Nama Anggota :
1. Muhammad Aqil Dzakwan (16)
2. Najla Qoonitah (22)
3. Rui Meiriana (27)
4. Syifa Nur Aini (32)
Kelas : XII MIPA 1
Tugas : Teks Editorial
Sumber :
1. Judul : Perubahan pola seleksi masuk PTN, ‘kualitas guru harus cepat diatasi’
Penulis : BBC News Indonesia
https://www.bbc.com/indonesia/articles/c6pz8qe200vo
2. Judul : Ini Alasan Perubahan Skema Seleksi Masuk PTN
Penulis : Trisna Wulandari, detikEdu
https://www.detik.com/edu/seleksi-masuk-pt/d-6293981/ini-alasan-perubahan-skema-
seleksi-masuk-ptn
Dalam seleksi masuk PTN, terdapat tiga jalur yakni, seleksi nasional berdasarkan
prestasi (SNMPTN), seleksi nasional berdasarkan tes (SBMPTN), dan seleksi secara mandiri
oleh perguruan tinggi. Untuk jalur masuk PTN yang menggunakan prestasi (SNMPTN),
Nadiem mengatakan tidak akan membedakan calon mahasiswa berdasarkan jurusannya di
pendidikan menengah. Hal ini dikarenakan mengingatnya minat siswa yang masih mungkin
berubah pada usia muda.
Pemerintah pun membuat kebijakan dimana, mewajibkan bobot minimal 50% untuk
nilai rata-rata dari seluruh mata pelajaran dalam proses penilaian SNMPTN. Sedangkan 50%
sisanya akan ditentukan dari masing-masing perguruan tinggi. Dalam rapat kerja dengan
komisi Bidang Pendidikan DPR, Nadiem mengatakan “Sisa (bobot) itu bisa dibagi ke mata
pelajaran terpenting, misalnya untuk Fakultas Kedokteran adalah untuk biologi dan
matematika. PTN bebas memilih, tapi maksimal dua mata pelajaran pendukungnya,
selebihnya apa pun yang dia capai di luar akademik sekolah.”
“Jumlah informasi yang harus dihafal untuk menguasai tes-tes mata pelajaran begitu
banyak,” kata Nadiem, dikutip dari akun YouTube Kemendikbud RI dalam program Merdeka
Belajar episode 22. Dengan demikian, tes skolastik penekanannya lebih berkaitan dengan
kemampuan bernalar, pemecahan masalah atau problem solving, dan potensi kognitif peserta
didik, karena tes skolastik tidak berhubungan dengan penghafalan materi-materi sebagaimana
tes mata pelajaran.
Keragaman jenis mekanisme antara PTN yang berbeda juga menimbulkan berbagai
permasalahan dalam seleksi Jalur Mandiri. Akibatnya, tidak ada standarisasi yang mengatur
transparansi dan akuntabilitas proses seleksi jalur mandiri ini. "Dampaknya masyarakat
banyak yang merasa dan punya persepsi bahwa jalur seleksi mandiri ini berpihak pada
mahasiswa yang punya kemampuan finansial," papar Nadiem Makarim.
Kini, jalur mandiri berubah menjadi seleksi secara mandiri oleh PTN. Pada jalur ini,
pemerintah mengatur agar seleksi diselenggarakan secara lebih transparan dengan
mewajibkan PTN untuk melakukan beberapa hal sebelum dan setelah pelaksanaan seleksi
secara mandiri.
Perubahan skema seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) dinilai memiliki sisi
positif dan negatif. Di sisi positif, aturan baru tersebut akan membuat siswa terlatih berpikir
kritis dan menggunakan nalarnya.
Jadi, transformasi seleksi masuk PTN tersebut dilakukan terhadap tiga jalur yang
sudah ada selama ini, yakni Seleksi Nasional Masuk PTN (SNMPTN), Seleksi Bersama
Masuk PTN (SBMPTN), dan seleksi masuk PTN jalur mandiri. Kini, SNMPTN disebut
sebagai seleksi nasional berdasarkan prestasi, SBMPTN disebut sebagai seleksi nasional
berdasarkan tes, dan seleksi masuk PTN jalur mandiri menjadi seleksi secara mandiri oleh
PTN
Kaidah Kebahasaan :
1. Penggunaan kalimat retoris
Kutipan : Lantas bagaimana dengan perubahan pada jalur masuk SBMPTN?
3. Menggunakan kata ganti penunjuk yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau
hal lainnya yang menjadi fokus ulasan
Kutipan :
a. Dampaknya masyarakat banyak yang merasa dan punya persepsi bahwa jalur
seleksi mandiri ini berpihak pada mahasiswa yang punya kemampuan
finansial…
b. Sisa (bobot) itu bisa dibagi ke mata pelajaran terpenting, misalnya untuk
Fakultas Kedokteran adalah untuk biologi dan matematika.
c. Jadi, transformasi seleksi masuk PTN tersebut dilakukan terhadap tiga jalur
yang sudah ada selama ini…
Fakta-fakta :
1. Pada Jumat, 09 September 2022 kemendikbud mengumumkan transformasi
perubahan seleksi masuk PTN.
2. Pemerintah pun membuat kebijakan dimana, mewajibkan bobot minimal 50% untuk
nilai rata-rata dari seluruh mata pelajaran dalam proses penilaian SNMPTN.
Sedangkan 50% sisanya akan ditentukan dari masing-masing perguruan tinggi.
3. “Jumlah informasi yang harus dihafal untuk menguasai tes-tes mata pelajaran begitu
banyak,” kata Nadiem, dikutip dari akun YouTube Kemendikbud RI dalam program
Merdeka Belajar episode 22.
Opini :
1. Kritik
Kutipan : Perubahan tersebut dinilai terburu-buru karena penghapusan tes
kemampuan akademik (TKA) dapat membuat calon mahasiswa tidak memiliki bekal
ilmu untuk masuk ke program studi (prodi) tujuan mereka.
2. Penilaian
Kutipan : Dengan demikian, tes skolastik penekanannya lebih berkaitan
dengan kemampuan bernalar, pemecahan masalah atau problem solving, dan
potensi kognitif peserta didik, karena tes skolastik tidak berhubungan dengan
penghafalan materi-materi sebagaimana tes mata pelajaran.
3. Prediksi
Kutipan : Di sisi positif, aturan baru tersebut akan membuat siswa terlatih
berpikir kritis dan menggunakan nalarnya.
4. Harapan
Kutipan : Dengan adanya transformasi seleksi masuk PTN tersebut, diharapkan
akan mendorong akselerasi transformasi iklim pembelajaran, sehingga mampu
menghasilkan calon mahasiswa yang kompeten, holistik dan lintas disipliner.
5. Saran
Kutipan : Untuk mengatasi hal tersebut, dapat dilakukan dengan menunda
perubahan sistem penerimaan PTN karena dikhawatirkan perubahan tersebut belum
disiapkan secara matang, baik dari pihak pemerintah maupun masyarakat.