Metode
Manusia
Belum terpadu dengan program Belum aktifnya posyandu
lain seperti PTM dan Lab remaja dan kader-kader
remaja sehat yg sudah
dibentuk
Kurangnya tenaga terlatih
Pelayanan kesehatan remaja
belum sesuai dengan SOP Keterbatasan buku pedoman,
alat peraga dan lembar balik
Kompetensi tenaga kurang pelayanan kesehtan remaja
Penjaringan remaja
beresiko belum dilakukan
di semua tingkat sekolah
Pelayanan
Kesehatan
Remaja belum
Pengetahuan remaja kurang tercapai hanya
Administrasi tidak JKN
lengkap Alkes 32,37% dari
Pendukung Jadwal kegiatan pelayanan
kesehatan remaja berbenturan target 89%
tidak Lokasi ke Faskes Jauh
lengkap dengan jadwal kegiatan sekolah
ADD seperti jadwal ujian dan libur
Sarana lab untuk semester
remaja belum ada
BOK
Kurangnya peran serta Masih ada sekolah yang
steakholder jauh jangkauannya
Sarana Dana
Jalan yang rusak
40
Lingkungan
Lampiran Fish Bone Lansia
Manusia Metode
Belum adanya kader
lansia yang terlatih
Jumlah lansia
umur ≥ 70 tahun
yang dibina / yang
Pengetahuan lansia kurang mendapat
Administrasi belum JKN
lengkap Alkes pelayanan ( 14,76)
Pendukung Kurangnya minat para lansia ke
tidak posyandu lansia Lokasi ke Faskes Jauh
lengkap
ADD
Terbatasnya stik lab
pemeriksaan untuk
BOK
lansia
Kurangnya peran serta Kurangnya dukungan
steakholder keluarga
Sarana Dana
Akses jalan yang sulit
41
Lingkungan
Lampiran Fish Bone TB Paru
EKONOMI PENDIDIKAN
Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada
umumnya berkaitan erat dengan berbagai masalah Belum maksimalnya tingkat pendidikan yang
kesehatan karena ketidakmampuan masyarakat berkaitan erat dengan kurangnya pengetahuan
untuk memenuhi kebutuhan gizi, pemukiman dan faktor resiko dan pencegahan penyakit TB
lingkungan sehat, paru
Pendidikan formal yang tidak cukup
Tuntutan hidup yang semakin meningkat tidak memberikan pengetahuan mengenai penyakit
sesuai dengan rendahnya penghasilan Tuberculosis paru
keluarga.
Belum maksimalnya tingkat pendidikan
mempengaruhi respon dan daya tangkap
Rendahnya pendapatan mengakibatkan
terhadap informasi tentang penyakit
kurangnya kemampuan keluarga binaan
tuberculosis paru
untuk mendapatkan fasilitas kesehatan
Kurangnya sarana dan prasarana sebagai Kurangnya minat atau keinginan untuk Kebiasaan membeli obat warung dan berobat ke
sumber informasi mengenai penyakit mencari tahu dari masyarakat mengenai tempat lain yang bukan fasilitas kesehatan TUBERKULOSIS
tuberculosis paru penyebab dan gejala penyakit TB paru.
Lingkungan yang padat menciptakan pola PARU
Kurang tersedianya tenaga kesahatan yang hidup yang saling mempengaruhi dan
mampu turun ke lapangan untuk memberikan Kurangnya kepatuhan dalam pengobatan pada
mengikuti kebiasaan-kebiasaan antara
penyuluhan penderita TB paru
masyarakat yang satu dengan yang lain
Kurang tersedianya media informasi Adanya riwayat batuk lama yang tidak Adanya kebiasaan buruk pada saat batuk
(pamflet, brosur, atau poster) mengenai diobati dikarenakan minimnya dan membuang dahak karena
pengetahuan tentang penyakit pengetahuan akan gejala penyakit pengetahuan akan bahaya penyakit
tuberculosis paru tuberculosis paru. tuberculosis paru kurang
42
Masalah 1: Pelayanan Klinik Sanitasi
METODE ORANG
Kurangnya pengetahuan
R masyarakat tentang
pentingnya klinik sanitasi
Kurangnya koordinasi
dengan lintas program/ Belum ada Kurang sosialisasi
poli pelayanan jadwal khusus petugas tentang klnik
untuk kegiatan sanitasi
ini
Cakupan
Pelayanan Klinik
Sanitasi
Tidak ada
Alat konseling
klinik sanitasi
ALAT
43
Masalah 2 : Cakupan Rumah Sehat
METODE ORANG
Belum ada sosialisasi tentang rumah sehat
Belum ada jadwal khusus
untuk kegiatan ini
Peran kader kesling
belum maksimal
Kurangnya advokasi
dengan linsek tingkat
Desa
Cakupan IKL
Rumah Sehat
44
Lampiran Fish Bone Kesehatan Jiwa
Manusia Metode
Cakupan penduduk
usia 15 Tahun Keatas
dengan resiko
masalah kesehatan
jiwa yang mendapat
Adminstrasi pencataan JKN skrining (0%)
belum lengkap Kurangnya pengetahuan jiwa
Belum
Lokasi ke Faskes Jauh
adanya
lembar
SRQ
BOK
Kurangnya peran serta lintas Kurangnya dukungan
sektor keluarga
Sarana Dana
Akses jalan yang sulit
45
Lingkungan