Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAWAT BENDRAT DAN SERAT

IJUK PADA BETON K-225 TERHADAP KUAT GESER

Hekmatyar Aslamthu Haq1


Relly Andayani2
1,2
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Gunadarma,
1,2
{hekmatyar07, rellyand}@staff.gunadarma.ac.id

Abstrak

Beton memiliki kuat geser yang lebih rendah dibandingkan dengan kuat tekannya. Kuat
geser beton dapat diperbaiki dengan menambahkan serat secara homogen untuk
mencegah terjadinya retakan yang terjadi terlalu dini, sehingga kemampuan beton untuk
menahan gaya geser meningkat. Serat yang mudah didapat di Indonesia adalah serat
kawat bendrat dan serat ijuk. Penambahan serat kawat bendrat mengurangi workability
lebih besar dibandingkan dengan serat ijuk, oleh karena itu dilakukan pencampuran
antara keduanya dengan kombinasi 0,25% serat kawat bendrat + 0,75% serat ijuk (1);
0,5% serat kawat bendrat + 0,5% serat ijuk (2) dan 0,75% serat kawat bendrat + 0,25%
serat ijuk (3) dari volume beton. Benda uji untuk kuat geser berbentuk balok dengan
dimensi 37x10x10 cm sebanyak 12 buah. Uji kuat geser dilakukan dengan mesin
dongkrak hidraulis dengan dial gauge. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
tegangan geser tertinggi didapat oleh beton dengan kombinasi 3 dengan nilai kuat geser
rata-rata meningkat 83,63% dari kuat geser beton tanpa serat, sedangkan untuk beton
dengan kombinasi 2 meningkat 43,80% dan untuk beton dengan kombinasi 1 meningkat
13,05%.

Kata kunci: Beton Serat, Serat Kawat Bendrat, Serat Ijuk, Kuat Geser

THE EFFECT OF BENDRAT FIBER AND PALM FIBER INCREMENT


ON K-255 CONCRETE TOWARD SHEAR STREGHT

Abstract

The shear strength of concrete is lower than the compressive strength. It can
improve by adding fiber as reinforcement in order to prevent early cracks on
concrete and increase the shear capacity. Bendrat and palm can be use as fiber in
Indonesia. Bendrat fiber reduce the workability of concrete larger than the palm
fiber, therefore, it mixed with combination of 0,25% bendrat fiber + 0,75% palm
fiber (1); 0,5% bendrat fiber + 0,5% palm fiber (2) and 0.75% bendrat fiber +
0.25% palm fiber (3) of concrete’s volume. 37x10x10 cm beam used as shear
strength specimens. Shear stress carried by the hydraulic jack and dial gauge.
The results showed the highest shear strength is combination 3 with average of
shear strength is 1,383 MPa or increased 83.63% from concrete with 0% fiber.
Combination 2 has average shear strength 1,08 MPa or increased 43,80% and
combination 1 is 0,85 MPa, or increased 13,05%.

Keywords: Fiber Reinforced Concrete, Bendrat Fiber, Palm Fiber, Shear


Strength

76 Jurnal Desain Konstruksi Volume 16 No.1, Juni 2017


PENDAHULUAN kaca (glass) dan karbon (carbon) dan
serat sintetik serta fiber dari bahan alami
Beton merupakan bahan bangunan yang dapat dipakai adalah ijuk, jerami,
yang popular di Indonesia karena bahan- serabut kelapa dan lainnya pada beton
bahannya mudah didapat, aplikasinya yang lebih dikenal dengan beton serat,
mudah dan harganya pun relatif murah. membuktikan bahwa sifat-sifat yang ku-
Beton memiliki kelemahan, salah satunya rang baik dari beton seperti sifat getas,
adalah kapasitasnya dalam menahan gaya praktis tidak mampu menahan tegangan
geser. Hal ini dapat diperbaiki dengan tarik dan ketahanan yang rendah terhadap
penambahan tulangan baja ataupun serat- beban kejut dapat diperbaiki.
serat yang terdiri dari bahan-bahan ter- Tujuan dari penelitian ini adalah
tentu, namun beton serat masih belum mengetahui dan menganalisis pengaruh
dikenal aplikasinya di Indonesia. Bahan peng-gabungan serat kawat bendrat dan
serat yang dapat digunakan untuk serat ijuk terhadap kuat geser dan kuat
memperbaiki kelemahan beton menurut tekan beton dengan komposisi penam-
laporan American Concrete Institute bahan serat 0,25% kawat bendrat +
(ACI) Committee 544 (1982) adalah baja 0,75% ijuk; 0,5% kawat bendrat + 0,5%
(steel), plastik (polypropylene), kaca ijuk; dan 0,75% kawat bendrat + 0,25%
(glass) dan karbon (carbon) serta fiber ijuk.
dari bahan alami yang dapat dipakai
adalah ijuk, jerami, serabut kelapa dan METODE PENELITIAN
lainnya. Alternatif bahan lain yang mudah
didapat dan memiliki harga yang relatif Objek Penelitian
murah di Indonesia adalah kawat bendrat. Objek yang dipakai dalam pene-
Penelitian beton serat atau beton litian ini adalah beton serat yang meru-
fiber sudah dilakukan diantaranya oleh pakan campuran homogen dari semen
Apriyatno Henry (2010), Abdul Halim Portland tipe 1, agregat kasar berupa batu
(2011), A M Shende dan A M Pande dan pecah/ kerikil, agregat halus berupa pasir
M Gulfam Pathan (2012), Ngudiyono beton, air bersih, kawat bendrat dan serat
(2012), Agustinus Wahjono (2013), ijuk dengan dimensi 37 x 10 x 10 cm
Komal Chawla dan Bharti Tekwani dimana dimensi yang dipakai sesuai
(2013), Kolawole Adisa Olonade dan dengan standar ASTM C293 untuk
Adewale Donyinsola Alake (2013), Raja- pengujian kuat geser. Serat yang dipakai
rajeshwari B Vibhuti dan Radhakrishna dalam pencampuran beton adalah serat
dan Aravind N (2013), Wahyudi dan kawat bendrat dan serat ijuk dengan
Edison dan Ariyanto (2013). Dari persentase penambahan 0,25% serat
penelitian-penelitian tersebut diperoleh kawat bendrat + 0,75% serat ijuk; 0,5%
hasil bahwa penggunaan fiber mampu serat kawat bendrat + 0,5% serat ijuk dan
memperbaiki sifat-sifat mekanik beton 0,75% serat kawat bendrat + 0,25% serat
seperti kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, ijuk. Untuk beton serat ditambahkan
kuat lentur, daktilitas dan ketahanan kawat bendrat dengan panjang 70 mm
terhadap kejut. dan serat ijuk dengan panjang 50 mm
Penelitian yang dilakukan ACI sebesar 1% dari volume beton. Perincian
Committee 544 mengenai penambahan benda uji dapat dilihat pada tabel 1.
serat baja (steel), plastik (polypropylene),

Haq, Andayani, Pengaruh Penambahan ... 77


Tabel 1. Perincian Benda Uji
Kode Benda Dimensi Beton Jenis Serat Kadar Serat Jumlah benda
Uji (Berdasarkan volume) uji (28 hari)
Beton A 37 x 10 x 10 cm Tanpa serat 0% 3
Beton B 37 x 10 x 10 cm Serat kawat bendrat 0,25% 3
Serat ijuk 0,75%
Beton C 37 x 10 x 10 cm Serat kawat bendrat 0,5% 3
Serat ijuk 0,5%
Beton D 37 x 10 x 10 cm Serat kawat bendrat 0,75% 3
Serat ijuk 0,25%
Jumlah 12

Metode Pengujian Kuat geser sulit untuk ditentukan


Pengujian bahan-bahan pembentuk secara eksperimental dibandingkan kuat
beton meliputi percobaan semen, perco- mekanis lainnya karena kesulitan meng-
baan air, percobaan agregat halus (pasir) isolasi geser dari kuat tekan lain. Kuat
dan percobaan agregat kasar (kerikil). geser dalam berbagai studi eksperimental
Perancangan perbandingan campuran menunjukkan variasi 20% hingga 85%
beton uji coba dilakukan dengan meng- dibandingkan dengan kuat tekan.
gunakan metode Department of Environ- (Edward G. Nawy).
ment (DOE) yang dimuat dalam SK SNI Percobaan tegangan geser dapat
T – 15 – 1990 – 03 dengan nilai kuat menggunakan sistem pembebanan center-
tekan beton yang disyaratkan pada umur point loading dimana dari percobaan ini
28 hari sebesar 22,5 MPa. didapat nilai beban yang digunakan untuk
Kuat geser adalah kekuatan suatu mendapatkan nilai kuat geser beton
komponen struktur atas penampang yang dengan persamaan 1.
berfungsi untuk menahan gaya luar salah P
σ geser = (1)
satunya gaya transversal. Dalam mene- A
rima gaya transversal, balok akan meng- Dimana:
hasilkan momen dan gaya geser. Gaya σgeser = Tegangan geser (MPa)
geser akibat beban transversal dapat P = Beban maksimum pada dial (N)
dilihat pada gambar 1. A = Luas bidang geser (mm2)

Gambar 1. Gaya Geser Akibat Beban Transversal Pada Balok

78 Jurnal Desain Konstruksi Volume 16 No.1, Juni 2017


HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3 menunjukkan nilai slump
dari hasil pemeriksaan.
Bahan Penyusun Beton
Tabel 2 menunjukkan hasil pemeriksaan Tegangan Geser Beton
bahan penyusun beton. Dari hasil percobaan didapatkan nilai
kuat geser rata-rata beton dapat dilihat
Pengujian Beton Segar pada Tabel 4.

Tabel 2. Data Sifat Fisis Agregat


Pemeriksaan Agregat
Halus Kasar
Kadar Air 9,81% 4,34%
Berat Jenis 2,53 2,45
Penyerapan 4,16% 3,63%

Tabel 3. Nilai Slump


Komposisi Serat Nilai Slump (cm)
Tanpa serat 7
0,75% serat ijuk + 0,25% serat kawat 4,3
0,5% serat ijuk + 0,5% serat kawat 4
0,25 serat ijuk + 0,75% serat kawat 3,6

Tabel 4. Kuat Geser Beton Uji dengan berbagai Kombinasi Serat


Benda Uji Kombinasi Beban P Luas Penampang Tegangan Geser
(kN) (mm2) (MPa)
Beton A Tanpa Serat 7,5 10000 0,75
Tanpa Serat 7,6 10000 0,76
Tanpa Serat 7,5 10000 0,75
Beton B 0,25% serat kawat + 7,8 10000 0,78
0,75% serat ijuk
0,25% serat kawat + 10 10000 1
0,75% serat ijuk
0,25% serat kawat + 7,75 10000 0,775
0,75% serat ijuk
Beton C 0,5% serat kawat + 12,5 10000 1,25
0,5% serat ijuk
0,5% serat kawat + 10 10000 1
0,5% serat ijuk
0,5% serat kawat + 10 10000 1
0,5% serat ijuk
Beton D 0,75% serat kawat + 12,5 10000 1,25
0,25% serat ijuk
0,75% serat kawat + 15 10000 1,5
0,25% serat ijuk
0,75% serat kawat + 14 10000 1,4
0,25% serat ijuk

Haq, Andayani, Pengaruh Penambahan ... 79


Gambar 2. Grafik Tegangan Geser berdasarkan Kombinasi Serat

Berdasarkan gambar 2 terlihat bah- dibandingkan dengan serat natural.


wa beton dengan kombinasi serat 0,75% Sehingga dapat meningkatkan tegangan
kawat + 0,25% ijuk memiliki tegangan geser pada beton lebih besar.
geser yang paling tinggi dibandingkan Dari hasil pengujian tegangan geser
dengan beton dengan kombinasi lainnya. juga diperoleh nilai perpendekan benda
Hal ini menunjukkan bahwa serat kawat uji sehingga dapat dibuat grafik tegangan
memberikan peningkatan kuat geser lebih regangan beton seperti yang tersaji pada
baik dibandingkan dengan serat ijuk. Hal gambar 3.
ini dikarenakan serat kawat bendrat Luasan di bawah kurva tegangan
memiliki kekuatan ikatan (bond strength) regangan juga menunjukkan kemampuan
di dalam beton yang lebih baik diban- beton dalam menyerap energi selama pro-
dingkan dengan serat ijuk. Selain itu ses pembebanan. Semakin besar luasan di
berdasarkan laporan ACI Committee 544- bawah kurva semakin daktail beton
1R-96 serat kawat memiliki modulus tersebut. Besarnya luasan di bawah kurva
elastisitas dan kuat tarik yang lebih tinggi dapat dilihat pada tabel 5.

Gambar 3. Grafik Tegangan Regangan Beton

80 Jurnal Desain Konstruksi Volume 16 No.1, Juni 2017


Tabel 5. Peningkatan Kemampuan Menyerap Energi Pada Beton Normal dan Beton Serat
Jenis Luasan di bawah Peningkatan Keterangan
Beton kurva (mm2) (%)
Beton A 8,0 x 10-4 - Beton tanpa serat
Beton B 1,1 x 10-3 37,5% Beton dengan 0,25% serat kawat
bendrat dan 0,75% serat ijuk
Beton C 1,5 x 10-3 87,5% Beton dengan 0,5% serat kawat
bendrat dan 0,5% serat ijuk
Beton D 2,2 x 10-3 175% Beton dengan 0,75% serat kawat
bendrat dan 0,25% serat ijuk

Dari tabel 5 terlihat bahwa beton A dan untuk beton dengan kombinasi
dengan komposisi 0,75% serat kawat (1) 0,85 MPa atau meningkat sebesar
bendrat dan 0,25% serat ijuk mengalami 13,05%.
pengingkatan nilai kemampuan menyerap 2. Penambahan serat menyebabkan
energi tertinggi yaitu sebesar 175%. Hal turunya workability beton yang
ini sejalan dengan penelitian yang dila- ditandai dengan menurunnya nilai
kukan Ngudiono (2012) dimana dengan slump beton. Nilai slump terkecil
menambahkan 1% serat kawat bendrat didapat dari beton dengan kombinasi
dengan geometri lurus beton mengalami (3) yaitu 3,6 cm lalu diikuti beton
peningkatan menyerap energi sebesar dengan kombinasi (2) yaitu 4 cm,
190,29%. sedangkan nilai slump untuk beton
Hal ini menunjukkan bahwa sema- dengan kombinasi (1) yaitu 4,3 cm
kin besar komposisi serat kawat bendrat dan nilai slump pada beton tanpa
yang dipakai semakin besar juga kemam- serat adalah 7 cm.
puan menyerap energinya. Hal ini terjadi 3. Nilai kemampuan menyerap energi
karena serat kawat bendrat mempunyai pada beton serat meningkat diban-
ultimate tensile strength yang lebih besar dingkan pada beton tanpa serat.
dibandingkan dengan serat ijuk (ACI Peningkatan pada penyerapan energi
544.1R-96) selain itu, lekatan yang baik pada beton serat terhadap beton tanpa
antara beton dengan serat pun menjadi serat adalah beton dengan komposisi
faktor meningkatnya kemampuan menye- (3) yaitu sebesar 175%, lalu beton
rap energi beton. dengan komposisi (2) sebesar 87,5%
dan beton dengan komposisi (1)
SIMPULAN DAN SARAN 37,5%.

Simpulan Saran
Berdasarkan hasil dari analisis pe- Saran yang dapat diberikan
ngaruh penambahan serat kawat bendrat berdasarkan pengalaman dan hasil
dan serat ijuk terhadap tegangan geser penelitian adalah sebagai berikut:
pada beton menghasilkan kesimpulan 1. Pada saat melakukan pencampuran
sebagai berikut: serat ke dalam adukan beton
1. Nilai tegangan geser tertinggi didapat sebaiknya dilakukan secara bertahap
oleh beton dengan kombinasi (3) dan penempatan yang acak agar tidak
1,383 MPa atau meningkat sebesar terjadi penggumpalan pada adukan
83,63% dari kuat geser beton yang beton.
tidak menggunakan serat yaitu 2. Perlu dikaji lebih lanjut mengenai
sebesar 0,75 MPa sedangkan untuk kemungkinan terjadinya karat atau
beton dengan kombinasi (2) 1,08 korosi pada serat kawat bendrat di
MPa atau meningkat sebesar 43,80% dalam beton, salah satu caranya

Haq, Andayani, Pengaruh Penambahan ... 81


adalah dengan mengukur laju Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah
korosinnya secara elektrokimia dan Beton Akibat Kebakaran”, Widya
immersion test. Teknika, Vol.19 No. 2. p. 1 – 5.
3. Perlu dikaji lebih lanjut mengenai Haq, Hekmatyar Aslamthu., 2014.
pengaruh penambahan serat terhadap “Analisis Pengaruh Penambahan Serat
densitasnya. Kawat Bendrat dan Serat Ijuk Pada
4. Perlu adanya penelitian lanjutan Beton K-225 Terhadap Kuat geser dan
untuk mengetahui berapa persen Kuat Tekan” Jurusan Manajemen
penambahan serat agar hasil yang Rekayasa Infrastruktur Universitas
didapatkan optimum. Gunadarma, Depok.
Kolawole Adisa, Olonade., Adewale
DAFTAR PUSTAKA Donyinsola, Alake., Abiola Gabriel,
Morakinyo., 2013. “Strength
ACI Committee 544, 2002. “State of the Development and Crack Pattern of
Art Report on Fiber Reinforced Coconut Fiber Reinforced Concrete
Concrete”, Report: ACI 544.1R-96, (CFRC)”, Civil Environment
American Concrete Institute, Detroit, Research, Vol.4.
Michigan. Komal Chawla., Bharti Tekwani., 2013.
Anonim., 1991. “Standar SK SNI T-15- “Studies of Glass Fiber Reinforced
1991-03: Tata Cara Penghitungan Concrete Composites”, International
Struktur Beton untuk Bangunan Journal of Structural and Civil
Gedung”, LPMB Dep. Pekerjaan Engineering Research ISSN 2319-
Umum RI, Bandung. 6009 Vol. 2 No. 3. p. 176 – 182.
Anonim., 1991. “Standar SNI 03-2417- Ngudiyono., 2012. “Metode Perbaikan
1991: Cara Uji Keausan Agregat Tegangan Geser Beton Dengan Fiber
Dengan Mesin Abrasi Los Angeles”, Bendrat”, Jurnal Teknik REKAYASA,
Badan Standardisasi Nasional, Vol. 13 No.1. p. 44 – 54.
Bandung. Rajarajeshwari B, Vibhuti.,
Anonim., 1997. “ASTM C33: Standard Radhakrishna., Aravind N., 2013.
Specification for Concrete “Mechanical Properties of Hybrid
Aggregates”, American Society for Fiber Reinforced Concrete For
Testing and Materials, Pennsylvania. Pavements”, International Journal of
Apriyatno, Henry., 2010. “Kapasitas Research in Engineering and
Geser Balok Beton Bertulang Dengan Technology, eISSN: 2319-1163,
Polypropylene Fiber Sebesar 4% Dari pISSN: 2321-7308.
Volume Beton”, Jurnal Teknik Sipil & Wahjono, Agustinus., 2013. “Pengaruh
Perencanaan, Vol. 12 No. 2. p. 161 – Fiber Bendrat Terhadap Kuat Geser
171. Balok Beton Bertulang Dengan
A M Shende., A M Pande., M Gulfam Sengkang”, Jurnal Teknik Sipil, Vol.
Pathan., 2012. “Experimental Study on 12 No.3. p. 173 – 180.
Steel Fiber Reinforced Concrete for Wahyudi, Tri., Edison, Bambang.,
M-40 Grade”, International Refereed Ariyanto, Anton., 2013. “Penggunaan
Journal of Engineering and Science Ijuk Dan Sabut Kelapa Terhadap Kuat
(IRJES), Vol. 1 Issue 1. p. 043 – 048. Tekan Pada Beton K-100”, Jurusan
Halim, Abdul., 2011. “Penambahan Teknik Sipil Universitas Pasir
Bendrat Untuk Mempertahankan Nilai Pangaraian, Riau.

82 Jurnal Desain Konstruksi Volume 16 No.1, Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai