Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN AKHIR BENGKEL INSTALASI LISTRIK

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 1


DAFTAR ISI
Lembar Judul.................................................................................................. 1
Kata Pengantar................................................................................................ 2
Daftar Isi...................................................................................................... 2
Daftar Gambar................................................................................................. 3
Daftar Lampiran.......................................................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang7
1.2.Tujuan dan Manfaat8
1.3.Rumusan Masalah...9

BAB II DASAR TEORI


2.1.Pengertian Instalasi Listrik.10
2.2.Ketentuan Umum Perancangan Instalasi Listrik10
2.3.Prinsip Dasar Instalasi10
2.4.Kesehatan dan Keselamatan Kerja.11
2.5.Alat yang Digunakan untuk Instalasi Penerangan..14
2.6.Alat Ukur pada Instalasi Penerangan..21
2.7.Komponen yang digunakan untuk Instalasi Penerangan25

BAB III PERENCANAAN PRAKTIKUM


3.1. Ketentuan Umum...42
3.2. Tujuan Perencanaan...42
3.3. Diagram Kerja42
3.4. Deskripsi Proyek42

BAB IV PROSES PENGERJAAN


4.1 Langkah Kerja.45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1.Kesimpulan.55
5.2.Saran...55

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.5.1 Isi Drawer

Gambar 2.5.2 Obeng Besar

Gambar 2.5.3 Obeng Sedang

Gambar 2.5.4 Obeng Kecil

Gambar 2.5.5 Tang Pengelupas Kabel

Gambar 2.5.6 Tang Pemotong

Gambar 2.5.7 Tang Kombinasi

Gambar 2.5.8 Tang Sudut

Gambar 2.5. Gambar Tangga

Gambar 2.5. Gambar Kunci Pas

Gambar 2.5. Gambar Heater

Gambar 2.6.1 Gambar Multimeter

Gambar 2.6.2 Gambar KWh meter

Gambar 2.7.1 Gambar Pipa PVC 5/8

Gambar 2.7.2 Gambar Kotak Sambung

Gambar 2.7.3 Gambar Klem Pipa PVC 5/8

Gambar 2.7.4 Gambar Klem NYM 10mm

Gambar 2.7.5 Gambar Saklar Seri

Gambar 2.7.6 Gambar Saklar Cahaya

Gambar 2.7.7 Gambar Push Button

Gambar 2.7.8 Gambar Fitting Lokal

Gambar 2.7.9 Gambar Roset kayu

Gambar 2.7.10 Gambar Fitting tender

Gambar 2.7.11 Gambar Kotak Kontak 1 Fasa

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 3


Gambar 2.7.12 Gambar Box Panel

Gambar 2.7.13 Gambar Sekring/fuse

Gambar 2.7.14 Gambar Saklar Impuls 220V

Gambar 2.7.15 Gambar Busbar Tembaga

Gambar 2.7.16 Gambar Profil G

Gambar 2.7.17 Gambar Profil V

Gambar 2.7.18 Gambar Line Up Terminal

Gambar 2.7.19 Gambar OAK

Gambar 2.7.20 Gambar Kabel NYA

Gambar 2.7.21 Gambar Kabel NYA 1,5mm2

Gambar 2.7.22 Gambar Lasdop

Gambar 2.7.23 Gambar Benang Instalasi

Gambar 2.7.24 Gambar Connector

Gambar 2.7.25 Gambar Sekrup

Gambar 2.7.26 Gambar Lampu Pijar

Gambar 2.7.27 Gambar Kabel Power

Gambar 3.4.1 Gambar Diagram Kerja Instalasi

Gambar 3.4.2 Gambar Diagram Pengawatan Tiap Group

Gambar 3.4.3 Gambar Diagram Pengawatan Gabungan Group

Gambar 3.4.4 Gambar Diagram Pengawatan dalam Panel

Gambar 3.4.5 Gambar Diagram Pengawatan Gabungan Group dan


Panel

Gambar 4.1.1 Sketsa Gambar Instalasi

Gambar 4.1.2 Memasang Komponen Instalasi

Gambar 4.1.3 Pemipaan dan Pengawatan

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 4


Gambar 4.1.4 Pemasangan Box Panel

Gambar 4.1.5 Papan Panel

Gambar 4.1.6 Peletakan Komponen Pada Papan Panel

Gambar 4.1.7 Pengawatan Dalam Panel Serta Pemberian Identitas

Gambar 4.1.8 Pamasangan Papan panel Dalam Box Panel

Gambar 4.1.9 Hasil Evaluasi

Gambar 4.1.10 Pemasangan OAK

Gambar 4.1.11 APD untuk Terminal Atas

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 5


LAMPIRAN

Bill of Quantity
Diagram Pengawatan Tiap Group
Diagram Pengawatan Tanpa Panel
Diagram Pengawatan Dalam Panel
Diagram Pengawatan Final (Panel)
Tabel Kontinuitas (pengecekan tanpa beban)
Jobsheet Diagram Lokasi
Sirkit Daya Panel Penerangan
Single Diagram Panel Penerangan
Diagram Pengawatan APP 1 FASA
Perhitungan KWh Meter

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 6


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknik Listrik merupakan salah satu program studi di Politeknik Negeri
Malang. Salah satu tujuan dari pendirian program studi ini adalah untuk
menghasilkan lulusan yang unggul dan berdaya saing tinggi, untuk
mewujudkan tujuan tersebut sesuai dengan program studinya, diadakan mata
kuliah Bengkel Listrik II yang notabenenya merupakan aplikasi dari teori teori
yang didapatkan dari mata kuliah lain.
Kondisi di lapangan yang menuntut tiap individu untuk mengetauhi teori
beserta aplikasi dari bidang studi yang dijalani turut menjadi alasan pengadaan
mata kuliah ini. Mahasiswa dapat dikatakan orang listrik jika dapat
mengetauhi jalannya kabel, dapat memasang lampu dan memasang lampu. Hal
tersebut yang menjadikan parameter orang awam menyebut seseorang sebagai
orang listrik. Namun pada mata kuliah ini tidak sebatas diajarkan untuk hal
tersebut, namun juga dapat mengatauhi masalah-masalah yang mngkin dapat
terjadi pada suatu instalasi serta bagaimana cara mengatasinya secara mandiri.
Pada prakteknya mata kuliah Bengkel Listrik II ini mendapatkan satu job
sheet yang menjadikan arahan dalam pengerjaan tugasnya. Job Sheet ini
memuat praktek yang teorinya sudah didapatkan dalam pembelajaran di ruang
kelas. Dapat diambil contoh pelajaran Instalasi listrik pada materi instalsi
penerangan rumah tinggal. Sebelum melaksanakan praktek pada Bengkel
Listrik ini sebelumnya pada mata kuliah ini diajarkan bagaimana cara
memasangkan kabel melalu i gambar, bagaimana jalannya kabel dari KWH
meter menuju stop kontak hingga lampu yang letaknya jauh dari KWH.
Perhitungan untuk menentukan bahan yang digunakan juga sudah diajarkan
sebelumnya sehingga mahasiswa dapat memanagement kebutuhan bahan yang
akan digunakan saat praktek.
Setelah menyelesaikan praktikum siswa dituntut untuk membuat laporan
hasil praktikum yang dikumpulkan pada akhir semester sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi nilai ujian akhir semester. Dengan laporan ini dapat
dinilai tentang kemampuan mahasiswa untuk memahami materi yang

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 7


disampaikan oleh dosen. Selain itu untuk mengetahui kemampuan mahasiswa
dalam penguasaan materi juga sebagai referensi atau bekal dalam bekerja
nantinya. Dengan keterampilan bengkel mahasiswa bisa mengaplikasikan
semua teori yang didapat pada mata kuliah lain dalam prakteknya yang bisa
menciptakan lulusan yang terampil dan siap bekerja.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami tentang prinsip-prinsip peraturan, norma
dan standar sistem keselamatan kerja pada pekerjaan mekanik listrik
dengan baik.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kerusakan/cacat pada alat yang
kelihatan dan atau kondisi-kondisi yang menurut penilaian pemeriksa,
secara merugikan mempengaruhi fungsi dan keutuhan komponen dalam
sistem.
3. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja peralatan dan komponen
yang digunakan pada Praktek Bengkel semester II.
4. Mahasiswa mampu membaca dan memahami gambar teknik dengan
baik dan benar.
5. Mahasiswa mampu merangkai sesuai dengan gambar wiring yang
ditentukan.
6. Mahasiswa mampu mengerjakan instalasi listrik dengan urutan kerja
yang sesuai.
7. Mahasiswa mampu merencanakan suatu instalasi listrik on plaster.
8. Mahasiswa dapat menghitung dan mengukur kemampuan kWh meter
dengan baik.
1.2.2 Manfaat
1. Mahasiswa terampil mengerjakan pekerjaan mekanik dengan sistem
keselamatan kerja sesuai PUIL 2000.
2. Mahasiswa terampil dalam mengidentifikasi kerusakan/cacat pada alat
dan bahan yang akan digunakan.
3. Mahasiswa menghafal dan memahami setiap prinsip kerja komponen
yang digunakan pada Praktek Bengkel semester II.

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 8


4. Mahasiswa terampil membaca dan memahami gambar teknik dengam
baik dan benar.
5. Mahasiswa terampil merangkai rangkaian sesuai dengan gambar wiring
yang ditentukan.
6. Mahasiswa terampil mengerjakan instalasi penerangan dengan urutan
kerja yang sesuai.
7. Mahasiswa terampil merencanakan suatu instalasi listrik on plaster.
8. Mahasiswa terampil dalam menghitung dan mengukur kemampuan
kWh meter dengan baik.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apakah yang perlu dipersiapkan sebelum memasang sebuah instalasi ?
2. Bagaimanakah cara membengkokan pipa agar tepat siku dan sesuai standart
?
3. Bagaimanakah cara mengatauhi sambungan sudah tepat pemasangannya ?
4. Mengapa alat metering disebut APP, bukan kWh meter?

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 9


BAB II
DASAR TEORI
2.1 Instalasi Listrik
Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang
terpasang baik didalam maupun di luar bangunan untuk menyalurkan arus listrik.
Rancangan instalasi listrik harus memenuhi ketentuan PUIL 2000 dan peraturan
yang terkait dalam dokumen seperti UU NO 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi,
Peraturan Pemerintah NO 51 Tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga Listrik
dan peraturan lainnya.

2.2 Ketentuan Umum Perancangan Instalasi Listrik


Rancangan suatu sistem instalasi listrik harus memenuhi ketentuan
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan persyaratan lain seperti :
a. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
kerja, beserta Peraturan Pelaksanaannya.
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahum 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
c. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2002 tentang
Ketenagalistrikan.
Dalam perancangan sistem instalasi listrik harus diperhatikan tentang
keselamatan manusia, makhluk hidup dan keamanan harta benda dari bahaya dan
kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh penggunaan instalasi listrik. Selain itu,
berfungsinya instalasi listrik harus dalam keadaan baik dan sesusai dengan maksud
penggunaannya.

2.3 Prinsip-prinsip Dasar Instalasi Listrik


Beberapa prinsip instalasi listrik yang harus menjadi pertimbangan pada
pemasangan suatu instalasi listrik dimaksudkan agar instalasi yang dipasang dapat
digunakan secara optimum, efektif dan efisien. Adapun prinsip dasar tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Keandalan
Artinya, seluruh peralayan yang dipakai pada instalasi tersebut haruslah handal dan
baik secara mekanik maupun secara kelistrikannya. Keandalan juga berkaitan

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 10


dengan sesuai tidaknya pemakaian penganman jika terjadi gangguan, contohnya
bila terjadi suatu kerusakan atau gangguan harus mudah dan cepat diatasi dan
diperbaiki agar gangguan yang terjadi dapat diatasi.
2. Ketercapaian
Artinya, dalam pemasangan peralatan instalasi listrik yang relatif mudah dijangkau
oleh pengguna pada saat mengoperasikannya dan tata letak komponen listrik tidak
susah untuk dioperasikan, sebagai contoh pemasangan saklar tidak terlalu tinggi
atau terlalu rendah.
3. Ketersediaan
Artinya, kesiapan suatu instalasi listrik dalam melayani kebutuhan baik berupa
daya, peralatan maupun kemungkinan perluasan instalasi. Apabila ada perluasan
instalasi tidak mengganggu sistem instalasi yang sudah ada, tetapi kita hanya
menghubungkannya pada sumber cadangan (spare) yang telah diberi pengaman.
4. Keindahan
Artinya, dalam pemasangan komponen atau peralatan instalasi listrik harus ditata
sedemikian rupa, sehingga dapat terlihat rapih dan indah serta tidak menyalahi
peraturan yang berlaku.
5. Keamanan
Artinya, harus mempertimbangkan faktor keamanan dari suatu instalasi listrik, baik
keamanan terhadap manusia, bangunan atau harta benda, makhluk hidup lain dan
peralatan itu sendiri.
6. Ekonomis
Artinya, biaya yang dikeluarkan dalam pemasangan instalasi listrik harus
diperhitungkan dengan teliti dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu sehingga
biaya yang dikeluarkan dapat sehemat mungkin tanpa harus mengesampingkan hal-
hal diatas.
2.4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah


kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
dan lingkungan kerja.

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 11


Menurut America Society of safety and Engineering (ASSE) K3 diartikan
sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan
yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja.

Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan


penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan
pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar
terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi
penyediaan APD, perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang manusiawi.

Dalam pemasangan instalasi listrik, biasanya rawan terhadap terjadinya


kecelakaan. Kecelakaan bisa timbul akibat adanya sentuh langsung dengan
penghantar beraliran arus atau kesalahan dalam prosedur pemasangan instalasi.

Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan bahaya
listrik serta tindakan keselamatan kerja. Beberapa penyebab terjadinya kecelakaan
listrik diantaranya :

1. Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh akan
menimbulkan bahaya kejut.
2. Jaringan dengan hantaran telanjang
3. Peralatan listrik yang rusak
4. Kebocoran lsitrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam, apabila
terjadi kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau body
5. Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka
6. Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya sehingga
dapat menimbulkan bahaya kebakaran
7. Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak (stop kontak) dengan
kontak tusuk lebih dari satu (bertumpuk).

Contoh langkah -langkah keselamatan kerja berhubungan dengan


peralatan listrik, tempat kerja, dan cara-cara melakukan pekerjaan pemasangan
instalasi lisrik dapat diikuti pentunjuk berikut :

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 12


1. Menurut PUIL ayat 920 B6, beberapa ketentuan peralatan listrik
diantaranya :
a) Peralatan yang rusak harus segera diganti dan diperbaiki. Untuk peralatan rumah
tangga seperti sakelar, fiting, kotak -kontak, setrika listrik, pompa listrik yang dapat
mengakibatkan kecelakaan listrik.
b) Tidak diperbolehkan :
1. Mengganti pengaman arus lebih dengan kapasitas yang lebih besar
2. Mengganti kawat pengaman lebur dengan kawat yang kapasitasnya lebih besar
3. Memasang kawat tambahan pada pengaman lebur untuk menambah daya
c) Bagian yang berteganagan harus ditutup dan tidak boleh disentuh seperti
terminal-terminal sambungan kabel, dan lain lain.
d) Peralatan listrik yang rangkaiannya terbuat dari logam harus ditanahkan.

2. Menurut PUIL ayat 920 A1, tentang keselamatan kerja berkaitan dengan tempat
kerja, diantaranya :
a) Ruangan yang didalamnya terdapat peralatan lsitrik terbuka, harus diberi tanda
peringatan AWAS BERBAHAYA
b) Berhati-hatilah bekerja dibawah jaringan listrik
c) Perlu digunakan perelatan pelindung bila bekerja di daerah yang rawan bahaya
listrik

3. Pelaksanaan pekerjaaan instalasi listrik yang mendukung pada


keselamatan kerja,
antara lain :
Pekerja instalasi listrik harus memiliki pengetahuan yang telah ditetapkan oleh PLN
(AKLI)
1. Pekerja harus dilengkapi dengan peralatan pelindung seperti : Baju
pengaman (lengan panjang, tidak mengandung logam, kuat dan tahan
terahadap gesekan), Sepatu, Helm, Sarung tangan.
2. Peralatan (komponen) listrik dan cara pemasangan instalasinya harsus
sesuai dengan PUIL.

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 13


3. Bekerja dengan menggunakan peralatan yang baik
4. Tidak memasang tusuk kontak secara bertumpuk
5. Tidak boleh melepas tusuk kontak dengan cara menarik kabelnya, tetapi
dengan cara memegang dan menarik tusuk kontak tersebut.

2.5 Peralatan-peralatan Untuk Instalasi Penerangan


Dalam pengerjaan proyek instalasi diperlukan alat-alat yang nantinya
digunakan untuk mempermudah pengerjaan. Alat alat yang dibutuhkan telah
disediakan oleh Bengkel dan diletakkan pada drawer tiap mahasiswa. Adapun
beberapa alat yang kurang layak digunakan, seperti pisau yang kurang tajam dan
test pen yang lampu indikatornya tidak menyala. Berikut adalah gamabar peralatan
yang ada pada drawer serta penjelasan beberapa alat yang akan digunakan.

Gb. 2.5.1

a. Test Pen
Merupakan suatu alat instalasi listik yang digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya tegangan pada suatu komponen instalasi (misalnya
seperti kotak kontak).
Bagian-bagian tespen terdiri :
- ujung/maka tespen yang berguna untuk menyentuh benda yang
bertegangan listrik
- Batang karbon berguna untuk mengahambat sebagian arus listrik

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 14


- Lampu ac digunakan sebagai indicator
- Pegas untuk memberikan tekanan pada karbon danlampu terhadap
pangkal tespen
- Pangkal tespen terbuat dari logam sebagai ujung sentuh terhadap
jari
- Gagang tespen terbuat dari bahan transparan yang gunanya agar
lampu ac yang ada didalam agar terlihat nyalanya

Pada job sheet ini, penggunaan Test Pen paling banyak digunakan
pada saat KWh meter telah terpasang ke terminal sumber menggunakan kabel
twisted, yang berfungsi sebagai mengetahui apakah rangkaian telah
tersambung sempurnya.
b. Obeng
Obeng adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengencangkan
atau mengendorkan baut. Ada beberapa model obeng yang digunakan di
seluruh dunia. Jenis yang sangat umum di Indonesia adalah model Phillips
yang populer disebut obeng kembang atau plus (+) dan slotted yang sering
disebut obeng minus (-).
Pada job ini Obeng juga memegang peranan besar, terutama dalam
pemasangan kabel dengan komponen yang digunakan pada instalasi
penerangan atau pun pada panel. Jenis obeng yang dipilih disesuaikan
dengan baut yang akan dilepas atau dipasang. Pastikan untuk
mengencangkan baut kembali setelah dilepas agar tidak terjadi hal yang
tidak diinginkan ketika sumber sudah dihubungkan.

Gb. 2.5.2 Gb. 2.5.3

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 15


Gb. 2.5.4

c. Meteran

Meteran disebut juga sebagai pita ukur atau tape atau bisa disebut juga
sebagai rol meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak atau panjang.
Meteran juga berguna untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-siku, dan juga
dapat digunakan untuk membuat lingkaran.

Satuan yang digunakan dalam meteran adalah mm atau cm, feet tau inch.
Pita ukur atau meteran tersedia dalam ukuran panjang 10 meter, 15 meter, 30 meter
sampai 50 meter. Pita ukur biasanya dibagi pada interval 5 mm atau 10 mm.

d. Tang

Tang Pengelupas Kabel (Crimping Plier Tool Kit) / Tang penjepit kabel Jika
Anda sedang mengerjakan instalasi kabel listrik, tang ini dapat membantu. Bagian
rahang sebagai penjepit kabel. Di bawah rahang yang tajam sebagai pemotong
kabel. Di gagang yang bergerigi untuk mengelupas kabel.

Gb. 2.5.5

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 16


Tang Pemotong (cutting pliers) Memiliki rahang tajam. Fungsinya untuk
memotong kawat, kabel plastik, dan fiber tipis. Bahannya dari besi chrome
vanadium. Gagangnya dilapis plastik. Kelemahan, tidak mampu memotong ukuran
bidang yang besar atau tebal. Bentuknya mirip ikan cucut: moncong pipih, panjang,
dan berbentuk gergaji. Sebab itu, tang ini dikenal sebagai tang cucut. Berfungsi
sebagai penjepit kawat atau kabel. Namun Anda dapat memanfaatkan bagian dalam
rahang yang tajam sebagai pemotong kabel.

Gb. 2.5.6

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 17


Tang Kombinasi (Multi Purpose Plier) Ujung rahang yang bergerigi rapat, untuk
menjepit kawat atau kabel. Di tengahnya, bagian yang bergerigi renggang, untuk
mengunci mur. Rahang tajam sebagai pemotong kawat dan kabel. Kelemahannya,
jika celah antar rahang berkarat akan berakibat macet.

Gb. 2.5.7

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 18


Tang Sudut Moncong rahang memiliki sudut kemiringan 45derajat. Fungsinya
untuk menjepit kawat dan kabel yang sulit dijangkau, seperti di kolong
meja. Kelemahannya, hanya cocok untuk bagian dengan sudut kemiringan 45
derajat.

Gb. 2.5.8

e. Tangga

Tangga digunakan untuk membantu mahasiswa untuk naik menjangkau


kabel jaringan untuk memasangkan twisted kabel ke kWh meter.

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 19


Gb. 2.5.9

f. Kunci Pas

Kunci pas berfungsi untuk mengencangkan dan melepas baut dan mur
yang tidak terlalu kuat momen pengencangannya atau kepala baut dan mur yang
telah dilonggarkan. Pada job sheet kali ini, kunci pas digunakan untuk
mengencangkan/melonggarkan pada saat pemasangan kabel twisted ke terminal
menggunakan connector.
Gb. 2.5.10

g. Heater
Gb. 2.5.11
Pada job kali ini diperlukan pipa
sebagai media peletakan kabel. Di
Politeknik diajarkan sejak dini untuk
memakai segala macam perlengkapan
seadanya jika bahan yang digunakan tidak
tersedia dan asalkan dapat menggantikan
fungsi yang sama.

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 20


Pada job ini bengkel tidak memberikan bahan berupa pipa siku sehingga
mahasiswa dituntut kreatif untuk membengkokkan pipa sendiri menggunakan alat
bernama heater, seperti gambar diatas.
Langkah untuk membengkokkan pipa adalah :
1. Ukur panjang pipa disalah satu sisi yang akan dibengkokkan,
jangan terlebih dahulu memotong pipa, biarkan salah satu sisi
yang panjang
2. Tandai daerah yang akan dibengkokkkan dengan menggunakan
drawing pen
3. Sipkan kabel NYM inti 3 sepanjang 60 cm sebagai media
pembengkok
4. Panaskan bagian pipa yang sudah ditandai dengan heater, setelah
pipa melunak masukkan kabel NYM
5. Tarik sesegera mungkin sambil dilengkungkan sampai
membentuk sudut siku (90 derajat)
6. Ketika pipa sudah melengkung segera tarik keluar kabel NYM
7. Pijat-pijat permukaan pipa jika terjadi lengkungan kecil selagi
pipa masih panas

2.6 Alat Ukur Pada Instalasi Penerangan

a. Multimeter

Merupakan alat ukur yang dapat mengukur tegangan, arus dan hambatan
baik dalam tegangan AC maupun DC. Cara penguprasiannya hanya dapat
mengukur satu parameter namun ketika ingin mengukur parameter lain kita dapat
memindahkan selektornya ke parameter yang kita inginkan. Gambar multimeter
sendiri dapat dilihat pada gambar dibawah:
Gb. 2.6.1

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 21


Multimeter lebih dipilih penggunaannya karena dinilai lebih praktis, dalam satu alat
dapat mengukur 3 parameter.

b. KWh Meter

Gb. 2.6.2

Kwh meter adalah alat yang digunakan oleh pihak PLN untuk menghitung
besar pemakaian daya konsumen. Alat ini sangat umum dijumpai di masyarakat.
Bagian utama dari sebuah KWH meter adalah kumparan tegangan, kumparan arus,
piringan aluminium, magnet tetap yang tugasnya menetralkan piringan aluminium
dari induksi medan magnet dan gear mekanik yang mencatat jumlah perputaran
piringan aluminium.

Alat ini bekerja menggunakan metode induksi medan magnet dimana


medan magnet tersebut menggerakkan piringan yang terbuat dari aluminium.

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 22


Putaran piringan tersebut akan menggerakkan counter digit sebagai tampilan
jumlah KWH nya.
Medan Magnet Pada KWh Meter

Model Fisik KWh Meter

Pada Poin pertama, mengambarkan kepada kita bagaimana medan magnet


memutarkan piringan alumunium. Arus listrik yang melalui kumparan arus
mengalir sesuai dengan perubahan arus terhadap waktu. Hal ini menimbulkan
adanya medan di permukaan kawat tembaga pada koil kumparan arus. Kumparan
tegangan membantu mengarahkan medan magnet agar menerpa permukaan
alumunium sehingga terjadi suatu gesekan antara piringan alumunium dengan
medan magnet disekelilingnya.
Dengan demikian maka piringan tersebut mulai berputar dan kecepatan putarnya
dipengaruhi oleh besar kecilnya arus listrik yang melalui kumparan arus. Gambar b
merupakan koneksi KWH Meter dimana ada empat buah terminal yang terdiri dari
dua buah terminal masukan dari jala jala listrik PLN dan dua terminal lainnya
merupkan terminal keluaran yang akan menyuplai tenaga listrik ke rumah.Dua
terminal masukan dihubungkan ke kumparan tegangan secara parallel dan antara
terminal masukan dan keluaran dihubungkan ke kumparan arus.
Prinsip Kerja KWh Meter

Berikut diberikan gambar KWH meter analog beserta gambar prinsip kerja
dari KWHmeter tersebut apabila ditinjau dari segi fisika. Dari gambar di bawah
dapat dijelaskan bahwa arus beban I menghasilkan fluks bolakbalik c, yang
melewati piringan aluminium dan menginduksinya, sehingga menimbulkan
tegangan dan eddy current. Kumparan tegangan Bp juga mengasilkan fluks bolak-
balik p yang memintas arus If. Karena itu piringan mendapat gaya, dan resultan
dari torsi membuat piringan berputar.

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 23


Prinsip Dasar KWH Meter

Torsi ini sebanding dengan fluks p dan


arus IF serta harga cosinus dari sudut
antaranya. Karena p dan IF sebanding dengan tegangan E dan arus beban I, maka
torsi motor sebanding dengan EI cos , yaitu daya aktif yang diberikan ke beban.
Karena itu kecepatan putaran piringan sebanding dengan daya aktif yang terpakai.
Semakin besar daya yang terpakai, kecepatan piringan semakin besar, demikian
pula sebaliknya. Secara umum perhitungan untuk daya listrik dapat di bedakan
menjadi tiga macam, yaitu :
Daya kompleks S(VA) = V.I
Daya reaktif Q(VAR) = V.I sin
Daya aktif P(Watt) = V.I cos .(2.1)
Dari ketiga daya diatas, yang terukur pada KWH meter adalah daya aktif, yang
dinyatakan dengan satuan Watt.
Perhitungan Biaya KWh Meter

KWh Meter berarti Kilo Watt Hour Meter dan kalau diartikan menjadi n ribu
watt dalam satu jamnya. Jika membeli sebuah KWh Meter maka akan tercantum X
putaran per KWh, artinya untuk mencapai 1 KWh dibutuhkan putaran sebanyak x
kali putaran dalam setiap jamnya. Contohnya jika 900 putaran per KWh maka harus
ada 900 putaran setiap jamnya untuk dikatakan sebesar satu KWh. Jumlah KWh itu
secara kumulatif dihitung dan pada akhir bulan dicatat oleh petugas besarnya
pemakaian lalu dikalikan dengan tarif dasar listrik atau (TDL) ditambah dengan
biaya abodemen dan pajak menghasilkan jumlah tagihan yang harus dibayarkan
setiap bulannya.
KWH Meter Prabayar PLN

KWh meter pbrabayar ini dirancang denngan menggunakan KWh meter


elektrik yang baru. Sistem pembayaran atau pengisian rekening listrk adalah dengan
menggunakan aplikasi chip card. Aplikasi ini sangat memudahkan masyarakat dan
PLN dalam hal proses pengisian rekening listrik yang efektif. Chip card adalah

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 24


suatu jenis kartu alat pembayaran yang semakin populer seiring dengan kemajuan
teknologi mikroelektronika serta semakin meningkatnya tuntutan masyarakat
terhadap alat pembayaran yang praktis. Kehadiran chip card tidak dapat dihindari
dimana penggunaannya semakin luas baik volume maupun lingkup aplikasinya.
Salah satu kemungkinan aplikasi chip card adalah sebagai alat bayar konsumsi
energi listrik.
Bagi konsumen, sistem ini juga dapat menguntungkan yaitu :
a. Pengendalian penggunaan listrik dapat lebih baik, karena pembayaran
yang dilakukan diawal dapat digunakan untuk membatasi konsumsi
b. Perbaikan sistem pengukuran karena perangkat elektronik yang
digunakan adalah elektronis dengan ketelitian dan keamanan yang lebih
tinggi
c. Mengurangi kesalahan penagihan yang disebabkan human error
2.7 Komponen yang Digunakan Pada Instalasi Penerangan

a. Pipa PVC 5/8

Gb. 2.7.1

Peran pipa dalam instalasi penerangan on plaster ini adalah sebagai tempat
kabel yang menghubungkan antara satu komponen instalasi ke komponen
lain. Pipa ini juga dapat berfungsi sebagai perlindungan dari lingkungan
serta untuk menjaga keindahan dan kerapian. Pada job ini mahasiswa
membutuhkan 4 meter pipa atau sama dengan 1 lonjor pipa PVC dengan
diameter 5/8 inchi.

b. Kotak Sambung (T-dos)

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 25


Gb. 2.7.2

Peran kotak sambung dalam instalasi penerangan on plaster ini adalah


sebagai media penghubung untuk satu pipa yang berisi kabel ke pipa yang lain.
Kotak sambung juga merupakan tempat dimana mahasiswa diperbolehkan untuk
menjumper kabel, menjumper kabel hanya diperbolehkan pada kotak sambung ini
dengan alasan keamanan. Ketika melakukan penyambungan / jumper disarankan
untuk memeriksa sudah rekat atau belum sambungan tersebut. Pada job ini
mahasiswa membutuhkan 2 buah kotak sambung yang keempat lubangnya pas
dengan pipa berukuran 5/8 inchi.

c. Klem PVC 5/8

Gb. 2.7.3
Kegunaan klem pvc 5/8 ini pada instalasi on plaster adalah sebagai penguat dan
penetap posisi pipa agar tidak bergeser. Alasan dipakainya klem ini juga dapat
dikatakan agar penataan pipa terlihat rapi. Dalam job ini klem pvc yang digunakan
sebanyak 12 buah.

d. Klem NYM 10mm (Paku)

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 26


Gb. 2.7.4

Klem ini berfungsi hanya untuk menegakkan / membenkokkan kabel NYM yang
sulit dipengkokkan dengan tang, agar tata letak kabel NYM ini indah klem ini
digunakan. Klem ini berbeda dengan klem untuk pipa PVC yang pemasangannya
direkatkan menggunakan baut, klem ini dipasang dan direkatkan menggunakan
paku. Pada job ini klem NYM 10mm dibutuhkan sebanyak 4 buah

e. Saklar Seri / Saklar 1 Kutub

Gb. 2.7.5

Saklar seri berfungsi sebagai tombol yang digunakan untuk mengoprasikan lampu.
Disebut saklar seri karena dalam satu saklar terdapat 2 tombol sledding yang dapat
digunakan untuk menyalakan 2 lampu berbeda. Pada job ini saklar seri dibutuhkan
sebanyak 1 buah.

f. Saklar Cahaya / LDR

Gambar 2.7.6

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 27


Sensor Cahaya LDR (Light Dependent
Resistor) adalah salah satu jenis resistor
yang dapat mengalami perubahan
resistansinya apabila mengalami perubahan
penerimaan cahaya. Besarnya nilai
hambatan pada Sensor Cahaya LDR (Light
Dependent Resistor) tergantung pada besar
kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR
itu sendiri. LDR sering disebut dengan alat
atau sensor yang berupa resistor yang peka
terhadap cahaya. Biasanya LDR terbuat
dari cadmium sulfida yaitu merupakan
bahan semikonduktor yang resistansnya berubah-ubah menurut banyaknya cahaya
(sinar) yang mengenainya.
Resistansi LDR pada tempat yang gelap biasanya mencapai sekitar 10 M,
dan ditempat terang LDR mempunyai resistansi yang turun menjadi sekitar 150 .
Ketika ditempat terang LDR akan memberikan sensor untuk menyalakan lampu.
Pada job ini saklar cahaya yang dibutuhkan sebanyak 1 buah.

g. Push Button

Gb. 2.7.7
Pada dasarnya pusbutton ini berfungsi sebagai
tombol yang digunakan untuk menyalakan
lampu. Perlu diperhatikan sebelumnya,
pushbutton yang digunakan disini adalah
pushbutton jenis pengunci. Pusbutton
berhubungan dengan impuls yang ada pada
panel untuk menyalakan lampu. Pada job ini
diperlukan pushbutton sebanyak 1 buah.

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 28


h. Fitting Lokal

Gb. 2.7.8

Fitting lampu ini berfungsi sebagai tempat untuk menaruh lampu. Lampu yang
dapat dimasukkan dalm fitting ini adalah jenis lampu ulir baik LHE ataupun lampu
pijar. Pada job ini diperlukan fitting local sebanyak 3 buah yang masing-masing
ditempatkan pada roset kayu.
i. Roset Kayu

Gb. 2.7.9

Roset kayu ini berfungsi sebagai tempat dudukan fitting lampu lokal. Roset
ini berhubungan langsung dengan papan untuk instalasi sehingga paku sekrup yang
digunakan juga sangat tebal. Pada job ini diperlukan roset kayu sebanyak 3 buah

j. Fitting Tender

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 29


Gb. 2.7.10
Fitting lampu ini berfungsi sebagai tempat lampu seperti fitting pada
umumnya, hanya bahannya saja yang berbeda. Pada job ini diperlukan fitting tender
sebanyak 1 buah.

k. Kotak Kontak 1 Fasa

Gb. 2.7.11

Kotak kontak berfungsi sebagai penyalur tegangan untuk alat listrik. Disini
menggunakan kotak kontak 1 fasa karena netral dan ground digabung menjadi 1.
Pada job ini diperlukan kotak kontak sebanyak 1 buah.

l. Box Panel

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 30


Gb. 2.7.12
Box panel yang digunakan pada job ini berfungsi sebagai tempat pengaman
serta line up terminal yang menghubungkan kabel sumber dengan kabel beban. Box
panel yang digunakan berukuran kecil dengan ukuran panjang kali lebar sebesar 40
x 30 cm. pada job ini diperlukan box panel sebanyak 1 buah.

m. Fuse atau Sekring

Gb. 2.7.13
Sekring disini berfungsi sebagai pengaman beban lebih yang diletakkan
antara kabel fasa sumber dengan kabel fasa pada line up terminal. Jumlah sekring
tergantung jumlah grup dalam suatu instalasi. Sekring berisi fuse yang jika terjadi
trip harus dilakukan penggantian. Pada job ini dipergunakan 3 buah sekring yang
berisi sekring dengan arus nominal 10A.

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 31


n. Saklar Impuls 220V

Gb. 2.7.14
Saklar impuls adalah suatu saklar yang bekerja berdasarkan prinsip kerja
magnet, dimana posisi saklarnya akan berubah setiap impuls bekerja. Lamanya
mengoperasikan dari kontak tekan tidak mempengaruhi sistem kerjanya. Saklar ini
mempunyai dua posisi kontak, off pada impuls kedua dan kontak on pada posisi
pertama.
Dalam mengendalikan (on dan off) suatu lampu menggunakan push button
sebagai control Bantu, dipakai suatu saklar impuls yang bekerja oleh adanya impuls
(sinyal) yang diberikan dari push button. Pada job ini mahasiswa diberikan 1 buah
saklar impuls 220 V.

o. Busbar CU

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 32


Gb. 2.7.15
Busbar Tembaga pada job ini berada di dalam panel, fungsinya sebagai
media penyaluran kabel fasa dan ground dari sumber menuju beban. Busbar
tembaga ada yang pemasangannya menggunakan mata itik serta ada juga yang
hanya dimasukkan ke dalam lubang masukan. Ukuran busbar tembaga ini 3-5 x 15
cm, dalam prakteknya mahasiswa membutuhkan 1 buah busbar tembaga untuk
netral dan 1 buah busbar tembaga untuk ground.

p. Profil G

Gb. 2.7.16
Profil line up terminal berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan line up
terminal. Cara pemasangannya pun harus memperhatikan bagian line up terminal

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 33


yang dipasang. Ketika pemasangannya sudah benar, line up terminal tidak akan bisa
tergeser posisinya. Pada job ini dibutuhkan 2 buah profil untuk line up terminal
dengan ukuran 5 x 10 cm dan 5 x 15 cm.

q. Profil V

Gb. 2.7.17
Secara umum sama seperti profil line up terminal hanya profil ini
difungsikan untuk peletakan fuse dan saklar impuls. Pada job hanya dibutuhkan 1
buah profil dengan ukuran 5x 28 cm.

r. Line Up Terminal

Gb. 2.7.18
Line up terminal berfungsi sebagai tempat keluarnya kabel, kabel dari
sumber masuk ke line up terminal utama kemudian untuk kabel fasa masuk ke fuse
dan untuk kabel netral dan ground masuk ke busbar. Dari busbar dan fuse sebelum
ke beban kabel harus melewati line up terminal terlebih dahulu. Saat memasukkan
kabel pada line up terminal harus dicek terlebih dahulu, apakah sedah benar-benar
tertancap dan tidak bisa lepas, karena jika kabel ini belum rekat masuk ke line up
terminal ini dipastikan elektronnya tidak akan mengalir.
Pada praktek ini line up terminal yang dibutuhkan sebanyak 3 buah untuk
kabel dari sumber dan 13 buah untuk kabel keluaran menuju beban.

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 34


s. OAK

Gb. 2.7.19
Fungsi OAK adalah untuk tembat dudukan bagi APP. Pada OAK terdapat
terminal yang disebut deksel. Pemasangan OAK langsung menempel pada papan
job. Pada job ini dibutuhkan OAK sebanyak 1 buah.

t. Terminal Blok

Terminal blok ini berfungsi sebagai media penyaluran kabel yang


menghubungkan dari sumber ke MCB serta ke panel. Cara memasukkan kabel tidak
perlu menggunakan mata itik seperti pada busbar di panel, hanya perlu
mengendurkan sekrup lalu memasukkan kabel lalu mengencangkan sampat rapat.
Terminal blok berada ditengan tengah OAK seperti yang tertera pada gambar
2.7.19.

u. KWh Meter

KWh meter adalah alat pengukur energi listrik yang mengukur secara
langsung hasil kali tegangan, arus faktor kerja, kali waktu yang tertentu (UI cos)
yang bekerja padanya selama jangka waktu tertentu tersebut. Hal ini berdasarkan
bekerjanya induksi magnetis oleh medan magnet yang dibangkitkan oleh arus
melalui kumparan arus terhadap disc (piring putar) kWh meter, dimana induksi
magnetis ini berpotongan dengan induksi magnetis yang dibangkitkan oleh arus
melewati kumparan tegangan terhadap disc yang sama.

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 35


Koppel putar dapat dibangkitkan terhadap disc karena induksi magnetis
kedua medan magnet tersebut diatas bergeser fasa sebersar 90 derajat satu terhadap
lainnya (azas Ferrari). Hal ini dimungkinkan dengan konstruksi kumparan tegangan
dibuat dalam jumlah besar gulungan sehingga dapat dianggap inductance murni.

v. MCB (Miniature Circuit Breaker)

MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah saklar atau perangkat


elektromekanis yang berfungsi sebagai pelindung rangkaian instalasi listrik dari
arus lebih (over current). Terjadinya arus lebih ini, mungkin disebabkan oleh
beberapa gejala, seperti: hubung singkat (short circuit) dan beban lebih (overload).
MCB sebenarnya memiliki fungsi yang sama dengan sekring (fuse), yaitu akan
memutus aliran arus listrik circuit ketika terjadi gangguan arus lebih. Yang
membedakan keduanya adalah saat terjadi gangguan, MCB akan trip dan ketika
rangkaian sudah normal, MCB bisa di ON-kan lagi (reset) secara manual,
sedangkan fuse akan terputus dan tidak bisa digunakan lagi.
MCB biasa diaplikasikan atau digunakan pada instalasi rumah tinggal, pada
instalasi penerangan, pada instalasi motor listrik di industri dan lain sebagainya.
Prinsip kerja MCB sangat sederhana, ketika ada arus lebih maka arus lebih
tersebut akan menghasilkan panas pada bimetal, saat terkena panas bimetal akan
melengkung sehingga memutuskan kontak MCB (Trip). Selain bimetal, pada MCB
biasanya juga terdapat solenoid yang akan mengtripkan MCB ketika terjadi
grounding (ground fault) atau hubung singkat (short circuit).

w. Kabel NYM

Kabel NYM digunakan untuk menghubungkan dari saklar cahaya


(SELCON) menuju pengawatan di dalam panel. Kode-kode warna yang digunakan
pada selcon itu sendiri adalah Hitam (dihubungkan ke sumber), Merah
(dihubungkan ke beban lampu), Biru (Netral).

x. Kabel NYA

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 36


Gb. 2.7.20

Pada Job Sheet kali ini, kabel NYA digunakan


untuk menyambungkan KWh meter dan OAK menuju ke dalam panel (terminal
input) yang nantinya akan dinyalakan melalui terminal bersama menggunakan
kabel twisted.

y. Kabel NYA 1,5mm2 (Merah,Biru, Hijau-Kuning)

Gb. 2.7.21
Kabel NYA ini digunakan untuk melakukan pengawatan didalam panel
serta pengawatan di dalam pipa PVC yang telah dipasang sesuai dengan diagram
lokasi job sheet.

z. Lasdop

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 37


Gb. 2.7.22
Lasdop berpungsi sebagai penutup sambungan. Agar terhidar dari arus
listrik maka sambungan perlu ditutup dengan menggunakan lasdop. Selain itu juga
digunakan agar antara masing masing sambungan tidak bersinggungan yang dapat
membahayakan. Cara pemasangan lasdop yaitu sambungan yang telah dipilin dan
ditutup dengan benang instalasi atau pita isolasi barulah ditutup dengan lasdop.
Bahan pembuatan lasdop yaitu PVC, plastic dan karet. Pada job ini dibutuhkan
lasdop sebanyak 3 buah.

aa. Benang Instalasi

Gb. 2.7.23

Benang instalasi berfungsi sebagai alat pengikat pada sambungan kabel


yang sudah dipilin (sambungan ekor babi). Penggunaan benang instalasi saat ini
suda tidak popular lagi karena sudah digantikan dengan isolasi pita yang lebih
praktis. Benang instalasi terbuat daru serat ataupun wol. Pemasangan benang
instalasi harus hati hati karina dapat berakibat patal. Kabel instalasi dipasang

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 38


dengan cara membelitkan benang ke kabel yang suda dipilin terlebih dahulu. Pada
job ini dibutuhkan benang isolasi sebanyak 3 helai dengan panjang 15cm.

bb. Connector

Gb. 2.7.24

Connector merupakan bagian yang menghubungkan kabel distribusi dan


kotak APP. Connector mempunyai gigi-gigi yang menancap langsung ke kebel
sebingga taegangan dapat tersalurkan. Cara memasangnya hanya dengan
memasukkan kabel ke lubang yang ada pada connector, kemudian merapatkan mur
yang ada pada bagian atanya dengan pengunci. Perludiperhatikan ketika
merapatkan mur, diusahakan tidak terlalu rapat juga tidak terlalu longgar, batasi
hingga panel teraliri tegangan. Pada job ini dibutuhkan connector sebanyak 2 buah
yaitu untuk Netral dan Fasa.

cc. Sekrup

Gb. 2.7.25

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 39


Merupakan alat yang dipakai untuk menancapkan berbagai perlengkapan
instalasi ke papan job. Jenisnya yang beraneka ragam dirancang ungtuk tujuan
masing-masing. Didisain dengan ukuran yang berbeda-beda agar peralatan yang
ingin dipasang melekat dengan rapat ke papan job. Pada job ini dibutuhkan total
skrup, baik untuk Panel maupun Perlengkapan instalasi sebanyak 4 lusin.

dd. Lampu Pijar

Gb. 2.7.26
Lampu Pijar pada job ini, digunakan sebagai indicator apakah instalasi on
plaster yang telah kita rancang apakah sudah benar maupun sudah benar
penempatan antara fasa dengan netralnya.
ee. Kabel Power

Gb. 2.7.27

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 40


Kabel power di atas, digunakan pada saat minggu evaluasi, yang gunanya
hanya mengecek apakah instalasi yang telah dipasang sudah benar sebelum
selanjutnya dipasang bersamaan menggunakan kabel twisted dan terminal yang
berada di langit-langit ruangan bengkel listrik.

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 41


BAB III
PERENCANAAN PRAKTIKUM

3.1 Ketentuan Umum

1. Rancangan suatu instalasi listrik harus memenuhi ketentuan PUIL dan


ketentuan-ketentuan lain yang ada didalam peraturan.
2. Rancangan suatu instalasi listrik berdasarkan persyaratan dasar yang
ditentukan dan memperhitungkan serta memenuhi proteksi
keselamatan.
3. Sebelum merancang suatu instalasi listrik harus dilakukan penilaian dan
survey lokasi.
3.2 Tujuan Perencanaan

Tujuan perencanaan adalah untuk menyiapkan segala sesuatu yang


diperlukan dalam merealisasikan ide atau gagasan yang akan dicapai berdasarkan
teori pendukung, dengan memperhatikan semua aspek yang berkaitan dengan
perencanaan tersebut.

3.3 Diagram Kerja

Diagram kerja adalah suatu gambar rangkaian dari fungsi kerja suatu sistem
secara menyeluruh sederhana dan mudah dimengerti serta digambarkan
berdasarkan simbol-simbol instalasi listrik.
Diagram jaringan kerja mempunyai dua peranan, yaitu perencanaan proyek
dan evaluasi secara grafik dari kegiatan-kegiatan suatu proyek. Oleh sebab itu
diagram jaringan kerja harus mampu memberi gambaran tentang:
1. Hubungan antar komponen kegiatan
2. Arus operasi mulai dari awal sampai berakhirnya suatu proyek.

3.4 Deskripsi Proyek

Sebelum melaksanakan praktek mahasiswa mendapatkan jobsheet yang


menerangkan tentang aturan-aturan atau langkah-langkah praktikum, yang
penjelasannya sebagai berikut :

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 42


Menggambar dan memahami diagram kerja

Jobsheet yang diberikan dosen berisi tentang diagram kerja job yang akan
dilaksanakan. Dari diagram tersebut mahasiswa sudah dapat memahami
perlengkapan apa saja yang dibutuhkan dalam proyek ini, dapat diketauhi pula
berbagai alat penunjang yang diperlukan dalam pemasangan instalasi pada job ini.
Berikut adalah diagram kerja dari job sheet yang akan kita kerjakan
(Lampiran job sheet pada halaman Berikutnya)
Gambar tersebut yang menjadi pedoman dalam penggambaran rangkaian di
papan nantinya. Tata letak peralatan instalasi pun sudah jelas sampai ukuran dari
tepi papan. Salah satu tujuan dari job ini adalah melatih mahasiswa agar dapat
membaca diagram kerja maka dari itu diakhir praktikum mahasiswa diharapkan
sudah mampu membaca diagram kerja.

Menggambar dan memahami diagram kerja dalam panel

(Lampiran Pengawatan di dalam panel dilampirkan pada halaman


Berikutnya).
Diagram kerja pada panel tersebut dapat menjad acuan dalam instalasi
dalam panel. Gambar kerja didesain hanya untuk memahami kemana jalur kabel,
jika ingin mengetauhi secara detailnya lebih baik jika menggunakan diagram
pengawatan, agar lebih paham berapa jumlah kabel yang akan digunakan.

Menggambar diagram pengawatan dari tiap group instalasi

(Lampiran diagram pengawatan tiap group dilampirkan pada halaman


berikutnya)

Menggambar diagram pengawatan gabungan dari group 1,2 dan 3 tanpa


box panel

(Lampiran diagram pengawatan gabungan dari group 1,2 dan 3 akan


dilampirkan pada halaman berikutnya)

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 43


Menggambar diagram pengawatan di dalam box panel

(Lampiran diagram pengawatan box panel, akan dilampirkan pada halaman


berikutnya berurutan dengan poin-poin sebelumnya)

Menggambar diagram pengawatan gabungan dari group 1,2 dan 3 serta


diagram pengawatan di dalam box panel (dalam satu gambar)

(Lampiran diagram pengawatan gabungan seluruhnya, akan dilampirka di


halaman berikutnya)

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 44


BAB IV
PROSES PENGERJAAN

4.1 Prosedur dan Langkah Kerja


1. Sebelum melakukan proses pengerjaan Instalasi Listrik On Plaster,
sebaiknya menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti masker untuk
menghindari masuknya debu kapur ke dalam tubuh
2. Mepersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengerjaan
instalasi. Seperti :
Papan kayu dengan ukuran 122cm x 122cm
Kapur tulis untuk membuat sketsa
Penggaris besi panjang (100 cm) untuk mempermudah pengerjaan
sketsa
Amplas halus, untuk membersihkan bekas-bekas sketsa yang sudah
lama/ masih membekas.
3. Melakukan Tahapan Pertama, yakni membuat sketsa gambar sesuai
dengan diagram kerja yang telah terlampir pada jobsheet dengan ukuran-
ukuran yang telah ditentukan pada diagram kerja tersebut.

Gb. 4.1.1
4. Berikutnya adalah, setelah proses membuat sketsa gambar, mulailah kita
memasangkan komponen-komponen instalasi listrik penerangan. Langkah
ini di dahulukan dengan tujuan, agar kita dapat mudah memperkirakan
panjang pipa yang akan digunakan pada proses pemipaan.

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 45


Gb 4.1.2
5. Berikutnya adalah proses pemipaan, dalam job sheet kali ini, tidak
diberika ELBOW untuk penyikuan pipa, namun kita menggunakan heater
dengan daya 1000W yang berguna untuk memanaskan pipa.
6. Pada saat memansakan pipa, sudut yang dihasilakn pada proses pemipaan
adalah 90 derajat atau dengan kata lain kita dapat membuat sudut siku
pada pipa tanpa harus menggunakan ELBOW.

Gb 4.1.3

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 46


7. Setelah proses pemipaan, selanjutnya menge-klem pipa-pipa tersebut
dengan klem pipa PVC 5/8 yang berguna untuk, pada saat pengawatan di
dalam pipa, pipa tidak lepas Karena tarikan dari kabel-kabel yang
dimasukkan kedalam pipa tersebut.
8. Selanjutnya, dalam proses pengawatan kita mulai mengawati tiap tiap
group terlebih dahulu, yakni pengawatan pada group 1 terlebih dahulu,
lalu group 3. (group 2 dilewati Karena tidak melalui proses pemipaan)
9. Selanjutnya kita mulai memasang komponen yang ada pada group 2, yakni
saklar cahay (LDR) dan kabel NYM. Pada group 2 ini tidak melalui proses
pemipaan, hanya menggunakan kabel NYM dan Saklar Cahaya (LDR).
Untuk mempertahankan posisi kabel NYM pada sketsa yang telah
digambar, digunakan Klem kabel NYM 10mm agar kabel NYM terlihat
rapi,lurus, memiliki estetika. (6 prinsip dasar instalasi listrik)
10. Selanjutnya adalah pemasangan box panel pada tempat yang telah
disediakan

Gb 4.1.4

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 47


11. Setelah pemasangan box panel, kita mengeluarkan isi dari box panel
tersebut yang berisi profil G, profil V serta Busbar CU

Gb 4.1.5
12. Lalu, mulai memasangkan komponen yang nantinya aka nada di dalam
box panel, yaitu:
3 fuse / sekring sebesar 10A
Line up terminal sejumlah 13 terminal (10 pada terminal out going,
3 pada terminal incoming)
Impuls switch/ saklar impuls

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 48


Gb. 4.1.6
13. Setelah memasang komponen dalam panel box, selanjutnya melakukan
pengawatan kabel serta pemberian identitas pada tiap line up terminal dan
fuse, untuk memudahkan pengerjaan pengawatan yang sesuai dengan
jobsheet
14. Memasangan kembali papan box panel yang telah dikawati kedalam box
panel untuk dihubungkan dengan kabel yang menghubungkan ke tiap tiap
group dari instalasi tersebut

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 49


Gb 4.1.7
15. Melakukan cek tanpa beban ( cek kontinuitas instalasi) apakah instalasi
yang dipasang sudah sesuai/ memenuhi syarat dalam artian tidak ada
masalah baik pengawatan di dalam pipa maupun pengawatan di dalam
panel. Untuk mengeceknya menggunakan multimeter (ohm meter).
(Lampiran table kontinuitas akan dilampirkan pada halaman berikutnya)
16. Setelah melalui proses pengecekan tanpa beban hasil akhir dari proses ini
adalah seperti gambar berikut

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 50


Gb 4.1.8
17. Selanjutnya, dosen pembingbing akan melakukan evaluasi sampai sejauh
ini berdasarkan table kontinuitas yang telah kita lakukan proses pengecekan
sebelumnya. Dengan menghubungkan terminal incoming dengan kabel
power dan dihubungkan pada kotak kontak yang ada pada bangku kerja,
maka dihasilkan gambar seperti berikut

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 51


Gb. 4.1.9
Dari gambar diatas, telah disimpulkan bahwa rangkaian instalasi yang telah
dipasang sampai sejauh ini adalah benar.
18. Setelah melakukan evaluasi, pada minggu berikutnya mulai memasang
KWh meter, namun terlebih dahulu memasang OAK.

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 52


Gb. 4.1.10
19. Setelah memasang OAK, selanjutnya kita melakukan pengawatan pada
KWh meter berdasarkan jobsheet yang telah diberikan. (Lampiran
pengawatan akan dilampirkan pada halaman berikutnya)
20. Setelah KWh meter terpasang, selanjutnya memasang APP enuju terminal
yang ada di langit-langit bengkel listrik dengan menggunakan APD seperti
helm keselamatan kerja dan sarung tangan untuk sentuhan langsung

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 53


Gb. 4.1.11 (contoh yang benar adalah sebelah
kanan)
21. Menghitung berapa rupiah yang harus dibayarkan selama satu bulan dengan
selang waktu pembebanan 10 menit (Perhitungan akan dilampirkan pada
halaman berikutnya)
22. Pengerjaan selesai

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 54


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Sebelum memasang sebuah instalasi yang perlu dilakukan adalah membuat
diagram kerja instalasi yang akan dikerjakan. Memahami gambar diagram
serta menentukan kebutuhan bahan. Memperhatikan keselamatan kerja
seperti memakai sepatu safety dan helm proyek perlu diperhatikan untuk
menhindari kecelakaan kerja.
2. Cara membuat pipa siku bila tidak disediakan L bow adalah dengan cara
memanaskan Pipa yang akan dibengkokkan yang tentu sebelumnya telah
ditandai. Setelah pipa melunak segera masukkan kabel NYM 9mm sebagai
media pembantu untuk membengkongkan pipa. Tarik sambil tekuk
permukaan pipa sesuai standart, yaitu 90 derajat.
3. Cara mengetauhi apakah pemasangan sambungan kita sudah epat atau
belum adalah dengan menyambungkan kedua ujung dengan voltmeter. Jika
kedua ujung sudah berhubungan akan timbul beda potensial sehingga jarum
penunjuk akan menyimpang.
4. APP merupakan singkatan dari Alat Pengukur dan Pembatas. Karena pada
alat ini bukan hanya terdiri dari kWh meter yang berfungsi sebagai alat
pengukur daya nyata. Namun juga terdapat komponen MCB yang
merupakan alat pembatas arus lebih
5.2 Saran
1. Sebaiknya sebelum memberikan pinjaman alat, pihak bengkel memeriksa
terlebih dahulu setiap peralatan yang dipinjamkan, tidak jarang mahasiswa
dipinjami peralatan yang kurang layak pakai sehingga dalam proses
pengerjaan mahasiswa harus menukarkan alat yang kurang layak tersebut.
2. Sabaiknya penilaian dilakukan tiap tahap, agar dosen mengetauhi secara
pasti bagaimana kinerja mahasiswa.
3. Sebaiknya dosen lebih sering berada di dalam ruang bengkel untuk
mengontrol kegiatan mahasiswa. Jika langkah mahasiswa ada yang kurang
tepat dapat meluruskan, jika mahasiswa mengalami kesulitan dapat segera
memberikan bantuan.

LAPORAN BENGKEL LISTRIK 55


LAPORAN BENGKEL LISTRIK 56

Anda mungkin juga menyukai