Anda di halaman 1dari 6

15.

MEMPERKUAT RINCIAN BAR DAN PENEMPATAN BETON DALAM KOLOM


Tampak Atas 12cm Beton campuran : 1 semen : 2 pasir :3 kerikil

r.c. kolom Campuran beton


behel min. Ø 8 mm
jarak < 15 cm
Bekisting Besi tulangan
2/20 cm min.Ø10mm 1 pc (semen) 2 pasir 3 kerikil
tambahkan air secukupnya.
Ketebalan beton 1,5 cm
Ketebalan beton 2,5cm Diharapkan min. Kekuatan tekan dari
campuran beton
1 pc : 4 pasir dari sumbu dari tualangan utama beton = 150 kg / cm
Dinding
Bata Detail Tulangan
40D 40D

r.c. balok
Besi balok tulangan Besi tulangan kolom
4Ø10-12mm 4Ø10-12mm
Balok behel min. Ø8mm
10 cm Tulangan kolom min. Ø8mm
jarak < 15 cm
jarak < 15 cm
12 cm
tulangan besi balok sloof
4Ø10-12mm Behel balok sloof min.
semua bekisting harus dibuat Balok Sloof
Ø8mm jarak < 15 cm
sesuai & seharusnya tidak
digunakan papan acak

pasak 4/6 cm
40D 40D

19

15. A.I. MENEMPATKAN BETON DALAM KOLOM II. FASE I MENEMPATKAN BETON DALAM KOLOM SETELAH
SECARA SIMULTAN DENGAN DINDING BATA MEMBANGUN SETENGAH DINDING BATA
Jangkar min. Ø10mm,
Batang penguat kolom disokong oleh kayu panjang > 40cm
menguatkan untuk mencegah membungkuk setiap 6 lapis bata
Tinggi dinding setengah

dinding setengah bata


1 dilengkapi dengan tepi bergigi
2 untuk diisi dengan beton
Besi Tulangan kolom
Tulangan
1/4 1/4
/behel

kolom kolom dengan dinding bata tepi


Penjepit kayu lurus bergigi
4/6 cm
3 Permukaan batu bata kasar
dipersimpangan kolom
Tinggi dinding setengah

1 1/2
penahan 4/6 cm dipaku ke
bekisting
Bekisting setengah dinding

Kayu
Permukaan batu bata penyokong
kasar dipersimpangan
kolom
Pengawetan:
dinding bata & beton harus
disemprotkan secara berkala
pasak 4/6 cm

20
II. FASE I MENEMPATKAN BETON DI KOLOM SETELAH III. FASE II MENEMPATKAN BETON DALAM KOLOM
DINDING SETINGGI SETENGAH DINDING
Bekisting didirikan
1 untuk tinggi dinding
2
4

tinggi dinding
kedua

bata kedua
menuang beton setelah
Tinggi dinding setengah

tinggi dinding
setengah tinggi dinding

bata kedua
bata didirikan menuang beton
setelah tembok
bata selesai

5
untuk memadatkan
beton, batang baja
12mm digunakan

tinggi dinding
untuk memadatkan & Bekisting dapat

bata kedua
palu kayu untuk dilepas minimal
tinggi setengah dinding

mengetuk sisi mal 3 hari setelah


kerja menuangkankan
beton

3 4
Palu pemukul

Pengawetan:
dinding bata & beton kolom lurus kolom dengan bergigi
harus disemprotkan Catatan: menuang beton dinding bata tepi
secara berkala dilakukan sekali jalan &
TIDAK DI BERTAHAP

21

15.B.I. MENEMPATKAN BETON DALAM KOLOM II. MENEMPATKAN BETON RENDAH III. MENEMPATKAN BETON ATAS
DITAHAP SEBELUMNYA UNTUK BATU BATA SETENGAH DARI KOLOM SETENGAH DARI KOLOM

jangkar min. Ø10mm,


jarak > 40cm Bekisting dapat dilepas
setiap 6 lapis bata minimal 3 hari setelah
menuangkankan beton

Besi tulangan kolom


min.Ø 10mm Catatan: kolom
didukung pada 4 sisi Pengawetan:
untuk menjamin dinding bata & beton
Bekisting
didirikan penuh kekokohan selama harus disemprotkan
tinggi di 3 sisi pemasangan beton. secara berkala

Bekisting didirikan
tinggi setengah dinding

untuk memadatkan
setinggi setengah
Palu pemukul beton, batang baja 12mm
kolom
digunakan untuk
Penguat 4/6 cm dipaku memadatkan & palu kayu
untuk membentuk tiang untuk mengetuk sisi mal
kayu Tiang kerja
4/6 cm
kerja Penguat 4/6 cm
untuk mendukung
bekisting

Catatan: menuang beton


dilakukan sekali jalan &
TIDAK DI BERTAHAP

22
15.C. MENEMPATKAN BETON SELURUHNYA SETINGGI
KOLOM SEBELUM BATA DILETAKKAN

Catatan: kolom
didukung pada 4 sisi
untuk menjamin to compact the concrete,
kekokohan selama a steel rod �
12mm is used
pemasangan beton. to tramp & a club
hammer to tap the sides

jangkar min. Ø10mm,


jarak > 40cm
setiap 6 lapis bata

Penguat 4/6 cm untuk club hammer


mengikat bekisting (ketika
diperlukan, jumlah
menguatkan bisa
ditambahkan)

Kayu penguat
4/6 cm untuk
mendukung Bekisting didirikan
bekisting setinggi kolom & siap Bekisting dapat
untuk memasukkan beton dilepas minimal 3
hari setelah
Pengawetan: menuangkankan
dinding bata & beton beton
harus disemprotkan
secara berkala

Catatan: menuang beton dilakukan sekali jalan & TIDAK DI BERTAHAP

23

16. DETAIL SAMBUNGAN DAN PENEMPATAN BALOK BETON


Campuran beton:
kayu 5/7 cm setiap 1m
1 semen : 2 pasir : 3 kerikil
Campuran Beton:
Kayu penyebar 2/3 cm
setiap 1m behel min. Ø 8mm
pengunci 5/7 cm setiap jarak < 15 cm 1 pc (semen) 2 pasir 3 kerikil
50cm (jika dianggap perlu) Campuran yang benar;
20cm

Besi tulangan
Kawat pengikat tambahkan air dengan tepat.
min.Ø 10mm
balok beton bertulang Diharapkan min. kuat tekan
kayu 5/7 cm beton = 150 kg / cm2
susuk 7cm penutup beton 2,5cm
kayu 5/7 cm dari sumbu tulangan utama
12cm Besi tulangan min.Ø 10mm
selubung 2cm Dinding bata
Besi tulangan min.Ø 10mm
permukaan beton harus diratakan Behel min. Ø 8mm
jarak < 15 cm
bahan pelapis 2cm
Pengunci 5/7 cm setiap 50cm
(jika dianggap perlu)
Kawat pengikat
susuk 7cm
kayu 5/7 cm
Kayu penyebar 2/3 cm behel min.Ø 8mm
setiap 1m Besi tulangan min.Ø 10mm jarak < 15 cm
kayu 5/7 cm setiap 1m
Pengawetan:
Kayu 5/7 cm dinding bata & beton
Dinding bata harus disemprotkan
kolom beton bertulang secara berkala

24
17. RANGKA ATAP KAYU KAYU
gording 6/12 cm
Kayu penguat untuk Pin kayu min. Ø 10mm
mengikat rangka
lempengan besi 4.40 mm /
6/12 cm
papan 20.100 mm
baut min. Ø 10 mm

8/12 cm
baut min. Ø 10 mm

gording 6/12 cm
klem baja 4.40 mm

r.c. balok12/20 cm

kolom
12/12 cm

8/12 cm
gording
6/12 cm
Sepatu gording

alat untuk memutar jangkar


yang dibuat dari pipa besi
baut min. Ø 10 mm galvanis>3 "dengan 2 lubang.
lempengan besi 4.40 mm / jangkar min. Ø 10mm, panjang
baut min. Ø 10 papan 20.100 mm >40cm
mm
25

18. DINDING PELANA


Besi tulangan min. Ø 10mm

Besi behel min. Ø8mm


jarak < 15 cm

Besi behel min. Ø 8mm


40d 40d jarak < 15 cm
Besi tulangan min. Ø 10mm

26
19. PENUTUPAN ATAP Penutup
Penutup nok
nok nok 6/12 cm
Lembaran atap sekrup
galvanis
gording 6/12 cm
Sepatu gording
Rangka atap
8/12 cm

sekrup
Lembaran atap Lembaran atap
galvanis galvanis

sekrup

gording 6/12 cm

Sepatu gording gording 6/12 cm


Lisplang 2/25 cm Sepatu gording
Kaki kuda-kuda balok fascia
8/12 cm Rangka atap 8/12 cm
6/12 cm
Lembaran atap
Keuntungan dari atap
galvanis
galvanis:
- Ringan + Rangka atap
8/12 cm
- Mudah dipasang Ring pengering gording 6/12 cm
Sepatu gording
penutup atap siap
sekrup untuk digunakan Lisplank
2/25 cm

27

REFERENSI
[1] Boen, T., “Reconstruction of Houses in Aceh, Seven Months after the Earthquake dan Tsunami, Dec 26, 2004.” ICUS Conference, Singapore,
2005.
[2] Boen, T., “Nias / Simeulue Earthquake March 28, 2005.” EERI Journal, Vol.39, 2005.
[3] Boen, T. and Jigyasu, R., “Cultural Considerations for Post Disaster Reconstruction Post-Tsunami Challenges.” UNDP Conference, 2005.
[4] Boen, T., “Membangun Rumah Tembokan Tahan Gempa”, 2005.
[5] Boen, T., “Sumatra Earthquake, 26 December 2004.” Special Report ICUS, 2005.
[6] Boen, T., “Earthquake Resistant Design of Non-Engineered Buildings in Indonesia.” EASEC Conference, Bali, Indonesia, 2003.
[7] American Concrete Institute, ACI 318-02, 2002.
[8] Boen, T., “Earthquake Resistant Design of Non Engineered Buildings in Indonesia.” EQTAP Conference, Kamakura, 2001.
[9] Boen, T., “Earthquake Resistant Design of Non Engineered Buildings in Indonesia.” EQTAP Conference, Bali, 2001.
[10] Boen, T., et. al., “Post Earthquake Disaster Relocation: Indonesia's Experience.” APEC Conference, Taiwan, 2001.
[11] Boen, T., “Impact of Earthquake on School Buildings in Indonesia.” EQTAP Conference, Kobe, Jepang, 2001.
[12] Boen, T., “Disaster Mitigation of Non Engineered Buildings in Indonesia.” EQTAP Conference, Manila, 2001.
[13] Boen, T., Gempa Bumi Bengkulu: Fenomena, dan Perbaikan / Perkuatan Bangunan (Berdasarkan Hasil Pengamatan terhadap Bangunan-
Bangunan yang Rusak akibat Gempa Bumi Bengkulu, 4 Juni 2000), 2000.
[14]
Fanella, David A., Seismic Detailing of Concrete Buidings, Portland Cement Association, 2000.
[15]
Tomazevic, Miha, Earthquake Resistant Design of Masonry Buildings, Imperial College Press 1999.
[16]
Pande, et. al., Computer Methods in Structural Masonry, Proceeding 4th International Symposium on Computer Methods in Structural Masonry,
[17] 1998.
Boen, T., Bencana Gempa Bumi: Fenomena, Akibat, dan Perbaikan / Perkuatan Bangunan yang Rusak (Berdasarkan Hasil Pengamatan terhadap
[18] Bangunan-Bangunan yang Rusak akibat Gempa Bumi Biak, 17 Februari 1996), 1996.
[19] Shah, H., and Boen, T., Probabilistic Seismic Hazard Model for Indonesia, 1996.
[20] Kicklighter, Modern Masonry: Brick, Block, Stone, Goodheart-Wilcox Publisher, 1996.
Boen, T., Manual Perbaikan dan Perkuatan Bangunan yang Rusak akibat Gempa Bumi (Berdasarkan Hasil Pengamatan terhadap Bangunan yang
[21] Rusak akibat Gempa Bumi Kerinci, 7 Oktober 1995), 1995.
[22] Boen, T., Earthquake Hazard Mitigation in Developing Countries, the Indonesian Experience, 1994.
[23] Boen, T., Manual Perbaikan Bangunan yang Rusak akibat Gempa Bumi (Hasil Survey Gempa Lampung Barat, 16 Februari 1994), 1994.
Boen, T., Anjuran Perbaikan Detail Struktur Bangunan Sederhana yag Rusak akibat Gempa Bumi (Hasil Surey Gempa Bumi Halamahera, 21-1-
[24] 1994) , 1994.
[25] Boen, T., Manual Perbaikan Bangunan Sederhana yang Rusak akibat Gempa Bumi Flores, Desember 1992.
[26] Pauley & Priestley, Seismic Design of Reinforce and Masonry, John Wiley & Sons, Canada, Ltd, 1992.
Brett, Peter, Formwork and Concrete Practice, Heineman Professional Publishing, 1988.

28
[27] Curtin, Shaw, Beck, Structural Masonry Designers Manual, BSP Professional Books, 1987.
[28] IAEE Committee on Non-Engineered Construction, Guidelines for Earthquake Resistant Non-Engineered Construction, The International Association
for Earthquake Engineering, 1986.
[29] CIB/W-73, “Small Buildings and Community Development.” Proceedings, International Conference on Natural Hazards Mitigation Research and
Practice, 1984. Boen, T., Manual Bangunan Tahan Gempa (Rumah Tinggal), 1978. National Science
[30] Foundation, Earthquake Resistant Masonry Construction: National Workshop, 1977. Sharma, S.K. dan
[31] Kaul, B.K., A Text Book of Building Construction, S. Chand dan Co. (Pvt) Ltd., 1976. Fintel, Mark,
[32] Handbook of Concrete Engineering, Van Nostrand Reinhold, 1974. Neville, A.M., Properties of
[33] Concrete, Pitman Publishing, 1973. Sahlin, Sven, Structural Masonry, Prentice-Hall, Inc., 1971.
[34] Unesco, Reinforced Concrete, an International Manual, Butterworths, 1971.
[35] Boen, T., Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Tahan Gempa, 1969. Portland Cement Association, Concrete Technology,
[36] Student Manual, D.B. Taraporevala Sons dan Co. Private Ltd,. 1969. Rooseno, Beton Tulang, Pembangunan Djakarta,
[37] 1954.
[38]
[39]

WORLD SEISMIC SAFETY INITIATIVE

TEDDY BOEN

29

Anda mungkin juga menyukai