Klasifikasi Pidana Dalam Tahapan
Klasifikasi Pidana Dalam Tahapan
1. PENGOLAHAN DAFTAR PENDUDUK POTENSIAL PEMILIH PEMILIHAN (DP4), dan PEMUTAKHIRAN DATA DAN DAFTAR PEMILIH
KETENTUAN PIDANA UNSUR ALAT Bukti
Pasal 177 (UU No 1/2015) 1. Setiap orang 1. Saksi
Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan yang tidak benar mengenai diri sendiri atau diri orang lain tentang 2. Dengan sengaja 2. Surat: yang memuat
suatu hal yang diperlukan untuk pengisian daftar pemilih, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling keterangan yang benar dan
3. memberikan keterangan yang tidak
lama 12 (dua belas) bulan dan denda paling sedikit Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) dan paling banyak Rp12.000.000,00 (dua keterangan yang tidak benar
benar mengenai diri sendiri tentang suatu
belas juta rupiah). (KTP, KK, Suket)
hal yang diperlukan untuk pengisian
daftar pemilih
memberikan keterangan yang tidak benar
mengenai diri orang lain tentang suatu hal
yang diperlukan untuk pengisian daftar
pemilih
Pasal 177 A (UU No 10 Th 2016) Pasal 58 Pertama 1. Saksi
(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan (1) Daftar Pemilih Tetap pemilihan umum terakhir digunakan sebagai 1. Setiap orang / Penyelenggara 2. Dokumen Asli:
perbuatan melawan hukum memalsukan data dan sumber pemutakhiran data pemilihan dengan mempertimbangkan Daftar
daftar pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan.
2. Dengan Sengaja - Model A.3-KWK
58, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3. Melakukan perbuatan melawan hukum merupakan Daftar
(2) Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan sebagaimana dimaksud Pemilih Tetap;
12 (dua belas) bulan dan paling lama 72 (tujuh memalsukan data dan daftar pemilih
pada ayat (1) berasal dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
puluh dua) bulan dan denda paling sedikit tetap pemilihan - Model A.3.3-KWK
Kabupaten/Kota yang telah dikonsolidasikan diverifikasi, dan divalidasi
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan paling merupakan Rekapitulasi
oleh Menteri digunakan sebagai bahan penyusunan daftar Pemilih untuk
banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta Daftar Pemilih Tetap
Pemilihan.
rupiah). Kedua Kabupaten/Kota;
(3) Daftar pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) oleh
1. Setiap orang / Penyelenggara - Model A.3.4-KWK
PPS dilakukan pemutakhiran berdasarkan perbaikan dari rukun
(2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud tetangga, rukun warga, atau sebutan lain dan tambahan Pemilih yang 2. Dengan Sengaja merupakan Rekapitulasi
pada ayat (1) dilakukan oleh penyelenggara telah memenuhi persyaratan sebagai Pemilih paling lambat 14 (empat Daftar Pemilih Tetap
Pemilihan dan/atau saksi pasangan calon dipidana belas) Hari terhitung sejak diterimanya hasil konsolidasi, verifikasi, dan 3. Melakukan perbuatan melawan hukum Provinsi;
dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud validasi. memalsukan data dan daftar penduduk
potensial pemilihan - Model A.C-KWK
pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga) dari ancaman merupakan Daftar
(4) Daftar Pemilih hasil pemutakhiran sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
pidana maksimumnya. Ketiga Pemilih Potensial Non
diserahkan kepada PPK untuk dilakukan rekapitulasi daftar Pemilih
tingkat PPK. 1. Setiap orang / Penyelenggara KTP-elektronik;
(5) Rekapitulasi daftar Pemilih hasil pemutakhiran sebagaimana dimaksud 2. Dengan sengaja - Model A.C.1-KWK
pada ayat (4) diserahkan oleh PPK kepada KPU Kabupaten/Kota paling merupakan Rekapitulasi
lambat 3 (tiga) Hari terhitung sejak selesainya pemutakhiran untuk 3. Melakukan perbuatan melawan hukum Daftar Pemilih Potensial
dilakukan rekapitulasi daftar Pemilih tingkat kabupaten/kota, yang memalsukan data dan daftar pemilih Non KTP-elektronik
kemudian ditetapkan sebagai Daftar Pemilih Sementara. hasil pemuktahiran Desa/ Kelurahan;
Pasal 177B (UU No 10 Th 2016) (6) Daftar Pemilih Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Pertama - Model A.C.2-KWK
Anggota PPS, anggota PPK, anggota KPU diumumkan secara luas dan melalui papan pengumuman rukun tetangga 1. Anggota PPS merupakan Rekapitulasi
Kabupaten/Kota, dan anggota KPU Provinsi yang dan rukun warga atau sebutan lain oleh PPS untuk mendapatkan Daftar Pemilih Potensial
masukan dan tanggapan dari masyarakat selama 10 (sepuluh) Hari. 2. Dengan sengaja Non KTP-elektronik
dengan sengaja melakukan perbuatan melawan
hukum tidak melakukan verifikasi dan rekapitulasi (7) PPS memperbaiki Daftar Pemilih Sementara berdasarkan masukan dan 3. - melakukan perbuatan melawan hukum Kecamatan;
terhadap data dan daftar pemilih sebagaimana tanggapan dari masyarakat paling lama 5 (lima) Hari terhitung sejak tidak melakukan verifikasi dan rekapitulasi
- Model A.C.3-KWK
dimaksud dalam Pasal 58, dipidana dengan pidana masukan dan tanggapan dari masyarakat sebagaimana dimaksud pada terhadap data dan daftar pemilih tetap
merupakan Rekapitulasi
penjara paling singkat 24 (dua puluh empat) bulan ayat (6) berakhir. pemilihan
Daftar Pemilih Potensial
dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan
(8) Daftar Pemilih Sementara yang telah diperbaiki sebagaimana dimaksud - melakukan perbuatan melawan hukum Non KTP-elektronik
denda paling sedikit Rp24.000.000,00 (dua puluh
pada ayat (7) diserahkan kepada KPU Kabupaten/Kota untuk ditetapkan tidak melakukan verifikasi dan daftar Kabupaten/Kota;
empat juta rupiah) dan paling banyak
sebagai Daftar Pemilih Tetap dan diumumkan oleh PPS paling lama 2 penduduk potensial pemilihan
Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).” - Model A.C.4-KWK
(dua) Hari terhitung sejak jangka waktu penyusunan Daftar Pemilih - melakukan perbuatan melawan hukum merupakan Rekapitulasi
Tetap berakhir. tidak melakukan verifikasi dan data pemilih Daftar Pemilih Potensial
(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemutakhiran data Pemilih hasil pemuktahiran Non KTP-elektronik
diatur dengan Peraturan KPU.” Kedua Provinsi;
1. Anggota PPK (PKPU No 2 Th 2017)
2. Dengan Sengajata
3. - melakukan perbuatan melawan hukum
tidak melakukan verifikasi dan rekapitulasi
terhadap data dan daftar pemilih tetap
pemilihan
- melakukan perbuatan melawan hukum
tidak melakukan verifikasi dan daftar
penduduk potensial pemilihan
- melakukan perbuatan melawan hukum
tidak melakukan verifikasi dan data pemilih
hasil pemuktahiran
dst
Pasal 178 (UU No 1 Th 2015) 1. Setiap orang 1. Saksi/korban yang memiliki
hak untuk memilih
Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan hak pilihnya, dipidana dengan pidana penjara paling 2. dengan sengaja
berdasarkan EKTP dan
singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan denda paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua belas juta
3. menyebabkan orang lain kehilangan hak SUKET capil
rupiah) dan paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).
pilihnya
2. EKTP/SUKET yang tidak
dimasukan dalam DPS, DPT,
DP4
Pasal 182 (UU No 1 th 2015) 1. Setiap orang 1. Saksi / korban
Setiap orang yang dengan kekerasan atau dengan ancaman kekuasaan yang ada padanya saat pendaftaran pemilih menghalang- 2. dengan kekerasan atau dengan ancaman 2. Rekaman Video
halangi seseorang untuk terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilihan menurut Undang-Undang ini, dipidana dengan pidana penjara kekerasan yang ada padanya
3. Visum
paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan denda paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua
3. saat pendaftaran pemilih menghalang-
belas juta rupiah) dan paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah).
halangi seseorang untuk terdaftar sebagai
pemilih dalam pemilihan
2. PENCALONAN
Pasal 180 (UU No 10 th 2016) Pasal 7 UU No 10 th 2016 Unsur Pasal 180 ayat (1)
(1) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama 1. Setiap orang
(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan
untuk mencalonkan diri dan dicalonkan sebagai Calon Gubernur dan 2. Dengan sengaja melakukan perbuatan
perbuatan melawan hukum menghilangkan hak
Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta melawan hukum
seseorang menjadi Calon Gubernur/Calon Wakil
Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota. 3. menghilangkan hak seseorang menjadi
Gubernur, Calon Bupati/Calon Wakil Bupati, dan
Calon Walikota/Calon Wakil Walikota, dipidana (2) Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati dan Calon Gubernur/Calon Wakil Gubernur, Calon
dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga puluh Wakil Bupati, serta Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Bupati/Calon Wakil Bupati, dan Calon
enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan Walikota/Wakil Walikota
bulan dan denda paling sedikit Rp36.000.000,00 (tiga sebagai berikut:
puluh enam juta rupiah) dan paling banyak a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; Pasal 180 ayat (2)
Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah). b. setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik 1. Setiap orang karena jabatannya
Indonesia Tahun 1945, cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 2. Dengan sengaja melakukan perbuatan
2) Setiap orang yang karena jabatannya dengan
Agustus 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; melawan hukum
sengaja melakukan perbuatan melawan hukum
c. berpendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau 3. Menghilangkan hak seseorang menjadi
menghilangkan hak seseorang menjadi
sederajat; Gubernur/Calon Wakil Gubernur, Calon
Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan
d. dihapus; Bupati/Calon Wakil Bupati, dan Calon
Walikota/Wakil Walikota atau meloloskan calon
e. berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun untuk Calon Gubernur Walikota/Wakil Walikota
dan/atau pasangan calon yang tidak memenuhi
dan Calon Wakil Gubernur serta 25 (dua puluh lima) tahun untuk
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan
Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati serta Calon Walikota dan Atau
Pasal 45, dipidana dengan pidana penjara paling
Calon Wakil Walikota; 1. Setiap orang karena jabatannya
singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 96
f. mampu secara jasmani, rohani, dan bebas dari penyalahgunaan 2. Dengan sengaja melakukan perbuatan
(sembilan puluh enam) bulan dan denda paling sedikit
narkotika berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh melawan hukum
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) dan
dari tim; 3. meloloskan seseorang menjadi
paling banyak Rp96.000.000,00 (sembilan puluh
g. tidak pernah sebagai terpidana berdasarkan putusan pengadilan Gubernur/Calon Wakil Gubernur, Calon
enam juta rupiah).”
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap atau bagi mantan Bupati/Calon Wakil Bupati, dan Calon
terpidana telah secara terbuka dan jujur mengemukakan kepada Walikota/Wakil Walikota yang tidak
publik bahwa yang bersangkutan mantan terpidana; memenuhi syarat pasal 7 dan 45
h. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
i. tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dibuktikan
dengan surat keterangan catatan kepolisian;
j. menyerahkan daftar kekayaan pribadi;
k. tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan
dan/atau secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya
yang merugikan keuangan negara;
l. tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
m. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan memiliki laporan pajak
pribadi;
n. belum pernah menjabat sebagai Gubernur, Wakil Gubernur,
Bupati, Wakil Bupati, Walikota, dan Wakil Walikota selama 2
(dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama untuk Calon
Gubernur, Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati, Calon Wakil
Bupati, Calon Walikota, dan Calon Wakil Walikota;
o. belum pernah menjabat sebagai Gubernur untuk calon Wakil
Gubernur, atau Bupati/Walikota untuk Calon Wakil Bupati/Calon
Wakil Walikota pada daerah yang sama;
p. berhenti dari jabatannya bagi Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati,
Wakil Bupati, Walikota, dan Wakil Walikota yang mencalonkan
diri di daerah lain sejak ditetapkan sebagai calon;
q. tidak berstatus sebagai penjabat Gubernur, penjabat Bupati, dan
penjabat Walikota;
r. dihapus;
s. menyatakan secara tertulis pengunduran diri sebagai anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah,
dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sejak ditetapkan
sebagai pasangan calon peserta Pemilihan;
t. menyatakan secara tertulis pengunduran diri sebagai anggota
Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, dan Pegawai Negeri Sipil serta Kepala Desa atau
sebutan lain sejak ditetapkan sebagai pasangan calon peserta
Pemilihan; dan u. berhenti dari jabatan pada badan usaha milik
negara atau badan usaha milik daerah sejak ditetapkan sebagai
calon.”
Pasal 45
(1) Pendaftaran pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur,
pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta pasangan
Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota disertai dengan
penyampaian kelengkapan dokumen persyaratan.
(2) Dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. surat pernyataan, yang dibuat dan ditandatangani oleh calon
sendiri, sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf a, huruf b, huruf g, huruf n, huruf
o, huruf p, huruf q, huruf s, huruf t, dan huruf u;
b. surat keterangan:
1. hasil pemeriksaan kemampuan secara jasmani, rohani, dan
bebas penyalahgunaan narkotika dari tim yang terdiri dari
dokter, ahli psikologi, dan Badan Narkotika Nasional, yang
ditetapkan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota
sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf f;
2. tidak pernah sebagai terpidana berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dari
Pengadilan Negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat
tinggal calon satau bagi mantan terpidana telah secara terbuka
dan jujur mengemukakan kepada publik bahwa yang
bersangkutan mantan terpidana dari pemimpin redaksi media
massa lokal atau nasional dengan disertai buktinya, sebagai
bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf g;
3. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dari
Pengadilan Negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat
tinggal calon, sebagai bukti pemenuhan syarat calon
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf h;
4. tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dibuktikan
dengan surat keterangan catatan kepolisian, sebagai bukti
pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf i;
5. tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan
dan/atau secara badan hukum yang menjadi
tanggungjawabnya yang merugikan keuangan negara, dari
Pengadilan Negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat
tinggal calon, sebagai bukti pemenuhan syarat calon
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf k; dan
6. tidak dinyatakan pailit dari Pengadilan Negeri yang wilayah
hukumnya meliputi tempat tinggal calon, sebagai bukti
pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf l.
c. surat tanda terima laporan kekayaan calon dari instansi yang
berwenang memeriksa laporan kekayaan penyelenggara negara,
sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf j;
d. fotokopi:
1. ijazah pendidikan terakhir paling rendah sekolah lanjutan
tingkat atas atau sederajat yang telah dilegalisir oleh pihak
yang berwenang, sebagai bukti pemenuhan syarat calon
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c;
2. kartu nomor pokok wajib pajak atas nama calon, tanda terima
penyampaian surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan
wajib pajak orang pribadi atas nama calon, untuk masa 5
(lima) tahun terakhir, yang dibuktikan dengan surat
keterangan tidak mempunyai tunggakan pajak dari kantor
pelayanan pajak tempat calon yang bersangkutan terdaftar,
sebagai bukti pemenuhan syarat calon sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf m;
3. Kartu Tanda Penduduk elektronik dengan nomor induk
kependudukan.
e. daftar riwayat hidup calon yang dibuat dan ditandatangani oleh
calon perseorangan dan bagi calon yang diusulkan dari Partai
Politik atau gabungan Partai Politik ditandatangani oleh calon,
pimpinan Partai Politik atau pimpinan gabungan Partai Politik;
f. pas foto terbaru Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur,
Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta Calon Walikota dan
Calon Wakil Walikota;
g. naskah visi, misi, dan program Calon Gubernur dan Calon Wakil
Gubernur, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta Calon
Walikota dan Calon Wakil Walikota.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemenuhan persyaratan
dan kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) diatur dengan Peraturan KPU.”
Pasal 185B (UU No 10 Th 2016) Pasal 48 (UU No 10 Th 2016) Unsur Pasal 185B
Anggota PPS, anggota PPK, anggota KPU (1) Pasangan calon atau tim yang diberikan kuasa oleh pasangan calon 1. Anggota PPS, Anggota PPK, Anggota
Kabupaten/Kota, anggota KPU Provinsi, dan/atau menyerahkan dokumen syarat dukungan pencalonan untuk KPU Kabupaten/Kota, Anggota KPU
petugas yang diberikan kewenangan melakukan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur kepada KPU Provinsi dan Provinsi, dan/atau petugas yang diberikan
verifikasi dan rekapitulasi yang dengan sengaja untuk Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Pemilihan Walikota kewenangan melakukan verifikasi dan
melakukan perbuatan melawan hukum tidak dan Wakil Walikota kepada KPU Kabupaten/Kota untuk dilakukan rekapitulasi
melakukan verifikasi dan rekapitulasi terhadap verifikasi administrasi dan dibantu oleh PPK dan PPS.
2. Dengan sengaja melakukan perbuatan
dukungan calon perseorangan sebagaimana dimaksud (2) Verifikasi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melawan hukum
dalam Pasal 48, dipidana dengan pidana penjara dilakukan dengan:
paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling a. mencocokkan dan meneliti berdasarkan nomor induk 3. tidak melakukan verifikasi dan
lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda paling kependudukan, nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, rekapitulasi terhadap dukungan calon
sedikit Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) dan alamat dengan mendasarkan pada Kartu Tanda Penduduk perseorangan
dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua Elektronik atau surat keterangan yang diterbitkan oleh dinas
juta rupiah).” kependudukan dan catatan sipil; dan
b. berdasarkan Daftar Pemilih Tetap pemilu terakhir dan Daftar
Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan dari Kementerian Dalam
Negeri.
(3) Verifikasi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dan dapat
berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Provinsi atau Kabupaten/Kota.
(4) KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dibantu oleh pasangan
calon perseorangan atau tim yang diberikan kuasa oleh pasangan
calon menyerahkan dokumen syarat dukungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada PPS untuk dilakukan verifikasi
faktual paling lambat 28 (dua puluh delapan) Hari sebelum waktu
pendaftaran pasangan calon dimulai.
(5) Verifikasi faktual sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan
paling lama 14 (empat belas) Hari terhitung sejak dokumen syarat
dukungan pasangan calon perseorangan diserahkan ke PPS.
(6) Verifikasi faktual sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5)
dilakukan dengan metode sensus dengan menemui langsung setiap
pendukung calon.
(7) Verifikasi faktual sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5),
terhadap pendukung calon yang tidak dapat ditemui pada saat
verifikasi faktual, pasangan calon diberikan kesempatan untuk
menghadirkan pendukung calon yang dimaksud di kantor PPS paling
lambat 3 (tiga) Hari terhitung sejak PPS tidak dapat menemui
pendukung tersebut.
(8) Jika pasangan calon tidak dapat menghadirkan pendukung calon
dalam verifikasi faktual sebagaimana dimaksud pada ayat (7), maka
dukungan calon dinyatakan tidak memenuhi syarat.
(9) Hasil verifikasi faktual berdasarkan nama sebagaimana dimaksud
pada ayat (6), ayat (7), dan ayat (8) tidak diumumkan.
(10) Hasil verifikasi dokumen syarat dukungan pasangan calon
perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), ayat (6), ayat (7),
dan ayat (8) dituangkan dalam berita acara yang selanjutnya
diteruskan kepada PPK dan salinan hasil verifikasi disampaikan
kepada pasangan calon.
(11) PPK melakukan verifikasi dan rekapitulasi jumlah dukungan
pasangan calon untuk menghindari adanya seseorang yang
memberikan dukungan kepada lebih dari 1 (satu) pasangan calon dan
adanya informasi manipulasi dukungan yang dilaksanakan paling
lama 7 (tujuh) Hari.
(12) Hasil verifikasi dukungan pasangan calon perseorangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (11) dituangkan dalam berita acara yang
selanjutnya diteruskan kepada KPU Kabupaten/Kota dan salinan
hasil verifikasi dan rekapitulasi disampaikan kepada pasangan calon.
(13) Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Pemilihan Bupati
dan Wakil Bupati, dan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota,
salinan hasil verifikasi dan rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (12) dipergunakan oleh pasangan calon perseorangan sebagai
bukti pemenuhan persyaratan dukungan pencalonan.
(14) KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota melakukan verifikasi dan
rekapitulasi jumlah dukungan pasangan calon untuk menghindari
adanya seseorang yang memberikan dukungan kepada lebih dari 1
(satu) pasangan calon dan adanya informasi manipulasi dukungan
yang dilaksanakan paling lama 7 (tujuh) Hari.
(15) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme dan tata cara verifikasi
diatur dalam Peraturan KPU.”
Pasal 184 (UU No 1 Th 2015) 1. Setiap orang
Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan yang tidak benar atau menggunakan surat palsu seolah-olah sebagai 2. memberikan keterangan yang tidak benar
surat yang sah tentang suatu hal yang diperlukan bagi persyaratan untuk menjadi Calon Gubernur, Calon Wakil Gubernur, Calon atau menggunakan surat palsu seolah-olah
Bupati, Calon Wakil Bupati, Calon Walikota, dan Calon Wakil Walikota, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga sebagai surat yang sah tentang suatu hal
puluh enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta yang diperlukan bagi persyaratan menjadi
rupiah) dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah). calon
Pasal 185 (UU No 1 Th 2015) 1. Setiap orang
Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan yang tidak benar atau menggunakan identitas diri palsu untuk 2. Dengan sengaja memberi keterangan
mendukung pasangan calon perseorangan menjadi calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur, calon Bupati dan calon Wakil yang tidak benar atau menggunakan
Bupati, dan calon Walikota dan calon Wakil Walikota dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan identitas diri palsu
paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan denda paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan paling banyak
3. untuk mendukungan pasangan calon
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah).
perseorangan menjadi calon
“Pasal 185A (UU No 10 Th 2016) Pasal 185 A ayat (1) (UU No 10 Th 2016)
(1) Setiap orang yang dengan sengaja memalsukan daftar dukungan terhadap calon perseorangan sebagaimana diatur dalam 1. Setiap orang
Undang-Undang ini, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh
2. dengan sengaja
dua) bulan dan denda paling sedikit Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh
puluh dua juta rupiah). 3. Memalsukan daftar dukungan terhadap
calon perseorangan
(2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh penyelenggara Pemilihan dipidana dengan
pidana yang sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan ditambah 1/3 (sepertiga) dari ancaman pidana maksimumnya.
Pasal 185A ayat (2)
1. Anggota Bawaslu, Bawaslu Provinsi,
Panwaslu, Panwascam, PPL, KPU, KPU
Provinsi, KPU kab/kota. PPK, PPS
2. dengan sengaja
3. Memalsukan daftar dukungan terhadap
calon perseorangan
Pasal 186 (UU No 1 Th 2015)
(1) Anggota PPS, anggota PPK, anggota KPU Kabupaten/Kota, dan anggota KPU Provinsi yang dengan sengaja memalsukan
daftar dukungan terhadap calon perseorangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit Rp36.000.000,00
(tiga puluh enam juta rupiah) dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).
(2) Anggota PPS, anggota PPK, anggota KPU Kabupaten/Kota, dan anggota KPU Provinsi yang dengan sengaja tidak melakukan
verifikasi dan rekapitulasi terhadap calon perseorangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).
Pasal 187B (UU No 10 Th 2016) Pasal 47 ayat (1) UU No 8 Th 2015
Anggota Partai Politik atau anggota gabungan Partai Partai Politik atau gabungan Partai Politik dilarang menerima imbalan
Politik yang dengan sengaja melakukan perbuatan dalam bentuk apapun pada proses pencalonan Gubernur dan Wakil
melawan hukum menerima imbalan dalam bentuk apapun Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil
pada proses pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur, Walikota.
Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil
Walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga
puluh enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua)
bulan dan denda paling sedikit Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu milyar rupiah).
Pasal 187C (UU No 10 Th 2016) Pasal 47 ayat (5) UU No 8 Th 2015
Setiap orang atau lembaga yang terbukti dengan sengaja Dalam hal putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
melakukan perbuatan melawan hukum memberi imbalan hukum tetap menyatakan setiap orang atau lembaga terbukti memberi
pada proses pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur, imbalan pada proses pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota maka
Walikota maka penetapan sebagai calon, pasangan calon penetapan sebagai calon, pasangan calon terpilih, atau sebagai
terpilih, atau sebagai Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Walikota atau
Wakil Bupati, Walikota atau Wakil Walikota Wakil Walikota dibatalkan.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (5), dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 24 (dua puluh
empat) bulan dan pidana penjara paling lama 60 (enam
puluh) bulan dan denda paling sedikit Rp300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
4. MASA KAMPANYE
Pasal 187 (UU No 1 Th 2015)
(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan Kampanye di luar jadwal waktu yang telah ditetapkan oleh KPU Provinsi dan
KPU Kabupaten/Kota untuk masing-masing calon, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 15 (lima belas) hari atau paling
lama 3 (tiga) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) atau paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta
rupiah).
Pasal 187 ayat (2) (UU No 1 Th 2015) Pasal 69 (UU No 8 Th 2015)
Setiap orang yang dengan sengaja melanggar ketentuan Dalam Kampanye dilarang:
larangan pelaksanaan Kampanye sebagaimana dimaksud
a. mempersoalkan dasar negara Pancasila dan Pembukaan Undang-
dalam Pasal 69 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e,
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
atau huruf f dipidana dengan pidana penjara paling
b. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, Calon Gubernur,
singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 18 (delapan belas)
Calon Bupati, Calon Walikota, dan/atau Partai Politik;
bulan dan/atau denda paling sedikit Rp600.000.00 (enam
c. melakukan Kampanye berupa menghasut, memfitnah, mengadu
ratus ribu rupiah) atau paling banyak Rp6.000.000.00
domba Partai Politik, perseorangan, dan/atau kelompok
(enam juta rupiah).
masyarakat;
Pasal 187 ayat (3) (UU No 1 Th 2015) d. menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan atau menganjurkan
penggunaan kekerasan kepada perseorangan, kelompok
Setiap orang yang dengan sengaja melanggar ketentuan masyarakat dan/atau Partai Politik;
larangan pelaksanaan Kampanye Pemilihan
e. mengganggu keamanan, ketenteraman, dan ketertiban umum;
Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 f. mengancam dan menganjurkan penggunaan kekerasan untuk
huruf g, huruf h, huruf i, atau huruf j dipidana dengan
mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan yang sah;
pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan atau paling g. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga Kampanye;
lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling sedikit
h. menggunakan fasilitas dan anggaran Pemerintah dan Pemerintah
Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) atau paling banyak Daerah;
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
i. menggunakan tempat ibadah dan tempat pendidikan;
j. melakukan pawai yang dilakukan dengan berjalan kaki dan/atau
dengan kendaraan di jalan raya; dan/atau
k. melakukan kegiatan Kampanye di luar jadwal yang telahditetapkan
oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota.
Pasal 187 ayat (4) (UU No 1 Th 2015) Unsur
Setiap orang yang dengan sengaja mengacaukan, menghalangi, atau mengganggu jalannya Kampanye, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 1 (satu) bulan atau paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp600.000,00 (enam ratus ribu 1. Setiap orang
ruplah) atau paling banyak Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah).
2. Dengan sengaja mengacaukan,
menghalangi, atau mengganggu jalannya
kampenye
Pasal 187 ayat (6) (UU No 1 Th 2015) Pasal 76 ayat (1) (UU No 8 th 2015)
Setiap orang yang dengan sengaja menerima atau Partai Politik dan/atau gabungan Partai Politik yang mengusulkan
memberi dana Kampanye dari atau kepada pihak yang calon dan calon perseorangan dilarang menerima sumbangan atau
dilarang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1) bantuan lain untuk Kampanye yang berasal dari:
dan/atau tidak memenuhi kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 71, dipidana dengan pidana a. negara asing, lembaga swasta asing, lembaga swadaya masyarakat
penjara paling singkat 4 (empat) bulan atau paling lama asing dan warga negara asing;
24 (dua puluh empat) bulan dan/atau denda paling sedikit b. penyumbang atau pemberi bantuan yang tidak jelas identitasnya;
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) atau paling c. Pemerintah dan Pemerintah Daerah; dan
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). d. badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, dan badan
usaha milik desa atau sebutan lain.
Pasal 71 (UU No 10 Th 2016)
(1) Pejabat negara, pejabat aparatur sipil negara, dan Kepala Desa
atau sebutan lain/Lurah dilarang membuat keputusan dan/atau
tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu calon
selama masa Kampanye.
(2) Petahana dilarang melakukan penggantian pejabat 6 (enam) bulan
sebelum masa jabatannya berakhir.
(3) Petahana dilarang menggunakan program dan kegiatan
Pemerintahan Daerah untuk kegiatan Pemilihan 6 (enam) bulan
sebelum masa jabatannya berakhir.
(4) Dalam hal petahana melakukan hal sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3), petahana dikenai sanksi pembatalan sebagai
calon oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.
Pasal 189 UU No 1 Th 2015 Pasal 70 ayat (1) UU No 10 th 2016
Calon Gubernur, Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati, Dalam Kampanye, calon dilarang melibatkan:
Calon Wakil Bupati, Calon Walikota, dan Calon Wakil
a. pejabat badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah;
Walikota yang dengan sengaja melibatkan pejabat badan
b. aparatur sipil Negara, anggota Kepolisian Negara Republik
usaha milik negara, pejabat badan usaha milik daerah,
Indonesia, dan anggota Tentara Nasional Indonesia; dan
Aparatur Sipil Negara, anggota Kepolisian Negara
c. Kepala Desa atau sebutan lain/Lurah dan perangkat Desa atau
Republik Indonesia, anggota Tentara Nasional Indonesia,
sebutan lain/perangkat Kelurahan.
dan kepala desa atau sebutan lain/lurah serta perangkat
desa atau sebutan lain/perangkat kelurahan sebagaimana Pasal 71 ayat (2) UU No 10Th 2016
dimaksud dalam Pasal 70 ayat (1), dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan atau paling Gubernur, Bupati, Walikota, dan pejabat negara lainnya dapat ikut
lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling sedikit dalam Kampanye dengan mengajukan izin cuti Kampanye sesuai
Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) atau paling dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
banyak Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah).
Pasal 162 ayat (3) UU No 10 th 2016
Pasal 190 UU No 1 Th 2015
Gubernur, Bupati, atau Walikota dilarang melakukan penggantian
Pejabat yang melanggar ketentuan Pasal 71 ayat (2) atau pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi atau
Pasal 162 ayat (3), dipidana dengan pidana penjara paling Kabupaten/Kota, dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak
singkat 1 (satu) bulan atau paling lama 6 (enam) bulan tanggal pelantikan.
dan/atau denda paling sedikit Rp600.000,00 (enam ratus
ribu rupiah) atau paling banyak Rp6.000.000,00 (enam
juta rupiah).
Pasal 193 ayat (5) UU No 10 Th 2016 Pasal 98 ayat (12) (UU No 8 th 2015)
Setiap KPPS yang dengan sengaja tidak memberikan salinan KPPS wajib memberikan 1 (satu) eksemplar salinan berita acara
1 (satu) eksemplar berita acara pemungutan dan dan sertifikat hasil penghitungan suara kepada saksi pasangan
penghitungan suara dan/atau sertifikat hasil penghitungan calon, PPL, PPS, PPK melalui PPS serta menempelkan 1 (satu)
suara pada saksi calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur, eksemplar sertifikat hasil penghitungan suara pada tempat
calon Bupati dan calon Wakil Bupati, serta calon Walikota pengumuman di TPS selama 7 (tujuh) hari.”
dan calon Wakil Walikota, PPL, PPS dan PPK melalui PPS
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (12) dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan
dan paling lama 60 (enam puluh) bulan dan denda paling
sedikit Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan paling
banyak Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
PASAL 193 AYAT (7) UU No 10 Th 2016 Pasal 99 UU No 1 Th 2015
Setiap PPS yang tidak mengumumkan hasil penghitungan PPS wajib mengumumkan salinan sertifikat hasil penghitungan
suara dari seluruh TPS di wilayah kerjanya sebagaimana suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (11) dari
dimaksud dalam Pasal 99, dipidana dengan pidana penjara seluruh TPS di wilayah kerjanya dengan menempelkan salinan
paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 60 tersebut di tempat umum selama7 (tujuh) hari.
(enam puluh) bulan dan denda paling sedikit
Pasal 98 ayat (11) UU No 8 Th 2015
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan paling banyak
Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).” KPPS wajib memberikan 1 (satu) eksemplar salinan berita acara
dan sertifikat hasil penghitungan suara kepada saksi calon
Gubernur, saksi calon Bupati, saksi calon Walikota, PPL, PPS,
PPK melalui PPS serta menempelkan 1 (satu) eksemplar
sertifikat hasil penghitungan suara pada tempat pengumuman di
TPS selama 7 (tujuh) hari.
10. REKAPITULASI
Pasal 193 ayat (3) UU No 10 Th 2016
Ketua dan anggota KPPS, ketua dan anggota PPK, ketua dan anggota KPU Kabupaten/Kota, atau ketua dan anggota KPU
Provinsi yang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum tidak membuat dan/atau menandatangani berita acara
perolehan pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur, pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta pasangan
Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama
60 (enam puluh) bulan dan denda paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan paling banyak Rp60.000.000,00
(enam puluh juta rupiah).
Pasal 178F (UU No 10 Th 2016) 1. Setiap orang
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menggagalkan pleno penghitungan suara tahap akhir 2. Dengan sengaja
yang dilakukan di KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota pemungutan suara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36
3. Melakukan perbuatan melawan hukum:
(tiga puluh enam) bulan dan paling lama 144 (seratus empat puluh empat) bulan dan denda paling sedikit Rp100.000.000,00
menggagalkan pleno perhitungan suara
(seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
tahap akhir yang dilakukan di KPU Provinsi
atau KPU Kabupaten/kota
11.PENETAPAN HASIL PEMILIHAN
Pasal 183 (UU No 1 th 2015)
Setiap orang yang melakukan kekerasan terkait dengan penetapan hasil Pemilihan menurut Undang-Undang ini, dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan denda paling sedikit
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah).
Pasal 197 UU No 8 Th 2015
(1) Dalam hal KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota tidak menetapkan perolehan hasil Pemilihan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini, anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dipidana dengan pidana penjara paling singkat 24 (dua
puluh empat) bulan dan paling lama 60 (enam puluh) bulan dan denda paling sedikit Rp240.000.000,00 (dua ratus empat puluh
juta rupiah) dan paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
(2) dihapus