Anda di halaman 1dari 2

PRESS RELEASE

Nomor :

KEMENRISTEKDIKTI NAIKKAN KOUTA BIDIKMISI TAHUN 2019

Mengawali tahun 2019, Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi


(Kemenristekdikti), melalui Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
berkomitmen untuk fokus pada peningkatan pembangunan sumberdaya manusia melalui
berbagai upaya cerdas, salah satunya adalah Program Bidikmisi. Program Bidikmisi adalah
bantuan biaya pendidikan di perguruan tinggi dari pemerintah bagi lulusan Sekolah
Menengah Atas (SMA) atau sederajat yang memiliki potensi akademik baik namun memiliki
keterbatasan ekonomi. Bidikmisi bertujuan untuk meningkatkan akses dan kesempatan
belajar di perguruan tinggi; meningkatkan prestasi mahasiswa; menjamin keberlangsungan
studi mahasiswa dengan tepat waktu; dan melahirkan lulusan yang mandiri, produktif serta
memiliki kepedulian sosial sehingga mampu berperan dalam upaya pemutusan mata rantai
kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat.

“Kami berharap Program Bidikmisi di tahun 2019 dapat berjalan lebih baik, terus
memberi asa generasi muda cerdas Indonesia dari seluruh pelosok negeri untuk menggapai
pendidikan tinggi dan memutus mata rantai kemiskinan untuk Indonesia yang lebih sejahtera
dimasa depan” pungkas Prof. Ismunandar, Direktur Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kemenristekdikti. Hal ini terbukti dengan alumni penerima Bidikmisi
yang mampu berkarir dengan sukses didalam dunia industri dan wirausaha.

Bidikmisi telah terbukti dapat memutus rantai kemiskinan, maka tahun ini
pemerintah berkomitmen dan melakukan inovasi dalam meningkatkan layanan Bidikmisi,
diantaranya (1) Meningkatkan kuota penerima Bidikmisi menjadi 130.000 penerima,
jumlah ini meningkat 44% dibandingkan tahun 2018, dengan pengalokasiannya untuk
Perguruan Tinggi Negeri, Perguruan Tinggi Swasta termasuk Vokasi dan mahasiswa
ongoing yang eligible; (2) mengalokasikan Bidikmisi pada Program Profesi Guru
(PPG) selain profesi dokter, dokter gigi, dokter hewan, ners dan apoteker yang telah ada
sebelumnya; (3) Menambah alokasi penerima Bidikmisi khusus mahasiswa difabel; dan
(4) Integrasi data Bidikmisi dengan pangkalan data Kemendikbud dan Kemensos untuk
mendorong proses penerimaan yang lebih transparan, akuntabel dan tepat sasaran.

Untuk meningkatkan layanan Bidikmisi, saat ini telah dikembangkan Bidikmisi


Apps yang mempunyai fitur menampilkan data diri, prestasi mahasiswa, informasi
pencairan dan pembayaran elektronik, tracer study, informasi terbaru serta fitur lapor, yang
diharapkan akan mempermudah penerima mendapatkan informasi mengenai Bidikmisi.

Pendaftaran calon mahasiswa Bidikmisi untuk tahun 2019 dilakukan melalui jalur
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), Penelusuran Minat dan Kemampuan Politeknik
Negeri (PMDK-PN), Ujian Masuk Politeknik Negeri (UMPN) serta Seleksi Mandiri pada
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta. Mekanisme pendaftaran Bidikmisi melalui jalur
seleksi SNMPTN dan SBMPTN pada tahun 2019 mengalami perubahan dibandingkan
dengan tahun 2018 karena adanya transformasi dalam sistem seleksi penerimaan mahasiswa
baru, tahun ini pemerintah membentuk Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Dalam proses ini calon penerima Bidikmisi wajib terdaftar pada sistem dengan memasukkan

1
Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) dan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) yang
valid.

Syarat pendaftaran dan proses penerimaan Bidikmisi untuk tahun 2019 telah didesain
lebih baik dan sederhana, dengan memprioritaskan siswa dari keluarga tidak mampu yang
telah memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP). Siswa penerima KIP dapat langsung
mendaftar ke laman sistem Bidikmisi di alamat: https://bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id/.
Bagi siswa yang tidak memilik KIP, dapat mendaftar melalui sekolah untuk
direkomendasikan. Selanjutnya bagi calon mahasiswa penerima Bidikmisi yang telah
dinyatakan diterima melalui semua jalur seleksi di atas, akan dilakukan verifikasi lebih lanjut
dan penetapan kelayakan oleh perguruan tinggi.

Mengenai pembiayaan, seleksi Bidikmisi 2019 sama seperti tahun sebelumnya


penerima akan mendapatkan pembebasan biaya pendaftaran seleksi masuk perguruan tinggi
negeri, dan jika lulus seleksi masuk perguruan tinggi calon mahasiswa akan mendapatkan
biaya pengganti kedatangan pertama ke perguruan tinggi. Penerima Bidikmisi untuk
tahun 2019 akan mendapatkan bantuan biaya pendidikan dan biaya hidup sebesar Rp
700.000, jumlah tersebut meningkat dari tahun 2018 dimana penerima mendapat Rp.
650.000 per bulan.

Keberhasilan program Bidikmisi yang telah berjalan selama 9 tahun dapat dilihat
dari prestasi akademik yang baik dan kesuksesan alumni Bidikmisi di dunia kerja. Hasil
tracer study pada tahun 2018 menunjukkan tren nilai IPK yang meningkat setiap tahun
dengan rata-rata 3,21 pada periode 2009-2017. Sejumlah 24% alumni telah mendapatkan
pekerjaan 3 bulan sebelum lulus, sebagian lagi memiliki masa tunggu antara 1 hingga 2
bulan. Banyak alumni yang telah sukses bekerja baik di dalam maupun luar negeri serta
berwirausaha dan mengangkat ekonomi keluarga. Hal ini menunjukkan Program Bidikmisi
telah menghasilkan alumni-alumni yang memiliki daya saing tinggi untuk meraih sukses dan
mandiri sekaligus membuka banyak pintu kesempatan bagi banyak orang untuk keluar dari
lingkaran kemiskinan melalui peningkatan akses pendidikan tinggi.

Untuk Informasi lebih lanjut:

Layanan Informasi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan


Alamat: Jl. Jenderal Sudirman, Pintu I Senayan, Gedung D Lt.7, Jakarta 10270
Email : layin.belmawa@ristekdikti.go.id
HP. 081289331670

Anda mungkin juga menyukai