Anda di halaman 1dari 39

PRAKTIKUM INSTALASI LISTRIK TENAGA

LAPORAN AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Instalasi Listrik Tenaga pada
Semester 4

Disusun Oleh :

Tasya Aulia Putri

191321029

Rabu, 21 Juli 2021

Dosen 1: Yudi Prana Hikmat, ST.,M.T.

Dosen 2: Ir.Abdullah Asegaf.,MT.

PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum
1. Mampu mengenali bentuk, jenis dan fungsi komponen yang digunakan untuk
instalasi listrik penerangan, pengasutan DOL 1, DOL 2, Double Speed dan Star
Delta.
2. Mampu membaca gambar rangkaian dengan baik dan benar.
3. Mampu memahami dan menerapkan prosedur K3 dalam instalasi listrik dengan
benar.
4. Mampu merangkai, menganalisis instalasi listrik penerangan, pengasutan DOL 1,
DOL 2, Double Speed dan Star Delta.
5. Mampu menerapkan persyaratan pada pemasangan instalasi listrik.
6. Mengetahui SOP dalam melakukan praktikum instalasi listrik penerangan,
pengasutan DOL 1, DOL 2, Double Speed dan Star Delta secara benar.
7. Mampu membuat Bill of Quantity dari komponen yang akan digunakan pada
intalasi listrik penerangan, pengasutan DOL 1, DOL 2, Double Speed dan Star
Delta.
8. Dapat melakukan kegiatan membuat, memasang, mencoba, dan membongkar
intalasi listrik penerangan, pengasutan DOL 1, DOL 2, Double Speed dan Star
Delta secara benar.
9. Mampu melakukan pengujian instalasi baru dan melakukan maintenance.
B. Standard Operating Procedure
1. SOP Pemasangan
a. Memahami gambar-gambar rangkaian.
b. Mempelajari BQ dan Inventarisir peraralatan dan komponen yang akan
digunakan selama praktikum.
c. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk mengurangi resiko kecelakaan
kerja.
d. Memeriksa kondisi komponen dalam keadaan baik atau tidak.
e. Melakukan pemasangan komponen sesuai dengan gambar dan standar PUIL
2011.
f. Mempresentasikan dan membuat laporan hasil dari praktikum dengan cara
Running test dan troubleshooting rangkaian.
2. SOP Uji Fungsi
Berdasarkan PUIL 2011 9.4.3.2 Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik
dilakukan antara lain mengenai hal berikut :
a. Berbagai macam tanda pengenal dan papan peringatan
b. Perlengkapan listrik yang dipasang
c. Cara memasang perlengkapan listrik
d. Polaritas sesuai dengan 134.1.10 Bagian 1
e. Pembumian sesuai dengan 542 Bagian 5-54
f. Resistansi insulasi, sesuai dengan 61.3.3 Bagian 6
g. Kesinambungan sirkit
h. Fungsi proteksi sistem instalasi listrik
3. SOP Pembuatan Laporan
a. Mengumpulkan data hasil laporan pengoperasian yang telah dilaksanakan.
Memasukan data hasil pengoperasian ke dalam dormulir / daftar cek
pengoperasian dan memastikan tidak ada kesalahan dalam mengisi data.
b. Melaporkan pada pengawa bahwa pengoperasian telah selesai dilaksanakan.
c. Mengesahkan formulir pengoperasian dengan diberi tanda tagan oleh pengawas
dan pihak lain yang berwenang / terkait.
C. Schedule Pengerjaan
Schedule atau jadwal pengerjaan diperlukan agar praktikan dapat menargetkan
setiap kegiatan yang akan dilakukan agar praktikan bisa fokus dan terperinci terhadap
pengerjaan pada waktu tersebut.
Berikut terdapat dua schedule pengerjaan, secara online dan offline:

SCHEDULE PENGERJAAN SECARA OFFLINE


Pertemuan Kegiatan
Penjelasan gambar dan jobsheet serta memahami gambar dan
Pertemuan ke-1
jobsheet.

Inventaris kelengkapan, tracing kabel dan pemberian tanda


Pertemuan ke-2
pada kabel untuk seluruh rangkaian.

Tracing kabel, pemberian tanda pada kabel dan pemasangan


Pertemuan ke-3
komponen penerangan.

Pertemuan ke-4 Wiring panel penerangan.

Pertemuan ke-5 Running test dan troubleshooting rangkaian Penerangan.


Tracing kabel, pemberian tanda pada kabel, pemasangan
Pertemuan ke-6 komponen dan rangkaian, serta penarikan kabel rangkaian
Direct on Line 1.

Pertemuan ke-7 Running test dan troubleshooting rangkaian Direct On Line 1.

Tracing kabel, pemberian tanda pada kabel, pemasangan


Pertemuan ke-8 komponen dan rangkaian, serta penarikan kabel rangkaian
Direct On Line 2.

Pertemuan ke-9 Running test dan troubleshooting rangkaian Direct On Line 2.

Tracing kabel, pemberian tanda pada kabel, pemasangan


Pertemuan ke-10 komponen dan rangkaian, serta penarikan kabel rangkaian Star-
Delta.

Pertemuan ke-11 Running test dan troubleshooting rangkaian Star-Delta.

Tracing kabel, pemberian tanda pada kabel, pemasangan


Pertemuan ke-12 komponen dan rangkaian, serta penarikan kabel rangkaian
Double Speed.

Pertemuan ke-13 Running test dan troubleshooting rangkaian Double Speed.

Pertemuan ke-14 Perapihan seluruh komponen.

Pertemuan ke-15 Presentasi dan Pembongkaran.

SCHEDULE PENGERJAAN SECARA ONLINE


Pertemuan Waktu Kegiatan
1. Pendahuluan
2. Memahami jobsheet dan gambar rangkaian sesuai
Pertemuan ke-1 dengan pembagian tempat kerja.
3. Memulai penyusunan laporan Instalasi
21 Juni 2021
Penerangan.
Melanjutkan penyusunan laporan Instalasi
Pertemuan ke-2 Penerangan berikut dengan gambar-gambar yang
diperlukan.
Finishing dan pengumpulan Laporan Instalasi
Pertemuan ke-3 23 Juni 2021
Penerangan.
Pertemuan ke-4 28 Juni 2021 1. Mempelajari jobsheet rangkaian DOL 1 dan DOL
2.
2. Memulai penyusunan Laporan Instalasi DOL 1
dan DOL 2, berikut dengan gambar-gambar yang
diperlukan.
Melanjutkan penyusunan Laporan Instalasi DOL 1
Pertemuan ke-5
dan DOL .
Finishing dan pengumpulan Laporan Instalasi DOL 1
Pertemuan ke-6 30 Juni 2021
dan DOL 2.
1. Mempelajari jobsheet rangkaian Star-Delta.
Pertemuan ke-7 2. Memulai penyusunan Laporan Instalasi Star-
5 Juli 2021 Delta.
Melanjutkan penyusunan Laporan Instalasi Star-
Pertemuan ke-8
Delta.
Finishing dan pengumpulan Laporan Instalasi Star-
Pertemuan ke-9 7 Juli 2021
Delta.
1. Mempelajari jobsheet rangkaian Double Speed.
Pertemuan ke-10 2. Memulai penyusunan Laporan Instalasi Double
12 Juli 2021 Speed.
Melanjutkan penyusunan Laporan Instalasi Double
Pertemuan ke-11
Speed.
Memulai penyusunan Laporan Akhir Instalasi
Pertemuan ke-12 14 Juli 2021
Tenaga.
1. Melanjutkan penyusunan Laporan Akhir Instalasi
Pertemuan ke-13 Tenaga.
19 Juli 2021
2. Membuat salindia untuk persiapan presentasi.
Pertemuan ke-14 Presentasi.
Pertemuan ke-15 21 Juli 2021 Presentasi.

D. Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan kerja merupakan upaya kita untuk menciptakan
lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat mengurangi probabilitas
kecelakaan kerja/penyakit akibat kelalaian yang mengakibatkan demotivasi dan
defisiensi produktivitas kerja.
Keselamatan kerja listrik adalah tugas dan kewajiban dari, oleh dan untuk setiap
orang yang menyediakan, melayani dan menggunakan daya listrik. Peraturan yang
mengatur tentang keselamatan kerja adalah Undang undang No. 1 tahun 1970 yang di
dalamnya telah diatur pasal-pasal tentang keselamatan kerja untuk pekerja-pekerja
listrik.

Untuk mengurangi resiko-resiko kecelakaan kerja, dalam praktikum ini ada


beberapa Alat Pelindung Diri (APD) yang diperlukan diantara lain:

1. Wearpack, bertujuan untuk melindungi tubuh pekerja dari kecelakaaan saat


bekerja.
2. Safety Shoes, bertujuan untuk melindungi kaki pekerja dari benda-benda jatuh
yang dapat melukai kaki pekerja, serta sebagai isolator untuk meminimalisir
pengaruh arus bocor.
3. Helm Proyek, bertujuan untuk melindungi kepala pekerja dari benturan-benturan
benda saat melakukan pekerjaan.
4. Sarung Tangan, bertujuan untuk melindungi tangan pekerja dari luka-luka akibat
benda tajam.
5. Kacamata Pelindung, bertujuan untuk melindungi mata pekerja dari segala sumber
bahaya.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Komponen
Pada pemasangan suatu instalasi listrik pasti memerlukan komponen-komponen
yang akan digunakan. Pada praktikum ini berikut beberapa komponen-komponen
listrik yang diperlukan:
1. MCB 3 fasa
2. MCB 1 fasa
3. TOLR
4. Junction Box
5. Pipa
6. Kabel
7. Push Button
8. Stop Kontak
9. Kontaktor
10. Kontak Bantu
11. Timer On Delay
12. Saklar Impuls
13. Saklar Tukar
14. Fitting Lampu
15. Lampu Pijar
16. Lampu TL
17. Lampu Indikator
Berikut penjelasan dari komponen-komponen diatas:
1. MCB 3 fasa

Suatu komponen listrik untuk mengamankan beban lebih (Overload) dan


hubung singkat (short circuit) yang instalasinya menggunakan 3 Fasa yaitu R S T.
MCB 3 fasa ini banyak digunakan pada skala industry.
2. MCB 1 fasa

MCB 1 fasa berfungsi mengamankan instalasi listrik dari beban lebih dan
hubung sikat yang hanya menggunakan sumber 1 fasa, 220V dan Netral. MCB 1
Phasa digunakan di sebagian besar rumah dan usaha kecil yang mampu memasok
banyak tenaga untuk sebagian besar pelanggan yang lebih kecil, termasuk rumah
dan usaha kecil non-industri.
3. TOLR

Thermal Over Load Relay adalah peralatan kontrol listrik yang berfungsi untuk
memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih. Jaringan listrik akan putus bila arus
yang melewati lebih besar dari setting arus Thermal Over Load dengan melalui proses
panas yang terdapat pada relay. Pada saat mereset kembali memerlukan waktu untuk
mengaktifkan kembali karena perlu proses pendinginan temperature terlebih dahulu.

4. Junction Box

Junction box merupakan sebuah kotak pengaman yang digunakan untuk


rangkaian listrik maupun penyambungan kabel listrik. Penggunaan juction box
bertujuan agar sambungan kabel atau jaringan pada kabel tidak terganggu karena
aktifitas dan tidak membahayakan. Produk ini juga banyak digunakan untuk
pemasangan saklar, stop kontak, fotosel, panel listrik di luar ruangan, sebagai
junction box untuk instalasi listrik, dan instalasi telekomunikasi dan network.
5. Pipa
Pipa pelindung atau pipa instalasi merupakan jenis pipa yang digunakan untuk
pekerjaan instalasi listrik. Hal ini merupakan salah satu fungsi yang bisa
didapatkan dari bahan pipa yang dapat untuk mengalirkan air hingga gas.
Sehingga agar lebih aman maka pipa dapat dijadikan pelindung pemasangan
kawat penghantar. Jenis pipa pelindung untuk pemasangan listrik sendiri tentunya
harus menawarkan keamanan. Untuk jenis pipa yang dipilih bisa beragam dan
disesuaikan dengan kebutuhan instalasi yang akan dipasang. Akan tetapi pada
umumnya pemasangan pipa pelindung tidak membutuhkan jenis pipa yang tebal
dan juga mampu menahan beban yang berat.
6. Kabel
a. Kabel NYM

Jenis kabel ini sering digunakan di rumah dan gedung, dengan inti kabel yang terdiri
dari satu sampai empat inti dan dilengkapi dengan lapisan isolasi PVC. Keberadaan
bahan isolasi membuat kabel bisa digunakan di daerah kering ataupun basah, dan
memiliki tingkat keamanan yang cukup baik.
b. Kabel NYY

Jenis kabel ini memiliki inti tembaga berisolasi PVC. Kabel jenis NYY dibuat
untuk instalasi tetap yang ditanam di dalam tanah, atau kondisi di lingkungan
terbuka dengan tambahan perlindungan seperti duct, pipa PVC, atau pipa besi.
Ada yang berinti 2, 3 atau 4. Jika kabel NYA dan NYM tidak boleh ditanam,
kabel NYY dipergunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah). Kabel NYY
ini memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih
mahal dari NYM). Jenis kabel ini memiliki isolasi yang terbuat dari bahan
yang tidak disukai tikus.
7. Push Button

Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat/saklar sederhana


yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan
sistem kerja tekan unlock (tidak mengunci). Sistem kerja unlock disini berarti
saklar akan bekerja sebagai device penghubung atau pemutus aliran arus listrik
saat tombol ditekan, dan saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan
kembali pada kondisi normal.
8. Stop Kontak

Stop kontak adalah sebuah alat pemutus ketika terjadi kontak antara arus
positif, negatif dan grounding pada instalasi listrik. Stop kontak merupakan
material instalasi listrik yang berfungsi sebagai pusat penghubung antara arus
listrik dan peralatan listrik.
9. Kontaktor

Kontaktor (Contactor / Magnetic Contactor) adalah alat elektrikal yang bekerja


dengan induksi elektromagnetik pada sebuah kumparan tembaga (coil) yang
dialirkan tenaga listrik sehingga menimbulkan medan magnet yang menyebabkan
Kontak Bantu NO (Normally Open) akan tertutup dan Kontak Bantu NC
(Normally Close) akan terbuka.
10. Kontak Bantu

Kontak bantu NO merupakan sebuah kontak yang hanya bekerja jika kontaktor
magnet dalam kondisi aktif dan mati jika kontaktor dalam kondisi tidak aktif.
Kontak bantu NO biasanya digunakan sebagai pengunci kontaktor, kontak ini
akan menjaga kontaktor agar tetap aktif. Karena didalam sebuah instalasi panel
menggunakan sebuah saklar pengendali jenis Push button, saklar ini hanya bekerja
pada saat ditekan saja dan mati ketika dilepas.
Selain digunakan sebagai pengunci, kontak bantu NO juga digunakan sebagai
pengendali lampu indikator yang menandakan bahwa kontaktor dalam kondisi
bekerja. Kontak ini juga biasa digunakan sebagai pengendali beberapa perangkat -
perangkat elektronik yang lain.
11. Timer On Delay

Timer on delay adalah jenis timer yang akan bekerja menghitung waktu
settingan dimulai pada saat setelah power ke timer dialirkan (ON), dengan kata
lain timer berfungsi sebagai pengaturan waktu tunda setelah power terhubung
(ON).

Saat timer dialiri tegangan, maka timer sudah menghitung waktu tunda sesuai
dengan settingan, namun relay yang ada pada timer belum bekerja, untuk relay
NO masih dalam keadaan terputus, dan NC masih dalam keadaan terhububg. Lalu
pada saat waktu yang disetting pada timer telah tercapai, maka relay yang terdapat
pada timer akan bekerja.

12. Saklar Impuls

Saklar impuls adalah saklar yang bekerja dengan menggunakan prinsip


elektromagnetis. Ketika tegangan masuk kedalam coil maka akan menggerakkan
tuas saklar.
13. Saklar Tukar
Saklar tukar adalah saklar yang yang dapat digunakan untuk menghidupkan
dan mematikan lampu dari tempat yang berbeda. Instalasi saklar tukar adalah
penggunaan dua buah saklar untuk meyalakan dan menghidupkan satu buah
lampu dengan cara bergantian.
14. Fitting Lampu

Fitting lampu adalah sebuah alat listrik yang fungsinya sebagai tempat
dudukan lampu, lampu pijar, neon, TL, downlight dan jenis lampu lainnya. Juga
sebagai alat untuk mendistribusikan (menyalurkan) arus listrik dari rangkaian
listrik ke lampu.
15. Lampu Pijar

Lampu Pijar atau disebut juga Incandescent Lamp adalah jenis lampu listrik
yang menghasilkan cahaya dengan cara memanaskan Kawat Filamen di dalam
bola kaca yang diisi dengan gas tertentu seperti nitrogen, argon, kripton atau
hidrogen. Kita dapat menemukan Lampu Pijar dalam berbagai pilihan Tegangan
listrik yaitu Tegangan listrik yang berkisar dari 1,5V hingga 300V.
16. Lampu TL

Lampu TL (Fluorescent Lamp) adalah lampu listrik yang memanfaatkan gas Neon
dan lapisan Fluorescent sebagai pemendar cahaya pada saat dialiri arus listrik.
Tabung lampu TL ini diisi oleh semacam gas yang pada saat elektrodanya
mendapat tegangan tinggi gas ini akan terionisasi sehingga menyebabkan
elektron-elektron pada gas tersebut bergerak dan memendarkan lapisan fluorescent
pada lapisan tabung lampu TL.
17. Lampu Indikator
Komponen listrik yang berfungsi untuk menandakan sebuah rangkaian tersebut On
atau Off dengan menyalakan sebuah lampu dengan warna yang dikehendaki teknisi.
Prinsip kerja pilot lamp yaitu ketika ada tegangan masuk ( Phase - Netral ) dengan
menyalanya sebuah lampu atau led pada pilot lamp. Pada panel, pilot lamp terdapat
beberapa warna yaitu :
1. R menggunakan lampu led warna merah
2. S menggunakan lampu led warna kuning
3. T menggunakan lampu led warna hijau
Adapun indikator pada tombol kontrol yaitu :
1. Run / jalan menggunakan warna hijau.
2. Stop / berhenti menggunakan warna merah.
3. Alarm / Fault menggunakan warna kuning.
B. Persyaratan pada PUIL 2011
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) adalah dokumen SNI yang
digunakan sebagai standar acuan dalam pemasangan instalasi tenaga listrik tegangan
rendah untuk rumah tangga, gedung perkantoran, gedung publik dan bangunan
lainnya. PUIL 2011 memuat ketentuan-ketentuan pemasangan instalasi listrik serta
pemilihan peralatan dan perlengkapan instalasi listrik tegangan rendah. Dalam PUIL
2011 juga diperkenalkan penggunaan peralatan dan perlengkapan instalasi dengan
teknologi yang lebih maju yang bertujuan meningkatkan keamanan instalasi. Maksud
dan tujuan dari digunakannya PUIL 2011 sebagai acuan agar instalasi dapat
dioperasikan dengan baik, terjaminnya keselamatan manusia, terjaminnya keamanan
instalasi listrik beserta perlengkapannya, serta terjaminnya keamanan gedung
terhadap bahaya-bahaya listrik yang ditimbulkan.
Berikut beberapa aturan pada PUIL 2011 :
1. Miniatur Circuit Breaker (MCB)
Gawai proteksi arus lebih (GPAL)
Gawai yang disediakan untuk memutuskan suatu sirkit listrik jika arus
konduktor di sirkit tersebut melebihi nilai yang dipratentukan untuk durasi yang
ditentukan overcurrent protective device IEV 826-14-14.
543.6 Susunan konduktor proteksi
Jika GPAL digunakan untuk proteksi terhadap kejut listrik, konduktor proteksi
harus tergabung pada sistem perkawatan yang sama seperti konduktor aktif atau
terletak di dekatnya.
Menurut 510.5.4.3, arus pengenal GPAL masing -masing motor adalah sebagai
berikut (diambil 115% arus pengenal motor:
1) motor sangkar : 115 % x 42 A = 48,3 A, diambil 50 A (sesuai standar yang
berlaku).
2) motor serempak: 115 % x 54 A = 62,1 A, diambil 63 A (sesuai standar yang
berlaku).
3) motor rotor lilit: 115 % x 68 A = 78,2 A, diambil 80 A (sesuai standar yang
berlaku).
2. Kontaktor
Berdasarkan PUIL 2011 2.9.2.1 Konduktor sirkit kendal untuk mengendalikan
perlengkapan dari jarak jauh harus diproteksi oleh suatu alat proteksi sirkit yang
bekerja di setiap konduktor aktif yang ditempatkan di awal sirkit kendali.
Konduktor dari sirkit kendali untuk perlengkapan yang dikendalikan dari jarak
jauh harus dianggap telah diproteksi secara tepat oleh alat proteksi arus lebih yang
mengamankan sirkit yang menyuplai perlengkapan yang dikendalikan dengan
jarak jauh itu dengan ketentuan bahwa konduktor-konduktor tersebut dipasang
dalam selungkup logam atau bahan lain yang tidak dapat menyala, dan setiap
kondisi di bawah ini berlaku:
a) KHA konduktor sirkit kendali tidak kurang dari sepertiga dari KHA konduktor
sirkit cabang.
b) Sakelar magnet, kontaktor, atau alat yang dikendalikan lainnya dan titik kendali
(seperti tombol tekan, sakelar tekanan atau sakelar termostatik) keduanya terletak
pada mesin yang sama dan sirkit kendalinya tidak melampaui batas mesin.
c) Titik kendali (seperti tombol tekan, sakelar tekanan atau sakelar termostatik)
terletak pada atau dalam jarak 0,3 m dari panel kendali atau perlengkapan dan
panjang perkawatan kendali tidak melampaui 0,3 m dari panel dan perlengkapan.
d) Pembukaan sirkit kendali dapat menimbulkan bahaya misalnya sirkit kendali
dari motor pompa kebakaran, dan motor-motor sejenis.
3. Stop Kontak
Berdasarkan PUIL 2011 510.4.1.1 Tusuk kontak harus didesain sedemikian
sehingga ketika dihubungkan tidak mungkin terjadi sentuh tak sengaja dengan
bagian aktif.
Berdasarkan PUIL 2011 510.4.1.9.1 Penghubungan kabel portabel dengan bagian
instalasi magun, begitu pula penghubungan kabel magun dengan mesin dan
peranti portabel, harus dilaksanakan dengan tusuk kontak apabila penghubungan
itu sifatnya tidak tetap.
Berdasarkan PUIL 2011 510.4.1.9.2 Persyaratan dalam 510.4.1.9.1 di atas tidak
berlaku:
a) Pada penghubungan dengan konduktor geser atau konduktor kontak.
b) Pada penghubungan sementara mesin yang besar, apabila terjamin bahwa
mesin atau instalasi tersebut akan digunakan secara baik, sesuai dengan
semua peraturan yang berlaku untuk pamasangan magun.
Berdasarkan PUIL 2011 510.4.1.9.3 Pada satu tusuk kontak hanya boleh
dihubungkan satu kabel portabel .
4. Lampu TL
Berdasarkan PUIL 2011 2.4.2.4 Transformator untuk sistim lampu TL – Tabung
Luah Untuk sistem instalasi pencahayaan TL atau luah, transformator yang
merupakan bagian dari sistem pencahayaan tanda, sistim pencahayaan tepi dan
sejenis yang lengkap dapat dipasang paralel di sisi primer, dengan ketentuan
bahwa beban terpasang total pada sirkit akhir, tidak melebihi KHA konduktor
sirkit.
5. Lampu Pijar
Berdasarkan PUIL 2011 8.16.5.10 Lampu pijar dan perlengkapan listrik lainnya
di bagian panggung harus ditempatkan atau dilindungi sedemikian rupa sehingga
tidak terkena bahan yang mudah terbakar.
Berdasarkan PUIL 2011 510.9.5.12 Pencahayaan untuk ruang akumulator harus
terdiri atas lampu pijar hampa saja. Jika dipakai pemegang lampu logam, maka
lampu dan pemegangnya harus tertutup dari udara sekitarnya dengan selungkup
kedap gas.
Berdasarkan PUIL 2011 8.2.3.1 Lampu pijar, fiting lampu, kotak kontak, sakelar,
dan sebagainya harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat dicapai dan
dilayani dengan aman, tanpa didahului tindakan proteksi.
6. Saklar Tukar
Berdasarkan PUIL 2011 8.16.3.4 Titik-titik lampu untuk menghasilkan
pencahayaan minimum yang dimaksudkan pada 8.16.3.3 harus merupakan salah
satu sirkit akhir yang diperuntukan khusus untuk maksud tersebut, dengan
sekering atau pemutus sirkit yang dipasang pada PHBK disambung ke sumber
utama dan sumber darurat melalui sakelar tukar.
7. Junction Box
Berdasarkan PUIL 2011 510.3.4.1 Tutup roset dan kotak sambung untuk armatur
lampu harus mempunyai cukup ruangan sehingga kabel dengan terminal
penghubungnya dapat dipasang dengan baik.
Berdasarkan PUIL 2011 510.3.4.2 Tiap kotak sambung harus dilengkapi dengan
penutup, kecuali jika sudah tertutup oleh kap armatur, fiting lampu, kotak kontak,
roset, atau gawai yang sejenis.
Berdasarkan PUIL 2011 510.3.4.3 Bagian dinding atau plafon yang terbuat dari
bahan mudah terbakar dan berada di antara sisi kap armatur dan kotak sambung
harus ditutup dengan bahan yang tidak dapat terbakar.
CATATAN Kayu tidak termasuk dalam golongan bahan yang mudah terbakar.
Berdasarkan PUIL 2011 510.3.5.2 Apabila kotak sambung atau fiting dilengkapi
dengan penunjang yang kuat maka armatur dapat dikokohkan kepadanya. Armatur
yang beratnya lebih dari 20 kg harus dikokohkan terpisah dari kotak sambung.
8. Kabel
Berdasarkan PUIL 2011 7.1.1.1 Semua konduktor yang digunakan harus dibuat
dari bahan yang memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaannya, serta
telah diperiksa dan diuji menurut standar yang berlaku.
Berdasarkan PUIL 2011 7.1.1.2.1 Ukuran konduktor dinyatakan dalam ukuran
luas penampang konduktor intinya dan satuannya dinyatakan dalam mm2 .
Berdasarkan PUIL 2011 7.1.1.2.2 Ukuran luas penampang nominal kabel dan
kabel tanah yang digunakan harus sesuai dengan Tabel 7.1-1.
510.3.6.2.1 Pada rantai gantung armatur dan bagian lain yang dapat bergerak
harus digunakan kabel fleksibel.
Berdasarkan PUIL 2011 510.3.6.2.2 Armatur dan kabel harus dipasang
sedemikian sehingga berat armatur atau bagian yang bergerak tidak menyebabkan
tarikan pada kabel.
9. Fitting Lampu
Berdasarkan PUIL 2011 134.1.10.4 MOD (2.5.2.4) Fiting lampu jenis Edison
harus dipasang dengan cara menghubungkan kontak dasarnya pada konduktor
fase, dan kontak luarnya pada konduktor netral (lihat juga Bagian 5-510).
Berdasarkan PUIL 2011 134.1.10.4 MOD (2.5.2.4) Fiting lampu jenis Edison
harus dipasang dengan cara menghubungkan kontak dasarnya pada konduktor
fase, dan kontak luarnya pada konduktor netral (lihat juga Bagian 5-510).
Berdasarkan PUIL 2011 510.3.3.1 Armatur pencahayaan di tempat lembab,
basah, sangat panas, atau yang mengandung bahan korosi, harus terbuat dari
bahan yang memenuhi syarat bagi pemasangan di tempat itu dan harus dipasang
sedemikian sehingga air tidak dapat masuk atau berkumpul dalam jalur konduktor,
fiting lampu, atau bagian listrik lainnya.
Berdasarkan PUIL 2011 510.3.4.2 Tiap kotak sambung harus dilengkapi dengan
penutup, kecuali jika sudah tertutup oleh kap armatur, fiting lampu, kotak kontak,
roset, atau gawai yang sejenis.
10. Arus Beban Lebih
Berdasarkan PUIL 2011 433.1 (3.24.4.2) Koordinasi antara konduktor dan gawai
proteksi beban lebih (GPBL) Karakteristik operasi gawai yang memproteksi
terhadap beban lebih harus memenuhi dua kondisi berikut ; IB ≤ In ≤ IZ I2 ≤ 1,45
× IZ dengan IB adalah arus desain untuk sirkit tersebut; Iz adalah KHA kontinu
kabel (lihat Ayat 523); In adalah arus pengenal gawai proteksi.
Berdasarkan PUIL 2011 2.2.8.3 Perlengkapan yang dibebani arus beban lebih Jika
perlengkapan dibebani arus beban lebih dalam waktu singkat, arus pengenal gawai
proteksi dapat lebih besar dari KHA konduktor sirkit yang diproteksi, asal proteksi
konduktor terhadap hubung pendek tersedia pada gawai proteksi. Gawai proteksi
arus lebih motor terdiri atas GPAL dan GPHP. Arus pengenal GPAL motor
sekurang-kurangnya 110% - 115% arus pengenal motor. Arus pengenal GPHP
harus dikoordinasikan dengan KHA kabel. KHA kabel (Iz) sesuai 510.5.3.1
adalah 125 % arus pengenal beban penuh motor (IB). Menurut persamaan pada
Ayat 433.1 maka arus pengenal GPHP harus ≤ Iz,biasanya nilainya di antara IB
dan Iz.
Berdasarkan PUIL 2011 510.5.8.3.4 Sarana pemutus yang melayani beberapa
motor atau melayani motor dan beban lainnya, harus mempunyai kemampuan arus
sekurang-kurangnya 115% dari jumlah arus beban pada keadaan beban penuh.
11. Lampu Indikator
Berdasarkan PUIL 2011 2.6.4.1 KHA kabel yang digunakan dalam setiap sirkit
akhir tidak boleh diturunkan di bawah nilai pengenal dari alat proteksi sirkit.
Kabel dengan KHA kurang dari nilai pengenal gawai proteksi sirkit akhir dapat
digunakan dalam hal-hal berikut :
Sirkit pengendali lampu indikator, sinyal dan rele. Untuk sirkit pengendali lampu
indikator, sinyal dan rele yang berhubungan dengan perlengkapan, kabel yang
menghubungkan lampu-lampu tersebut pada sirkit akhir dapat dikurangi
ukurannya asal tidak lebih kecil dari 0,5 mm² dengan ketentuan bahwa panjang
kabel yang dikurangi ukurannya tersebut tidak lebih dari 2 m..
Berdasarkan PUIL 2011 511.2.4.4 Sakelar masuk harus dipasang sedemikian
sehingga tidak ada sekering dan gawai lainnya yang menjadi bervoltase, kecuali
voltmeter, lampu indikator, dan sekering utama yang dipasang sebelum sakelar
masuk, jika sakelar masuk tersebut dalam keadaan terbuka.
Berdasarkan PUIL 2011 9.9.2.10 Bagian perlengkapan yang telah dibebaskan dari
voltase dan akan dibuang muatan listriknya harus diperiksa secara visual dan
dengan menggunakan lampu indikator voltase untuk memastikan bahwa bagian
tersebut benar-benar telah terputus dari sumbernya.
12. Thermal Overload
Berdasarkan PUIL 2011 510.5.4.1 Proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan
untuk melindungi motor, dan perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan
berlebihan sebagai akibat beban lebih atau sebagai akibat motor tak dapat diasut.
Beban lebih atau arus lebih pada waktu motor beroperasi, bila bertahan cukup
lama, akan mengakibatkan kerusakan atau pemanasan yang berbahaya pada motor
tersebut.
Berdasarkan PUIL 2011 510.5.4.2.1 Dalam lingkungan dengan gas, uap, atau
debu yang mudah terbakar atau mudah meledak, setiap motor magun, harus
diproteksi terhadap beban lebih.
Berdasarkan PUIL 2011 510.5.4.2.2 Setiap motor trifase atau motor berdaya
pengenal satu daya kuda atau lebih, yang magun dan dijalankan tanpa
pengawasan, harus diproteksi terhadap beban lebih.
13. Motor Listrik
Berdasarkan PUIL 2011 536.5.4.1 Sirkit kendali motor harus didesain sedemikian
untuk mencegah setiap motor dari pengasutan ulang secara otomatis setelah
kemacetan karena jatuh atau hilang voltase, jika pengasutan tersebut dapat
menyebabkan bahaya.
Berdasarkan PUIL 2011 536.5.4.3 Jika keselamatan tergantung pada arah putaran
motor, harus dibuat ketentuan untuk pencegahan operasi pembalikan misalnya
karena pembalikan fase.
CATATAN Harus diperhatikan bahaya yang dapat timbul dari putusnya satu fase.
14. Berdasarkan PUIL 2011 7.11.3 cara menghubungkan:
Berdasarkan PUIL 2011 7.11.3.1 Semua hubungan konduktor pada terminal harus
baik secara mekanis dan listrik. Hubungan konduktor pada kotak hubung dan
semacamnya harus dengan cara menjepit konduktor, sehingga hubungan tersebut
tidak akan mengendur atau menjadi terlalu panas pada keadaan kerja normal.
Penjepitan tidak boleh terpengaruh oleh tekanan jika penjepit terbuat dari bahan
nonlogam atau logam yang tidak cukup keras, yang mungkin meleleh atau
berubah bentuknya karena tekanan. Terminal harus terbuat dari bahan tahan karat.
Peraturan ini tidak menghalangi penggunaan fiting lampu hias untuk pemasangan
sementara, yang dihubungkan pada konduktor secara ditusukkan; juga tidak
menghalangi penyolderan kawat kecil pada terminal rele dan alat kecil semacam
itu, atau cara penghubungan lain yang disetujui oleh instansi yang berwenang.

Berdasarkan PUIL 2011 7.11.4.1 Perlengkapan listrik dapat disambungkan pada


sirkit instalasi dengan salah satu cara tersebut di bawah ini, kecuali perlengkapan
listrik tertentu yang memerlukan cara khusus.
a Kabel yang dipasang dalam konduit biasa atau konduit fleksibel, atau kabel
berpelindung yang untuk selanjutnya tidak perlu dilindungi lagi, harus
dihubungkan dan dikokohkan dengan baik pada perlengkapan listrik yang
bersangkutan. Bila kedudukan perlengkapan listrik perlu digeser-geser pada
pemakaiannya, pengawatannya harus demikian rupa sehingga bersifat
fleksibel tanpa merusak kabel, misalnya dengan menggunakan konduit
fleksibel. Konduit fleksibel itu harus dihubungkan dan dikokohkan dengan
baik pada konduit biasa perlengkapan listrik tersebut.
b Pengawatan permanen dari instalasi harus berujung pada kotak kontak yang
sesuai, atau pada kotak sambung atau alat sambung yang lain; hubungan
pengawatan selanjutnya ke perlengkapan yang lain; hubungan pengawatan
selanjutnya ke perlengkapan listrik harus dilaksanakan dengan menggunakan
kabel fleksibel yang dihubungkan secara baik pada kedua ujungnya.
c Pada instalasi terbuka atau saluran udara, penyambungan harus dilaksanakan
dengan cara dan perlengkapan yang sudah diizinkan.
BAB III

INSTALASI LISTRIK PENERANGAN

A. Pembahasan singkat
Instalasi penerangan merupakan suatu instalasi listrik yang bebannya merupakan
komponen penerangan. Rangkaian instalasi penerangan terdiri dari beberapa
komponen listrik yang saling terhubung dari sumber listrik ke beban yang terletak
pada suatu tempat ataupun ruangan tertentu. Instalasi penerangan umumnya dirangkai
dari beberapa titik cahaya sehingga dapat terbentuk suatu sistem yang mempunyai
fungsi untuk menerangi suatu tempat.
Tujuan instalasi listrik harus direncanakan, dipasang dan diperiksa sesuai ketentuan
PUIL 2011, agar:
a. Instalasi listrik dapat dioperasikan dengan baik
b. Terjamin keselamatan manusia
c. Terjamin keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya
d. Terjamin keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik
e. Terjamin perlindungan lingkungan
f. Terjamin tujuan pencahayaan yaitu terwujudnya interior yang efisien dan nyaman.
B. Bill Of Quantity
Bill Of Quantity ini berisi alat dan bahan yang digunakan dalam pemasangan
Instalasi Penerangan. Bill of Quantity ini digunakan sebagai acuan komponen yang
akan dipasang sebagaimana harusnya, sehingga engineer dapat lebih mudah, tepat,
dan terperinci dengan komponen-komponen yang akan dibutuhkan karena pada BQ
ini menunjukkan daftar kuantitas, jumlah, serta spesifikasi komponen.
Berikut alat dan bahan serta spesifikasi yang digunakan pada Instalasi Listrik
Penerangan :
BILL OF QUANTITY INSTALASI PENERANGAN
No. Nama Barang Spesifikasi Satuan Jumlah
Schneider 10A, Trip Curve C, 380-
1. MCB 1 fasa Buah 1
415V
Schneider 6A, Trip Curve C,
2. MCB 3 fasa Buah 1
230/400V
Schneider IP 55, 40x40x40 mm, 4
3. Junction Box Buah 1
pole
4. Pipa Rucika, Tipe AW, PVC, 5/8Inch Meter -
5. Kabel Eterna, NYM 4 x 1,5mm2 Meter -
6. Kontaktor Schneider 6A, 2.2 Kw, 220V AC Buah 1
7. Saklar Impuls Schneider, 16A, 230-240VAC Buah 1
Schneider, 16A, 230-240VAC,
8. Saklar Tukar Buah 2
50/60HZ
Schneider 16A, 230-240VAC,
9. Push Button Buah 2
50/60HZ
Schneider Leona, 16A, 230-
10. Stop Kontak Buah 1
240VAC, 50/60HZ
11. Fitting Lampu Pijar Broco, E12 Buah 3
12. Fitting Lampu TL Vossels, T5, 26x21x 16mm Buah 3
Phillips 16W, 230-240VAC,
13. Lampu TL Buah 3
50/60HZ
Phillips Type Clear 60W, 230-
14. Lampu Pijar Buah 3
240VAC, 50/60HZ

C. Deskripsi Rangkaian
Pada rangkaian ini terdapat MCB 1 fasa yang mengamankan 1 buah lampu
yang dioperasikan oleh 2 saklar tukar. Mengoperasikannya dengan menekan saklar
tukar maka tegangan akan masuk langsung ke lampu, dan lampu akan menyala.
Sedangkan untuk mematikannya tekan kembali saklar tukar sehingga saklar tukar
akan memutus tegangan ke lampu. Satu buah lampu yang diamankan oleh MCB 1
fasa ini menerangi Dapur, Gedung, dan WC.
Serta terdapat MCB 3 fasa yang mengamankan 2 buah lampu pijar dan 3 buah
lampu TL yang dioperasikan oleh 1 saklar impuls. Mengoperasikannya hanya perlu
menekan satu kali saklar impuls sehingga tegangan masuk ke impuls lalu kontak
impuls dalam keadaan NO menjadi menutup sehingga tegangan masuk ke koil
kontaktor dan mengubah kontak kontaktor NO menjadi menutup sehingga bisa
menghidupkan 2 buah lampu pijar dan 3 buah lampu TL. 2 buah lampu pijar dan 3
buah lampu TL ini menerangi PNR Benkel. Mematikannya dengan cara tekan
kembali saklar impuls NC sehingga kontak NC akan menjadi membuka dan memutus
arus.
D. Gambar
1. Panel Penerangan

2. Block Diagram
3. Diagram Kontrol

4. Wiring diagram
BAB IV

INSTALASI DAYA PENGASUTAN DOL 1 DAN DOL 2

A. Pembahasan singkat
Direct On Line atau bisa disebut dengan DOL yaitu rangkaian kontrol listrik
yang berfungsi memberikan sebuah arus kepada motor listrik agar motor listrik
tersebut bisa berputar untuk menggerakan suatu mesin.
Rangkaian Direct Online Starter ini sering dipakai pada industri, karena motor
listrik pada start awal itu membutuhkan sebuah arus yang sangat tinggi bisa disebut
dengan Inrush Current. Rangkaian Direct Online Stater ini biasanya diaplikasikan di
dunia industri seperti pabrik, kebanykan DOL ini digunakan pada mesin atau
kapasitar elektro motornya dibawah 10kW.
Rangkaian Direct On Line Stater secara umum bekerja langsung memberikan
tegangan 380V AC pada elektro motor jadi langsung full load untuk menggerakan
elektro motor.
Terdapat dua rangkaian listrik yang membentuk dari rangkaian DOL ini :
a. Rangkaian daya yaitu rangkaian yang merupakan jalur tegangan utama motor bisa
220V, 380V, 660V, bahkan 6.6 kV, dan sebagainya. Aliran arus ke motor
ditentukan oleh kondisi anak kontak dari kontaktor utama.
b. Rangkaian kontrol yaitu rangkaian yang digunakan untuk memutus atau
menyambung aliran arus ke motor melalui anak kontak kontaktor utama.
Kontaktor utama harus energize atau mendapatkan tegangan suplai agar anak
kontaknya berubah kondisi. Hal ini dicapai dengan menekan tombol START atau
tertutupnya anak kontak NO dari relai kontrol jarak jauh di rangkaian kontrol.
Tegangan yang dipakai biasanya 110VAC.
B. Bill Of Quantity
Bill Of Quantity ini berisi alat dan bahan yang digunakan dalam pemasangan Instalasi
Daya DOL 1 dan DOL 2. Bill of Quantity ini digunakan sebagai acuan komponen
yang akan dipasang sebagaimana harusnya, sehingga engineer dapat lebih mudah,
tepat, dan terperinci dengan komponen-komponen yang akan dibutuhkan karena pada
BQ ini menunjukkan daftar kuantitas, jumlah, serta spesifikasi komponen.
BILL OF QUANTITY DOL 1
No Nama Komponen Spesifikasi Jumlah Satuan
1 MCB 3 fasa Schneider 10A, Trip Curve C, 380-415V 1 Buah
2 Kontaktor Schneider 6A, 2.2 Kw, 220V AC 1 Buah
3 Thermal Overload Himel TOR Range 0.10 - 38 A 1 Buah
2
4 Kabel Eterna NYY, 5x2,5mm
- Meter
NYM 3x1,5mm2
5 Motor Listrik Teco 380V, 15HP, 3KW, 50HZ 1 Buah
6 Push Button Schneider 16A, 230-240VAC, 50/60HZ 1 Buah

BILL OF QUANTITY DOL 2


No Nama Komponen Spesifikasi Jumlah Satuan
1 MCB 3 fasa Schneider 10A, Trip Curve C, 380-415V 1 Buah
2 Kontaktor Schneider 6A, 2.2 Kw, 220V AC 1 Buah
3 Thermal Overload Himel TOR Range 0.10 - 38 A 1 Buah
4 Kabel Eterna NYY, 5x2,5mm2
- Meter
NYM 3x1,5mm2
5 Motor Listrik Teco 380V, 15HP, 3KW, 50HZ 1 Buah
6 Lampu Indikator Himel Type : AD22-22DS, 220Volt,
2 Buah
Merah, Hijau
7 Push Button Schneider 16A, 230-240VAC, 50/60HZ 1 Buah

C. Deskripsi Rangkaian
1. Diagram Daya DOL 1
Diagram daya pengasutan Direct On Line 1 ini MCB 3 Fasa mengamankan
satu buah kontak kontaktor, satu buah kontaktor, satu buah TOLR dan motor
listrik 3 fasa.
Cara mengoperasikannya, arus masuk melalui MCB 3 Fasa lalu meng-energize
koil kontaktor sehingga kontak kontaktor menutup lalu tengangan melewati
TOLR, tegangan masuk ke motor listrik dan motor listrik 3 fasa dapat
dioperasikan.
2. Diagram Kontrol DOL 1
Diagram kontrol pengasutan Direct On Line 1 ini salah satu MCB 3 fasa
mengamankan satu buah kontak TOLR, satu buah push button, satu buah kontak
utama kotaktor, satu buah kontak bantu kontaktor dan satu buah kontaktor.
Cara mengoperasikannya, tegangan masuk melalui salah satu MCB 3 fasa,
kemudian tengangan melewati kontak NC dari TOLR yang ada diluar panel,
selanjutnyaa tegangan masuk melalui kontak NC dan NO dari push button
sehingga meng-energize koil pada kontaktor sehingga motor bisa beroperasi.
Cara mematikannya, tekan push button NC sehingga push button NC akan
membuka dan memutus arus ke motor.
3. Diagram Daya DOL 2
Diagram daya pengasutan Direct On Line 2 ini MCB 3 Fasa mengamankan
satu buah kontak kontaktor, satu buah kontaktor, satu buah TOLR dan motor
listrik 3 fasa.
Cara mengoperasikannya, arus masuk melalui MCB 3 Fasa lalu meng-energize
koil kontaktor sehingga kontak kontaktor menutup lalu tengangan melewati
TOLR, tegangan masuk ke motor listrik dan motor listrik 3 fasa dapat
dioperasikan.
4. Diagram Kontrol DOL 2
Diagram kontrol pengasutan Direct On Line 2 salah satu MCB 3 fasa atau
MCB nomor 3, mengamankan dua buah kontak TOLR, satu buah push button,
satu buah kontak bantu kontaktor, satu buah kontaktor dan dua buah lampu
indikator (merah dan hijau).
Cara mengoperasikannya, tegangan masuk melewati MCB 3 Fasa, lalu
tegangan juga melalui kontak NC TOLR dan kontak NC Push Button. Lalu masuk
ke kontak NO Push Button sehingga meng-energize koil pada kontaktor K6 dan
lampu indicator H8 (hijau) menyala yang menandakan bahwa rangkaian bisa
beroperasi. Jika pada rangkian diagram kontrol ini terjadi overload maka arus
yang tadinya melewati kontak NC TOLR akan berpindah dan melewati kontak
NO TOLR yang menutup dikarenakan overload tadi dan lampu indikator
berwarna merah akan menyala yang menandakan pada rangkaian perngasutan ini
terjadi overload.
Cara mematikannya, tekan push button NC sehingga push button NC akan
membuka dan memutus arus ke motor.
D. Gambar
1. Panel Daya

2. Wiring Panel Daya


3. Diagram Daya DOL 1

4. Diagram Kontrol DOL 1


5. Diagram Daya DOL 2

6. Diagram Kontrol DOL 2


BAB V

INSTALASI DAYA PENGASUTAN DOUBLE SPEED

A. Pembahasan singkat
Motor pengasutan double speed ini disebut juga motor dahlender karena bisa
beroperasi dengan dua kecepatan. Sesuai dengan rumus berikut

ns = dimana bahwa kecepatan yang dihasilkan motor dipengaruhi oleh frekuensi

dan jumlah kutub nya. Untuk motor dahlander memiliki kumparan stator yang
dirancang sedemikian rupa, sehingga dengan merubah titik hubung dapat membuat
perubahan jumlah kutub stator (P), dari 4 kutub ke 2 kutub, 8 kutub ke 4 kutub.
Dengan terjadinya perubahan kutub stator (P), Putaran motor akan berubah. Dapat
dilihat contoh kumparan motor dibawah; Dengan bentuk kumparan motor seperti
diatas, kecepatan dapat kita atur dengan kecepatan lambat atau kecepatan tinggi. Agar
kecepatan motor berjalan secara lambat kita dapat memasangkan belitan pada
1U1V1W, sedangkan apabila kita menginginkan motor berputar dengan kecepatan
tinggi kita dapat memasangnya pada 2U2V2W.

Rangkaian interlock adalah istilah yang digunakan dalam sistem rangkaian


kontrol sebagai sarana untuk mengunci / menutup kondisi dari dua atau lebih kondisi
yang berbeda sehingga tidak saling bekerja pada saat yang bersamaan. Sebagai contoh
Rangkaian Interlock dengan kontaktor magnet dapat kita lihat pada Rangkaian kontrol
double speed, biasanya pada rangkaian ini terdapat minimal 2 buah kontaktor.
Kontaktor pertama digunakan untuk kecepatan rendah, sedangkan untuk kontaktor
yang satunya lagi untuk kecepatan tinggi.

Dinamakan double speed karena pada prinsipnya memiliki kesamaan dengan


forward reverse yang memiliki dua arah, tetapi double speed ini memiliki dua
kecepataan. Untuk merubah kecepatan motor doublespeed, dilakukan dengan cara
mengubah jumlah kutubnya. Semakin besar jumlah kutub, maka kecepatan putaran
motor akan semakin cepat. Tetapi semakin kecil jumlah kutub, maka akan semakin
lambat kecepatan putaran motornya.

B. Bill Of Quantity
Bill Of Quantity ini berisi alat dan bahan yang digunakan dalam pemasangan
Instalasi Daya Double Speed. Bill of Quantity ini digunakan sebagai acuan komponen
yang akan dipasang sebagaimana harusnya, sehingga engineer dapat lebih mudah,
tepat, dan terperinci dengan komponen-komponen yang akan dibutuhkan karena pada
BQ ini menunjukkan daftar kuantitas, jumlah, serta spesifikasi komponen.
BILL OF QUANTITY DOUBLE SPEED
No Nama Komponen Spesifikasi Jumlah Satuan
1 MCB 3 fasa Schneider 10A, Trip Curve C, 380-415V 1 Buah
2 Kontaktor Schneider 6A, 2.2 Kw, 220V AC 2 Buah
3 Kontak Bantu Schneider LAD8N20 2 Buah
4 Thermal Overload Himel TOR Range 0.10 - 38 A 1 Buah
5 Eterna NYY, 4x2,5mm2
Kabel - Meter
Eterna, NYM 4x 2,5mm2
6 Motor Listrik Teco 380V, 15HP, 3KW, 50HZ 1 Buah
7 Push Button Schneider 16A, 230-240VAC, 50/60HZ 3 Buah

C. Deskripsi Rangkaian
1. Diagram Daya
Pada diagram daya pengasutan double speed ini MCB 3 Fasa mengamankan
dua buah kontaktor, dua buah TOLR dan motor listrik 3 fasa 6 pole.
Untuk mengoperasikan kecepatan rendah maka, arus masuk melalui MCB 3
Fasa lalu meng-energize koil kontaktor K1 sehingga kontak kontaktor K1 NC
akan memutus arus ke kontaktor K2 dan motor pun siap untuk dioperasikan
dengan kecepatan rendah.
Untuk mengoperasikan kecepatan tinggi maka arus masuk melalui MCB 3 fasa
lalu meng-energize koil kontaktor K2 sehingga kontak kontaktor K2 NC akan
memutus arus ke kontaktor K1 dan motor pun siap untuk dioperasikan dengan
kecepatan tinggi.
2. Diagram Kontrol
Pada diagram kontrol ini, tegangan masuk ke MCB 3 fasa lalu masuk ke
TOLR NC, masuk ke push button NC, ketika push button NO S1 ditekan maka
akan meng-energize koil kontaktor K1, dan kontak bantu K1 NO akan menutup
dan ketika koil kontaktor K1 ter-energize maka kontak kontaktor K1 NC akan
membuka sehingga tidak memberikan tegangan ke koil kontaktor K2 sehingga
motor beroperasi pada kecepatan pertama (kecepatan rendah).
Cara mengoperasikannya, ketika push button S2 NO ditekan maka akan
mengenergize koil kontaktor K2, maka kontak bantu K2 NO akan menutup dan
kontaktor K2 NC akan membuka sehingga tidak memberikan tegangan ke koil
kontaktor K1, sehingga motor beroperasi pada kecepatan kedua (kecepatan
tinggi).
Untuk mematikannya, menekan push button NC STOP maka tidak akan ada
tegangan yang mengalir ke rangkaian.

Jika terjadi overload baik pada saat motor beroperasi dengan kecepatan
rendah maupun tinggi maka, tegangan yang tadinya mengalir sampai ke kontaktor
akan diputus oleh kontak NC TOLR yang mengakibatkan tegangan tidak masuk
kemotor.

D. Gambar
1. Diagram Daya Double Speed
2. Diagram Kontrol Double Speed
BAB VI

INSTALASI DAYA PENGASUTAN STAR-DELTA

A. Pembahasan singkat
Star delta adalah sebuah sistem starting motor yang paling banyak digunakan
untuk starting motor induksi tiga fasa. Metode star delta adalah metode pengasutan
dengan mengurangi tegangan yang masuk ke kumparan motor. Sebuah motor induksi
yang dapat digunakan dalam hubungan star delta mempunyai enam buah terminal dan
tidak dapat digunakan secara bersamaan. Pada saat awal motor bekerja menggunakn
hubungan star (Y) dan ketika motor telah mencapai kecepatan 80% dari kecepatan
maksimal, hubungan star diubah menjadi hubungan delta (∆). Saat terhubung star,
tegangan masing masing fasa dikurangi sebesar 1/√3 (57,7% tegangan sumber) dan
arus sumber dikurangi sebesar 1/3. Keuntungan motor induksi tiga fasa menggunakan
hubungan star delta adalah arus hubungan star hubungan star delta adalah arus
hubungan star lebih kecil terhadap arus hubungan delta, sehingga dapat mengurangi
besarnya arus start motor yang mendekati 7 kali arus nominal serta torsi motor dapat
dipertahankan.

Sistem pneumatic pada timer on delay, pada dasarnya, prinsip kerja dari sistem
pneumatik adalah pemanfaatan udara terkompresi menjadi suatu gerakan translasi
pada plunyer atau piston. untuk pengaplikasian yang lebih banyak, maka hal ini jauh
lebih efisien dan praktis. Pada umumnya, sistem meliputi kompresor udara yang
menyimpan udara yang terkompresi dalam sebuah cylinder dan melepaskannya di
bawah control listrik. Sistem pneumatik menggunakan hukum-hukum aeromekanika,
yang mana menentukan kondisi keseimbangan antara gas dan uap (khususnya udara
atmosfir) dengan adanya gaya-gaya luar (aerostatika) dan teori aliran (aerodinamika).
B. Bill Of Quantity
Bill Of Quantity ini berisi alat dan bahan yang digunakan dalam pemasangan
Instalasi Daya Star Delta. Bill of Quantity ini digunakan sebagai acuan komponen
yang akan dipasang sebagaimana harusnya, sehingga engineer dapat lebih mudah,
tepat, dan terperinci dengan komponen-komponen yang akan dibutuhkan karena pada
BQ ini menunjukkan daftar kuantitas, jumlah, serta spesifikasi komponen.
BILL OF QUANTITY STAR-DELTA
No Nama Komponen Spesifikasi Jumlah Satuan
1 MCB 3 fasa Schneider 20A, Trip Curve C, 380-415V 1 Buah
2 Kontaktor Schneider 6A, 2.2 Kw, 220V AC 2 Buah
3 Kontak Bantu Schneider LAD8N20 3 Buah
4 Thermal Overload Himel TOR Range 0.10 - 38 A 1 Buah
Eterna NYY, 4x2,5mm2
5 Kabel - Meter
Eterna, NYM 4x 2,5mm2
6 Push Button Schneider 16A, 230-240VAC, 50/60HZ 2 Buah
7 Timer on delay Schneider LC1D Setting Waktu 1-30s 1 Buah

C. Deskripsi Rangkaian
1. Diagram Daya
Pada diagram daya pengasutan Star - Delta ini MCB 3 Fasa mengamankan tiga
buah kontaktor, satu buah timer on delay, satu buah TOLR dan motor listrik 3 fasa
6 pole. Untuk mengoperasikannya Star-Delta ini yaitu arus masuk melewati MCB
3 fasa lalu meng-energize koil kontaktor K1 sehingga menarik timer on delay.
Timer on delay akan berkerja sesusai dengan settingan yang ditentukan misal 5
detik, maka timer on delay akan bekerja 5 detik ketika tadi koil kontaktor energize
dan menarik timer on delay. Setelah 5 detik maka tegangan akan meng-energize
koil kontaktor K3 sehingga motor beroperasi dengan hubungan bintang. Lalu
setelah 5 detik kemudian motor akan beroperasi secara delta karena tegangan akan
meng-energize koil kontaktor K2.
2. Diagram Kontrol
Rangkaian Star Delta mendapatkan suplay tegangan AC dari Panel Utama,
pada rangkaian ini terdapat MCB 3 Phase yang mengamankan rangkaian yang
mengendalikan motor 3 Phase yang dioperasikan oleh Push Button. Ketika push
button dioperasikan (Start) maka tegangan akan masuk menuju koil K1T, lalu
kontak NO K1 akan menutup, teganganpun akan masuk menuju koil K3 dan
kontak NC K3 akan membuka agar tegangan tidak masuk menuju koil K2.
Motorpun akan berjalan dengan hubungan Star. Setelah setting waktu dari timer
on delay sudah terpenuhi, kontak NO KiT akan menutup dan kontak NC KiT akan
membuka, teganganpun akan masuk menuju koil K2 dan kontak NC K2 akan
membuka agar tegangan tidak masuk menuju koil K3. Motorpun akan berjalan
dengan hubungan delta. Selanjutnya apabila motor dalam keadaan overload disini
TOLR akan bekerja, sehingga kontak NC TOLR (95-96) akan membuka dan
memutus tegangan dari sumber ke beban motor.
D. Gambar
1. Diagram Daya Star-Delta
2. Diagram Kontrol Star-Delta
BAB VII

KESIMPULAN

Setelah penyusunan Laporan Instalasi Tenaga ini praktikan dapat mengetahui


komponen-komponen yang digunakan pada rangkaian Instalasi Penerangan dan
Instalasi Daya, mengetahui dan memahami rangkaian Instalasi Penerangan dan
Instalasi Daya, mengetahui standar-standar yang berlaku dalam pemasangan, serta
mengetahui prosedur K3 yang sesuai dengan praktikum yang dilaksanakan.

Pada pengasutan double speed praktikan memahami bahwa:

1. Double speed merupakan pengasutan yang memiliki 2 skenario, yaitu kecepatan


rendah dengan kecepatan tinggi.
2. Untuk mengubah kecepatan motor doublespeed, dilakukan dengan cara mengubah
jumlah kutubnya. Semakin besar jumlah kutub, maka kecepatan putaran motor
akan semakin cepat. Tetapi semakin kecil jumlah kutub, maka akan semakin
lambat kecepatan putaran motornya.

Pada rangkaian star delta mempunyai fungsi untuk mengurangi jumlah dari
arus start pada saat motor itu dihidupkan yang dapat mencapai 5-6 kali arus nominal.
Pada pengasutan star-delta ini terdapat komponen timer on delay yang dimana
menggunakan sistem pneumatic. Sistem pneumatic adalah pemanfaatan udara
terkompresi menjadi suatu gerakan translasi pada plunyer atau piston. Untuk
pengaplikasian yang lebih banyak, maka hal ini jauh lebih efisien dan praktis.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13078/Kesehatan-dan-Keselamatan-Kerja-itu-
Penting.html

http://sikil-rayapen.blogspot.com/2015/08/pengertian-kegunaan-dan-jenis-stop-kontak.html.

https://mahasiswa.ung.ac.id/521414029/home/2015/6/3/saklartukar.html#:~:text=Saklar%20tukar%20
adalah%20saklar%20yang,lampu%20dari%20tempat%20yang%20berbeda.&text=Sehingga%20sakla
r%20tukar%20ini%20dikenal,penggunaan%20saklar%20ini%20sangat%20praktis.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/10/12/114600315/penerangan-untuk-motor-lebih-
baik-lampu-halogen-atau-lampu-pijar-

http://thamaro.blogspot.com/2016/06/saklar-impulspengertiancara-
kerja.html#:~:text=Saklar%20impuls%20adalah%20saklar%20yang,maka%20akan%20menggerakka
n%20tuas%20saklar.&text=Dengan%20adanya%20saklar%20ini%2C%20akan,ingin%20menambah
%20jumlah%20tombol%20tekannya.

http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-push-button-switch-saklar-tombol-tekan/

https://www.builder.id/beda-listrik-1-phase-dan-3-phase/.

https://www.duniapembangkitlistrik.com/2018/08/pengertian-fungsi-dan-tempat
pemasangan.html

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13078/Kesehatan-dan-Keselamatan-Kerja-itu-
Penting.html

https://www.builder.id/beda-listrik-1-phase-dan-3-phase/.

https://www.plcdroid.com/2019/03/rangkaian-direct-online-stater-
dol.html#:~:text=Direct%20Online%20Stater%20atau%20bisa,berputar%20untuk%20mengg
erakan%20suatu%20mesin

Anda mungkin juga menyukai