Anda di halaman 1dari 2

Perubahan Aturan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi

Seperti yang kita tahu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek) resmi mengganti nama seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
mulai 2023. Perubahan ini telah diresmikan Kemdikbudristek melalui Permendikbudristek
Nomor 48 Tahun 2022 yang disahkan per 5 September 2022. Pada Pasal 4 tertulis bahwa
penerimaan mahasiswa baru dilakukan melalui tiga skema, yakni Seleksi Nasional
Berdasarkan Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), dan Seleksi Secara
Mandiri oleh PTN. Hal ini menimbulkan pro dan kontra karena tak hanya nama yang
berubah, tetapi aspek penilaian juga berubah.

SNBP dinilai melalui dua komponen. Pertama, penilaian yang dihitung berdasarkan
rata-rata nilai rapor seluruh mata pelajaran paling sedikit 50% dari dari bobot penilaian. Hal
tersebut berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya menggunakan nilai di mata
pelajaran pendukung. Namun, untuk aturan baru ini nilai mata pelajaran pendukung juga
masih diperhitungkan. Penilaian yang dihitung berdasarkan nilai rapor paling banyak dua
mata pelajaran pendukung program studi yang dituju, portofolio, dan atau prestasi paling
banyak 50 persen dari bobot penilaian. Aturan baru tersebut dianggap sedikit menguntungkan
karena dengan digunakannya semua nilai mata pelajaran dapat membantu menaikkan rata-
rata nilai.

Selanjutnya, mekanisme SNBT dilakukan dengan menggunakan tes terstandar


berbasis komputer atau tes yang mengukur potensi kognitif, penalaran matematika, literasi
dalam bahasa Indonesia, dan literasi dalam bahasa Inggris. SNBT tahun ini juga berbeda dari
tahun sebelumnya. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud
Ristek), Nadiem Makarim, menghapus Tes Kemampuan Akademik (TKA) pada UTBK
SBMPTN 2023. Hal itu disampaikannya pada Konferensi Pers "Merdeka Belajar Episode 22:
Transformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri" secara daring, Rabu (7/9/2022).
SNBT dapat diselenggarakan beberapa kali dalam tahun berjalan dan setiap calon mahasiswa
dapat menempuh paling banyak dua kali SNBT. Selain itu, peserta dapat menambahkan
persyaratan portofolio untuk program studi seni dan olahraga dalam SNBT.
Terakhir, seleksi mandiri PTN dilakukan berdasarkan seleksi akademis. Untuk seleksi
mandiri PTN tidak ada yang berubah dari tahun-tahun sebelumnya. Calon mahasiswa bisa
masuk melalui jalur mandiri dengan menggunakan nilai SNBT atau melaksanakan tes lagi.
Walau biaya yang dibutuhkan untuk masuk melalui jalur mandiri sangat banyak, kuota
peserta jalur mandiri lebih banyak daripada jalur SNBT dan SNBP. Kapasitas SNBP sebesar
20%, SNBT sebesar 30%, sedangkan jalur mandiri mencapai 50%.

Terlepas dari aturan baru yang menimbulkan pro dan kontra, pemerintah berharap
aturan baru ini dapat membawa keadilan bagi setiap calon mahasiswa. Setiap perubahan pasti
terdapat nilai plus dan minus, sebagai warna negara yang baik kita harus bisa mengambil sisi
positif.

Anda mungkin juga menyukai