Anda di halaman 1dari 9

DESINFEKSI TINGKAT

TINGGI (DTT)
No Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal :
Terbit
Halaman : 1/2
UPT Puskesmas dr. Yanyan Santoso
Cikajang NIP : 198301062014121001

1. Pengertian Desinfeksi Tingkat Tinggi Adalah tindakan yang dilakukan untuk


membunuh mikroorganisme (bakteri, jamur, parasite, dan virus)
dengan cara mengkukus, merebus dan kimiawi.
2. Tujuan Untuk mencegah infeksi silang dalam prosedur klinik
3. Kebijakan Kebijakan Kepala Puskesmas Cikajang

4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal


5. Prosedur A. Intruksi untuk DTT dengan perebusan :
1. Dekontaminasi dan bersihkan semua alat-alat yang akan di
DTT
2. Semua alat harus terendam air, atur permukaan
sekurangnya 2,5 cm(1 inci) air diatas alat atau mangkok /
wadah
3. Tutup rapat dan biarkan air mendidih serta berputar,
kurangi panas setelah mendidih, air mendidih terlalu keras
dapat merusak alat.
4. Mulai mencatat waktu proses DTT waktu dicatat setelah
mulai mendidih
5. Rebus alat-alat selama 20 menit, pindahkan alat-alat
dengan cunam / korentang ke tempat yang sudah
disiapkan, jangan biarkan alat terus terendam, karena air
mulai dingin kuman / partikel akan masuk kedalam tempat
DTT.
6. Pakailah alat-alat dan benda lain segera atau simpan dalam
container kering dan tertutup
7. Simpan dalam wadah kering dan tertutup
8. Beri label aktu DTT pada container

B. INTRUKSI DTT DENGAN PENGUKUSAN


1. Tempatkan instrument, kanula AVM plastic dan alat-alat
lain di salah satu panci yang ada luman di dasarnya, isi
panci jangan terlalu penuh.
2. Ulangi proses ini sampai ketiga panci terisi, letakan semua
panci diatas panci bawah yang berisi air, jika mendidih
tidak akan menghasilkan suhu untuk membunuh
mikroorganisme.
3. Waktu uap mulai keluar diantara panci dan tutup, mulai
mencatat waktu atau menulis waktu memulai DTT
4. Kukus selama 20 menit
5. Angkat panci atas dan tutup panci berikutnya goyangkan
dengan memutar agar air turun dari panci yang baru
diangkat.
6. Tempatkan panci yang baru diangkat ke atas panci
kosong, ulangi sampai semua panci ditempatkan di panci
kosong sampai tutup panci paling atas, langkah ini
membuat semua alat kering dingin tanpa terkontaminasi.
7. Biarkan alat-alat kering, dalam panci (1- jam) sebelum
dipakai.
8. Dengan menggunakan penjepit DTT pindahkan alat-alat
kering kedalam container yang kering dan DTT di tutup
rapat.
9. Beri label waktu DTT pada container
6. Diagram
Alir
7. Unit
terkait
8. Unit .
terkait

2/2
PENCEGAHAN INFEKSI
MENCUCI TANGAN
No Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal :
Terbit
Halaman : 1/2
UPT Puskesmas dr. Yanyan Santoso
Cikajang NIP : 198301062014121001

1. Pengertian Pencegahan infeksi mencuci tangan adalah tindakan yang dilakukan


untuk mencegah infeksi yang ditularkan melalui tangan dengan
menyingkirkan kotoran dan debu serta menghambat atau membunuh
mikroorganisme pada kulit.
2. Tujuan Untuk mencegah infeksi, serta menghambat dan membunuh
mikroorganisme pada tangan setelah kontak dengfan pasien
3. Kebijakan Kebijakan Kepala Puskesmas Cikajang

4. Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal


5. Prosedur A. INDIKASI MENCUCI TANGAN
1. Sebelum dan sesudah kontak dengan ibu bersalin
2. Sebelum melakukan tindakan aseptic
3. Setelah kontak dengan peralatan yang kotor
4. Setelah kontak dengan zat / alat yang berpotensi
terkontaminasi mikroorganisme
5. Setelah melepaskan sarung tangan.

B. PROSEDUR (LANGKAH-LANGKAH MENCUCI


TANGAN)
1. Lepaskan semua perhiasan
2. Buka keran dan atur aliran air sedemikian rupa sehingga
air tidak memercik keluar washtafel
3. Posisi tangan berada disiku
4. Basahi tangan dengan air, gunakan sabun ata desinfektan
kulit
5. Gosok kedua telapak tangan dengan kuat.
6. Gosok salah satu punggung telapak tangan, balikan dan
gosok bagian telapak tangan
7. Gosok sampai ke ujung jari dan teruskan sampai pada
bagian pergelangan tangan
8. Lakukan hal yang sama pada tangan yang satu lagi
9. Cuci jari jemari dengan cara menjalinya, gosok maju dan
mundur
10. Pastikan bahwa kedua sisi tangan sudah saling
menggosok
11. Cuci ujung jari satu tangan menggosokannya pada
telapak tangan lainnya.
12. Lakukan hal yang sama pada ib jari tangan lainnya
13. Gosok salah satu ibu jari dengan gerakan memutar
menggunakan jari-jari tangan yang laindengan
mengelilinginya.
14. Lakukan hal yang sama pada ibu jari yang lain
15. Pegang pergelangan tangan kiri dengan tangan kanan
gosok sekeliling pergelangan tangan
16. Lakukan hal yang sama untuk pergelangan tangan kanan
17. Bilas seluruh permukaan tangan, dari pergelangan tangan
sampai ke ujung jari perthankan posisi tangan tetap
berada rendah dari siku
18. Dengan posisi tangan lbih tinggi dari siku matikan keran
dengan menggunakan siku
19. Keringkan setiap tangan secara terpisah, dimulai dari
ujung jari sampai pada pergelangan tangan.
6. Diagram
Alir
7. Unit terkait Ruang PI (Pencegahan Infeksi), PONED, KIA, Labroraorium, Rawat
Inap
8. Dokumen .
terkait

2/2
MELAKUKAN DTT
DENGAN CARA
MEREBUS
SOP No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal :
Terbit
Halaman : 1
UPT Puskesmas dr. Yanyan Santoso
Cikajang NIP : 198301062014121001

1. Pengertian DTT dengan cara merebus adalah cara paling efektif untuk
membunuh mikroorganisme
2. Tujuan Membunuh mikroorganisme
3. Kebijakan Kebijakan Kepala Puskesmas Cikajang

4. Referensi Buku Asuhan Persalinan Normal


5. Prosedur A. PERSIAPAN
1. Panci dengan tertuitup
2. Air bersih
3. Timer/ jam
4. Buku catatan

B. PROSEDUR
1. Menyiapkan panci dengan penutup yang rapat
2. Mngisi panci dengan air
3. Merendam peralatan sehingga semuanya terendam air
4. Memanaskan air
5. Menghitung waktu perebusan peralatan didalam buku khusus
6. Membiarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan
sebelum digunakan atau disimpan (jika pralatan dalam
eadaan lembab maka tingkat pencapaian desinfektan tingkat
tinggi tidak terjaga)
7. Menyimpan peralatan dalam wadah sampai satu minggu
asalkan penutupnya tidak terbuka
6. Diagram
Alir
7. Unit terkait

8. Dokumen
terkait
ABORTUS
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman : 1/2
UPT Puskesmas dr. Yanyan Santoso
Cikajang NIP : 198301062014121001

1. Pengertian Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil onsepsi sebelum


janin dapat hidup diluar kandungan. WHO IMPAC menetapkan batas
usia kehamilan kurang dari 22 minggu, namun beberapa acuan
terbaru menetapkan batas usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram.
2. Tujuan Mencegah pendarahn, mencegah anemia
3. Kebijakan Kebijakan SK Kepala Puskesmas Cikajang No

4. Referensi
5. Prosedur/ 1. Diagnosis
Langkah- a. Pendarahan pervaginam dari bercak hingga jumlah banyak
Langkah b. Perut nyeri dan kaku
c. Pegluaran sebagian produk konsepsi
d. Seviks dapat tertutup maupun terbuka
e. Ukuran uterus lebih kecil dari yang seharusnya

2. Penatalaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Memakai APD Level 3
c. Melakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum
ibu termasuk tana-tanda vital (nadi, tekanan arah, pernapasan,
suhu)
d. Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi,
tekanan sistolik <90mmHg). Jika terdapat syok lakukan
tatalaksana syok.
Jika tidak terlihat tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan
tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi
ibu karena kondisinya dapat memburuk dngan cepat
e. Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus dengan
komplikasi, berikan kombinasi antibiotika sampai ibu bebas
demam untuk 48 jam.
1. Ampicilin 2g IV/IM kemudian 1g diberikan setiap 6
jam
2. Gentamicin 5mg/kgBB IV setiap 24 jam
3. Metronidazole 500mg IV setiap 8jam
d. segera rujuk ibu kerumah sakit
6. Diagram
Alir

2/2
7. Unit terkait 1. PONED
2. BIDES
8. Dokumen Rekam Medis
terkait
PREEKLAMPSIA DAN
EKLAMPSIA
No Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal :
Terbit
Halaman : 1/2
UPT Puskesmas dr. Yanyan Santoso
Cikajang NIP : 198301062014121001

1. Pengertian Preeklampsia dan eklampsia disebut juga kehamilan dengan gejala


berupa darah (hipertensi), bengkat (oedema) yang menetap di tungkai
/kaki terdapat protein uria dan dikatakan eklampsia jika mengalami
kejang
2. Tujuan Tujuan umum :
Melakukan penilaian klasik, klasifikasi dan penatalaksanaan serta
mencegah komplikasi hipertensi karena kehamilan.

Tujuan khusus:
1. Mencegah tanda dan gejala hipertensi karena kehamilan dan
menentukan diagnosis yag paling mungkin dalam hubungan
dengan hipertensi yang dipicu karena kehamilan.
2. Pregnancy induced hipertensi dan hipertnsi kronik pada ibu
hamil
3. Melakukan penatalaksanaan preeclampsia / eklampsia dan
hipertnsi kronik pada ibu hamil
4. Melakukan pemberian obat anti kejang (Magnesium Sulfate
dan Diazepam) serta obat anti hipertensi alam
penatalaksanaan preeclampsia dan eklampsia

3. Kebijakan Kebijakan SK Kepala Puskesmas Cikajang No

4. Referensi Buku 1 B Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan


Tingkat Pertama Hal 696 dn hal 703 (2016)
5. Prosedur/ 1. Langkah –langkah :
Langkah- a. Mencuci tangan
Langkah b. Memakai APD level 3
c. Pengelolaan umum
d. Bila TD >110 mmH anti hipertensi (nipedipin 5-10mg
sublingual) dapat diulang 8x/ 24 jam
e. Pasang infus RL
f. Kateterisasi urine
g. Observasi tanda vital, reflek dan DJJ / 1 jam
h. Pemberian magnesium sulfate (MgSO4)
2. Syarat pemberian
a. Frekuensi pernafasan minimal 16x/m
b. Reflek patella (+)
c. Urine minimal 30ml/jam dalam 4 jam terakhir
2/2
3. Dosis
a. Alternatif 1
1) 1 Dosis awal : MgSO4 4 gr (10) IV sebagai larutan
40% selama 5 menit segera dilanjutkan dengan
15ml MgSO4 (40%) 6 gr dalam larutan RL selama
6 jam
2) Jika kejang berulang setelh 15 menit, berikan
MgSO4 (40%) (5ml) 2gr IV selama 5 menit
b. Dosis pemeliharaan
MgSO4 1gr (2,5ml)/jam melalui infus RL yang diberikan
sampai 24 jam postpartum
c. Alternatif II
Dosis awal MgSO4 4 gr (10) IV larutan 40% selama 5
menit
d. Dosis pemeliharaan
Diikuti dengan MgSO4 (40%) 5g (12,5ml) IM dengan 1ml
lignokain (dalam spuit yang sama) pasien akan merasa
panas pada saat pemberian MgSO4

6. Diagram
Alir
7. Unit terkait 1. PONED
2. BIDES
8. Dokumen Rekam Medis
terkait
9. Rekaman
Historis

Anda mungkin juga menyukai