Anda di halaman 1dari 6

Peningkatan Kualitas hingga Minimnya Bantuan Penyebab Biaya Kuliah Tinggi

Naiknya biaya kuliah disebabkan sejumlah faktor, antara lain tuntutan peningkatan kualitas
perguruan tinggi, baik dari segi infrastruktur, fasilitas, maupun akreditasi.

Oleh SEKAR GANDHAWANGI

Kompas, 29 Juli 2022 22:24 WIB

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Para wisudawan mengikuti upacara wisuda mahasiswa Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara (PKN STAN) 2017 di gedung Student Center PKN STAN, Bintaro, Tangerang
Selatan, Rabu (4/10). Tahun itu, 4.502 mahasiswa program diploma I, III, dan IV PKN STAN menjalani
prosesi wisuda.

JAKARTA, KOMPAS — Naiknya biaya kuliah disebabkan sejumlah faktor, antara lain tuntutan
peningkatan kualitas perguruan tinggi hingga bantuan yang masih minim ke perguruan tinggi swasta.
Pemerintah diminta menyusun skema bantuan yang komprehensif dan tepat sasaran.

Menurut analisis Kompas, dengan data historis biaya pendidikan tinggi selama 10 tahun terakhir,
biaya studi diperkirakan naik 6,03 persen per tahun di masa depan. Ini angka pertumbuhan rata-rata
biaya dari perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS). Untuk PTN,
pertumbuhannya sekitar 1,3 persen per tahun, sedangkan PTS 6,96 persen per tahun.

Sementara itu, kenaikan upah orangtua lulusan SMA 3,8 persen per tahun dan upah lulusan
universitas 2,7 persen per tahun. Angka ini di bawah pertumbuhan rata-rata biaya kuliah di masa
depan. Akibatnya, tidak semua keluarga akan mampu membiayai kuliah anaknya hingga lulus.
KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR

Suasana wisuda semester genap 2018 Universitas Indonesia.

Ketua Forum Rektor Indonesia Panut Mulyono, Jumat (29/7/2022), mengatakan, salah satu faktor
kenaikan biaya kuliah adalah inflasi. Faktor lain karena perguruan tinggi dituntut meningkatkan
kualitas lulusan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini menuntut perguruan tinggi untuk
melengkapi fasilitas kampus, misalnya laboratorium, fasilitas pembelajaran, hingga teknologi.

”Meningkatkan kualitas (perkuliahan) memang butuh biaya. Sebenarnya, kondisi UKT (uang kuliah
tunggal) saat ini belum ideal sehingga terpaksa ada kenaikan biaya kuliah,” kata Panut saat
dihubungi dari Jakarta.

Baca juga: Orangtua Indonesia Makin Sulit Biayai Kuliah Anak

UKT merupakan biaya yang mencakup semua komponen perkuliahan, termasuk uang praktikum,
biaya peralatan, dan biaya satuan kredit semester (SKS). UKT dibayarkan mahasiswa setiap semester
sesuai kemampuan ekonominya. Mahasiswa tidak mampu dapat membayar lebih murah atau
digratiskan, sementara mahasiswa mampu membayar lebih tinggi.

Panut mencontohkan, rata-rata UKT di Universitas Gadjah Mada (UGM) Rp 5 juta hingga Rp 6 juta.
Sementara rata-rata biaya kuliah tunggal (BKT) adalah Rp 9 juta hingga Rp 10 juta.
KAMPUS/NINO CITRA ANUGRAHANTO

Sejumlah mahasiswa dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta sedang belajar di meja-meja yang
berada di lorong kampus, di Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (27/9/2018).

BKT merupakan keseluruhan biaya operasional per mahasiswa per semester. BKT menjadi dasar
penetapan biaya yang dibebankan kepada mahasiswa dan pemerintah. Adapun besaran UKT
dikelompokkan sesuai kemampuan ekonomi mahasiswa. Nominal tertinggi UKT setara BKT.

”Masalahnya, masyarakat Indonesia secara umum belum mampu membayar biaya kuliah sebesar
BKT kecuali kalangan menengah atas,” tutur Panut yang pernah menjabat sebagai Rektor Universitas
Gadjah Mada.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nizam menyatakan, biaya pendidikan tinggi, khususnya PTN, akan semakin terjangkau. ”Kalaupun
ada kenaikan masih di bawah inflasi. Bahkan, dalam tiga tahun ini tidak ada kenaikan UKT di PTN,”
katanya, Senin (25/7/2022) (Kompas, 28/7/2022).
KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)

Petugas memberikan penjelasan kepada calon mahasiswa baru yang akan mendaftar di Universitas
Budi Luhur, Jakarta Selatan, Selasa (22/6/2021).

Penelitian

Ketua Umum Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) M Budi Djatmiko mengatakan, faktor lain
kenaikan biaya kuliah karena pemerintah menuntut dosen melakukan penelitian dan hasilnya
dipublikasikan di jurnal. Hal ini membutuhkan biaya hingga puluhan juta rupiah.

Biaya akreditasi program studi juga butuh biaya yang tak sedikit. Akreditasi jurusan kedokteran,
misalnya, butuh Rp 100 juta, ilmu kesehatan Rp 75 juta-Rp 85 juta, dan teknik Rp 35 juta-Rp 55 juta.
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO

Universitas Multimedia Nusantara membuat laboratorium artificial intelligence  agar mahasiswa


dapat belajar memahami sistem kerja dalam pengembangan kecerdasan buatan berbasis teknologi
informasi, Selasa (4/9/2018), di Tangerang, Banten

Baca juga: Pengembalian Biaya Kuliah Keguruan Tercepat, Kedokteran Terlama

Di sisi lain, bantuan dana dari pemerintah untuk PTS tergolong kecil. Budi mengatakan, bantuan
untuk PTS 30 persen, sedangkan PTN 70 persen. Padahal, dari sekitar 4.500 perguruan tinggi di
Indonesia, sebagian besar adalah PTS, sementara PTN ada 112 institusi.

Ia menambahkan, 70 persen PTS mematok biaya kuliah yang relatif murah per semester, yaitu Rp 2,4
juta. Walakin, tidak semua mahasiswa mampu membayar, terutama saat masa krisis akibat pandemi
Covid-19. Sekitar 50 persen mahasiswa PTS tidak membayar uang kuliah pada 2020. Hal ini
memengaruhi kondisi keuangan PTS.

KIP Kuliah

Pemerintah menyediakan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah untuk calon mahasiswa kurang mampu.
Kemendikbudristek menganggarkan Rp 1,3 triliun untuk KIP Kuliah pada 2020, sementara pada 2021
anggaran meningkat menjadi Rp 2,5 triliun.

Pada 2020, jumlah penerima KIP Kuliah di PTN sebanyak 100.707 orang (50 persen) dan PTS 99.293
orang (50 persen). Pada 2021, penerima KIP Kuliah di PTN 96.270 orang (48 persen) dan PTS 103.730
orang (52 persen). Biaya pendidikan yang ditanggung KIP Kuliah pada 2021 disesuaikan dengan
akreditasi program studi, sementara biaya hidup disesuaikan dengan kluster wilayah.
KOMPAS/SAMUEL OKTORA

Suasana perkuliahan mahasiswa semester IV Program Studi S-1 Teknik Informatika Universitas
Padjadjaran di Kampus Unpad Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (9/5/2019). Pada
tahun ketiga prodi ini terdapat pilihan peminatan bagi mahasiswa, di antaranya peminatan robotik,
kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan digital image (RAID), serta sistem informasi dan
multimedia.

Baca juga: Agar Si Miskin Tetap Bisa Kuliah

Budi menyarankan agar KIP Kuliah difokuskan ke daerah miskin atau daerah yang PTS-nya diakses
masyarakat kurang mampu. Selain mendorong angka partisipasi kasar perguruan tinggi, ini juga agar
KIP Kuliah tepat sasaran.

Adapun Panut berharap agar pemerintah menyiapkan skenario agar perguruan tinggi bisa diakses
lebih luas, terutama masyarakat kurang mampu. Sebab, pendidikan tinggi penting untuk
pembangunan sumber daya manusia menjelang masa puncak bonus demografi.

Editor: ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN

Anda mungkin juga menyukai