Anda di halaman 1dari 5

TATA TERTIB SIDANG

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN


GERAKAN PRAMUKA SMPN 1 CICALENGKA
GUGUS DEPAN 21.095 – 21.096
KEPENGURUSAN 2021-2022

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pengertian
1. Tata Tertib Sidang adalah seperangkat peraturan yang digunakan untuk mengatur berjalannya
proses persidangan Laporan Pertanggungjawaban Kepengurusan Periode 2021-2022 agar sidang
dapat berjalan dengan tertib dan lancar.
2. Sidang Laporan Pertanggungjawaban Kepengurusan Periode 2021-2022 adalah forum
pembahasan, penetapan laporan, dan penilaian Laporan Pertanggungjawaban Kepengurusan
Periode 2021-2022.
3. Panitia Sidang adalah penyelenggara Sidang Laporan Pertanggungjawaban Kepengurusan
Periode 2021-2022.
4. Presidium Sidang adalah perangkat sidang yang bertugas untuk memimpin jalannya Sidang
Laporan Pertanggungjawaban Kepengurusan Periode 2021-2022.
5. Peserta Sidang adalah pihak yang hadir dalam Sidang Laporan Pertanggungjawaban
Kepengurusan Periode 2021-2022.
6. Sanksi adalah sebagai hukuman atas terjadinya pelanggaran terhadap tata tertib persidangan.
Pasal 2
Pelaksanaan
1. Nama kegiatan ini adalah "Laporan Pertanggungjawaban Kepengurusan Periode 2021-2022".
2. Sidang Laporan Pertanggungjawaban ini dilaksanakan pada hari Rabu, 8 Juni 2022 Pukul 12.00
WIB di SMPN 1 Cicalengka.
BAB II
PESERTA SIDANG DAN PENINJAU SIDANG
Pasal 3
1. Peserta Sidang adalah seluruh Anggota Pramuka SMPN 1 Cicalengka yang terdiri dari:
a. Seluruh Anggota Pramuka Kelas 9.
b. Seluruh Anggota Pramuka Kelas 8.
c. Seluruh Anggota Pramuka Kelas 7.
2. Peninjau Sidang terdiri dari:
a. Pembina Putra.
b. Pembina Putri.
c. Pembantu Pembina Putra.
d. Pembantu Pembina Putri.
3. Tamu Undangan
a. Alumni Pramuka SMPN 1 Cicalengka
Pasal 4
Hak Peserta Sidang dan Peninjau Sidang
1. Peserta Sidang
a. Mengikuti proses persidangan.
b. Menyampaikan usul, saran, dan kritik selama persidangan.
c. Memiliki hak berbicara dan suara untuk memilih.
2. Peninjau Sidang
a. Mengikuti proses persidangan
b. Menyampaikan usul, saran, dan kritik selama persidangan.
c. Memiliki hak berbicara
3. Tamu Undangan
a. Mengikuti proses persidangan
Pasal 5
Kewajiban Peserta atau Peninjau Sidang
1. Peserta dan peninjau mengikuti proses persidangan dengan tertib.
2. Peserta dan peninjau menjaga suasana agar tetap kondusif.
3. Peserta dari anggota kelas 7, 8, dan 9 mengenakan pakaian pramuka lengkap.
4. Peserta dan peninjau menghormati pimpinan sidang dan peserta sidang yang lain
5. Peserta dan peninjau meminta persetujuan pimpinan sidang apabila hendak menggunakan hak
bicara.
BAB III
SANKSI
Pasal 6
1. Peserta yang melanggar ketentuan tata tertib sidang akan dikenakan sanksi.
2. Mekanisme penjatuhan sanksi akan dilakukan oleh pimpinan sidang.
3. Penilaian terhadap jenis pelanggaran dilakukan oleh forum dengan panduan pimpinan sidang.
4. Tahapan-tahapan sanksi:
a. Pemberian peringatan pertama terhadap peserta sidang yang dinilai melanggar tata tertib
persidangan.
b. Pemberian peringatan kedua dan pencabutan hak suara dari peserta sidang yang
bersangkutan.
c. Pemberian peringatan ketiga.
d. Dikeluarkan dari ruangan sidang oleh pimpinan sidang.

BAB IV
PRESIDIUM SIDANG
Pasal 7
1. Persidangan dipimpin oleh 3 Presidium Sidang, yang terdiri dari:
a. Presidium 1 bertugas memimpin jalnnya sidang.
b. Presidium 2 bertugas membantu Presidium 1.
c. Presidium 3 bertugas sebagai notulen.
2. Pada tahap persidangan, sidang dipimpin oleh Presidium Sidang tetap.
Pasal 8
Tugas
1. Memimpin proses Persidangan sesuai dengan tata tertib persidangan.
2. Bertanggung jawab atas kelancaran jalannya persidangan.
3. Menetapkan setiap hasil keputusan yang dicapai dalam persidangan.
4. Menjadi penanggungjawab terhadap setiap keputusan yang dihasilkan dalam persidangan.
Pasal 9
Wewenang
1. Mengatur proses persidangan agar dapat berjalan dengan tertib dan lancar.
2. Memberikan perintah dan mendelegasikan penugasan kepada panitia demi kelancaran sidang.
3. Memberikan peringatan dan menjatuhkan sanksi kepada peserta sidang yang melanggar tata
tertib sidang, seperti:
4. Memotong dan memberhentikan pembicaraan, usul, saran maupun pendapat Peserta sidang
yang dianggap sudah melenceng dari substansi pembicaraan.
5. Memberikan masukan atau menyimpulkan berbagai macam pertanyaan dan pendapat dari
peserta sidang.
6. Memberhentikan sidang untuk sementara waktu dan/atau selamanya dengan persetujuan
forum.
7. Memerintahkan peserta sidang untuk meninggalkan meja siding apabila telah diberikan
peringatan sebanyak 3 kali dalam persidangan.

BAB V
KETUKAN PALU SIDANG
Pasal 10
1. Satu kali Ketukan
a. Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang.
b. Mengesahkan keputusan poin perpoin (keputusan sementara).
c. Menskorsing dan mencabut kembali skorsing yang waktunya tidak terlalu lama sehingga
peserta tidak perlu meninggalkan tempat sidang.
d. Mencabut kembali atau membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.
e. Memberi peringatan kepada peserta sidang.
2. Dua kali Ketukan
a. Menskorsing atau mencabut kembali skorsing dalam waktu yang cukup lama.
3. Tiga kali ketukan
a. Membuka atau menutup sidang secara resmi.
b. Mengesahkan keputusan final atau akhir sidang.
4. Ketukan berulang-ulang
a. Menenangkan peserta sidang atau forum.
BAB VI
SKORSING
Pasal 11
1. Skorsing Sidang dilakukan oleh Presidium Sidang dengan:
a. 2 × 2 menit untuk dikusi sementara para pemimpin sidang.
b. 2 × 5 menit untuk diskusi para pemimpin sidang jika pemimpin sidang merasa bingung
dalam menentukan keputusan dan/atau terdapat keputusan yang keliru dan perlu diubah.
c. 3 × 15 menit untuk istirahat dan beribadah shalat jika waktu shalat berada pada pertengahan
waktu persidangan.
d. 1 × 5 menit untuk menenangkan suasana sidang jika suasana sidang tidak kondusif.

BAB VII
QUORUM
Pasal 12
1. Persidangan bisa dilaksanakan dan menghasilkan suatu keputusan apabila telah memenuhi
quorum.
2. Sidang dianggap sah jika dihadiri oleh (35% + 1) dari jumlah peserta yang terdaftar dari
kehadiran panitia.
3. Apabila ayat 2 tidak terpenuhi maka sidang ditunda selama 5 menit dan selanjutnya keputusan
diambil secara mufakat.

BAB VIII
KEPUTUSAN
Pasal 13
1. Keputusan dalam persidangan diambil berdasarkan musyawarah mufakat.
2. Apabila ayat 1 tidak terpenuhi maka keputusan diambil dengan proses negoisasi selama 2 × 10
menit.
3. Apabila ayat 2 tidak terpenuhi maka sidang ditunda selama 5 menit dan selanjutnya dianggap
telah memenuhi jumlah peserta sidang.
4. Mekanisme pengambilan keputusan tersebut berlaku secara umum dalam proses persidangan,
kecuali jika ada mekanisme tertentu yang mengatur secara khusus.

Anda mungkin juga menyukai