat nilai K La pada t = 1 menit ; 2
menit ; 3 menit secara berturut – turut yaitu 0,0190 ; 0,0601 ; dan 0,0545. Sesuai
dengan yang dikatakan Harfadli (2019), bahwa KLa merupakan koefisien transfer
gas secara keseluruhan dan memiliki satuan perwaktu dimana hubungan antara
konsentrasi dan waktu tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan
ln ( Cs -C ) = ln ( Cs - Ct ) - K L a . t . Dan juga koefisien transfer gas ini dipengaruhi
oleh konsentrasi oksigen terlarut, waktu aerasi, tekanan dan debit udara.
BAB III
KESIMPULAN
Amri, K., Muchlizar., dan Asep, M. 2018. Variasi Bulanan Salinitas, pH, dan
Oksigen Terlarut di Perairan Estuari Begkalis. Majalah Ilmiah Globe. 2
(21) : 57 – 66.
Batara, K., Badrus, Z., dan Wiharyanto, O. 2017. Pengaruh Debit Udara dan
Waktu Aerasi Terhadap Efisiensi Penurunan Besi dan Mangan
Menggunakan Diffuser Aerator pada Air Tanah. Jurnal Teknik
Lingkungan. 6 (1): 1 – 10.
Harfadli, M.M, M. Nur I.L.S, dan Indah C.N. 2019. Estimasi Koefisien Transfer
Oksigen (KLa) pada Metode Aerasi Fine Bubble Diffuser : Studi Kasus
Pengolahan Air Lindi TPA Manggar Kota Balikpapan. Jurnal Sains
Terapan. 5(2) : 108.
La Abu, Bahrin dan Armid. 2017. Pengolahan Air Sumur Gali dengan metode
aerasi filtrasi menggunkaan aerator gelembung dan saringan pasir cepat
untuk menentukan kadar besi (Fe) dan Mangan (Mn). Jurnal Aplikasi
Fisika. 13(2) : 38 – 40.
Prasetio, M.A., dan Hasmina, R.F. 2015. Kajian Pengaruh Kecepatan Aerasi dan
Waktu Inkubasi Terhadap Kemampuan Konstanta Bakteri Fridgen
dalam Mendeteksi Limbah Cair di Industri Peternakan Kota Malang.
Jurnal ONEJ. 2 (1) : 29 – 37.
Rosariawati, F., Iwa, W., dan Tuha, H.R. 2018. Peningkatan Efektifitas Aerasi
dengan Menggunakan Mikro Bable Generator. Jurnal Teknik Linkungan.
8(2) : 88 – 97.
LAMPIRAN A
CONTOH PERHITUNGAN
A.1 Menghitung Koefisien dengan Laju Alir 3,5 Pada 170 Rpm
Rumus :
cs - ct
ln = - KL a . t
cs - co
A.1.1 Koefisien Pada Waktu 1 Menit
Diketahui :
Co = 6,82 Ct = 6,85
Cs = 7,16 t=1
7,16 - 6,85
ln = - K La . 1
7,16 - 6,82
-0,0923 = - KL a
K L a = 0,0923